Pages - Menu

Thursday, April 25, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 8 Part 2

Hae Ryong dan para pengikutnya keluar dari Boolyasung Ny. Bok. Di pekarangan depan mereka bertemu dengan trio jaksa.
"Lihat kita bertemu dengan siapa sekarang?. Bukankah ini Ji Se Kwang", sapa Hae Ryong menyindir.
"Senang bertemu anda" balas Se Kwang berbasa-basi.
Hae Ryong : Jaksa terpercaya menghabiskan harinya dengan minum, itu butuh keberanian yang sebenarnya.
Se Kwang : Bagi seorang tersangka yang sedang menunggu keputusan, tampaknya akan tidak terlalu buruk.

Jaksa Jo menegur Se Kwang yang bersikap tidak sopan pada Hae Ryong. Ini bukanlah di persidangan, setidak nya tunjukkan rasa hormat pada mantan walikota. Dengan gaya angkuhnya Se Kwang meminta maaf, baginya semua terdakwa sama saja.
"Betapa berlebihannya perkataanmu", ucap Jaksa Jo
"Andalah orang yang mengatakannya. Sebagai Kepala Jaksa yang bertanggung jawab, kenapa anda bisa minum-minum dengan terdakwa?", ucap Jaska Kwon membela Se Kwang.
"Kau bilang apa?", tanya Hae Ryong merasa tersinggung.

Pengacara Hwang meminta Hae Ryong untuk tenang, jangan sampai memancing keributan.
Hae Ryong  ke jaksa Kwon : Kwon Jae Gyoo, aku lihat namamu ada dalam daftar calon direktur (ketua) jaksa?
Jaksa Kwon : Jika Jo Sang Deuk ada dalam daftar itu, tidak ada alasannya namaku di sana.
Hae Ryong : Baiklah, tangkap aku setelah sidang berikutnya. Jika tidak, hidupmu akan
berubah menjadi menyedihkan. Mengerti?.
Hae Ryong dan para pengikutnya pergi.

Se Kwang bertanya kenapa Jaksa Kwon tidak memberitahunya, kalau dia berniat mencalonkan diri menjadi direktur. Jaksa Kwon berkata, mereka harus berhati-hati sebelum pergantian pegawai. Menghentakkan kaki seperti jaksa Jo, adalah sebuah langkah seorang amatiran. Kwon Hyuk menyahut banyak nyawa yang dipertaruhkan pada sidang berikutnya. Jaksa Kwon berkata ini adalah cara bertahan terakhir bagi pihak mereka dan Jeong Hae Ryong. Se Kwang lalu mengajak mereka untuk segera kembali ke persidangan.

Para hadirin berdiri, hakim memasuki ruangan. Tampak Ji Hoo duduk sendirian, tanpa Cha Don disebelahnya. Gu Shik menerima teleapon dari Cha Don. Ia pergi keluar ruangan agar bisa bicara dengan leluasa. Se Kwang melihat Gu Shik keluar ruangan.

Cha Don mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Menikung ke kanan dan ke kiri membuat Jae In ketakutan setengah mati. Memegang pinggang Cha Don erat-erat.

Cha Don bicara dengan Gu Shik melalui sambungan telepon. Ia bilang telah memecahkan alibi Kwang Soo. Cha Don minta bantuan Gu Shik untuk memeriksa catatan perjalanan helikopter. Gu Shik mengerti, ia meminta Cha Don untuk segera datang.

Tanpa Gu Shik ketahui, Se Kwang mendengar percakapannya dengan Cha Don. Raut Wajahnya semakin terlihat jahat.

Kembali ke ruang sidang

Dengan percaya diri, Ji Hoo menunjukkan pulpen yang digunakan sebagai barang bukti, "Pada pulpen ini seharusnya ada minimal dua sidik jari. Park Gwang Tae, pemilik sebenarnya, dan Bok Jae In, orang yang menemukannya".
Ji Hoo lalu meminta izin pada hakim untuk melakukan pengujian sidik jari sekali lagi.
Pengacara Hwang mengajukan keberatan, "Masalah ini sudah dibuktikan".
Hakim bertanya pada Ji Hoo, apa alasan melakukan pengujian sidik jari ulang.
"Karena aku yakin seseorang mengganti buktinya", jawab Ji Hoo sambil menatap tajam Kwang Soo.

Pengacara Hwang mulai resah, begitu pula dengan Hae Ryong. Ji Hoo membawa petugas forensik wanita ke persidangan. Tugasnya tak lain untuk memeriksa sidik jari yang tertinggal di pulpen.

Suasana sidang kembali senyap untuk beberapa saat. Setelah proses pemeriksaan selesai, Ji Hoo bertanya bagaimana dengan hasilnya.
Petugas forensik memperhatikan dengan seksama, "Pulpen hari ini tidak ada sidik jarinya sama sekali", jawabnya.
Ji Hoo tersenyum lega, para hadirin sidang kembali berkasak-kusuk. Sementara pengacara Hwang berbisik pada Kwang Soo.

Ji Hoo menjelaskan pulpen ini dikirimkan bersamaan dengan bahan forensik lain yang punya sidik jari jelas. Tapi sekarang sidik jarinya tiba-tiba menghilang. Golongan darahnya berubah dan pulpennya adalah bukti palsu.

Pengacara Hwang kembali mengajukan keberatan, "Alibi terdakwa Lee Gwan Soo bahwa
dia berada di Hotel Taeyang di Incheon pada saat pembunuhan tidak terbantahkan".
Hakim mempersilahkan Ji Hoo untuk menjelaskan alibi Kwang Soo.
Ji Hoo terdiam, tak menjawab. Kwang Soo tersenyum tipis melihat raut wajah Ji Hoo yang terlihat bingung.

Akhirnya Cha Don tiba di gedung pengadilan. Gu Shik yang sedari tadi menunggu di pintu depan dengan perasaan cemas, bertanya kenapa Cha Don baru datang sekarang. Gu Shik lalu menyerahkan catatan yang Cha Don minta.

Cha Don bergegas menuju ruang sidang. Se Kwang menghadang langkah Cha Don, mengajak Cha Don untuk bicara dengannya.
"Jika tidak penting, aku akan bicara setelah sidang", ucap Cha Don.
"Ikut aku", ucap Se Kwang memaksa.
Cha Don mengikuti arah Se Kwang pergi.
"Mereka mau kemana?", tanya Jae In pada Gu Shik.

Se Kwang mengajak Cha Don bicara di tempat sepi. Masih dengan gaya angkuhnya, ia meminta Cha Don untuk menyerah dalam kasus ini dengan membebaskan Lee Kwang Soo.
"Kenapa anda tidak memberitahu kami kalau helikopter yang ada dibalik semua ini?", tanya Cha Don.
"Jika kita menangkap Lee Gwan Soo, kita tidak bisa menangkap Jeong Hae Ryong", balas Se Kwang egois..
Cha Don : Jadi, jaksa penuntut umum akan kalah dalam persidangan?
Se Kwang : Dunia sudah berubah. Keadilan itu sama saja. Orang kecil seperti Lee Kwang Soo dipenjara. Dunia tidak akan pernah berubah.

Cha Don berkata pembunuh tetaplah seorang pembunuh. Se Kwang yang tak mau kalah berkata dengan nada tinggi, bahwa listrik pun juga bisa membunuh orang banyak orang. Pembunuh sebenarnya adalah Jeong Hae Ryong.
Cha Don tersenyum, "Kurasa aku tidak bisa menjadi jaksa paling benar seperti anda. Mengubah dunia menjadi lebih baik dimana hukum berlaku, sedikitpun aku tidak tertarik dengan hal itu".
Se Kwang : Lalu, kenapa kau menjadi jaksa?. Apa kau hanya ingin sukses?. Apa kau ingin
kelihatan keren?. Lalu, apa artinya keadilan ini bagimu?.

Cha Don : Aku kehilangan kedua orangtuaku saat aku masih kecil. Orang yang menyelamatkanku dari kemiskinan ingin melihatku menjadi jaksa. Itu saja. Setelah menangkap Lee Gwan Soo dan menerima menerima nilai bagus dalam pratek ini. Aku akan menjadi jaksa yang sesungguhnya. Aku tidak punya alasan lain selain itu.

Cha Don berbalik pergi. Se Kwang menahan pundak Cha Don. Ia berkata akan membantu Cha Don menjadi jaksa, karena secara pribadi ia menilai Cha Don memiliki bakat untuk menjadi jaksa.
"Maafkan aku", jawab Cha Don melirik tangan Se Kwang.
Se Kwang menurunkan tangannya. Cha Don pergi menuju ruang sidang.
Disinilah awal permusuhan antara Cha Don dan Se Kwang.

Hakim memutuskan menolak penundaan sidang yang diajukan jaksa penuntut umum. Karena tidak berhasil membantah alibi terdakwa pada kasus ini.
"Tunggu sebentar", ucap Cha Don berteriak memasuki ruang sidang.
Para hadirin menoleh ke sumber suara. Jae In tertawa lega. Ny. Bok dan Pal Do yang juga hadir di persidangan menatap bingung.

Cha Don menunjukkan catatan yang ia pegang, "Aku membawa bukti bahwa alibi yang tersangka palsu".
Pengacara Hwang berdiri terkejut.
Ji Hoo tersenyum senang, "Maafkan aku, Yang Mulia. Tolong ijinkan Jaksa Lee Cha Don
untuk membuktikan bahwa alibi terdakwa itu palsu".

Hakim mempersilahkan Cha Don untuk menjelaskan. Se Kwang masuk ke ruang sidang dengan wajah kesal. Cha Don merasa gugup karena ini pertama kali ia mengikuti sidang.
"Halo. Aku Lee Cha Don wisudawan JRTI angkatan ke-38", ucap Cha Don dengan suara keras.
"Lee Kwang Soo-ssi", panggil Cha Don.

Pengacara Hwang mengajukan keberatan, ini bukan saat-nya menginterogasi terdakwa, tetapi menjelaskan alibi Kwang Soo yang palsu.
Hakim : Jaksa, hati-hati. Dan bukan jangan menyebut terdakwa dengan "Lee Gwan Soo-ssi", tapi katakan "Terdakwa Lee Gwan Soo".

Cha Don menundukkan kepala, "aku salah".
"Jangan katakan "aku salah", katakan "Aku koreksi", sahut hakim.
"Aku koreksi", ucap Cha Don nyaring.
Para hadirin menertawakan sikap konyol Cha Don.
Cha Don sadar dirinya ditertawakan, tapi kini ia mulai bersikap serius.

Cha Don menunjukkan foto Kwang Soo yang memakai baju marinir, dengan latar belakang helikopter. "Terdakwa Lee Gwan Soo bertugas dalam unit helikopter selama 2 tahun saat wajib militer. Jadi dia sangat ahli dalam mengendarai helikopter".
Kwang Soo yang semula tenang, menampakkan wajah terkejut mendengar perkataan Cha Don.

Ia lalu menujukkan catatan yang ia dapat dari Gu Shik, "Ini adalah catatan perjalanan helikopter di hari pembunuhan dari Hotel Taeyang. Di sini dikatakan bahwa terdakwa
meminjam helikopter dari. Presiden Park Sang Jo dari Grup Goosang yang ada di sana hari itu. Dengan kata lain, selama satu jam menghilang dari rekaman CCTV".
Kwang Soo memejamkan mata, tak mengira Cha Don bisa mematahkan alibinya. Pengacara Hwang tak berkutik. Hae Ryong juga terlihat cemas.

Beberapa menit kemudian, hakim membacakan keputusan sidang. Kwang Soo berdiri mendengar keputusan hakim.
"Terdakwa Lee Kwang Soo tidak mengakui kesalahannya sampai sidang berakhir. Melakukan pembunuhan dengan cara yang kejam, dan menghina pengadilan dengan berencana merusak barang bukti. Oleh karena itu, pengadilan menjatuhkan hukuman pada, terdakwa Lee Gwan Soo 15 tahun kurungan penjara".
Palu diketuk 3 kali, menandakan keputusan telah diresmikan. 

Cha Don berteriak senang, "Kita menang, Jaksa", ucap Cha Don tanpa sadar memeluk Ji Hoo. Senyum Jae In yang mengembang, mendadak menghilang melihat pria yang disukainya memeluk wanita lain.
Wajah Hae Ryong terlihat sedih. Kwang Soo berbisik pada pengacara Hwang, "Beritahu Ketua kalau aku akan menanggungnya sendiri".

Hae Ryong melirik Ji Hoo yang memuji kerja keras Cha Don. Ny. Bok menatap Cha Don dengan perasaan bangga. Wajah Jaksa Kwon tampak seperti orang yang kalah dalam pertandingan. Cha Don tersenyum pada Gu Shik dan juga Jae In. Pandangannya lalu beralih melihat wajah Se Kwang yang menahan amarah, seperti banteng yang akan mengamuk.

Se Kwang menjadi orang yang pertama kali keluar dari ruang sidang, karena tak suka melihat keberhasilan tim jaksa penuntut hari ini. Ia lalu melampiaskan kemarahannya dengan memukul setir mobil berkali-kali. Orang licik seperti Se Kwang ini, hanya mementingkan dirinya sendiri. Lalu cara apa yang akan kini dia lakukan untuk memasukkan Hae Ryong ke dalam penjara.

Usai sidang, Hae Ryong menjadi sasaran pertanyaan wartawan. Mereka bertanya bagaimana perasaan Hae Ryong saat ini. Beredar gosip yang menyatakan Hae Ryong merupakan dalang dari pembunuhan ini.
"Benar. bahwa aku dibalik semua kasus ini. Sebelum menjadi politisi, aku adalah seorang guru. Apa gunanya punya presiden diantara murid lamaku?. Lee Kwang Soo, bocah itu juga muridku.  Dia menjadi pembunuh karena aku guru yang buruk. Tentu saja, aku dibalik
pembunuhan ini. Dari lubuk hatiku yang terdalam, aku minta maaf pada seluruh masyarakat", jawab Hae Ryong dengan wajah sedih.

Ji Hoo, Cha Don, Jae In dan Gu Shik merayakan keberhasilan mereka. Jae In tergoda melihat berbagai makanan lezat yang tersaji di atas meja. Cha Don mengajak Jae In bersulang.
"Apa kau gila? Apa kau tidak tahu berapa banyak kalori yang ada dalam alkohol?. Aku merasa berat badanku sudah naik hanya dengan mencium baunya saja", ucap Jae In.

Cha Don lalu mengajak Ji Hoo untuk bersulang, "Jaksa anda sudah melewati banyak kesulitan".
"Jaksa Lee, kau juga sudah melewati banyak kesulitan. Kau pasti sangat membenciku", balas Ji Hoo
"Setelah magangku berakhir, aku mungkin akan sangat merindukanmu", ucap Cha Don lagi.
"Sebagai penutupnya, bagaimana kalau kalian berdua melakukan "love shot", ucap Gu Shik
Jae In melirik, "Apa-apaan mereka berdua ini?", ucapnya dalam hati.
"Bersulang", ucap Jae In tiba-tiba melakukan tos ke gelas Cha Don.

Ji Hoo dan Cha Don heran melihat tingkah Jae In. Gu Shik bertanya bukankan Jae In tak ingin minum. Jae In menjawab ia hanya tak makan cemilan. 
"Apa yang kita tunggu, ayo minum", ucap Jae In kemudian melirik Cha Don. Dalam sekali teguk, ia mampu menghabiskan satu gelas red wine.

Jaksa Kwon menemani Se Kwang minum. Dengan perasaan kecewa, ia meminta maaf pada Jaksa Kwon. Jaksa Kwon bertanya apa maksud permintaan maaf barusan berarti bahwa Se Kwang akan menyerah pada kasus Hae Ryong. Se Kwang berkata ia telah mendapat pelajaran berharga, bahwa ia tidak akan selalu berhasil.
"Kau belajar sebuah pelajaran yang berharga dan bahkan kehilangan yang lebih berharga sebagai balasannya. Kemauanmu yang tidak pernah menyerah itulah yang membantumu", ucap jaksa Kwon.

Se Kwang berkata Lee Kwang Soo merupakan kartu terakhir baginya. Jaksa Kwon lalu bertanya bagaimana jika Se Kwang memiliki kartu lain, selain Kwang soo, "wanita yang sangat mencintaimu, Eun Bi Ryung".

Wartawan Go masuk dan bergabung dengan mereka. Ia membawa fax yang ia terima dari junior-nya di Las Vegas. Eun Bi Ryeong dan Jeong Hae Ryong lebih intim dalam menjalankan bisnis mereka. Jaksa Kwon bilang Eun Bi Ryung memiliki banyak saham di Hwanghae Bank, "Aku yakin kita punya cukup banyak hal untuk menemukan sesuatu yang
begitu kita menyelidikinya".

Mata Se Kwang yang semula terlihat putus asa kembali bersinar setelah membaca fax yang dibawa wartawan Go.

Bi Ryung berada di butik, mencoba blazer koleksi terbaru. Ia sempat berpikir untuk membeli saja butik ini. Ponsel Bi Ryung berdering, dari Se Kwang.
"Kupikir kau tidak mau meneleponku?, ucap Bi Ryung pada Se Kwang di telepon
Terdengar suara Se Kwang yang berkata akan mengirimkan alamat vilanya ke ponsel Bi Ryung.
Bi Ryung : Dengar Ji Se Kwang, aku bukanlah wanita yang dengan mudahnya bisa kau kendalikan. Aku mungkin terlihat mudah, tapi...... "

Tak ada jawaban dari Se Kwang, karena ia sudah memutus sambungan telepon.
"Ada pesan untukmu", ucap pegawai butik
"Aku tahu!. Apa menurutmu aku buta?", teriak Bi Ryung dengan gaya khasnya...

Cha Don kembali dari toilet. Gu Shik menunggu di depan kamar mandi, ia  bertanya kenapa Cha Don lama sekali baru kembali, "Kedua wanita itu menggila. Mereka mabuk dan bertingkah seperti orang bodoh. Lihat saja sendiri", ucap Gu Shik, menarik Cha Don untuk kembali ke tempat mereka.

Kita lihat 2 wanita yang dimaksud Gu Shik. Jae In memakan semua makanan yang ada dihadapannya, sambil bicara dengan mulut yang penuh makanan, " Apa kau tahu betapa sukanya aku dengan makanan berminyak?. Apa itu kejahatan?. Kenapa mereka ini tidak mengijinkanku memakannya. Kenapa?".
Keadaan Ji Hoo juga tidak kalah kacaunya dengan Jae In. "Jae In, Jae In, ini bukan salahmu. Ini kesalahan dari pergaulan yang brengsek itu".

Cha Don dan Gu Shik datang, melihat kelakuan kacau 2 wanita mabuk. Cha Don langsung pergi begitu mendengar ocehan mereka. Gu Shik menahan Cha Don, tapi Cha Don malah mendorong Gu Shik hingga jatuh. Gu Shi berdiri, menyusul Cha Don.
Jae In : Lihat, banyak sekali yang bisa dimakan.  Aku, akan makan banyak sampai perutku meledak dan mati.
Ji Hoo : Benar, ayo kita mati. Atasanku menyuruhku keluar, dan pegawai magangku mengungguliku. Lebih baik aku makan sampai perutku meledak dan mati.

Ji Hoo menangis keras....."huwa....".
Jae In menjejalkan spageti ke mulut Ji Hoo, "Onnie, ayo kita mati"...
Ji Hoo juga menyuapkan spageti ke mulut Jae In menggunakan tangannya, "Kenapa kau menyuapkannya padaku?. Kau juga makan. Makan. Ayo mati.
Ck..ck...ck....dua wanita ini memang menggila.

Meski mengaku bukan wanita gampangan, tapi kenyataanya Bi Ryung pergi ke vila Se Kwang.
"Kupikir kau tidak datang", ucap Se Kwang sembari menumpahkan whiski ke dalam gelas. 
"Lalu kenapa kau menyiapkan dua gelas?. Katakan saja kenapa kau ingin bertemu denganku. Aku datang karena hanya ingin tahu", tanya Bi Ryung. 
"Penyelidikan dana rahasia milik Jeong Hae Ryong. melibatkanmu, Eun Bi Ryeong", ucap Se Kwang membuat Bi Ryung terkejut. 
Bi Ryung tak mengerti maksud ucapan Se Kwang, ia tak terlibat secara langsung dalam hal apapun.
"Bagaimana jika tidak secara langsung?", tanya Se Kwang
"Aku tidak tahu. Aku tidak melakukan kesalahan apapun", jawab Bi Ryung emosi. 
Se Kwang :  Selama belasan tahun pengalamanku menjadi jaksa. Aku banyak menuntut, dalam mengungkap kejahatan, serta mengarang kejahatan palsu juga meningkat. Serahkan semua informasi soal dana rahasia Jeong Hae Ryong. Baik itu soal pencucian uang, penyuapan, penyelundupan mata uang asing, atau apapun itu.

Mata Bi Ryung berkaca-kaca "Apa kau benar-benar akan memperlakukanku seperti ini?. Apa kesalahanku padamu?. Kesalahanku hanyalah mencintaimu. Brengsek". 
Bi Ryung memukul-mukul pelan dada Se Kwang, kali ini ia sudah menangis.
Se Kwang memegang tangan Bi Ryung, "Tak ada gunanya melakukan ini, kita tidak pernah bertemu lagi". 
"Apa maksdumu?", tanya Bi Ryung. 
"Bagaimana bisa kita memulai lagi dari awal, jika aku mengirim mu kepenjara".
 Tangis Bi Ryung semakin deras, "kau brengsek, lelaki jahat".

Se Kwang menarik Bi Ryung ke pelukannya. Bi Ryung tenggelam dalam tangisnya. Dengan mudahnya ia jatuh kembali dalam pelukan Se Kwang, dan melupakan rasa dendamnya.
Se Kwang memilih kembali pada Bi Ryung. Karena apa?, tentu saja karena Bi Ryung akan memberikan keuntungan bagi dirinya. Sama seperti dulu....

Esok hari.

Cha Don kembali mengunjungi Gi Soon, meninjau pembebasan bersyarat. Dengan suara pasrah, Gi Soon bilang ia tak akan menyalahkan Cha Don jika pembebasan bersyaratnya ditolak kejaksaan.
Cha Don bicara dengan suara lembut, "Pembebasan bersyarat anda sudah selesai. Aku juga ingin menemukan anak anda, tapi sayangnya aku tidak bisa.
Gi Soon menahan tangis mendengar penjelasan Cha Don.
"Apa anda punya tempat tujuan setelah kau keluar?", tanya Cha Don. 
"Aku akan mencarinya", jawab Gi Soon. 
Cha Don : Apa anda suka anak-anak?. Aku tumbuh di panti asuhan. Aku memberitahu soal
anda, Ny. Park Gi Soon. Beliau bilang akan menerima kedatangan anda

Gi Soon tersenyum, mengucapkan rasa terima kasihnya. Cha Don memberikan nomor poselnya, "Jika terjadi sesuatu, tolong hubungi aku". 
Gi Soon kembali tersenyum, "Baik sekali. Jika saja putraku tumbuh sepertimu, Jaksa".
Cha Don ikut tersenyum. Wajah Gi Soon terlihat lebih bahagia dari sebelumnya.

Cha Don keluar ruangan setelah selesai bicara dengan Gi Soon. Gu Shik membawa kabar bahwa baru saja Hae Ryong baru saja di hukum penjara, "Wow, Jaksa Ji Se Gwang mengejarnya sampai akhir", guman Gu Shik. 
Cha Don diam, dalam hatinya mungkin terbesit pertanyaan cara apa lagi yang kini Se Kwang lakukan untuk menjerat Hae Ryong. 
Dua sipir penjara mengawal Hae Ryong yang memakai baju tahanan, bertemu dengan Se Kwang yang memang menunggu, dengan niat ingin mengejek Hae Ryong.
"Kau puas sekarang?", tanya Hae Ryong. 
"Aku sedih. Melihat orang yang dihormati sepertimu menjadi budak uang", ucap Se Kwang tersenyum tipis.
Hae Ryong : Jangan menipu dirimu sendiri. Kau berharap aku menjalani hukumanku secara penuh?. Aku akan keluar di hari Kemerdekaan berikutnya, atau paling lambat saat natal.  Mengerti?. 
Se Kwang : Aku berdoa meskipun kau dibebaskan hanya pada hari itu, itu akan berarti bagimu. Kawal dia.

Sipir membawa Hae Ryong pergi, Hae Ryong bicara sambil berjalan "Ingat ucapanku, aku akan fokus padamu selama aku masih hidup". 
Hae Ryong berteriak, "Ji Se Kwang. Lepaskan aku. Siapa aku? Aku ini Jeong Hae Ryong. Presiden adalah muridku".

Wartawan Go, Jaksa Kwon dan Bi Ryung keluar dari ruang sidang. 
"Astaga, kenapa pria tua itu berteriak keras sekali? Membuat telingaku sakit", ucap Bi Ryung dengan gaya sok anggunnya
(gak ingat ya, kalo kamu sering nempel2 sama Hae Ryong, bener2 wanita parasit).
Jaksa Kwon mengatakan rencana mereka berikutnya adalah mengambil alih saham Hwanghae Bank. Karena Hae Ryong di penjara, maka saham Hwanghae Bank akan turun.
"Saat ini kau sudah menjadi pemegang saham utama, Nona Bi Ryung. Jika kita membeli sedikit sahamnya lagi, kita bisa mengambil alih lembaga keuangan itu", kata wartawan Go.
"Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?. Rencana ini mengejutkan bagiku?", ucap Bi Ryung tersenyum genit.
4 penjahat ini lalu pergi minum untuk merayakan keberhasilan mereka.

Ny. Bok terlihat serius mengetik sesuatu. Jae In bertanya apa kah ibunya ini berencana untuk mengambil alih Hwanghae Bank. Ny. Bok meminta Jae In untuk diam, pertanyaan putrinya barusan mengacaukan perhitungannya. 

Gu Shik datang membawa kabar gawat, seseorang telah membeli saham Hwanghae Bank dalam jumlah besar. Ny. Bok terkejut, bertanya siapa orang itu. Pal Do menjawab Angelina (Bi Ryung).
"Astaga, wanita sialan itu, dia pikir bisa mencuri semua jerih payahku selama ini?", ucap Ny. Bok kesal.
Pal Do menambahkan, kabarnya ada seseorang dari kejaksaan yang membantu Bi Ryung membeli saham Hwanghae Bank. Tapi Pal Do tidak tahu siapa jaksa itu. Ny. Bok memarahi Pal Do, seharusnya dia teliti dengan laporannya. Ia lalu bertanya kapan upacara pengangkatan Cha Don sebagai jaksa. 

Upacara Pengangkatan Jaksa Baru. 

Cha Don mengucapkan janji jaksa, "Saya berjanji mulai saat ini, menjadi panggilan oleh negara dan masyarakat, menerima posisi terhormat sebagai Jaksa Republik Korea. Saya akan menjadi seorang jaksa yang berani menindak ketidakadilan. yang membela kebenaran tanpa berpihak. dan yang bersikap seperti pegawai negeri sipil, mengabdikan seluruh tubuhku dari awal sampai akhir, untuk melayani masyarakat. Aku berjanji demi kehormatanku".

Ji Hoo dan Gu Shik duduk dibangku para undangan. Tersenyum senang melihat Cha Don. Berbeda dengan Se Kwang, dari raut wajahnya jelas sekali kalau dia tidak menyukai atau mungkin bahkan membenci Cha Don secara pribadi.

Usai upacara, Ji Hoo memberikan karangan bunga dan mengucapkan selamat atas pengangkatan Cha Don sebagai jaksa. Gu Shik mengajak Cha Don untuk merayakan impian Cha Don yang kini telah menjadi kenyataan.

Ponsel Cha Don berdering, dari kepala panti asuhan. Mengucapkan selamat, sekaligus memberitahu Cha Don bahwa Pria dari Jingogae telah siap untuk bertemu dengan Cha Don. Cha Don terkejut sekaligus senang mendengarnya. Tentu saja ia akan menemuinya, bagaimana pun caranya.

Usai berbicara dengan kepala panti asuhan. Cha Don meminta maaf pada Gu Shik dan juga Ji Hoo. Karena malam ini ia tak bisa merayakan bersama mereka. Karena malam ini ia akan bertemu dengan seseorang yang penting dalam hidupnya. 

Cha Don berada disebuah hotel berbintang. Seorang waitress mengantarkan Cha Don ke ruangan VIP untuk bertemu dengan Pria dari Jingogae. Cha Don masuk keruangan dengan perasaan gugup. Tebak siapa yang bertemu dengan Cha Don, tak lain dan tak bukan adalah Ny. Bok. 

"Bagaimana kabar anda?", tanya Cha Don menundukkan wajah. 
"Lama tak jumpa", balas Ny. Bok. 
Cha Don mengangkat wajah, ia ingat wanita yang duduk didepanya adalah ahjuma yang dulu berniat mengangkatnya sebagai anak. 
"Ahjuma?", tanya Cha Don dengan wajah bingung

Pal Do menjelaskan bahwa wanita yang dipanggil Ahjuma oleh Cha Don barusan adalah "Pria dari Jingogae".
"APA?", tanya Cha Don dengan wajah terkejut
Ny. Bok tertawa, "Apa kau kecewa karena dia seorang wanita bukannya pria?. Jangan berdiri saja dan duduklah. Leherku sakit mendongak seperti ini". 

Cha Don duduk, masih dengan wajah bingungnya ia bertanya, "Jadi, dermawan yang membayari kuliahku dan menyumbang panti asuhan?". 
Ny. Bok :  Dermawan? Terserahlah. Pal Do, tunjukkan rincian tagihannya.
Pal Do menunjukkan buku tagihan pada Cha Don, "Itu adalah jumlah pengeluaran yang membuatmu menjadi jaksa". 
Cha Don membuka, dan melihat nominal yang tertera berjumlah 1.632.000.000 won.
"Ini... berapa banyak jumlah nolnya?, tanya Cha Don terkejut 
"Itu adalah tugas peminjam yang menghitungnya, bukan pemberi pinjaman", jawab Ny. Bok.

Cha Don bertanya kapan ia menghabiskan uang sebanyak ini. Pal Do menjawab uang itu digunakan untuk sumbangan bulanan panti asuhan semenjak Cha Don berada di panti asuhan. 
"Itu juga termasuk bunga pinjaman pribadi", tambah Ny. Bok
"Ahjuma!!!", ucap Cha Don
"Panggil Nyonya", kata Pal Do. 
Cha Don : Nyonya,.aku sungguh berterima kasih atas bantuan anda selama ini, tapi...

Ucapan Cha Don terpotong, karena terdengar seseorang yang mengetuk pintu. Jae In masuk, mata Cha Don mengekor kemana Jae In pergi. Jae In berdiri di samping Ny. Bok.
Ny. Bok : Putriku, Jae In. Kau sudah pernah bertemu dengannya, kan?
Cha Don : Kalau begitu, Nona Jae In adalah tuan putri?
Jae In : Kau mengingatnya, si tampan bodoh.

Jae In tersenyum senang, begitu pula dengan Ny. Bok dan Pal Do. Cha Don terdiam, bingung dan terkejut menjadi satu. 



END


Komentar :
Finally, Cha Don menjadi jaksa...tapi kini ia terbelit hutang dengan Ny. Bok...
Saya semakin kesal melihat wajah Se Kwang, dia memang pintar tapi sayangnya kepintarannya itu digunakan untuk kejahatan. Tak heran jika ia begitu licik.

4 penjahat kembali bersatu, Bi Ryung yang semula bertekad membalas dendam pada Se Kwang. Justru jatuh dengan mudah kembali ke pelukan pria yang pernah mencampakannya.

Bener-bener ya, tipe wanita seperti Bi Ryung sungguh menyebalkan.
2 kali dia mengkhianati pria yang memberinya keuntungan. Pertama Lee Joong Man dan kini Jeong Hae Ryong. Yach walaupun Hae Ryong juga bukan orang baik...

Para readers, silahkan berkomentar...

14 comments:

  1. Ekspresi Kang Ji Hwan saat terkejut kocak banget^^

    Time is show!

    ReplyDelete
  2. kocak banget pas scene ji hoo dan jae in mabuk menggila berdua.. hahaha..

    ReplyDelete
  3. Q tnggu kelanjtan.a eonnie,jngan lma" ya. . . Xlo bza bzox udah ad. .
    Gomawo

    ReplyDelete
  4. Q tnggu kelanjtan.a eonnie,jngan lma" ya. . . Xlo bza bzox udah ad. .
    Gomawo

    ReplyDelete
  5. Ok dan kita akan melihat jaksa tampan ini menerima suap sana sini. Tetep deh dalam benak saya, kok bisa ya Cha Don begitu????

    Ckckck namanya juga manusia hahaha.... Bisa khilaf hahaha.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. uangnay buat bayar utang ke Ny, Bok...tapi emang jalannya salah mb.....hehe...pake jalan pintas..abis ditagih utang ampe 1 M won...wow.....tapi ini film keren loh.......hehe....tinggal nungguin the virus nih.....

      san

      Delete
  6. mb, asli ini film walaupun pemainnya bukan hallyu star...tapi asli keren banget,,,,akting, jalan cerita dll....

    sampe belain beli dvdnya n nonton sampe pagi.....haha......n endingnya juga keren bangettttt......setimpal deh.....btw, tengkyu yah mb , dah buat sinop film keren2 n selalu posting cepet......

    mb Nuri, daebak,,,,,,,gomawo

    san

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehehe, endingnya emang daebak...
      Btw san, thanks ya....sudah jadi pengunjung setia blog saya....

      Delete
  7. akhirnya cha don berhasil memenangkan kasus pembunuhan yg di dalangi lee gwan soo,& skrg dia dah jd jaksa sungguhan,duh senengnya,,
    kpn ea kisah cinta cha don dimulai rasanya kok dia gak da perasaan ma sekali dg jae in, apa mungkin belom??
    ttp smgat ea mb n aku tggu bwt sinpsis selanjutnya, makasih mb...

    ReplyDelete
    Replies
    1. di tunggu ya...setelah ini sinopsis AYIH dulu...

      Delete
  8. Mb nuri tetep S̤̥̈̊є̲̣̥є̲̣̣̣̥♍ªªªηgªª†̥ buat sinopnya ya......walupun liat vcd nya tp gak puas klo gak baca sinop nya mbak nuri.....

    ReplyDelete
  9. Yaampun ini drama bener-bener deh jalan ceritanya tuh keren banget......mba nuri tau aja drama yg keren hueehehe. Semangat mba nulis sinopsisnya!

    ReplyDelete
  10. mba nuri salam kenal dari q...
    q suka bgt ma ni drama tapi ko sinop lanjutannya blm da si mba...
    q salah satu pembaca yg sangat menunggu loh...
    semangat y mba nulisnya:)

    ReplyDelete
  11. mba nuri salam kenal dari q...
    q suka bgt ma ni drama tapi ko sinop lanjutannya blm da si mba...
    q salah satu pembaca yg sangat menunggu loh...
    semangat y mba nulisnya:)

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)