Pages - Menu

Saturday, April 27, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 15 Part 1

Se Yoon melihat Chae Won bekerja di supermarket. Ia lalu mengikuti ke arah mana Cha Won pergi. Dari jauh ia melihat Chae Won yang bersikap ramah kepada salah satu pembeli. Tapi pembeli itu justru bersikap kasar pada Chae Won.

Manager supermarket menyusul Se Yoon. Ia bertanya apa terjadi sesuatu. Se Yoon menjawab ia melihat seseorang, menunjuk Chae Won yang bekerja di bagian seafood. Manager berkata Chae Won adalah pekerja paruh waktu yang baru mulai bekerja minggu ini. Pekerja lain terlihat menyukainya karena kepribadiannya yang baik.
"Apa anda mengenalnya?', tanya manager
"Ya, saya mengenalnya". jawab Se Yoon.

Se Yoon terus melihat Chae Won dengan tatapan sedih. Batinnya pasti bertanya-tanya, apa yang telah terjadi pada Chae Won.
Young Ja masuk ke ruang kerja Chul Goo dengan wajah berseri. Dia tidak mengomel meski melihat Chul Goo tidur pada saat jam kerja. Young Ja membangunkan Chul Goo, lalu menunjukkan beberapa lembar foto wanita cantik.
"Aku meminta pencari jodoh untuk  memasangkan dirimu dengan beberapa wanita. Mereka semua pasangan yang baik. Ibumu ini ingin membuat mereka semua menjadi menantuku".
"Kalau begitu akan kulakukan. Masing-masing tiga tahun. Aku akan menyelesaikannya dalam waktu 10 tahun", balas Chul Goo seenaknya.

Sekretaris masuk ke ruang kerja Chul Goo memberitahukan bahwa para wartawan telah tiba di ruang konferensi.
"Oh, bagus. Apa kau sudah menyiapkan semua dokumen?", tanya Chul Goo.
"Ya, Pak". jawab sekretaris.
Young Ja bertanya kenapa Chul Goo memanggil wartawan. Dengan santainya Chul Goo menjawab tujuan memanggil wartawan tak lain ingin menyumbangkan 5 milyar won kepada keluarga yang membutuhkan, sekaligus meningkatkan citra perusahaan.
"Berapa?. Bukannya 5, 50 juta, atau 500 juta, tapi 5 milyar?. Apa kau gila?",  tanya Young Ja terbata.

Chul Goo balik bertanya kenapa pelit sekali. Hanya 5 milyar bukanlah apa-apa. Perusahaan mereka harus memberikan sumbangan yang besar untuk mendapatkan publisitas secara besar-besar'an. Dan mendapatkan kecintaan yang lebih besar di kalangan masyarakat. Young Ja kembali dengan sifat asli, bicara dengan suara nyaring.
"Tapi kenapa.  Kau mencoba untuk menghancurkan perusahaan?. Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?".
"Oh, sudah waktunya", ucap Chul Goo
Chul Goo berjalan keluar, tak memperdulikan teriakan Young Ja.

Young Ja yang panik menghubungi pengacara Kim. Memberi perintah pada pengacara Kim untuk pergi segera pergi ke ruang konferensi, dan memulangkan semua wartawan yang berkumpul disana.

Chul Goo memulai pidatonya di depan para wartawan, "Selama beberapa bulan terakhir ada banyak orang  yang melalui masa-masa yang sulit. Golden Dragon Foods dalam rangka membantu orang-orang yang membutuhkan orang-orang miskin, orang yang tidak beruntung, akan menyumbangkan 5 miilyar won.

Young Ja tiba di ruang konferensi langsung berteriak, "Berhenti! Hentikan, hentikan kau tidak boleh. Telah terjadi salah komunikasi. Wawancara ini dihentikan sampai disini".
"Apa Anda akan membatalkan  seluruh sumbangannya?", tanya salah satu wartawan.
Young Ja yang tidak ingin kehilangan muak di depan wartawan, beralasan bahwa perusahaan akan tetap menyumbang. Tapi dewan direksi belum menentukan jumlah, tanggal dan lain-lain. Jika sudah saatnya, maka mereka akan segera menghubungi para wartawan lagi.

Young Ja mempersilahkan para wartawan untuk pergi, "maaf atas ketidaknyamanan ini".
"Kenapa kau mengganggu orang yang sibuk begini?. Apa kau sedang bercanda?", ucap salah satu wartawan lagi.
"Maafkan aku, kami akan menghubungi anda lain waktu", jawab Young Ja
Para wartawan pergi sambil menggerutu. Sudah sewajarnya mereka merasa kesal.

Setelah para wartawan pergi, Young Ja memarahi Chul Goo, "Apa kau gila? Atas pemikiran apa. Kau tidak bisa memberikan sumbangan seenaknya saja".
"Ibu, kau menendang Chae Won keluar  dengan tangan kosong. Kau sudah menghemat banyak uang, jadi lakukan sesuatu yang baik dengan uang itu", jawab Chul Goo santai.

Young Ja : Jadi karena aku tidak memberikan uang  untuk penyihir itu, kau bertindak seperti itu?. Jadi kau mencoba untuk menyiksa Ibumu, jadi kau bertindak seperti itu?. Ibu tau kasih sedih karena perceraianmu, tapi jangan berbuat seperti ini pada ibu. Kau tahu bagaimana ibu membesarkanmu.

Chul Goo pergi, karena tak ingin lebih lama mendengar ocehan ibunya. Meski begitu Young Ja masih saja terus mengomel sendiri, "Hanya karena seorang wanita, selama siang dan malam melakukan ini dan itu. Aigo, Aku menghadapi hidup yang penuh dengan tekanan. 

Keluarga Uhm berkumpul di kamar kakek. Mencemaskan kondisi nenek yang sedikit menurun karena memikirkan perceraian Chae Won. Nenek merasa sangat marah saat ini. Berapa kali pun ia memikirkannya, tetap saja kondisi ini sangat tidak adil bagi Chae Won. Nenek berkata perasaannya akan lebih baik jika ia bisa menarik rambut Young Ja, lalu memutarnya beberapa kali. Nenek tak bisa berdiam diri seperti ini. Ia lalu berdiri, berniat menemui Young Ja.

Kakek menahan nenek, "Semuanya sudah berakhir".
Nenek ke kakek : Tapi Chae Won kembali setelah diperlakukan tidak manusiawi. Apa kau tidak marah?.
Ki Choon mulai terpancing, seharusnya mereka melaporkan kejadian ini pada polisi, "Seperti yang dikatakan Ibu, tidak seharusnya kita hanya duduk diam dan mengalah begitu saja".

Ki Moon berkata Hyo Dong dan Chae Won ingin masalah ini berlalu, tak seharusnya kita ikut campur dan membuat masalah menjadi lebih buruk. Ki Moon lalu menyuruh Ki Choon untuk diam.
"Itu benar, sayang. Kita harus bisa memutuskan dimana kita  boleh ikut campur dan dimana tidak", ucap Kang Sook.

Do Hee menatap nenek dengan pandangan aneh. Ia ingat kejadian saat Kang Jin memeluk nenek di halaman depan.
"Kakak ipar, apa kau sakit?. Kakak ipar", sapa Kang Sook.
Do Hee terkejut, bertanya apa yang terjadi. Kang Sook berkata Do Hee terlihat aneh, "Kau bicara sedikit sekali. Air mukamu juga terlihat buruk".
Ki Moon tertawa, "Aku tahu kenapa dia seperti ini. Ini karena 150 juta, benar kan?. Setelah berpikir jernih, pasti kau sekarang menyesalinya, kan?".

Kakek berkata tak ada yang perlu di khawatirkan Do Hee, karena uang itu masih berada di rekening Ki Moon. Jadi Do Hee bisa membatalkannya jika merasa menyesal. Do Hee minta kakek untuk tidak salah paham, hal yang menganggu pikirannya bukan karena masalah uang, tapi...Do Hee menghela napas berat ketika melihat wajah nenek.
"Apa kau menarik napas karena melihatku?", tanya nenek.
"Tidak, tidak ibu", jawab Do Hee menghela napas panjang.

Hyo Dong berada di restoran bersama Choon Hee. Choon Hee membantu Hyo Dong mencampurkan nasi ke mangkuk supnya. Hyo Dong merasa tak mempunyai selera makan. Choon Hee berkata disaat-saat seperti ini Hyo Dong harus mengisi perutnya hingga kenyang. Ia tahu Hyo Dong sangat mencemaskan putrinya, tapi bercerai di masa sekarang ini bukan seperti langit yang runtuh dan tanah terbelah, "Kau harus kuat di saat seperti ini,
jadi putrimu juga bisa tetap kuat. Meskipun kau tidak terlalu berselera makan, makanlah dengan lahap".

Hyo Dong mengaku sangat beruntung karena Choon Hee berada disampingnya saat ini, "Jika kau tidak ada disini, aku akan menghadapinya 10 kali lebih berat. Choon Hee, kau terlihat lemah dari luar, tapi kau kuat di dalam".
Choon Hee tersenyum, "Aku telah melewati semuanya dalam kehidupanku".
"Semuanya?", tanya Hyo Dong.
"Aku akan menceritakannya nanti. Sekarang, kau harus banyak makan, dan menguatkan dirimu", jawab Choon Hee.

Kang Sook mengantar Bo Reum ke tempat les taekwondo. Di tengah jalan, Bo Reum menunjuk Hyo Dong dan Choon Hee yang sedang makan di restoran.
"Oh Tuhanku. Siapa yang bersamanya?. Bukankah itu pemilik cafe. Ketahuan kau sekarang!", ucap Kang Sook.
Kang Sook berjalan pelan-pelan, masuk ke restoran. Berdiri di depan Hyo Dong.
"Paman", panggil Bo Reum, membuat Hyo Dong terkejut.

Hyo Dong dan Choon Hee terlihat panik. Hyo Dong bertanya apa yang dilakukan Kang Sook disini. Kang Sook menjawab, ia sedang dalam perjalanan mengantarkan Bo Reum ke tempat latihan taekwondo, "Aku penasaran dengan pasangan serasi yang kulihat. Ternyata itu kau dan nyonya pemilik cafe. Kalian berdua makan bersama  dan bahkan saling menyuapi makanan. Kalian terlihat serasi bersama-sama. Jika Ibu mertua melihat ini...".

Choon Hee bertambah panik begitu mendengar kata ibu mertua keluar dari mulut Kang Sook. Ia mengajak Kang Sook untuk bicara di tempat yang lebih tenang. Kang Sook bilang restoran ini juga tenang. Choon Hee merayu Kang Sook untuk bersedia bicara dirumahnya sebagai sesama wanita. Kang Sook menolak karena ingin mengantar Bo Reum latihan taekwondo.

Hyo Dong menawarkan diri untuk mengantarkan Bo Reum. Bahkan bersedia membayar iuran latihan taekwondo Bo Reum. Jika sudah begini, tidak ada alasan lagi bagi Kang Sook untuk menolak ajakan Choon Hee.

Choon Hee membawa Kang Sook ke dalam kamarnya, "Aku akan membawakan kopi. Silahkan tunggu disini".
Mata Kang Sook memperhatikan sekeliling ruangan, ia lalu membuka lemari pakaian Choon Hee. "Kenapa dia memiliki begitu banyak pakaian?".
Kang Sook mengambil salah satu dress berwarna merah, menempelkan dress itu ke badannya.

Choon Hee datang membawa kopi, terkejut melihat Kang Sook yang membongkar lemari pakaian tanpa seijinya. 
"Aku sedang melihat-lihat pakaianmu. Kau tidak marah, kan?", ucap Kang Sook. 
"Tentu saja tidak. Silahkan diminum kopinya", jawab Choon Hee
Kang Sook terlihat sangat menyukai dress merah, "gaun ini benar-benar cantik. Ini cocok dengan gayaku?".
"Apa kau menyukainya?. Kalau begitu, silahkan ambil", ucap Choon Hee. 

Kang Soo pura-pura menolak. Ia hanya bilang gaun itu cantik, tidak bermaksud untuk memintanya. Choon Hee bilang ia punya banyak gaun yang serupa. 
"Baiklah jika kau memaksa", ucap Kang Sook kemudian. 
Kang Sook melihat kalung yang dipakai Choon Hee, lalu melirik dress yang ia pegang.
Choon Hee cepat tanggap, dan langsung melepas kalung yang ia pakai, "Kalung ini akan sangat cantik dengan gaun itu".
Kang Sook kembali menolak, "Ah... Tak perlu kalungnya. Jangan melakukan ini. Aku merasa keberatan". 

Choon Hee memasangkan kalung ke leher Kang Sook, "Seperti ini. Omo, cantiknya".
Kang Sook tersenyum, "terima kasih, Onnie. Aku harus berhubungan baik denganmu". 
Choon Hee setuju, mulai sekarang mereka akan memulai untuk berhubungan baik. Choon Hee lalu menyinggung soal nenek. Kang Sook meminta Choon Hee untuk tidak khawatir, karena dirinya bukan orang yang tidak berperasaan seperti itu. Mereka tertawa bersama.

Do Hee duduk lemas di kursi, seperti orang sakit. Ki Moon merasa bingung dengan sikap istrinya. Ia bertanya dibagian mana Do Hee merasakan sakit, jadi ia bisa memberikannya obat. Dengan wajah lemas Do Hee berkata ini bukan sesuatu yang bisa disembuhkan dengan obat. Ki Moon bertanya ada masalah apa sebenarnya. Do Hee berkata telinga raja seperti telinga keledai berulang-ulang, membuat Ki Moon semakin tak mengerti. 

Kang Sook pulang dengan hati riang, memakai baju dan kalung pemberian Choon Hee. Do Hee bertanya dari mana saja adik iparnya ini. Kang Sook menjawab ia pergi mengantarkan Bo Reum latihan taekwondo.
Do Hee memperhatikan penampilan Kang Sook, "Bukanya kau pergi ke departement store. Penampilanmu terlihat berbeda dengan saat kau pergi tadi?". 
Kang Sook berkata dress yang sekarang ia pakai merupakan hadiah dari seseorang.
Usai mengucapkannya, ia berlenggak lenggok masuk ke kamar.

Kang Sook berputar-putar di depan Ki Choon. Ki Choon memuji penampilan Kang Sook, bertanya apa Kang Sook pergi ke department store dan membeli baju ini. Kang Sook menjawab dari mana ia mempunyai uang untuk membeli pakaian. Ki Moon lalu bertanya dari mana Kang Sook mendapatkan baju itu. 

Kang Sook berkata hal itu tidaklah penting untuk mereka bahas. Ia yakin dalam waktu dekat Hyo Dong akan menolak warisan. Sampai kompetisi dimulai, sebaiknya mereka bersungguh-sungguh untuk menjaga kesehatan. Perang akan segera di mulai.

Joo Ri masuk keruang kerja Se Yoon. Tapi ia harus kecewa karena melihat Se Yoon tak berada di ruangannya, "Apa dia sudah pulang?. 
Joo Ri mengambil ponselnya, menghubungi Se Yoon.

Se Yoon memarkirkan mobilnya di depan pintu masuk karyawan supermarket. Jelas sekali, ia sedang menunggu seseorang. Ponsel Se Yoon berdering, dari Joo Ri. Joo Ri mengajak Se Yoon untuk makan malam. Se Yoon berkata ia harus mengurus sesuatu. Joo Ri kembali bertanya, apa itu berhubungan dengan masalah kantor. Se Yoon menjawab ini adalah masalah pribadi. Se Yoon mengakhiri pembicaraan begitu melihat sosok Chae Won keluar dari pintu karyawan. 

Chae Won jalan menuju terminal bis. Se Yoon mengikuti dari belakang menggunakan mobil. Chae Won duduk menunggu bis datang, sesekali ia meniup tangannya yang mulai terasa dingin. Pandangan Se Yoon tak lepas memperhatikan Chae Won. Beberapa menit kemudian bis yang ditunggu Chae Won datang. Chae Won segera naik ke bis. Se Yoon kembali menjalankan mobilnya, mengukuti bis. 

Mobil Se Yoon berjalan sejajar dengan bis yang membawa Chae Won. Se Yoon tetap kosentrasi menyetir, sambil sesekali menoleh melihat Chae Won. Chae Won yang tengah melamun sama sekali tak menyadari kehadiran Se Yoo. 

Chae Won turun di perhentian bis berikutnya. Se Yoon ikut keluar dari mobil. Chae Won terkejut saat melihat Hyo Dong menunggu kedatangannya sejak tadi. Se Yoo berdiri dibalik tembok.

Hyo Dong : Tuan putriku kau sudah bekerja keras hari ini. 
Chae Won : Cuaca sedang dingin, kenapa ayah keluar lagi. Aku bisa pulang ke rumah sendiri. Ayah lelah setelah bekerja seharian.
Hyo Dong : Datang menjemput putriku setiap malam, adalah kehormatan bagi ayah, jadi jangan coba mencegahku. Bahkan jika aku merasa aku akan pingsan karena kelelahan. Kelelahanku akan menghilang saat aku melihat wajahmu. Saat aku melihat putriku, bateraiku akan terisi ulang. 

"Kalau begitu, isi ulang!", ucap Chae Won menempelkan dahinya ke dahi Hyo Dong. 
Hyo Dong dan Chae Won tertawa bersama.
Se Yoon ikut tersenyum melihat kedekatan mereka.

Hyo Dong melepas syal yang melilit di lehernya, "Cuaca sedang dingin, kenapa kau tidak berpakaian yang lebih hangat?", ucap Hyo Dong sembari melilitkan syal ke leher Chae Won.
"Aku baik-baik saja", ucap Chae Won. 
"Ayo kita pulang", ajak Hyo Dong. 
Hyo Dong dan Chae Won berboncengan menggunakan sepeda menuju rumah.
Se Yoon ikut senang melihat senyum ceria di wajah Chae Won. 

Hyo Dong dan Choon Hee tiba di rumah saat Do Hee dan Kang Sook tengah menyiapkan makanan. Kang Sook dan Choon Hee tersenyum penuh arti. Chae Won bertanya bagaimana dengan keadaan nenek. Do Hee bilang nenek hanya tidur seharian, sama sekali tidak menyentuh makanan, "kau masuklah dan bujuk nenek untuk makan malam".

Chae Won masuk ke kamar nenek. Nenek yang semula tidur langsung bangun begitu melihat wajah Chae Won, "Cucuku. Kau pasti merasa lelah karena bekerja paruh waktu?". Chae Won menggeleng, "aku baik-baik saja nenek. Jadi jangan mengkhawatirkanku".
Nenek meminta kakek untuk menjual sebagian tanah, dan membukakan toko untuk Chae Won, "Bagaimana seorang Kakek bisa begitu tidak berperasaan". 
"Jika kau tidak tahu apa-apa, duduklah saja dan diamlah", jawab kakek. 
Nenek : Tidak tahu apa?. Bagaimana kau bisa menemui  ibunya Chae Won saat kau di akhirat nanti?
Kakek menoleh, melihat nenek.
"Kau pikir aku akan takut jika kau menatapku?", ucap nenek lagi. 
Chae Won meminta nenek untuk berhenti.

Kakek bertanya pada Chae Won, "Apa kau benar-benar tidak punya niat untuk belajar bagaimana menjalankan pabrik?". 
Chae Won : Usaha keluarga seharusnya diwariskan  kepada salah satu Paman atau Bibi. Aku baik-baik saja kakek. 
Nenek : Mereka semua sudah mengorbankan kehidupan mereka. Bagaimana bisa Chae Won berkata dia akan menjalankan pabriknya?. Jadi juallah sebagian kecil tanah itu dan..

Kakek berdiri, berjalan keluar dari kamar karena tak ingin mendengarkan ocehan nenek. 
"Kemana kau akan pergi di tengah-tengah pembicaraan. Selesaikan pembicaraan kita
sebelum kau pergi", panggil nenek
Do Hee masuk ke kamar nenek, " Ibu. Makanlah". 

Nenek masih kesal dan terus berteriak pada kakek, "Pria tua tidak berperasaan itu. Jika seseorang berbicara padamu, berpura-puralah kau mendengarkan. Bukannya jadi keras kepala begitu". 
Chae Won berkata ia baik-baik saja, "Jadi kumohon jangan bertengkar dengan Kakek".
Nenek : Apa kau pikir tanah itu semua milikmu?. Jika aku mengajukan cerai, setengahnya akan menjadi milikku. 

Do Hee terkejut mendengar kata perceraian keluar dari mulut nenek, "Oh ya Tuhan. Apa Ibu akan bercerai dengan Ayah Mertua?". 
Nenek : Aku bisa gila menghadapi sifat keras kepalanya seumur hidupku. Kudengar memutuskan pertunangan dan bercerai sedang tren. Tidak ada alasan kenapa aku tidak bisa melakukannya.
Chae Won : Kumohon hentikanlah, Nenek.
Nenek akhirnya menurut, memeluk Chae Won.
Do Hee semakin shock, berkata dalam hati, "Playboy itu pasti sudah mengatakan pada Ibu
untuk bercerai. Bagaimana bisa aku menyingkirkan playboy tua itu?".

Ki Ok memainkan piano dengan nada mars pernikahan. Kang Jin bertanya kenapa Ki Ok memainkan nada itu. Ki Ok menjawab ia akan bermain piano pada pernikahan adik kelasnya besok. Karena dirumah tidak ada piano, maka ia berlatih sebentar sebelum pulang. 
"Seharusnya kau yang menikah, dan bukannya kau yang bermain piano di pernikahan adik kelasmu. Kau pasti kesal". ucap Kang Jin. 

Ki Ok berkata ia hanya perlu menutup mata dan menderita setahun ini, karena ia yakin tahun depan akan segera menikah. Kang Jin penasaran, dari mana datangnya keyakinan Ki Ok bahwa dia akan menikah tahun depan. 
"Kau tidak perlu tahu", jawab Ki Ok tersenyum
"Rasanya senang mendengarkanmu bermain piano. Silahkan teruskan", kata Kang Jin. 

Nada-nada mars pernikahan kembali mengalun merdu. Kang Jin terlena hingga terlelap tidur. Ki Ok berkhayal saat ia menikah dan memakai baju pengantin yang indah. Dengan ditemani kakek yang menuntunnya berjalan diatas red carpet. Dihadapannya ada seorang pria yang berdiri menunggu di depan altar. Wajahnya tertutupi asap di sekelilingnya. Ki Ok berjalan pelan dengan senyum bahagia. 

Kang Jin juga memimpikan hal yang sama. Ia bermimpi sedang menunggu calon pengantin wanita yang sedang berjalan menuju altar. Wajah pengantin wanita tak terlihat jelas, karena terhalang asap disekitarnya. Kang Jin tersenyum bahagia melihat cincin pernikahan yang telah ia siapkan. 

Kang Jin berjalan maju menyambut pengantin wanita. Perlahan-lahan asap menghilang, kini tampak jelas pengantin wanita yang ada dihadapannya. Tak lain dan tak bukan adalah Ki Ok.  Kedua calon pengantin ini sama-sama terkejut melihat pasangannya. (hahahaha)

Ki Ok tersadar dari lamunannya. Memainkan piano dengan nada acak untuk mengusir khayalannya yang buruk. Nada sumbang dari piano itu membangunkan Kang Jin. Kang Jin menghela napas lega, bersyukur bahwa itu hanyalah mimpi di siang bolong.

Keduanya bertukar pandang dengan wajah terkejut.
Kang Jin berkata dalam hati, "Bahkan jika kau putus asa. Bagaimana bisa aku bersama dia?. Ini tidak boleh".
Ki Ok berguman dalam hati, "Apa aku sudah gila?. Aku harus melakukan pemeriksaan kejiwaan  di rumah sakit besok". 

Ki Ok turun dari panggung. "kau mau kemana, bukankah kau ingin latihan?', tanya Kang Jin. 
" Aku sudah berlatih sedikit. Kalau begitu sampai jumpa", jawab Ki Ok kikuk.
Kang Jin terpaku, berdiam di tempatnya. Masih tidak percaya akan mimpinya barusan. 

Sol Joo menyambut kepulangan Se Yoon. Sol Joo mengira Se Yoon akan pulang terlambat. Joo Ri keluar dari dapur begitu mendengar suara Se Yoon, "aku disini sunbae".
" Kenapa kau kemari?", tanya Se Yoon.
Sol Joo menjelaskan hari ini ia memasak kepiting dan teringat pada Joo Ri, karena itu ia memanggil Joo Ri untuk makan malam bersama.
"Tadi aku merasa sedih, tapi ibu menelponku dan membuat perasaaanku lebih baik", tambah Joo Ri.

Sol Joo lalu menyuruh Se Yoon untuk segera ganti baju. Dan menyusul mereka di meja makan. Se Yoon mengikuti perkataan Sol Joo. Dari wajahnya, jelas terlihat ia merasa keberatan dengan kehadiran Joo Ri di rumahnya.
"Kurasa sunbae marah ibu", kata Joo Ri.
"Kenapa dia harus marah?. Kita hanya makan bersama-sama", jawab Sol Joo menenangkan.
Dari perkatannya, jelas sekali kalau Sol Joo ini memihak pada Joo Ri.

Meski tahu Se Yoon marah, tapi Joo Ri tetap menyusul Se Yoon ke kamar. Wajah Se Yoon terlihat kesal saat melihat Joo Ri masuk ke kamarnya.
"Apa kau marah karena aku datang tanpa seijinmu?", tanya Joo Ri.
Se Yoon : Aku tidak marah tapi pikiranku dengan kusut. Aku tulus ketika kukatakan bahwa aku akan mempertimbangkan untuk berkencan denganmu. Meski kepalaku mengatakan begitu. Hatiku belum bisa menerimanya.

Joo Ri terkejut dengan pengakuan jujur Se Yoon. Se Yoon masih berusaha untuk menata hatinya, kedatangan Joo Ri dirumahnya membuat perasaannya menjadi tidak nyaman, "Kita belum menegaskan hubungan kita, tapi menemui keluargaku, aku merasa aneh".
Joo Ri bilang ibu Se Yoon yang mengundangnya kemari.

Se Yoon bilang ia telah memberitahu ibunya untuk tidak terburu-buru. Tapi sepertinya ibunya tak bisa menahan diri, karena berpikir bahwa ia perlu seseorang yang baru untuk bisa melupakan Eun Seol. Karena itu Se Yoon minta pada Joo Ri untuk tidak terlalu berharap, jika tidak maka Joo Ri-lah orang yang akan terluka.

Joo Ri merasa yakin bahwa ia tidak akan terluka. Ia mengerti perkataan Se Yoon dan berjanji tidak akan berkunjung kerumah Se Yoon tanpa izin darinya. Tapi Joo Ri minta Se Yoon berjanji satu hal padanya. 3 tahun menunggu Se Yoon membuat ia merasa lelah. Joo Ri tidak ingin membuang energinya lagi. Ia berharap agar Se Yoon bisa segera berpikir dan memantapkan hati. Se Yoon menggangguk, menyetujui perkataan Joo Ri.

Chul Goo bernyanyi di karaoke dengan di temani 3 wanita bar. Menyanyikan lagu cinta pertama yang mengingatkannya pada Chae Won. Chul Goo tak ingin bernyanyi lagi, ia mengajak 3 teman wanitanya untuk minum saja. Wanita berbaju merah mengira Chul Goo baru saja ditolak, ia merasa penasaran wanita macam apa yang menolak pria tampan seperti Chul Goo.

Chul Goo menjawab dia adalah wanita bodoh yang paling bodoh, "dia tidak tahu betapa aku mencintai dan merindukannya. Dia orang bodoh. Bodoh".
Ponsel Chul Goo berbunyi dari Young Ja. Young Ja bertanya dimana Chul Goo saat ini. Chul Goo menjawab ia sedang minum-minum dan merasa sangat senang.
"Apa yang kau lakukan. Apa kau sedang ingin membuat ibu gila. Jangan rusak livermu dengan alkohol. Pulanglah", kata Young Ja.

Young Ja mengingatkan bahwa mereka punya janji penting besok. Chul Goo bertanya janji penting apa. Dengan wajah bahagia Young Ja menjawab mak comblang mengatur pertemuan Chul Goo dengan salah satu dari gadis yang fotonya ia tunjukkan tadi siang. Gadis itu berasal dari keluarga politisi. Dan pastinya Young Ja merasa perjodohan ini akan menguntungkan bagi perusahaannya. Gadis itu juga cantik, tinggi dan pintar. Wajahnya mirip dengan artis yang pernah terlibat skandal dengan Chul Goo sebelumnya.

Chul Goo hanya diam mendengar ocehan ibunya. Menutup telepon tanpa ekspresi. 3 teman wanita Chul Goo masih menempel di sekelilingnya. Alis Chul Goo terangkat, terlintas dalam benaknya untuk mengerjai Young Ja.

Bibi membukan pintu untuk Chul Goo. Young Ja menyambut gembira kedatangannya. Senyum Young Ja menghilang saat Chul Goo pulang dalam keadaan mabuk plus membawa 3 wanita bar.
"Siapa mereka?", tanya Young Ja.
"Mereka adalah calon menantumu, ibu. Hei nona-nona, perhatian. Berikan salam pada calon ibu mertuamu", kata Chul Goo.
"Halo, senang bertemu denganmu", sapa 3 wanita serempak.

Young Ja menggeleng, dengan wajah shock "Oh tidak...Apa yang sedang kalian lakukan?. Siapa kalian?".
Chul Goo menjawab ke-3 wanita ini bekerja di bar. Mereka juga cantik, langsing, ramah dan baik hati. Chul Goo minta Young Ja untuk memilih salah satu dari mereka. Wanita mana yang paling ibunya sukai, maka ia akan segera menikahinya besok.

3 wanita bar berteriak kegirangan. Young Ja pusing, "DIAM", teriaknya sekuat tenaga, membuat 3 wanita bar terkejut.
"Ibu, bagaimana bisa kau mempelakukan tamu seperti itu", ucap Chul Goo membuat Young Ja semakin kesal.
Young Ja : Chul Goo. Apa yang kau lakukan?. Haruskah kau memperlakukan ibumu seperti ini.
Chul Goo : Ibu terlihat sibuk akhir-akhir ini untuk menemukan menantu yang baru. Jadi, untuk membantumu. Aku sudah menemukannya sendiri dan membawakan para calon ini kepadamu. Pilihlah pengantin pilihanmu. Aku memintamu, Ibu.

Young Ja bertanya apa Chul Goo sudah gila. Chul Goo berkata dalam kondisi seperti ini, jika ia tidak gila bagaimana ia bisa bertahan hidup. Young Ja menyuruh Chul Goo untuk memulangkan 3 wanita yang dibawa Chul Goo, baru mereka akan membicarakan hal ini secara tenang.
"Tolong jangan pikirkan kami. Ibu, silahkan masuk ke kamarmu dan tidurlah. Kami akan pergi setelah kami minum satu kali lagi dengan Oppa", ucap salah satu dari mereka.

Young Ja memukuli 3 wanita baru dengan bantal sofa, "Kau bilang apa?. Kau pikir ini tempat macam apa?. Cepat keluar dari sini. Berani-beraninya kau datang kesini. Keluar".
3 wanita bar tetap tak mau pergi, salah satu dari mereka bahkan bertanya kenapa Young Ja bersikap kasar seperti ini

Pertanyaan itu semakin membuat Young Ja naik pitam. Young Ja terus memukuli 3 wanita itu dengan bantal. Ia mengancam akan memanggil polisi jika mereka tak juga pergi dari rumahnya. Chul Goo duduk tenang mendengar keributan dirumahnya. 3 wanita itu melawan, dan mendorong Young Ja.

Joo Ri pulang, dengan wajah bingung ia bertanya apa yang terjadi. Bukanya menjawab, Young Ja malah menangis,, "Ah...Kakakmu sedang dalam pikiran tidak waras untuk menikah lagi. Dia sedang memikirkan cara untuk menyiksaku. Dia mencoba untuk menghisap darahku sampai habis".
"Siapa wanita-wanita itu", tanya Joo Ri.

Young Ja tak menjawab, suara tangisnya semakin nyaring, "Orang bilang jika kau tidak beruntung dengan suamimu, maka kau juga tidak beruntung dengan anak-anakmu. Aku ingin mengikuti Ayahmu. Putraku memperlakukanku seperti ini. Kenapa aku harus hidup...?".
Chul Goo sama sekali tak terpengaruh dengan perkataan ibunya. Karena ia tahu, Young Ja selalu mengatakan hal yang sama jika merasa terpojok.

Joo Ri ke Chul Goo : Kau tidak ingin mengusir wanita-wanita itu segera?.
Chul Goo menyuruh 3 wanita bar untuk pergi. 3 wanita itu menurut, "Telpon kami, Oppa. Telpon kami, ya".
Young Ja kembali melempari 3 wanita itu dengan bantal. Joo Ri menahan ibunya. 

Chul Goo tetap cuek, sama sekali tidak merasa bersalah.
Joo Ri : Tidakkah kau terlalu kasar?. Kau tidak merasa menyesal pada Ibu?
Chul Goo : Kau diamlah jika tidak tahu apa-apa.
Joo Ri : Apa maksudmu aku tidak tahu?. Jika kau bercerai, seharusnya kau bercerai baik-baik. Sikap macam apa ini?
Chul Goo : Karena ibu aku mengalami perceraian palsu

Young Ja kembali berteriak, "Benar, jika sesuatu berjalan dengan baik, itu semua karenamu. Tapi jika tidak berjalan dengan baik, maka itu semua salahku. Jika kau merasa dirugikan,
maka laporkan aku ke Polisi. Katakan pada mereka untuk menangkapku".
Chul Goo pergi ke kamar, merasa muak dengan sikap ibunya yang tak pernah merasa bersalah.

Joo Ri kemudian bertanya pada Young Ja apa maksud dari perceraian palsu yang dikatakan kakaknya barusan. Young Ja tidak mau mengatakan penyebab dari perceraian Chae Won dan Chul Goo. Ia hanya bilang pikiran Chul Goo saat ini sedang tidak waras karena otaknya rusak.

Chul Goo masuk kamar, melepas jas dengan amarah, "Aku benar-benar akan menjadi gila". Lalu melihat sekeliling kamarnya yang terasa kosong dan sepi,

Hari sudah larut malam. Tapi Chae Won belum juga tidur. Ia masih terlihat sibuk membuat beberapa surat lamaran.

Hal yang sama juga terjadi pada Se Yoon. Tapi bedanya Se Yoon tidak sibuk membuat surat lamaran. Pikirinnya melayang saat ia melihat Chae Won diperlakukan kasar oleh salah satu pembeli di supemarket. Terbayang wajah lelah Chae Won saat di bis. Dan senyum bahagia Chae Won saat bersama Hyo Dong.

Se Yoon tersenyum. Jelas sekali dia merasa bahagia karena masih bisa melihat Chae Won. Usai memikirkan Chae Won, Se Yoon mematikan lampu beranjak tidur. 


Lanjut Ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 15 Part 2

13 comments:

  1. Akhirya sinopsisnya keluar juga, semakin menarik ceritanya ditunggu part 2nya...semangat!!!

    ReplyDelete
  2. Mengambil keuntungan dari sesuatu yg membuat seseorang lainnya ketakutan itu sungguh TERLALU,... Aza2 fighting mba nuri yati..

    ReplyDelete
  3. terima kasih mbak sinopsisnya...ditunggu kelanjutannya

    ReplyDelete
  4. akhirnyyya setelah menunggu lama akhirnya muncul juga, ditunggu sinopsis bagian 2 nya ya!! jangan kelamaan hehehehe

    ReplyDelete
  5. Kak Nuri, sinopsis yang direcap masih bnyak yg ngantri untuk dibuat, smoga tetap smangat!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, iya Pin, biz nya aq maruk ngerecap 3 drama sekaligus, jadinya keteteran dech....
      Bagi para reader mohon sabar ya, semua pasti di lanjut, tapi perlahan....dan terima kasih telah menjadi pengunjung blog ini....

      Delete
    2. iya mba ku akan menanti... hehehehe... suka liat ekspresinya se yoon so cute....

      semangat ya mba buat sinopsnya sampai akhir #50episode.. jaga kesehatan ya mba.. ku mampir diblog mba pertama x disinops ahyi ini en gk bisa lepas dari blog ini tiap jam cek sinops apa yg tayang hari ini virus,IoM atau ahyi # malah jd curhat

      Delete
  6. Aq jg selalu menanti dgn setia iom n ahyi yg d tulis mba nuri.. Ohya, iom dvd nya udh ada d lapak, aq udh beli dvdnya tp ttp aja suka baca sinop yg d tulis mba nuri, heheheheh..

    ReplyDelete
  7. Makasih untuk semua dukungannya....fighting....

    ReplyDelete
  8. thx mbak nuri..ditunggu bagian 2nya..

    ReplyDelete
  9. thx mbk nuri sinopsisnya, semangatt!!

    ReplyDelete
  10. bener2 yah si young ja itu ga punya perasaan.. manfaatin anak cuma buat kepentingan bisnis. Ratu TEGA sejagadddd!!!

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)