Pages - Menu

Sunday, August 18, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 26 Part 2

Tim Ki Moon dan tim Ki Choon berdiri disamping jemuran mie mereka masing-masing. Tiba waktunya bagi kakek mencicipi rasa dan menilai kualitas mie. Ki Moon yang tidak melihat Ki Ok tanya kemana adik bungsunya itu. Do Hee mengira mungkin dia tidur siang. 

"Itu dia datang", ujar Seul Hong. Ki Ok dan Kang Jin berlari-lari kecil masuk ke pekarangan rumah mie. Ki Choon kesal melihat wajah Kang Jin, "Apa yang membawamu kemari?".
"Dia adalah partner-ku mulai hari ini", jelas Ki Ok. 
"Partner?", tanya yang lainya serempak.

Ki Ok merasa tidak bisa berkompetisi sendirian, karena itu ia meminta bantuan Kang Jin. Sementara Ki Moon punya 3 orang di dalam timnya. Kang Jin membawa minuman dan membagikannya kepada yang lain.

Ki Choon protes, "Tidak boleh. Dia tidak punya hak untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini. Kang Sook menyahut Kang Jin tidak ada hubungannya dengan keluarga Uhm sama sekali. Dia tidak punya hak berpartisipasi dalam kompetisi keluarga.

"Lalu bagaimana denganku?", tuntut Ki Ok. Aku single dan tidak punya anak. Haruskah aku bersaing sendirian?. Do Hee mengerti tapi tak seharusnya Ki Ok menyebut Kang Jin sebagai partner. Dia bisa merusak seluruh kompetisi. Kang Jin tidak terima, "Merusak kompetisi?. Jaga ucapanmu. Aku bukan orang yang jahat". 

Ki Moon yang selalu tenang meminta pada mereka berhenti berdebat, lebih baik tanyakan saja pada kakek. Sontak mereka menoleh pada kakek, "Bagaimana menurut Ayah?", tanya mereka kompak bersamaan.

"Ada pepatah mengatakan, "Tetangga yang baik itu lebih baik daripada sepupu yang jauh. Selama mereka satu pikiran, dia memenuhi syarat untuk kompetisi", ujar kakek bijak.

Kang Jin dan Ki Ok membungkuk berterima kasih. Ki Choon dan yang lainya masih tidak terima dengan keputusan kakek, "Tidak mungkin!. Kita tidak bisa membiarkan masuk sembarang orang".

Kakek menyuruh anak dan menantunya diam. Saatnya penilainya. 3 tim kompetisi berbaris rapih. "Pertama Ki Moon, jelaskan tentang mie buatanmu", ucap kakek. 

Ki Moon : Terinspirasi dengan pangsit yang kenyal dalam bubur labu. Kami menguleni terigunya dengan air panas. Tidaklah mudah untuk adonannya dicetak menggunakan mesin.

Do Hee : Jadi kami punya ide. Daripada menggunakan mesin pencetak. Kami menggulung adonannya, menggulungnya dengan rol dan jadilah mie.

Kakek mencicipi mie buatan Ki Moon. "Bagus sekali. Teksturnya kenyal dan enak".
Do Hee dan Ki Moon tersenyum senang. Ki Choon dan Kang Seok terlihat tidak suka.

"Berikutnya Ki Choon. Jelaskan mie mu", ujar kakek. 

Ki Choon : Aku membaca tentang mie China Shanxi yang dibuat dengan air alkaline.

Kang Seok : Itu menginspirasi kami. Kami mengisi tempayan dengan air, meletakkan batuan mineral, lalu didiamkan sehari, dan menguleni terigunya dengan air itu.

Kakek mencicipi mie milik Ki Choon, "Itu bagus", komentarnya. "Sekarang Ki Ok. Sepertinya kau memasukkan sesuatu di dalam adonanmu".

 Ki Ok menjawab ia memasukkan bayam. Kakek tanya apa alasannya. 
"Bayam bagus untuk sembelit dan tulang", jelas Ki Ok. Kakek berganti mencicipi mie Ki Ok, "Kerja yang bagus", komentar kakek. Kang Jin bicara pada Ki Ok, "Para pria akan menyukai mie rubus coreanus (Korean black raspberry). Bagus untuk stamina". Ki Ok menutup mulut Kang Jin sebelum pria itu bicara lebih banyak hal yang tidak penting. 

Kakek mengumumkan nilai yang mereka perolah. Kakek memberi nilai 80 untuk Ki Moon atas ide brilian dan usaha kerasnya. Nilai 40 untuk Ki Choon dan nilai 30 untuk Ki Ok. Keputusan final dan tidak bisa diganggu gugat.

Tim Ki Moon bersorak kegirangan, berpelukan seperti teletubbies. Kang Sook duduk lesehan ditanah. Ki Ok merengek seperti ingin menangis. Kang Jin menenangkan, "Jangan berkecil hati. Kita bisa melakukan lebih baik lain kali. Kau punya aku. Bersemangatlah".

Choon Hee dan nenek pulang dalam keadaan mabuk. Mereka sempoyongan, bukan itu saja bahkan 2 wanita ini bernyanyi bersama dengan suara yang nyaring, tidak peduli meski suara mereka terdengar kacau. Kang Jin heran, "Apa itu?". 

Kang Seok dan Do Hee membawa 2 wanita mabuk itu masuk ke kamar nenek. Nenek dan Choon Hee terus saja tertawa-tawa. Sementara Kang Seok dan Do Hee tampak keberatan.
"Choon Hee-ah", panggil nenek. "Ya, ibu", jawab Choon Hee.
"Ayo kita pergi ke tempat karaoke dan bernyanyi satu jam saja", ajak nenek.
"Kedengarannya bagus. Aku akan mentraktir ibu. Ayo pergi, Ibu", jawab Choon Hee. 

Nenek dan Choon Hee merebahkan diri di lantai, lalu tertidur. Do Hee bingung, ada apa dengan mereka. Kang Seok berkata orang-orang mungkin berpikir kalau mereka ibu dan anak. Do Hee heran bagaimana cara Choon Hee melunakkan hati nenek. Kang Seok tidak tahu. Entah mengapa, perasaanku tidak enak.

Chul Goo masuk keruangan Young Ja, dan melihat ibunya minum obat. Young Ja merasa kepalanya pusing seharian. Sampai hari ini tidak ada kabar dari Joo Ri, pikiran buruk terus muncul di pikirannya. Young Ja berpikir lebih baik melapor ke polisi perihal kaburnya Joo Ri dari rumah. Chul Goo tertawa, menurutnya adiknya itu cukup pintar untuk tidak sakit hati hanya karena seorang kekasih. 

Young Ja berkata tidak bukan begitu. Bukan itu sebabnya Joo Ri pergi dari rumah. Chul Goo curiga Young Ja menyembunyikan dan mengetahui sesuatu, "Apa itu? Katakan padaku". Young Ja akhirnya membuka suara, tidak ada gunanya menyembunyikan hal ini dri Chul Goo, "Kekasih Joo Ri adalah..."
(Wait!...apa kekasih?. kapan jadian' nya?.).

Ucapan Young Ja terhenti. Chul Goo yang penasaran tanya kekasihnya kenapa. Young Ja berkata dia adalah pria itu. Lagi-lagi Young Ja menghentikan ucapannya. Chul Goo semakin perasaran, "Pria itu?".

"Pria yang Ibu jebak berselingkuh dengan Chaewon. Lee Se Yoon, maksudku", jelas Young Ja takut-takut. 
Mata Chul Goo melebar terkejut tak percaya, "Apa?".

Young Ja menjelaskan kalau Se Yoon adalah putra dari presdir pemilik perusahaan, dan dia juga menjabat sebagai direktur di tempat kerja Joo Ri. "Joo Ri mencoba mendekatinya selama 3 tahun tapi ibu menghancurkan semuanya. Joo Ri sangat marah. Dia tidak bisa menjadi dirinya sendiri".

Tangan Chul Goo mengepal keras, "Bajin*** itu", ucapnya marah memukul meja. Young Ja mengetahui sikap Chul Goo yang suka bertindak gegabah. Ia memberi peringatan pada Chul Goo untuk diam saja. Jangan membuat masalahnya semakin buruk. Tapi Chul Goo yang pendek akal dan temperamental ini mana mau mendengar larangan Young Ja. Chul Goo lari keluar dari ruangan Young Ja dengan emosi menggunung di dada. 

"Chul Goo-ah...Chul Goo-ah", panggil Young Ja panik. Chul Goo tetap pergi tanpa menghiraukan panggilannya. Young Ja menghela napas. Pusing pastinya....

Se Yoon memandang lautan luas. Semula ia ingin ikut dengan ayah Eun Seol menaburkan abu kekasihnya itu ke sungai, tapi ayah Eun Seol menolak. Ayah Eun Seol berkata Eun Seol tidak akan bisa pergi jika Se Yoon ikut bersamanya. Ayah Eun Seol minta Se Yoon hanya cukup mengantarnya dari kejauhan. Itulah mengapa Se Yoon berdiri memandang lautan luas sendirian.

"Maafkan aku, Eun Seol aku tidak berada disana. Semoga kau beristirahat dengan tenang dan melupakan semua hal di dunia ini", ucap Se Yoon dalam hati. Masih ada rasa enggan di matanya melepaskan Eun Seol pergi.

Chul Goo benar-benar pergi ke perusahaan Se Yoon, ia tanya pada resepsionis dilantai berapa kantor Se Yoon. Resepsionis menjawab kalau direkter Lee saat ini sedang keluar kantor. Chul Goo tanya lagi jam berapa Se Yoon akan kembali, bisa kau memeriksa jadwalnya.

Resepsionis meraih telepon, menghubungi sekertaris Se Yoon. Dari sudut matanya, Chul Goo seperti menangkap sosok wanita yang ia kenal. Chul Goo menoleh ke kiri dan benar saja, ada Chae Won tengah bertegur sapa dengan pegawai lainya, "Chae Won?", guman Chul Goo kaget. 

Chae Won jalan keluar, Chul Goo mengikuti di belakang, "Yobo", panggilnya. Panggilan itu membuat langkah Chae Won terhenti. Ia terdiam sesaat seperti mengenal pemilik suara itu. Chae Won berbalik, dan melihat Chul Goo berdiri di belakanganya. Dengan wajah tidak suka Chae Won tanya apa yang dilakukan Chul Goo disini.

Chul Goo balik bertanya, "Apa yang kau lakukan disini, sayang". Pandangan Chul Goo menunduk melihat name tag yang tergantung di sisi kiri saku jas Chae Won. Kepala Chae Won mendongak ke atas melihat papan nama perusahaan diatas gedung, "Apa kau bekerja untuk perusahaan ini?", tanyanya. 
 "Aku bekerja sebagai ahli gizi", jawab Chae Won. 

Chul Goo mendengus kesal, "Jadi Lee Se Yoon memberikan pekerjaan padamu disini supaya kau tetap berada disisinya".
"Jangan salah paham. Tidak seperti itu", jelas Chae Won. 
"Ya, begitulah. Bajin*** itu mempermainkan kau dan Joo Ri. Dia meremehkan aku dan keluargaku!".
"Bukan seperti itu. Ada apa denganmu?", tanya Chae Won muyak. 

Chul Goo melihat ke jalanan, di sana ada Se Yoon jalan menuju perusahaan dengan langkah lemas. "Waktu yang tepat. Akhirnya bertemu, kau brengsek", ucap Chul Goo membabi buta. Chul Goo jalan menghampiri Se Yoon. "Chul Goo-shi. Chul Goo-shi", panggil Chae Won menahan. 

Chul Goo lansung menarik marah kerah jas Se Yoon, "Kau bajin***".  "Apa ini?', tanya Se Yoon tak mengerti. Chae Won berada di tengah mereka, menarik tangan Chul Goo, "Lepaskan dia!".
"Apa ini?". Kau benar-benar tidak tahu?", bentak Chul Goo.

Se Yoon terlihat lemas, ia masih merasa sedih setelah melepas kepergian Eun Seol. Se Yoon minta Chul Goo melepaskan cengkramannya, bicara baik-baik. Chul Goo tidak mau, "Beraninya kau menduakan Chae Won dan adikku?. Namun kau menyebut dirimu sendiri seorang pria?".
Chul Goo melepas cengkramannya. Emosi Se Yoon terpancing, "Apa-apaan".
"Apa-apaan?", ucap Chul Goo bergerak melayangkan bogem mentahnya. Se Yoon dengan cepat menangkis, balik meninju Chul Goo, tepat mengenai rahang lawannya. 

Pukulan keras itu mampu membuat Chul Goo terpental jauh, lalu jatuh ke tanah. Hanya dengan satu pukulan saja, sudah mampu merobohkan Chul Goo yang sombong ini. Chul Goo mengaduh kesakitan, mengusap darah yang keluar dari bibirnya. 

"Kau tidak apa-apa?", tanya Chae Won tampak mengkhawatirkan Chul Goo. "Kurasa gigiku patah", jawab Chul Goo merengek. Chae Won memberikan sapu tangannya pada Chul Goo. Se Yoon memperhatikan mereka dengan tatapan tak percaya. Tak percaya bila Chae Won masih menunjukkan perhatian pada mantan suaminya.

"Kurasa ada sedikit kesalahpahaman. Aku akan mengurusnya, jadi masuklah ke dalam", ucap Chae Won ke Se Yoon. Se Yoon diam terpaku. 
Chul Goo berdiri dan ingin membalas pukulan Se Yoon, "Kau brengsek". Chae Won menghalangi, "Tolong hentikan". 

Chae Won berbalik menghadap Se Yoon, "Dia mungkin salah paham dengan situasinya. Tolong hentikan. Orang-orang akan melihat kita. Masuklah ke dalam".
Se Yoon menghela napas kecewa. 

Chae Won mendorong Chul Goo menjauh, "Ayo. Ikut denganku", ucapnya sembari menarik Chul Goo masuk ke dalam. Walau sudah kalah telak, Chul Goo masih saja omong besar. Ia teriak menunjuk ke arah Se Yoon, "Dia menyelamatkanmu hari ini. Lain kali aku akan menghabisimu".
Chae Won membawa Chul Goo keruangannya. Mengoleskan salep ke luka memar Chul Goo. "Terima kasih untuk pengobatannya. Aku tersentuh oleh perawatanmu", kata Chul Goo.
"Diam saja dan pulanglah saat aku sudah selesai", sahut Chae Won. 

Kepala Se Yoon muncul di pintu. Ia melihat Chae Won yang sedang merawat Chul Goo. Chul Goo meringis sakit. Chae Won mengolesnya dengan lebih lembut. Cukup sampai disitu. Se Yoon menarik diri tak ingin melihat lebih banyak. Se Yoon menghembuskan napas berat. Jelas terpancar rasa kecewa dari wajahnya. Atau bahkan terbesit rasa cemburu di dalam hatinya. Se Yoon berlalu pergi. 

Chul Goo tanya apa benar Chae Won tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Se Yoon. Chae Won menjawab Joo Ri mempunyai perasaan pada Se Yoon. Berpikirlah dulu sebelum kau bicara. Chul Goo pikir Chae Won akan menikah dengan Se Yoon tepat setelah perceraian mereka, "Bukankah kau menceraikanku untuk menikahinya?". 

Chae Won marah, "Berapa kali harus ku ulangi?. Perceraian kita tidak ada kaitan apapun dengannya".
"Jadi kau tidak mempunyai hubungan dengannya, kan? Dia datang untuk menolongmu. Semuanya direncanakan oleh Ibuku, kan?. Aku sudah salah menilaimu, kan?", tanya Chul Goo kurang yakin. 

Chae Won minta Chul Goo berhenti membicarakan masa lalu. Ia muak dengan hal itu. Chul Goo menyuruh Chae Won keluar dari pekerjaan, ia janji akan memberikan pekerjaan untuk Chae Won di perusahaannya.
"Apa kau bercanda?", tanya Chae Won. 

"Oh, benar. Ibuku ada di sana dan di sana banyak yang melihat", ujar Chul Goo. Ia lalu mengeluarkan dompet dan memberikan semua uangnya pada Chae Won, "Ini semua uang yang aku punya sekarang. Dan kartu kredit ini tidak mempunyai limit. Pakailah".

Chae Won : Kau pikir kau sedang melakukan apa?
Chul Goo : Aku akan mengurus biaya hidupmu.
Keluar saja dari perusahaan ini. Meskipun kau tidak mempunyai hubungan apa-apa dengannya. Aku tidak mau kau bekerja dengannya.

Chae Won mendengus kesal, "Bagaimana bisa kau tidak pernah berubah?". Chae Won mengembalikan semua uang Chul Goo, "Sekarang pulanglah".
Chae Won berdiri, jalan menuju mejanya. "Aku merindukanmu", ucap Chul Goo menghentikan langkah Chae Won. "Aku sangat ingin bertemu denganmu". 

Chul Goo memberitahu kalau dia belum mendaftarkan pernikahannya. Dan tidak akan pernah mendaftarkannya. "Secara hukum, aku belum menikah. Jadi tidak akan ada masalah jika kita rujuk. Aku pikir kau menikahinya jadi aku melepaskanmu. Tapi sekarang aku sudah tahu, kita dapat memulainya lagi".

Chae Won : Aku tidak mempunyai niat sedikitpun untuk memulainya lagi denganmu. Aku benar-benar tidak ingin melihatmu, bahkan tidak di dalam mimpiku. Jadi sadarlah dan kembalilah kepada istrimu.

Chae Won keluar meninggalkan Chul Goo. Chul Goo menunduk sedih. 

Se Yoon melihat rekaman video yang ada di kamera milik Eun Seol. Tampak Eun Seol yang merekam dirinya sendiri. Mungkin awalnya Eun Seol berniat mengiriman video rekaman itu ke Se Yoon. Tapi karena suatu hal ia urung melakukannya. Dalam rekaman itu Eun Seol berkata sudah 3 hari sejak Se Yoon pergi ke Korea. "Aku berharap ibumu menyetujui pernikahan kita kali ini. Tetapi keajaiban itu tidak akan terjadi dengan mudah, kan?". 

Terdengar suara bel. Eun Seol membuka pintu. Tampak Joo Ri yang datang dalam keadaan mabuk. Eun Seol membawa Joo Ri masuk ke dalam dan lampu kamera masih menyala, menandakan pengambilan gambar masih berlangsung. Joo Ri ikut terambil gambar bersama Eun Seol. 

Eun Seol tanya kenapa Joo Ri minum begitu banyak. Joo Ri balik tanya apa Se Yoon sudah menghubungi. Eun Seol menggeleng, "Belum. Jika ibunya menolak lagi, dia akan kecewa. Eun Seol sedih, "Apa yang harus kulakukan?".

Entah sadar pada apa yang diucapnya atau tidak Joo Ri berharap Eun Seol akan dikecewakan. Eun Seol kaget, "Apa?". 

Joo Ri menangis sesengukan. Mengakui perasaanya yang ia simpan untuk Se Yoon, "Aku sudah melakukan semampuku untuk merelakannya tapi aku benar-benar tidak bisa. Aku mulai mencintainya terlebih dahulu.

Tapi hanya karena dia kekasihmu, aku bahkan tidak bisa mengatakannya. Ini tidak adil. Aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf Eun Seol-ah, tapi saat dia kembali, aku akan  mengutarakan cintaku padanya. Maafkan aku".

Eun Seol jelas kecewa, marah dan juga kaget, "Pulanglah", ucapnya meninggalkan Joo Ri. Wanita mana yang tidak marah, jika berada dalam posisi Eun Seol.

Joo Ri masih berdiri di depan kamera. Dengan isak tangis deras Joo Ri berkata, "Aku benar-benar minta maaf padamu Eun Seol-ah, tapi aku tidak dapat melepaskannya. Aku tidak akan pernah melepaskannya selama aku masih hidup". 

Se Yoon mengangkat wajahnya sedih, tak menyangka semasa hidupnya Eun Seol telah mengetahui perasaan terpendam Joo Ri. Dan pastinya pengakuan itu menjadi beban hati Eun Seol.  

Ponsel Se Yoon berdering. Dari ayah Eun Seol. Ayah Eun Seol berkata saat ini ia dalam perjalanan pulang. Ayah Eun Seol minta Se Yoon melupakan masa lalu dan buat sebuah awalan yang baru. Ayah Eun Seol yakin, hal itu jugalah yang Eun Seol harapkan.

Se Yoon bisa merasa pastilah sulit bagi ayah Eun Seol melepaskan Eun Seol pergi, "Maaf karena aku tidak bisa menemanimu".
"Tidak. Joo Ri tadi bersamaku jadi aku merasa tidak terlalu kesepian", ucap ayah Eun Seol dari seberang. Se Yoon kaget, "Joo Ri?". 

Malam hari, Chae Won keluar ruangan hendak pulang. Berdiri di depan lift menekan tombol turun. Lift terbuka, Chae Won masuk. Lift bergerak membawanya turun ke lantai lobby. Wajah Chae Won tampak sedih. Selang beberapa detik kemudian, hal yang sama juga di lakukan Se Yoon. Wajah dan gerakan mereka sama. Jalan yang dilewati Chae Won juga di lewati Se Yoon. Kedua orang ini jalan melamun dengan beban pikiran di benak masing-masing.

Dikamar nenek duduk diam memandangi wajah Choon Hee yang sedang tertidur. Kakek masuk, duduk disamping nenek, "Apa yang kau lakukan?", tanya kakek. 

"Choon Hee terlihat cantik bahkan ketika dia tidur. Bahkan cara dia minum pun cantik", puji nenek. 
"Lihat dirimu. Minum-minum dengan pengantin?", tegur kakek. 

Setelah menerima Choon Hee sebagai keluarga, nenek merasa dekat dengannya. Kakek berkomentar nenek gampang berubah-ubah. Nenek mendengar Choon Hee bicara saat mabuk, "Kelihatannya dia sudah melalui segala macam kesulitan".

Choon Hee membuka mata, kemudian ia menutup matanya kembali dan pura-pura tidur. Choon Hee sengaja ingin mendengarkan ucapan nenek. Nenek berkata kakek pasti akan menangis mendengar kisah hidup Choon Hee, "Jadi aku berjanji aku akan menjadi Ibunya. Mulai sekarang, Choon Hee adalah putriku".

Kakek berkata nenek tidak bisa mengatakan hal itu dengan mudah. Nenek tanya apa maksudnya. Kakek mengetahui sifat istirnya yang akan kembali cemberut dan marah hanya dalam beberapa hari. Nenek merasa kasihan pada Choon Hee yang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, "Aku tidak tahu berapa lama aku akan hidup, tapi selama aku masih hidup, Aku akan menjadi ibunya".

Choon Hee terharu, diam-diam menangis mendengar kata-kata nenek yang menyentuh hati. Choon Hee menggeliat bangun, sambil menghapus air matanya, "Ah. Aku tidur dengan nyenyak". "Kau sudah bangun", tanya nenek tersenyum. 

"Ya...Eomma", ucap Choon Hee membuat kakek dan nenek berpandangan terkejut. Panggilan itu terasa janggal di telinga mereka.
"Anda berjanji padaku untuk menjadi Ibuku", ujar Choon Hee. 
Nenek membenarkan, "Ya. Aku berjanji". 
"Kau tidak akan mengubah pikiranmu, kan?", tanya Choon Hee
"Tentu saja tidak. Aku tidak pernah menarik kata-kataku sendiri", janji nenek. 

Choon Hee tersenyum, "Ibu. Aku lapar", kata Choon Hee dengan nada manja. Nenek mengerti. Tapi sebelumnya ia menyuruh Choon Hee minum air madu yang telah ia siapkan sejak tadi. Choon Hee menurut dan meminum air madu buatan nenek. Senyum bahagia menghiasi wajah kakek. 

Di ruang tengah, anak dan menantu keluarga Uhm bengong memperhatikan Kang Jin yang tidak berhenti mengunyah. Anggota yang lain makan buah dalam porsi piring kecil. Jauh berbeda dengan Kang Jin dengan porsi piring besar di hadapannya. 

Ki Choon berguman pasti ada monster dalam perut Kang Jin, lihat bagaimana cara dia mengunyah buah. Ini sudah piringnya yang ke dua. Ki Ok membela, "Bagus dia makan dengan baik. Apa masalahnya". Do Hee merasa aneh, kenapa Ki Ok tiba-tiba begitu membela Kang Jin. Ki Ok menjawab dia adalah partner-ku. 

"Jadi kenapa kau harus memilihnya sebagai partner-mu dari semua pria?', tanya Ki Choon. Ki Ok bingung menjawab, "Itu...". Kang Ji menyambung, "Kami berdua adalah musisi. Kami bekerja dalam harmoni yang sempurna. Kami ditakdirkan untuk menjadi tim yang baik".

Ki Choon kesal, "Dia cuma menggonggong dan tidak menggigit". Yang artinya Kang Jin hanyalah membual....

Choon Hee dan nenek keluar kamar. Mereka tersenyum dan bergandengan tangan. Hyo Dong berdiri, "Apa kau sudah bangun?. Bagaimana rasanya?". 
"Eomma memberikanku air madu. Aku baik-baik saja", jawab Choon Hee. 

"Eomma?", anak dan menantu nenek bersama. Mereka tentu saja terkejut Choon Hee memanggil nenek dengan sebuatan Eomma. "Apa kau masih mabuk?. Siapa Ibumu di sini?", tanya Do Hee mencemooh. Kang Sook ikut menyahut, "Kau harus sadar terlebih dahulu".  

(Do Hee, Kang Sook dan Hyo Dong memanggil nenek dengan panggilan, "Sieomeoni/ibu mertua")

Nenek : Mulai hari ini aku adalah ibunya. 
"Apa", tanya mereka lagi berbarengan.
Nenek : Ayo makan malam. Do Hee, Kang Sook, siapkan makan malam. Choon Hee sudah lapar.
Siapa yang paling kaget dengan pernyataan nenek ini. Tentu saja Do Hee dan Kang Sook, mereka bengong dengan mulut terbuka, "Apa?". Ki Moon dan Ki Choon tertawa. Hyo Dong bingung. 

Hyo Dong mengantar Choon pulang, mereka berhenti sejenak di depan pintu gerbang. Choon Hee tertawa membayangkan wajah ipar Hyo Dong yang terkejut ketika nenek bilang, "Mulai hari ini aku adalah ibunya". Saat itu Choon Hee tertawa keras dalam hati. 

Hyo Dong juga tertawa dan tanya apa yang terjadi. Choon Hee cerita ketika ia mentraktir nenek makan siang. Tuan Gong mabuk dan ingin memeluknya. "Ibu mertuamu berkata, "Aku adalah Ibunya Choon Hee," dan memukul kepalanya dengan sebuah tray (nampan). Aku merasa tenang dan bersyukur".

"Ibu memukulnya?", tanya Hyo Dong takjub. Choon Hee membenarkan, "Di saat aku mendengarnya berkata, "Aku adalah Ibunya," Aku sangat senang. Berkat dirimu, aku mendapatkan putri yang baik seperti Chae Won dan ibu yang dapat diandalkan. Kurasa kau adalah jakpotku.
"Sekarang kau menyadari itu?", ucap Hyo Dong. 

Choon Hee berpikir lebih baik mereka tidak pindah. Ayo kita tinggal dengan mertuamu dan semua orang disini. Hyo Dong yang kaget tanya apa Choon Hee serius. Choon Hee menganguk mengiyakan. Hyo Dong tersenyum senang, "Terima kasih Choon Hee-shi. Terima kasih". Hyo Dong dan Choon Hee melanjutkan jalan mereka. 

2 menantu nenek yang iri hati sembunyi di balik pohon. Mereka menganggap Choo Hee gila karena memutuskan akan tinggal bersama mereka. Do Hee yakin Choon Hee mengincar warisan 10 milyar. Kang Sook berkata kita tidak bisa tinggal diam, kita harus melakukan sesuat. Do Hee memakai istilah orang bodoh masuk ke tempat di mana malaikat takut untuk melangkah. Rubah licik itu...aku tidak akan meninggalkannya sendiri.

Dari ayah Eun Seol, Se Yoon mengetahui keberadaan Joo Ri. Se Yoon pergi ke tempat itu dan melihat mobil Joo Ri terparkir. Terdengar suara langkah seseorang masuk ke dalam laut. Se Yoon menoleh ke sumber suara, ia berlari kencang melihat Joo Ri berjalan ke tengah laut.

Se Yoon lari ke dalam laut, menarik Joo Ri, "Apa yang sedang kau lakukan?", teriaknya marah. 

"Aku akan menyusul Eun Seol. Hidup tanpamu tidak ada artinya buatku. Ini akan menjadi hidup yang menderita. Aku lebih baik mati menyusul Eun Seol daripada hidup dalam penyiksaan. ", ujar Joo Ri. 

Joo Ri berontak melepaskan diri. Se Yoon sekuat mungkin menahan, "Tenanglah. Jangan lakukan ini".

"Apa kau tahu bagaimana perasaanku ketika kau mengira aku adalah Eun Seol, dan menciumku?. Apa kau tahu bagaimana putus asanya aku ketika aku tahu apa yang ibuku lakukan padamu?. Aku sudah berakhir, aku tidak punya harapan. 

Joo Ri berontak dan terus melawan. Se Yoon menahan dan memeluk Joo Ri. "Ayo mulai dari awal. Baiklah. Aku akan mencobanya". Joo Ri tanya apa kau serius. Se Yoon diam tak menjawab. 
"Terima kasih. Terima kasih sunbae", kata Joo Ri memeluk erat Se Yoon.

Se Yoon menangis diam. Sama sekali tidak ada raut bahagia di wajahnya. 

Hari pernikahan Choon Hee tiba. Choon Hee terlihat cantik mengenakan gaun pengantin putih berpotongan sederhana. Ia duduk menunggu sembari sedikit merapihkan riasan wajah. Ada Do Hee dan Kang Sook berdiri memperhatikan dengan tatapan siap menerkam. 

Do Hee tanya apa motif tersembunyi Choon Hee memutuskan tinggal di rumah mie. Kang Sook yakin tentu saja dia menggunakan trik untuk mendapatkan warisan 10 milyar. Do Hee mengingatkan Choon Hee, "Ingat kata-kataku. Jika kau mengincar 10 milyar itu, kau akan menyesal".

Do Hee yang sedari tadi diam mendelik marah, "Lihatlah semua sikap menyengkelkanmu itu. Beraninya kau bicara tidak sopan pada orang yang lebih tua darimu?".
"Apa?', tanya Do Hee dan Kang Sook terbata

"Ketika acara pernikahannya selesai, aku akan memperketat disiplin dalam keluarga. Kalian semua akan mati ditanganku", ancam Choon Hee mengacungkan kepalan tangannya.

Kang Sook dan Do Hee sesak napas, tercengang tak percaya. Do Hee merasa lemas, "Tangkap aku kalau pingsan", ucapnya limbung ke arah Kang Sook. "Baik", sahut Kang Sook menahan badan Do Hee.

Hyo Dong masuk bersama Chae Won. Hyo Dong terpesona melihat kencatikan calon istrinya, "Apa kau sudah siap?". Choon Hee mengangguk malu-malu, "Ya".
Chae Won mengagumi kecantikan Choon Hee, "Wah...Kau bisa menjadi model untuk gaun pengantin. Sangat cantik".
"Benarkah", tanya Choon Hee. Chae Wong mengiyakan, "Tentu saja". 

"Aku sangat gugup. Jantungku berdetak cepat", kata Choon Hee manja. Hyo Dong duduk di samping Choon Hee, "Kita dengar jantung siapa yang berdetak lebih cepat".
Choon Hee menepuk pelan pundak Hyo Dong berapa kali, bersikap manja dan centil, "Itu tidak lucu. Aku sangat malu". 

Sepasang pengantin ini tertawa bahagia. Chae Won tersenyum geli. Tapi Kang Sook dan Do Hee kembali tercengang. Sifat Choon Hee saat ini sangat bertolak belakang dengan sebelumnya. Mereka menyaksikan sendiri sisi manis dan galak dari seorang Yang Choon Hee. Setidaknya kini Kang Sook dan Do Hee harus berpikir 2 kali jika ingin menganggu Choon Hee. 

Se Yoon dan Joo Ri mengunjungi presdir Lee. Sol Joo senang Joo Ri datang, "Bagaimana kondisi anda, Pak Presdir?", tanya Joo Ri. 
"Baik", jawab presdir Lee pendek. 
"Apa sudah menerima hasil tesnya?', tanya Se Yoon. Sol Joo dan presdir Lee saling berpandangan. Se Yoon cemas, "Kenapa? Apa hasilnya buruk?".

Sol Joo menjawab ini tidak serius. Ayahmu menderita kanker perut stadium awal dan harus dioperasi. "Oh tidak. Bagaimana ini, Ibu", rengek Joo Ri. 
"Ini tidak serius. Jangan khawatir", sahut Sol Joo. 

Sol Joo dan presdir Lee berdiskusi sepanjang malam dan telah membuat keputusan. Mereka memutuskan untuk menetapkan tanggal pernikahan Se Yoon dan Joo Ri. Se Yoon diam dalam keterkejutannya. Joo Ri tersenyum tipis, hal ini lah yang ia harapkan sejak dulu. 

Sol Joo berkata presdir akan merasa tenang jika Se Yoon bertunangan. Presdir Lee berkata mungkin karena aku sakit, pikiranku melemah. Sol Joo memohon, "Tolonglah". 

Joo Ri menunggu jawaban Se Yoon, tapi Se Yoon tetap diam. Joo Ri angkat bicara, "Maaf, tapi aku pikir pertunanganan terlalu awal untuk kami. Kita baru saja memulainya".

"Baik", ucap Se Yoon tiba-tiba. Mata Joo Ri melebar terkejut, "Sunbae".
"Aku akan bertunangan dengannya. Aku akan melakukannya", kata Se Yoon dengan wajah tidak ikhlas.

Tak hanya Joo Ri. Ke dua orang tua Se Yoon tak kalah terkejut. Mereka tak menyangka Se Yoon akan semudah itu menerima permintaan mereka. Alasan apa yang membuat Se Yoon bersedia bertunangan dengan Joo Ri?.


END

Komentar : 
Bad girl Joo Ri. Pada sahabatnya sendiri saja yakni Eun Seol dia bahkan jahat. Eun Seol dan Se Yoon saling mencintai, dan dia jelas mengetahui hal itu. Kenapa Joo Ri tidak menyerah saja dan mendoakan kebahagian mereka.

Walaupun Joo Ri menyatakan cintanya, itu tidak akan merubah apapun. Se Yoon tetap akan memilih Eun Seol. Bahkan sampai Eun Seol meninggal sekalipun, Se Yoon belum mampu melupakan dan menghapus nama Eun Seol dari hatinya. Cinta tidak bisa di paksakan. Saya juga tidak yakin, Joo Ri benar-benar berniat bunuh diri. Sigh...gadis manja...



6 comments:

  1. onnie lanjut sinop nya.... fighting!!

    ReplyDelete
  2. Best couple ku untuk drama ini Hyo Dong - Chun Hee hehehe. Biarpun tua tetep sweetu haha :D

    ReplyDelete
  3. ga sabar nunggu kelanjutannya. ditunggu ya ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oke, mohon di tunggu ya...setelah ini sinop Incarnation Of Money dulu...:)

      Delete
  4. ka nuri semangattt ya. aku tiap hari loh liat blog ka nuri hehe semangat ka nuri ^^

    ReplyDelete
  5. Tiap kali dateng ke sini nungguin sinopsisnya hundred year inheritance... ayo mbak.. aku dukung tuntaskan sinop drama ini...

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)