Pages - Menu

Wednesday, April 10, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 13 Part 2

Do Hee membawa air minum menuju kamar nenek. Ia tahu kebiasaan nenek yang selalu menyiapkan air putih di kamar menjelang tidur. Kang Sook keluar dari kamar nenek, "aku telah menyiapkan air minum di kamar ibu". Do Hee mendelik kesal pada Kang Sook. Nenek merasa bersyukur karena memiliki menantu yang berbakti.

Ki Choon turun dari lantai 2 bersama Bo Reum. Dia bilang Bo Reum sangat menyayangi kakek dan nenek, dan memaksa ingin tidur bersama bersama mereka. Bo Reum mengedipkan mata pada ayahnya, lalu memeluk nenek. Nenek tertawa, "Baiklah. Kau tidur di samping kakek dan nenekmu malam ini, ayo masuk". Nenek membawa masuk Bo Reum ke kamar.
Do Hee protes, menuduh Kang Sook bermain curang mengunakan Bi Reum untuk menarik perhatian kakek dan nenek. Ki Choon berkata, itu bukan kecurangan. Mereka hanya mengeluarkan kartu joker di waktu yang tepat. Do Hee kembali ke kamarnya dengan wajah kesal...
Ki Choon ke Kang Sook : Kupikir Bo Reum adalah kartu terbaik kita ntuk mendapat nilai dari Ayah dan Ibu.
Kang Sook : Aku tahu. Kita mempunyai anak yang lucu dan pintar.
Mereka berdua tertawa bersama. Pasangan ini semakin akur....

Ki Moon melihat wajah kesal Do Hee, bertanya apa lagi yang terjadi sekarang. Do Hee bilang suasana hatinya menjadi buruk karena Ki Choon dan Kang Sook menggunakan Bo Reum untuk memenangkan hati kakek dan nenek. Ia mengeluh kenapa Seul Hong, belum juga kembali ke Korea, padahal dia sudah lama memintanya untuk pulang.

Ki Moon melihat buku rekening, ia berkata uang pesangon dari perusahaan telah di bayar. Bola mata Do Hee membesar, mulai menghitung berapa jumlah angka nol yang tertera di buku rekening. Ia merasa kecewa setelah melihat nominal yang jauh dari harapannya,
"sulit dipercaya. Kau bekerja untuk mereka dari subuh sampai senja, tapi ini semua yang mereka berikan?".
"Aku mencurahkan masa mudaku untuk perusahaan tapi, seluruh hidupku sia-sia", ucap Ki Moon dengan wajah kecewa.
Do Hee menyemangati suaminya, "Jangan merasa kecewa. Saat kita mewarisi 10 milyar, ini bukanlah apa-apa. Kita harus membuat rencana yang pintar".

Chul Goo masih terus minum alkohol. Chae Won menyusul Chul Goo ke dapur, "
Berhenti minum dan tidurlah".
Chul Goo kecewa pada Chae Won, "Bagaimana bisa kau memintaku untuk meninggalkan ibuku yang sakit dan pindah ke luar negeri?. Kau pikir kita bisa hidup bahagia?".
Chae Won bilang ia tak bisa tinggal satu atap dengan ibu mertuanya, jika Chul Goo tak ingin meninggalkan ibunya, hanya ada satu pilihan yaitu perceraian.
Chul Goo : apa?

Chae Won :  Kita bercerai saja. Kali ini kau terlihat tegas tapi kau mengecewakanku lagi. Kurasa terlalu berlebihan jika aku memintamu  untuk mendapatkan kebebasan dari Ibumu. Tinggallah sebagai seorang anak mama untuk seumur hidupmu.
Young Ja mendengarkan percakapan di balik pintu.

Young Ja masuk ke dapur, seolah-olah ingin menenangkan mereka. Chul Goo mulai emosi, "Beraninya kau. Aku mentolerir dirimu demi kebaikan ibu".
Chae Won : Aku sudah mempersiapkan surat perceraian. Tandatangani suratnya dan ajukan ke pengadilan.

Chul Goo :  Baiklah. Kita bercerai. Kau menginginkanku untuk menceraikanmu jauh sebelum kau mengalami kecelakaan. Jadi apa lagi yang perlu diragukan?. Aku akan menandatanganinya sekarang juga dan ajukan suratnya besok. Mengerti?.
Young Ja mendelik menunggu jawaban Chae Won.
"baiklah", ucap Chae Won tanpa ragu. Kembali ke kamar.
Chul Goo berteriak, " Benar-benar wanita kejam. Kalau saja dulu aku tahu kau sekejam ini, aku tidak akan menikah denganmu sejak awal. Hei!!!

Se Yoon bekerja di dalam kamarnya. Pikirannya melayang memikirkan Chae Won. Mengambil ponsel mengetik sms dengan wajah tersenyum, "Aku dengar dari pengacara Park bahwa Ayahmu sudah dibebaskan. Aku bisa membayangkan kau tersenyum cerah".
Se Yoon menggeleng, '"tidak ini berlebihan".
Menghapus sms, kembali bekerja.

Pagi hari. Chae Won menyodorkan surat perceraian ke Chul Goo, "Kau jelas mengatakan semalam bahwa kau akan menandatangani suratnya dan mengajukannya ke pengadilan".
Chul Goo bilang itu karena dia mabuk. Chae Won kembali bertanya, jika begitu, apa Chul Goo memutuskan untuk pindah keluar negeri. Semalam teman Chul Goo yang bekerja di perusahaan real estate menelpon, meminta uang pembayaran di muka. Chul Goo kembali bertanya, apa Chae Won benar-benar tidak bisa tinggal bersama ibu mertuanya.

Chae Won kesal, "Berapa kali harus aku ulangi. Lebih baik aku mati  daripada harus tinggal bersama dengan Ibumu.
Chul Goo : Kalau begitu tidak ada pilihan lain. Ayo kita bercerai.
Chae Won sedikit terkejut, meski dia sudah mengira Chul Goo akan lebih memilih Young Ja di bandingkan dengan dirinya.

Chul Goo tak peduli, Chae Won menilainya sebagai anak mama atau orang bodoh. Tapi yang jelas, dia tidak bisa menelantarkan ibunya yang sedang sakit. Sejujurnya Chul Goo merasa tak bisa hidup jauh dari ibunya. Dia juga tak yakin bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Semua yang dia miliki, semua berasal dari Young Ja. Karena dia dibesarkan dengan cara ini sejak kecil, dan mungkin akan terus seperti ini seumur hidupnya.

Chae Won mengangguk, "Baiklah. Aku memahamimu".
Chul Goo meraih tangan Chae Won, "Karena Ibuku sangat menyesali perbuatannya,
kenapa kita tidak...."
Chae Won menarik tangan, "Kita bertemu di pengadilan tiga jam lagi. Jangan terlambat". Pergi keluar kamar.
Chul Goo terdiam mematung. Jelas sekali keputusan ini menyusahkan hatinya.

Young Ja sudah menanti Chae Won di ruang tengah. Tersenyum licik, "Bagus sekali. Karena kita berdua saling membenci, kita akhiri semuanya sampai hari ini".

Sol Joo memikirkan perkataan Presdir Lee tentang Choon Hee yang memiliki pacar. Jika itu benar, dan Choon Hee menikah dengan pria yang baik maka ia bisa tidur tanpa ke khawatiran.
(apa sich yang sebenarnya di sembunyikan Sol Joo?????)

Kang Jin terbangun mendengar suara ribut. Di depannya ada Hyo Dong dan Choon Hee tertawa dengan raut wajah bahagia. Ia bertanya apa yang dilakukan mereka di dalam kamarnya.
Hyo Dong : Kau banyak minum tadi malam, jadi Choon Hee membuatkan sup untukmu.
Choon Hee : Dan Hyo Dong-ku mencuci piring dan membersihkan ruangan. Bukankah ini terlihat seperti kamar baru?
Kang Jin : "Hyo Dong-ku". Kau menerobos ke rumahku untuk bermain rumah-rumahan atau apa?.

Kang Jin berdiri, ia bilang akan menemui nenek untuk memberitahu hubungan Choon Hee dan Hyo Dong. Ia sangat marah karena merasa di bodohi Choon Hee. Choon Hee kesal, berapa kali ia harus mengatakan tidak pernah menyukai Kang Jin.

Hyo Dong meminta Kang Jin untuk tenang, jika Kang Jin mau bekerja sama dan merahasiakan hubungan mereka dari nenek. Serta membicarakan hal-hal yang baik tentang Choon Hee, maka Hyo Dong berjanji akan membelikan Kang Jin Setelan jas. Menurut Hyo Dong secara tak langsung, Kang Jin ikut berperan membuat hubungannya dengan Choon Hee lebih dekat. Karena itu Kang Jin pantas menerima hadiah yang dia tawarkan.

Kang Jin berkata tak ada hal yang bagus dari sosok Choon Hee yang harus ia katakan pada nenek. 
"kau kejam sekali", ucap Choon Hee.
"Bercanda. Baiklah aku mengerti", ucap Kang Jin kemudian.
Kang Jin setuju dengan tawaran Hyo Dong. Tapi bukan setelan jas biasa yang Kang Jin minta, melainkan tail coat (jas berekor) menunjuk jas berekor miliknya yang tergantung di dinding.

Choon Hee protes, "Setelan seperti itu pasti sangat mahal. Itu adalah sebuah perampokan".
"lupakan saja jika tidak mau", ucap Kang Jin menggertak, berjalan keluar dari kamar.
Hyo Dong menahan Kang Jin, "Baiklah, baiklah. Aku akan membelikanmu jas berekor. Tutup saja mulutmu tentang kami dan katakan hal-hal yang bagus padanya.
"jangan khawatir, aku ini teman baik Ibumu", ucap Kang Jin.

Ponsel Hyo Dong berdering, dari nenek. Hyo Dong pamit pulang, ia lupa kalau hari ini ada pertemuan keluarga. Kang Jin dengan yakin berkata, dalam waktu sebulan membuat nenek memuji Choon Hee terus-terusan tanpa berhenti. Choon Hee dan Hyo Dong percaya Kang Jin bisa melakukannya. Membuat mereka tersenyum bahagia.

Ki Moon presentasi di depan anggota keluarga Uhm, seperti di perusahaan besar. Para anggota keluarga Uhm terlihat binggung saat Do Hee membagikan bahan presentasi. Mereka tetap mendengarkan Ki Moon, meski tak mengerti maksudnya. Ki Moon terus bicara, tanpa memperhatikan mereka yang telah tertidur. (wkwkwkwk)

Do Hee meminta suaminya untuk berhenti, tak ada satupun yang mendengarkan. Mereka semua perhatikan saat Ki Choon bicara, tapi giliran Ki Moon justru membuat mereka mengantuk. Tak heran, tak seorang pun terlihat tertarik secara akademis. 

Do Hee lalu membangunkan mereka, dan berkata akan memberikan pengumuman yang penting, "Ki Moon dan aku memutuskan untuk  menyumbangkan uang pensiunnya sebesar 150 juta". 
Semua terkejut mendengarnya, termaksud Ki Moon yang tak tahu apa-apa tentang hal itu, "apa kau gila" tanyanya pada Do Hee.
Do Hee mendelik, memberi kode pada Ki Moon untuk menuruti saja perkataannya. 
"Tidakkah kau pikir ini keputusan yang terburu-buru. Tidakkah kau akan menyesalinya nanti?, tanya nenek. 
Do Hee tertawa terpaksa, "Ini untuk leluhur kita dan usaha keluarga. Kenapa kami akan menyesalinya. Kami tidak akan pernah menyesal", jawab Do Hee yakin. Tapi raut wajahnya tampak berbeda dari yang perkataannya. 

Chae Won dan Chul Goo keluar dari gedung pengadilan. Chae Won terlihat tenang berbeda dengan Chul Goo yang tampak menyesali keputusannya. 
Chul Goo : Sekarang kau puas?. Sekarang setelah kau bercerai dengan anak mama ini apa kau senang? Iya?.
Chae Won : kita bercerai bukan semuanya adalah kesalahanmu. Jangan menyalahkan dirimu. Aku memilih untuk menikahimu, dan aku mencoba untuk mempertanggungjawabkan pilihanku. Tapi pada ahkirnya, aku menyarah seperti ini. Aku tidak menyalahkanmu.
Chul Goo : Jangan terlihat bijaksana. Aku tahu kau mengumpatku di dalam bahwa aku seperti anak mama.
Chae Won : Cukup. Aku tidak ingin bertengkar denganmu sampai akhir.

Chul Goo menghalangi langkah Chae Won, "Bagaimana kau terlihat begitu santai. Kita sudah hidup bersama selama 3 tahun. Kau sama sekali tidak merasa menyesal. Apa kau berkencan dengan seseorang di belakangku?. Itukah sebabnya kau begitu bahagia karena aku melepaskanmu, bukan begitu", ucap Chul Goo emosi.
"Bermainlah kekanak-kanakan di depan Ibumu. Mulai sekarang kita hanyalah orang asing", jawab Chae Won.

Chae Won pergi. Chul Goo memandangi punggung Chae Won, "Baiklah! Hiduplah bahagia tanpaku", teriaknya pada Chae Won. 
Chul Goo menghapus air matanya yang keluar tanpa ia sadari, " Wanita kejam. Bagaimana bisa dia bahkan tidak menangis?".

Di rumah Young Ja yang duduk santai membaca koran, menerima telepon dari Chae Won tentang pengajuan surat cerai mereka ke pengadilan. Young Ja tersenyum senang, "bagus. kupikir kau akan berubah pikiran. Terima kasih sudah menepati janji. Bahkan jika kau mengubah pikiranmu, itu tidak akan mau mendengarnya".

Chae Won menghela napas berat setelah menelpon Young Ja. Ia melihat sapu tangan biru milik Se Yoon di dalam tasnya. Berpikir untuk mengembalikan sapu tangan itu pada pemiliknya.

Joo Ri masuk ke kantor Se Yoon, membawa bekal untuk perjalanan mereka ke pabrik. Se Yoon sedikit binggung, karena Joo Ri membawa bekal, "Kita akan pergi untuk perjalanan bisnis. Bukan untuk piknik". 
Joo Ri berkata setidaknya mereka bisa menikmati perjalanan bisnis seperti piknik.

Ponsel Se Yoon berdering. Rautnya wajahnya berubah cerah ketika mendengar suara Chae Won di seberang sana. Mendadak Se Yoon meminta Joo Ri untuk menunda keberangkatan mereka ke pabrik.
"ada apa?. apa ada sesuatu yang mendesak?", tanya Joo Ri.
"ini tak akan lama", jawab Se Yoon keluar ruangan dengan wajah bahagia.
Joo Ri merasa penasaran, siapa kira-kira yang ditemui Se Yoon sehingga dia terlihat begitu bahagia. 

Se Yoon menemui Chae Won di cafe. Chae Won mengajak Se Yoon bertemu hanya untuk mengembalikan sapu tangan Se Yoon. Tak lupa Chae Won mengucapkan terima kasih, karena bantuan Se Yoon, ayahnya bisa bebas dengan selamat, "Seharusnya aku meneleponmu lebih awal untuk berterima kasih tapi aku sibuk". 
"Sibuk dengan persiapan kepindahan?. Sekarang karena Ayahmu dibebaskan, kau bisa pergi dengan tenang.", kata Se Yoon dengan mimik sedih

Chae Won tidak menceritakan keadaan yang sebenarnya, dan membenarkan pertanyaan Se Yoon.
"jadi kapan kau akan pergi?", tanya Se Yoon lagi.
"akhir bulan ini", jawab Chae Won.
"Tidak lama lagi kalau begitu. Jadi ini benar-benar akan menjadi pertemuan terakhir kita. Di Namhae dan di Seoul setiap kali kita bertemu, kita selalu berpikir itulah saat pertemuan terakhir kita, tapi entah bagaimana, kita bertemu lagi tanpa sengaja atau pun mau tak mau. Sekarang karena kau akan pergi ke luar negeri, kurasa ini benar-benar yang terakhir", ucap Se Yoon dengan mimik wajah merasa kehilangan. 

Keduanya terdiam sesaat, berkutat dengan pikiran masing-masing. Se Yoon lalu bertanya, kapan Chae Won akan kembali ke Korea. Chae Won menjawab tidak tahu.
"kau akan pindah ke negara mana?", tanya Se Yoon lagi
"tidak tahu", jawab Chae Won tanpa sadar dengan wajah sedih
"ah. Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu", kata Chae Won kemudian. 

Di luar cafe. Chae Won mengajak Se Yoon bersalaman sebagai tanda perpisahan mereka. Ia sangat berterima kasih dan meminta maaf karena telah banyak menyusahkan Se Yoon, merasa banyak berhutang padanya. Chae Won membungkuk, pamit pergi.
Se Yoon tersenyum, "Haruskah aku memberikanmu kesempatan untuk membalasku?"
(Se Yoon, terlihat lebih fresh dengan gaya rambut barunya).

Se Yoon mengajak Chae Won pergi berjalan-jalan. Mereka berhenti di depan penjual boneka kucing pemakan kecemasan.
"Saat kau membuang kecemasanmu pada kucing ini, dan katakan "meong", dia akan memakan semua kecemasan dari pemiliknya", jelas penjual.
"benarkah". tanya Chae Won dengan wajah tak percaya.
Se Yoon mengambil satu untuk Chae Won, "Saat kau menderita di luar negeri, jangan simpan sendiri masalahmu  dan keluarkan pada kucing ini". 

Chae Won tersenyum dan menerimanya. Lalu ia mengambil satu untuk Se Yoon, "Kau juga. Saat kau marah dengan kekasihmu, jangan disimpan sendiri. Katakan pada kucing".
"kekasihku?", tanya Se Yoon
Chae Won mengangguk, "Kurasa dia pasti pintar dan cantik". 
"Kau bicara seolah-olah kau pernah bertemu dengannya", kata Se Yoon kemudian.
Keduanya tersenyum, memegang boneka kucing masing-masing.
(wah boneka kucingnya lucu, mau donk....)

Chae Won telah mengemasi barangnya. Ia merogoh saku baju, menggantungkan boneka kucing pemberian Chae Won di koper miliknya.

Young Ja masuk dengan wajah devilnya, tersenyum memberikan uang kompensasi perceriaan pada Chae Won, "Aku memberimu cukup tapi aku tidak yakin apa kau puas". 
"uang kompensasi?", tanya Chae Won
Dengan mimik mengejek, Young Ja mengungkit perkataan Chae Won yang akan rela bercerai tanpa syarat apapun, jika membebaskan ayahnya dari penjara. "Begitu banyak uang yang kukeluarkan untuk membakar gudang dan penyelesaian kasus itu. Berapa banyak uang yang sudah aku keluarkan untuk membuat kau bercerai dengan Chul Goo".

Chae Won menatap Young Ja tajam, "jaga ucapanmu. Bagaimana jika aku merekam apa yang kau katakan?". 
Young Ja ketakutan, " Apa kau sedang merekamku sekarang?. Begitu?
Chae Won tertawa, "tidak. aku tidak akan melakukannya lagi. Dan uang kompensasi".
Young Ja mengangguk, menyodorkan amplop yang dia pegang.
Chae Won menampik tangan Young Ja, "Aku tidak menginginkan kompensasi apapun darimu, dan membuatmu merasa nyaman. Tidak ada yang bisa menyingkirkan rasa sakit yang telah kualami di rumah ini selama 3 tahun terakhir".

Young Ja kembali mengejek, "Kau tidak tahu berapa banyak yang aku masukkan di dalam sini. Jangan bertahan dengan harga dirimu dan menyesalinya nanti".

Chae Won : Menyesal?. Kau lah orang yang akan menyesali ini, ibu.
"apa?', tanya Young Ja tak mengerti. 
"Meskipun aku pergi seperti ini, aku tidak akan menjadi diriku yang sekarang saat kita bertemu lagi.Aku bertaruh Ibu akan menyesal dengan apa yang sudah Ibu lakukan hari ini", ucap Chae Won dengan penuh kebencian. 


END

Komentar : 

Finally setelah 3 tahun Chae Won hidup menderita, akhirnya dia memutuskan mengakhiri pernikahannya dengan Chul Goo. Tanpa memikirkan lagi rencana balas dendamnya pada ibu mertuanya yang jahat. Akankah kesedihan Chae Won berhenti sampai disini?. 

Saya tak bisa membayangkan, bagaimana Chae Won bisa bertahan ditindas seperti itu dalam kurun waktu yang lama. Kalau saya sudah pasti cabut dari dulu, Naudzubillah, jangan sampai punya ibu mertua yang jahat begitu...hehehehehe....

Tentang Hyo Dong dan Choon Hee. Saya senang akhirnya mereka mulai menjalin kasih, dan sangat yakin kelak, Choon Hee bisa menjadi sosok ibu tiri yang baik dan menyayangi Chae Won. Tapi adegan kissu Hyo Dong - Choon Hee membuat saya agak risih, hehehehe. Biasanya ga ada tuch adegan kissu buat para pasangan orang tua....

Meski alur drama ini terkesan lambat. Tapi tetap membuat penasaran, terutama adegan di ahkir episode...hingga membuat saya selalu menantikan kelanjutannya setiap minggunya.

8 comments:

  1. Lanjut lanjt lanjt
    pnasarn pnasarn pnasarn :-D

    ReplyDelete
  2. seru banget ceritanya, semangat bikin sinopsisnya sis :)

    ReplyDelete
  3. waaa.. ga sabar nunggu lanjutannya.. semangat yaaa nulisnya...kita tungguuu ^_^

    ReplyDelete
  4. Nuri unnie, ini beneran episodenya 50+?

    Semoga bisa merampungkan drama ini.,
    Fighting!^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya taunya cuma 50 episode...bakal mabok ni drama kalo lebih dari 50 episode...:)
      Semoga...fighting...

      Delete
    2. dukung dukung dukung... mbak rampungin(iya 50 eps saja), btw cara penyampaian m"nuri melalui drama bagus yah di sinopsis...saya srg kunjung buka satu persatu yang terpampang di label itu...

      Delete
  5. sinopsisnya oke banget mbak nuri.... saya dukung penyelesaiaannya
    saya penasaran kenapa sol joo takut ketemu choon hee...
    cuma pikiran saya aja sih... apa mungkin se yoon anaknya choon hee?

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)