Pages - Menu

Tuesday, January 27, 2015

Sinopsis Kill Me Heal Me Episode 3 Part 2

Ketika Ri Jin membuka matanya kembali bukan wajah Do Hyun yang ia lihat melainkan wajah Ri On yang menatapnya khawatir, "Ri Jin, kau sudah sadar?. Kau tahu kau ada di mana?". Ri Jin mengedarkan pangangannya melihat sekeliling. Ia langsung bangkit teringat sesuatu.

"Ri On, kau tidak terluka?".

"Seharusnya siapa yang harus kau khawatirkan, bodoh!. Aku sudah menemukan lokasi mereka kabur, tapi kau tidak ada di sana dan pabriknya terbakar. Kau tahu betapa khawatirnya aku?".

Ri Jin menghela napas tersenyum lega, itu bearti Ri On memahami kode yang ia berikan.

Ri On : Kasus Pembunuhan Omega -3. Bab 3. Menceritakan seorang pelaut yang membawa narkoba, menculik seseorang karena dia mencuri narkobanya!. Akhirnya, narkobanya bahkan tidak muncul pada MRI yang akhirnya malah ditemukan dalam gaun korban!".

"Bingo sesuai yang kau pikirkan", sahut Ri Jin mengangkat tangan mengajak highfive. 

"Kau pasti senang", ujar Ri On menyambut tangan Ri Jin, lalu mereka melakukan tos ala Ri Jin dan Ri On, yang menunjukan betapa kompaknya anak kembar ini.
Ri On mengira Ri Jin juga membakar habis gudang itu. Ri Jin terdiam sejenak, mengingat permintaan maaf Do Hyun. Ri Jin tersadar dan bertanya, "Pria itu. Dimana pria itu sekarang?".

Do Hyun dalam perjalanan kembali ke perusahaan. Matanya terpejam menahan sakit. Sek. Ahn yang mengemudi mencemaskan kondisi Do Hyun yang. Sek. Ahn menawarkan membawa Do Hyun kerumah sakit jika Do Hyun sudah tidak merasa kuat lagi.

Do Hyun tak menjawab, ia mengerang menahan sakit di sekujur tubuhnya.

Diruang rapat, Tuan Cha Young Pyo menunjukan sifat baiknya dengan berlagak bisa memahami alasan kenapa Do Hyun tidak hadir. Tuan Cha menduga pasti keadaan Do Hyun sangat parah sehingga tidak bisa hadir di rapat dewan direksi yang sudah di rencanakan ketua Seo jauh-jauh hari. 

Saat ia bertemu dengan Do Hyun tadi pagi, Do Hyun terlihat baik-baik saja. Meskipun dia tampak sehat, tapi tak ada yang tahu rasa sakit yang dia rasakan. Tuan Cha mengusulkan agar rapat di akhiri saja, tidak baik membuat orang-orang sibuk terus menunggu seperti ini.  Ketua Seo hanya bisa diam menahan rasa kesalnya.

Sedetik kemudian pintu ruangan terbuka. Sek. Ahn muncul di susul Do Hyun yang berjalan penuh percaya masuk ke ruangan rapat . Do Hyun terlihat rapi dengan setelan jas yang ia kenakan. Wajahnya tampak bersih dan fresh, sama sekali tidak terlihat luka di wajahnya.

Ketua Seo menatap tajam Do Hyun yang kini telah berdiri di samping Ki Joon. Do Hyun dan Ki Joon duduk bersebelahan. Do Hyun membungkuk memberi hormat pada semua dewan direksi. Sebelumnya Do Hyun meminta maaf telah membuat semua orang menunggu.

"Saya mengalami kecelakaan saat di perjalanan. Itu sesuatu yang tidak saya harapkan dan berada di luar kendali. Saya mengatakan ini bukan sebuah alasan, tapi sebagai seorang yang akan memimpin ID Entertainment mulai sekarang, Saya akan ditempatkan dalam berbagai situasi yang tidak bisa dikendalikan seperti yang terjadi hari ini". 

"Menjadi cucu Presdir juga bukanlah kehendakku. Dan juga, aku, yang menjabat Wakil Direktur tanpa usaha apapun, adalah sesuatu yang tidak pernah kalian pikirkan. Aku akan menghadapi perubahan dunia dengan sesuatu yang tidak bisa diubah dalam diriku. Kalian yang akan menjadi saksinya. Mulai sekarang, aku akan memperjuangkan semuanya tanpa mengubah apapun. Yaitu Tekad. Sifat. Usaha dan, jati diri. 

"Mulai sekarang, aku akan berusaha meyakinkan banyak orang dengan kemampuanku dan menjadi impian baru dari Grup Seung Jin. Secara resmi aku akan memperkenalkan diri. Aku Wakil Direktur ID Entertaiment, Cha Do Hyun".

Ki Joon yang duduk di samping Do Hyun tersenyum sinis. Merasa tak percaya dan meremehkan semua ucapan Do Hyun. Tapi senyumnya itu memudar ketika melihat tangan Do Hyun yang bertumpu pada meja. Ki  Joon terbelalak  melihat darah segar merembes keluar dari dari tangan Do Hyun dan menetes ke lantai. 
 
Sebelum melanjutkan pidatonya, Do Hyun diam sejenak, mengepalkan tangan menahan rasa sakit, ia menarik napas dalam dan melanjutkan ucapannya "Mulai sekarang aku akan berusaha meyakinkan banyak orang dengan kemampuanku dan menjadi impian baru dari Seung Jin Group. Secara resmi aku akan memperkenalkan diri. Aku Wakil Direktur ID Entertaiment, Cha Do Hyun". 

Tepuk tangan membahana usai Do Hyun memperkenalkan diri secara resmi. Ia menatap ketua Seo yang kini tampak lebih tenang. 

Do Hyun dan ketua Seo kini berada di ruangan berdua. Tiba-tiba, "Plak", tanpa peringatan ketua Seo menampar Do Hyun dengan keras. Do Hyun terkejut memegang pipinya yang memerah. 

"Kau terlambat?. Saat pertama kali kau masuk ke perusahaan?. Di depan semua orang yang sudah lama menunggumu dan memperhatikanmu?. Beraninya kau datang terlambat di depan Pamanmu yang ingin sekali merebut posisimu?". 

Tak ada yang bisa Do Hyun ucapkan selain meminta maaf. Ketua Seo semakin marah, apa Do Hyun sadar akan kesalahannya dan harus meminta maaf pada siapa.

"Ayahmu!", teriak ketua Seo dengan amarah meledak-ledak. 

Ketua Seo terkesan menyalahkan Do Hyun atas apa yang menimpa ayahnya. Alasan Do Hyun berada di sini karena ayah Do Hyun merelakan nyawanya demi menyelematkan Do Hyun. Do Hyun yang menjadi penyebab kenapa putranya, Cha Joon Pyo tidak berada disini. Jika Do Hyun tahu apa yang sudah ayah Do Hyun lalukan, agar Do Hyun menjadi anggota keluarga Seung Jin, maka Do Hyun takkan berani mengulangi kesalahan yang dia lakukan seperti hari ini. 

"Kalau kau itu manusia. Setidaknya, kalau kau itu masih manusia. Apapun yang terjadi padamu, kau harus melindungi Grup Seung Jin. Sampai anakku, Cha Joon Pyo, bisa duduk lagi di kursi itu!. Dengan cara apapun, kau harus melindungi Grup Seung Jin. Kau mengerti?", teriak ketua Seo penuh emosi. 

Do Hyun terdiam tak kuasa mengucapkan sepatah katapun. Dia hanya menunduk dan menatap wajah neneknya dengan sedih.

Di sebuah kamar rumah sakit, Ny. Shin berdiri di depan kamar bertulisan nama pasien VVIP "Cha Joon Pyo". Ny. Shin tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada infroman yang telah membantunya menemukan orang yang selama ini ia cari.

Setelah memberikan uang jasa, Ny. Shin masuk ke ruang rawat dimana di dalamnya ada seorang pasien yang terbaring lemah dengan memakai alat bantu pernapasan. Ny. Shin menghela napas tesenyum pada pria itu, "Akhirnya aku menemukanmu. Kau sehat?".

Ibu Ji membuat bubur sembari menelpon Ri Jin. Ia mengungkapkan rasa terkejutnya ketika menelpon rumah sakit dan mendengar Ri Jin yang masuk UGD. Jantungnya hampir copot jatuh ke lantai. Ri Jin tesenyum menenangkan ibunya. Ia hanya berbaring di rumah sakit mumpung mendapatkan kesempatan istirahat. Tapi tetap saja tidak bisa tidur karena banyak pasien di UGD.

Ibu Ji akan menyuruh Ri On membawakan makanan ke rumah sakit. Ia pesan agar Ri Jin makan makanan yang ia buat, tidak usah makan makanan rumah sakit. Sepertinya Ri Jin mengeluh karena ibu Ji selanjutnya berkata ia hanya membuat porsi kecil sebesar mata anak ayam. 

Tapi yang di maksud ibu porsi sebesar mata anak ayam adalah menu lengkap yang jika di tata di meja akan memenuhi meja tersebut. Ayah Oh sedang menata makanan agar bisa di bawa dengan mudah. Ri On muncul menawarkan diri untuk mengantar makanan di rumah sakit, akan berbahaya jika ayah Oh menyetir di malam hari. 

Ri On tertawa melihat makanan yang akan ia bawa. Apa semua makanan itu akan di berikan pada Ri Jin?. Ayah Oh bertanya kalau bukan untuk Ri Jin lalu untuk siapa lagi, apa untuk anjing peliharaan mereka di luar sana.

"Kenapa ayah dan ibu mengirimkan truk berisi makanan penuh cinta?. Ri Jin hanya di rawat beberapa hari!. Berikan saja sisanya pada anjing di luar sana. Aku tidak mau membawanya karena sangat memalukan", keluh Ri On.
Ibu Ji kesal pada Ri On dan menyuruh ayah Oh saja yang pergi mengantarkan makanan. Ayah Oh setuju, karena sejak awal ia memang ingin pergi. Ayah Oh melepas mantelnya dan  Ri On mengambil jaket kulit hadiah dari Ri Jin.

Ri On kaget, tak mungkin ia menjelaskan dimana jaket itu sekarang, "Kenapa mendadak sekali?. Ayah sudah memberikannya padaku". 

"Hei.  itu hadiah yang Ri Jin berikan padaku. Meskipun sempit. Ayah tidak bisa menyerahkannya. Ayah akan menurunkan berat badan dan memakainya lagi", ayah Oh tertawa.

"Ah. Cukup. Pembicaraan sudah selesai. Sampai kapan ayah akan terobsesi pada jaket itu!". 
 
Ibu Ji melemparkan centong kayu ke arah Ri On. Refleks Ri On mengindar sehingga centong kayu itu tidak mengenai wajahnya. Ayah Oh sempat khawatir. 

Dengan gaya lucu Ri On menutup salah satu matanya dengan cantong kayu itu, "Tidak kena", ucapnya girang. 

Ayah Oh tertawa, "Kau sudah besar sekarang".

Tapi tidak dengan ibu. Senyum Ri On pudar saat ibu membentaknya, "Beraninya kau bicara kurang ajar di depan ayahmu!".
Do Hyun menjahit sendiri luka di lengannya yang terluka cukup dalam. Sek. Ahn khawatir apa tidak sebaiknya Do Hyun pergi kerumah sakit. Do Hyun menenangkan, ia sudah terbiasa merawat lukanya sendiri. Dibandingkan membicarakan tentang lukanya, Do Hyun lebih mengkhawatirkan luka yang di dapat Ri Jin, ia bertanya bagaimana keadaan Ri Jin saat ini.

Sek. Ahn menjawab Ri Jin sudah sadar dan kondisinya stabil, dia juga sudah di pindahkan ke ruang rawat. Do. Hyun lega, syukurlah. Sek. Ahn khawatir bagaimana jika Ri Jin membuat masalah ini menjadi semakin besar. Do Hyun minta Sek. Ahn tidak usah khawatir, karena ia Ri Jin bukan orang seperti itu.

"Bagaimanapun juga dia itu sakit jiwa, sama sepertiku. Bayar semua biaya perawatannya dan sampai dia di nyatakan sembuh, jaga dia baik-baik. Dan jika Se Gi. memperlakukannya dengan kasar. Tolong sampaikan permintaan maafku agar tidak menjadi bekas luka lagi".

Ri Jin membeli sekaleng softdrink dari mesin minuman. Setelah mendapatkan minumannya ia kembali kekamar. Begitu melihat kamarnya, Ri Jin terkejut sampai menyemburkan minuman yang seharusnya ia telan. Ri Jin terbelalak melihat kamarnya yang tampak cantik. Kamar Ri Jin di hiasi balon bentuk hati, rangkaian bunga dan berbagai macam kado. 

Di salah satu bunga terselip kartu ucapan Ri Jin mengambil dan membaca isinya, "Aku berharap kau semoga cepat sembuh".

Pikiran Ri Jin langsung melayang pada Do Hyun. Ia masih ingat dengan sikap lembut Do Hyun saat melepas ikatan tali di kakinya, ketika mereka berdua di sekap, "Apa mungkin pria itu?", guman Ri Jin.

"Apa mungkin kau sedang pacaran?", tanya Ri On sudah berdiri di belakang Ri Jin.

Ri Jin menoleh. Ri On melakukan gerakan jari "I'm Watching You".

Pasangan kembar Ri On dan Ri Jin mengadakan pesta kecil-kecil'an dengan makanan yang di buat ibu mereka. Ditambah dengan dekorasi kamar Ri Jin membuat mereka terlihat seperti benar-benar berpesta. Ri Jin mengajak bersulang, Ri On ragu apakah boleh kita minum bir di rumah sakit.

Ri Jin menoleh ke kanan dan kekiri meminta maaf pada angin, hal itu ia lakukan agar tidak merasa bersalah. Tanpa menunggu lagi, Ri Jin langsung meneguk minumannya. Ri Jin tersenyum rasa bir buatan ayahnya memang yang terbaik.

Berdasarkan cerita dari Ri Jin, Ri On menilai kalau Do Hyun itu pria yang benar-benar aneh. Apakah masuk akal kalau dia terus berubah setiap kali bertemu dengan Ri Jin. Ri Jin merasa hal itu masuk akal, karena Ri On juga begitu, "Seperti kau dan Omega. Hidup dengan identitas berbeda adalah mekanisme pertahan diri agar bisa hidup di dunia yang kejam ini".

Ri On beralasan tidak semua orang melalukannya, "Kalau sepertiku itu masih mungkin, kau bisa membantu Jupiter dan Saturnus dari belakang dengan kepandaian dan kepribadianmu.

"Kenapa kau meninggalkan Mars? Dia selalu menjadi orang pertama yang harus disingkirkan", sahut Ri Jin.

"Hati-hati, kurasa dia playboy", kata Ri Jn memperingatkan
Ri Jin berhenti makan lalu bertanya dengan serius, bagaimana jika itu bukan taktiknya. Bagaimana jika yang dia melakukan itu tidak atas kemauannya sendiri, seperti sesuatu di luar kendalinya. Bukankah itu bahaya?. Bukankah itu malapetaka?. Betapa sulit untuk bertahan dan betapa kesepiannya dia. 

Ri On memperhatikan wajah Ri Jin yang melamun. Di pandang seperti itu Ri Jin bertanya kenapa?. Ri On merasa aneh, mimik wajahnya sedikit berubah saat dia "Apa mungkin kau menyukainya?".

"Siapa?. Aku?".
Ri On tidak tahu apakah orang yang di ceritakan Ri Jin itu manusia serigala atau pelaut. Ri Jin tertawa, ia teringat wajah dan tatapan mata Se Gi dan Do Hyun. Ri Jin berkata ucapan Ri Jin itu tidak masuk akal. Entahlah Ri Jin tidak tahu, lagipula ia tidak akan bertemuu dengan pria itu lagi.

Ri Jin mencoba tak peduli dan mengajak Ri On bersulang. Tapi dari cara dia meneguk minumannya, terlihat jelas kalau Ri Jin masih memikirkan Do Hyun. 

Malam itu Do Hyun gelisah dalam tidurnya. Ia bermimpi buruk, mimpi saat ia masih kecil dan di kurungi di ruang sempit serta bayangan seseorang yang ingin memukulnya. "Aku bersalah.. maafkan...aku".

Do Hyun terbangun, keringat dingin membajiri keningnya. Sepertinya Do Hyun memiliki trauma di masa kecil. 

Dengan takut-takut asisten Ki Joon masuk keruangan Ki Joon. Ki Joon menyuruh asistenya untuk mencari tahu apa benar sebelum rapat kemarin Do Hyun pergi kerumah sakit. Asisten Do Hyun terkejut saat Ki Joon menyuruhnya untuk mencari di setiap rumah sakit Seoul. 

Ki Joon memasang wajah dingin dan bertanya, "Kenapa?. Kau tidak mampu melakukan itu?".

Asisten Ki Joon menjawab membutuhkan bantuan. Ki Joon menyuruhnya untuk mencari di rumah sakit yang dekat dengan perusahaan terlebih dahulu, "Kalau kau memakai otakmu, tangan dan kakimu tidak akan menderita. Asisten Ki Joon mengerti meski tampak keberatan. 

Ki Joon lalu tanya apa Do Hyun, wakil direktur sudah mulai bekerja hari ini.

Orang yang di tanyakan Ki Joon saat ini sedang melihat lokasi syuting di temani salah satu karyawan. Disana ia melihat Chae Yoon tapi Chae Yoon tidak melihatnya, Do Hyun juga tidak menyapa wanita yang ia sukai itu. Pada karyawan yang menemaninya, Do Hyun berkata telah memesan satu truk makanan untuk para staf agar mereka merasa senang. Ia juga mengajak para karyawan untuk makan bersama-sama. 
Do Hyun jalan pergi, saat itulah Chae Yoon memanggilnya. Do Hyun sempat berhenti, tapi ia tidak menoleh dan tetap memilih pergi seakan tidak mendengar panggilan Chae Yoon. Chae Yoon heran seakan tidak percaya Do Hyun baru saja mengabaikannya.

Kini Chae Yoon dan Do Hyun berada di meja makan. Do Hyun sibuk menyatap makananya. Chae Yoon menunut penjelasan kenapa Do Hyun bersikap cuek padanya. Tanpa memandang wajah Chae Yoon, Do Hyun menjawab, "Aku sudah memberi tahumu. Jika aku mengejutkanmu dengan kata-kata dan perbuatan yang bukan seperti diriku.."

"Mengabaikanmu", sela Chae Yoon.

"Kau bisa mengabaikanku sekarang juga". sambung Do Hyun.
Chae Yoon bertanya apa karena status pekerjaan yang membuat Do Hyun menjaga jarak dengannya. Do Hyun ingin menjelaskan bukan begitu makusdnya. Chae Yoon menyela apakah Do Hyun pernah melakukan sesuatu yang melewati batas seperti berprilaku buruk padanya, menelpon dan mencarinya tengah malam atau melakukan kesalahan yang tidak biasa dia lakukan. Apa Do Hyun pernah melakukan semua itu sehingga ia harus menjauhi dan memukul Do Hyun jika hal itu terjadi.

Chae Yoon mengartikan ucapan Do Hyun dari sisi yang berbeda. Perkataan Do Hyun justru membuatnya sadar, bukan hanya dirinya tapi juga menyadarkan Ki Joon, ketua Seo dan seluruh dunia ini. Do Hyun meletakan peralatan makan, ia bertanya apa maksud Cheo Yoon.

"Lalui saja batas garis yang tidak pernah kau lewati. Lewatilah. Aku penasaran apakah aku akan memukulmu atau apa aku akan melewati batas denganmu", ujar Chae Yoon. 

Do Hyun kaget, Chae Yoon telah salah paham mengerti maksudnya. Do Hyun ingin mengatakan sesuatu tapi kata-kata itu tercekat di tenggorokan. Do Hyun menunduk dan terdiam sesaat. Dengan mata berair Do Hyun berkata, "Aku bunkanlah seseorang yang bisa kau tangani. Aku akan berpura-pura tidak mendengar apa yang barusan kau katakan".

Dengan langkah berat Do Hyun berdiri meninggalkan Chae Yoon. Chae Yoon menghela napas tersirat kekecewaan dari wajahnya. 

(Saya menduga jika Do Hyun adalah anak tidak sah dari Tuan Cha Joon Pyo).

Dr. Seok dan Sek. Ahn membahas Do Hyun. Dr. Seok menganjurkan agar Do Hyun melanjutkan perawatan, ini bukanlah masalah yang bisa di selesaikan jika mereka terus menyembunyikannya. Kejadian hari ini saja sudah mengarah ke tindakan kriminal, "Itu Bom. Bom!".

Sek. Ahn bertanya apa ada yang bisa menjadi dokter jiwa pribadi Do Hyun. Pembicaraan mereka berhenti ketika terdengar suara pintu di ketuk. Dr. Seok mempersilahkan orang itu untuk masuk. Pintu terbuka dan muncullah Ri Jin yang masih memakai baju pasien. 

Sek. Ahn terkejut saat melihat wajah Ri Jin, Ri Jin yang tidak mengenal Sek. Ahn bersikap biasa saja dengan membungkuk memberi salam. Dr. Seok bertanya kenapa Ri Jin kemari bukannya beristirahat.

Sek. Ahn sedikit memalingkan wajahnya dari Ri Jin, karena apa?. Karena saat Ri Jin masih berada di ruang UGD, Do Hyun meminta padanya untuk menjaga Ri Jin. Sehingga ia mengenal siapa gadis yang sedang berdiri di depannya.

Ri Jin meminta maaf tidak tahu Dr. Seok sedang mempunyai tamu. Ri Jin ingin pergi, tapi Sek. Ahn lebih dulu berdiri dan pamit karena ia sudah cukup lama berbicara dengan Dr. Seok. lagipula Dr. Seok juga harus memeriksa pasein (Sek. Ahn mengira bahwa Ri Jin adalah pasien).

Dr. Seok tertawa, "Dr. Oh bukanlah pasien, tapi dia ini dokter. Seorang dokter jiwa di rumah sakit ini".

Dr. Seok bertanya sudah berapa lama Ri Jin menjadi dokter di rumah sakit ini. Ri Jin menjawab satu tahun. Sek. Ahn terkejut.
Dr. Seok dan Ri Jin kini bicara berdua. Dr. Soek bertanya apa Ri Jin benar-benar ingin kerja lagi, padahal masih di perbolehkan istrahat, apa rekan kerja Ri Jin menganggu hingga membuat Ri Jin ingin cepat-cepat kerja. Ri Jin menjawab bukan seperti itu. Dr. Seok tahu kalau Dr. Shin sering mengeluh dan marah tiap kali harus menggantikan tugas Ri Jin selama Ri Jin sakit.

Ri Jin bertanya kalau begitu apa boleh ia beristirahat lagi. Dr. Seok tanya apa karena Ri Jin mengalami trauma menjadi bahan cerita di rumah sakit seperti tempo hari. Ri Jin mengiyakan walau sebenarnya ia mempunyai hati dan otak yang kuat mengabaikan semua omongan itu. Dr. Seok memperbolehkan Ri Jin bekerja lagi. Ri Jin berterima kasih lalu pergi.

Tapi baru 2 langkah, ia kembali berbalik dan mengajukan pertanyaan, "Dokter, anda bilang anda pernah merawat pasien yang menderita D.I.D saat anda di Amerika, kan?".

Scene lalu memperlihatkan Sek. Ahn yang sedang bicara dengan Do Hyun. Sek. Ahn memberitahu kalau Ri Jin bukanlah pasien melainkan seorang dokter jiwa. Selain itu dia adalah murid Dr. Seok Ho Pil. Do Hyun syok.

Kembali kerumah sakit dimana Ri Jin  sedang berkonsultasi mengenai seseorang yang kemungkinan memiliki kepribadian ganda. Pada awalnya Ri Jin merasa curiga jika di alami orang itu adalah gangguan ketidakstabilan, gangguan histrionik, atau skizofrenia,. Tapi ia melihat setiap kepribadian Do Hyun berubah maka kesadarannya menghilang, dia juga tidak ingat apa yang sudah dia lakukan. 
Dr. Seok yang belum tahu siapa orang yang maksud Ri Jin merasa aneh dengan penjelasan Ri Jin dan bertanya berapa kepribadian yang sudah Ri Jin temui.

"3 orang. Kepribadian pertama yang kutemui pria yang sangat baik dan ramah. Kepribadian kedua yang kutemui kasar dan agresif seperti manusia serigala. Dia juga kejam, dia bilang namanya Shin Se Gi".

Dr. Seok kaget, "Tunggu. Kepribadian yang kejam tadi siapa namanya?"

"Ah. Se Gi. Shin Se Gi", jawab Ri Jin membuat Dr. Seok sadar siapa orang yang sedang Ri Jin bicarakan saat ini.

Do Hyun yang masih merasa syok teringat ucapan Dr. Seok, yang bilang kalau Se Gi menyuruh Dr. Seok untuk membuat Do Hyun  tertidur selamanya agar tidak bangun lagi. Do Hyun berpikir keras apa mungkin Se Gi memamfaatkan Ri Jin yang seorang dokter untuk membuatnya tertidur.

Sek. Ahn khawatir melihat Do Hyun, ia bertanya apa Do Hyun merasa lelah. Do Hyun menggeleng, entahlah. Do Hyun tampaknya khawatir pasti Ri Jin sudah melihat perubahannya menjadi kerpibadian lain. Do Hyun memutskan untuk menemui Ri Jin lebih dulu.
Do Hyun dalam perjalanan ke rumah sakit ketika Dr. Seok menceritakan awal pertemuannya dengan Do Hyun 11 tahun lalu. Saat Do Hyun berusia 17 tahun. Do Hyun memukul ayah tiri temannya (ayah Jennifer), tapi dia bilang dia tidak ingat pernah melakukannya. Saat itu juga Dr. Seok langsung curiga.
"Ah, pria ini memiliki kepribadian ganda dan aku bersamanya selama selama 11 tahun. Dia sangat tampan. Dia sangat bertanggung jawab dan bijaksana. Dan IQ-nya juga tinggi. Saat aku merawatnya, aku bertemu dengan semua kepribadian yang bersembunyi dalam dirinya. Aku juga berbincang dengan mereka. Pada akhirnya aku yakin, orang ini benar-benar memiliki kepribadian ganda". 

Ri Jin mendengarkan dengan seksama dan bertanya apa yang menyebabkan Do Hyun sampai memiliki kepribadian ganda. Pasti ada alasan di balik semua itu. Dr. Seok menjawab pasti semua alasan itu tersembunyi di masa lalunya. Do Hyun hilang ingatan sejak dia berumur 7 atau 8 tahun.

"Lalu, anda tidak menemukan alasannya?", tanya Ri Jin lagi.

"Selama pemeriksaaan aku sudah berusaha keras untuk memulihkan ingatannya, tapi aku gagal".

"Itu artinya dia sudah menutup kenangannya. Dia mencipatakan kepribadian yang berbeda sebagai mekanisme pertahanan dirinya". 

Dr. Seok berpendapat Do Hyun tidak sanggup menghadapi kenangan yang menyakitkan. Ri Jin ingin tahu lalu bagaimana dengan reaksi keluarganya?. Kalau Do Hyun tidak ingat kenangannya dia bisa minta bantuan pada keluarga. Dr. Seok tersenyum dan menyayangkan Do Hyun yang sangat ingin merahasiakan penyakit ini dari keluarganya.

"Kalau begitu dia menghadapi semua ini sendirian?", tanya Ri Jin iba

"Dia sudah bekerja keras selama 11 tahun mengurus semua hal yang diciptakan kepribadian yang lain. Seakan dia sedang bertarung dalam peperangan, yang tidak pernah berakhir. Terkadang, Aku memikirkannya. Seberapa marahnya dia?. Seberapa banyak dia mengalami kesulitan?. Seberapa kesepiannya dia?". 

Di ruangan loker, Ri Jin memakai jas dokternya sembari memikirkan perkataan Dr. Seok. Seberapa banyak kesulitan yang Do Hyun hadapi dan seberapa kesepiannya dia menghadapi semua ini sendirian. Ri Jin menjadi semakin iba.

Kemudian Ri Jin melihat foto ia bersama keluarganya yang tertempel di dinding pintu. Sebuah keluarga harmonis dimana Ri Jin bisa berbagi kebahgian dan kesedihan bersama. 

Ri Jin berjalan di koridor rumah sakit, pikirannya masih saja memikirkan Do Hyun. Ri Jin ingat saat mereka berdua di sekap dan usaha Do Hyun yang menyelamatkannya dari ledakan gudang. Ri Jin juga ingat ucapan dan wajah Do Hyun saat meminta maaf padanya di ruang UGD.

Lamunan Ri Jin terhenti saat melihat Hook See yang mencoba melarikan diri dengan berlindung di balik troly laundry. Hook See tertegun menatap Ri Jin, ketahuan dech. Ri Jin yang belum sadar sepenuhnya hanya diam seakan menunggu Hook See bereaksi.

Hook See tersenyum melambaikan tangan. Secara reflek Ri Jin ikut melambaikan tangan. Sebelum Ri Jin menangkapnya Hook See langsung kabur, Ri Jin kaget dan mengejar Hook See.

Hook See keluar rumah sakit dan sempat berputar-putar serta menari-nari di depan pintu seakan mengolok Ri Jin. Hook See lalu menyebarang, Ri Jin melihat mobil melaju ke arah Hook See. Sebelum tertabrak, Ri Jin lebih dulu mendorong Hook See menjauh menghindari tabrakan. Pengemudi mobil itu ternyata Do Hyun yang langsung keluar mobil untuk melihat keadaan Hook See.

Do Hyun dan Ri Jin bertatap muka dan mereka sama-sama tertegun. Hook See senang melihat wajah Do Hyun, "Astaga. Pangeran Paradise Club. Aku ingat wajah yang sangat sedih dan kesepian". 

Do Hyun mengenali Hook See yang ia kira sebagai dokter, ia tertegun melihat 2 perawat datang dan membawa Hook See masuk ke rumah sakit. Do Hyun bisa mendengar Hook See yang mulai meracau tidak karuan dan harapan Hook See yang ingin bertemu dengannya lain kali.

Do Hyun menatap Hook See yang dibawa pergi. Ia sadar bahwa perkiraannya selama ini salah. Hook See yang ia kira dokter justru pasein sakit jiwa sebaliknya Ri Jin yang ia pikir pasien berbahaya yang mengalami gangguan mental pada kenyataanya adalah seorang dokter. LOL..

Untuk beberapa saat Ri Jin dan Do Hyun hanya diam dan saling pandang, merasa canggung mungkin. Do Hyon melihat jas dokter Ri Jin dan akhirnya membuka suara lebih dulu, "Kau benar-benar dokter?".

"Kau bukan Shin Se Gi".

"Kau sudah melihatnya?".

"Melihat apa?". 

"Melihat.. melihat aku berubah".

Ri Jin menghela napas, mengiyakan pertanyaan Do Hyun dengan anggukan. Do Hyun tanya apa Ri Jin tidak takut?. Ri Jin tersenyum, "Karena aku belum tahu tahu kau ini siapa. Aku tahu ini kasar, tapi kau ini siapa?. Apa mungkin kau punya bom?".

Do Hyun menggeleng yang membuat Ri Jin kembali mengajukan pertanyaan, "Kalau begitu, kau mungkin punya jaket?". Kali ini Do Hyun tersenyum dan menggeleng.

"Kalau begitu....siapa namamu?", tanya Ri Jin menatap lurus Do Hyun. 

Do Hyun menatap lurus ke dalam mata Ri Jin dan menjawab, "Aku, dengan wajah ini dan tatapan seperti ini.....Namaku Cha Do Hyun".
Ri Jin tersenyum simpatik dengan air mata tergenang di pelupuk matanya. Do Hyun pun tersenyum.


END

Komentar : 
Jadi penasaran kenangan masa kecil seperti apa yang di miliki Do Hyun sehingga ia tidak bisa mengingatnya?. Mungkinkah hal itu berhubungan dengan rahasia keluarga Seung Jin?. Sikap nenek Do Hyun yang sangat keras pada Do Hyun membuat saya berpikir kalau Do Hyun adalah anak dari istri tidak sah tuan Cha Joon Pyo. Jika itu benar berarti Ny. Shin adalah istri gelap Tuan Joon Pyo.

Do Hyun dan Se Gi memiliki kharisma tersendiri. Do Hyun dengan sikap lembutnya dan Se Gi dengan tatapan tajamnya. Ah.. saya benar-benar di buat melted dengan tatapan tajam Se Gi. Bad boy satu ini berhasil mencuri hatiku. ^^

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)