Mi Ra merenung di atas atap. Ia membulatkan tekadnya, menelpon hakim Lee Yoon Ho. Mi Ra mengajukan diri sebagai saksi di pengadilan secara langsung tanpa melalui jaksa.
Hari berikutnya, Dae Suk kembali mengunjungi Ji Hyuk. Ji Hyuk tanya kau sudah menyiapakan bukti rekaman itu. Dae Suk sudah membuat salinan dan membawa rekaman itu. Tapi ada sesuatu yang membuat Dae Suk penasaran dengan isi rekaman itu.
Di dalam rekaman itu Dae Suk mendengar suara Dong Shik yang tanya, "Ada wanita di sebelah Ji Hyuk, apa yang harus kulakukan padanya?". Lalu ada suara orang lain yang bilang, "Kau tak perlu memperdulikan wanita itu, bunuh saja keduanya".
Di dalam rekaman itu Dae Suk mendengar suara Dong Shik yang tanya, "Ada wanita di sebelah Ji Hyuk, apa yang harus kulakukan padanya?". Lalu ada suara orang lain yang bilang, "Kau tak perlu memperdulikan wanita itu, bunuh saja keduanya".
Ji Hyuk mengingat kejadian saat kejar-kejaran mobil dengan Dong Shik, di hari ulang tahun perusahaan Hyunsung. (Episode 4)
Dae Suk : Siapa wanita yang akan dibunuh ini?. Apa mungkin...
Dae Suk : Kalau begitu mereka juga berusaha membunuh Mi Ra?
Ji Hyuk memejamkan mata dan berpikir. Dae Suk mengumpat mereka, "Jadi Mi Ra juga salah satu dari orang yang tak berguna bagi mereka?. Brengsek".
Dari direktur Do, Dong Suk mengetahui Mi Ra yang mengajukan diri sebagai saksi di persidangan. Dong Suk berkata bukankah direktur Do bisa mencegahnya. Direktur Do menjawab kita bisa mengendalikan para jaksa tapi tidak dengan hakim.
Dong Suk berpikir sembari melalukan gerakan andalan. Melonggarkan dasi dan mengelus dagu. Dong Suk bilang akan mencari cara untuk menghentikan Mi Ra, "Tapi kalau Mi Ra bersikeras untuk bersaksi...".
Direktur Do menatap Dong Suk dengan wajah tegang. Apa?. Apa yang akan di lakukan Dong Suk?. Apa dia tega membunuh Mi Ra?.
Mi Ra berjalan di lobby. Ia akan pergi ke pengadilan. Saat itulah Dong Suk memanggilnya, "Mi Ra. Kau mau pergi kemana?".
Keduanya lalu bicara di tempat tenang. Mi Ra mengaku pernah mencoba membunuhu Ji Hyuk, "Demi menyelamatkanmu. Aku berusaha melepaskan alat bantu pernapasannya. Aku ingin mengembalikan dia ke tempat asalnya. Itulah yang kuinginkan. Dengan begitu kurasa aku bisa melanjutkan hidupku bersamamu".
Dong Suk mengangguk mengerti, ia akan menuruti keinginan Mi Ra. Bukan demi Ji Hyuk tapi demi Mi Ra. Benarkah?, tanya Mi Ra tidak yakin. Dong Suk berkata Mi Ra adalah wanita yang akan menghabiskan hidup dengannya, "Kalau kau tidak senang, itu akan menyakitkan buatku. Aku akan melakukannya supaya kau bisa senang".
"Terima kasih Dong Suk-ah".
Dong Suk berkata tidak ada yang bisa mereka lakukan pada persidangan hari ini. Pada persidangan berikutnya, ia akan meminta pada pihak kejaksaan untuk mencabut tuntutan itu. Dan saat Ji Hyuk bebas, Dong Suk akan mengirim Ji Hyuk ke luar negeri, "Kau sudah puas, kan?". Mi Ra mengangguk dan tersenyum lembut mendengar "janji manis" Dong Suk.
Dal Sook dan Dae Suk menghadiri persidangan pertama Ji Hyuk. Jaksa No duduk di kursi jaksa penuntut umum. Ji Hyuk menatap Dae Suk saat dibawa masuk keruang sidang. Yang di tatap mengangguk, tanda akan menjalankan sesuai dengan rencana mereka.
Dae Suk melihat para reporter yang juga menghadiri persidangan. Ia teringat pesan Ji Hyuk sesaat sebelum sidang di gelar. Ji Hyuk berpesan jika ia memberi tanda, saat itulah Dae Suk maju ke depan menyerahkan salinan rekaman langsung pada hakim. Bila ada pihak yang menghentikan, langsung jelaskan saja isinya rekaman itu pada reporter. Dengan begitu orang-orang Hyunsung tidak bisa melakukan apa-apa.
Dong Suk kembali ke ruangan tempat ia bicara dengan Mi Ra beberapa menit lalu. Tapi Mi Ra sudah pergi dari ruangan itu. Kemudian ia menelpon direktur Do. Ia memberitahu sekarang So Mi Ra dalam perjalanan ke pengadilan, "Lakukan sesuai perintahku".
(What?. Rencana busuk apa lagi yang di rencanakan Dong Suk. Rupanya, tadi ia sengaja mengajak Mi Ra bicara untuk mengulur waktu dan menyusun rencana).
Mi Ra sampai di kantor pengadilan. Saat ia ingin masuk ke dalam, ia di kejutkan dengan kemuculan Direktur Do yang menghalangi langkahnya. Direktur menyindir ternyata Mi Ra orang yang baik. Ia bisa melihat Mi Ra yang tertekan karena merasa sangat bersalah. Demi pria itu Mi Ra bekerja sangat keras. Jika di pikir-pikir sebenarnya Ji Hyuk adalah korban (emang korban, dasar >,<).
"Apa sebenarnya maksudmu?", tanya Mi Ra tidak suka
Direktur Do berkata juga merasa bersalah dengan Ji Hyuk dan ingin menyelamatkan pria itu. Jika kita mengatakan yang sebenarnya, Ji Hyuk akan terluka. Kita juga bisa membuat Ji Hyuk di hukum seumur hidup.
Di negara ini tidak ada yang tidak bisa dilakukan Hyunsung, dan Mi Ra tahu itu. Direktur Do menambahkan meski Mi Ra bicara jujur di pengadilan sama sekali tidak memberi mamfaat pada Ji Hyuk. Tapi Mi Ra bisa melakukan sesuatu untuk membantu pria itu.
Di persidangan yang tengah berlangsung, Jaksa No menunjukan hasil test DNA sebagai salah satu bukti yang memberatkan Ji Hyuk. Ia selaku jaksa penuntut umun yang telah di bayar oleh Hyunsung berani memutar balikan fakta di persidangan.
Jaksa No mengatakan bahwa Ji Hyuk telah memalsukan dokumen hasil test DNA dan mengaku sebagai anak biologis keluarga Kang. Jaksa No juga mengungkit masa lalu Ji Hyuk yang seorang preman, maka tak heran jika Ji Hyuk bisa memalsukan dokumen tersebut.
Dal Sook kesal, "Astaga. Sebenarnya siapa yang memalsukan test DNA itu. kenapa mereka malah menyalahkan orang lain sementar merekalah pelakunya". (Maling teriak maling).
Dae Suk tak berkomentar. Ia terlihat menahan geram sembari melihat ke Ji Hyuk yang tetap bersikap tenang. Seorang pria berbisik di telinga pengacara No. Usai mendengarkan informasi dari pria itu, jaksa No menatap direktur Do yang duduk di kursi hadirin. Direktur Do memberi kode sebuah anggukan. Jaksa No pun mengangguk, siap melaksanakan perintah.
Pria yang tadi berbisik ke telinga jaksa No, mengantar Mi Ra menuju ruang persidangan. Mi Ra mengingat ucapan direktur Do saat di depan pengadilan. Direktur Do menyuruh Mi Ra untuk membuat kesaksian palsu. Katakan saja kalau Ji Hyuk gila karena berpikir dia mungkin anak kandung presdir Kang. Maka semuanya bisa kembali ke tempat semula. Ji Hyuk akan di bebaskan dengan jaminan (gangguan mental). Pendapat masyarakat juga akan berubah dan mengasihani dia. Dengan begitu, semua pihak akan menang.
Hakim Lee bertanya ada yang ingin pengacara Ji Hyuk katakan. Tidak ada, jawab pengacara cepat. Hakim Lee tanya apa tidak ada buktia atau saksi sama sekali. Sekali lagi pengacara menjawab tidak ada.
Hakim Lee meminta jaksa No dan pengacara maju ke tengah. Hakim berkata hari ini ada seseorang yang mengajukan diri sebagai saksi. Dia juga bekerja di Hyunsung. Pekerjaanya cukup dekat dengan terdakwa. Hakim meminta pendapat mereka. Keduanya tidak menujukan keberatan.
Ji Hyuk dan Dae Suk saling pandang. Ji Hyuk mengangguk memberi kode untuk menyerahkan bukti yang mereka miliki. Dae Suk bergerak hendak maju ke depan, tapi tidak jadi karena hakim mengumumkan akan menghadirkan keterangan dari saksi.
Ji Hyuk dan Dae Suk terkejut melihat saksi yang dimaksud adalah Mi Ra. Ji Hyuk menoleh ke arah Dae Suk. Dae Suk mengangat alis, seakan bertanya "Bagaimana?". Ji Hyuk menggeleng.
Mi Ra membaca sumpahnya sebagai saksi bahwa yang akan ia katakan di persidangan nanti adalah benar. Mi Ra menatap Ji Hyuk sesaat lalu kembali membaca janji sumpah, jika berbohong ia siap dihukum karena memberikan kesaksian palsu.
Setelah mempersilahkan duduk, hakim memberi kesempatan pada jaksa No untuk mengajukan pertanyaan pada Mi Ra. Jaksa No bertanya, apakah benar sebagai karyawan Mi Ra sering bertemu dengan Ji Hyuk yang saat itu menjadi presdir. Mi Ra membenarkan.
"Kalau begitu anda sangat mengenal terdakwa lebih dari siapapun?" , tanya Jaksa No kemudian.
Jaksa No kembali membenarkan. Jaksa No ingin tahu orang seperti apa Ji Hyuk itu, "Apa Anda melihat dia punya banyak masalah?".
Mi Ra berkata pertama kali bertemu, Ji Hyuk tampak labil. Direktur Do tersenyum licik. Mi Ra menoleh sebentar ke Ji Hyuk yang tampak sedih. Mungkin itu yang membuat Mi Ra tak kuasa untuk berbohong. Mi Ra memejamkan mata, menarik napas dalam dan berkata,
"Tapi.. aku sudah mempelajari kenapa dia bisa begitu. Aku menyadari kalau dia sangat baik hati dibandingkan siapapun. Dan mengenai kasus ini dari yang kulihat, dari yang kurasakan aku akan bicara jujur. Dia adalah tipe orang yang tidak akan pernah berbohong".
Kesaksian Mi Ra itu membuat mata direktur Do terbelalak. Ji Hyuk mengingat isi rekaman Dong Shik, "Kau tak perlu memperdulikan wanita itu, bunuh saja keduanya" dan perkataan Dae Suk yang menarik kesimpulan bahwa Mi Ra adalah orang yang tidak berguna bagi Hyusung.
Dari wajah Ji Hyuk terlihat kalau ia mencemaskan keselamatan Mi Ra, terlebih saat melihat direktur Do melakukan gerakan memotong leher. Spontan Ji Hyuk berdiri dan memotong kesaksian Mi Ra, "Kumohon hentikan dia. Dia itu berbohong!".
Hakim : Terdakwa, duduk. Pernyataannya belum selesai.
Ji Hyuk : Kita tidak usah mendengar pernyataannya. Aku akan mengakui semua tuduhan itu. Semua kebohongan ini aku sendiri yang memalsukannya. Yang dikatakan Jaksa itu semuanya benar.
Dae Suk berdiri kaget, "Hyung!. Kau sudah gila?". Dae Suk maju kedepan menunjukan salian rekaman yang ia pegang, "Yang mulai tolong lihat dokumen ini. Semua buktinya ada di sini".
"Hentikan, brengsek", hardik Ji Hyuk. "Tidak akan ada gunanya. Dokumen palsu itu kita yang membuatnya".
Ji Hyuk berlutut di hadapan hakim, "Aku sudah gila. Aku sangat merindukan ayah dan ibuku".
Petugas hendak menyeret Ji Hyuk kembali ke tempatnya. Hakim memberi kode pada mereka untuk membiarkan Ji Hyuk bicara. Hakim mendengarkan pernyataan Ji Hyuk dengan seksama. Setengah teriak Ji Hyuk mengaku sudah merencanakan semuanya. Ia butuh seseorang yang bisa ia panggil ayah, dan butuh seseorang yang ia panggil ibu.
"Aku sangat merindukan mereka. Aku sangat merindukan mereka, jadi aku merencanakan semuanya".
Hakim : Aku mengerti. Kami akan menerima pengakuanmu. Tapi kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran?.
Wajah Ji Hyuk mengeras, "Sekarang, aku sadar kalau aku takkan bisa menang. Pada akhirnya aku pasti akan kalah, entah bagaimanapun caranya.
Dal Sook, Dae Suk dan Mi Ra sedih dengan sikap Ji Hyuk yang bertindak bodoh. Mengakui sesuatu yang tidak ia lakukan.
Usai sidang direkur Do tersenyum sinis ketika mendengar komentar salah satu reporter, "Ini terlalu mudah. Kim Ji Hyuk mengakui semua perbuatannya".
Dal Sook dan Dae Suk keluar dari ruang sidang. Dae Suk benar-benar tak mengerti dengan tiba-tiba Ji Hyuk berubah pikiran. Kenapa mendadak sekali?. Apa dia diancam lagi?. Dae Suk menggeleng menjawab pertanyaanya sendiri. Ji Hyuk yang ia kenal bukan orang yang mudah tunduk karena sebuah ancaman. Lalu karena apa?.
"Aku mengerti", sahut Dal Sook seraya melihat Mi Ra yang berjalan di depannya, "Dia ingin melindungi seseorang. Ji Hyuk adalah orang yang rela berkorban".
Direktur Do melapor pada Dong Suk. Sesuai dengan perintah ia sudah menyampaikan permohonan petisi ke pengadilan. Bagus, sahut Dong Suk. Direktur Do tanya haruska ia memberitahu presdir Kang.
Dong Suk berbalik menatap direktur Do, tangannya menjatuhkan salah satu bidak catur yang ada diatas meja. Sengaja ia lakukan agar direktur Do berjongkok memungut bidak catur. Pemandangan itu terlihat seperti direktur Do sedang berlutut di depan Dong Suk.
Dong Suk berkata karena masalah ini aku yang memulai maka aku juga yang akan menyelesaikannya. Direktur Do mengerti.
Sipir penjara memanggil Ji Hyuk, "2703, ada tamu untukmu. Namanya So Mi Ra".
Kali ini Ji Hyuk mau menerima kunjungan Mi Ra meski dengan wajah masam. Mi Ra menunjukan perhatian dengan bertanya, "Anda sehat, kan?. Anda makan teratur?". Ji Hyuk tak menjawab dan menghindari kontak mata.
Mi Ra : Maafkan aku. Jika belum terlambat aku akan bicara pada mereka. Jika aku bicara jujur...
"Kim Ji Hyuk-shi".
"Kau itu siapa?. Kenapa kau terus memerintahku?", tanya Ji Hyuk menatap tajam.
Mi Ra mengaku mengetahui semuanya. Ia tahu kalau Ji Hyuk tidak bersalah. Lalu, kau mau berkorban demi aku?, tanya Ji Hyuk. Jika kau melakukannya hanya akan membuat mereka (Hyunsung) marah. Dan akhirnya yang menderita aku, bukan kau. Jangan melakukan apapun. Kehidupanku takkan jadi lebih baik.
Mi Ra menangis, "Baiklah. Aku tidak akan membantumu. Aku tidak bisa membantumu apa-apa. Walaupun aku mengetahui segalanya, aku masih berbohong padamu. Aku mengetahui perbuatan mereka dengan jelas, tapi aku menutup mataku. Tapi anda harus memberiku kesempatan untuk menjelaskan. Seharusnya anda tidak menghentikanku untuk mengatakannya.
Ji Hyuk memukul kaca, "Kau selalu menghalangiku. Kenapa kau terus ikut campur?", bentak Ji Hyuk marah, "Lupakan aku dari kehidupanmu. Aku mohon padamu. Itu yang ku inginkan. Selamanya jangan pernah muncul lagi di hadapanku".
Ji Hyuk berbalik pergi. Mi Ra terisak, "Presdir". Ji Hyuk menatap Mi Ra penuh kebencian, "Kau memang suka berbohong. Apa aku masih tampak seperti bosmu?. Kumohon pergilah".
Malam itu, Mi Ra dan Ji Hyuk sama-sama memikirkan satu sama lain. Di dalam selnya yang dingin, Ji Hyuk menangis mengingat kebersamaan yang ia lalui bersama Mi Ra.
Mi Ra yang menyendiri diatas atap. Menghela napas sesak membayangkan awal pertemuannya dengan Ji Hyuk hingga saat ia bersaksi di pengadilan.
Dong Suk datang menemui Mi Ra. Ia bertanya apa yang terjadi kemarin. Seakan memojokan Mi Ra. Dong Suk berkata bukankah sudah ia bilang akan mengurus semuanya. Kenapa Mi Ra tidak percaya. Masalah menjadi semakin rumit karena Mi Ra ikut campur, "Apa mungkin sekarang, jika aku menuruti keinginanmu kau akan mempercayaiku lagi?".
Di meja makan, Jin Ah kembali mengajukan protes. Apa yang sudah ayahnya lakukan pada Ji Hyuk. Tidakkah ayah merasa bersalah. Presdir Kang berdalih tidak bisa berbuat apa-apa, pengadilan akan memproses hukum.
"Bebaskan dia. Jika tidak, aku akan pergi ke suatu tempat dan bunuh diri", ancam Jin Ah serius.
Kedua orang tua Jin Ah kaget. Presdir Kang menegur putrinya yang bicara hal semacam itu pada orang tua. Ancaman Jin Ah membuat Ny. Choi diserang panik, jika bisa ia minta pada suaminya untuk membebaskan Ji Hyuk, "Jika dia tidak melukai kita, tidak ada gunanya kita membunuhnya. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi".
"Sial", umpat presdir Kang kalah.
Bagaimanapun juga, Jin Ah tidak mau tinggal di rumah ini lagi. Jika ayahnya benar-benar tidak mau membebaskan Ji Hyuk, ia mengancam akan menyebarkan berita di Internet. Presdir Kang tak mengerti kenapa Jin Ah sampai marah seperti itu, "Kau masih menganggap dia sebagai kakakmu?".
"Dia bukan kakakku. Aku bersikap seperti ini karena dia bukan kakak ku". jawab Jin Ah gondok.
Presdir Kang semakin tak mengerti. Dong Suk yang sejak tadi diam saja, angkat bicara, "Jangan khawatir Jin Ah. Semuanya akan berjalan sesuai dengan harapanmu". Presdir Kang ingin tahu apa maksudnya.
Dong Suk : Seperti yang Jin Ah katakan, setidaknya kita masih mempunyai hati nurani. Tanpa membahayakan siapapun aku akan mengurusnya serapi mungkin (Benarkah?. Sumpeh loe!)".
Di persidangan berikutnya, hakim membacakan keputusan akhir terdakwa Kim Ji Hyuk. Berdasarkan Undang-Undang Penipuan pasal 300, Ji Hyuk di jatuhi hukuman 3 tahun penjara. Tetapi pihak penggugat mengajukan permohonan pengurangan masa tahanan. Mengingat Ji Hyuk telah mengakui semau kesalahan di pengadilan. Maka dengan ini pengadilan memutusakan pelaksaaan hukuman Ji Hyuk di tangguhkan (tunda) hingga lima tahun ke depan.
Jaksa No dan pengacara berjabat tangan begitu hakim selesai membacakan hasil keputusan. Ji Hyuk mengamati mereka yang tersenyum akrab dan bersahabat.
Ji Hyuk keluar dari penjara. Di luar sudah ada Ji Ah yang langsung menghampirinya. Mi Ra juga ada di sekitar tempat itu, dari jauh ia melihat Jin Ah dan Ji Hyuk bicara. Jin Ah membawa tas besar dan menyodorkannya pada Ji Hyuk.
Di dalam tas itu ada tiket pesawat, passport dan uang. Kalau Ji Hyuk naik pesawat itu, akan ada orang yang menunggu sesampainya dia di bandara. Ji Hyuk tetap jalan tak mengiraukan perkataan Jin Ah.
"Ini karena kau sudah menjagaku selama ini.", ucap Jin Ah menghentikan langkah Ji Hyuk, "Tak apa-apa jika kau itu kakakku, tapi kau itu orang asing".
Ji Hyuk tetap tidak peduli. Tiba-tiba Jin Ah menarik Ji Hyuk dan menciumnya. Dari tempatnya berdiri Mi Ra melihat mereka yang berciuman. Ji Hyuk mendorong Jin Ah menjauh.
Jin Ah : Bau sampah yang kudapatkan darimu sudah kukembalikan padamu. Sampai ketemu di sana.
Jin Ah pergi meninggalkan tas itu di tanah. Kemudian, J Hyuk pergi dengan membawa tas yang Jin Ah berikan padanya. Dari belakang, Mi Ra melepas kepergian Ji Hyuk, "Kumohon pergilah. Pergilah dan jangan pernah kembali", batin Mi Ra.
Ji Hyuk memakan tahu yang disediakan Dal Sook. Dal Sook menganggap sekarang semuanya lebih baik. Ji Hyuk bisa kembali ke dirinya yang dulu, begini saja sudah cukup, "Mereka bukanlah orang yang bisa kau permainkan. Lupakan semua kemarahanmu. Dengan begitu, kau juga akan hidup. Orang-orang disekitarmu juga akan merasa lebih nyaman".
Di rumahnya, Ji Hyuk sama sekali tak bersemangat ketika Dae Suk mengangkat kaleng bir mengajaknya, "Selamat Hyung, kau bebas". Dae Suk mendesisi kesal, "Brengsek, kurasa mereka merasa bersalah, kan?".
Dae Suk tanya apa yang akan Ji Hyuk lakukan. Perlukah kita masuk ke rumah mereka dan menghancurkan semuanya. Lalu apa Ji Hyuk akan membiarkan mereka?. Bukankah Ji Hyuk akan membalas dendam. Katakan saja, maka Dae Suk akan melakukan sesuai perkataan Ji Hyuk. Tak masalah jika mungkin ia masuk dipenjara, "Jika kau ingin melepaskan amarahmu, lakukan saja. Aku akan membantumu".
Ji Hyuk diam tak berkomentar menanggapi perkataan Dae Suk yang panjang lebar.
Beberapa waktu kemudian, terlihat Dae Suk yang sudah tidur. Masih dengan posisinya yang sama, Ji Hyuk merenungi perkataan Dal Sook untuk melupakan amarahnya dengan tidak membalas dendam.
Ji Hyuk memutuskan keluar dari rumah dengan
membawa tas pemberian Jin Ah. Sebelum
pergi, Ji Hyuk melihat ke rumah Mi Ra.
Tanpa Ji Hyuk ketahui dari arah belakang seseorang membius Ji Hyuk. Orang itu adalah Dong Shik. Dong
Shik berserta anak buahnya membawa Ji Hyuk masuk ke mobil.
Tak jauh dari sana, direktur Do dan Dong Suk
melihat dari dalam mobil dengan eskpresi datar. Benar, mereka lah dalangnya.
Keesokan harinya, presdir Kang curhat pada Dong Suk. Semalam saat ia minum sendirian . Ia terus memirkan Ji Hyuk. Saat memikirkan orang itu hatinya merasa tidak enak, bena-benar tidak enak. Dengan santai Dong Suk menyeruput kopinya lalu berkata semuanya telah berakhir, “Ayah sudah bisa melupakannya sekarang”.
Di sebuah gudang terpencil, Dong Suk menyekap
Ji Hyuk. Ia bersama anak buahnya menyiksa Ji Hyuk habis-habis’an. Mereka terus
menghajar Ji Hyuk, meski sandra mereka sudah tidak berdaya. Darah Ji Hyuk
menetes di lantai, melihat wajah Ji Hyuk yang babar belur dan tidak berdaya
seperti sekarang membuat hati miris.
Dong Suk tertawa menyeringai ketika Ji Hyuk
merangkak dan memegang kakinya. Seakan Ji Hyuk tengah memohon padanya untuk di biarkan
hidup, “Aku salah. Jangan pukul lagi”.
“Aigo...kelihatannya kau kesakita”, ejek Dong
Suk, “Kau. Ingin hidup?. Kalau begitu katakan. Aku ini sampah. Aku ini Anji**.
Cepat katakan dan kau akan kulepaskan”.
Ji Hyuk meringis kesakitan saat Dong Suk menjambak
rambutnya, “Kenapa kau tidak katakan, bang***. Kau ini sampah. Kau ini anji**.
Kau memang sampah”.
Dong Suk meninju keras wajah Ji Hyuk dan
menendangnya hingga terlemper jauh, “Pergi mati sana”.
Di bandara, direktur Do memantau seseorang pria yang masuk
ke terminal penerbangan international.
Di passport pria itu tercetak nama Kim Ji Hyuk. Setelah memastikan
dengan matanya sendiri pria itu masuk,
direktur Do kemudian menelpon seseorang.
Jin Ah menerima laporan kalau Kim Ji Hyuk baru
saja berangkat keluar negeri. Jin Ah tentu
saja senang mendengar berita ini. Membayangkan dirinya bisa menghabiskan waktu
berdua dengan Ji Hyuk di luar negeri. Tapi sayang, Jin Ah tidak tahu kalau orang itu bukanlah
Kim Ji Hyuk yang ia harapkan.
Menggunakan kapal kecil, Dong Shik membawa Ji
Hyuk berlayar ke tengah lautan. Ia mendengar Ji
Hyuk akan pergi keluar negeri. Ia
menyuruh Ji Hyuk melompat ke laut, biar ombak membawa Ji Hyuk pergi jauh. “Jadi kau bisa pergi sendiri keluar negeri
sendiri”.
Dong Shik menusuk perut Ji Hyuk dengan pisau
yang ia pegang. Dengan tenaga tersisa, Ji Hyuk mencoba menahan pisau itu dengan
kedua tangannya, seraya tersenyum mengejek pada Dong Suk. Mata Dong Shik
terbelakak terkejut. Tak mengira orang yang terah ia siksa tanpa belas kasih, masih mempunyai
tenaga untuk bertahan. Dengan tampang “jahatnya” Dong Shik kembali mendorong
pisau itu dengan kuat, hingga menembus perut Ji Hyuk.
Di tempat yang tenang dan indah. Mi Ra
berterima kasih pada Dong Suk yang telah menepati janjinya mengirim Ji Hyuk keluar negeri. Dong
Suk tersenyum, “Jangan pernah menjauh dariku lagi, ya?”. Mi Ra mengangguk lalu
menyandarkan kepalanya ke bahu Dong Suk.
Sementara itu, Dong Shik melempar Ji Hyuk yang
sudah tak berdaya ke tengah lautan.
END
hahh !!! ini endingnya mb nuri ?!
ReplyDeletekok nyebelin bgt . hhaaaahhhh cpd..
Belum ending say,...ini baru episode 8 dari 16 episode yang di rencanakan.
Deleteooohhh syukurlah,
ReplyDeletethnks mb nuri...
ash.