Pages - Menu

Monday, April 15, 2013

Sinopsis The Virus Episode 3 Part 1

In Chul masuk ke dalam taksi yang berhenti di depannya. Mengatur napasnya yang naik turun. "Anda mau kemana?", tanya sopir taksi dengan suara berat. In Chul sedikit melihat wajah sopir taksi yang tertutupi topi. Ia ingat, sopir taksi ini sama dengan sopir taxi yang membawanya pergi dari stasiun gangnam, saat dirinya di kejar Myung Hyun. In Chul jelas takut. Pasti ini bukanlah suatu kebetulan
"Berhenti saja di tempat terdekat', jawab In Chul terbata-bata.
In Chul menyadari dirinya saat ini mungkin berada dalam bahaya. Namun ia berusaha tetap tenang dan menutupi rasa takutnya. 

{Saya belum tahu siapa nama supir taksi misterius ini. Untuk memudahkan penyebutan, sementara ini saya beri dia julukan, Mr. T.
Dan Julukan Mr. X saya berikan pada pria asing, yang sengaja menghalangi Myung Hyun pada saat mengejar In Chul di stasiun gangnam (episode 2)}

Ketua tim Go masih tak percaya dengan apa yang terjadi, "Kau melakukan kontak fisik dengannya?", tanyanya pada Myung  Hyun dengan wajah terkejut.
Myung Hyun tak menjawab, wajanya terlihat pucat. Jelas sekali, dia merasa shock atas apa yang terjadi.
"sial", umpat ketua tim Go kesal.

Myung Hyun berjalan tertatih, membuka pintu mobil, "Aku akan mengemudi sendiri".
Ketua tim Go mundur perlahan dengan wajah terkejut dan tak percaya. Memandangi mobil CDC yang berjalan menjauh. 

Myung Hyun mengemudi mobil dengan pikiran kacau. Beberapa saat ia menghentikan mobilnya di tepi jalan, menarik napas dalam mencoba menenangkan pikiran.

Taksi yang membawa In Chul menepi di jalan sepi. In Chul keluar, melihat sekeliling. Ia merasa sedikit aneh, karena taksi itu tak juga berlalu begitu ia keluar. Taksi itu baru berjalan menjauh saat In Chul menoleh ke belakang. In Chul berjalan menuju suatu tempat. Tanpa ia tahu, Mr. X mengawasi gerak-geriknya dari jarak jauh. 

In Chul duduk di pinggir trotoar. Memikirkan perkataan Myung Hyun, tentang dirinya yang memiliki penyakit menular. Sekaligus yang menyebarkan virus mematikan belakangan ini. Hingga membuat banyak orang meninggal, termaksud Hyung Shik, temannya sendiri.

In Chul gelisah, tidak tahu apakah memang dia yang menyebarkan virus mematikan ini. Mengingat saat dirinya menjadi pasien di rumah sakit Sang Rok. Saat itu, ia menerima 2 suntikan cairan yang berbeda dilengan kiri dan kanan. Beberapa menit setelah menerima suntikan, wajah In Chul  berubah pucat, batuk-batuk serta menggigil seperti orang demam.  Ia juga ingat, ada seseorang yang mengambil sampel darahnya.  Tubuh In Chul menggigil mengingat hal itu. In Chul berdiri, menuju rumah sakit Nasan.

Myung Hyun berada di ruangan steril. Matanya terpejam, membayangkan kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Ia terbayang kenangan bahagia bersama istri dan putir kecilnya.  Terbayang  saat Jeon Hee meninggal, dan juga terbayang Seo In yang kini berada di ruang perawatan. 

Ketua tim Go kembali ke markas dengan wajah panik mencari keberadaan Myung Hyun. Ketua tim Go masuk ke ruangan Myung Hyun. Melihat ruangan Myung Hyun yang kosong, "Pimpinan Lee belum kembali?", tanyanya pada rekan tim yang lain. 
"Ada apa?. Anda tidak kembali bersama?', tanya Ji Won balik. 
"Kelihatannya dia melakukan kontak langsung dengan anak itu", ucap ketua tim Go. 

Myung Hyun masuk ke labotarium, mencari peralatan medis. Sun Dong berdiri melihat darah di bibir Myung Hyun, "Pimpinan Lee, ada apa dengan wajahmu?".
"jangan mendekatiku. Pakailah pakaian pelindung dan ikuti aku", ucap Myung Hyun.

Ketua tim Go menjauh, saat Myung Hyun berjalan ke ruangannya.
"Pimpinan Lee", panggil Ji Won. 
Myung Hyun memberikan kode pada mereka untuk tidak mendekat. Myung Hyun masuk keruangannya, mengunci pintu, menutup tirai.

Sun Dong bertanya apa yang terjadi pada ketua tim Go. Ketua tim Go hanya menjawab "tunggu sebentar, kita tunggu sebentar". Jawaban itu semakin membuat mereka merasa khawatir.

Di ruangannya yang tertutup, Myung Hyun mengambil sampel darahnya sendiri untuk diperiksa, apakah dirinya positif terinfeksi virus. 

Ketua tim Go memberitahu tim yang lainya tentang istri Myung Hyun yang telah terinfeksi virus. Semula mereka tak percaya. Mereka baru mempercayainya setelah ketua tim Go bilang rumah Seo In berada tak jauh dari tempat tinggal In Chul.

Joo Young masih tak percaya bagaimana hal ini bisa terjadi. Ji Won merasa bersalah, jika ia tak menghentikan Myung Hyun saat itu. Mungkin kini mereka sudah bisa menangkap In Chul.

Myung Hyun membuka pintu, meninggalkan sampel darahnya di depan pintu. Melalui telepin ia minta Sun Dong untuk segera memeriksa dengan cepat, apakah dirinya terinfeksi virus. Sebelum hasil tes nya keluar, ia akan mengurung diri di ruangannya. Tak ada yang boleh masuk, jika ingin berkomunikasi cukup melalui telepon saja. 

Sun Dong mengambil sampel darah Myung Hyun di depan pintu. Wajahnya terlihat cemas dan juga takut. Suasana di kantor menjadi semakin tegang.

Ji Won merasa khawatir, apakah pimpinan mereka akan baik-baik saja di dalam sana tanpa mendapatkan perawatan apapun. Ketua tim Go bilang, sebelumnya Myung Hyun adalah ahli bedah, dia tahu apa yang harus di lakukan. Ji Won menatap ruangan Myung Hyun dengan tatapan sedih.

Myung Hyun mendapatkan luka di lengan kiri, akibat tabrakan dengan taksi. Dengan peralatan medis sederhana, ia menjahit sendiri luka di lenganny. Keringat dinginnya keluar, saat benang menembus kulitnya. Sekuat mungkin Myung Hyun menahan sakit yang ia rasakan.

Sun Dong berada di labotarium. Memeriksa sampel darah Myung Hyun yang ia terima.

Myung Hyun menata sedih foto kenangan bersama istri dan putri kecilnya. Teringat kenangan bahagia yang ia miliki. Terbayang senyum bahagia Seo In dan tawa ceria putri kecilnya. Myung Hyun menangis, merasa frustasi dan putus asa. Membuang semua benda-benda yang ada diatas meja.

Suara gaduh dari ruangan Myung Hyun, semakin membuat Ji Won, ketua tim Go dan Joo Young merasa cemas dengan keadaan pimpinan mereka. 

Setelah merasa sedikit tenang, Myung Hyun berdiri di depan kaca. Menghubungi nomor telepon markas CDC. Telepon markas berdering, ia memberi kode pada Joo Young untuk mengangkatnya.
"Pimpinan Lee", ucap Joo Young dengan mata berkaca-kaca.
Myung Hyun : Jangan terlalu khawatir. Ini hanya mengikuti prosedur. Semuanya akan baik-baik saja. Kau mengerti?.
Joo Young : ya
Myung Hyun : Hidupkan speakerphone-nya.

Joo Young menghidupkan speakerphone. Myung Hyun minta Joo Young untuk mencari tahu hubungan Kim In Chul dengan rumah sakit Sang Rok. Joo Young bertugas menyelidiki secara mendetail mengenai informasi Kim In Chul, jika perlu minta bantuan polisi. Ingatkan semua orang untuk tidak melakukan kontak fisik dengan Kim In Chul jika kebetulan bertemu dengannya.

Ia lalu memberi tugas pada Ji Won untuk terus berhubungan dengan rumah sakit Nasan. Ia yakin suatu saat In Chul akan pergi kerumah sakit. Karena kini dia sudah tahu, dirinya terinfeksi virus.

Myung Hyun minta pada ketua tim Go untuk mencari tahu siapa saja teman-teman Kim In Chul, dan temui mereka. Ketua tim Go mengangguk, "Jangan khawatir. Serahkan saja padaku". Sebelum hasil tes keluar, Myung Hyun minta ketua tim Go untuk menggantikan tugasnya, mengawasi tim tanggap penyakit menular. Perkataan Myung Hyun itu membuat mereka bertiga semakin sedih.

Ketua tim Go terdiam. "ketua tim", panggil Myung Hyun ulang. Dengan berat hati, ketua tim Go menyanggupi permintaan Myung Hyun, "Akan ku bantu anda mengaturnya hanya untuk sementara waktu. Hasil yang membuktikan kalau anda baik-baik saja akan segera keluar. Akan kuatur secepat mungkin".
Myung Hyun : Bagi yang terinfeksi di kereta bawah tanah, masa inkubasi virus akan berlalu dalam 2 hari. Saat waktunya tiba, kita akan sangat sibuk. Istirahatlah hari ini.

In Chul masuk ke rumah sakit Nasan. Bertemu dengan dokter Park, yang bertugas malam itu. In Chul mendekati dokter Park, "Aku merasa tidak sehat". Dokter Park bertanya sebelah mana yang sakit. In Chul bingung harus menjawab apa, ia lalu membayangkan saat Hyung Shik batuk, "Aku merasa sedikit demam, dan juga batuk, jawabnya.



Dokter Park memeriksa bola mata In Chul. Ia juga meminta In Chul untuk membuka mulutnya. In Chul batuk di depan wajah dokter Park, saat membuka mulutnya.
"Maafkan aku", ucap In Chul
"Tidak apa-apa. Sepertinya kau hanya sedikit demam, tapi kau baik-baik saja. Amandelmu masih normal. Tidak ada masalah serius", jelas dokter Park.


In Chul : Bisakah kau memeriksa darahku?
Dokter Park : kenapa?
In Chul : Kukira itu bisa membantu diagnosa.
In Chul terdiam sejenak, "Sebenarnya... aku... virus..."

Ucapan In Chul terputus karena seorang perawat memanggil dokter Park. Dokter Park pergi meninggalkan In Chul. Terdengar suara bayi menangis, In Chul menoleh ke belakang dan  melihat Mr. X sedang bicara di telepon. In Chul memalingkan wajah, merasa pernah sosok melihat Mr. X sebelumnya.

In Chul sadar bahwa dirinya kini sedang di ikuti. Berjalan pelan keluar dari rumah sakit. Mr. X menoleh, dan tidak melihat In Chul di tempatnya semula. Mr. X mencari In Chul di luar, merasa yakin sasarannya belum pergi jauh. In Chul menyelinap diantara mobil-mobil yang ada di parkiran.

Mr. X mencari In Chul di parkiran. Tapi In Chul sudah tidak ada disana. Ia lalu mengambil ponselnya, menghubungi seseorang, "Aku tidak bisa menemukan "merpatinya", ucapnya. Terdengar suara di seberang yang menyuruh Mr. X untuk mencari sekali lagi di sekitar rumah sakit.

Mr. X berjalan masuk ke rumah sakit. Dari arah belakang, ia mendengar langkah kaki di dekat mobil ambulance. Mr. X menoleh, berjalan mendekati mobil ambulance tanpa menimbulkan suara. Tapi Mr. X harus menelan kecewa, karena In Chul sudah tidak ada di belakang ambulance.
"Merpatinya" kabur. Dia tahu kalau sedang diikuti". ucap Mr. X pada seseorang di telepon.

In Chul bersembunyi didalam mobil ambulance. Napasnya naik turun, jelas sekali ia merasa ketakutan. In Chul tampak kebingungan, saat mobil ambulance mulai berjalan. Tapi, ia tetap memilih bersembunyi didalam ambulance. Karena ini satu-satunya jalan baginya untuk melarikan diri.
 
Mr. X mendatangi Mr. T yang sudah menantinya di depan jalan rumah sakit. 
"Aku kehilangan dia", ucap Mr. X.
Sebuah Mobil ambulance berlalu di hadapan mereka. In Chul mengintip dari dalam, ia melihat Mr. X dan Mr. T sedang bicara di tepi jalan. Keringat dingin keluar dari dahi In Chul. Kini, ia bisa menarik napas lega, karena berhasil meloloskan diri. 
Myung Hyun berjalan mondar mandir, ia jelas gelisah menunggu hasil test keluar. Sementara itu di labotarium, Sun Dong masih terlihat sibuk melakukan tahap-tahap proses pemeriksaan sampel darah Myung Hyun. Ji Won, ketua tim Go dan Joo Young sama gelisahnya dengan Myung Hyun. Berharap-harap cemas sesuatu hal yang buruk tidak akan terjadi.
Rumah sakit Nasan, ruang isolasi. Dokter Se Jin memeriksa kondisi Seo In. Perkembangannya semakin memburuk. Wajahnya terlihat lebih suram. Serta darah yang mulai terlihat di pelupuk matanya. 
In Chul memilih tidur bersama para pengemis. Karena dirinya kini tidak lagi mempunyai tempat tujuan. 
Blue House. 
Dokter Yoon bersama Kim Do Jin, Direktur Shim dan menteri kesehatan Cheo Jeong Tae, mengadakan rapat membahas virus yang menyebar belakangan ini. Kim Do Jin bertanya pada dokter Yoon tentang perkembangan penelitian vaksinya. Dokter Yoon menjawab jenis virus ini sangat mematikan, sehingga pengembangan vaksinya sangat sulit. Orang yang terinfeksi meninggal dalam waktu tak lebih dari 3 hari. Ini merupakan virus jenis baru, meskipun variannya hampir sama dengan H5N1 (flu burung). 

Kim Do Jin merasa tak puas dengan jawaban dokter Yoon. banyak orang yang telah terinfeksi, rencana awal mereka adalah mengendalikan penularannya dengan cepat. Dan pengembangan vaksin di serahkan ke pihak yang memahami pencegahan flu.

Dokter Yoon sangat mengerti sekali tentang itu. Ia melirik direktur Shim dan bilang jika saja penelitian super vaksin tidak dihentikan 2 tahun lalu, mungkin tidak akan ada tragedi seperti hari ini. Direktur Shim merasa ucapan itu menyindir dirinya, ia bilang bahwa penelitian dokter Yoon gagal, "Sebenarnya, orang-orang sudah mengungkapkan kekhawatiran tentang kualifikasimu. Semua orang tahu alasan penghentian penelitian 2 tahun lalu karena datanya dipalsukan. Hanya saja hal itu tidak dipublikasikan secara resmi". 
Dokter Yoon menjelaskan bahwa data itu bukan di palsukan melainkan terjadi kesalahan pada saat pencatatan. tapi ucapannya terpotong karena Kim Do Jin menyela pembicaraan, "masalah yang paling mendesak sekarang adalah vaksin dan pengobatan. Kelihatannya ada perusahaan farmasi yang punya sejarah besar pada penelitian flu. Jika ada industri yang mengembangkan vaksin tersebut, kita harus membelinya, berapapun harganya". 
(saya merasa ucapan Kim Do Jin ini mengandung maksud tertentu). 

Dokter Yoon tidak setuju dengan pendapat Kim Do Jin. Virus ini muncul 10 hari yang lalu. Tidak mungkin ada industri yang sudah membuat vaksinnya. Butuh waktu 6 bulan untuk membuat vaksinnya.
"Belum tentu. Mungkin ada perusahaan yang percaya sepertimu bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Apapun yang terjadi, kita harus mengakhiri situasi ini secepatnya", ucap Kim Do Jin dengan mimik wajah mencurigakan. 
Rumah sakit Nasan. 

Dokter Se Jin menyapa dokter Yoon yang terlihat kesal setelah kembali dari rapat dengan para pejabat pemerintahan. Dokter Yoon membanting buku, "Sekelompok kepala batu itu. Mereka kira meneliti vaksin itu mudah. Cara pegawai negeri melakukan sesuatu benar-benar... Ah, bagaimana dengan pencarian orang yang memiliki antibody?". 
"Belum. Jika dia sudah ditemukan, CDC pasti akan menghubungi kita', jawab dokter Se Jin. 

Dokter Yoon : Kita harus menangkapnya dulu. Kita tidak boleh membiarkan orang lain mengendalikan dia. Kau mengerti?
Se Jin : ya. 
Dokter Yoon : Kita harus membuat vaksinnya dulu. Harus.

In Chul tampak menggigil karena udara yang dingin. Di sekelilingnya, para pengemis tampak tertidur pulas. 

Sun Dong keluar dari ruang labotarium dengan membawa hasil test sampel darah Myung Hyun. "Pimpinan Lee', panggilnya mengetuk pintu ruangan Myung Hyun. 
Myung Hyun membuka tirai, "apa hasilnya?, tanya Myung Hyun dengan wajah tegang.
Sun Dong menempelkan kertas hasil test di kaca, "Negatif. Anda tidak terinfeksi".
Myung Hyun melihat hasil test, memejamkan mata, menarik napas lega. 
"Sudah kuduga. Tapi peristiwa ini mengambil 10 tahun hidupku", ucap Ketua tim Go senang. 
Myung Hyun membuka pintu. "Selamat Pimpinan. Hidup anda telah selamat', ucap Sun Dong. 
"Kau sudah bekerja keras", balas Myung Hyun.
"Pimpinan Lee", panggil Ji Won.
Myung Hyun mengangguk, seperti tahu apa yang akan di ucapkan Ji Won, "Oh ya. Bagaimana perkembangan penyelidikan Kim In Chul?".
Ketua tim Go : Kami menghubungi klinik setempat. Tidak ada tanda dia pulang ke rumah. Karena dia sudah tahu dia terinfeksi, dia tidak akan mudah kembali ke rumahnya.
Ji Won : Tidak ada masalah dengan laboratorium penelitian dokter Yoon Il Jung. Kemungkinan terjadi kebocoran sangat kecil.

Ketua tim Go berkata jika mereka bisa mencari tahu taksi yang digunakan In Chul untuk melarikan diri, mungkin mereka bisa melacak kemana arah perginya. Joo Young sudah memeriksa kamera di sekeliling, tapi tak menemukan apapun. Myung Hyun menghela napas, "Kita tidak menemukan apapun".

"Ah, black box. Mungkin black box mobilku menangkapnya", ucap Ji Won kemudian.
Ji Won segera berlari memeriksa mobilnya. "Ayo pergi bersama', ucap ketua tim Go berlari menyusul Ji Won. 

Sun Dong ingat perkataan pacar Hyung Shik tentang In Chul yang pernah di rawat dirumah sakit karena rentenir. Jika itu benar, maka rumah sakit itu adalah rumah sakit Sang Rok, "Jika Kim In Cheol dibawa ke rumah sakit oleh rentenir itu, setidaknya kita bisa mencari tahu alasannya dari mereka".
Joo Young merasa itu hal sulit. Bagaimana bisa mereka mengetahui siapa rentenir itu, kecuali jika In Chul memberi tahu mereka.
"Rentenir?', ucap Myung Hyun sambil berpikir.

Myung Hyun teringat ucapan istri mendiang direktur rumah sakit. Beberapa hari setelah suaminya meninggal, rentenir datang memaksanya untuk membayar hutang. Myung Hyun meminta Joo Young untuk mencari informasi terperinci mengenai direktur rumah sakit.
"Tunggu sebentar. Ada apa dengan presdir rumah sakit?", tanya Sun Dong. 
"Setelah presdir meninggal, istrinya bilang rentenir datang ke rumahnya. Mereka mungkin orang yang membawa Kim In Cheol ke rumah sakit", jawab Myung Hyun.

Dalam hitungan menit, Joo Young berhasil mendapatkan informasi direktur rumah sakit. Lalu menyerahkan informasi yang ia dapat pada Myung Hyun.


Lanjut Ke Sinopsis The Virus Episode 3 Part 2


2 comments:

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)