Do
Hyun makan bersama nenek dan juga ibunya. Ny. Shin memberikan lauk pada
Do Hyun. Ia tahu anaknya menyukai ikan dan menyuruh anaknya untuk makan yang
banyak. Ny. Shin tidak menyangka Do Hyun akan pulang hari ini.
Ketua
Seo membuka suara, "Skala taruhanmu cukup besar. Sebagai syarat atas
kepulanganmu, kau bilang kau ingin menjadi presdir Grup Seung Jin".
Do
Hyun terkejut, ia memandang ibunya seakan minta jawaban. Ny. Shin menunjukan
wajah sama terkejutnya dengan Do Hyun. Do Hyun teringat pada pesan Se Gi,
"Seorang pria harus mempunyai ambisi. Bukankah kau ingin menjadi
pemilik Grup Seung Jin?".
Do
Hyun sadar, Se Gi yang membuat kesepakatan itu saat mengambil alih
tubuhnya.
Ketua
Seo menasehati tidak baik bertaruh dengan ambisi gegabah. Masih terlalu
cepat bagi Do Hyun duduk di kursi presdir. Sebagai gantinya, ketua Seo telah
menunjuk Do Hyun sebagai Wakil Direktur ID Entertainment, "Mulailah dari
sana", ucapnya tanpa menatap wajah Do Hyun.
"Ketua,
ada yang harus kukatakan pada anda....", ucap Do Hyun.
Ucapan
Do Hyun terpotong karena Ny. Shin menyambar, bukankah yang menjadi Direktur ID
Entertainment saat ini adalah Cha Ki Joon, "Jadi maksud ibu Do Hyun akan
menjadi bawahan Ki Joon?. Seorang penerus pertama Grup Seung Jin?".
Ketua
Seo tidak mengubris perkataan Ny. Shin. Ketua Seo berkata akan bersikap
pura-pura tidak tahu bahwa Do Hyun menuntut diberi saham perusahaan sebanyak
5%. Tapi karena Do Hyun akan bekerja diperusahaan, maka Do Hyun akan menerima
0,5% saham di setiap hari ulang tahun Do Hyun.
Do
Hyun kembali dibuat terkejut. Ia minta pada ketua Seo untuk mendengarkan apa
yang akan ia katakan. Tapi, lagi-lagi ucapannya terpotong karena Ny. Shin
menyindir ketua Seon. Saham 0.5% itu terlalu kecil, setidaknya berikan Do Hyun
kekuasaan untuk mengendalikan harga saham. Dengan begitu dewan direksi akan
menghormati Do Hyun.
Ketua
Seo masih bisa menerima keputusan Do Hyun soal kebebasan dan hidup mandiri. Ny.
Shin protes, apa maksudnya Do Hyun harus keluar dari rumah yang sempurna ini?.
Tidak masuk akal. Do Hyun sudah lama tinggal di luar negeri, jadi apa maksudnya
harus pindah dari rumah ini?.
Ketua
Seo mendelik tajam, "Apa dia bayi yang baru lahir?. Mulai sekarang dia
bukanlah pengusaha kaya", ucapnya judes.
Ny.
Shin langsung terdiam. Do Hyun tertegun. Ketua Seo telah membeli sebuah vila di
Cheongdamdong atas nama Do Hyun. Do Hyun bisa tinggal disana, jika butuh
sesuatu hubungi saja Sek. Ahn dan suruh dia mengantarkannya.
"Karena
kondisimu, kau akan mulai masuk kerja minggu depan. Jadi ingat baik-baik, kau
akan mulai bekerja setelah di perkenalkan secara resmi di
perusahaan".
Do
Hyun terdiam tidak bisa berkomentar ataupun mengutarakan yang ia
inginkan.
Do Hyun
diam saja, wajahnya murung dan juga tidak bersemangat. Sek. Ahn ingin tahu apa
yang Do Hyun pikirkan sekarang. Do Hyun khawatir, apa lagi yang akan terjadi
padanya nanti. Sek. Ahn berjanji akan membantu Do Hyun tidak peduli apapun
pilihannya.
"Se
Gi membuat masalah saat aku pulang ke Amerika?", tanya Do Hyun
"Ya",
jawab Sek. Ahn, "Dia bicara dengan sekertaris ketua melalui video call.
Aku tidak punya pilihan lain berbohong pada mereka karena mereka tidak tahu
mengenai kondisi anda".
Do
Hyun tersenyum getir, "Haruskah aku merahasiakannya?".
"Anda
harus merahasiakannya. Saya akan mencari caranya".
Do
Hyun tidak yakin, ia sudah menjalani pengobatan selama 11 tahun tapi belum ada
perubahannya. Apakah masih ada cara untuk mengendalikan kepribadian lain yang
muncul dalam dirinya?. Sampai cara itu di temukan, Sek. Ahn janji akan terus
mencarinya.
Ponsel
Do Hyun berdering. Do Hyun menunjukan ponselnya pada Sek. Ahn. Tertera nama di
layar ponsel, Cha Ki Joon. Seakan bertanya haruskah di jawab. Setelah Sek. Ahn
mengangguk, Do Hyun menjawab telpon.
"Halo,
Ki Joon Hyung".
Ki
Joon mendengar kepulangan Do Hyun, tapi kenapa Do Hyun tidak langsung
menelponnya. Do Hyun minta maaf, karena begitu pulang ia harus bertemu dengan
ketua Seo lebih dulu, "Sekarang aku baru bisa bernapas lega".
Ki
Joon bertanya apa Do Hyun tidak punya rencana makan malam?. Ki Joon mengajak
mereka untuk bertemu dan minum-minum. Do Hyun setuju, Ki Joon akan mengirimkan
alamat di mana tempat mereka bertemu.
Usai
menutup telpon, Ki Joon menghampiri ayahnya yang sedang minum teh. Ia berkata
suara Do Hyun masih sama seperti dulu. Seperti seluruh dunia tidak memahaminya.
Cha Young Pyo, ayah Ki Joon berkata Do Hyun ingin menggantikan posisinya
sebagai presdir, sebagai syarat kepulangannya ke korea.
Ki
Joon tersenyum dan berpikir mungkin Do Hyun benci pulang ke Korea hingga
mengajukan syarat sebesar itu. Ki Joon menilai Do Hyun sebagai berandalan yang
berubah menjadi anjing manis saat bertemu dengan neneknya, ketua Seo.
Tuan
Cha memperingatkan Ki Joon untuk bersikap waspada pada Do Hyun. Ki Joon
meremehkan, perlukan?. Tuan Cha berkata meski Ki Joon adalah anak haram, tapi
dia masih mempunyai kesempatan untuk menjadi penerus grup Seung Jin. Lebih baik
waspada dari awal, karena bagaimana pun Do Hyun akan menjadi bawahan Ki
Joon.
Ki
Joon berpura-pura tidak mengerti apa maksudnya. Mengutip perkataan para orang
tua, Ki Joon ingin menjaga hubungan baik di antara sepupu. Hubungan antara
dirinya dan Do Hyun. Tuan Cha kembali memperingatkan, "Jangan remehkan dia
dan temukan kelemahannya. Akan tiba saatnya kelemahannya akan menjadi aib
baginya".
Ki
Joon meminum juice nya sembari tersenyum. Senyum yang mengisyaratkan kalau dia
juga ingin menjadi penerus grup Seung Jin.
Sek.
Ahn yang bisa menilai Ki Joon memperingatkan Do Hyun untuk berhati-hati. Ki
Joon akan mencoba mencari kelemahan Do Hyun. Mereka mempunyai kuasa untuk
menemukan apapun yang mereka inginkan.
"Dalam
situasi seperti ini, mengaku pernah di rawat di rumah sakit akan sangat
berbahaya bagi Anda".
"Karena
itu aku butuh bantuanmu, Sekertaris Ahn. Apa kau bisa mencari dokter
Scottfield?".
"Maksud
anda, dokter yang merawat anda di Amerika?", tanya Sek. Ahn.
Do
Hyun membenarkan dan yakin dokter Scottfield pasti punya cara untuk
membantunya.
Muncullah
wajah Dr. Seok Ho Gil yang merupakan kepala tim dokter kejiwaan Kanghan
Hospital, rumah sakit tempat Ri Jin berkerja. Ia bersama Ri Jin dan dokter
kejiwaan lainnya berjalan menuju ruang rawat pasien yang akan mereka periksa
hari ini.
Ri
Jin memberi laporan pasien bernama Heok Sook Hee. Dia sudah di rawat di rumah
sakit ini sejak 5 minggu yang lalu. Wanita berusia 20 tahunan itu di vonis
menderita bipolar disoderder dan suka menghayal tingkat tinggi.
*Bipolar
disorder : Gangguan mental yang menyerang
kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang
sangat ekstrim dan berlawanan seperti dua kutub yang saling bertentangan.
Dr.
Seok bertanya apa Ri Jin yakin khayalan tingkat tinggi yang di derita Heok Sook
Hee di sebabkan gangguan bipolar disorder bukan skizofrenia?. Lalu bagaimana
dengan hasil diagnosis lainnya?
*Skizofrenia
: Gangguan kejiwaan kompleks di mana seseorang mengalami kesulitan dalam proses
berpikir sehingga sering berhalusinasi.
Dengan
cepat Ri Jin menjawab setelah pemberian obat dan melanjutkan pemeriksaan, Sook
Hee menunjukan kemajuan pada kasus insomnia dan hiperaktifnya. Dr. Seok
tersenyum mendengar penjelasan Ri Jin yang sangat cepat. Sekarang waktunya
untuk memeriksa.
Rombongan Dr. Seok masuk keruang rawat Sook Hee. Mereka mengiri Sook Hee sedang
tidur menutupi seluruh badannya dengan selimut, "Nona Heok Sook Hee",
panggil Dr. Seok pelan. Tidak ada jawaban, Dr. Seok memanggil sekali lagi,
"Nona Heok Sook Hee". Tetap tidak ada jawaban.
Dr. Park menyuruh Ri Jin untuk membangunkan Sook Hee. Ri Jin memanggil nama Sook
Hee sembari menepuk pelan. Ri Jin merasakan sesuatu yang aneh, Ri Jin membuka
selimut itu yang ternyata di baliknya adalah tumpukan bantal. Sook Hee kabur dari
rumah sakit dengan meninggalkan posti-it di atas bantal.
Ri Jin memekik kaget. Dr. Park menatap Dr. Seok, takut atasan mereka marah.
mendekati Ri Jin dan menyuruh Ri Jin untuk membaca pesan. Ri Jin yang tersadar
segera membacanya, "Tempat ini tidak cocok untukku. Aku pergi ke paradise
(surga) tempat di mana aku hanya berbicara melalui musik, cahaya lampu dan
tarian. Tolong jangan mencariku?".
"Apa dia kabur?", tanya Dr. Park lirih.
Ri Jin menggeleng tidak tahu. Dr. Seok melirik Ri Jin dan Dr. Park lalu pergi
tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dr. Park memarahi Ri Jin, "Dr. Oh,
kenapa kau ceroboh sekali sampai pasienmu bisa kabur?. Cari dia sekarang.
Cepat!".
Sek. Ahn mengantar Do Hyun ke Paradise Club, tempat Do Hyun dan Ki Joon
bertemu. Sebelum turun, Sek. Ahn mengingatkan di dalam sana banyak banyak
orang, jika terjadi sesuatu maka Do Hyun harus secepat mungkin menghubunginya
dan jangan minum alkohol. Do Hyun menghela napas lalu mengangguk
mengerti.
Suasana
Paradise Club ramai sekali. Hentakan music DJ dan lampu disco membuat
pengunjung betah berlama-lama. Pelayan club mengantar Do Hyun menuju ruangan
yang di pesan Ki Joon. Begitu Do Hyun masuk, ia langsung disambut tepuk tangan
para karyawan ID Intertaiment.
Do Hyun berusaha bersikap biasa menerima sambutan semacam ini. Mata Do Hyun berkeliling mencari sosok Do Hyun yang sedang minum di sofa seorang diri. Ki Joon tersenyum tipis seraya memanggil Do Hyun untuk mendekat.
Ki Joon menjabat tangan Do Hyun dan menilai gaya pakaian Do Hyun masih sama
seperti dulu. Do Hyun tesenyum samar. Ki Joon berdiri, merangkul dan
memperkenalkan Do Hyun pada semua karyawan yang ikut berpesta malam ini,
"Baiklah. Ini dia wakil direktur Cha Do Hyun yang akan bekerja sama dengan
kita mulai minggu depan".
Perkenalan itu disambut tepuk tangan dari para karyawan. Pada Do Hyun, Ki Joon
mengatakan orang-orang yang ada di hadapan mereka ini adalah seluruh karyawan
tim desain yang akan bekerja sama dengan ID Intertainment. Para karyawan
memberi salam. Do Hyun sedikit membungkuk membalas salam mereka.
Acara
perkenalan selesai, Ki Joon mempersilahkan para karyawan untuk bersenang-senang
menikmati pesta. Tapi sebagai gantinya, Ki Joon meminta mereka bekerja keras
dengan hasil yang menakjubkan. Para karyawan membubarkan diri turun ke lantai
dansa.
"Duduklah.
Kau harus minum satu gelas", tawar Ki Joon.
Do
Hyun protes seharusnya Ki Joon memberitahu lebih dulu kalau acaranya diadakan
di tempat semacam ini. Ki Joon menyahut apa ada untungnya jika ia memberitahu
lebih dulu. Sembari meletakan es batu ke dalam gelasnya, Ki Joon berkata konsep
baju dan tatanan rambut Do Hyun sudah di tata oleh ahlinya. Do Hyun juga harus
belajar tata krama dari seorang konsultan, "Apa kau berencana untuk memberi
salam sepanjang malam seperti tadi?".
Do
Hyun tersenyum samar menganggapi ucapan Ki Joon, jika orang lain mendengar
mereka akan pikir perkataan Ki Joon tadi benar adanya. Ki Joon berkata apa yang
ia katakan tadi benar-benar serius, "Kau pikir aku tidak tahu?. Agar adil
kau tidak bisa hidup seenaknya tanpa pengawasan ketua".
Do
Hyun terdiam. Ki Joon memberikan satu gelas whisky pada Do Hyun. Tapi Do Hyun
menyingkirkan gelas itu dan lebih memilih minum air mineral. Ki Joon yang
melihatnya tersenyum sinis dan menyindir Do Hyun anak/murid yang baik.
Do
Hyun ingin tahu sedikit tentang perusahaan. Do Hyun menjawab ada perubahan
dalam perusahaan mereka, "Ketua Tim Desain yang terpaksa kami rekrut dan
kemunculan wakil direktur yang mendadak. Makanya ini adalah pesta untukmu dan
ketua tim desain atas kepulangan kalian".
Ki
Joon memberitahu ketua tim desain yang ia maksud sedang berada di ruang ganti.
Dia sangat cantik. Do Hyun tersenyum
Terdengar
langkah sepatu wanita. Ki Joon menunjuk kearah suara, "Itu
dia".
Muncul seorang wanita yang memakai gaun malam dengan punggung terbuka. Saat
wanita itu menoleh, senyum Do Hyun lenyap seketika. Do Hyun terkejut melihat
wajah wanita itu, saking terkejutnya sampai ia bangkit dari kursinya. Sementara
wanita itu tersenyum manis pada Do Hyun.
Ki Joon tersenyum licik, sepertinya dia sudah tahu bagaimana reaksi Do Hyun saat bertemu Han Chae Yeon, nama wanita cantik itu.
Ri
Jin sibuk mencari Sook Hee. Ia menelpon Ri On meminta bantuan untuk melacak GPS
ponsel Sook Hee. Ri On saat ini berada di tempat kerja salah satu temannya,
dengan bangganya ia berkata pekerjaan lacak melacak telah menjadi keahliannya
selama 7 tahun. Ia juga punya teman yang biasa di panggil, "Bos Pelacak
Lokasi".
Lokasi
ponsel Sook Hee akhirnya di temukan tapi anehnya malah terlacak berada di rumah
sakit.
Ri
Jin yang mengira Sook Hee telah kembali ke rumah sakit bergegas keruang rawat.
Tapi ruangan itu kosong. Ri Jin menghela napas kecewa, lalu menghubungi ponsel
Sook Hee. Ri Jin mendengar dering suara ponsel di sekitarnya dan mencari sumber
suara. Rupanya, Sook Hee sengaja meninggalkan ponselnya di bawah tempat
tidur, lengkap dengan notes yang dia tinggalkan,
"Berusaha
melacak ponselku merupakan kesalahan besar. Biarkan aku pergi ke Paradise".
Ri Jin terduduk lemas. Sedetik kemudian, ponsel Sook Hee berdenting menerima
sms. Tanpa ragu Ri Jin membuka sms itu. Sms undangan VIP acara ulang tahun
ke-30 moderato, sang master Whisky. Dalam sms itu juga disertakan nama Club
Paradise berserta alamat webnya.
Ri Jin memekik senang, "Ternyata ada!. Ada tempat bernama Paradise"". Ri Jin senang mengetahui bahwa paradise yang di maksud Sook Hee ternyata bukan surga yang sebenarnya melainkan merujuk pada sebuah nama club. Club Paradise beralamat di Jl. Cheongdamdong, Gangnam.
Chae
Yeon mengungkit Ji Sun di depan Do Hyun. Ki Joon bertanya apa yang di maksud
mereka adalah Ji Sung putri kedua dari Grup Myung Song. Chae Yeon membenarkan.
Ki Joon menilai Ji Sung dan Chae Yeon sangat cocok. Chae Yeon merasa Do Hyun
dan Do Hyun tampak seperti murid pintar dari inggris. Seperti Harry Potter dan
Harmonie dari sekolah sihir Hogwarts. Pasangan yang sempurna.
Do
Hyun terlihat tidak nyaman dan gugup dengan topik pembicaraan ini. Chae Yeon
kembali mengungkit masa lalu. Saat itu Do Hyung pernah meminta untuk
mempertemukanya dengan Ji Sung. Do Hyun memberikan tas pada Chae Yeon sebagai
imbalan. Karena itu Chae Yeon membuat rencana mempertemukan mereka. Tapi saat
itu Do Hyun malah tidak muncul. Chae Yeon terpaksa mengembalikan tas pemberian
Do Hyun, meski ia sangat menyukai tas itu.
"Apa kau harus mencampakannya seperti itu?", tanya Ki Joon pada Do
Hyun. " Kau yang selalu ramah pada siapapun menjadi tidak tertarik jika
menyangkut masalah perempuan. Putri kedua Grup Myung Song tidaklah buruk untuk
kau jadikan pasangan".
"Aku tidak tertarik padanya dan aku rasa dia bukan jodohku. Memberinya
harapan palsu itu menyakitkan", jawab Do Hyun.
"Kau mempunyai hati tapi kau tidak mau mengakuinya. Tapi hatimu juga tidak bisa melupakannya begitu saja. Jadi, itu alasanmu hanya mencuri pandang padanya?. Bukankah itu lebih buruk?", sindir Ki Joon.
Do Hyun terdiam. Chae Yeon bertanya pada Ki Joon siapa wanita yang benar-benar di sukai Do Hyun hingga tidak bisa dilupakannya. Ki Joon menyuruh Chae Yeon untuk langsung bertanya pada Do Hyun.
Chae Yeon bertanya pada Do Hyun seolah-olah tidak tahu siapa wanita yang
dimaksud, "Benarkan?. Siapa wanita itu?".
Chae
Yeon terus bertanya, tapi dari gaya bicaranya bisa di lihat kalau Chae Yeon
sudah tahu siapa wanita yang di sukai Do Hyun, yang tak lain adalah dirinya
sendiri, Han Chae Yeon. Mungkin Chae Yeon ingin mendengar langsung pengakuan Do
Hyun.
Ki Joon memperhatikan ekspresi Do Hyun yang hanya diam mematung. Do Hyun menatap Chae Yeon seakan ingin menjawab pertanyaan itu. Belum sempat Do Hyun menjawab, terdengar pintu terbuka. Do Hyun terselamatkan dengan kedatangan karyawan ID Entertainment yang mengajak mereka turun ke lantai dansa.
Ki
Joon mengandeng tangan Chae Yeon turun ke lantai dansa berbaur dengan para
karyawan ID Entertainment. Hentakan musik DJ membuat siapa saja ingin menari.
Tapi tidak dengan Do Hyun yang hanya melihat mereka dari lantai atas.
Sembari
meneguk air mineral, Do Hyun memperhatikan Chae Yeon dan Ki Joon yang tampak
mesra. Di hadapan para karyawan tanpa canggung Ki Joon merangkul dan berbisik
ke telinga Chae Yeon. Begitu pula sebaliknya.
Flashback.
Suatu
hari di rumah Do Hyun. Terdengar dering telpon, Do Hyun bergegas menjawabnya
dan tampak senang ketika mendengar suara Chae Yeon. Lebih senang lagi saat Chae
Yeon mengajaknya bertemu di hari natal. Tentu saja Do Hyun tidak menolak ajakan
tersebut.
Hari
natal tiba. Do Hyun duduk di cafe, malangnya hari itu rupanya bertepatan dengan
hari dimana Do Hyun disiram air oleh wanita gangster yang marah karena tidak
mengenalinya. Wanita itu pergi setelah menyiram Do Hyun.
Do
Hyun melihat Chae Yeon datang dan duduk tak jauh darinya. Terpaksa Do Hyun
menutupi wajahnya. Do Hyun merasa malu menemui Chae Yeon dengan penampilan
basah kuyup seperti sekarang. Padahal saat itu Chae Yeon tengan menantikan
dirinya.
Flashback end.
Kini Do Hyun hanya bisa menatap sedih wanita yang di sukainya itu yang tampak
dekat dengan sepupunya sendiri, Cha Ki Joon.
Tiba-tiba datang seorang wanita menghampiri Ki Joon, "Kau pasti sangat
kesepian!', ujar wanita itu yang tak lain adalah Heo Sook Hee, pasien yang di cari Ri Jin.
"Apa?", tanya Do Hyun. Dentuman musik yang keras membuat mereka harus bicara dengan nada nyaring
"Aku sudah melihatmu dari tadi. Pasti hatimu sangat terluka. Rasakanlah,
perasaan yang mengatakan kalau kau sangat sendirian di dunia ini. Rasakanlah
juga, perasaan yang mengatakan kalau kau tidak sendirian. Perasaan bahwa kau
bukan dirimu lagi. Perasaan bahwa ada banyak orang di dalam dirimu. Perasaan
mengerikan yang kau tidak tahu kapan mereka akan keluar. Aku tahu perasaaan
itu!".
Sook
Hee memberikan kartu nama. Do Hyun terkejut membaca profesi Sook Hee. Sook Hee
menyibakkan rambutnya dengan genit, "Benar. Aku adalah dokter jiwa. Kalau
kau butuh orang yang ingin kau ajak bicara, aku selalu siap".
Do Hyun mengembalikan kartu nama itu seraya mengucapkan terima kasih sekaligus meminta maaf karena tidak bisa menerimanya. Do Hyun ingin pergi, tapi Sook Hee yang terpaku menatap ke suatu tempat menahan tangan Do Hyun.
"Tolong bantu aku", pinta Sook Hee menunjuk ke arah lantai dansa.
Lebih tepatnya menunjuk Ri Jin yang sedang mencari-cari seseorang, "Dia
itu pasienku. Kurasa dia berusaha mengikutiku".
Hahaha.. yang jelas-jelas pasien malah ngaku-ngaku dokter...
Dalam cahaya remang lampu disco, Do Hyun dapat mengenali wajah Ri Jin yang langsung mengingatkannya pada kejadian di bandara siang tadi. Do Hyun ingat ucapan Ri On yang bilang kalau adiknya ini, Ri Jin menderita gangguan mental. Do Hyun langsung percaya kalau Ri Jin menderita gangguan mental.
Hook
See berkata akan keluar dan menelpon ambulans, ia minta Do Hyun menjaga Ri Jin,
"Dia itu wanita yang sangat berbahaya. Dia sangat terobsesi dengan
kekuatannya. Dia pasti juga akan bilang kalau aku ini pasien yang kabur. Tentu saja
dia akan mengaku dia itu seorang dokter. Jangan percaya, dia itu suka menghayal
".
Do Hyun menatap ke arah Ri Jin. Tepat saat itu Ri Jin menoleh ke arah mereka.
Ri Jin menunjuk Hook See dan bergegas naik untuk menangkap paseinya yang nakal
itu.
Saat Hook See menoleh ke samping sudah ada Ri Jin berdiri di depannya seraya
tersenyum lebar dan mengancungkan jari telunjuk, "Nona Hoe Sook
Hee!". Hook See terbelalak kaget menggunakan jurus andalan,
"Kabooorr".
Ri Jin mengejar namun Do Hyun yang mengira Ri Jin seorang pasien malah
menahannya. Ri Jin berusaha menjelaskan kalau wanita yang lari tadi adalah
pasiennya yang kabur dari rumah sakit.
Do Hyun ingat pesan Hook See, kalau Ri Jin mengatakan dia adalah seorang dokter
jangan percaya. Ri Jin mati-matian berusaha menjelaskan kalau dia adalah
seorang dokter dan Hook See adalah pasiennya.
"Kau benar-benar tidak mau menyingkir?".
"Sadarlah. Tetap tenang. Dengarkan perkataanku", ucap Do Hyun menahan kuat tangan Ri Jin.
Ri Jin melihat Hook See menari di lantai dansa. Ri Jin berontak, melepaskan
pegangan Do Hyun dan hendak pergi. Namun Do Hyun yang tidak ingin melepaskan Ri
Jin kembali menahan Ri Jin dengan menarik ujung mantelnya. Ri Jin kesal
setengah mati, tanpa peringatan ia langsung membanting Do Hyun dengan jurus
jodunya.
Di luar dugaan, Do Hyun tampak sangat kesakitan sembari memegang kepalanya. Ri Jin jadi khawatir, "Kau tidak apa-apa?".
Ri Jin meminta maaf seharusnya tadi Do Hyun minggir saat ia menyuruh Do Hyun
untuk minggir. Do Hyun yang mengetahui akan terjadi perubahan pada dirinya
memilih pergi dari sana. Ri Jin tampak mencemaskan keadaan Do Hyun. Sejenak Ri
Jin bingung ingin mengejar Do Hyun atau menjalankan tugasnya menangkap Hook
See. Pada akhirya Ri Jin memilih turun ke lantai dansa untuk menangkap Hook
See.
Do Hyun mengunci dirinya di dalam kamar mandi. Ia merasakan kesakitan luar
biasa. Kepalanya serasa mau meledak. Do Hyun berusaha mengambil botol dari
dalam saku jas. Ia berhasil mengambil botol itu dan membuka penutupnya. Tpai
tangannya yang gemetar malah membuat obat-obat terhambur ke lantai.
"Tidak.. jangan", ucap Do Hyun dengan napas tercekat, "Kumohon jangan disini".
Do Hyun berteriak keras, bola matanya membesar dan berubah menjadi warna biru.
Do Hyun lemas tidak bergerak. Perlahan muncul tato berwarna merah di leher Do
Hyun. Kemudian tangan Do Hyun bergerak mengetuk-etuk pinggiran kloset.
Tersungging senyum di bibir Do Hyun dan terlihat kilatan tajam di matanya.
Pertanda bahwa Shin Se Gi telah mengambil alih tubuh Do Hyun.
Se Gi keluar dengan membanting pintu WC, suara keras itu membuat pria gangster
yang sedang memasang eyeliner, hingga membuat wajahnya tercoret. Se Gi
mengomentari pakaian yang ia kenakan, "Baju macam apa ini!".
Pria gangster menatap dandanannya yang tampak berantakan dan teriak marah pada
Se Gi, "Hei!. Karena ulahmu make up ku berantakan!".
Se Gi menatap pria itu dan berjalan menghampirinya. Pria gangster merintih
sakit saat Se Gi menyentuh telinganya yang memakai anting, "Ini seperti
ciri khasku".
Se Gi yang kini sudah merubah penampilannya berjalan di tengah kerumunan
orang-orang yang sedang asyik berdansa. Do Hyun memakai jaket, eyeliner tebal serta anting di telinga kirinya. Bisa di tebak Se Gi pasti merampas
jaket pria gangster tadi.
Meski hanya sepintas, Ki Joo sempat berpapasan dengan
Se Gi. Ia tertegun menatap punggung Se Gi yang tampak tak asing baginya.
Kemudian
Ki Joon kembali ke ruangan tempat ia dan Do Hyun sebelumnya bertemua. Ki Joon
terdiam berpikir dan tersenyum sinis seakan merencanakan sesuatu. Tak lama Chae
Yeon datang. Chae Yeon merasa lelah dan bosan, padahal pesta sebenarnya belum
di mulai. Chae Yeon bertanya kemana Do Hyun?.
Ki
Joon tidak tahu, mungkin saat ini Do Hyun berada di atap. Chae Yeon tak
mengerti apa maksudnya, apa itu juga nama sebuah bar. Ki Joon merasa yakin Do
Hyun saat ini sedang berpikir diatas atap, tak ubahnya seperti kucing
berkelakuan baik yang menjilati bulunya. Chae Yeon tak mengerti apa sih maksudnya.
Pria
gangter yang tadi di rampas jaketnya, keluar dari WC hanya hanya dengan memakai kaos dalam. Ia mengambil ponselnya di lantai dan menghubungi seseorang,
"Kau dimana?. Ajak yang lainnya dan cepat datang kesini?".
Apa yang menyebabkan pria ini marah besar, karena di dalam jaketnya itu ada ekstasi atau narkoba.
Ri Jin berhasil menangkap Hook See. Pasien Ri Jin itu meronta-ronta saat
petugas medis membawanya masuk ke dalam ambulance.
Dr. Park mengajak Ri Jin
kembali ke rumah sakit bersama-sama. Ri Jin teringat pada Do Hyun yang tampak
sangat kesakitan setelah ia banting. Ri Jin menyuruh Dr. Park untuk pergi duluan, ia akan menyusul nanti. Sebelum Dr. Park protes, cepat-cepat Ri Jin menuntup pintu
ambulance lalu lari.
Ri Jin bergegas kembali ke paradise, saat hendak masuk tangannya di tahan
seseorang. Ri Jin terkejut dan mengenali Se Gi sebagai pria yang ia banting
sebelumnya. Ri Jin meminta maaf atas perlakuannya tadi. Ri Jin sedikit heran
dengan penampilan Do Hyun yang berubah, "Kapan kau ganti baju?.
Se Gi menatap Ri Jin tak berkedip, "Ingat?".
"Apa?", tanya Ri Jin bingung.
Se Gi sedikit menyingkap lengan baju Ri Jin dan melihat jam di pergelangan
tangan gadis itu. Ri Jin bingung tapi ia diam saja. Jam menunjukan pukul 10
kurang 15 detik. Se Gi menatap Ri Jin dan jam secara bergantian. Ia menunggu
hingga jarum jam tepat berada di angka 12.
"7 Januari 2015, tepat pukul 10 malam", Se Gi terdiam sejenak sebelum
melanjutkan kalimatnya, "Waktu aku jatuh cinta padamu".
Se Gi menatap dalam Ri Jin yang tertegun dengan pengakuannya. Ucapan Se Gi terdengar tulus dan sungguh-sungguh. Di tambah dengan sountrack yang mengalun lembuat membuat suasan menjadi romantis. Ri Jin tersadar dari rasa tertegunnya dan tawanya meledak begitu saja. Suasana romantisnya hilang dech.. ^^
Ri Jin ingat saat membanting Do Hyun. Ia berkata dalam hati, "Tidak
mungkin dia mengalami gangguan mental saat dia jatuh. Jangan bilang dia
jatuh cinta padaku karena aku wanita pertama yang bersikap kasar padanya".
Tapi yang Ri Jin pikirkan benar adanya. Se Gi berkata,
"Kau adalah ..... ".
"Jangan katakan, jangan katakan", batin Ri Jin dalam hati
"Wanita pertama yang memperlakukanku dengan kasar", lanjut Se Gi membuat tawa Ri Jinn semakin nyaring.
Ri Jin memekik nyaring, bergidik geli seraya menarik tangannya dan buru-buru
minta maaf atas prilakunya yang tidak sopan. Ri Jin berkata akan berpura-pura tidak
mendengar pengakuan Se Gi barusan, dan janji tidak akan berani bersikap kasar
lagi pada Se Gi, "Sampai jumpa", pamit Ri Jin beranjak pergi.
Langkah Ri Jin terhenti ketika melihat seseroang mengendarai sebuah motor
menuruni tangga, di susul dengan motor-motor lainnya. Ri Jin panik saat
gerombolan geng motor itu mengepung mereka dari berbagai sudut.
"Sekarang apalagi?. Kenapa genre comedy romantis tiba-tiba berubah
menjadi action", batin Ri Jin dalam hati..hahaha.
Para pria geng motor itu turun dari motor mereka dengan membawa pemukul. Ri Jin
mendekati Se Gi seakan meminta perlindungan. Pria gengster yang jaketnya di
rampas muncul di depan Se Gi dan minta pada Se Gi untuk melepas jaketnya. Tapi
Se Gi menyuruh pria itu untuk melepas sendiri jaketnya kalau bisa.
Pikiran Ri Jin kemana-mana membayangkan akan ada adegan erotis dan berpikir kalau pria gengster dan Se Gi terlibat hubungan cinta sejenis.. hahaha.
Pria Gengster tidak ingin berkelahi. Selagi ia meminta baik-baik, lepaskan saja jaket itu dan letakkan di lantai pelan-pelan. Ri Jin yang tidak ingin melihat perkelahian ikut meminta Se Gi untuk melepas jaketnya, "Kurasa dia menyukai jaketmu, cepat lepaskan".
"Tidak mau", sahut Se Gi
"Tidak mau?. Kau pikir jaket kulit itu lebih berharga dari nyawamu?",
protes Ri Jin.
Karena Se Gi tidak mau menyerahkan jaket itu maka pria gengser berpikir tidak ada pilihan lain selain mereka harus berkelahi. Se Gi menyambutnya dengan senang, kedengarannya bagus.
Ri Jin ketakutan setengah mati. Ia mencoba melepas jaket yang di kenakan Se Gi. Lagipula jaket ini bukan terbuat dari kulit asli, jadi cepat lepaskan.
"Haruskan
kita mencobanya", tanya Se Gi menantang.
Ri
Jin berteriak saat melihat pria gengster itu hendak menyerang mereka. Dengan
cepat Se Gi melindungi Ri Jin dari serangan dan mendorongnya menjauhi medan
pertempuran. Dengan kekuatannya Se Gi balik menyerang, memukul, menendang dan
menjatuhkan satu persatu semua musuh-musuhnya. Perkelahian itu tepat terjadi di
depan pintu masuk club paradise.
Usai merobohkan semua lawannya, Se Gi berjalan menghampiri Ri Jin.
"Hei!. Di belakangmu", seru Ri Jin menunjuk ke arah belakang.
Se Gi berbalik dan melihat pria gangster yang ingin menyerangnya dengan balok kayu. Jaraknya terlalu dekat hingga membuat Se Gi tidak sempat menghindar. Hantaman balok kayu itu tepat memukul kepala Se Gi.
Pukulan keras itu membuat badan Se Gi terhuyung kebelakang dan hampir roboh,
seiring dengan berhentinya hentakan musik DJ dari dalam club. Beberapa detik
kemudian kembali terdengar suara musik dari dalam. Saat itulah tiba-tiba Se Gi
kembali berdiri tegak dan tersenyum ke arah musuhnya.
Ri
Jin terbelakak kaget begitu pula dengan pria gengster, entah kekuatan dari mana
yang membuat Se Gi bisa kuat seperti itu.
END
Komentar
:
Seperti
dugaan saya, drama ini sangat menarik dan layak di tunggu setiap minggunya.
Kepribadian Do Hyun dan Se Gi jauh berbeda. Do Hyun sangat baik dan tidak tega
menyakiti orang lain bertolak belakang dengan Se Gi yang kasar dan pemarah.
Mungkinkah kepribadian Se Gi muncul akibat bentuk mekanisme pertahanan Do Hyun
yang selama ini memendam rasa sakit dan tertekan seorang diri.
Do
Hyun termaksud tipe orang yang tidak bisa membagikan apa yang ia rasakan dengan
orang lain. Jelas sekali kalau Do Hyun merasa tertekan entah itu karena
penyakitnya atau permasalahan dalam keluarga.
Saya merasa aneh ketika mendengar Do Hyun memanggil neneknya sendiri dengan panggilan, "Ketua". Kenapa tidak memanggil nenek saja, lagi pula saat itu mereka berada di rumah bukan di perusahaan. Sikap ketua Seo pada Do Hyun juga dingin, mungkinkah di masa lalu Do Hyun melakukan sebuah kesalahan fatal yang membuat ketua Seo tidak bisa memaafkan Do Hyun hingga sekarang. Lalu kemana ayah Do Hyun?. Masih hidup atau sudah meninggal?.
Akting
Ji Sung daebak, baik saat berakting sebagai Do Hyun maupun Se Gi. Dari tatapan
mata, suara dan gaya bicara kita bisa melihat jelas perbedaan antara Se Gi dan
Do Hyun. Seakan-akan kita benar-benar melihat 2 kepribadian berbeda dalam diri
Do Hyun.
Hubungan Ri Jin dan Ri On juga
harmonis. Adu mulut dan perkelahian dalam hubungan adik kakak itu wajar, tapi
di samping itu tentunya mereka juga saling menyayangi, perhatian dan memberikan
dukungan satu sama lain.
Dari awal saya sudah tidak menyukai
Ki Joon. Setiap kali bicara dengan Do Hyun, nada bicaranya penuh dengan
sindiran. Chae Yeon sepertinya juga bukan gadis yang baik-baik dan manis
seperti yang terlihat. Bukan tidak mungkin kalau dia juga menyukai Do Hyun,
tapi sepertinya ada hubungan istimewa antara dia dengan Ki Joon.
Sedikit OOT, entah kenapa melihat
wajah Do Hyun yang sedih mengingatkan saya pada sosok "Kim Tan (The
Heirs)". Perasaan saya mengatakan kalau mereka berdua sama-sama menyimpan
kesedihan di dalam hati. Ini hanya perasaan saya saja loh, abaikan jika tidak
berkenan. Hehehe...
Mau tanya.. Tau gak judul lagu dj pas shin se gi kena pukul balok?
ReplyDeleteMakasih ^^