Cha Don menahan bahu Kwang Soo, "Kau tertangkap basah. Kau pembunuhnya". Kwang Soo melayangkan pukulan, Cha Don menghindar. Cha Don maju melayangkan pukulan, Kwang Soo menahan tubuh Cha Don lalu mendorongnya ke tumpukan sampah.
Dari arah belakang, Kwang Soo memukul kepala Cha Don dengan tongkat besi. Mereka kini berhadapan, saling menyerang mengeluarkan bela diri masing-masing. Kwang Soo terjatuh dari atas, menggantung di udara. Cha Don memegang kepalanya yang pusing, "Ah, kepalaku. Kau memukul bagian belakang kepalaku, kau curang. Ah! Darah. Sialan! Aku tidak akan pernah memaafkanmu!. Berani sekali kau memukul kepala jaksa terkemuka Korea!".
Cha Don mengulurkan tangan membuka topeng Kwang Soo, "Ah, tampaknya kau biasa saja. Tunggu sebentar, apa kita pernah bertemu?".
"tolong", ucap Kwang Soo menahan beban tubuhnya.
Cha Don tak segera menolong, "Jika ingin bantuanku, maka jawab pertanyaanku. Kau pembunuhnya, kan?".
Satu pegangan Kwang Soo terlepas, "Tolong selamatkan aku!".
"Jawab pertanyaanku. Jika kau tidak menjawab pertanyaanku, aku tidak mau menyelamatkanmu. Siapa yang kau bunuh dan kenapa?", tanya Cha Don lagi.
Kwang Soo tak kuat lagi menahan pegangannya, genggamannya terlepas. Dengan cepat Cha Don menangkap tangan Kwang Soo, menarik tubuhnya ke atas dengan susah payah. Mereka berdua berbaring di lantai sebentar, kelelahan sembari mengatur napas. Keduanya berdiri, Kwang Soo dengan cepat menendang (maaf) alat vital Cha Don.
Satu tendangan cukup membuat Cha Don kembali terbaring di lantai, mengaduh kesakitan. Kwang Soo mengambil batu bata, ingin memukul kepala Cha Don. Terdengar suara sirine mobil polisi. Kwang Soo menjatuhkan batu bata, pergi meninggalkan Cha Don yang masih meringis kesakitan.
Beralih ke acara pengalangan dana Chungrok Literary Society ke Jeong. Hae Ryong bicara pada Hwang Jung Shik. Saat Se Kwang datang, maka itu pertanda kasus yang menyangkut dirinya akan diakhiri. Jung Shik merasa ragu Se Kwang akan berlutut di depan Hae Ryong. Hae Ryong berkata dengan yakin, Se Kwang akan melakukan hal itu, karena dia tidak mempunyai pilihan lain jika tetap ingin menjadi jaksa. Jika tidak maka Hae Ryong akan mengirimnya ke negara lain. Dan membuatnya memutari negara itu seperti sales.
Dalam perjalanan menuju acara Chungrok Literary Society Se Kwang bicara pada Jaksa Kwon bahwa ia memiliki saksi baru untuk melawan Hae Ryong. Jaksa Kwon bertanya siapa orangnya. Se Kwang menjawab dia adalah Lee Kwang Soo, dan akan segera menemuinya secara diam-diam. Jaksa Kwon tak menyangka, Lee Kwang Soo yang merupakan kaki tangan Hae Ryong berbalik mengkhianati Hae Ryong.
Detektif Park yang memasang penyadap di mobil Se Kwang mendengarkan percakapan mereka. Melaporkan apa yang ia dengar kepada Jaksa Jo Sang Deuk.
Jaksa Kwon menerima panggilan telepon dari pihak Hae Ryong, meminta Se Kwang untuk pergi ke kamar 1505 sendirian, menemui Hae Ryong. Jaksa Kwon berpesan pada Se Kwang untuk bersikap biasa dan tidak menunjukkan apapun di hadapan Hae Ryong. Se Kwang mengerti, ia meminta Jaksa Kwon untuk pergi ke Ballroom duluan.
Se Kwang menekan bel pintu kamar 1505. Pintu terbuka, ia terkejut melihat Bi Ryung berada di hadapannya. Bi Ryung bicara dengan wajah dingin, "Silakan masuk Jaksa Ji Se Gwang". Terdengar suara Hae Ryong dari dalam yang menyuruh Se Kwang untuk masuk. Bi Ryung menyingkir memberi jalan.
Se Kwang tak tahu maksud Hae Ryong mengundangnya kemari, ia mengaku memiliki ambisi yang besar. Hae Ryong berkata pria tanpa ambisi tak akan berguna. Se Kwang kembali bicara, jika ia menghentikan penyelidikan kasus Hae Ryong dan berlutut di hadapan Hae Ryong, apa bisa dirinya menjadi orang hebat.
Hae Ryong tak menyangka, Se Kwang bisa semudah ini menyerah. Ia lalu bertanya, "Apa kau bisa menyerahkan seluruh hidupmu untukku?. Jika aku bilang kau harus mati, dan kau pura-pura mati, itu tidak cukup. Kau harus mati. Apa kau mampu melakukannya?".
Se Kwang menjawab ia bisa melakukannya. Karena baginya kehormatan lebih penting di bandingkan dengan hidupnya sendiri.
Hae Ryong tertawa, "Kau tahu berapa banyak orang yang bilang padaku kalau mereka siap mati demi aku?. Aku tidak mempercayai orang seperti itu. Kehormatan, betapa agungnya kata itu".
Hae Ryong tertawa, "Kau tahu berapa banyak orang yang bilang padaku kalau mereka siap mati demi aku?. Aku tidak mempercayai orang seperti itu. Kehormatan, betapa agungnya kata itu".
Se Kwang menundukkan kepala, memberi hormat.
Hae Ryong menatap Se Kwang tajam, "Kau, adalah keluargaku mulai saat ini. Berdirilah. Ada banyak orang yang ingin kuperkenalkan padamu.
Hae Ryong dengan wajah sumringah memperkenalkan Se Kwang pada tamu-tamu penting di acara Chungrok Literary Society.
"Apa kau kenal Presiden Bok Hwa Sool?", tanya Hae Ryong.
Se Kwang : ya,
Ny. Bok : Bukankah kalian berdua saling bertengkar satu sama lain di pengadilan?".
Hae Ryong : kemarin kami adalah musuh tapi hari ini kami bersekutu. Sampaikan juga salamku atas namanya pada Pria Jingogae.
Ny. Bok : tentu saja sekarang dia adalah salah satu dari kita.
Jaksa Kwon, Kwon Hyuk dan wartawan Go memperhatikan mereka. Jaksa Kwon bisa melihat Hae Ryong yang sangat menyukai Se Kwang. Wartawan Go setuju, bahkan hae Ryong memperkenalkannya pada tokoh penting di kalangan politisi maupun keuangan.
"Ayah, lihat di sana", ucap Kwon Hyuk saat melihat Hwang Jung Shik datang menghampiri Hae Ryong.
Hwang Jung Shik berbisik pada Hae Ryong. Setelah mendengar kabar dari Jung Shik, Hae Ryong permisi keluar.
Jaksa Kwon berkata pertunjukan yang sebenarnya baru dimulai. Kwon Hyuk bertanya pada ayahnya, apa mungkin Hae Ryong akan benar-benar mencurigai Lee Kwang Soo.
"Tunggu saja dan lihat bagaimana cara Ji Se Gwang bekerja. Ini kesempatan emas bagimu untuk belajar dari pengalaman., ucap Jaksa Kwon menjawab pertanyaan putranya.
"Ah, ngomong-ngomong, aku melihat Eun Bi Ryeong di sebelah sana. Apa kau tahu?", kata wartawan Go kemudian.
Dari jauh Bi Ryung melihat Kwang Soo berjalan menuju meja buffet. Bu Ryung tersenyum sinis. Ia mengira Se Kwang akan menyapanya. Kenyataannya justru Bi Ryung yang merasa kecewa saat Se Kwang terus berjalan tanpa memperdulikannya.
Bi Ryung mendekati Se Kwang di meja buffet, memanggil namanya. Tanpa memalingkan wajah Se Kwang meminta Bi Ryung bertingkah seolah mereka tidak saling mengenal.
Bi Ryung : Sikapmu sungguh dingin, setidaknya kau bisa menghormati cinta kita dulu
Se Kwang : aku tidak pernah mencintaimu, tidak sekalipun. Meskipun dengan tingkat pendidikanmu yang rendah, kuharap kau lebih pintar sedikit. Bukankah seharusnya kau menyadarinya mulai sekarang?
Bi Ryung : Kenapa menurutmu aku harus kembali?. Aku akan membalas dendam padamu
Se Kwang berkata dengan ekspresi dingin, "Lakukan saja jika kau bisa. Meskipun, tidak semua orang mampu membalas dendam kembali.
Hae Ryong tak percaya mendengar laporan dari Jaksa Jo tentang Kwang Soo yang berkhianat padanya. Hae Ryong mengambil handphonenya, "Bawa dia padaku sekarang!. Ini tidak masuk akal!. Dia seperti darah dagingku sendiri!".
Jaksa Jo mencegah niat Hae Ryong menelpon Kwang Soo, ia bilang dirinya mempunyai rekaman perkataan Se Kwang yang bersedia berlutut di hadapan Hae Ryong demi melindungi Kwang Soo.
Hae Ryong memukul meja, "Ji Se Kwang sialan, beraninya dia menipu Jeong Hae Ryong!".
Jaksa Kwon meminta Hae Ryong untuk tenang, "Saya pikir lebih baik Anda mengurus Hae Ryong diam-diam terlebih dahulu".
Jaksa Kwon, Wartawan Go, Se Kwang dan Kwon Hyuk berkumpul di salah satu ruangan restoran Ny. Bok. Mereka tertawa lepas membayangkan Hae Ryong yang masuk dalam jebakan mereka, membuat Kwang Soo terlihat seperti mengkhianati Hae Ryong. Wartawan Go memuji Se Kwang yang selalu hebat seperti biasanya. Se Kwang memberi tugas Kwon Hyuk untuk terus memperhatikan Kwang Soo dan memamfaatkan kesalahpahaman yang terjadi antara Kwang Soo dan Hae Ryong, itu salah satu langkah mudah untuk menangkap Lee Kwang Soo.
Pal Do dan Ny. Bok menyaksikan pembicaraan mereka dari TV rahasia yang ada di ruang kerja Ny. Bok. Pal Do merasa walikota Hae Ryong berada dalam masalah, "Apa kita harus memberitahunya?". Ny. Bok merasa mereka tak perlu melakukan hal itu, ia memberi perintah Pal Do untuk menjual semua saham pada Hwanghae Bank. Berdasarkan informasi Jae In, Hae Ryong mempunyai ikatan di Hwanghae Bank. Begitu semuanya menjadi bencana, Ny. Bok akan membeli sahamnya kembali dengan harga murah.
Ny. Bok ingin tahu apa Cha Don melakukan pekerjaannya dengan baik sebagai jaksa, kira-kira kapan dia bisa menggunakan Cha Don untuk kepentingan bisnisnya. Pal Do berkata sepertinya Cha Don dicap sebagai pengganggu di dalam timnya. "penganggu?", tanya Ny. Bok tak mengerti.
Kantor jaksa. Cha Don memutar-mutar koin keberuntungannya. Kepala belakangnya di balut perban karena pukulan keras yang dia terima. Jung Shik meminta Cha Don untuk mengingat baik-baik wajah pembunuh yang berkelahi dengannya semalam. Apa perlu mereka membuat sketsa wajahnya sebagai poster buronan, "Mata, mulut, hidung. Menurutmu kau bisa menggambarnya?".
Cha Don berteriak meminta Jung Shik untuk diam, "Ini membuatku gila. Aku tahu aku pernah melihat wajahnya sebelumnya".
Jaksa Ji Hoo masuk, dan bertanya apa Cha Don melihat wajah pelakunya. Cha Don diam seperti berpikir. Jung Shik berkata Cha Don tak hanya melihat wajah pelakunya, ia bahkan sempat bertemu dengan orang ini sebelumnya, "Biasanya ingatannya bagus, tapi kepalanya dipukul, jadi dia tidak bisa mengingatnya".
Ji Hoo mengguncang badan Cha Don, "Siapa dia?".
"Apa aku ini tabung pasta gigi sehingga kau bisa memencet seluruh ingatanku keluar?", jawab Cha Don.
"Kau bilang pernah melihatnya sebelumnya!", ulang Ji Hoo sambil mengguncang badan Cha Don. Membuat Cha Don terjatuh dari kursi, dengan kepala membentur lantai.
Jung Shik dan Ji Hoo panik, "Apa kau tidak apa-apa?. Apa kau terluka?", tanya mereka serempak. Cha Don meringis merasakan sakit di kepalanya. Benturan barusan mengembalikan ingatannya, mata Cha Don terbuka lebar, "Aku ingat sekarang. Daftar saksi yang kau tunjukkan padaku terakhir kali, bersama foto Gong Jae In".
Cha Don melihat kembali daftar foto saksi di laptop Jung Shik. Cha Don berhenti menekan tombol next saat melihat foto Kwang Soo. Ia mencoba mengingat wajah pembunuh yang berkelahi dengannya, "Ini orangnya. Aku yakin".
"Pria ini Lee Kwang Soo, kaki tangan Jeong Hae Ryong", ucap Jung Shik kemudian.
Di tempat lain, Kwang Soo berada di dalam mobil membersihkan luka tusuk di lengan kirinya. Ia berpikir pastinya saat ini Lee Cha Don tidak bersama Jae In. Lalu dimana dia sekarang?.
Orang yang sedang di cari Kwang Soo, kini duduk dengan gelisah menunggu dokter membuka perban wajahnya. Dokter bertanya bagaimana perasaan Jae In. Jae In menjawab ia merasa gugup dan takut. Dokter tak segera membuka perban, ia bercerita tentang dirinya, menunjuk pada majalah yang di pegang. Di majalah itu memuat berita tentang dirinya yang dijuluki sebagai seniman diantara ahli bedah plastik, dewa perban, ahli pisau bedah. Dokter bahkan mengaku dari tangan ajaibnya ini, ia berhasil membuat wajah cantik salah satu artis terkenal.
Jae In mulai bosan mendengar ocehan dokter,"Kapan perbannya bisa dilepas?.Perban ini sangat tidak nyaman".
Dokter meminta gunting pada perawat Kim. Memotong perban, dan perlahan-lahan membukanya. "wah...hasilnya sungguh luar biasa, Dokter!", seru perawat Kim melihat wajah Jae In yang baru.
"Kali ini bahkan melebihi keindahan. Tampaknya aku sudah mencapai karya seni tertinggi sepanjang hidupku!", puji dokter pada diri sendiri.
Jae In meminta kaca dengan suara bergetar. Dokter bilang pada Jae In untuk tidak panik dan jangan terlalu bersemangat. Ia juga meminta perawat Kim untuk menyiapkan obat penenang. Jae In melihat wajahnya di cermin, "Omo! Omo!. Apa ini wajahku?. Aku cantik sekali. Ibu".
Terdengar suara tulang bergeser, mendadak Jae In tak bisa menutup mulutnya. Dokter dan perawat Kim panik. Perawat Kim menebak, mungkin tulang rahangnya bergeser. Dokter berkata itulah sebabnya ia meminta Jae In untuk tidak terlalu bersemangat. Dokter meminta perawat Kim untuk menyiapkan operasi ulang. Jae In berteriak dan menggeleng, tanda ia tak setuju dengan usulan dokter.
Hae Ryong duduk tenang di perapian sambil membaca buku. Kwang Soo datang memberi salam. Hae Ryong menyebut kata-kata terakhir Julius Caesar di buku yang ia baca, "Seorang pahlawan harus mati di medan perang seperti seorang pahlawan. Kematian yang menyedihkan, ditusuk dari belakang". Wajah Kwang Soo terlihat binggung mendengar perkataan Hae Ryong.
"Kwang Soo, seberapa besar kau mempercayaiku?", tanya Hae Ryong kemudian.
Kwang Soo menjawab tak sekalipun ia meragukan Hae Ryong. Hae Ryong berkata dunia ini sangat kejam, ia mendengar gosip yang aneh tentang kabar Kwang Soo mengkhianati dirinya. Kwang Soo berusaha menjelaskan, Hae Ryong memotong perkataan Kwang Soo, "aku tahu...Ji Se Kwang sengaja menyebarkan kebohongan itu!. Ini bahkan adalah Seni Berperang. Pembagian musuh, dia berusaha memisahkan kau dan aku". Kwang Soo tak peduli dengan berita itu, selama Hae Ryong mempercayainya itu sudah cukup.
Hae Ryong merasa terganggu dengan berita ini, kenapa Se Kwang menyebarkan berita ini pasti ada hubungannya dengan Park Kwang Tae. Kwang Soo berkata ia berbeda dengan Park Kwang Tae, dalam mimpi pun ia tak pernah berniat mengkhianati Hae Ryong. Hea Ryong menyuruh Kwang Soo untuk membuka laci, "Pergilah keluar negeri sementara waktu. Aku akan menghubungimu saat semuanya sudah tenang".
Kwang Soo terdiam, jelas sekali ia merasa terluka melihat passport dan tiket yang disiapkan untuk dirinya.
Hae Ryong : Apa, kau tidak mempercayaiku?. Kau pikir aku mungkin akan melakukan sesuatu saat kau ke luar negeri.
Kwang Soo : Aku akan melakukannya sesuai perintah anda.
Hae Ryong : Penerbangannya nanti malam. Aku ucapkan selamat tinggal sekarang.
Kwang Soo membungkuk, memberi hormat pada atasannya. Wajah dinginnya terlihat sedih meninggalkan Hae Ryong.
Hae Ryong bicara sendiri setelah Kwang Soo pergi, "Betapa menyedihkannya kau harus
menjadi target seperti itu?".
menjadi target seperti itu?".
Hae Ryong lalu menghubungi Jaksa Jo, meminta bantuan Jaksa Jo untuk segera mengkremasi mayat Park Kwang Tae. Jaksa Jo terdiam mendengarkan permintaan Hae Ryong. Kejaksaan masih melakukan penyelidikan sesuai prosedur, mengkremasi mayat Park Kwang Tae secara tiba-tiba akan menimbulkan kecurigaan yang lebih besar. Hae Ryong tak peduli, ia mengancam Jaksa Jo untuk segera melakukan permintaannya.
Di dalam mobil, Kwang Soo melihat tiket dan passport dengan wajah kecewa. Berlalu pergi meninggalkan rumah Hae Ryong. Dari jauh, Kwon Hyuk mengintai, lalu mengikuti arah Kwang Soo pergi.
Jaksa Tim 1 berkumpul di ruang meeting, membahas perkembangan kasus mereka. Cha Don presentasi dengan penuh semangat. Berawal dari kasus Jeong Hae Ryong, Park Kwang Tae yang yang mengajukan diri sebagai saksi tiba-tiba menghilang. Menghilangnya Kwang Tae membuat kasus Hae Ryong berhenti di proses. Ji Hoon menarik kesimpulan Jadi, Jeong Hae Ryong membunuh Park Gwang Tae untuk memusnahkan buktinya menggunakan Lee Kwang Soo. Cha Don berkata dengan sangat yakin, mempertaruhkan gajinya sebagai karyawan magang kalau mayat yang tidak dikenal itu adalah Park Kwang Tae.
Cha Don meminta Jung Shik untuk mencari tahu lokasi Lee Kwan Soo. Ia juga memberi tugas pada 2 detekfit untuk melakukan tes DNA pada mayat Park Gwang Tae dari keluarganya. Sementara dirinya dan Ji Hoo akan memeriksa lagi kondisi mayat, "Kita tidak punya banyak waktu. Cepat bertindak. Fighting!. Bergerak", ucap Cha Do, lalu berdiri penuh semangat.
Cha Don terlalu bersemangat hingga lupa posisinya sebagai jaksa magang. Jung Shik, Ji Hoo dan 2 detektif tak beranjak dari tempat duduknya, bengong menatap Cha Don.
Cha Don kembali duduk, "Maafkan aku. Aku cenderung terlalu bersemangat".
"ayo mulai", ucap Ji Hoo beranjak dari tempat duduknya, lalu di ikuti yang lainnya.
Cha Don dan Ji Hoo pergi ke ruang mayat. Saat tiba disana mayat Kwang Tae sudah tidak ada di tempatnya. Don bertanya pada petugas yang ada disana. Petugas itu menjawab, Petugas daerah baru saja datang mengambil mayat yang tidak dikenal dari kasus yang tidak selesai untuk dikremasi.
Ambulance yang membawa mayat Kwang Tae mulai bergerak meninggalkan rumah sakit. Ji Hoo dan Cha Don berlari menghentikan ambulance "berhenti..berhenti...berhenti". Sopir ambulance berhenti menginjak gas, bertanya ada apa. Dengan napas naik turun, Cha Don meminta sopir untuk mengembalikan mayatnya, "Kenapa kau mengkremasi mayatnya saat
kami tengah melakukan penyelidikan. Apa kau yang akan bertanggung jawab?".
Sopir ambulance berkata, ia hanya mengikuti perintah. Ji Hoo berteriak menyuruh sopir ambulance untuk mengembalikan mayat ke tempatnya semula.
Mayat Kwang Tae di kembalikan ke ruang mayat. Ji Hoo bicara dengan seseorang melalui telepon, ia sangat marah karena hampir saja kehilangan penjahat yang akan mereka tangkap. Cha Don berkata ini bukanlah masalah yang bisa dilupakan begitu saja. Kejadian ini tak tampak seperti kesalahan administrasi biasa, seseorang pasti telah menyogok orang lain untuk menghancurkan bukti. Ji Hoo bertanya siapa orangnya. Cha Don berbalik bertanya, "Menurutmu siapa?". "Jeong Hae Ryong?", tebak Ji Hoo.
Cha Don duduk di meja, mengeluarkan sampel DNA Kwang Tae, "Jika kita tidak bisa menyelesaikan kasus ini secepatnya, sakit kepalamu akan bertambah parah. Aku punya indra ke-6 mengenai hal seperti ini".
Ji Hoo menatap Cha Don tajam, "Tutup mulutmu dan berikan sampel DNA Park Gwang Tae padaku". Cha Don diam tak berkutik memberikan sampel yang dia pegang. Ji Hoo lalu menyuruh Cha Don tetap menunggu kamar mayat, hingga hasil test DNA keluar.
Cha Don meloncat terkejut, "apa. Disini sendirian?', ucapnya dengan mimik takut.
Cha Don meloncat terkejut, "apa. Disini sendirian?', ucapnya dengan mimik takut.
"Kau yang bertanggung jawab jika tubuhnya menghilang lagi', ucap Ji Hoo pergi meninggalkan Cha Don.
Cha Don mengeluh, "Apa-apaan ini. Apa aku belajar hukum agar aku bisa mengawasi mayat?. Gadis muda itu".
Ponsel Cha Don berdering, dari Jung Shik. Saat ini Jung Shik sedang mengikuti Kwang Soo yang pergi menuju bandara Incheon. Se Kwang juga mendapat telepon yang sama dari Kwon Hyuk. Kwon Hyuk merasa yakin Kwang Soo menuju bandara, karena dia baru saja melewati Yeongjong Bridge. Cha Don berkata semuanya akan menjadi sia-sia bergegas menuju bandara. Se Kwang pun melakukan hal yang sama dengan Cha Don, ia meminta Kwon Hyuk untuk menahan Kwang Soo.
Se Kwang tiba di bandara lebih dahulu, tak lama kemudian Cha Don datang menggunakan taxi. Kwang Soo seperti tahu sedang di ikuti, dengan langkah terburu-buru ia berjalan menuju pintu masuk. "Pak Lee Gwan Soo. Apa boleh aku bicara denganmu?", panggil Kwon Hyuk menghentikan langkah Kwang Soo. "siapa kau?", tanya Kwang Soo. Kwon Hyuk menunjukkan identitasnya, memperkenalkan diri sebagai jaksa pengadilan Daerah Pusat.
Kwang Soo menolak, tak ada yang ingin dia bicarakan dengan Kwon Hyuk.
Beberapa detik kemudian Se Kwang datang mengajak Kwang Soo untuk bicara. Kwang Soo bilang ia tak punya alasan untuk bicara dengan mereka berdua. Se Kwang tahu, ia tak punya hak untuk menghentikan Kwang Soo, tapi ia tak ingin melihat Kwang Soo mati diluar negeri.
Ponsel Kwang Soo berdering, dari Hae Ryong. Kwang Soo berkata pada Hae Ryong akan segera menghubunginya setelah tiba di luar negeri. Se Kwang mendesak Kwang Soo untuk mengikuti sarannya. Kwang Soo tidak bergeming, ia pamit karena pesawatnya sebentar lagi akan berangkat.
"Hei...Lee Kwang Soo", teriak Cha Don dari jauh. Se Kwang, dan Kwon Hyuk menoleh. Kwang Soo berlari begitu melihat wajah Cha Don.
Cha Don mengejar, "jangan lari. Berhenti". Se Kwang terkejut melihat Cha Don berlari mengejar Kwang Soo. Cha Don terus berteriak meminta Kwang Soo untuk berhenti. Mereka berlari memutar mengelilingi bandara. Jung Shik melihat Kwang Soo berlari ke arahnya, ia mendorong trolley barang tepat di depan Kwang Soo, membuatnya terjatuh. Hingga dengan mudah mereka bisa menangkapnya.
Jung Shik menahan kaki Kwang Soo, ditambah lagi Cha Don menindih tubuhnya membuat Kwang Soo tak berkutik untuk melepaskan diri. "siapa kamu?", tanyanya kemudian.
"Apa maksudmu, "siapa kau?". Kau kabur karena kau mengenaliku, sialan!", jawab Cha Don. Cha Don semakin menindih tubuh Kwang Soo, ia meminta borgol pada Jung Shik.
Cha Don tertawa girang, setelah berhasil memborgol tangan Kwang Soo, "Jadi kau membunuh seseorang dan mencoba melarikan diri?. Kau dituduh melakukan pembunuhan
dan kekerasan pada jaksa".
dan kekerasan pada jaksa".
Kwon Hyuk dan Se Kwang datang, Kwon Hyuk bertanya apa yang sedang Cha Don lakukan. Cha Don menunjuk Kwang Soo, "Waktu yang pas. Dia adalah pelaku utama dalam pembunuhan Park Gwang Tae".
"Setelah menangkap pria tidak bersalah, menurut kalian bisa selamat!?", ucap Kwang Soo membela diri.
"tutup mulutmu, Hasil tes DNA Park Gwang Tae akan segera keluar!, balas Cha Don setengah berteriak. Jung Shik lalu membawa Kwang Soo pergi.
Se Kwang tersenyum sinis : Aku mempercayaimu. Aku yakin kalau kau punya syarat menjadi jaksa.
Cha Don : Aku akan melakukan yang terbaik untuk maju. Aku harap bisa bekerja dengan anda.
Cha Don membungkuk, memberi hormat pada Se Kwang. Merapikan jasnya lalu pergi dengan langkah percaya diri.
Kwon Hyuk bicara pada Se Kwang, kejadian ini tidak sesuai dengan rencana mereka. Se Kwang diam, wajah dinginnya menahan marah karena rencananya digagalkan Cha Don.
Malam harinya, Jaksa Kwon minum di bar bersama Se Kwang. Jaksa Kwon sudah mendengar dari Kwon Hyuk tentang Kwang Soo yang ditangkap atas tuduhan pembunuhan Park Kwang Tae. Ia bertanya rencana apa yang kini dimiliki Se Kwang untuk menangkap Jeong Hae Ryong. Se Kwang diam tampak berpikir. Jaksa Kwon mengajaknya bermain bilyar satu putaran untuk menghabiskan waktu.
Saat bermain bilyar, jaksa Kwon memberi petunjuk pada Se Kwang untuk mengajukan kesepakatan dengan Kwang Soo. Penyelidikan bukan satu-satunya cara untuk menangkap penjahat. Kesepakatan menjadi pilihan lain untuk memuluskan rencana mereka. Tentunya saat ini Kwang Soo merasa di buang oleh Hae Ryong. Karena itu mereka harus menggunakan kesempatan ini, mengadakan kesepakatan yang bisa membuat Kwang Soo berdiri di sisi mereka.
Lanjut ke Sinopsis Incarnation Of Money Episode 6 Part 2
Cha Don tampaknya udah mulai memaksimalkan indra ke-6 nya, hahha
ReplyDeletesenangnya sinopsis IOM dilanjut lagi..^^
ReplyDeleteSemangat ya..
Nga sabar nunggu pertemuan antara Cha Don dgn Jae In
Trus Cha Don kesannya orgnya beranian tp ternyata pEnakut juga ya.. Disuruh tunggu mayat udah takut ajah..
Cha Don mulai menunjukan kualitasnya sebagai Jaksa magang.
ReplyDeletewakaka ketawa pas Cha Don kejedug, tadinya lemot jadi genius lagi. kalau kejedug di lantai lagi bakalan lemot lagi ya yah hahaha....
Kerennn.. Genius cha don..
ReplyDeletewhoo chadon sangat keren
ReplyDeletewhoo chadon sangat keren
ReplyDelete