Pages - Menu

Monday, August 26, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 27 Part 1

Presdir Lee di diagnosa mengidap kanker perut stadium awal dan harus dioperasi. Ia minta Se Yoon menetapkan tanggal pertunangan dengan Joo Ri. Se Yoon diam terkejut. Sol Joo memohon Se Yoon bersedia memenuhi permintaan presdir Lee.

Joo Ri tersenyum senang, ia menunggu jawaban dari Se Yoon. Se Yoon tetap diam. Di depan Se Yoon Joo Ri berlagak menolak dengan bilang kalau pertunangan itu terlalu cepat, kami baru mulai berkencan.

Tanpa di duga Se Yoon menyanggupinya, "Baiklah. Aku akan bertunangan dengannya. Aku akan melakukannya".
Joo Ri terkejut, "Sunbae".

Sol Joo lega, "Terima kasih, Se Yoon. Terima kasih banyak sudah  mengambil keputusan ini. Terima kasih, Joo Ri".

Se Yoon menunduk pasrah. Joo Ri gembira bukan main. Presdir Lee tanya apa Se Yoon sudah bertemu dengan Ny. Bang, ibu Joo Ri. Sol Joo mengatakan ia pernah mengatur pertemuan makan siang beberapa hari yang lalu, tapi Nyonya Bang harus pergi lebih awal karena sesuatu hal mendesak, jadi dia tidak bisa bertemu dengannya.

Kalau begitu presdir Lee menyuruh Se Yoon pergi kerumah Joo Ri, memperkenalkan dirinya lebih dulu. "Sekarang?", tanya Se Yoon tidak suka. Terlihat wajah Joo Ri yang panik mendengar pertanyaan Se Yoon tersebut. 

Joo Ri dan Se Yoon keluar ruangan. Joo Ri berkata Se Yoon tak perlu melakukannya jika tidak mau. Lakukan kapanpun kau merasa nyaman. 
"Tidak. Aku harus melewati ini cepat atau lambat", sahut Se Yoon. 
"Apa kau yakin?', tanya Joo Ri. 

Se Yoon : Jangan pikirkan aku. Santai saja
Joo Ri : Bahwa kau harus menemui keluargaku, hal ini menggangguku. Aku sangat tertekan.
Se Yoon : Semuanya adalah masa lalu. Kita mampir di Mall. Aku tidak boleh mengunjungi Ibumu tanpa membawa apa-apa.

"Terima kasih atas pengertianmu terhadap keluargaku". ujar Joo Ri lalu menggengam tangan Se Yoon, "Aku akan selalu menghargainya".
"Ayo pergi", ucap Se Yoon menarik tangannya dari gengaman Joo Ri.

Chae Won memandangi aula pernikahan yang telah tertata dengan cantik. Chae Won menoleh saat mendengar suara deheman kakek di belakang. Kakek merasa sepertinya baru kemarin Chae Won menyusuri pelaminan. "Melihatmu sendirian hari ini hal ini membebani pikiranku. Apa kau baik-baik saja?".

"Tentu saja. Tidak masalah", jawab Chae Won. 

Sikap perhatian Chae Won mengingatkan kakek pada mendiang putrinya. Chae Won menebak sepertinya kakek sedang merindukan ibunya. Kakek menyangkal, "Tidak. Aku merasa sangat baik hari ini". Chae Won tanya dimana nenek. Kakek tidak tahu, Dia tidak terlihat dimana-mana. Mungkin dia merasa kesal dan pulang ke rumah. Chae Won yakin nenek tidak seperti itu, "aku akan mencarinya".

Chae Won pergi mencari nenek. Kakek memandang punggung Chae Won sedih.

Di hari yang sama nenek mengenakan wedding dress lengkap dengan rangkaian bunga di tangan. Nenek menunggu dengan gugup, jantungya berdetak kencang serasa mau copot. Bahkan wedding dress nenek lebih mewah dari wedding dress yang dikenanakan Choon Hee...Hahaha...What's Up!. 

Choon Hee datang memberi obat penenang. Nenek membagi setengah dari obat penenang itu untuk Choon Hee, bahkan menyuapinya. Nenek mengaku sangat gugup, ia yakin hal yang sama pasti juga di alami Choon Hee. 

Nenek khawatir orang-orang akan berbicara buruk terhadapanya. Ia mengenakan gaun pengantin ini karena Choon Hee yang memaksa. Choon Hee minta nenek jangan khawatir, "Ibu dulu tidak mengadakan pernikahan yang layak". Nenek berkata di masa itu pernikahan adalah sesuatu yang mewah. Aku sudah menikah selama 60 tahun, dan aku belum menerima satu cincin pun".

Choon Hee bilang ini akan menjadi penyesalan seumur hidup, jika nenek tidak pernah memakai gaun pengantin.
"Apa aku terlihat buruk?", tanya nenek minder. 
"Tidak. Ibu terlihat sangat cantik", Choon Hee tersenyum tulus. "Ibu terlihat lebih cantik daripada aku, jadi aku sangat iri".
"Kau tidak perlu memujiku", nenek tersipu malu. 

"Apa ibu melihat Nenek?", tanya Chae Won tiba-tiba masuk. Choon Hee menempelkan telunjuk di bibirnya, isyarat diam.
"Nenek!", seru Chae Won kaget dan heran melihat nenek dengan wedding dress-nya.
Choon Hee bilang ini rahasia.
Nenek tertawa terbahak.

Chae Won tanya apa yang terjadi. Choon Hee menjelaskan tidak ada seorang pun yang tahu soal ini. Ini kejutan. "Tidakkah dia cantik?". 
Chae Won membenarkan, "Ya, Nenek cantik. Orang-orang mungkin berpikir kalau nenek adalah mempelai yang baru".

Nenek : Ibu dan anak, sama saja. Putrimu buruk sekali.

Ucapan nenek disambut tawa bahagia dari 3 wanita generasi ini. Menyenangkan melihat mereka akur seperti ini. ^-^

Tamu-tamu undangan mulai berdatangan. Kang Jin bertindak sebagai MC mencoba mic sebelum acara di mulai, "Testing, testing. Satu, dua, tiga. Upacara pernikahan akan segera dimulai. Tamu-tamu silahkan untuk duduk". 

Ki Ok menghampiri Kang Jin, memujinya terlihat keren hari ini. "Benarkah?", tanya Kang Jin Ge-er. Ki Ok menambahkan Kang Jin terlihat sempurna memakain setelan jas resmi. Sambil mengacungkan jempolnya. Kang Jin merasa Ki Ok sering memberinya semangat akhir-akhir ini. Ki Ok berdalih ia cuma mengatakan yang sebenarnya. Kang Jin balas memuji Ki Ok terlihat cantik dengan dandanan itu.

Ki Ok tersipu, "Berjuanglah, Tuan Kang!. Fighting!".

Ki Ok kembali ke tempatnya, duduk di depan piano. Kang Jin kembali memberikan intruksi pada para tamu undangan agar segera memasuki ruangan.

Ki Moon, Ki Choon, Kang Sook dan Do Hee duduk satu meja. Ki Choon dan Ki Moon heran melihat wajah cemberut istri-istri mereka. Apa terjadi sesuatu. Do Hee berkata tidak pernah mengalami hal menjiikkan seperti ini sebelumnya. Begitu hina.

Kang Sook bilang kalau Choon Hee menatap kami dan kemudian dia mengancam kami. "Saat acara pernikahan berakhir, aku akan memperketat disiplin di keluarga ini. Kalian semua akan mati di tanganku", ucap Kang Sook menirukan gaya Choon Hee. 

Ki Choon tidak percaya, tidak mungkin. Ki Moon tertawa dan menilai Kang Sook terlalu melebih-lebihkan.
"Tidak. Itu benar", seru Kang Sook dan Do Hee bersamaan.
Ki Choon dan Ki Moon terdiam sesaat, lalu mereka tertawa. Tidak percaya sama sekali. Wajah Kang Sook dan Do Hee semakin huasem...

Kang Jin mengumumkan, acara pernikahan Choon Hee dan Hyo Dong akan segera di mulai. Seul Hong mengangkat tangan, memberitahu kalau nenek belum ada disini. Keluarga Uhm yang lainya celingak celinguk mencari keberadaan nenek. Dimana ibu sekarang.

Chae Won memasuki ruangan, mendekati Kang Jin. Chae Won memberikan secarik kertas dan  berbisik. Kang Jin menganguk mengerti. Chae Won duduk ke tempatnya, bergabung dengan Seul Hong dan Bo Reum.

Kang Jin mengumumkan kalau nenek mengirimkan pesan dan akan datang terlambat. "Jadi kita bisa melanjutkan pernikahannya. Sekarang kita mulai acara pernikahan antara  Min Hyo Dong dan Yang Choon Hee. Ini dia mempelai pria".

Hyo Dong berjalan memasuki ruangan. Di iringi mars pernikahan dari alunan piano yang dimainkan Ki Ok. Senyum bahagia mengembang di wajah Hyo Dong. Tepuk tangan para tamu undangan mengiringi langkahnya. 

"Sekarang kita panggil mempelai wanitanya. Ini dia mempelai wanita".

Kakek bertindak sebagai ayah Choon Hee. Menggandeng tanganya memasuki ruangan hingga di depan pelaminan. Lalu menyerahkannya ke Hyo Dong. 

Sepanjang acara pernikahan, Kang Sook dan Do Hee terus cemberut.

Kedua mempelai di persilahkan memberi hormat. Hyo Dong dan Choon Hee pun saling membungkuk untuk memberi hormat. Senyum bahagia tak pernah lepas dari wajah sepasang pengantin ini.

"Kita punya mempelai wanita yang lainnya. Silahkan sambut dia dengan tepuk tangan", seru Kang Jin membuat para tamu undangan dan anggota keluar Uhm bingung. Kang Jin memberi intruksi pada Ki Ok untuk memainkan nada mars pernikahan.

Lampu menyala, dan tampaklah nenek berdiri ujung ruangan dengan wedding dress-nya. Anak dan menantu Uhm melonjak kaget tak percaya. "Ibu!". 
Choon Hee dan Hyo Dong tersenyum penuh arti.

Kakek berdiri, "Apa yang terjadi. Apa kau sudah pikun?. Kau pikir apa yang sedang kau lakukan sekarang?", teriak kakek. 

Nenek membalas, "Kau tidak mengadakan pesta pernikahan untukku, tapi sekarang aku mengenakan  gaun pengantin berkat Hyo Dong. Ada masalah dengan itu?".

"Terserah", ucap kakek. Di iringi tawa geli dari para tamu undangan.

Kang Jin mengumunkan ini akan menjadi perayaan ke 60 tahun pernikahan kakek dan nenek. Jadi mempelai pria dan wanita menyarankan pernikahan gabungan untuk merayakannya.

Chae Won mengacungkan 2 jempolnya pada Choon Hee. Para tamu undangan memuji kebaikan hati mempelai pengantin. Ki Choon berkata sungguh ini hari keburuntungan nenek. 

Hyo Dong mendatangi nenek, mengantarnya menuju pelaminan. Para tamu undangan memberikan standing applaues. Choon Hee mengajak kakek untuk berdiri di depan pelaminan.

Nenek mendekat dengan senyum mengembang. Kakek terpana melihat kecantikan nenek. Kang Jin minta mereka memberi hormat. Nenek dan kakek membungkuk, tapi kepala mereka kepontok satu sama lain, yang tentu saja mengundang tawa dari tamu undangan.

Dalam kesempatan itu juga, Hyo Dong mewakili anak-anak keluarga Uhm menyerahkan plakat penghargaan pada kakek dan nenek.

"Kami ingin memberi penghargaan atas kasih sayang kalian untuk membesarkan kami berempat. Kasih sayang kalian yang terus-menerus selama 60 tahun terakhir, dan keluarga yang sudah kalian jaga dalam keharmonisan, layak untuk dihormati. Kami mendoakan kesehatan dan kebahagiaan untuk selama hidup kalian".

Suasana menjadi haru. Anak dan menantu keluarga Uhm meneteskan air mata mengingat kasih sayang kakek dan nenek.

Chul Goo mendekam diri di kamar, memandangi foto Chae Won. Ia ingat perkataanya kemarin yang bilang kalau dia belum mendaftarkan pernikahannya, dengan begitu secara hukum ia belum menikah, dan tidak masalah jika rujuk dengan Chae Won. Tapi justru perkataannya itu membuat Chae Won marah dan menilai dirinya hanyalah seorang pengecut.

Young Ja masuk, buru-buru Chul Goo menyimpan foto Chae Won. Young Ja ngomel, "Kau akan berguling di ranjang seharian?. Bangun. Bangun saja!". 
"Ini hari Sabtu. Tinggalkan aku sendiri", kata Chul Goo malas.
Young Ja memukuli Chul Goo, "Bangunlah..bangunlah. Bangun. Kita akan kedatangan tamu".

"Kedatangan tamu?. Siapa?". 

"Orang yang akan bertunangan dengan Joo Ri", ucap Young Ja girang.

Chul Goo bangun, "Dia akan bertunangan?. Dengan siapa?". 

"Tentu saja dengan Lee See Yoon", ujar Young Ja tersenyum lebar

Chul Goo kaget, "Bajin*** itu. Apa ibu ingin menerimanya sebagai menantu?", bentaknya. Young Ja berkata Se Yoon punya latar belakang yang bagus, dia tampan, dan dia pintar. Dia tangkapan yang bagus. Kenapa Ibu harus menolaknya?"

Chul Goo tak percaya, "Ha. Ibu membuatnya terlibat dengan Chae Won dan menyumpahinya. Tapi sekarang apa?". 

Tanpa rasa malu Young Ja bilang ia tak mempunyai cara pilihan lain untuk membuat Chul Goo dan Chae Won bercerai. Menantu Lee tak bisa disalahkan.
"Menantu Lee?", tanya Chul Goo tertegun. 

"Ibu melakukan segalanya untuk membuat Joo Ri dan dia bersama-sama. Jangan pernah mencoba untuk merusaknya".

"Ibu!". 

"Joo Ri berusaha mendapatkannya  selama 3 tahun. Dan dia akan mati jika dia tidak bisa menikah dengannya".

"Apa Joo Ri sudah gila atau apa?. Apa yang begitu istimewa darinya sehingga dia menempel pada pria itu?". 

"Ya...Kim Chul Goo ssi. Urus saja urusanmu sendiri. Turunlah ke bawah setelah kau mandi", ucap Young Ja lalu keluar. 

Chul Goo berpikir jika Se Yoon menikah dengan Joo Ri, akan mudah baginya untuk mendapatkan Chae Won kembali. "Kenapa aku tidak berpikir begitu?. Sekarang itu terselesaikan".

Chul Goo beranjak dari tempat tidur. Tanpa sengaja menjatuhkan foto Chae Won di lantai. Chul Goo bersiul riang. Hong Ju masuk ke kamar, "Ada kabar bagus?. Kenapa bersiul?".
"Kabar bagus. Yah...", ucap Chul Goo pergi ke kamar mandi. 

Hong Ju tersenyum, namun senyumnya lenyap seketika saat melihat memungut foto Chae Won di lantai. Hong Ju marah, "Dia menyimpan foto mantan istinyanya dan memandanginya di belakangku?". Tak berpikir panjang, Hong Ju meremas marah foto itu. 

Kembali ke acara pernikahan Choon Hee & Hyo Dong. 2 pasangan mempelai pengantin duduk di kursi masing-masing, menyaksikan vidoe berisi ucapan selamat atas pernikahan Hyo Dong - Choon Hee dari para anggota keluarga. 

 Kakek : Selamat atas pernikahan kalian. Aku menanam pohon apel untuk merayakan pernikahan kalian. Seperti halnya dengan pohon apel ini, aku berharap hidup kalian akan berbunga-bunga dan menghasilkan banyak buah.

Wanita Uhm membuat selimut sebagai kado pernikahan

 Nenek : Kami sedang membuat sebuah selimut.

 Ki Ok : Wow, kelihatan bagus. Ibu, kau akan membuatkan satu untukku saat aku menikah, iya kan?. 

Nenek : Kalau begitu aku bahkan akan menyulam di atas selimutnya.

 Kang Sook setengah hati membantu nenek membuat selimut, "Ibu, ada banyak sekali perlengkapan tidur di pasar. Kenapa harus susah-susah?". 

Nenek : Orang bilang selimut ini akan membantu pasangan lebih mesra.

Do Hee iri, "Kalau begitu buatkan satu untukku juga, jadi Ki Moon dan aku bisa semakin mesra".

Nenek : Berjanji dulu kalau kau akan memberiku cucu lagi.

Do Hee : Oh, Ibu. Aku tidak bisa membuat anak sendirian.

Ki Choon dan Ki Moon sibuk memasang wallpaper baru di kamar Hyo Dong.

Ki Choon : Sunguh sulit untuk menikahkan Hyo Dong Hyung. Seluruh tubuhku sakit.

Ki Moon : Pengantin baru di usiamu? Aku iri padamu.

Ki Choon : Hyo Dong seorang pria yang sebenarnya. Choon Hee Noona, kau beruntung!

Seul Hong & Bo Reum : Kami mendoakan kebahagiaan kalian.

Tayangan video selesai. Chae Won naik keatas panggung, menyampaikan ucapan selamat.

"Kalian sudah menjaga cinta kalian melalui pasang dan surut. Aku mengucapkan selamat. Kakek, Nenek, terima kasih banyak sudah menerimanya sebagai keluarga kita. Kalian berdua sama-sama  lama hidup sendirian. Aku mendoakan kebahagian kalian dalam menjalani hidup bersama-sama. Aku menyayangimu, Ayah, Ibu".

Choon Hee menangis haru. Hyo Dong menenangkan.  

Chae Won turun dari panggung, memeluk Choon Hee, "Jangan menangis". 

"Terima kasih. Terima kasih putriku!", ucap Choon Hee penuh syukur.  

Chul Goo selesai mandi dengan handuk masih terikat di kepala. Di atas meja rias ia melihat formulir pendaftaran permohonan kartu keluarga baru. Ada nama Hong Ju termaksud di dalamnya. Chul Goo kaget, "Apa-apaan?. Kenapa namanya ada disini?". 

Beralih ke ruang tengah, Young Ja duduk santai membaca buku. Begitu terdengar bunyi bel, ia langsung bergegas berdiri membukakan pintu. Siapa lagi yang datang jika bukan Joo Ri dan Se Yoon.

Chul Goo turun dari lantai atas, memanggil Young Ja dengan membawa formulir pendaftaran, "IBU!. IBU!", teriaknya. Young Ja kaget dan kesal Chul Goo membuat keributan, "Hei! Se Yoon ada di depan pintu. Cepat, ganti bajumu. Cepatlah!". 

"Itu tidak penting sekarang", bentak Chul Goo. Kemudian menunjukkan kertas yang ia pegang, "Ini apa?". 

"Oh ini?. Ibu mendaftarkan pernikahanmu beberapa hari yang lalu. Jadi Ibu mengambil salinannya  sebagai bukti".

"Apa?. Ibu mendaftarkan pernikahanku?". Young Ja membenarkan. "Kenapa?. Kenapa Ibu melakukannya seenaknya?", tuntut Chul Goo

Young Ja berkata itu karena Chul Goo terus menunda mendaftarkan pernikahan, jadi ia membantu Chul Goo melakukannya.

"Jadi kenapa Ibu harus melakukannya?. Kenapa Ibu melakukannya tanpa bertanya padaku?", bentak Chul Goo lepas kendali.

"Kau kelihatannya sibuk, jadi Ibu melakukannya untukmu", teriak Young Ja.

"Kenapa Ibu membuat semuanya menjadi semakin buruk?', teriak Chul Goo tak kalah nyaring. Merengek kesal. 

Hong Ju berdiri di belakang mereka sejak tadi. Hanya saja Chul Goo dan Young Ja tidak menyadarinya. "Apa? Kau tidak ingin mendaftarkan pernikahan kita?", tanya Hong Ju marah. 

Chul Goo gelagapan. Hong Ju tersenyum sinis, "Ha. Kelihatannya aku benar". 

Se Yoon masuk bersama Joo Ri masuk ke dalam rumah, tepat saat Hong Ju bertanya, "Kenapa? Kau tidak ingin melakukannya karena mantan istrimu?. Apa kau menyesal menikah denganku?".

Se Yoon melihat secara langsung bagaimana tidak beresnya keluarga Joo Ri. Dan itu sudah cukup membuat Joo Ri malu. Sebelum Chul Goo membalas perkataan Hong Ju dan membuat pembicaraan tambah panas Joo Ri berdehem, memberitahu kalau ia ada disini bersama Se Yoon. 
 
Young Ja tersenyum lebar menyambut kedatangan Se Yoon. Ia kemudian bicara pada Hong Ju, "Sayang, karena kita ada tamu, kita bicara nanti. Okay?".

"Tidak perlu. Aku tidak mood tinggal di rumah", jawab Hong Ju pelan. Lalu teriak sekuat tenaga memanggil Ms. Park. Teriakannya itu menggema di penjuru ruangan membuat kaget orang yang mendengarnya. Ms. Park keluar dari dapur, "Ya. Nona". 
 
Hong Ju menyuruh Ms. Park mengambil tasnya dan kunci mobil. Ia langsung pergi keluar rumah. Chul Goo teriak, "Kau akan pergi kemana?. Kita harus bicara". Young Ja menahan, "Diamlah. Kita ada tamu. Duduklah".
"Ini gila", guman Chul Goo.

Young Ja mempersilahkan Se Yoon duduk. Se Yoon sejak tadi diam saja, kaget menyaksikan betapa ajaibnya keluar Bang Young Ja. Young Ja langsung mengambil keranjang buah dari tangan Se Yoon, padahal Se Yoon belum memberikannya...dasar ini orang...

ke-4 orang ini lalu duduk. Young Ja bersikap ramah dan berkata kalau ibu Se Yoon baru saja menelponya. "Jadi, kalian akan bertunangan saat ayahmu keluar dari rumah sakit?". Se Yoon mengiyakan. Tanpa rasa malu, Young Ja sudah merasa akrab dengan Se Yoon saat pertama kali bertemu. Tidak ada kecelakaan atau suatu kebetulan. Mari kita anggap masa lalu sebagai bagian  dari takdir kita, Menantu. Okay?.

"Maaf?", Se Yoon kaget Young Ja memangilnya dengan sebutan menantu. Mata Joo Ri melebar terkejut, "Terlalu cepat memanggilnya Menantu dengan begitu akrab", ucap Joo Ri mengingatkan ibunya.

"Apa yang terlalu cepat?. Kau akan segera bertunangan", sanggah Young Ja senyum-senyum gak jelas. 

Chul Goo melirik tidak suka. Memalingkan wajahnya. Young Ja menegur Chul Goo agar mengucapkan sesuatu. "Kita sering bertemu", ucap Chul Goo singkat. 
"Ya", jawab Se Yoon. 
Joo Ri kaget, "Apa kalian berdua bertemu baru-baru ini?"

Chul Goo mengaku saat Joo Ri kabur dari rumah, ia pergi ke perusahaan Se Yoon, "Maaf soal hari itu".
Joo Ri panik, "Oppa...apa kau"
"Tidak apa-apa. Jangan khawatir", kata Se Yoon.

Joo Ri mendelik kesal pada kakaknya. Chul Goo mengalihkan pandangannya ke atas, menepuk angin seperti ada lalat di atas kepala. Young Ja pergi ke dapur membuatkan minuman, ia mengajak Joo Ri ikut membantu.

Di dapur buru-buru Young Ja tanya apa yang terjadi, kenapa tiba-tiba ingin mengadakan pertunangan. Joo Ri memberitahu presdir Lee akan menjalani operasi. "Jadi orangtuanya mendesak kami untuk bertunangan".

Young Ja : Jadi, apa Se Yoon menurut saja pada orangtuanya?
"Ya. Akhirnya dia jadi milikku", jawab Joo Ri bangga. 

Young Ja girang, "Oh. Kau membuat Ibu sangat khawatir saat kau pergi dari rumah. Tapi itu ada hasilnya."

Di ruang tengah, suasana menjadi canggung. Baik Se Yoon maupun Chul Goo tidak ada yang bicara. Sebagai tuan rumah, Chul Goo bersikap cuek, membiarkan tamunya berdiam diri. Gaya pakaian Chul Goo itu lho, benar-benar ajaib...wkwkwkwk...

Chul Goo akhirnya memecah keheningan dan meminta maaf atas sikap kasarnya kemarin. Se Yoon tanya bagaimana dengan luka Chul Goo. Chul Goo menyentuh pipinya, tersenyum senang, "Chae Won-ku merawatku,  jadi aku baik-baik saja".

Ucapan itu seperti menohok perasaan Se Yoon. Mereka kembali diam beberapa saat. Chul Goo berpikir Se Yoon akan menikahi Chae Won, "Ibuku menawarinya 5 milyar agar dia keluar dari pekerjaannya, tapi Chae Won menolaknya dengan datar".

Se Yoon : Ibumu menawarinya 5 milyar?. 

Chul Goo membenarkan. "Ya. Chae Won-ku bukanlah wanita yang suka mengejar-ngejar uang". Mata Chul Goo menerawang, mengingat saat ia masih mengejar-ngejar Chae Won, "Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Saat aku mengejarnya, ibuku mencoba untuk memisahkan dia dariku dengan menggunakan uang. Tapi dia menolaknya".

Se Yoon tertegun, ia ingat Sol Joo pernah bilang kalau Joo Ri mengatakan mantan kakak iparnya adalah wanita yang tidak baik. Menciptakan skandal untuk bisa menikah dengan kakaknya. Se Yoon juga ingat perkataan Sol Joo yang bilang kalau Chae Won berteriak meminta uang 5 milyar pada ibunya Joo Ri. 

Kenyataannya kini jauh berbeda dengan apa yang dikatakan Sol Joo. Chul Goo, mantan suami Chae Won sendiri yang bilang kalau mantan istrinya itu bukan wanita matrealistis. Kepolosan Chul Goo bicara membuat Se Yoon paham dan mengerti, kalau ia telah salah paham pada Chae Won.


Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 27 Part 2


6 comments:

  1. akhirnya sinopsis yg kunanti muncul juga.. tq mb nuri..

    ReplyDelete
  2. Makasi mba nuri sinopsisnya . ┌┐(•ˋoˊ•)┌┐

    ReplyDelete
  3. Akhirnyaaaaaaaa..... ^_^ ditunggu part 2 nya y mba nuriii

    ReplyDelete
  4. thank u sinopsisny.. ditungu part 2nya and the next episodnya...

    ReplyDelete
  5. thanks atas sinopsis nya
    di tunggu lanjutan nya ya...

    ReplyDelete
  6. makash ya sinopsis nya..di tunggu kelanjutannya

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)