Pages - Menu

Thursday, August 15, 2013

Sinopsis A Hundred Inheritance Years Episode 25 Part 2

Ki Ok sibuk bekerja di pabrik, menggiling mie. Mie Ki Ok terlihat unik karena berwarna hijau. Do Hee dan Kang Seok heran melihat warna mie Ki Ok yang tidak biasa. Mereka yakin Ki Ok memasukkan bahan-bahan yang special.

Ki Ok berkata beberapa orang mengalami sembelit jika makan makanan berbahan baku terigu. Jadi aku menambahkan bayam dalam adonannya. Bayam bagus untuk sembelit dan anemia. Kang Seok memuji itu adalah ide yang brilian.

Do Hee lari keluar menemui Ki Moon. Do Hee melapor Ki Ok membuat mie bayam. Itu bagus untuk sembelit dan anemia. Bukankah dia brilian? Bagaimana jika dia mendapat nilai tertinggi lagi?. Ki Moon yakin hal itu tidak akan terjadi lagi. Do Hee tanya kenapa suaminya itu merebus air panas. 

Ki Moon berbisik, "Aku akan menguleni tepungnya dengan air panas". Do Hee bingung, "Air panas?". Ki Moon menyinggung bubur labu yang disukai Do Hee. Pangsit kecil yang ada di dalamnya terasa kenyal karena diuleni dengan air panas. Tapi Do Hee berkata pangsitnya terasa kenyal karena terbuat dari tepung ketan, jika dibuat dari terigu, pangsitnya akan lembek.

"Itu sebabnya kau perlu tahu caranya. Kita akan membuat adonan mie dengan air panas dan membuktikan mie kita bisa menjadi sangat kenyal. Duduk saja dan nikmati permainannya", jelas Ki Moon. 
Do Hee tertawa, "Kelihatannya kau sudah belajar banyak".
"Tentu saja. Ini semua soal uang. Kita pasti akan menang kali ini. Jangan khawatir", sahut Ki Moon. Ia dan Do Hee tertawa girang. 

Ki Choon datang membawa tempayan besar. Ki Moon heran untuk apa tempayan sebesar itu. Ki Choon menyahut ini bukanlah tempayan bisa, ini adalah senjata rahasia. Kang Seok keluar dengan membawa se-tampah arang dan batu granit. Do Hee tanya untuk apa batu-batu itu. Kang Seok tidak mau mengatakan kegunaan batu-batu itu,  karena ia tidak ingin di curangi lagi oleh Do Hee. 

Do Hee mencibir, "Curang? . Yang benar saja. Ki Moon melakukan banyak riset. Kami akan menyapu bersih".
"Berhenti", ucap Ki Moon menutup mulut Do Hee. 

"Hei. Mommy", panggil seorang pemuda yang menyeret tas travelnya memasuki pekarangan rumah mie. Penampilan pria itu terlihat trendy, memakai kacamata hitam dan jaket kulit.
"Itu  Seul Hong", seru Ki Choon. 

Do Hee berlari girang menghampiri pemuda itu, "Ya, itu Seul Hong. Anakku". Do Hee memeluk Seul Hong, melepaskan kerinduan.

Gaya bicara Seul Hong ke bule-bule'an memanggil Do Hee dengan sebutan, "Mommy". Ia membuka sedikit kaca mata hitamnya, memperhatikan gaya pakaian Do Hee, "What's Up Mommy!. Ibu terlihat jelek sekali". 

Do Hee cemberut, "Hei. Apa itu hal pertama yang kau katakan pada Ibumu?. Anak Nakal".  ucapnya memukuli pundak Seul Hong. Seul Hong mengaduh kesakitan. 

Ki Choon : Seul Hong, lama tidak bertemu.
Seul Hong : Hai, Paman Ki Choon!. Hai, Bibi Kang Sook!. How are you?.
"I'm fine, thank you. And you", jawab Kang Seok centil. "Apa bahasa Inggrisku benar?', tanyanya pada Ki Choon. "Excellent", jawab Seul Hong.
Ki Moon : Tidak sopan memakai kacamata hitam di depan orang tua. Lepaskan.
 
Malam hari. Seul Hong sungkem ala korea pada nenek dan kakek. Kakek dan nenek gembir menyambut kedatangan cucu mereka. "Belajar di luar negeri pasti membuatmu lelah", ucap Kakek.
Nenek : Kau layak dipuji kembali ke Korea untuk meneruskan usaha keluarga. Berikan dia tambahan nilai, pinta nenek pada kakek. Kakek hanya menanggapinya dengan tersenyum.

Ki Choon protes, "Tidak boleh. Kompetisi harusnya adil".
Do Hee : Itu cuma lelucon. Jangan terlalu sensitif.

Nenek menyuruh Seul Hong mendekat biar ia bisa memeluknya. Seul Hong mengoda, "Nenek menjadi lebih muda sejak terakhir kali aku melihatmu. Nenek", ucapnya lalu mendekat dan memeluk nenek.
Nenek tersenyum gembira. Melepas pelukannya, menatap wajah Bo Reum, "Aigo...Nenek sangat merindukanmu".
"Aku juga", sahut Bo Reum.

Keluarga kecil Ki Choon berkumpul dilantai 2. Kang Seok merasa situasi sekarang menyulitkan mereka. Ki Choon membenarkan, kakek dan nenek sudah memanjakan Seul Hong karena dia cucu tertua (Jika dilihat dari silsilah keluarga. Ki Moon anak pertama keluarga Uhm. Otomatis Seul Hong menjadi cucu tertua meski usianya lebih muda dari Chae Won).

Kang Seok bicara pada Bo Reum, "Sekarang 10 milyarnya tergantung padamu. Kau satu-satunya orang yang bisa menahan Seul Hong".
Bo Reum : Apa maksudnya?.
Kang Seok : Kau suka sepak bola, kan?. Ketika Park Ji Sung bermain sepak bola, pemain lainnya men-tackling dia agar tidak mencetak gol, benar?. Kau harus menjaga Seul Hong agar tidak mendapatkan nilai dari kakek dan nenek.

Ki Choon menegur, "Lihat apa yang kau ajarkan pada anakmu". Kang Seok tak peduli, "Lalu apa yang harus aku lakukan?. Ini soal 10 milyar". 

Dengan gaya imutnya Bo Reum berkata jangan khawatir. Aku bagus dalam men-tackling. Aku akan mendapatkan Seul Hong Hyung.

Ki Ok mengunjungi Kang Jin, menunjukkan perhatiannya sebagai teman kerja. Ki Ok tanya apa sekarang Kang Jin merasa lebih baik?. Kang Jin menjawab tidak terlalu baik. Ki Ok bingung kenapa Kang Jin bersikap seperti ini, "Kau tidak menyukai wanita yang aku perkenalkan padamu?". 

"Wanita?. Dia sudah hampir nenek-nenek. Kau pikir aku siapa kau menjodohkanku dengan nenek-nenek?', teriak Kang Jin. 
Ki Ok kaget dan balas teriak, "Dia bukan nenek-nenek. Dia seumuran denganmu".
Kang Jin : Cukup! Aku sedang merasa tidak sehat. Keluar saja.

Perut Kang Jin berbunyi nyaring sekali, tanda ia kelaparan. "Perutmu keroncongan. Kau belum makan apapun?", tanya Ki Ok. Kang Jin bilang tidak mempunyai nafsu makan. Ki Ok berbaik hati mengajak Kang Jin keluar, "Aku akan membelikanmu iga sapi".

"Kau pikir aku tergila-gila dengan daging sapi?. Tinggalkan aku sendiri", teriak Kang Jin lagi lalu berdiri keluar kamar.
"Dasar emosian", gerutu Ki Ok kesal.

Ki Ok ikut berdiri jalan pergi. Langkahnya terhenti melihat deretan piala dan piagam penghargaan Kang Jin yang tersusun rapih di rak dinding. "Grand Prize dalam Korea Music Concours. Grand Prize dalam National Concours of Music. Juara pertama dalam Joongang Concours. Aku pikir dia membanggakan dirinya sendiri, tapi kelihatannya dia bersungguh-sungguh".
Ki Ok memesang piala di pojok kanan bawah, tertulis keterangan, "Penyanyi Tenor Kang Jin Gyu". Ki Ok ingat semasa muda ia mempunyai sosok idola sekaligus cinta pertamanya yakni penyanyi tenor bermarga Kang. Ki Ok tertegun dan menyadari sesuatu, "Jadi Tuan Kang adalah penyanyi tenor Kang Jin Gyu?".

Kang Jin kembali masuk, menagih janji Ki Ok yang akan mentraktirnya iga sapi. Ki Ok berbalik menatap Kang Jin dengan tatapan berbeda, dengan matanya berkaca-kaca. Kang Jin bingung kenapa Ki Ok memandanginya seperti itu. 

"Tuan Kang, apa nama aslimu Kang Jin Gyu?", tanya Ki Ok terbata. 
"Bagaimana kau tahu?', tanya Kang Jin balik. 
"Aku mengetahuinya dari penghargaan dan pialamu", jelas Ki Ok. 

Kang Jin mengaku menggunakan nama samaran ketika ia beralih ke musik pop. Wine yang baru dalam sampul wine yang baru.
"Jadi kau adalah penyanyi tenor Kang Jin Gyu yang legendaris?", tanya Ki Ok meyakinkan. 
"Ya", jawab Kang Jin membenarkan. 

Ki Ok Syok dan terpaku. Matanya melebar terkejut.  Intro lagu 4men - Reason mengalun mengiringi rasa terkejut Ki Ok. Saking Syok-nya Ki Ok bahkan tidak bisa berdiri tegak. Hampir saja dia terjatuh jika saja Kang Jin tidak memeganginya.
Kang Jin heran, "Apa masalahnya?. Ada apa?".

Ki Ok memegang wajah Kang Jin, memandangnya lekat dan memutar wajah Kang Jin ke kiri dan ke kanan. Ki Ok menahan tangis, "Bagaimana bisa seorang pria berubah sebanyak ini?". 
"Apa?', tanya Kang Jin bingung. 
"Tidak ada jejak-jejak wajah mudamu. Kau terlalu banyak berubah. Oh tidak", ucap Ki Ok terisak.

Kang Jin bengong dan semakin bingung. Ki Ok mengelus lembut wajah Kang Jin, penuh perasaan. Ki Ok menemukan cinta pertamanya yang telah lama menghilang.

Young Ja mencoba menghubungi ponsel Joo Ri. Tapi ponselnya selalu tidak aktif seharian ini. Young Ja marah-marah sendiri, "Apa dia berniat untuk menyiksa ibunyaatau apa?'". Chul Goo masuk, "Belum ada kabar dari Joo Ri?". Young Ja khawatir kemana Joo Ri pergi. Bagaimana jika dia berpikir untuk bunuh diri.

Chul Goo berkata adiknya itu seorang wanita yang tangguh. Dia tidak akan mati hanya karena seorang pria. Siapa dia?. Aku akan pergi menemuinya.
"Dan?', tanya Young Ja.
"Aku akan memberinya pelajaran agar bersikap baik pada adikku", jawab Chul Goo. 

Young Ja menyuruh Chul Goo memikirkan masalahnya sendiri. Ada apa dengan istrimu?. Chul Goo tidak peduli, dia itu gila. Telepon ruangan Young Ja berdering. Sekertarisnya memberitahu kalau ada tamu yang menunggu. Young Ja kesal, kukatakan padamu  agar tidak mengangguku. Tapi Young Ja tidak jadi marah ketika sekertaris berkata tamu yang menunggu adalah Ny. Ma dari Tae San Group. Mau tak mau Young Ja mempersilahkan Ny. Ma masuk.
Young Ja berdiri menyambut Ny. Ma. Ny. Ma mendelik marah melihat Chul Goo. Dengan wajah tak suka Young Ja tanya apa yang membawa Ny. Ma kemari. Ny. Ma tidak menjawab, ia menyuruh Chul Goo duduk. 

Young Ja menawari Ny. Ma minuman. Ny. Ma menolak, "Aku khawatir dengan putriku seharian dan bahkan aku tidak bisa minum air", sindir Ny. Ma dengan wajah marah. 

Young Ja nerocos tanpa henti, "Sekarang karena kau menyebutkannya, bagaimana bisa dia tidak menghadiri upacara leluhur dan pergi bertemu teman-temannya?. Aku menegurnya karena aku tidak sabar dan lalu dia meninggalkan rumah. Perilakunya sama sekali tidak masuk akal".

Ny. Ma tersenyum sinis lalu membalas, "Chul Goo belum pernah tidur dengannya. Apa perilakunya masuk akal?". Young Ja kaget, kehilangan kata-kata, "Apa itu benar", tanyanya pada Chul Goo. 
"Itu....Aku agak sibuk...", jawab Chul Goo terbata membuat alasan. 
"Hong Ju berkata bahwa kau tidak bisa melupakan mantan istrimu. Benarkah itu?', tembak Ny. Ma.

Chul Goo diam. Young Ja menyangkal, "Apa yang sedang kau bicarakan?. Dia sudah melupakannya. Itu tidak masuk akal. Aku dapat meyakinkanmu. Hong Ju telah keliru. 
Ny. Ma tidak memperdulikan Young Ja, menatap tajam Chul Goo, "Kau katakan padaku. Itu adalah kesalahpahamannya?". 

Chul Goo tetap diam tidak bisa menjawab. Young Ja mendesak kenapa Chul Goo tidak menjawab, katakan yang sebenarnya. Young Ja mengancam Chul Goo dengan gerakan bibirnya.

"Ya. Dia salah paham", ujar Chul Goo tanpa berani menatap mata Ny. Ma.
Ny. Ma : Baiklah kalau begitu. Aku akan mempercayaimu.

Ny. Ma membuka tas, mengeluarkan amplop coklat, melemparnya ke meja. Young Ja tanya apa ini. Ny. Ma menjawab itu adalah surat perjanjian pranikah, atau yang biasa dalam masyarakat disebut perjanjian hak milik.
"Perjanjian pranikah?", tanya Young Ja bingung. 
Ny. Ma : Karena mereka belum mendaftarkan pernikahannya, kita buat perjanjiannya sekarang.

Chul Goo tertawa tak percaya, "Aku bisa melihatnya?". Chul Goo membaca isi perjanjian.

 "Perjanjian Pranikah"
Perjanjian pranikah ini dibuat antara Kim Chol Goo dan Ma Hong Ju.

1. Apabila Kim Chul Goo melakukan perselingkuhan, dia akan memberikan 50% hartanya pada Ma Hong Ju. 

2. Apabila Kim Chul Goo dan Ma Hong Ju bercerai, Kim Chul Goo akan membayar Ma Hong Ju sebesar lima kali biaya pernikahan yang sudah dikeluarkan Ma Hong Ju.

3. Kim Chul Go wajib melakukan hubungan suami istri dengan Ma Hong Ju sekali seminggu, dan apabila terjadi kekerasan, Kim Chul Goo harus membayar uang kompensasi sebesar 10 juta won.

Young Ja tersenyum kecil. Ny. Ma berkata dalam hal seandainya muncul suatu permasalahan, kita harus menyelesaikan situasinya secara rasional dan damai. Young Ja protes, ini bahkan belum lama sejak mereka menikah. Apa kau melakukan ini tanpa mempedulikan kami?. 

Ny. Ma : Semua anakku dan pasangan mereka menandatangani perjanjian pranikah. Harap jangan tersinggung.

Chul Goo tidak punya keinginan untuk menandatangani suratnya agar bisa hidup dengan Hong Ju. Chul Goo berdiri, Young Ja memanggil, "Ya...Chul Goo-ah. Chul Goo ah".
Chul Go terus jalan keluar dan membanting pintu.

Young Ja mendesah, "Aku berpikiran sama seperti anakku. Kau pikir kami ini siapa?. Kami tidak dapat memenuhi permintaanmu".

Ny. Ma mengetahui Young Ja tertarik dalam bisnis TV Home Shooping. Putra sulung Ny. Ma bertanggung jawab dalam Tae San Home Shopping. Jika kau mau, aku dapat membantumu memasukkan produkmu ke Taesan Home Shopping.

Young Ja yang semula mengeras langsung melunak mendapat tawaran menggiurkan dari Ny. Ma. Ia kehilangan kata-kata dan hanya bisa mengeluarkan suara, "Itu... Um...Um...".
Chae Won memeriksa persedian dan kesegaran sayuran di dalam chiller yang akan dimasak esok hari.

Seorang ahjuma cleaning service berdiri di depan pintu meminta segelas air. Chae Won tanya anda bekerja lembur?. Ahjuma menjawab akhir-akhir ini ia sering mendapat tugas tambahan. Chae Won kembali tanya Apa kau sudah makan malam?. Ahjuma dengan jujur menjawab ia sedikit lapar karena tadi hanya makan roti dan susu. Ahjuma pergi setelah mengucapkan terima kasih untuk airnya.

Chae Won mendapat ide membuat Cup Noodles Salad dan unjuk aksi di dapur. Chae Won memasang apron dan penutup kepala. Kemudian mengiris paprika, onion. Menyobek lettuce, merebus mie, dengan menambahkan sedikit garam ke air rebusan. Terakhir membuat dressing salad.

Setelah semua bahan siap, Chae Won menyusunya ke cup. Lapisan paling bawah lettuce lalu paprika, onion, corn, irisan tomat, terakhir mie disiram dressing salad buatannya. Chae Won menyusunnya dengan rapih hingga cup noodles buatannya terlihat cantik dan mengunggah selera.

Chae Won lalu membagikan Cup Noodles buatannya kepada 2 ahjuma cleaning service. Ahjuma tanya makanan apa yang terlihat cantik ini, mereka tak mengira ahli gizi Min Chae Won bisa memasak meski dia bukan koki.

Chae Won tersenyum dan bekata, "Kau bekerja keras sampai selarut ini. Hanya ini yang dapat aku lakukan untukmu".
"Hatimu sama cantiknya seperti wajahmu", puji ahjuma.
Chae Won tersenyum, "Makanlah sebelum jadi lembek".

Se Yoon berdiri di dekat tembok dan mendengar ahjuma memuji Chae Won. Se Yoon ingin pergi, tapi langkahnya tertahan mendengar komentar ahjuma tentang rasa Cup Noodles Chae Won, "Rasanya luar biasa. Manis dan asam. Rasanya ini tidak seperti mie. Ini meleleh di mulutku".

Para ahjuma menyukainya Cup Noodles buatan Chae Won dan minta tambah satu porsi lagi. Ini mie terbaik yang pernah mereka cicipi. Chae Won senang hati memberikan. Kembali ke dapur membawa tray kosong, cup noodles buatannya laris manis. 

Se Yoon jalan mendekati ahjuma, "Kalian bekerja keras. Kelihatannya kalian sedang makan".
"Ya. Nona Min membuatkannya untuk kami. Ini mie yang terbaik yang pernah aku rasakan. Ini benar-benar enak. Manis dan asam. Cukup sesuai dengan selera Anda. Enak. Anda dapat mencobanya satu".
"Terima kasih", ucap Se Yoon menerima pemberian cup noodles dari ahjuma. 

Se Yoon diam memperhatikan cup noodles di tangannya. Terlintas ide dalam benaknya. 

Young Ja meminta Chul Goo bersedia menandatangani berkas perjanjian pranikah yang diajukan Ny. Ma. Chul Goo menolak, "Aku tidak gila. Kenapa aku harus menandatangani ini?'. Young Ja berkata awalnya ia juga merasa tersinggung. Tetapi dipikir-pikir lagi, Ibu rasa ini masuk akal.

"Omong kosong. Masuk akal? Mereka mengabaikan kita sehingga mereka menginginkan ini", seru Chul Goo. 
Young Ja mengeluh, "Kepalaku sudah pusing karena Joo Ri. Tanda tangani saja suratnya dan pergi bawa istrimu". 

Chul Goo curiga, ia sangat mengenal watak ibunya yang tidak gampang setuju begitu saja. Apa Ibu membuat kesepakatan dengan Nyonya Ma dibelakangku?. Young Ja menyangkal Apa yang kau bicarakan? Tidak. Chul Goo bersikeras tidak mau menandatangi surat ini.

"Lalu? Kau ingin bercerai lagi dan menjadi bahan gosip?. Tanda tangani saja perjanjiannya
sebelum Ibu marah", omel Young Ja menarik tangan Chul Goo
"Tidak", sahut Chul Goo menarik tangannya ke atas kepala. Tingkahnya seperti anak kecil.

Young Ja mengeluarkan senjata andalannya, duduk di lantai memohon dengan wajah memelas, "Tolong kabulkan permintaan Ibu. Tanda tangani perjanjiannya. Penuhilah harapan Ibu".

Chul Goo tak mengerti haruskah ia hidup dengan Hong Ju sampai bahkan menandatangani ini. Young Ja berkata orang-orang mengetahui mereka berbesan dengan Tae San Group, apa masalahnya dengan menandatangani selembar surat. Jangan jadi emosional. Berpikirlah rasional.

Chul Goo tidak berdaya jika Young Ja sudah memelas dan memohon seperti ini. Ia mengacak rambutnya frustasi, "Ini gila!". Young Ja terus memohon sambil menyodorkan pulpen ke arah Chul Goo. Tolong tandatangani suratnya. Chul Goo mengambil pulpen, diam sebentar berpikir. 

Tapi Chul Goo tetaplah mama boy yang akan melakukan apapun permintaan ibunya. Pada akhirnya Chul Goo menyerah dan memberikan tanda tangannya di atas kertas itu. Young Ja lega. 
Chul Goo marah, "Sekarang aku tidak peduli". teriaknya lari ke kamar.

Young Ja mengangkat surat pernjanjian dan mendesak, "Brengsek. Beraninya mereka mencoba trik licik". Young Ja ingat 3 tahun lalu. Tindakannya dengan Ny. Ma tidak jauh beda. Dulu, ia juga melakukan hal yang sama, memaksa Chae Won menandatangi perjanjian terulis. Sebagai jaminan kalau Chae Won tidak akan meminta tunjangan melebihi jumlah yang tertulis.  Padahal saat itu Chae Won baru pulang dari bulan madu.

Young Ja kembali mendesah, "Roda keberuntungan berbalik. Aku tidak tahu, aku akan berada dalam situasi ini".

Joo Ri duduk di tepi pantai, mendengarkan voice mail yang ditinggalkan orang-orang yang menghubunginya. Pesan pertama dari Young Ja, "Kau ingin melihat Ibu terbaring di peti mati?. Telepon Ibu segera setelah kau mendapatkan pesan ini, mengerti?".

Pesan ke dua dari Se Yoon, "Aku mendengarnya dari Ibuku. Aku minta maaf karena menyakitimu kemarin. Aku benar-benar minta maaf. Aku menolak pengunduran dirimu. Tolong kembalilah. Kita bertemu dan berbicara".

Joo Ri teriak, "Sekarang sudah berakhir. Semuanya berakhir".

Sol Joo heran melihat suaminya pulang dalam keadaan marah. Presdir Lee mengira Se Yoon sudah pulang, ia menyuruh Sol Joo memanggil Se Yoon ke bawah. Sol Joo memberitahu kalau Se Yoon akan pulang terlambat malam ini. Ada masalah apa. 

Presdir Lee merasa malu dengan tingkah laku Se Yoon. Saat makan malam, tuan Kim memberitahunya bahwa Se Yoon telah jatuh cinta pada ahli gizi dan menggodanya di tempat kerja. Tuan Kim juga bilang ahli gizi mengambil keuntungan dari Se Yoon, dikatakan kalau dia menerima uang suap dalam jual beli jabatan.

Sol Joo tidak percaya, Se Yoon tidak mungkin jatuh cinta pada wanita itu. Itu hanyalah perkataan omong kosong. Presdir Lee semakin marah rumor ini sudah menyebar pada semua orang kantor. Telepon dan katakan pada Se Yoon untuk pulang ke rumah sekarang.

Sol Joo ingat ahli gizi adalah mantan kakak ipar Joo Ri. Wanita yang sangat tidak ia sukai. Sol Joo pun menyusul Se Yoon ke perusahaan dengan perasaan marah. Di depan pintu lobby, dia bertemu dengan Chae Won yang kebetulan saat itu akan pulang. Chae Won bersikap sopan, menyapa Sol Joo dan menanyakan kabar. 

Plak....sebuah tamparan keras mendarat di pipi Chae Won. Tanpa berkata apa-apa, Sol Joo tiba-tiba menampar Chae Won. Chae Won kaget dan bingung, "Ada apa dengan anda?".
Sok Joo murka, "Ada apa denganku?. Kau benar-benar tidak tahu?".

"Tidak. Aku tidak tahu kenapa anda...". belum selesai Chae Won bicara. Tangan Sol Joo dengan lancangnya kembali menampar pipi Chae Won untuk kedua kalinya.

Chae Won semakin tak mengerti, "Kenapa anda melakukan ini pada saya?".

"Beraninya kau mempermainkan putraku?. Bukankah kau menggunakan trik bodoh terhadap kakaknya Joo Ri untuk menikahinya?. Kau pikir putraku segampang itu?. Kau pikir aku segampang itu?", ucap Sol Joo arogan. 

Chae Won : Saya rasa anda sudah salah terhadap saya. Saya tidak pernah melakukan itu.

Se Yoon keluar dari lift, melihat secara langsung sikap arogan ibunya pada Chae Won. Sol Joo bicara dengan nada tinggi, sehingga Se Yoon bisa mendengarnya dengan jelas.

Sol Joo : Aku bukan orang yang penurut bisa melepaskan urri Se Yoon pada pelacur sepertimu.
Chae Won : Kau sudah salah. Kurasa ini kesalahpahaman.

"Kesalahpahaman?. Apa kau mengatakan kesalahpahaman?", teriak Sol Joo mengangkat tangannya, ingin menampar Chae Won untuk ke-3 kalinya. Chae Won menunduk bersiap menghindar. 

Sebuah tangan dengan cepat dan tepat menangkap tangan Sol Joo sebelum mendarat di pipi Cha Won, "Apa yang Ibu lakukan?",  tanya Se Yoon denga suara tinggi. Suaranya menggema di lobby yang sepi.
Mata Sol Joo melebar terkejut, "Se Yoon-ah".
Se Yoon memandang Sol Joo marah.  

"Kau baik-baik saja", tanyanya pada Chae Won. Se Yoon tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya. Chae Won mengangkat wajahnya, menahan tangis. Mata Chae Won dan Se Yoon bertemu. Sinar mata itu kembali. Sinar mata Se Yoon yang lembut ketika memandang Chae Won telah kembali. Se Yoon sang penyelamat Chae Won kini telah kembali.


END




Komentar : 
Tambah satu lagi mahluk menyebalkan dalam drama ini, siapa lagi kalau bukan Sol Joo. Sejak awal Sol Joo tidak menyukai Chae Won, karena termakan perkataan Young Ja yang menjelekkan Chae Won, ditambah lagi dengan romur di kantor yang menyudutkan Chae Won membuat Sol Joo murka. Rumor atau gosip memang berbahaya...semakin digosok semakin sip...Semoga hubungan Se Yoon dan Chae Won segera kembali membaik.


4 comments:

  1. Un, itu judulnya kurang 'years'^^
    Semangat ya un nulisnya, kalo bisa sih jgn terlalu lama posting kelanjutannya :)
    Di korea sana, ini drama udah episode brp un? Atau malah udah abis?

    ReplyDelete
  2. Oh, iya baru nyadar kurang "Years" judulnya. Makasih sudah diingatkan. Drama ini udah tamat di korea, 50 episode. Dvdnya pasti udah banyak nyebar di lapak-lapak.

    ReplyDelete
  3. ga sabar nunggu kelanjutannya. Thanks ya Nuri

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)