Pages - Menu

Thursday, January 08, 2015

Sinopsis Reset Episode 10 Part 1

Episode 10

= Kesempatan Terakhir =

Eun Bi mengedor kaca mobil memanggil-manggil Woo Jin, "Yeonggam. Kumohon sadarlah. Cepat keluar!". Woo Jin yang setengah sadar mengira Eun Bi sebagai Seung Hee. Woo Jin teringat perkataan penyidik Go dan sekarang ia yakin bahwa Woo Jin bukanlah pembunuh ayahnya. Eun Bi pergi mencari batu dan memecahkan kaca mobil. Woo Jin kembali pingsan. 

Jaksa yang menginterogasi penyidik Go benar-benar kesal dengan pernyataan yang di berikan penyidik Go. Jaksa tak percaya saat penyidik Go mengatakan di sandera oleh seseorang bernama Jeong Sang. 

Direktur Choi yang melihat di ruang sebelah menghela napas. Ia pergi keruang interogasi dan menyuruh jaksa keluar, biar ia yang melanjutkan proses interogasi. Direktur Choi mematikan microphone dan bertanya pada penyidik Go di mana Cha Woo Jin. 

Penyidik Go tersenyum, "Kenapa anda bertanya padaku?. Aku korban, pak. Anda berada di sana dan juga melihatnya kejadiannya secara langsung". 

"Penyidik Go, semakin kau bersikap seperti ini, semakin besar resiko bagi Cha Woo Jin".

Penyidik Go terdiam sesaat teringat percakapannya dengan Woo Jin saat di rutan Seobu. Penyidik Go berkata jika direktur Choi ingin menemukan Woo Jin, maka direktur Choi harus menangkap presdir Kim Hak Soo lebih dulu.

Direktur Choi tak mengerti omong kosong apa ini. Penyidik Go menegaskan kalau ia tidak percaya pada siapapun, "Khususnya, aku lebih tidak percaya pada anda, direktur". Direktur Choi langsung terdiam mencoba mencerna ucapan penyidik Go. 

Penyidik Go akhirnya di bebaskan, orang yang pertama kali ia temui adalah Dong Soo.  Dong Soo bertanya apa penyelidikannya sudah selesai. Penyidik Go mengangguk lalu bertanya bagaimana dengan kabag Han, apa penyelidikannya belum selesai. Dong Soo menjawab kabag Han baru saja pulang karena mencemaskan Eun Bi. 

Penyidik Go langsung mengecek ponselnya dan melihat banyak panggilan tidak terjawab dari Eun Bi. Penyidik Go menelpon balik dan mendengar kabar tentang Woo Jin. 

Dong Soo dan penyidik Go bergegas ke rumah sakit. Eun Bi menunggui Woo Jin yang dirawat di ruang UGD. Eun Bi merasa bersalah karena dirinya Woo Jin jadi seperti ini. Penyidik Go tidak menyalahkan Eun Bi. Ia yakin Woo Jin akan segera sadar. 

Dong Soo tidak terima bagaimana bisa seorang jaksa mengalami hal seperti ini. Tidak bisa di biarkan, ia mengambil ponselnya hendak menghubungi seseorang. Tapi tidak jadi karena Woo Jin sadar dan berkata, "Jangan".

Woo Jin di pindahkan keruang rawat. Dong Soo telah meminta pada staf rumah sakit untuk merahasiakan hal ini, jika ada yang bertanya katakan saja kalau Woo Jin belum sadar. Woo Jin mengucapkan terima kasih atas bantuan Dong Soo. 

Sekarang Dong Soo ingin mendengar alasan Woo Jin. Seperti yang mereka ketahui, presdir Kim itu tidak mudah untuk di tangkap. Dong Soo tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Woo Jin yakin bisa menangkap presdir Kim, yang mereka butuhkan saat ini adalah waktu untuk mempersiapkan diri dengan baik. 
Direktur Choi menerima telepon dari presdir Kim, ucapan selamat atas promosi yang di dapat direktur Choi. Presdir Kim berkata telah banyak menggunakan kekuatannya hingga direktur Choi di promosikan. Wajah direktur Choi terlihat tidak senang, apa lagi saat presdir Kim berkata,

"Aku benar-benar peduli pada orang-orangku"

"Kau telah salah orang. Kau pikir aku akan terjerat dalam lingkaranmu?", sahut direktur Choi dan langsung memutus sambungan telepon. 

Penolakan itu jelas membuat presdir Kim kesal. Tapi ia yakin, demi uang dan kekuasaan pada akhirnya nanti direktur Choi juga akan menundukan kepala di hadapannya. Presdir Kim bertanya pada pria Kyoto, bagaimana dengan dokter klinik. 

Pria Kyoto masih berusaha mencarinya. Presdir Kim merasa kecewa pada kemampuan pria Kyoto yang tidak sama lagi seperti dulu, "Kau ingin mati!", gertak presdir Kim. 

"Saya akan segera menemukannya", janji pria Kyoto lalu pergi

Presdir Kim berdecak..ck..ck..ck... Ia terdiam mengingat kejadian di ruang eksekusi saat membiarkan dokter klinik melarikan diri. Presdir Kim mencoba menebak-nebak, apa yang sedang dilakukan dokter klinik saat ini.

Eun Bi dan kabag Han memilih untuk tidur di rumah sakit. Mereka tidur di ruang yang sama dengan Woo Jin di rawat. Penyidik Go memandangi mereka yang tidur di satu ranjang sembari berangkulan. Kemudian ia menoleh pada Woo Jin yang sedang berpikir keras.

Woo Jin ingat pesan Bong Hak, "Katakan pada Eun Bi, ayahnya sudah mati. Tapi jangan khawatir, bahkan jika kaset itu diambil...bahkan jika aku mati. Balas dendam sudah selesai. Aku harus mati, supaya Eun Bi bisa hidup". 

"Benar. Itu dia", ucap Woo Jin bersinar cerah menemukan ide

"Yeonggam. Rencana yang kau punya, bolehkah aku tahu?. Apa Presdir Kim akan diam saja saat di tangkap. Kita tidak punya bukti konkret kalau dia telah membunuh". 

"Bukti dan saksi, kita akan mulai mencarinya sekarang". 

Penyidik Go bertanya bagaimana caranya. Woo Jin mengatakan sms yang dikirim X sebelumnya, apa masih bisa di gunakan. Penyidik Go menjawab mungkin bisa 1 atau 2 sms saja. Woo Jin mengangguk, bagus kalau begitu ia akan memulainya sekarang. 

Woo Jin mengintruksikan penyidik Go untuk mengatakan keberadaanya di sini pada orang-orang yang peduli pada hidup matinya. Ini adalah rencana awal yang sangat penting. 

Keesokan harinya asisten direktur Kim datang membesuk Woo Jin. Di depan orang lain Woo Jin berakting tidak sadarkan diri. Eun Bi dan kabag Han juga memasang wajah sedih. Asisten bertanya kenapa Woo Jin ingin bunuh diri. Dengan terisak kabag Han menjawab tidak tahu, semuanya terjadi begitu tiba-tiba.

Sepulang dari rumah sakit asisten memberi laporan pada direktur Choi tentang kondisi Woo Jin yang masih belum sadar, tidak tahu bisa kembali pulih lagi atau tidak. Direktur Choi tidak yakin, apa benar Woo Jin melakukan percobaan bunuh diri. Asisten menjawab, saat Woo Jin ditemukan beberapa barang bukti menunjukan kalau dia benar-benar ingin bunuh diri. 

Direktur Choi mengerti dan mempersilahkan asisten untuk keluar. Setelah itu, ia menelpon presdir Kim. Direktur Choi bertanya, "Apa kau telah melakukan sesuatu pada Cha Woo Jin?". 

Kabar Woo Jin yang masih hidup membuat presdir Kim kesal. Ia menyuruh pria Kyoto untuk pergi ke rumah sakit dan bunuh Woo Jin. 

Penyidik Go menyamar menjadi pasien. Ia melihat dokter klinik yang datang kerumah sakit tempat Woo Jin di rawat. Ia berdiri di meja resepsionis, melihat daftar pasien di lantai 6. Penyidik Go mengenali dokter kilinik dari foto yang Woo Jin berikan. 

Penyidik Go teringat pesan Woo Jin yang menyuruhnya untuk mengirimkan sms pada dokter klinik. Woo Jin yakin, jika menyangkut soal Eun Bi dokter klinik pasti akan datang. Penyidik Go mengangguk memberi kode pada 4 petugas yang juga menyamar seperti dirinya. Mereka mulai bergerak mendekati dokter klinik, disaat yang bersamaan penyidik Go melihat pria Kyoto yang juga datang kerumah sakit. 

Rencana Woo Jin kali ini ingin menangkap dokter klinik dan anak buah presdir Kim bersamaam. Dengan begitu ia akan mendapatkan bukti dan saksi sekaligus. Tapi mereka harus berhati-hati agar presdir Kim tidak tahu kalau dokter klinik juga datang kerumah sakit. 

Pria Kyoto melihat daftar pasien dan bergegas menuju ke lantai 6. Dia dan dokter klinik menuju ruangan Woo Jin melalui jalan yang berbeda. Hampir saja dokter klinik bertemu dengan pria Kyoto kalau saja penyidik Go tidak cepat-cepat menarik dokter klinik bersembunyi di balik tembok. Setengah mengancam penyidik Go menyuruh dokter klinik untuk diam kalau tetap ingin hidup. 

Penyidik Go membawa dokter klinik menemui Woo Jin. Dokter klinik menolak permintaan Woo Jin yang ingin memiliki video rekaman ruang eksekusi rutan Seobu. Dokter klinik menyindir, rencana apa lagi kali ini. Ia menegur Woo Jin untuk tidak lagi melakukan suatu hal yang berbahaya. Yang perlu Woo Jin lakukan saat ini adalah menjaga Eun Bi, seperti pesan terakhir Bong Hak. 

"Si iblis presdir Kim, aku akan membunuhnya", ucap dokter klinik lalu pergi. 

Langkah dokter klinik terhenti ketika Woo Jin berkata, "Jika kau tetap bersikap seperti ini, kau akan mati". 

"Aku tidak takut mati. Aku berbeda denganmu", sahut dokter klinik

"Sekarang ini kau, menyia-nyiakan kematian Jo Bong Hak".  

"Diam kau!", ucap dokter klinik
"Kau tahu seberapa cerobohnya kau sekarang?. Saudara-saudaramu di bunuh begitu juga dengan Jo Bong Hak. Bong Hak akan selalu di kenal sebagai pembunuh" 


Dokter klinik marah mencengkram kerah bahu Woo Jin, "Omong kosong macam apa ini?. Pengecut sepertimu memangnya tahu apa?". 

"Seung Hee.. presdir Kim yang membunuhnya. Presdir Kim telah membunuh Seung Hee". 

Dokter klinik terkejut perlahan melepas cengkramannya. Sama seperti dokter klinik, Woo Jin juga ingin membunuh presdir Kim. Melihat keteguhan Woo Jin, dokter klinik akhirnya luluh. Dokter klinik menghela napas dan mengaku tidak lagi mempunyai video itu.


"Saat itu aku bergegas pergi. Data yang muncul erorr. Tapi.. selama ada peralatan dan waktu. Bisa di perbaiki". 

Pria Kyoto berjalan keruangan tempat Woo Jin di rawat. Ada petugas berjaga di pintu, tapi pria Kyoto di perbolehkan masuk karena memakai jas putih layaknya seorang dokter. Di dalam ruangan, ada penyidik Go yang tengah tertidur. Pria Kyoto jalan perlahan sembari mengeluarkan pisaunya. Pisau tajam itu ia arahkan ke leher penyidik Go. 

Tiba-tiba saja ada banyak petugas mengepung pria Kyoto. Dengan cepat mereka menahan tangan pria Kyoto. Woo Jin yang berdiri di belakang menodongkan pistolnya ke kepala pria Kyoto. Dan petugas yang berpura-pura menjadi Woo Jin, memasang borgol ke tangan pria kyoto. Mereka sengaja membuat jebakan untuk menangkap anak buah presdir Kim ini. 

Penyidik Go membawa dokter klinik dan Eun Bi ke rumah baru mereka. Rumah sebelumnya tidak lagi aman karena sudah di ketahui anak buah presdir Kim. Penyidik Go melarang Eun Bi dan dokter klinik keluar rumah. Ia sudah menyiapkan semuanya, jika butuh sesuatu katakan saja. 

Agar tidak bosan, penyidik Go juga menyediakan televisi dan beberapa buku yang bisa Eun Bi baca, "Meskipun tidak nyaman, mohon bertahanlah. Akan segera berakhir". Eun Bi dan penyidik Go mengerti, tidak usah khawatir. Penyidik Go pamit pulang setelah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan. 

Eun Bi memberanikan diri bertanya tentang ayahnya pada dokter klinik, "Ahjushi, kau kenal ayahku, kan?". 

Dokter klinik mengangguk. Eun Bi meminta dokter klinik menceritakan sedikit tentang ayahnya. Dokter klinik tersenyum mengerti perasaan Eun Bi saat ini. Dokter klinik berkata tidak peduli orang lain berkata apa, ayah Eun Bi adalah orang yang sangat luar biasa. 

"Juga, ayahmu menyayangimu lebih dari siapapun di dunia ini". 

Eun Bi terharu dan tersenyum lega mengetahui ayahnya adalah orang yang baik. 

Woo Jin menyerahkan buku rekening rahasia milik Taek bersaudara kepada direktur Choi. Woo Jin bertekad akan menangkap presdir Kim dengan usahanya sendiri. Direktur Choi ingin tahu alasan kenapa tiba-tiba Woo Jin menyerahkan buku itu padanya. Lalu apakah dengan membawa buku ini Woo Jin berpikir bisa menangkap presdir Kim. 

Dengan buku Woo Jin merasa nasibnya berada di tangan direktur Choi karena direktur Choi bisa saja membunuh atau melepasnya. Meniru perkataan direkur Kim, Woo Jin berkata buku rekening itu bukan seuatu yang bisa di bawa seorang jaksa biasa. Tidak ada yang bisa melindungi isi buku ini dari presdir Kim, "Aku harap anda bisa menghentikannya, pak". 

Direktur ragu predir Kim dan orang-orang yang ada di dalam buku ini bukanlah orang biasa. Woo Jin mengungkapkan pembunuh sebenarnya Kang Yoon Seong adalah presdir Kim. Direktur Choi tertawa tidak percaya. Woo Jin bisa membuktikannya, karena ia mempunyai video saat presdir Kim membunuh Kang Yoon Seong. 

"Apa itu benar?", tanya direktur Choi serius

"Benar", jawab Woo Jin tak kalah serius

Direktur Choi terdiam memijat kepalanya yang mendadak pening. Woo Jin mendesak minta direktur Choi untuk memutuskan sekarang, "Kepada siapa anda akan berpihak. Ada di pihak ku atau di pihak presdir Kim".

Direkur Choi tersenyum tipis. Woo Jin memasang wajah serius sebagai pertanda perkataanya bukan gurauan. 

Diruangannya, direktur Choi menelpon seseorang. Pada lawan bicaranya, direktur Choi mengatakan akan mengambil kesempatan ini untuk menyingkirkan presdir Kim. 

Woo Jin, Dong Soo, penyidik Go dan kabag Han berkumpul untuk menyusun rencana mereka selanjutnya. Woo Jin menjelaskan Presdir Kim adalah pembunuh narapidana Kang Yoon Seong yang tak lain adalah Jo Bong Hak. Selain itu presdir Kim juga menjadi dalang dalam banyak pembunuhan. Woo Jin juga menyebutkan nama sipir yang membantu presdir Kim kabur dari rutan Seobu.

Hari itu juga, penyidik Go menangkap Ha Dong Hoon, sipir penjara yang menjadi mata-mata presdir Kim. Dong Hoon berencana kabur bersama keluarganya ke luar negeri. 

Sementara itu Dong Soo menginterogasi pria Kyoto. Anak buah presdir Kim ini tidak mau bicara apapun, bungkam seribu bahasa. Membuat Dong Soo frustasi. Dong Soo menyuruh pria Kyoto untuk melihat berkas kasus yang ia sodorkan, sebagai bukti kejahatan pria Kyoto. Tapi pria Kyoto tak bergeming sedikit pun. Jangan kan membaca di lihat pun tidaka. Yang ia lakukan hanya mengangkat kedua alisnya, seakan menganggap remeh Dong Soo.

Kabag Han menemukan CCTV saat pria Kyoto membunuh 2 polisi. Sayangya wajah pria Kyoto tidak terlihat karena membelakangi kamera, sehingga video itu tidak bisa di jadikan bukti untuk memberatkan pria Kyoto. 

Presdir Kim sedang bercengkrama dengan para rekan bisnisnya. Secara bersamaan rekan bisnis presdir Kim menerima telepon. Sepertinya mereka mendapat berita tidak baik tentang presdir Kim, karena begitu selesai menerima telepon, mereka langsung berdiri meninggalkan presdir Kim begitu saja membuat presdir Kim kebingungan.

Woo Jin datang ke perusahaan presdir Kim, disana juga ada pengacara Kim. Presdsir Kim kaget melihat Woo Jin, kenapa Woo Jin bisa kemari. Tapi rasa kaget presdir Kim hanya sesaat karena kemudian dia tertawa, "Jaksa Cha Woo Jin. Lama tak melihatmu, wajahmu terlihat sedikit kemarahan. Hahaha". 

"Berkat seseorang aku menghisap gas beracun, tapi tubuhnya semakin sehat. Otakku kembali bekerja, tubuhku juga terasa nyaman. Setelah pergi ke neraka, rasa takutku juga hilang. Oh, ya!. Apa kematian juga menyapamu, presdir Kim?", balas Woo Jin menyindir. 

Pertanyaan Woo Jin jelas membuat presdir Kim kesal, tapi dia pintar menutupi rasa kesalnya itu dan kembali tertawa. Ia menganggap Woo Jin hanya bercanda. Tawa palsu presdir Kim memudar melihat wajah serius. Presdir Kim bertanya ada masalah apa hingga membuat Woo Jin datang kemari. 

Woo Jin mengeluarkan surat panggilan. Presdir Kim kembali di buat kaget, "Apa?. Surat panggilan?". Pengacara Kim langsung berdiri dari tempat duduk, "Hal seperti ini bicara saja denganku, jaksa Cha". Presdir Kim minta pengacara Kim tenang dan kembali duduk.

Woo Jin mengatakan surat panggilan ini berkaitan dengan kesaksian kematian kasus pembunuhan Kang Yoon Seong. Presdir Kim menyahut mengenai kematian itu, tersangkanya adalah narapidana bernama Jeong Sang, "Orang itu, jaksa Cha pasti lebih mengenalnya". 

"Jangan takut, panggilan ini hanya untuk membantu penyelidikan. Telah di temukan bukti di TKP dan kesaksian presdir Kim yang di ragukan", sahut Woo Jin tersenyum samar.

Presdsir Kim terlihat sangat percaya diri dan bertanya adakah bukti yang mengarah padanya. Lagipula kasus ini terjadi di dalam rutan. Woo Jin menjawab tidak tahu, mungkin saja di temukan bukti yang mengarah pada presdir Kim. 

"Kau akan segera mengetahuinya. Permisi", pamit Woo Jin seraya melempar surat panggilan  ke meja. 

Pengacara Kim membaca surat panggilan yang di lempar Woo Jin. Presdir Kim yakin Woo Jin mempunyai sesuatu untuk menjeratnya. 

Woo Jin melangkah pergi dengan menahan marah, "Ini baru permulaan, presdir Kim Hak Soo". 

Hingga malam Dong Soo masih menginterogasi pria Kyoto. Kali ini Dong Soo menunjukan video saat pria Kyoto membunuh 2 polisi. Tapi pria Kyoto tetap diam saja meski Dong Soo membentak. Malah membuat Dong Soo semakin kesal. 

Tiba-tiba pengacara Kim datang. Tanpa bertanya Dong Soo sudah tahu apa tujuan pengacara Kim datang kemari. 

Pengacara Kim menghadap presdir Kim setelah berhasil membebaskan pria Kyoto. Pihak kejaksaan tidak mempunyai bukti yang cukup sehingga mudah bagi pengacara Kim untuk membebaskan pria Kyoto. 

Tapi serangan yang di lancarkan Woo Jin tidak bisa dianggap remeh, karena itu pengacara Kim menyarankan agar presdir Kim segera mengambil langkah cepat. Presdir Kim berkata akan merencakan pembalasan. Secepatnya. 

Dong Soo datang keruangan Woo Jin dengan wajah kusut. Ia tak menyangka kekuatan presdir Kim sangat besar. Dong Soo tak habis pikir bagaimana mungkin bukti konkret tidak berhasil komplotan itu. Dengan alasan bukti belum cukup kuat mreka menolak perintah penahanan. 

Penyidik Go membesarkan hati Dong Soo. Jangan terlalu kecewa. Bukankah dari awal kita sudah memprediksi akan terjadi hal seperti ini. Dong Soo tahu, tapi di depan tersangka Dong Soo merasa seperti jaksa yang menyedihkan. 

Penyidik Go berkata sekarang ini yang mereka butuhkan adalah bukti kokret yang tidak mungkin di tolak. Dan itulah keahlian Woo Jin untuk mengumpulkan bukti-bukti yang di butuhkan. 

Dong Soo melihat Woo Jin yang sejak tadi diam saja tak berkomentar. Sikap santai Woo Jin membuatnya bertanya,  "Kau tidak marah?". Woo Jin paham tidak mudah memprediksi hal-hal yang mungkin akan terjadi. Woo Jin menyuruh Dong Soo pulang dan beristirahat. 

Sebelum Dong Soo pergi, ia teringat sesuatu. Ia mengembalikan lencana jaksa Woo Jin yang ada padanya. Woo Jin tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Sebagai ungkapan terima kasih, Dong Soo ingin di traktir minum lain kali. 

Penyidik Go ikut pergi bersama Dong Soo. Dong Soo melihat lengan penyidik Go yang tidak lagi memakai penyangga, apa lukanya sudah sembuh. Penyidik Go menjawab lukanya belum sembuh benar, ia merasa lelah terus menerus memakai penyagga itu, jadi di lepas saja. Woo Jin tersenyum melihat keakraban keduanya. 

Penyidik Go mengantar Dong Soo pulang. Dong Soo minta di turunkan di jalan besar yang menuju apartemennya. Penyidik Go sebenarnya bisa saja mengantar Dong Soo sampai depan pintu, tapi Dong Soo sengaja turun di sini agar bisa sedikit berolah raga jalan kaki hingga menuju rumahnya. Penyidik Go mengerti lalu pergi. 

Saat Dong Soo berjalan menuju rumahnya, tiba-tiba saja ada suara yang memanggilnya. Dong Soo menoleh dan melihat presdir Kim datang bersama pria Kyoto. Wajah Dong Soo berubah tegang, ia sangat paham kedatangan kedua orang itu pasti ada maksud terselubung. 

Tanpa berkata apa-apa, presdir Kim menunjuk ke arah apartemen Dong Soo. Wajah Dong Soo semakin tegang melihat presdir Kim yang tertawa terkekeh. Tawa yang mengandung ancaman.


Lanjut ke  Sinopsis Reset Episode 10 Part 2 (Final)


3 comments:

  1. Ditunggu episode terakhirnya ya oenni nuri... :)
    Penasaran sm endingnya.. makasih sebelumnya....

    ReplyDelete
  2. Kapan part 2nya mw dipost.kn......????

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)