Seruan Jin Ah itu mengema di telinga Ji Hyuk yang berjalan keluar dari kantor kejaksaan. Setibanya di luar kantor, banyak wartawan yang telah menunggunya. Ji Hyuk melihat kerumunan wartawan dengan wajah bingung.
Mengejutkan, di hadapan wartawan Ji Hyuk membuat pengakuan menerima semua tuduhan jaksa dan akan menerima semua hukumannya. Ji Hyuk membungkuk 90 derajat, meminta maaf atas kesalahan yang ia sebabkan. Ji Hyuk berkata tak ingin kesalahan ini dapat mencemarkan nama baik Hyusung Distribution.
Di kantornya, Presdir Kang dan Direktur Do melihat televisi yang menayangkan berita Ji Hyuk secara live. Presdir Kang mencibir, "Baji**** ini benar-benar melakukannya. Apa yang Dong Seok katakan benar, kan?".
"Ya, benar", jawab direktur Do.
(Perkatan Dong Suk yang bilang bahwa Ji Hyuk rela berkorban demi "adiknya yang berharga").
Ketua tim Go dan Yoo Jae beserta 2 staf wanita lainya juga melihat berita itu. Ketua tim Go mendesis kesal. Salah satu dari mereka bertanya apa yang akan terjadi dengan presdir kita?. Apakah akan di penjara.
Yoo Jae menyahut sepertinya Ji Hyuk akan bertanggung jawab atas kesalahan itu sampai akhir. Staf wanita tidak percaya Ji Hyuk bisa melakukan kejahatan itu (korupsi). Ketua tim menilai Ji Hyuk pria yang misterius, dia bahkan tidak bisa menjadi pemimpin dengan baik.
Setibanya di rumah, Ji Hyuk membandingkan hasil DNA yang baru di berikan Jin Ah dengan hasil test DNA yang diberikan Mi Ra sebelumnya. Keduanya jelas menujukan hasil yang berbeda.
Ji Hyuk pergi ke rumah Mi Ra untuk menemukan jawaban. Ji Hyuk bertanya apa bisa mereka bicara sebentar. Mi Ri mempersilahkan Ji Hyuk masuk, sebenarnya ia juga ingin menemui Ji Hyuk.
"Kenapa Anda bicara seperti itu di depan media?", tanya Mi Ra tak mengerti.
"Kita bicarakan itu nanti. Kau harus lihat ini dulu", JI Hyuk menyodorkan 2 tes hasil DNA tersebut. "Sudah jelas, yang diberikan Jin Ah padaku ini palsu, kan?. Tapi, meskipun kelihatannya palsu, isinya terlalu masuk akal".
Ji Hyuk percaya test DNA yang diberikan Mi Ra adalah yang benar, tapi ia ragu. Kalau memang benar kenapa hasil ke dua test itu bisa berbeda.
"Maaf", ucap Mi Ra merasa bersalah
Ji Hyuk heran, "Apa maksud permintaan maafmu itu?".
"Yang kuberikan padamu itulah yang palsu, Presdir", jawab Mi Ra hampir menangis.
Ji Hyuk tidak percaya, tidak mungkin Mi Ra tega membohonginya. Air mata Mi Ra mengalir, "Saya sudah menipu anda".
Ji Hyuk masih tidak bisa percaya, tidak mungkin. Seberapa keras ia memikirannya hal ini tetap tidak masuk akal. Tidak ada alasan bagi seorang presdir yang kaya mau berpura-pura menjadi ayahnya. Selain itu, ia juga tidak punya apa-apa, kenapa mereka mau berbaik hati.
Tidak ada yang bisa Mi Ra ucapkan selain benar-benar minta maaf.
Ji Hyuk semakin bingung karena Mi Ra terus memintaa maaf, ada apa sebenarnya, "Apa yang kau sembunyikan dariku?".
"Presdir bukan anak predir Kang. Hasil test DNA yang kuberikan itu palsu", jelas Mi Ra tanpa berani menatap mata Ji Hyuk.
"Keluargaku berbohong padaku?. Kau juga berbohong padaku?", Ji Hyuk terpukul. "Tidak, mereka adalah keluargaku. Bagaimanapun mereka adalah keluargaku!".
Ji Hyuk mengoncang pundak Mi Ra, "Cepat katakan kau bohong. Katakan kalau ini semua tidak benar. Tidak mungkin kau tega membohongiku. Sudah kubilang kaulah satu-satunya yang bisa kupercaya. Ini tidak benar, 'kan?".
Kang Dong Shik dan anak buahnya masih mencari Dae Suk yang belum berhasil mereka tangkap. Kemudian mereka berpencar untuk mencari Dae Suk. Wah...sangat bahaya jika Dae Suk di temukan, karena mereka tidak main-main dengan membawa tongkat besi.
Dari balik tumpukan kayu tempat ia bersembunyi, Dae Suk bisa melihat Dong Shik beserta anak buahnya pergi berpencar.
Ji Hyuk menangis. Ia belum bisa percaya dan berusaha menyangkal perkataan Mi Ra. Keluarganya menangis saat melihatnya. Ayah, ibu mereka semua baik bahkan Dong Suk sangat sayang padanya.
"Presdir",
Ji Hyuk teriak marah, "Kau tahu berapa lama aku mencari mereka?. Kau tahu betapa rindunya aku pada keluargaku?". Ji Hyuk meremas hasil test DNA dan berkata tidak mau kehilangan keluarganya dengan cara seperti ini, "Mereka itu keluargaku. Mereka pasti keluargaku".
Mi Ra ingin mendekat, "Ji Hyuk-shi". Ji Hyuk yang sulit untuk percaya melarang Mi Ra mendekat. Ia akan memeriksanya sekali lagi dan barulah setelah itu mereka membicarakan hal ini lagi nanti.
Ji Hyuk keluar dari rumah pergi Mi Ra dengan perasaan terpukul. Ia duduk menepi di pinggir jalan dan menangis. Dengan malas ia menjawab telpon yang masuk. Dari seberang sana Dae Suk meminta Ji Hyuk untuk datang dan melihat sendiri semua bukti bahwa selama ini Ji Hyuk telah di bohongi.
Mata Ji Hyuk berkilat, "Kau dimana?".
"Aku ada di belakang SD Bucheok. Di belakang kontainer", Dae Suk tidak dapat melanjutkan ucapannya karena dari arah belakang Dong Shik tiba-tiba muncul dan mengambil ponselnya. Dong Shik langsung memukul Dae Suk sembari mengumpat, "Dasar brengsek".
Ji Hyuk mengkhawatirkan Dae Suk yang tidak bicara lagi, mungkin saja ia juga mendengar suara pukulan. Ji Hyuk langsung lari secepat mungkin menuju tempat Dae Suk. Meninggalkan test DNA yang tadi ia remas-remas.
Sementara itu, jaska Young baru saja menerima surat penangkapan Ji Hyuk dan menyuruh anak buahnya untuk bergegas menangkap Ji Hyuk. Tanpa membuang waktu, mereka bergegas melaksanakan perintah.
Malang Dae Suk, wajahnya babak belur di hajar oleh Dong Shik beserta anak buahnya. Meski begitu ia tetap bungkam, menggeleng ketakutan saat Dong Shik bertanya kenapa dia menelpon Ji Hyuk. Dong Shik yang kesal memukul kepala Dae Suk dengan tangannya, lalu menyentuh wajah Dae Suk yang mengeluarkan banyak darah, "Astaga darahmu banyaks sekali. Tidak menyenangkan kalau kau mati".
Dae Suk benar-benar tidak pernah mengerti kenapa banyak orang yang sangat setia. Saat mereka tahu kalau mereka akan mati karena kesetian mereka. Dong Shik akan memukul Dae Suk lagi dengan tongkat baseball. Tepat saat itu Ji Hyuk mendobrak pintu dan menghajar mereka dengan gaya preman-nya.
Tak butuh waktu lama, Ji Hyuk berhasil meringkus Dong Shik dan kedua anak buahnya. Mengikat tangan dan memplester mulut para preman itu. Kemudian, Ji Hyuk dan Dae Suk mendengarkan rekaman yang di simpan Dong Shik di komputer. Ji Hyuk mendengar suara rekaman Presdir Kang ingin mendapatkan jantungnya.
Ji Hyuk melempar semua benda yang ada di meja, lalu berdiri dengan marah. Dae Suk mencoba menahan Ji Hyuk, "Hyung, apa yang akan kau lakukan?".
"Aku akan membunuh mereka semua", jawab Ji Hyuk murka.
Dae Suk ingin ikut. Ji Hyuk melarang, "Jangan ikut campur. Ini masalahku". Dae Suk tetap menahan dan berkata akan membantu Ji Hyuk. Ji Hyuk yang sudah kalap melepaskan diri dengan mendorong Dae Suk.
Ji Hyuk melajukan mobilnya menuju rumah keluarga Kang. Ia ingat saat Dong Suk memberinya tas berisi uang. Ia semakin marah ketika ingat semua perkataan dan perlakuan manis dari presdir Kang, Mi Ra dan Dong Suk yangselama ini hanya berpura-pura baik padanya.
Presdir Kang menerima laporan dari direktur Do tentang surat penangkapan Ji Hyuk. Pihak kejaksaan dan kepolisian sudah bergerak untuk menangkapnya. Presdir Kang menarik napas lega, malam ini ia bisa tidur nyenyak. Akhirnya hal yang ia inginkan terjadi. Presdir Kang menepuk pundak direktur Do, kerja yang bagus.
Tanpa permisi, Jin Ah nyelonong masuk, "Ayah!. Dia itu palsu, kan?". Presdir Kang tak mengerti, apa? siapa yang palsu.
"Kang Ji Hyuk", jawab Jin Ah lalu bertanya siapa yang telah merencakan semua ini, "Ayah, kan?".
Presdir Kang berlagak pilon, "Kau ini ngomong apa?".
Jin Ah mengaku telah melakukan test DNA dan hasilnya tidak cocok. Presdir Kang menoleh pada direktur Do yang wajahnya sama tegangnya dengan dia. Setengah menyindir Jin Ah tanya, "Apa aku ini anak adopsi Ayah dan dia itu putra kandung Ayah?".
"Kau juga sudah memberitahu dia masalah ini?".
"Tentu saja aku bilang padanya kalau dia itu palsu", jawab Jin Ah enteng.
Presdir Kang berang meneriaki Jin Ah. Direktur Do tanya apa Ji Hyuk mempercayai pada perkataan Jin Ah. Jin Ah menjawab saat ini mungkin belum, tapi hasil test DNA itu sangat akurat. Cepat atau lambat Ji Hyuk pasti akan menyadarinya. Jin Ah melirik ayah dan direktur Do bergantian. Jin Ah aja gak terima, apa lagi Ji Hyuk.
Mi Ra mengendarai mobilnya menuju ke suatu tempat. Wajahnya di liputi rasa cemas karean tidak bisa menghubungi ponsel Ji Hyuk. Kemudian, ia memberitahu Dong Suk tentang Ji Hyuk yang telah mengetahui semua kebenaran.
Orang yang mereka bicarakan kini masuk ke kamar Dong Suk, menatap adik palsunya itu dengan penuh kebencian. Dengan gaya santainya, Dong Suk memberitahu Mi Ra bahwa Ji Hyuk ada di rumahnya.
Mi Ra panik, ia minta Dong Suk untuk meminta maaf dan katakan kalau kau menyesal, "Dia mungkin akan melakukan hal yang gila. Sungguh. Jika kau minta maaf padanya dia mungkin akan tenang. Dong Suk, kumohon. Jika dia ada di sana, biarkan aku yang bicara padanya. Aku akan memohon padanya".
"Kau tidak perlu melakukan itu. Aku akan mengurusnya", Dong Suk mematikan sambungan telepon, membuat Mi Ra semakin khawatir.
Ji Hyuk bertanya apa Dong Suk juga mengetahuinya, "Orang yang membutuhkan jantungku itu, kau kah itu?".
Dong Suk melakukan gerakan andalannya, mengelus dagu sembari berkata lebih tepatnya bukan ia yang menginginkannya, tapi tubuhnya lah yang lebih membutuhkan jantung itu. Dengan wajah sedih Ji Hyuk bertanya kenapa harus aku, orang yang dibesarkan tanpa keluarga, "Kau bahkan masih mempunyai keluarga. Kenapa harus aku?".
Dong Suk berkata pada akhirnya kami tidak mendapatkan apa-apa dari Ji Hyuk. Sebaliknya kami yang memberimu lebih banyak, "Kami mengijinkanmu menikmati rasanya punya keluarga meskipun hanya sebentar. Kami juga memberimu uang dan jabatan. Kami sudah memberikan semua yang kau impikan sepanjang hidupmu".
Mata Ji Hyuk berkaca-kaca," Kau tidak mengambil apapun dariku?".
Dong Suk mengungkit perkataan Ji Hyuk yang bilang tidak mempunyai apa-apa, "Kami memberikannya padamu sementara dan mengambilnya kembali. Kau tidak kehilangan apa-apa".
Ji Hyuk berjalan mendekati Dong Suk sembari mengeluarkan pisau lipat dari dalam saku jasnya, "Lebih baik kalau kau merobek dadaku dan mengambil jantungku. Kau sudah mengambil sesuatu yang paling berharga bagiku".
Dong Suk sama sekali tidak terlihat takut, "Lalu?. Kau akan membunuhku".
"Karena kau sudah menipuku sampai seperti ini, kau juga..."
"Kalau begitu, tusuk saja aku", tantang Dong Suk. Dengan gaya tengil Dong Suk menghina Ji Hyuk, "Kau tahu apa yang biasanya dilakukan pecundang sepertimu?. Kalian semua akan mengancam dengan memegang pisau seperti kau sekarang. Kenapa?. Karena hanya cara itulahyang kalian ketahui. Otak kalian kosong. Kalian tidak punya apa-apa".
Penghinaan yang menyulutkan kembali emosi. Secepat kilat ia menyerang Dong Suk yang tidak melakukan perlawanan sedikit pun. Ji Hyuk menahan Dong Suk ke sofa. Pisau yang ada di tangan kanannya siap menikam tubuh Dong Suk. Seakan mempunyai nyawa cadangan, Dong Suk menyuruh Ji Hyuk untuk menusuknya.
"Bunuh aku dengan satu serangan. Aku masih bisa bertahan hidup setelah aku mendapatkan jantung yang baru. Jika aku mampu bertahan sekali lagi maka suatu saat nanti aku pasti akan membunuhmu".
Teriakan presdir Kang menghentikan Ji Hyuk yang benar-benar ingin menusuk Dong Suk. Presdir Kang berkata Dong Suk tidak bersalah, bukan dia pelakunya, "Aku yang merencanakan semuanya. Aku yang menyuruh dia melakukannya. Demi menyelamatkan putraku aku yang mengatur semuanya. Jadi kumohon...".
"Kenapa kau tega melakukannya?. Kau juga bilang kau adalah ayahku. Kau menggandeng tanganku dan kau menangis didepanku. Kau bilang kau ini ayahku", teriaknya penuh kemarahan.
Disaat Ji Hyuk lengah, direktur Do mendorong Ji Hyuk menjauh dari Dong Suk. Dibantu 2 pengawal lainya, mereka membawa Ji Hyuk keluar rumah. Ji Hyuk teriak berontak, "- Lepaskan aku, brengsek!. Aku akan membunuh kalian semua. Aku takkan pernah memaafkan kalian".
Wajah presdir Kang mengeras (seperti menyesal?. masih adakah sedikit kebaikan di hati nuraninya?). Dong Suk tersenyum sinis melihat Ji Hyuk yang di bawa pergi, "Aigo...kakakku yang malang".
Mi Ra baru saja tiba di rumah keluarga Kang ketika melihat Ji Hyuk digiring masuk ke mobil polisi dengan tangan terborgol. Ia mengedor-ngedor kaca mobil, memanggil-manggil Ji Hyuk. Tapi pria yang ia panggil sama sekali tak mau menoleh.
Malamnya, Ji Hyuk tidur meringkuk di dalam sel yang dingin. Ia bermimpi buruk tentang presdir Kang dan Dong Suk yang mencekik lehernya.
Ji Hyuk terbangun dari mimpi buruk dan menangis tertahan sambil membentur-benturkan kepalanya ke lantai. Sengaja ia menyumpal mulutnya dengan selimut agar suara tangisannya tidak terdengar keluar. (hiks.. kasihan urri Cha Don, eh bukan urri Ji Hyuk).
Presdir Kang makan dengan tengan bersama kedua anak dan istrinya. Jin Ah tertawa geli memikiran sesuatu. Jin Ah menirukan gaya bicara, "Tiap kali kami mengingatmu, hatiku sangat sakit sekali. Kami selalu mengingatmu, Ji Hyuk. Benar-benar gila", Jin Ah kembali tertawa.
Dong Suk tanya apa yang Jin Ah katakan. Jin Ah berkata itu ucapan yang ibu mereka katakan saat pertama kali bertemu dengan Ji Hyuk. Akting ibu sangat bagus sekali.
Dong Suk : Apa itu benar, Bu?. Menakjubkan.
Jin Ah menilai ini sungguh lucu. Ia tak pernah tahu kalau seluruh anggota keluarganya pandai berakting, "Bagaimana bisa kalian menipu putri kalian sendiri. Akting oppa juga tidak buruk. Kenapa kau tidak memulai debutmu sebagai aktor saja?'.
Disindir seperti itu Dong Suk malah tertawa, "Haruskah?".
Jin Ah mengusulkan ide, bagaimana kalau keluarga ini membuat drama serial saja, judulnya, "Keluarga Selokan". Selokan seribu kali jauh lebih kotor daripada sampah. Keluarga Selokan. Cocok sekali.
"Hentikan", tegur presdir Kang
"Menjijikan sekali", Jin Ah menjatukan sumpitnya. Berdiri dari meja makan, berjalan kembali ke kamar. Ny. Choi ngomel, "Kau pikir kami melakukannya karena itulah yang kami inginkan?. Kami punya alasan (tetap tidak bisa di benarkan, alasan yang tidak manusiawi). Presdir Kang menyuruh istirnya untuk diam dan makan saja. Tidak usah perdulikan perkataan Jin Ah.
Ny. Choi menenangkan Dong Suk yang tampak tidak terpengaruh sedikit pun. Jin Ah mengatakan itu karena hanya dia yang tidak mengetahui apa-apa. Dong Suk tersenyum, "Aku mengerti, ibu". Wajah Ny. Choi berbinar bahagia, menyuruh putranya yang berharga untuk makan banyak.
Mi Ra datang ke kantor polisi untuk bertemu dengan Ji Hyuk. Tapi, petugas polisi menyampaikan pesan Ji Hyuk yang tak menolak bertemu dengan Mi Ra. Saat jalan keluar dari kantor polisi, Mi Ra bertemu dengan Dae Suk dan Dal Sook yang juga datang menjenguk.
Mi Ra memberi salam pada Dal Sook. Dae Suk marah, apa begitu menyenangkan bagi Mi Ra mempermainkan "Hyung-nya". Dal Sook membela Mi Ra yang mungkin juga tidak tahu apa-apa. Dae Suk mengatakan wanita yang ada di hadapan mereka sekarang ini pintar sekali berakting.
"Kita sudah dipermainkan oleh mereka. Dari satu sampai sepuluh mereka sudah merencanakan dan mempermainkan kita. Dia juga ikut mengatur semuanya. Mulai sekarang, jangan pura-pura baik. Aku bisa meludahimu", Dae Suk pergi.
Mi Ra terpaku. Dal Sook tanya, "itu tidak benar, kan?. Kau bukan orang yang seperti itu, kan?". Mi Ra yang tak kuasa menjawab pertanyaan Dal Sook, menundukan kepalanya dengan perasaan bersalah.
Di depan Dal Sook dan Dae Suk, Ji Hyuk bersikap seperti biasa. Ia minta pada mereka untuk tidak khawatir, dan yakin akan segera di bebaskan. Dae Suk membenarkan, tentu saja karena semuanya perbuatan para penjahat itu. Dal Sook pun berpikiran sama, Ji Hyuk akan segera di bebaskan karena tidak bersalah, "Tapi bagaimana dengan perasaanmu. Yang aku khawatirkan adalah hatimu yang terluka".
Ji Hyuk minta Dal Sook jangan cemas. Bukan pertama atau kedua kalinya ia mendekam di penjara. "Aku ini landak, Ibu tahu. Aku ini sudah sering ditendang dan diinjak-injak. Selain itu aku pasti akan membuat mereka menyesali perbuatan mereka. Aku pastikan mereka akan membayar semua yang telah mereka lakukan padaku".
Dae Suk memberi tahu tadi So Mi Ra datang. Dae Suk tahu dengan menemui Mi Ra hanya membuat Ji Hyuk semakin marah. Kenapa di dunia ini ada orang seperti dia. Beraninya dia menunjukan wajah kemari.
Mi Ra berjalan pulang dengan setengah melamun. Ia mengingat kata-kata Dae Suk di kantor polisi tadi, apa begitu menyenangkan mempermainkan Ji Hyuk hingga seperti ini.
Presdir Kang tanya sudah sampai sejauh mana Ji Hyuk mengetahui kebohongan mereka, apa dia sudah tahu kalau kita membutuhkan jantungnya. Mengingat dari tindakan Ji Hyuk kemarin yang sampai bertindak seperti itu. Direktur Do menebak pastilah Ji Hyuk sudah mengetahui semuanya, "Saya rasa permasalahan ini semakin serius".
Presdir Kang tidak khawatir. Meskipun Ji Hyuk tahu juga tidak ada gunanya, "Yang perlu lakukan hanyalah berlutut lagi. Sial".
Kepada siapa presdir Kang berlutut, bukan pada Ji Hyuk melainkan jaksa Chang. Ia berlutut dan memohon maaf pada jaksa Chang yang kini telah menjadi kepala jaksa (jaksa agung). Jaksa Chang tanya kenapa presdir Kang berlutut padahal dia tidak mabuk, "Kalau kau bersikap begini, aku merasa tidak nyaman".
"Aku telah bersikap buruk. Mohon Anda membantu saya".
Jaksa Chang tersenyum tipis melihat presdir Kang yang merendahkan diri seperti sekarang. Tapi ia berpura-pura tidak mengerti maksud presdir Kang. Setelah presdir Kang memohon berkali-kali, barulah ia menyuruh presdir Kang bangun.
Yang terjadi berikutnya, jaksa Chang dan presdir Kang bersenang-senang dan mabuk-mabuk'an dengan para wanita penghibur. Presdir Kang mengaku kalah. Jaksa Chang berkata tidak ada yang menang ataupun kalah diantara mereka. Selama mereka berpegangan tangan semuanya akan selesai. Jaksa Chang menjabat tangan presdir Kang. 2 pria tua ini tertawa bersama.
Jaksa Yong menyindir baju tahanan itu sangat cocok di kenakan Ji Hyuk. Biasanya baju itu tidak terlihat cocok bagi orang yang pertama kali memakainya. Meski Ji Hyuk telah mengakui perbuataanya di hadapan masyarakat Korea, itu tak membuat jaksa Yong akan mengurangi masa hukuman Ji Hyuk. Ia akan tetap memproses Ji Hyuk sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ji Hyuk memotong, ada yang harus ia sampaikan.
"Di suatu tempat diluar sana, ada orang tua kandungku. Aku bersumpah demi nama mereka. Yang akan kukatakan padamu ini adalah yang sebenarnya. Tanpa ada sedikitpun kebohongan", ucap Ji Hyuk memasang wajah serius.
Entah apa yang dikatakan Ji Hyuk hingga membuat jaksa Yong berlari terburu-buru menemui jaksa Chang yang sedang berada di atap. Saat itu jaksa Chang sedang bicara dengan presdir Kang di telepon. Pada presdir Kang, Jaksa Chang berkata telah berubah pikiran dan mengajak presdir Kang untuk lebih sering bertemu.
Jaksa Chang menutup teleponnya ketika melihat jaksa Yong datang. Jaksa Yong begitu antusias ketika menyampaikan soal kasus korupsi Hyunsung Distribution, yang ternyata bukanlah kasus korupsi biasa. Ada kejahatan berat dalam kasus itu. Jika sampai berita ini tersebar Hyunsung Group akan hancur. Semula ia berpikir tidak mungkin. Tapi semuanya telah diperiksa, dan apa yang dia (Ji Hyuk) katakan benar.
Dengan gaya tenangnya jaksa Chang mengajukan pertanyaan. Apa jaksa Yong tidak berpikir perusahaan besar seperti Hyungsung tidak mempengaruhi pendapatan negara? (Pajak). Meskipun orang-orang itu melakukan korupsi, tapi kita tidak boleh merobohkan pilar negara.
Jaksa Chang memuji kerja keras jaksa Yong, "Mulai sekarang, mereka yang akan menyelesaikannya. Maka, tugas kita sudah selesai. Ayo kita makan".
"Tapi Jaksa Agung, kita harus menyelidikinya lebih dalam lagi", ucap jaksa Yong tidak mengerti.
Jaksa Chang tak mengubris pertanyaan jaksa Yong. Ia malah sibuk memikirkan restoran mana dan makanan enak apa yang akan mereka makan hari ini. Ya..ya... Beginilah kelakuan seseorang yang sudah di suap. Bagaimana kejahatan bisa di berantas kalau penegak hukumnya saja "tidak beres" seperti ini.
Seorang jaksa baru duduk di depan Ji Hyuk. Ia memperkenalkan dirinya sebagai jaksa No Jae Gu yang akan mengambil alih tugas jaksa Yong. Ji Hyuk heran, "Jaksanya di ganti?. Tapi kenapa?".
Tak langsung menjawab, Jaksa No bersikap santai dengan meminum softdrink yang ia bawa. Jaksa No berkata Hyusung Gruop menuntut Ji Hyuk atas kasus penipuan. Ji Hyuk kaget. Jaksa No menawarkan, "Kau ingin bicara dengan pengacaramu?".
Pengacara yang di maksud jaksa No, muncul di depan Ji Hyuk. Bisa di tebak, pengacara ini dan jaksa No sama-sama orang bayaran yang di kirim presdir Kang untuk memberatkan Ji Hyuk.
"Kau kenal aku, kan?. Kita pernah beberapa kali bertemu", kata pengacara yang belum lama ini aku bekerja di tim hukum Hyunsung Distribution
"Aku tidak memintamu datang", kata Ji Hyuk memandang marah.
"Kau meminta pengacara umum, 'kan?. Aku juga bekerja sebagai pengacara umum, kebetulan sekali, kan?", tanya tersenyum.
"Apa yang kau inginkan?".
Pengacara berkata kantor kejaksaan telah menemukan bukti penting. Belum lama uang dalam jumlah besar di temukan di rekening Ji Hyuk. Ji Hyuk kaget, lalu ingat saat Dong Suk memintanya untuk menyimpan uang itu.
"Kang Dong Sook, baji**** itu..", umpat Ji Hyuk geram
Pengacara menyuruh Ji Hyuk untuk mengakui kasus penggelapan uang. Ia akan membantu Ji Hyuk bebas dengan masa percobaan, Dan pengacara menuliskan sesuatu dai buku dan menunjukannya pada Ji Hyuk, "Mereka menawarkan ini untuk masalahmu".
Bug... Ji Hyuk tiba-tiba memukul wajah pengacara dengan keras hingga membuat pengacara bayaran itu jatuh tersungkur. Ji Hyuk yang mengamuk membalik meja dan menendangi pengacara berkali-kali, "Kembalikan pada pemilik yang memberimu makan Aku pasti akan membuat kalian menyesal. Meskipun seluruh tubuhku hancur aku takkan melepaskan mereka".
2 petugas keamanan masuk dan menyeret Ji Hyuk keluar dari ruangan interogasi.
Dal Sook dan Dae Suk melihat berita di TV yang mengabarkan tentang Ji Hyuk yang dituntut kejaksaan atas penggelapan dana ke rekening pribadinya. Dal Sook dan Dae Suk yang tentu saja tidak percaya dengan berita itu, mengumpat mereka yang telah menjebak Ji Hyuk, "Dasar keparat!".
Mi Ra yang juga melihat berita itu, berguman tidak percaya,"Tidak mungkin".
Kasus yang menimpa Ji Hyuk menjadi gosip panas di perusahaan. Beberapa karyawan wanita mengosipkan hal ini. Mereka mengunjing penampilan Ji Hyuk yang terlihat seperti preman jalanan. Ketiga wanita ini berhenti bercerita ketika ketua tim Goo dan Yoo Jae lewat di depan mereka.
Ketiga wanita itu memang berhenti bergosip, tapi Yoo Jae yang melanjutkan. Pada ketua tim Goo, Yoo Jae mengaku juga merasa tertipun dengan Ji Hyuk, "Kupikir dia benar-benar bekerja keras demi perusahaan".
"Dia memang benar-benar bekerja keras demi perusahaan", bela ketua tim Goo.
"Tapi dia menggelapkan uang perusahaan", tambah Yoo Jae.
Ketua tim tidak tahu soal itu, tapi ia menilai Ji Hyuk bukanlah seseorang yang suka memamfaatkan orang lain dengan berbohong. Yoo Jae heran, "Kenapa kau masih membelanya. Apa hubunganmu dengannya semakin membaik?".
Ji Hyuk semakin bingung karena Mi Ra terus memintaa maaf, ada apa sebenarnya, "Apa yang kau sembunyikan dariku?".
"Presdir bukan anak predir Kang. Hasil test DNA yang kuberikan itu palsu", jelas Mi Ra tanpa berani menatap mata Ji Hyuk.
"Keluargaku berbohong padaku?. Kau juga berbohong padaku?", Ji Hyuk terpukul. "Tidak, mereka adalah keluargaku. Bagaimanapun mereka adalah keluargaku!".
Ji Hyuk mengoncang pundak Mi Ra, "Cepat katakan kau bohong. Katakan kalau ini semua tidak benar. Tidak mungkin kau tega membohongiku. Sudah kubilang kaulah satu-satunya yang bisa kupercaya. Ini tidak benar, 'kan?".
Kang Dong Shik dan anak buahnya masih mencari Dae Suk yang belum berhasil mereka tangkap. Kemudian mereka berpencar untuk mencari Dae Suk. Wah...sangat bahaya jika Dae Suk di temukan, karena mereka tidak main-main dengan membawa tongkat besi.
Dari balik tumpukan kayu tempat ia bersembunyi, Dae Suk bisa melihat Dong Shik beserta anak buahnya pergi berpencar.
Ji Hyuk menangis. Ia belum bisa percaya dan berusaha menyangkal perkataan Mi Ra. Keluarganya menangis saat melihatnya. Ayah, ibu mereka semua baik bahkan Dong Suk sangat sayang padanya.
"Presdir",
Ji Hyuk teriak marah, "Kau tahu berapa lama aku mencari mereka?. Kau tahu betapa rindunya aku pada keluargaku?". Ji Hyuk meremas hasil test DNA dan berkata tidak mau kehilangan keluarganya dengan cara seperti ini, "Mereka itu keluargaku. Mereka pasti keluargaku".
Mi Ra ingin mendekat, "Ji Hyuk-shi". Ji Hyuk yang sulit untuk percaya melarang Mi Ra mendekat. Ia akan memeriksanya sekali lagi dan barulah setelah itu mereka membicarakan hal ini lagi nanti.
Ji Hyuk keluar dari rumah pergi Mi Ra dengan perasaan terpukul. Ia duduk menepi di pinggir jalan dan menangis. Dengan malas ia menjawab telpon yang masuk. Dari seberang sana Dae Suk meminta Ji Hyuk untuk datang dan melihat sendiri semua bukti bahwa selama ini Ji Hyuk telah di bohongi.
Mata Ji Hyuk berkilat, "Kau dimana?".
"Aku ada di belakang SD Bucheok. Di belakang kontainer", Dae Suk tidak dapat melanjutkan ucapannya karena dari arah belakang Dong Shik tiba-tiba muncul dan mengambil ponselnya. Dong Shik langsung memukul Dae Suk sembari mengumpat, "Dasar brengsek".
Ji Hyuk mengkhawatirkan Dae Suk yang tidak bicara lagi, mungkin saja ia juga mendengar suara pukulan. Ji Hyuk langsung lari secepat mungkin menuju tempat Dae Suk. Meninggalkan test DNA yang tadi ia remas-remas.
Sementara itu, jaska Young baru saja menerima surat penangkapan Ji Hyuk dan menyuruh anak buahnya untuk bergegas menangkap Ji Hyuk. Tanpa membuang waktu, mereka bergegas melaksanakan perintah.
Malang Dae Suk, wajahnya babak belur di hajar oleh Dong Shik beserta anak buahnya. Meski begitu ia tetap bungkam, menggeleng ketakutan saat Dong Shik bertanya kenapa dia menelpon Ji Hyuk. Dong Shik yang kesal memukul kepala Dae Suk dengan tangannya, lalu menyentuh wajah Dae Suk yang mengeluarkan banyak darah, "Astaga darahmu banyaks sekali. Tidak menyenangkan kalau kau mati".
Dae Suk benar-benar tidak pernah mengerti kenapa banyak orang yang sangat setia. Saat mereka tahu kalau mereka akan mati karena kesetian mereka. Dong Shik akan memukul Dae Suk lagi dengan tongkat baseball. Tepat saat itu Ji Hyuk mendobrak pintu dan menghajar mereka dengan gaya preman-nya.
Tak butuh waktu lama, Ji Hyuk berhasil meringkus Dong Shik dan kedua anak buahnya. Mengikat tangan dan memplester mulut para preman itu. Kemudian, Ji Hyuk dan Dae Suk mendengarkan rekaman yang di simpan Dong Shik di komputer. Ji Hyuk mendengar suara rekaman Presdir Kang ingin mendapatkan jantungnya.
Ji Hyuk melempar semua benda yang ada di meja, lalu berdiri dengan marah. Dae Suk mencoba menahan Ji Hyuk, "Hyung, apa yang akan kau lakukan?".
"Aku akan membunuh mereka semua", jawab Ji Hyuk murka.
Dae Suk ingin ikut. Ji Hyuk melarang, "Jangan ikut campur. Ini masalahku". Dae Suk tetap menahan dan berkata akan membantu Ji Hyuk. Ji Hyuk yang sudah kalap melepaskan diri dengan mendorong Dae Suk.
Ji Hyuk melajukan mobilnya menuju rumah keluarga Kang. Ia ingat saat Dong Suk memberinya tas berisi uang. Ia semakin marah ketika ingat semua perkataan dan perlakuan manis dari presdir Kang, Mi Ra dan Dong Suk yangselama ini hanya berpura-pura baik padanya.
Presdir Kang menerima laporan dari direktur Do tentang surat penangkapan Ji Hyuk. Pihak kejaksaan dan kepolisian sudah bergerak untuk menangkapnya. Presdir Kang menarik napas lega, malam ini ia bisa tidur nyenyak. Akhirnya hal yang ia inginkan terjadi. Presdir Kang menepuk pundak direktur Do, kerja yang bagus.
Tanpa permisi, Jin Ah nyelonong masuk, "Ayah!. Dia itu palsu, kan?". Presdir Kang tak mengerti, apa? siapa yang palsu.
"Kang Ji Hyuk", jawab Jin Ah lalu bertanya siapa yang telah merencakan semua ini, "Ayah, kan?".
Presdir Kang berlagak pilon, "Kau ini ngomong apa?".
Jin Ah mengaku telah melakukan test DNA dan hasilnya tidak cocok. Presdir Kang menoleh pada direktur Do yang wajahnya sama tegangnya dengan dia. Setengah menyindir Jin Ah tanya, "Apa aku ini anak adopsi Ayah dan dia itu putra kandung Ayah?".
"Kau juga sudah memberitahu dia masalah ini?".
"Tentu saja aku bilang padanya kalau dia itu palsu", jawab Jin Ah enteng.
Presdir Kang berang meneriaki Jin Ah. Direktur Do tanya apa Ji Hyuk mempercayai pada perkataan Jin Ah. Jin Ah menjawab saat ini mungkin belum, tapi hasil test DNA itu sangat akurat. Cepat atau lambat Ji Hyuk pasti akan menyadarinya. Jin Ah melirik ayah dan direktur Do bergantian. Jin Ah aja gak terima, apa lagi Ji Hyuk.
Mi Ra mengendarai mobilnya menuju ke suatu tempat. Wajahnya di liputi rasa cemas karean tidak bisa menghubungi ponsel Ji Hyuk. Kemudian, ia memberitahu Dong Suk tentang Ji Hyuk yang telah mengetahui semua kebenaran.
Orang yang mereka bicarakan kini masuk ke kamar Dong Suk, menatap adik palsunya itu dengan penuh kebencian. Dengan gaya santainya, Dong Suk memberitahu Mi Ra bahwa Ji Hyuk ada di rumahnya.
Mi Ra panik, ia minta Dong Suk untuk meminta maaf dan katakan kalau kau menyesal, "Dia mungkin akan melakukan hal yang gila. Sungguh. Jika kau minta maaf padanya dia mungkin akan tenang. Dong Suk, kumohon. Jika dia ada di sana, biarkan aku yang bicara padanya. Aku akan memohon padanya".
"Kau tidak perlu melakukan itu. Aku akan mengurusnya", Dong Suk mematikan sambungan telepon, membuat Mi Ra semakin khawatir.
Ji Hyuk bertanya apa Dong Suk juga mengetahuinya, "Orang yang membutuhkan jantungku itu, kau kah itu?".
Dong Suk melakukan gerakan andalannya, mengelus dagu sembari berkata lebih tepatnya bukan ia yang menginginkannya, tapi tubuhnya lah yang lebih membutuhkan jantung itu. Dengan wajah sedih Ji Hyuk bertanya kenapa harus aku, orang yang dibesarkan tanpa keluarga, "Kau bahkan masih mempunyai keluarga. Kenapa harus aku?".
Dong Suk berkata pada akhirnya kami tidak mendapatkan apa-apa dari Ji Hyuk. Sebaliknya kami yang memberimu lebih banyak, "Kami mengijinkanmu menikmati rasanya punya keluarga meskipun hanya sebentar. Kami juga memberimu uang dan jabatan. Kami sudah memberikan semua yang kau impikan sepanjang hidupmu".
Mata Ji Hyuk berkaca-kaca," Kau tidak mengambil apapun dariku?".
Dong Suk mengungkit perkataan Ji Hyuk yang bilang tidak mempunyai apa-apa, "Kami memberikannya padamu sementara dan mengambilnya kembali. Kau tidak kehilangan apa-apa".
Ji Hyuk berjalan mendekati Dong Suk sembari mengeluarkan pisau lipat dari dalam saku jasnya, "Lebih baik kalau kau merobek dadaku dan mengambil jantungku. Kau sudah mengambil sesuatu yang paling berharga bagiku".
Dong Suk sama sekali tidak terlihat takut, "Lalu?. Kau akan membunuhku".
"Karena kau sudah menipuku sampai seperti ini, kau juga..."
"Kalau begitu, tusuk saja aku", tantang Dong Suk. Dengan gaya tengil Dong Suk menghina Ji Hyuk, "Kau tahu apa yang biasanya dilakukan pecundang sepertimu?. Kalian semua akan mengancam dengan memegang pisau seperti kau sekarang. Kenapa?. Karena hanya cara itulahyang kalian ketahui. Otak kalian kosong. Kalian tidak punya apa-apa".
Penghinaan yang menyulutkan kembali emosi. Secepat kilat ia menyerang Dong Suk yang tidak melakukan perlawanan sedikit pun. Ji Hyuk menahan Dong Suk ke sofa. Pisau yang ada di tangan kanannya siap menikam tubuh Dong Suk. Seakan mempunyai nyawa cadangan, Dong Suk menyuruh Ji Hyuk untuk menusuknya.
"Bunuh aku dengan satu serangan. Aku masih bisa bertahan hidup setelah aku mendapatkan jantung yang baru. Jika aku mampu bertahan sekali lagi maka suatu saat nanti aku pasti akan membunuhmu".
Teriakan presdir Kang menghentikan Ji Hyuk yang benar-benar ingin menusuk Dong Suk. Presdir Kang berkata Dong Suk tidak bersalah, bukan dia pelakunya, "Aku yang merencanakan semuanya. Aku yang menyuruh dia melakukannya. Demi menyelamatkan putraku aku yang mengatur semuanya. Jadi kumohon...".
"Kenapa kau tega melakukannya?. Kau juga bilang kau adalah ayahku. Kau menggandeng tanganku dan kau menangis didepanku. Kau bilang kau ini ayahku", teriaknya penuh kemarahan.
Disaat Ji Hyuk lengah, direktur Do mendorong Ji Hyuk menjauh dari Dong Suk. Dibantu 2 pengawal lainya, mereka membawa Ji Hyuk keluar rumah. Ji Hyuk teriak berontak, "- Lepaskan aku, brengsek!. Aku akan membunuh kalian semua. Aku takkan pernah memaafkan kalian".
Wajah presdir Kang mengeras (seperti menyesal?. masih adakah sedikit kebaikan di hati nuraninya?). Dong Suk tersenyum sinis melihat Ji Hyuk yang di bawa pergi, "Aigo...kakakku yang malang".
Mi Ra baru saja tiba di rumah keluarga Kang ketika melihat Ji Hyuk digiring masuk ke mobil polisi dengan tangan terborgol. Ia mengedor-ngedor kaca mobil, memanggil-manggil Ji Hyuk. Tapi pria yang ia panggil sama sekali tak mau menoleh.
Malamnya, Ji Hyuk tidur meringkuk di dalam sel yang dingin. Ia bermimpi buruk tentang presdir Kang dan Dong Suk yang mencekik lehernya.
Ji Hyuk terbangun dari mimpi buruk dan menangis tertahan sambil membentur-benturkan kepalanya ke lantai. Sengaja ia menyumpal mulutnya dengan selimut agar suara tangisannya tidak terdengar keluar. (hiks.. kasihan urri Cha Don, eh bukan urri Ji Hyuk).
Presdir Kang makan dengan tengan bersama kedua anak dan istrinya. Jin Ah tertawa geli memikiran sesuatu. Jin Ah menirukan gaya bicara, "Tiap kali kami mengingatmu, hatiku sangat sakit sekali. Kami selalu mengingatmu, Ji Hyuk. Benar-benar gila", Jin Ah kembali tertawa.
Dong Suk tanya apa yang Jin Ah katakan. Jin Ah berkata itu ucapan yang ibu mereka katakan saat pertama kali bertemu dengan Ji Hyuk. Akting ibu sangat bagus sekali.
Dong Suk : Apa itu benar, Bu?. Menakjubkan.
Jin Ah menilai ini sungguh lucu. Ia tak pernah tahu kalau seluruh anggota keluarganya pandai berakting, "Bagaimana bisa kalian menipu putri kalian sendiri. Akting oppa juga tidak buruk. Kenapa kau tidak memulai debutmu sebagai aktor saja?'.
Disindir seperti itu Dong Suk malah tertawa, "Haruskah?".
Jin Ah mengusulkan ide, bagaimana kalau keluarga ini membuat drama serial saja, judulnya, "Keluarga Selokan". Selokan seribu kali jauh lebih kotor daripada sampah. Keluarga Selokan. Cocok sekali.
"Hentikan", tegur presdir Kang
"Menjijikan sekali", Jin Ah menjatukan sumpitnya. Berdiri dari meja makan, berjalan kembali ke kamar. Ny. Choi ngomel, "Kau pikir kami melakukannya karena itulah yang kami inginkan?. Kami punya alasan (tetap tidak bisa di benarkan, alasan yang tidak manusiawi). Presdir Kang menyuruh istirnya untuk diam dan makan saja. Tidak usah perdulikan perkataan Jin Ah.
Ny. Choi menenangkan Dong Suk yang tampak tidak terpengaruh sedikit pun. Jin Ah mengatakan itu karena hanya dia yang tidak mengetahui apa-apa. Dong Suk tersenyum, "Aku mengerti, ibu". Wajah Ny. Choi berbinar bahagia, menyuruh putranya yang berharga untuk makan banyak.
Mi Ra datang ke kantor polisi untuk bertemu dengan Ji Hyuk. Tapi, petugas polisi menyampaikan pesan Ji Hyuk yang tak menolak bertemu dengan Mi Ra. Saat jalan keluar dari kantor polisi, Mi Ra bertemu dengan Dae Suk dan Dal Sook yang juga datang menjenguk.
Mi Ra memberi salam pada Dal Sook. Dae Suk marah, apa begitu menyenangkan bagi Mi Ra mempermainkan "Hyung-nya". Dal Sook membela Mi Ra yang mungkin juga tidak tahu apa-apa. Dae Suk mengatakan wanita yang ada di hadapan mereka sekarang ini pintar sekali berakting.
"Kita sudah dipermainkan oleh mereka. Dari satu sampai sepuluh mereka sudah merencanakan dan mempermainkan kita. Dia juga ikut mengatur semuanya. Mulai sekarang, jangan pura-pura baik. Aku bisa meludahimu", Dae Suk pergi.
Mi Ra terpaku. Dal Sook tanya, "itu tidak benar, kan?. Kau bukan orang yang seperti itu, kan?". Mi Ra yang tak kuasa menjawab pertanyaan Dal Sook, menundukan kepalanya dengan perasaan bersalah.
Di depan Dal Sook dan Dae Suk, Ji Hyuk bersikap seperti biasa. Ia minta pada mereka untuk tidak khawatir, dan yakin akan segera di bebaskan. Dae Suk membenarkan, tentu saja karena semuanya perbuatan para penjahat itu. Dal Sook pun berpikiran sama, Ji Hyuk akan segera di bebaskan karena tidak bersalah, "Tapi bagaimana dengan perasaanmu. Yang aku khawatirkan adalah hatimu yang terluka".
Ji Hyuk minta Dal Sook jangan cemas. Bukan pertama atau kedua kalinya ia mendekam di penjara. "Aku ini landak, Ibu tahu. Aku ini sudah sering ditendang dan diinjak-injak. Selain itu aku pasti akan membuat mereka menyesali perbuatan mereka. Aku pastikan mereka akan membayar semua yang telah mereka lakukan padaku".
Dae Suk memberi tahu tadi So Mi Ra datang. Dae Suk tahu dengan menemui Mi Ra hanya membuat Ji Hyuk semakin marah. Kenapa di dunia ini ada orang seperti dia. Beraninya dia menunjukan wajah kemari.
Mi Ra berjalan pulang dengan setengah melamun. Ia mengingat kata-kata Dae Suk di kantor polisi tadi, apa begitu menyenangkan mempermainkan Ji Hyuk hingga seperti ini.
Presdir Kang tanya sudah sampai sejauh mana Ji Hyuk mengetahui kebohongan mereka, apa dia sudah tahu kalau kita membutuhkan jantungnya. Mengingat dari tindakan Ji Hyuk kemarin yang sampai bertindak seperti itu. Direktur Do menebak pastilah Ji Hyuk sudah mengetahui semuanya, "Saya rasa permasalahan ini semakin serius".
Presdir Kang tidak khawatir. Meskipun Ji Hyuk tahu juga tidak ada gunanya, "Yang perlu lakukan hanyalah berlutut lagi. Sial".
Kepada siapa presdir Kang berlutut, bukan pada Ji Hyuk melainkan jaksa Chang. Ia berlutut dan memohon maaf pada jaksa Chang yang kini telah menjadi kepala jaksa (jaksa agung). Jaksa Chang tanya kenapa presdir Kang berlutut padahal dia tidak mabuk, "Kalau kau bersikap begini, aku merasa tidak nyaman".
"Aku telah bersikap buruk. Mohon Anda membantu saya".
Jaksa Chang tersenyum tipis melihat presdir Kang yang merendahkan diri seperti sekarang. Tapi ia berpura-pura tidak mengerti maksud presdir Kang. Setelah presdir Kang memohon berkali-kali, barulah ia menyuruh presdir Kang bangun.
Yang terjadi berikutnya, jaksa Chang dan presdir Kang bersenang-senang dan mabuk-mabuk'an dengan para wanita penghibur. Presdir Kang mengaku kalah. Jaksa Chang berkata tidak ada yang menang ataupun kalah diantara mereka. Selama mereka berpegangan tangan semuanya akan selesai. Jaksa Chang menjabat tangan presdir Kang. 2 pria tua ini tertawa bersama.
Jaksa Yong menyindir baju tahanan itu sangat cocok di kenakan Ji Hyuk. Biasanya baju itu tidak terlihat cocok bagi orang yang pertama kali memakainya. Meski Ji Hyuk telah mengakui perbuataanya di hadapan masyarakat Korea, itu tak membuat jaksa Yong akan mengurangi masa hukuman Ji Hyuk. Ia akan tetap memproses Ji Hyuk sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ji Hyuk memotong, ada yang harus ia sampaikan.
"Di suatu tempat diluar sana, ada orang tua kandungku. Aku bersumpah demi nama mereka. Yang akan kukatakan padamu ini adalah yang sebenarnya. Tanpa ada sedikitpun kebohongan", ucap Ji Hyuk memasang wajah serius.
Entah apa yang dikatakan Ji Hyuk hingga membuat jaksa Yong berlari terburu-buru menemui jaksa Chang yang sedang berada di atap. Saat itu jaksa Chang sedang bicara dengan presdir Kang di telepon. Pada presdir Kang, Jaksa Chang berkata telah berubah pikiran dan mengajak presdir Kang untuk lebih sering bertemu.
Jaksa Chang menutup teleponnya ketika melihat jaksa Yong datang. Jaksa Yong begitu antusias ketika menyampaikan soal kasus korupsi Hyunsung Distribution, yang ternyata bukanlah kasus korupsi biasa. Ada kejahatan berat dalam kasus itu. Jika sampai berita ini tersebar Hyunsung Group akan hancur. Semula ia berpikir tidak mungkin. Tapi semuanya telah diperiksa, dan apa yang dia (Ji Hyuk) katakan benar.
Dengan gaya tenangnya jaksa Chang mengajukan pertanyaan. Apa jaksa Yong tidak berpikir perusahaan besar seperti Hyungsung tidak mempengaruhi pendapatan negara? (Pajak). Meskipun orang-orang itu melakukan korupsi, tapi kita tidak boleh merobohkan pilar negara.
Jaksa Chang memuji kerja keras jaksa Yong, "Mulai sekarang, mereka yang akan menyelesaikannya. Maka, tugas kita sudah selesai. Ayo kita makan".
"Tapi Jaksa Agung, kita harus menyelidikinya lebih dalam lagi", ucap jaksa Yong tidak mengerti.
Seorang jaksa baru duduk di depan Ji Hyuk. Ia memperkenalkan dirinya sebagai jaksa No Jae Gu yang akan mengambil alih tugas jaksa Yong. Ji Hyuk heran, "Jaksanya di ganti?. Tapi kenapa?".
Tak langsung menjawab, Jaksa No bersikap santai dengan meminum softdrink yang ia bawa. Jaksa No berkata Hyusung Gruop menuntut Ji Hyuk atas kasus penipuan. Ji Hyuk kaget. Jaksa No menawarkan, "Kau ingin bicara dengan pengacaramu?".
Pengacara yang di maksud jaksa No, muncul di depan Ji Hyuk. Bisa di tebak, pengacara ini dan jaksa No sama-sama orang bayaran yang di kirim presdir Kang untuk memberatkan Ji Hyuk.
"Kau kenal aku, kan?. Kita pernah beberapa kali bertemu", kata pengacara yang belum lama ini aku bekerja di tim hukum Hyunsung Distribution
"Aku tidak memintamu datang", kata Ji Hyuk memandang marah.
"Kau meminta pengacara umum, 'kan?. Aku juga bekerja sebagai pengacara umum, kebetulan sekali, kan?", tanya tersenyum.
"Apa yang kau inginkan?".
Pengacara berkata kantor kejaksaan telah menemukan bukti penting. Belum lama uang dalam jumlah besar di temukan di rekening Ji Hyuk. Ji Hyuk kaget, lalu ingat saat Dong Suk memintanya untuk menyimpan uang itu.
"Kang Dong Sook, baji**** itu..", umpat Ji Hyuk geram
Pengacara menyuruh Ji Hyuk untuk mengakui kasus penggelapan uang. Ia akan membantu Ji Hyuk bebas dengan masa percobaan, Dan pengacara menuliskan sesuatu dai buku dan menunjukannya pada Ji Hyuk, "Mereka menawarkan ini untuk masalahmu".
Bug... Ji Hyuk tiba-tiba memukul wajah pengacara dengan keras hingga membuat pengacara bayaran itu jatuh tersungkur. Ji Hyuk yang mengamuk membalik meja dan menendangi pengacara berkali-kali, "Kembalikan pada pemilik yang memberimu makan Aku pasti akan membuat kalian menyesal. Meskipun seluruh tubuhku hancur aku takkan melepaskan mereka".
2 petugas keamanan masuk dan menyeret Ji Hyuk keluar dari ruangan interogasi.
Dal Sook dan Dae Suk melihat berita di TV yang mengabarkan tentang Ji Hyuk yang dituntut kejaksaan atas penggelapan dana ke rekening pribadinya. Dal Sook dan Dae Suk yang tentu saja tidak percaya dengan berita itu, mengumpat mereka yang telah menjebak Ji Hyuk, "Dasar keparat!".
Mi Ra yang juga melihat berita itu, berguman tidak percaya,"Tidak mungkin".
Kasus yang menimpa Ji Hyuk menjadi gosip panas di perusahaan. Beberapa karyawan wanita mengosipkan hal ini. Mereka mengunjing penampilan Ji Hyuk yang terlihat seperti preman jalanan. Ketiga wanita ini berhenti bercerita ketika ketua tim Goo dan Yoo Jae lewat di depan mereka.
Ketiga wanita itu memang berhenti bergosip, tapi Yoo Jae yang melanjutkan. Pada ketua tim Goo, Yoo Jae mengaku juga merasa tertipun dengan Ji Hyuk, "Kupikir dia benar-benar bekerja keras demi perusahaan".
"Dia memang benar-benar bekerja keras demi perusahaan", bela ketua tim Goo.
"Tapi dia menggelapkan uang perusahaan", tambah Yoo Jae.
Ketua tim tidak tahu soal itu, tapi ia menilai Ji Hyuk bukanlah seseorang yang suka memamfaatkan orang lain dengan berbohong. Yoo Jae heran, "Kenapa kau masih membelanya. Apa hubunganmu dengannya semakin membaik?".
Ketua tim Goo : Kau pikirkan baik-baik. Diantara para Presdir yang kau tahu dan dengar dibandingkan dengan Presdir Kang Ji Hyuk, kau tahu siapa yang mau bekerja keras demi karyawannya?. Kau pernah mendengar orang seperti dia?
Yoo Jae tak bisa menjawab, "Kalau itu..."
"Ada atau tidak", desak ketua tim memegang tangan Yoo Jae dan meletakannya ke dada pria bertubuh gemuk itu, "Letakkan tanganmu disini dan katakan yang sejujurnya. Bukankah presdir Kang JI Hyuk itu yang terbaik?, Benarkan?".
Yoo Jae melihat tangannya sembari berpikir sesaat, lalu berkata, "Ya, kau benar".
Saat Dong Suk lewat di depan mereka, kedua pria ini secara spontan membungkuk hormat pada Dong Suk, "Apa kabar presdir?". Dong Suk tersenyum, "Senang bertemu dengan kalian. Sepertinya aku yang akan mengambil alih Hyunsung Distribution lagi. Terima kasih atas dukungan kalian".
Yoo Jae minta Dong Suk jangan sungkan, suatu kehormatan baginya bisa membantu Dong Suk lagi. Kembali membungkuk 90 derajat. Dong Suk tersenyum lalu pergi. Yoo Jae kembali membungkuk meski Dong Suk tidak melihatnya.
"Suatu kehormatan bagiku bisa membantu anda lagi", sindir Ketua tim kesal, sembari memukul-mukul ringan wajah Yoo Jae dengan tangan Yoo Jae sendiri.
Dong Suk membuang papan nama dan semua barang-barang milik Ji Hyuk. Ia juga melepas foto Ji Hyuk yang menempel di foto keluarga Kang. Perhatiannya lalu tertuju pada foto rekayasa bayi Ji Hyuk bersama kedua orang tuanya. Dong Suk meletakan foto itu di meja ketika Mi Ra masuk.
Dong Suk senang karena sekarang semuanya sudah kembali normal. Mi Ra menatap foto itu. Menilai Dong Suk sudah bertindak terlalu jauh. Wajah Dong Suk berubah, "Apa maksudmu?". Mi Ra tahu bahwa Dong Suk yang telah mengatur tuduhan penggelapan itu.
Dong Suk kesal, "Kau membicarakan pria itu lagi. Apa hanya dia yang kau pikirkan?".
Mi Ra berkata Dong Suk sendiri yang membuat ia memikirkan Ji Hyuk. Ia menagih janji Dong Suk yang akan menyewa pengacara dan mengurus semuanya. Dong Suk berdalih Ji Hyuk sudah mengetahui semuanya, "Bahkan dia tahu kalau kita sudah mencoba mengambil jantungnya...".
Mi Ra memotong, "Itu saat dia dinyatakan mati otak. Kita tidak punya pilihan, 'kan?.
Dong Suk berkata tapi sekarang semuanya menjadi rumit, kita tidak mempunyai pilihan lain. Dan lagi ini bukan masalah yang bisa mengancam Mi Ra, "Kenapa kau masih mempedulikannya?".
Mi Ra memegang foto rekayasa yang ia berikan pada Ji Hyuk. Mi Ra mengaku mengetahui semuanya, karena ia sendiri yang menyerahkan benda ini pada Ji Hyuk. Dong Suk menahan marah, "Kau melakukannya demi aku".
Mi Ra berpikir ketika Dong Suk kembali dari China, semuanya akan kembali ke tempatnya semula, "Aku yakin Dong Suk yang kucintai lebih mampu mengurus semuanya itu. Tapi kau yang sekarang..... "
Dong Suk mengebrak meja, "Jadi sekarang maumu apa, hah?", teriaknya marah dan membanting foto itu, "Karena jantung yang buruk ini ayahku menjadikan dia anaknya dan kita menunjuk dia sebagai Presdir agar dia yang menanggung semuanya. Setelah itu kita harus mengatakan yang sebenarnya dan bilang kalau kita sudah menjebaknya?. Lalu, bagaimana dengan keluargaku?. Apa kau senang kalau melihat keluargaku dipenjara?".
(Egois, lalu bagaimana dengan Ji Hyuk?. Siapa yang berbuat, maka dia yang harus bertanggung jawab).
Mi Ra syok, matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis. Dong Suk menarik napas dalam, merendahkan suaranya. Air mata Mi Ra menetes saat Dong Suk berkata, "Mi Ra. Kau juga akan segera menjadi anggota keluargaku, 'kan?. Maka kau akan menemui banyak orang seperti Kim Ji Hyuk. Dalam beberapa hal kau butuh usaha dari orang-orang dibawahmu.
Mi Ra terpaku, menatap kekasihnya itu dengan tatapan tak percaya. Mungkin baru kali ini, Mi Ra melihat sisi evil dari pria yang akan di nikahinya.
Dae Suk bertanya apa rencana Ji Hyuk. Cepat katakan, kita penjarakan para penjahat itu dan Hyung cepatlah keluar dari sini. Wajah Ji Hyuk sedih, tidak ada satupun di sini yang percaya pada perkataannya. Dae Suk masih percaya pada hukum, kita masih bisa melakukan apapun dengan bantuan hukum.
"Hukum?. Itu hanya ada di buku cerita. Kenyataanya sangat jauh berbeda", kata Ji Hyuk pesimis.
Dae Suk menghela napas berat. Ji Hyuk teringat sesuatu rekaman suara yang ada di komputer Dong Shik, apa Dae Suk masih menyimpannya. Rekaman itu, Dae Suk sudah menyimpannya, "Aku merasa kita membutuhkannya suatu saat, jadi aku mengkopi semuanya.
"Wow..mengejutkan. Sejak kapan kau pintar?", tanya Ji Hyuk.. Lol
"Hyung kira hanya ada batu di kepala ku. Setidaknya masih ada otak di antara bebatuan itu". Hehehe..
Ji Hyuk lega, kita bisa menggunakan bukti itu. Dae Suk ingin tahu bagaimana caranya, apa perlu ia menyerahkan rekaman itu ke kantor kejaksaan. Ji Hyuk melarang, baik jaksa maupun pengacara adalah boneka suruhan presdir Kang. Kehidupan mereka bergantung pada Hyunsung.
"Lalu bagaimana caranya?", tanya Dae Suk bingung.
"Jangan berikan pada mereka. Kita akan menyerahkanya langsung di pengadilan".
Lanjut ke Sinopsis Big Man Episode 8 Part 2
Note : Dong Suk Psycho. Telihat tenang di luar, tapi sebenarnya berbahaya.
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)