Pages - Menu

Friday, April 05, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 6 Part 2

 Kwang Soo berada di ruang interogasi, di atas meja tersebar berbagai foto korban pembunuhan yang dibunuh secara sadis. Cha Don, Gu Shik dan Ji Hoo melihat dari ruang lain, memperhatikan ekspresi Kwang Soo. Mereka melihat Kwang Soo yang tetap diam, tak menyentuh ataupun melirik sedikit pun pada foto-foto yang ada diatas meja. 

Pertama kali melihat wajah Kwang Soo, Cha Don merasa yakin dia bukanlah pembunuh berantai. Gu Shik bertanya apa Cha Don seorang pembaca wajah. Cha Don bilang pembunuh berantai itu 100% tertarik pada foto kejahatan. Itu semacam lambang kehormatan bagi psikopat.

Gu Shik bertanya kapan mereka akan memulai interogasinya. Ji Ho berkata sudah siap, hanya menunggu waktu yang tepat. Saat ini Kwang Soo berusaha tampil kuat, tapi sebenarnya dia merasa gugup dan cemas. Begitu dia mulai melemah, saat itulah mereka mulai bertindak. 

Kwon Hyuk memberikan Se Kwang berbagai berkas laporan peristiwa dari tim jaksa penuntut umum Jeon Ji Hoo serta data pribadi Lee Kwang Soo. Se Kwang rela kerja lembur, untuk menemukan celah dan informasi yang bisa membuat Kwang Soo berpihak padanya.

Kembali ke ruang interogasi. Jung Shik tertidur di Kursi. Ji Hoo tampak mengantuk memperhatikan Kwang Soo yang tetap tak bergerak sedikit pun dari tempatnya. Cha Don membawa kopi untuk Ji Hoo, ia bilang jika terus begini yang ambruk lebih dulu adalah Ji Hoo bukan Kwang Soo. Cha Don begitu bersemangat saat Ji Hoo memintanya untuk memulai interogasi tahanan mereka. Se Kwang masuk keruangan sebelah tempat Ji Hoo berada, ia melihat sendiri bagaimana cara Cha Don menginterogasi Kwang Soo. 

Cha Don memuji Kwang Soo seperti superman karena sama sekali tak menyentuh makanan dan minuman yang disediakan, "Pada tanggal 7 Februari, hari saat Park Gwang Tae dibunuh, mulai jam 5 hingga 9 malam, kau dimana?". Cha Don tersenyum melihat Kwang Soo yang diam tak menjawab, jika Kwang Soo merasa tak nyaman ia cukup menjawab setiap pertanyaan yang diberikan dengan jawaban ya atau tidak.

Ia lalu bertanya alasan Kwang Soo membunuh Kwang Tae, apa karena Jeong Hae Ryong yang menyuruhnya. Karena Park Kwang Tae mungkin membocorkan informasi yang sensitif. Kwang Soo meminta Cha Don memanggil Hae Ryong dengan sebutan Pria Tua Terhormat. 
Kwang Soo memberikan alibinya, pada hari itu jam 5 sore dia berada di Hotel Tea Yang di Incheon, untuk menghadiri Han Go Party. Jika tidak percaya, Cha Don bisa bertanya pada Menteri Lee Jae Seok, Presdir Keum Chul Soo atau anggota dewan Park Sang Gook, "apa harus aku memberikan lebih banyak orang lagi?", tanya Kwang Soo menantang.  Cha Don diam, wajahnya terlihat binggung, tak tahu harus bertanya apa lagi. Melihat Se Kwang dan Ji Hoo yang berada di ruang sebelah

Gu Shik berkata, perjalanan dari Hwanghae Bank menuju Tae Yang Hotel membutuhkan waktu 3 jam lebih. Ji Hoo meminta Jung Shik pergi kesana saat jam makan siang. Periksa rekaman CCTV dan pastikan Kwang Soo berada di sana pada hari itu. Gu Shik lalu bertanya apa yang harus mereka lakukan jika perkataan alibi Kwang Soo terbukti benar. Se Kwang mengajukan diri untuk menginterogasi Kwang Soo. 

Cha Don mulai marah, ia merasa Kwang Soo tak menghormatinya dikarenakan posisinya yang hanya sebagai jaksa magang, "Aku mungkin tidak terlihat pintar tapi IPK-ku 4.4 dari institusi". Tak lama Se Kwang masuk keruang interogasi, lalu menyuruh Cha Don untuk keluar. 

Ji Hoo mempersilahkan Se Kwang mengajukan pertanyaan pada Kwang Soo tanpa merasa curiga sedikit pun. Beda halnya dengan Cha Don yang merasa terganggu, timnya telah bekerja keras, tapi Se Kwang dengan seenaknya menyuruhnya keluar dari ruang interogasi. Ji Hoo berkata itu karena Kwang Soo secara langsung berhubungan dengan Hae Ryong. Cha Don tetap merasa hal ini melanggar aturan. Gu Shik meminta Cha Don untuk tenang, perhatikan dan lihat saja, hal ini akan menjadi pelajaran bagi Cha Don. Di Korea Selatan tak ada jaksa yang lebih baik menginterogasi tersangka dibandingkan dengan Se Kwang.

Se Kwang mengetahui pikiran Kwang Soo yang hanya menganggap Hae Ryong sebagai satu-satunya orang yang akan menyelamatkannya. Kwang Soo berkata ia tak butuh bantuan orang lain, karena dia tak melakukan kesalahan apapun. Se Kwang mendekati kaca, ia bilang pada Ji Hoo akan mematikan pengeras suara karena pertanyaan yang akan ia ajukan selanjutnya ke Kwang Soo menyangkut masalah pribadi. 

Ji Hoo jelas merasa keberatan dan juga binggung, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Cha Don semakin kesal melihat sikap Se Kwang. Ia tak mengerti alasan Se Kwang yang mematikan pengeras suara. Jung Shik diam tak berkomentar. 

Se Kwang mengatakan alibi kuat Kwang Soo miliki bisa ia patahkan dengan mudah. Kwang Soo menuangkan air ke gelas dengan sikap tenang dan percaya diri. Ia mempersilahkan Se Kwang mengatakan apa yang dia inginkan. Dengan mimik dinginnya, Se Kwang mengatakan sesuatu yang membuat Kwang Soo terkejut hingga menjatuhkan gelas yang dia pegang. 

Gu Shik memuji Se Kwang yang berhasil membuat Kwang Soo pucat. Cha Don memintanya untuk diam, tak ada yang bisa mereka dengar dari pengeras suara yang mati. Cha Don memperhatikan monitor yang ada di depannya dengan sangat serius. Bibir Cha Don secara otomatis bergerak sesuai dengan gerak bibir Se Kwang yang sedang bicara.

Se Kwang menggertak Kwang Soo, bahwa perkataan yang ia ucapkan barusan tak ada orang lain yang bisa mendengarnya kecuali mereka berdua. Kwang Soo terlihat gugup, ia bertanya apa yang Se Kwang inginkan. Se Kwang meminta Kwang Soo bersedia untuk bersaksi pada persidangan kasus Hae Ryong berikutnya, "Aku tidak bisa menunggu terlalu lama. Lain kali jika kita berhadapan, kuharap aku mendengar jawaban yang bijaksana".

Setelah interogasi selesai. Ji Hoo bertanya apa yang Se Kwang bicarakan dengan Kwang Soo hingga harus mematikan pengeras suara. Se Kwang menjawab ia hanya mengajukan pertanyaan mengenai kasusnya yang sama sekali tidak akan merugikan kasus Ji Hoo, "jangan terlalu khawatir, Jaksa Jeon", ucap Se Kwang menepuk bahu Ji Hoo.

Cha Don bertanya pada Ji Hoo, "Kau tidak mempercayainya, kan?". Ji Hoo merasa saat ini lebih baik mereka mencari cara untuk memecahkan alibi Lee Kwang Soo terlebih dahulu, jika tidak kasus ini tak akan pernah bisa mereka pecahkan. Cha Don merasa curiga pada Se Kwang, bagaimana jika dia sudah memecahkan masalah ini dan menyembunyikannya dari mereka, "alibi, perjanjian, rahasia, kerja sama, pembunuh, hidup. Kata-kata itu yang keluar dari mulut Jaksa Se Kwang selama dia bicara. Mataku ini sangat akurat. Aku yakin kalau ada sesuatu diantara mereka berdua". 
"Jaksa Ji Se Kwang adalah orang yang paling kuhormati. Jangan bicara ngawur tanpa bukti", balas Ji Hoo, lalu pergi meninggalkan Cha Don. 
Cha Don berguman sendiri, "Ada apa? Apa mereka berkencan?. Jadi karena itu?"

Ji Hoo dan Cha Don berjalan di koridor Hwanghae Bank. CCTV menghilang di sekitar pintu darurat. Jika pelakunya Lee Kwang Soo, pastilah ia kenal area ini dengan baik. Ji Hoo menyuruh Cha Don berjalan pelan dari ujung koridor hingga di depan pintu darurat. Cha Don mengikuti perintah Ji Hoo. Dari belakang, Ji Hoo mencekik leher Cha Don, sama dengan cara Kwang Soo membunuh Kwang Tae. Cha Don berontak, bertanya kesalahan apa yang ia lakukan.

 Ji Hoo meminta Cha Don untuk diam. Ia merasa yakin, tersangka membunuh korban dengan cara seperti ini lalu menyeretnya ke tangga darurat. Ji Hoo mencekik Cha Don dengan seluruh tenaga yang ia miliki, membuat Cha Don kehabisan napas. Ji Hoo baru sadar, saat Cha Don memukul-mukul tangannya. Ji Hoo melepaskan Cha Don, "Oh! Maafkan aku. Kau tidak apa-apa?". 
 "Sungguh, apa ini caramu mengeluarkan semua kemarahan?. Kau terlalu kuat untuk ukuran wanita', ucap Cha Don terbatuk-batuk. 

Cekikan barusan memicu pikiran Cha Don, ia meminta Ji Hoo untuk mencekiknya lagi dengan kuat. Cha Don memegang kaki Ji Hoo. Ji Hoo mengira Cha Don ingin melakukan pelecehan, "Kau tidak sedang memikirkan hal yang aneh, kan?. kau mati jika kau bercanda denganku".

Cha Don meminta Ji Hoo mencekiknya lebih kuat lagi. Ji Hoo mengeluarkan seluruh tenaga mencekik leher Cha Don. Cha Don mulai kehabisan napas, tangan kanannya mencengkram kuat kaki Ji Hoo. Ia lalu memukul-mukul tangan Ji Hoo pertanda minta di bebaskan. Cha Don teringat perkataan dokter otopsi tentang tangan kanan mayat yang terlihat tidak biasa seperti menggenggam sesuatu. Pembunuh terpaksa harus meluruskan jari-jari mayat, lalu menggunakan asam asetat glasial untuk menghapus sidik jarinya.

Cha Don kembali meletakkan tangan Ji Hoo ke lehernya, "Jadi, Park Kwang Tae yang putus asa berjuang untuk hidup. Tangan kanannya, memegang sesuatu yang bisa dia gunakan sebagai senjata untuk melukai tangan kiri pembunuh". 

Ji Hoo mendorong Cha Don saat menyadari jarak wajah mereka terlalu dekat, "Menurutmu kau bisa melakukan penyelidikan dengan imajinasimu. Bagaimana jika tangannya hanya
mengepal?". 
Cha Don merasa yakin dengan analisanya, "Dia pasti mencengkeram. Maksudku, seperti....Pulpen.
Ji Hoo : Apa?. Tidak ditemukan pulpen di TKP.

Cha Don ingat ada sebuah pulpen terselip di saku jas Kwang Tae dari foto yang pernah dia lihat sebelumnya. Lalu saat dirinya berada di kantor polisi bersama Jae In. Pada saat itu, Jae In menggunakan pulpen yang sama dengan milik Kwang Tae untuk tanda tangan. Tapi pulpen itu macet karena ujungnya rusak. Cha Don menghela napas frustasi, "Hah....Kenapa wanita terkutuk itu punya pulpennya?".
Ponsel Cha Don berdering. Dari seberang sana terdengar suara Jung Shik, "Lee Gwan Soo dibebaskan karena membantu perusahaan secara sukarela".

Kantor kejaksaan. Kwang Soo berjalan menuju pintu keluar. Berpapasan dengan Cha Don yang segera kembali setelah mendengar berita dari Jung Shik.
Cha Don mendengus kesal, "Undang-undang menyebalkan di Korea Selatan. Pembunuh bisa keluar seperti ini". 
Kwang Soo : Kau mungkin sudah memastikan alibiku. Pada jam saat Park Gwang Tae meninggal, aku berada di Incheon.
Cha Don : Siapapun bisa membuat alibi semacam itu.

Cha Don memegang tangan kiri Kwang Soo, menekannya dengan kuat tepat di bagian luka. Kwang Soo menampakkan wajah kesakitan. Cha Don tersenyum, berbisik Kwang Soo dengan wajah serius "hah...apa kau terluka. Aku tidak tahu caramu membuat alibi, tapi aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja seperti ini. Kau pasti akan kukirim ke penjara".
Kwang Soo menarik tangannya, pergi dengan wajah menahan sakit. 

Cha Don berkata pada Ji Hoo, " Kau melihatnya, kau melihatnya, kan?. Dia kesakitan. Lukanya tepat dibagian yang sudah kita duga. Dia pembunuhnya", ucap Cha Don kembali dengan mimik lucunya.

Hae Ryong menunggu Kwang Soo keluar dari kantor kejaksaan. Ia sedikit cemas karena tak juga melihat wajah Kwang Soo. "Ah, dia datang", seru Jung Shik begitu melihat Kwang Soo keluar. Hae Ryong melambai, Kwang Soo tersenyum, berjalan mendekati mobil Hae Ryong. Sebuah mobil berhenti, Kwon Hyuk dan detektif Choi keluar, menarik Kwang Soo masuk ke mobil mereka.

Hae Ryong panik, ia meminta pengacara Hwang untuk segera mengejar mobil yang membawa Kwang Soo. Se Kwang berdiri di depan mobil Hae Ryong. Menghalangi mobil jalan, menyeringai bagaikan serigala. Hae Ryong berang, ia menyuruh Jung Shik untuk menabrak Se Kwang. Pengacara Hwang tak berani melakukannya. Mereka akan berada dalam masalah besar jika menabrak seorang jaksa di depan kantor kejaksaan.

Hae Ryong marah saat mendengar laporan Jaksa Jo yang tak bisa menemukan Lee Kwang Soo. Jaksa Jo meminta Hae Ryong untuk menunggu, orang suruhannya sedang mencari. Hae Ryong naik pitam, melempar asbak ke arah Jaksa Jo, "menurut kau hanya aku yang akan mati?. Kau akan mati lebih dulu. Aku akan membunuhmu!".
Jaksa Jo yang berhasil menghindar, berlutut meminta maaf. Hae Ryong berteriak menyuruh Jaksa Jo untuk segera menemukan Kwang Soo.

Kwang Soo yang kini disekap Se Kwang mengajukan protes, apa bisa seorang jaksa penuntut umum menyekap seorang warga negara yang tidak bersalah secara ilegal seperti yang Se Kwang lakukan saat ini. Se Kwang berkata saat ini Kwang Soo diselidiki sebagai tersangka pembunuhan, belum lagi serangan fisik yang ia lakukan pada Cha Don akan membuat dirinya membusuk di dalam penjara. Kwang Soo menolak untuk bekerja sama, ia mempunyai alibi, lagi pula pihak kejaksaan tidak punya bukti yang kuat untuk menjeratnya kepenjara.

Se Kwang tersenyum sinis mendengar perkataan Kwang Soo, "Kami akan mulai merundingkannya besok. Silakan istirahat". Se Kwang memberi kode detektif untuk membawa Kwang Soo ke kamar yang telah disiapkan.

Setelah detektif Choi keluar, Kwang Soo mengunci pintu, memperhatikan sekeliling, mencari jalan keluar untuk melarikan diri. Ia melihat jendela yang ada di kamar mandi, "Gong Jae In. Aku hanya membutuhkan dia untuk bebas. Maka, tidak ada seorang pun yang bisa menyentuhku".

Gadis yang sedang di cari Kwang Soo kini tengah berada di spa, menikmati perawatan tubuh. Karyawan spa memberitahu ponsel Jae In yang terus berdering sejak tadi, tertera nama Lee Cha Don di layar ponsel. Mendadak mood Jae In menjadi buruk mendengar nama Lee Cha Don, memikirkan namanya saja bisa membuat rahangnya bergeser. Jea In menenangkan diri, lalu meminta karyawan spa untuk mematikan ponsel miliknya.

Cha Don yakin Jae In memiliki pulpen Kwang Tae. Ia pusing setengah mati, karena panggilan teleponnya pada Jae In selalu tidak di jawab. Cha Don meminta pada Gu Shik menghubungi semua detektif untuk mencari keberadaan Jae In. Ji Hoo bertanya siapa itu Jae In. Cha Don berkata kunci dari kasus ini ada di tangan Jae In.

Di depan tim 1, Cha Don menunjukkan selebaran yang memuat wajah Jae In, "Dia sangat gendut dan jelek. Seperti yang kalian lihat, dia mudah terlihat pada jarak sekitar 500 m. Seharusnya mudah menemukannya". Ji Hoo bertanya bagaimana alamat rumahnya. Jung Shik menjawab tidak di temukan nama Gong Jae In, bahkan KTP-nya pun palsu. Cha Don percaya akan segera menemukan Jae In. Ji Hoo meminta pada ke-2 detekfit untuk bertanya pada teman kerjanya, setelah ponselnya aktif lacak juga keberadaannya.

Gu Shik mengingatkan Ji Hoo untuk meninjau kembali berkas pembebasan bersyarat Park Gi Soon. Ji Hoo baru ingat, mengeluh karena hari ini ia akan sangat sibuk. Ji Hoo meminta Cha Don untuk menggantikannya.
"Kau ingin aku pergi pada saat momen penting?", ucap Cha Don keberatan.
"Lalu, kau ingin aku yang pergi saat momen penting?", ucap Ji Hoo balik
Cha Don berkata, meskipun dirinya masih magang, tapi dia tetaplah seorang jaksa.
"Itulah sebabnya aku menyuruhmu melakukan tugasku, Pak Jaksa Lee Cha Don", balas Ji Hoo tak mau kalah.

Kwon Hyuk dan detektif Choi berkali-kali mengetuk dan memanggil nama Kwang Soo, tapi tak ada jawaban. Se Kwang bertanya ada apa. Kwon Hyuk menjawab Kwang Soo bilang akan tidur siang, tapi sekarang dia mengunci pintunya. Se Kwang menendang pintu. Mereka mencari di seluruh kamar, tak ada sosok Kwang Soo. Se Kwang melihat jendela di atas kamar mandi. Begitu tahu Kwang Soo melarikan diri, ia memerintahkan Kwon Hyuk untuk memanggil polisi.

Jae In berdiri di depan cermin, mengagumi tubuh barunya yang langsing dan wajah cantiknya.

Sebelum meninggalkan klinik, ia pergi ke resepsionis, mengurus administrasi. Resepionis berkata, keluarga Jae In pasti tidak akan bisa mengenalinya, karena sekarang Jae In sangat cantik. "sebenarnya, aku juga tidak mengenali diriku sendir", ucap Jae In girang. Setelah urusannya selesai, Jae In keluar dari klinik berpapasan dengan Kwang Soo.

Kwang Soo berkata pada resepsionis ia sedang mencari orang yang bernama dipanggil Gong Jae In. Resepsionis bilang Jae In baru saja keluar, "apa anda tidak melihatnya?". Kwang Soo meminta nomor handphone Jae In, mengaku sebagai kakak sepupu yang akan menjemput Jae In keluar dari klinik hari ini.

Di luar klinik, Kwang Soo menghubungi nomor handphone Jae In. Tak jauh darinya, Jae In menjawab panggilan masuk dari Kwang Soo, "halo". Kwang Soo tertegun seakan tak percaya melihat sosok baru Jae In, memperhatikan dari ujung kaki hingga kepala. Wanita yang ada dihadapannya kini jauh berbeda dengan sosok Jae In yang ia lihat sebelumnya. Karena tak ada jawaban, Jae In menutup teleponnya, memanggil taxi. Kwang Soo juga menyetop taxi, mengkuti arah Jae In pergi.

Jae In pergi ke departement store, berjalan dengan senyum dan rasa percaya diri yang tinggi. Setiap langkah kakinya, membuat semua pria terpesona pada Jae In, sampai-sampai pacar dari pria-pria itu harus memegangangi kekasihnya. Tak itu saja, kibasan rambut Jae In mampu membuat pria jatuh berlutut. Jae In benar-benar menebarkan pesona.(hahahaha, Hwang Jung Eum lebih cantik dengan rambut panjang).

Jae In mencoba berbagai macam model sepatu, membelinya tanpa merasa ragu. Setelah itu, ia pergi ke toko perhiasaan. Membeli semua yang dia inginkan. Hasilnya Jae In menenteng banyak tas belanjaan.

Suatu kebetulan, Ny. Bok berada di departement store yang sama dengan Jae In. Jae In melihat ibunya dari jauh. Ia menutupi wajahnya dengan tas belanjaan. Saat berbalik, Jae In bertatap muka dengan Pal Do. Saking terkejutnya, ia menjatuhkan tas belanjaan. Pal Do membantu Jae In mengambil tas yang berjatuhan, ia terlihat begitu terpesona dengan kecantikan Jae In. Sama sekali tak mengenali siapa gadis yang ada dihadapannya.

Terdengar suara Ny. Bok yang memanggil Pal Do. Jae In menghela napas lega, dia menguping percakapan Ny. Bok dan Pal Do. Ny. Bok mengeluh karena pihak kepolisian sampai saat ini belum menemukan Jae In. Ny. Bok meminta pendapat Pal Do soal warna baju yang dia pilih.
"Anda agak gemukan akhir-akhir ini, Nyonya. Kurasa itu tidak cocok dengan anda", ucap Pal Do jujur
"Apa maksudmu aku ini gendut, sialan. Kau perlu memeriksakan matamu. Beratku 52 kg selama lebih dari 20 tahun", ucap Ny. Bok tak terima dengan perkataan Pal Do.

Pal Do diam saja mendengar semprot'an Ny, Bok  (hahhaha)...

Jae In melihat cermin yang ada di depannya. Saat itu ia sadar, bahwa kini dia bukan lagi Jae In dengan badan yang gemuk seperti dulu. Setengah menggoda, Jae In berjalan mendekati mereka, mengibaskan rambut. Mulut Pal Do terbuka lebar, bola matanya membesar, "Bukankah dia sangat cantik. Wajahnya, tubuhnya". 
"Bola matamu sampai keluar! ayo pergi...ayo pergi..",, ucap Ny. Bok menjewer kuping Pal Do. (hahaha)

Cha Don membaca berkas kasus Park Gi Soon, "wanita ini dia membunuh suaminya karena uang". Gu Shik berkata itulah sebabnya tuhan mungkin menghukumnya dengan cara membuat dia menjadi gila. Cha Don menambahkan, wanita seperti ini tidak akan pernah diterima oleh masyarakat. Gu Shik setuju dengan perkataan Cha Don, "Apa maksudnya banding pada pembebasan bersyarat?". Cha Don membalik halaman, tertera nama Ji Se Kwang yang menjadi pengacara Park Gi Soon sewaktu dia masih menjadi jaksa magang.

Gu Shik masih ingat kasus itu, suami Park Gi Soon adalah seorang pengusaha yang sangat kaya raya, punya kekuatan super dalam pembanguan real estate di Myungdong. Cha Don merasa ada yang aneh, tercatat seluruh harta kekayaan yang secara hukum sah milik keluarga jatuh ke tangan Eun Bi Ryung, "Seorang wanita yang membunuh suaminya demi uang menuntut untuk mendapatkannya kembali". Meski begitu Gu Shik merasa sudah terlambat untuk mengajukan banding sekarang. Cha Don merasa heran, "kenapa Jaksa Ji Se Gwang tidak melakukan apapun soal ini?". 

Penjara rumah sakit jiwa. Gi Soon mengamuk, tangannya berdarah karena memegang pecahan gelas, "Aku akan membunuhmu. Semuanya, keluar. Kubilang keluar! Keluar!. 
Sipir penjara mencoba menenangkan Gi Soon, "Nyonya Park Gi Soon, lepaskan itu dan tenanglah sebentar". Sipir penjara keluar ketika Gi Soon mendekati mereka.
Gi Soon menutup pintu, berteriak dengan tangan gemetar, "Kau akan dihukum oleh Tuhan. Aku tidak akan pernah memaafkanmu. Aku akan membunuh kalian semua. Aku akan membunuh semuanya".

Cha Don tiba di penjara. Sipir penjara menyampaikan saat ini Park Gi Soon tidak bisa menerima kunjungan, karena saat ini dia benar-benar gila bahkan mengamuk. Tak mungkin bagi mereka membawa Gi Soon keluar dari sel. Cha Don bersedia melihat Gi Soon di dalam selnya. 

Dari celah pintu, Cha Don melihat tangan Gi Soon yang berdarah serta pecahan gelas di atas meja, "Dia terluka.Apa dia akan baik-baik saja?", tanyanya pada sipir penjara.
Sipir berkata saat ini berbahaya, lebih baik mereka masuk saat Gi Soon sudah tenang. Cha Don mengambil perban yang ada disana, masuk ke dalam, tak memperdulikan panggilan Gu Shik yang mencoba mencegahnya. 
Cha Don berjalan perlahan mendekati Gi Soon yang duduk bersembunyi di balik meja. Gu Shik dan sipir penjara, menyaksikan dengan rasa ceams. Cha Don berkata dengan suara lembut, "Maaf, Nyonya Park Gi Soon. Aku bukan orang jahat. Cobalah untuk tenang. Dan perlahan, ambil napas dalam-dalam". 

Gi Soon diam tidak memberontak seperti tadi. Cha Don memberanikan diri duduk di hadapan Gi Soon, perlahan-lahan mengambil pecahan gelas dari tangannya. Gi Soon diam, melihat Cha Don dengan tatapan dalam. Cha Don mengulurkan tangan, "Sekarang, kita akan menghentikan pendarahannya. Kemarikan tangan anda". Gi Soon mengikuti perkataan Cha Don, mengulurkan tangannya yang terluka. Dengan telaten Cha Don membersihkan darah di tangan Gi Soon, lalu membalutnya dengan perban.

Sedetik pun, Gi Soon tak berkedip melihat wajah Cha Don, sorot matanya memancarkan kerinduan. Cha Don tersenyum, memandang lembut Gi Soon. Gi Soon membalas senyuman Cha Don. Keduanya tersenyum dengan sorot mata penuh arti.
Setelah berpisah selama belasan tahun ibu dan anak ini akhirnya bertemu. Meski tidak saling mengenal, tapi ikatan batin mereka terpaut satu sama lain.


END
 

7 comments:

  1. akhirnya ibu dan anak bertemu juga,, meskipun nga saling kenal,,
    Tinggal nunggu momen Cha Don ktemu sm Jae In,,

    Semangat y mba nuri utk lanjutin sinopnya..smg selalu dlm keadaan sehat.. ^^

    ReplyDelete
  2. Interesting..,

    I Love Kang Ji Hwan, meski sedikit ngondek.xixiixi

    Unnie drama Incarnation of Money ini, skarang masih airing ya?


    Gumawo ya!

    ReplyDelete
  3. lanjutkan mb...
    makasih bwt sinopsisnya n d tggu eps slnjtnya ea mb,,
    ttp semangaaaaaaaaattt, ok mb...

    ReplyDelete
  4. Lanjutin donk mbak sinopnya.
    Tetap sehat n semangattttt

    ReplyDelete
  5. Woah! I'm really loving the template/theme of this blog. It's simple, yet
    effective. A lot of times it's very hard to get that "perfect balance" between superb usability and visual appearance. I must say you've done a
    very good job with this. In addition, the blog loads very quick for me on Safari.
    Excellent Blog!

    Here is my blog post; новогодние скидки на авиабилеты 2009

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)