In
Chul berada di kereta api, berdiri berpegang pada handle yang
menggantung. In Chul menutup mulutnya saat batuk, lalu berpegang lagi pada handle bis. Pemuda A di sebelah In Chul tampak
mengantuk, tanpa sadar badannya condong ke In Chul. In Chul terkejut dan
melepas handle yang ia genggam, lalu menggenggam handle lain. Pemuda A
meminta maaf, handle yang di pegang In Chul kini di pegang Pemuda A.
Pemuda
A minum soju bersama beberapa temannya. Botol soju dan gelas mereka
berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Mereka juga memakan soup dari
panci yang sama.
Markas
CDC. Myung Hyun bersama tim nya masih serius memperhatikan rekaman
sosok In Chul yang terekam di CCTV Atm. Ponsel Myung Hyun berdering,
tertera nomor yang tidak di kenal di layar ponsel. Myung Hyun akan
menjawab, tapi perhatiannya teralih saat Sun Dong bertanya apakah In
Chul mengetahui kalau dia terinfeksi. Ketua tim Go menjawab dari
perilakunya menunjukkan kalau dia tidak mengetahuinya.
"Siapa tahu. Apa dia sengaja melakukannya', ucap Joo Young menyahut
"Bagaimanapun
juga, orang itu masih hidup, jadi tingkat kematiannya tidak 100%. Apa
mungkin ada korban lainnya?", ucap Ji Won kemudian.
Sun
Dong bilang, ia sudah memeriksa semua orang yang kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi kecuali In Chul. Myung Hyun berkata Meskipun ada
orang lain lagi yang lolos dari Rumah Sakit Sang Rok, mereka pasti sudah
mati sekarang. In Chul merupakan satu-satunya orang yang selamat dari
kebakaran itu. Ji Won tampak ragu, karena tak ada bukti kalau In Chul
berasal dari rumah sakit Sang Rok.
Myung
Hyun meminta Joo Young untuk memerikasa rekaman CCTV bis, untuk
mengetahui dari mana In Chul berasal. Ia lalu memberi tugas pada ketua
tim Go dan Sun Dong ke Hwayang Dong, melihat apa ada warga yang
terinfeksi. Ji Won berinisiatif pergi ke rumah sakit untuk memeriksa
apakah In Chul berada disana.
Myung
Hyun masuk keruangan Direktur Shim Tae Jin. Saat Myung Hyun masuk,
Direktur Shim tengah berbicara ditelepon dengan menteri kesehatan.
Ponsel Myung Hyun kembali berdering, dari nomor yang tidak dikenal sama
seperti tadi. Myung Hyun kembali mengabaikan panggilan telepon itu saat
Direktur Shim bertanya apakah dia mengerjakan tugasnya dengan baik, "Apa
kau butuh waktu setahun?. Bagaimana kita bisa membiarkannya terus
berlanjut?".
Direktur
Shim mengeluh karena mereka selalu mendapat telepon pertanyaan dari berbagai
media. Para wartawan bahkan sudah mengelilingi gedung markas CDC untuk
mencari informasi. Myung Hyun bilang seharusnya dari awal masalah
penyakit menular ini tidak perlu disembunyikan dari masyarakat.
Ada
50 orang yang terinfeksi. Termasuk warga yang kemungkinan melakukan
kontak langsung, lebih dari 100 orang sudah diambil sampelnya, "Kau
pikir hanya karena kau ingin menghentikannya, penularannya akan
berhenti?", teriak Myung Hyun kemudian.
"Sebelum berkembang lebih jauh, penularan ini harus dihentikan!. Ini sudah seminggu dan
penularannya masih terus berlanjut", seru Direktur Shim tak mau kalah.
Myung
Hyun memberitahukan tentang tentang 12 orang penumpang bis yang
terinfeksi dan tidak ada hubungannya dengan rumah sakit Sang Rok.
Diantara para penumpang bis itu ada seorang yang mereka lihat di rekaman
video dan orang itu masih hidup, mereka berharap orang tersebut memilki
antibodi melawan virus. Baik vaksin maupun perawatan akan dilakukan.
Direktur Shim meminta Myung Hyun untuk menemukan orang yang dimaksud,
sementara dia akan mencari cara untuk menghambat media.
Berita
tentang kematian akibat penyakit menular di Hwayang Dong dan tidak
adanya penjelasan dari tim CDC menjadi topik hangat di berbagai berita
televisi. Wartawan Jung memperhatikan email peristiwa kebakaran rumah
sakit Sang Rok yang ia terima. Pimpinan wartwan Jung datang dan bertanya
bagaimana dengan hasil yang mereka dapatkan. Apa pihak CDC masih
menyembunyikan sesuatu. Wartawan Jung tidak bisa melaporkan apa-apa, karena ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Wartawan Jung pamit akan pergi selama beberapa hari ke beberapa tempat di Jecheon.
Pimpinan wartawan Jung bertanya apa disana juga ada warga yang
terinfeksi. Wartawan Jung bilang sebenarnya belum lama ini, kebakaran
yang terjadi di Rumah Sakit Sang Rok, terjadi juga di Jecheon dan
Gongju. Ada seseorang yang mengirimkan email padanya tentang kejadian
ini.
Ji
Won melaporkan pada Myung Hyun bahwa ia telah menyebarkan foto In Chul
ke berbagai tempat termaksud ke rumah sakit, tapi sejauh ini tak ada
seorang pun yang melihat sosoknya. Sulit bagi rumah sakit yang punya
terlalu banyak pekerja untuk ditanyai secara sistematis apa pernah
melihatnya, "Apa mungkin dia tidak mengalami gejala serius lainnya?",
tanya Ji Won kemudian.
Myung
Hyun berpikir jika memang begitu, itu artinya In Chul memiliki vaksin
atau antibodi dalam tubuhnya. Ji Won baru ingat saat mereka masuk ke
ruangan kerja direktur rumah sakit, ia melihat laporan penelitan
dokter Yoon Il Joong dari Rumah Sakit Nasan. Ini soal penelitian
vaksin super yang efektif melawan jenis virus influenza yang berbeda.
Tetapi penelitiannya dihentikan 2 tahun lalu, mungkin saja penelitian
ini gagal.
Ji
Won berpendapat, semestinya Virus bermutasi yang dulu dipakai dalam
penelitian ini, seharusnya masih ada. Wabah Flu di Rusia tahun 1977
awalnya terjadi karena virus yang bocor dari laboratorium yang melakukan
penelitian virus H1N1. Ada kemungkinan virus bermutasi yang diciptakan
di laboratorium penelitian dokter Yoon Il Joong mungkin bocor. Ji Won
maupun Myung Hyun bersepakat untuk menyelidiki kasus ini.
Mereka
berdua kemudian pergi kerumah Sakit Nasan untuk menemui dokter Yoon Il
Joong. Putra dari seorang pasien Kim Chong Cha yang diduga terinfeksi
virus, bertanya pada perawat dimana ibunya dirawat. Perawat meminta maaf
karena hanya dokter dan petugas medis saja yang di izinkan masuk
keruang isolasi.
Putra
dari pasien itu tak mau mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk
akal, tidak ada alasan bagi pihak rumah sakit untuk menahan pihak
keluarga mengunjungi pasien. Ia juga bertanya jenis penyakit apa ini.
Perawat tidak tahu secara pasti, karena pemeriksaan masih di lakukan.
Putra Kim Chong Cha semakin marah, ia berteriak bertanya dimana ibunya
dirawat.
Myung
Hyun menahan putra Kim Chong Cha. Karena hasil pemeriksaan belum
keluar, maka keluarga pasien akan dikarantina. Putra Kim Chong Cha
berteriak minta di lepaskan. Ji Won ikut bicara, lebih baik jika putra
pasien diperbolehkan menemui ibunya dengan memakai pakaian pelindung.
Myung Hyun tetap bersikukuh keluarga pasein harus dikarantina. 2 Petugas CDC datang, membantu Myung Hyun menahan putra pasein. Putra
pasien memberontak minta di lepaskan.
Ji
Won berkata pada Myung Hyun seharusnya dia mempunyai rasa simpati pada
putra pasein, mungkin ini adalah terakhir kalinya mereka bisa bersama. Ji Won lalu meminta maaf karena bicara dengan nada tinggi.
Myung
Hyun menatap Ji Won dengan tatapan tajam, "Apa kau pernah melihat
tindakan penyelamatan yang ada di rumah sakit?. Jika orang itu tertular,
apa tindakan pengamanan bisa menghentikan penularannya?. Jumlah yang
terinfeksi meningkat menjadi 50 orang dalam waktu singkat. Jika kita
menghitung semua orang terinfeksi yang masih belum ditemukan, jumlahnya
akan berlipat ganda. Apa kau akan membiarkan setiap orang terinfeksi
karena kau merasa kasihan pada mereka?".
Dokter
Kim Se Jin datang dengan membawa hasil pemeriksaan. Hasilnya negatif,
pasein Kim Chong Cha tidak terinfeksi virus. Ia meminta pada perawat
untuk membawa putra Kim Chong Cha menemui ibunya.
Dokter Se Jin membawa Myung Hyun dan Ji Won ke ruangannya sembari menunggu dokter Yoon datang. Ji Won memperhatian
hamster yang ada didalam kandang, ia bertanya apakah hamster itu
digunakan untuk penelitian. Dokter Se Jin membenarkan awalnya disisakan
untuk euthanasia, tapi hamster itu mampu bertahan dan mereka tidak tega
membunuhnya. Myung Hyun bertanya bagaimana dengan perkembangan vaksin
untuk virus baru ini. Dokter Se Jin menjawab perkembangannya selalu
gagal, tak seorang pun yang tahu berapa lama hal ini akan berlangsung.
Ji Won berkata mungkin masih ada harapan.
Dokter
Yoon Il Joong masuk dan mendengar ucapan Ji Won. Dokter Se Jin memperkenalkan Myung Hyun dan Ji Won pada dokter Yoon. Dokter Yoon lalu
bertanya apa maksud ucapan Ji Won barusan. Ji Won menjawab, tim mereka
sudah menemukan seseorang yang mungkin memiliki antibodi virus dalam tubuhnya.
Myung Hyun melihatkan foto In Chul pada 2 dokter di hadapannya, "identitasnya belum diketahui, dia muncul di 2 daerah yang terinfeksi dan selamat". Tapi kami belum memastikan apa dia pembawa antibodi. Aku mencurigai dia mungkin sumber infeksinya".
Myung
Hyun bertanya apakah mereka pernah melihat orang ini sebelumnya. Dokter
Yoon berkata ia tidak tahu pasti, dan tidak bisa mengingatnya. Dokter
Se Jin bilang ia baru pertama kali melihatnya. Myung Hyun meminta mereka
untuk segera menghubunginya jika kebetulan bertemu dengan In Chul.
Jo Win bertanya pada dokter Yoon, "Yang kuketahui, 2 tahun lalu, kau melakukan penelitian mengenai vaksin super?".
Dokter Yoon mengangguk, "kami memang meneliti suatu vaksin yang mungkin bisa digunakan untuk mengobati varian virus mematikan dari virus influenza".
Dokter Yoon mengangguk, "kami memang meneliti suatu vaksin yang mungkin bisa digunakan untuk mengobati varian virus mematikan dari virus influenza".
Myung Hyun lalu bertanya apa mungkin vaksin itu juga efektif melawan virus yang saat ini tidak bisa diobati dengan oseltamivir.
"Tentu,
seperti namanya, ini vaksin super. Kami memakai cara yang unik
menemukan antibodi pada burung dan hewan yang mampu menetralkam virus
flu burung. Kami juga berhasil mengisolasi antibodinya. Ini proyek
penelitian yang penting", jawab dokter Yoon, sambil melirik dokter Se
Jin yang tetap diam dan tidak berkomentar.
"Kalau begitu, apa penelitiannya masih berjalan?", tanya Ji Won kemudian.
Dokter
Yoon memandang dokter Se Jin dengan tatapan sinis, "tidak. Karena
beberapa alasan penelitiannya dihentikan untuk sementara waktu". Myung
Hyun merasa curiga, ia bertanya apa alasannya. Dokter Yoon berbalik
bertanya, "apa alasannya itu harus ada hubungannya dengan masalah saat
ini?
Dokter
Se Jin menyela pembicaraan, ia harus kembali ke labotarium. Myung Hyun
memberikan kode pada Ji Won untuk mengikuti dokter Se Jin. Ji Won
mengerti, dan pergi keluar ruangan. Myung Hyun memperhatikan dokter Yoon,
tampaknya ia mencurigai sesuatu. Dokter Yoon berkata tak ada lagi yang
ingin ia katakan mengenai penelitian itu, selain itu dokter Yoon merasa
dirinya tak memiliki kewajiban untuk memberitahukan hal itu pada Myung
Hyun.
Myung
Hyun kembali bertanya pada dokter Yoon, "dari yang ku dengar, 2 tahun
lalu kau menciptakan jenis virus baru dalam penelitian apa virus
mematikan saat ini ada hubungannya dengan penelitian itu?".
Dokter
Yoon tentu saja mengelak tuduhan Myung Hyun, alasan kenapa dibuat
laboratorium penelitian ini untuk menangani situasi gawat seperti ini. Selain
itu, penelitian ini beresiko. Mereka tidak punya virus, selain virus
bermutasi yang sudah ada sebelumnya, yang berasal dari manusia. Dan
sampelnya juga di simpan di tempat yang dingin dan aman.
Dokter
Yoon tertegun sejenak, ia mulai mengerti maksud pertanyaan Myung Hyun,
"Tunggu, Apa kau menduga kalau virus yang menyebar saat ini berasal dari
laboratorium penelitianku?".
Myung Hyun berbalik bertanya, "Kau sendiri yang mengatakannya. Apa mungkin hal itu terjadi?".
Dokter Yoon tak menjawab, ia hanya tertawa. Myung Hyun memperhatikannya dengan tatapan curiga.
Dikoridor
rumah sakit, Ji Won menanyakan hal yang sama pada dokter Se Jin tentang
kemungkinan penelitian virus baru dokter Yoon yang bocor. Dokter Se Jin
berkata hal itu tidak mungkin terjadi, silsilah dalam virusnya tidak
sama. Selain itu dialah orang yang menciptakan mutasi dari virus itu. Ji
Won terkejut dan tak tahu jika ada penelitian gabungan seperti itu.
Dokter Se Jin berkata itu hal yang biasa, ia bersedia memberikan
informasi tentang penelitian itu jika Ji Won membutuhkannya. Ji Won
berkata hal itu akan sangat membantu kerja timnya. Dokter Se Jin
tersenyum, ia meminta Ji Won untuk mengikutinya ke labotarium.
In
Chul masih berada di kereta api. Disampingnya berdiri seorang pemuda,
kita panggil saja dia Pemuda B. Lagi-lagi In Chul batuk, wajahnya
semakin pucat. Kereta api berhenti di stasiun tujuan. In Chul dan pemuda
B keluar dari kereta api, mereka berdua berdiri di depan toko. Pemuda B
berbicara dengan temannnya yang secara kebetulan bertemu. In Chul
kembali batuk. Pemuda B lalu mengajak temannya pergi ke rumah makan.
Sementara In Chul masih berdiri, menunggu seseorang.
Myung
Hyun hendak pergi dari rumah sakit, menunggu di depan pintu lift.
Ponselnya kembali berdering, dari nomor yang tidak dikenal. Pintu lift
terbuka, Myung Hyun menyingkir saat petugas medis keluar membawa pasien
yang terinfeksi virus, darah keluar dari kedua matanya. Salah satu
petugas medis berkata wali dari pasien tidak bisa dihubungi, "Ny. Lee
Seo In, kau bisa mendengarku?", panggil petugas medis tersebut.
Myung
Hyu masuk ke dalam lift, seketika ia terkejut, tangannya menahan pintu
lift saat mendengar nama Lee Seo In di sebut. Sontak Myung Hyun berlari
menghampiri mereka,
"Lee Seo In, Lee Seo In. Ada apa ini?. Bagaimana dia
bisa terinfeksi?". Petugas medis menjawab tidak tahu, kasusnya
dilaporkan melalui telepon emergency 911. Mereka sudah mencoba
menghubungi wali dari Seo In tapi tidak ada jawaban.
"Myung
Hyun", panggil Seo In lirih. Mata Myung Hyun berkaca-kaca, "Seo In, aku
disini. Sadarlah..sadarlah".
Petugas medis meminta Myung Hyun untuk
minggir, mereka segera membawa Seo In ke ruang perawatan. Myung Hyun
terus berteriak memanggil Seo In, ia benar-benar tampak shock dan
terpukul melihat kenyataan Seo In yang terinfeksi virus.
Tanpa
membuat waktu, Myung Hyun berlari menuruni tangga darurat menuju tempat
parkir. Dengan tangan bergetar, dan terburu-buru ia berusaha memasukkan
kunci mobil., tapi tidak berhasil.Myung Hyun berusaha menenangkan
dirinya. Setelah merasa sedikit tenang, ia berhasil menghidupkan mobil
dan mengendarainya menuju ke suatu tempat dengan kecepatan penuh.
Menyalip bis dan mobil-mobil yang menghalangi jalannya.
Sesampainya
di tempat tujuan, Myung Hyun berlari untuk bertemu dengan seorang
dokter yang telah menunggunya di depan rumah sakit. Dokter itu
memberikan satu kantung T limfosit. Dokter itu bertanya apa yang
terjadi. Myung Hyun berkata ia tidak bisa memberitahukannya sekarang,
dan akan menjelaskannya nanti. Myung Hyun segera kembali kerumah sakit
Nasan.
Myung
Hyun berlari disepanjang koridor rumah sakit Nasan, ia tak ingin
membuang waktu untuk menyelamatkan Seo In. Ia menggedor kaca ruang
perawatan, memanggil nama Seo In. Dokter Se Jin yang saat itu sedang
memeriksa Seo In terkejut, meraih pesawat telepon yang menempel di
dinding, "ada apa?", tanyanya.
Myung Hyun memperlihatkan kantung yang ia bawa, "Ini isinya T limfosit sel Seo In. Tolong suntikan padanya".
(T Limfosit : jenis sel darah putih yang berhubungan dengan sistem imun)
Dokter
Se Jin menolak, tidak ada jaminan jika itu akan efektif, sebaliknya
mungkin malah terjadi sitokin (kerusakan yang cepat dari sistem imun),
"kami tidak mau bereksperimen dengan pasien".
Myung
Hyun berkata ia adalah wali Seo In, sebagai walinya ia meminta dokter
Se Jin untuk melakukannya. Meski wali pasien menyetujui, tapi dokter Se
Jin tidak bisa melakukannya, ini masalah kode etik rumah sakit.
Myung Hyun berteriak di telepon, "Apa kau punya cara. Apa kau punya cara untuk menyelamatkan Seo In!!!".
Dokter
Se Jin terdiam, "baiklah. Berikan padaku. Aku akan melakukannya. Tapi,
seperti yang kukatakan, ini mungkin akan beresiko besar baginya', ucap
dokter Se Jin kemudian.
Myung Hyun mengangguk, tanda ia setuju atas segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Myung
Hyun melihat saat dokter Se Jin menyuntikkan T limfosit ke tubuh Seo
In. Ia berdiri gelisah, dengan wajah penuh kecemasan. Pandangannya tak
lepas memperhatikan Seo In yang terbaring lemah di atas tempat tidur.
Dokter Se Jin dan Myung Hyun kembali bicara di telepon. Myung Hyun
bertanya berapa lama lagi Seo In akan mampu bertahan. Dokter Se Jin
berkata Seo In sudah terinfeksi virus, ia tidak tahu seberapa efektifnya
suntikan barusan, bisa jadi suntikan itu tidak berpengaruh, "Kau harus
mempersiapkan dirimu".
Myung
Hyun terdiam, tubuhnya terasa lemas mendengar ucapan dokter Se Jin
barusan. Terduduk lemas, bersandar pada dinding. Myung Hyun menangis
diam, air matanya mengalir membayangkan nasib wanita yang ia cintai
berada di ambang kematian.
Sun
Dong menerima kabar dari kepolisian. Ada seseorang yang meninggal karena terifeksi virus di wilayah Daerim dong. Orang itu mempunyai teman sekamar, tapi identitasnya
tidak diketahui.
Saat
tiba di tempat kejadian, petugas polisi menunjuk wanita yang duduk
melamun. Dia adalah pacar korban yang menelepon kepolisian. Kematian
pacarnya membuatnya terpukul. Ketua tim Go meminta Sun Dong untuk
melakukan tes darah pada wanita itu, dan juga dengarkan semua apa yang
dia katakan.
Ketua
tim Go bersama petugas medis yang lain masuk ke dalam rumah memeriksa
kondisi mayat. Mayat itu ternyata adalah Hyung Shik, teman In Chul.
Kondisi mayatnya sama seperti yang lain, darah keluar dari mata dan kedua telinga.
Pacar
Hyung Shik bercerita, beberapa hari yang lalu Hyung Shik memiliki teman
sekamar. Sebelum tinggal bersama Hyung Shik, orang itu pernah di rawat
dirumah sakit. Dia dikejar-kejar oleh lintah darah dan menjual organ
tubuhnya pada rumah sakit itu. Tapi dia berhasil lolos, selama beberapa hari dia bersembunyi dari lintah darat dan tinggal disini. Pacar Hyung
Shik menebak, Hyung Shik meninggal karena orang itu.
Sun
Dong masuk ke dalam rumah memanggil ketua tim Go. Ia merasa teman
sekamar korban merupakan orang yang menyebarkan virusnya. Ketua tim Go
dan Sun Dong lalu bertanya siapa nama teman Hyung Shik.
Pacar Hyung Shik
menjawab dengan wajah takut, "Hyung Shik memanggilnya Kim In Chul. Hyung
Shik bilang dia akan memberinya pekerjaan. Mereka akan bertemu di
Stasiun Gangnam malam ini. Kami akan pergi kesana bersama", jelas pacar
Hyung Shik. Sun Dong bertanya jam berapa mereka akan bertemu. Pacar
Hyung Shik mulai menangis, "seharusnya mereka bertemu sejak sejam yang
lalu".
Ketua
tim Go bertanya, "apa kau mempunyai nomor telepon Kim In Chul". Pacar
Kim In Chul menggeleng. Sung Dong menunjukkan ponsel korban yang di sita
untuk digunakan sebagai barang bukti. Ketua tim Go
mengambil ponsel Hyung Shik, ia jua memerintahkan Sun Dong untuk
menghubungi Myung Hyun. Bilang padanya untuk segera pergi ke stasiun gangnam.
Myung Hyun berada di toilet rumah sakit Nasan saat Joo Young menghubunginya. Melaporkan berita terbaru, bahwa pada saat ini ketua tim Go dan Sun Dong berada di wilayah Daerim-dong untuk mengindetifikasi korban yang meninggal karena terinfeksi virus. Joo Young bertanya, apa pimpinan Lee tidak ingin pergi kesana. Myung Hyun terdiam, pikirannya masih terfokus pada kondisi Seo In. Ia hanya Joo Young kembali mengabarinya jika ada informasi terbaru, setelah itu ia memutus sambungan telepon.
Setelah membersihkan dirinya, Myung Hyun masuk ke ruang isolasi dengan memakai pakaian pelindung. Seo In sudah sadar, meski kondisinya masih sangat lemah, wajah nya tampak pucat, "Aku... Kenapa? Apa aku
terinfeksi?. Jangan menyembunyikan apapun dari dariku. Katakan yang sebenarnya. Apa aku akan mati?. Myung Hyun-sshi", tanya Seo In lemah.
Myung
Hyun : Pertama, kau sudah menerima suntikan sel dari sistem imunmu
sendiri. Aku tidak tahu berapa lama ini akan berlangsung. Saat ini, kami
masih belum punya vaksin ataupun cara pengobatannya. Ya... Kau mungkin
mati. Tapi... Aku akan melakukan apapun
semampuku untuk mencegahnya. Tidak peduli apapun itu, aku akan menyelamatkanmu. Aku pasti akan menyelamatmu.
Seo
In menangis, air mata yang keluar tidak berwarna bening seperti pada
umumnya. Air mata berwarna merah karena sudah bercampur dengan warna
darah. Myung Hyun menunduk, menahan air matanya yang akan keluar. Myung
Hyun mulai bertanya bagaimana Seo In bisa terinfeksi, "Selain kau,
mungkin ada orang lain juga yang terinfeksi. Mulai dari tiga hari lalu.
Kau pergi kemana dan siapa yang kau temui?. Cobalah untuk
mengingatnya".
Seo
In menjelaskan ia hanya pergi kerumah abu, mengunjungi putri mereka,
Jeon Hui. Myung Hyun terisak mendengar nama putrinya di sebut, "Lalu.
Apa kau sempat melakukan kontak dengan orang lain?". tanya Myung Hyun
kemudian.
Seo In ingat saat di mini
market ia bertemu dengan seorang pria muda yang tampak pucat dan letih.
Pria muda itu batuk di hadapannya. Myung Hyun bertanya kapan itu
terjadi. Seo In menjawab kejadian itu terjadi kemarin, setelah ia pulang
dari rumah abu.
Myung
Hyun melihatkan foto In Chul pada Seo In, "apa wajahnya seperti ini?".
Seo In tidak yakin, ia tidak bisa mengingat dengan jelas wajah pria muda
itu. Myung Hyun kembali bertanya dimana Seo In bertemu dengan pria muda
itu. "Daerim-dong. Mini market dekat rumahku", jawab Seo In. Mendengar nama Daerim-dong mengingatkan Myung Hyun pada sesuatu. Ia permisi keluar ruangan.
Sun Dong menelpon Myung Hyun, mereka merasa yakin
bahwa pria muda (In Chul) yang tertangkap di rekaman video CCTV atm
merupakan
pembawa virus. Pria muda itu sekarang berada di stasiun gangnam. Saat
ini ketua tim Go dalam perjalanan menuju kesana. Myung Hyun segera meluncur ke lokasi tujuan.
Myung Hyun menghubungi Ji Won. Memberi
perintah padanya untuk menyampaikan berita ini pada direktur Shim agar meminta bantuan petugas tambahan. Ji Won
mengerti, ia meminta Myung Hyun untuk menunggu disana hingga petugas
tambahan
datang. Setelah itu Myung Hyun kemudian menelpon Joo Young, memberi tugas untuk
memeriksa rekaman CCTV
yang ada disekitar stasiun gangnam.
Ji Won masuk ke ruangan direktur Shim. Sekretaris bilang direktur baru
saja pulang. Ia segera berlari menuju tempat parkir. Tepat saat direktur
Shim menginjak gas. Direktur Shim keluar. Ji Won berkata bahwa mereka telah
menemukan menemukan pria yang ada di atm, yang dicurigai sebagai pembawa virus. Saat ini pimpinan Lee sedang
dalam perjalanan ke stasiun Gangnam. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk
mendapatkan antibodinya. Ji Won meminta direktur Shim untuk mengirimkan petugas
tambahan.
Direktur Shim terdiam sejenak. Ia Mengambil
ponsel dan berbicara dengan
seseorang. Ia meminta petugas tambahan untuk segera pergi ke stasiun
gangnam. Menutup stasiun gangnam dan bantu pimpinan Lee. Petugas tambahan
pun
bergerak cepat sesuai dengan perintah direktur Shim menuju stasiun
gangnam.
Joo Young tampak serius memperhatikan layar monitor. Terlalu banyak monitor
CCTV dan juga terlalu banyak orang yang berlalu lalang, membuatnya sulit untuk
mengenali sosok In Chul. Ji Won bersedia membantu, ia akan memperhatikan layar
monitor di sebelah kanan.
In Chul masih menunggu kedatangan Hyung Shik di depan toko. Tanpa mengetahui
apa yang telah terjadi pada temannya itu. Dia mulai kedinginan, lalu
beranjak pergi menuju telepon umun.
Myung Hyun tiba di stasium gangnam, bertemu dengan ketua tim Go yang lebih
dulu tiba. Ketua tim merasa kesulitan menemukan pria muda yang mereka cari,
terlalu banyak orang. Ketua tim Go memberikan ponsel Hyung Shik pada Myung
Hyun, mungkin saja pria muda yang mereka cari akan menelpon.
Direktur Shim melapor pada menteri
kesehatan, Cheo Jeong Tae. Bahwa tim Lee Myung Hyun menemukan seseorang
yang dicurigai sebagai penyebar virus sekaligus pemilik antibodi yang
kini berada di stasiun gangnam. Ia telah mengirimkan petugas tambahan,
dan berencana untuk menutup stasiun gangnam sementara waktu.
Kim Do Jin,
kepala staf presiden mendapat kabar tentang rencana penutupan stasiun gangnam. Ia tidak setuju dengan hal itu. Bukan hal mudah untuk
menutup stasiun gangnam, yang merupakan stasiun teramai di Seoul. Bagaimana jika orang yang mereka maksud ternyata tidak memiliki antibodi. Bagaimana mereka akan menjelaskan hal ini pada masyarakat. Kim Do
Jin mengancam direktur Shim akan kehilangan jabatannya jika tidak
segera menarik mundur pasukan tambahan.
Lanjut ke Sinopsis The Virus Episode 2 Part 2
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)