Pages - Menu

Monday, April 08, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 13 Part 1

Demi membebaskan ayahnya dari penjara. Chae Won rela berlutut di hadapan ibu mertuanya, ia tak pernah menyangka Young Ja akan menggunakan ayahnya. Mengaku kalah dan  bersedia bercerai dengan Chul Goo tanpa syarat apapun. Young Ja tersenyum sinis, tetap diam tanpa bersuara. Chae Won bertanya kenapa ibu mertuanya diam saja. 

Dengan bahasa isyarat Young Ja meminta Chae Won untuk memberikan ponselnya. Young Ja mencopot baterai ponsel Chae Won. Young Ja tersenyum puas, Chae Won mendelik marah. Setelah merasa dirinya benar-benar aman, Young Ja mulai bicara, ia berkata tak akan dibodohi untuk yang kedua kalinya, "siapa yang tahu jika kau sedang merekam pembicaraan ini".

Chae Won tertawa dengan perasaan marah, "Kau benar-benar teliti".
"Apa kau sedang menertawakanku?. Ini bukanlah sikap yang benar  bagi seseorang yang sedang meminta bantuan", ucap Young Ja.
Chae Won meminta Young Ja untuk berhenti, "tujuanmu bukan untuk memasukkan ayahku ke penjara kan?. 
"Tentu saja tidak. Kenapa aku ingin memasukkan orang yang lemah lembut dan baik hati seperti dia ke dalam penjara?", balas Young Ja dengan mimik mengejek.

Dengan gaya bicara yang super duper menyebalkan, Young Ja mengaku tujuan utamanya adalah untuk menceraikan Chae Won dengan putranya. Sebelumnya ia tak pernah melibatkan polisi atau preman dalam bisnisnya, tapi kali ini dia tak biasa memikirkan ide yang lebih baik dari ini, "Menyesal sekali aku harus membawa-bawa Ayahmu ke dalam masalah ini.".

Chae Won kembali memohon pada Young Ja untuk mengeluarkan Hyo Dong dari penjara. Young Ja meminta Chae Won untuk mendengarkan perkataannya. Young Ja ingin Chul Goo menceraikan Chae Won bukan karena dirinya. Tapi karena Chul Goo merasa muak dengan Chae Won sehingga dengan sukarela memutuskan untuk bercerai.

Chae Won menangkap perkataan Young Ja yang memintanya untuk berakting. Young Ja berkata ucapan Chae Won itu berlebihan, "kau cukup dengan menganggunya saja. Anggap saja itu pemanasan. Dengar, aku bahkan berpura-pura bisu beberapa hari. Kau dengan jelas mengatakan padaku bahwa kau akan menceraikannya tanpa syarat apapun. Jika kau tidak mau, ya sudah lupakan saja". 

Young Ja melirik, Chae Won terlihat bimbang diantara 2 pilihan yang sulit. Siapa yang akan dipilih Chae Won, Chul Goo atau ayah kandungnya. 

Chul Goo terkejut sekaligus merasa lega, saat Pengacara Kim membawa kabar tentang pihak korban yang bersedia membuat kesepakatan. Hampir saja dia mati memikirkan masalah ini. Pengacara Kim berkata, Young Ja mengunjungi korban dan meminta maaf pada mereka. "tapi ibu belum bisa bicara", ucap Chul Goo dengan wajah bingung.

Pengacara Kim bilang, keluarga korban merasa tersentuh karena Young Ja datang memohon maaf dalam kondisi seperti itu. Chul Goo terharu, ia percaya dengan perkataan pengacara Kim, merasa ibunya telah menjadi pahlawan dalam masalah ini.

Chae Won duduk melamun di dalam bis, menguatkan diri atas keputusan yang telah ia buat, "Ya, akhiri sampai disini. Aku ingin mengembalikan pisau yang dia tancapkan padaku, tapi pada akhirnya ujung pisau itu selalu menancap dihatiku. Sebelum aku semakin terluka,  lebih baik untuk mengakhirinya disini. Inilah yang terbaik".

Keluarga Uhm menerima kabar pembebasan Hyo Dong. Nenek sungguh merasa lega, seolah-olah bebannya semua terangkat dari tubuhnya. Ki Choon ikut senang, selama ini dia menilai Chul Goo sebagai anak mama. Tapi kejadian ini merubah pandangannya, ternyata Chul Goo pria yang bisa diandalkan.

Kakek meminta nenek memasak sup daging untuk Hyo Dong. Nenek berdiri, beniat pergi membeli daging sapi. Do Hee dan Kang Sook ikut berdiri, mereka ingin ikut nenek ke pasar. Kang Sook membanggakan dirinya yang pintar dalam memilih kaki.
"kau selalu saja bicara tentang kaki. Kau ahli soal daging babi. Akulah yang tahu soal daging sapi, jadi menyingkirlah, ucap Do Hee sewot.

Nenek merasa dua menantu perempuannya bersikap aneh, "Kenapa kalian begitu bersemangat untuk mengikutiku kemanapun aku pergi?". 

Ki Ok berkata, itu karena ke dua kakak iparnya ingin mendapatkan nilai plus dari nenek, menyangkut perlombaan warisan 10 milyar.
"benar begitu?", tanya nenek
"Tidak ibu, tidak pernah", ucap Kang Sook dan Do Hee serempak dengan gaya yang sama.
Kakek berdiri, "Aku ingin berjalan-jalan. Aku akan ikut denganmu". 
" Baiklah suamiku, ayo pergi", ucap nenek tersenyum.
Do Hee dan Kang Sook tak mau ketinggalan, mereka tetap ikut untuk merebut perhatian kakek dan nenek.  Ki Ok geleng-geleng kepala melihat kelakuan kakak iparnya. 

Ki Choon berkata Do Hee terlalu berlebihan, "aku tidak tahu kalau dia bermuka tebal begitu". 
"Jika Do Hee berkulit tebal, maka Kang Sook bermuka tembok", ucap Ki Moon membela istrinya.
" sungguh suami yang sayang istri", ucap Ki Ok menyindir ke dua kakaknya.

Choon Hee menggambar wajah Hyo Dong di helm. Ia begitu mencemaskan keadaan Hyo Dong, "Apa dia sudah makan, kuharap dia tidak terkena demam di cuaca seperti ini". Choon Hee berdiri. Pergi ke kantor polisi. 

Hyo Dong keluar dari kantor polisi, merenggangkan tangan, menghirup udara bebas. Diluar Chae Won sudah menunggu. Hyo Dong tersenyum melihat putri kesayangannya, "Tuan Putriku datang untuk menemuiku". 
"ayah pasti sudah banyak menderita", ucap Chae Won dengan wajah sedih. 
Hyo Dong tak ingin membuat Chae Won sedih, ia berkata justru putrinya lah yang lebih banyak menderita. 

Keluarga Uhm yang lain juga datang menjemput kecuali nenek dan kakek. Hyo Dong meminta maaf karena telah membuat yang lain cemas. Do Hee berkata Ki Moon bahkan mengigau saat tidur, seperti "huhuhu....Hyo Dong tidak bersalah". Semua tertawa mendengar ucapan Do Hee. Kang Sook menyodorkan tahu yang ia bawa, "Makan tahu ini dan buanglah nasib sial". Hyo Dong menerimanya dengan senang hati, memakannya dengan lahap.
(tahunya gede banget...)

Choon Hee bersembunyi di balik mobil, tak berani menampakkan wajahnya di hadapan keluarga Uhm. Meski begitu ia merasa senang, karena Hyo Dong telah bebas. Malam ini ia bisa tidur nyenyak tanpa kekhawatiran...

Rumah Mie. Hyo Dong memberi hormat pada kakek dan nenek, meminta maaf karena telah membuat seluruh anggota keluarga khawatir. "jangan berkata begitu, kaulah yang banyak menderita", sahut kakek. Tak lupa, Hyo Dong berterima kasih pada nenek, atas kiriman sup yang lezat. Nenek berkata, ia akan menendang bokong polisi seandainya mereka tak menginjinkan nenek untuk memberi makan menantunya. Ki Choon memuji nenek penuh kasih sayang. 

Ki Ok berkata seharusnya Ki Choon berada di kantor polisi, melihat sendiri bagaimana nenek membuat keributan tadi pagi. Nenek menyuruh Do Hee dan Kang Sook menyiapkan meja makan untuk Hyo Dong. Mereka berdua dengan penuh semangat bergerak sesuai perintah nenek, saling mendorong membuka pintu dapur. Kakek menduga ibu mertua Chae Won banyak membantu dalam masalah ini. Chae Won menunduk sedih mendengar ucapan kakek. 

Nenek merasa lebih khawatir Young Ja akan menyusahkan Chae Won dalam masalah ini, ia memanggil Young Ja dengan sebutan, wanita preman.
Kakek ke Chae Won, "Aku ingin mengunjungi ibu mertua mu dan menyampaikan rasa terima kasihku padanya. Tanyakan padanya kapan dia mempunyai waktu". Chae Won diam, tak tahu harus menjawab apa.
"kenapa kau tak menjawab perkataan kakek", tegur Hyo Dong.
"ya, kakek", jawab Chae Won dengan mimik sedih.
Sekilas Hyo Dong bisa melihat raut sedih Chae Won, berharap semuanya akan baik-baik saja.

Se Yoon berkumpul bersama kedua orang tuanya. Saat itu ia menerima kabar dari pengacara Park tentang Min Hyo Dong yang telah keluar dari kantor polisi. Se Yoon ikut senang mendengarnya, berterima kasih pada atas kerja keras pengacara Park. Se Yoon menyampaikan kabar ini pada Presdir Lee. Sol Joo bertanya siapa itu Min Hyo Dong. 
"Teman Choon Hee yang dia minta aku untuk membantunya", jawab presdir Lee. 

Raut wajah Sol Joo berubah serius mendengar nama Choon Hee. Presdir merasa Min Hyo Dong dan Choon Hee memiliki hubungan yang dekat, "mungkin dia tunangan Choon Hee. Kupikir Chon Hee tidak akan menikah lagi setelah insiden itu. Aku merasa lega jika dia menikah lagi".
"insiden itu?", tanya Se Yoon ingin tahu.

Wajah Sol Joo pucat, ia meminta Presdir Lee berhenti membicarakan hal itu, dengan alasan hal itu tak pantas didengar oleh Se Yoon (Sol Joo menganggap Se Yoon anak kecil). Presdir Lee mengerti tanpa tahu maksud Sol Joo sebenarnya. Ia berkata pada putranya, hal itu hanya masa lalu yang tak perlu di ketahui Se Yoon. Sol Joo tak bisa menyembunyikan wajah cemasnya. Se Yoon menatap dengan wajah bingung. Sol Joo pergi ke kamar. 

Chul Goo pulang. Young Ja berdiri di ruang tengah. Chul Goo memeluk Young Ja dengan wajah bahagia, "Terima kasih, Ibu. Aku benar-benar kagum terhadapmu. Meskipun kau dulu membenci Chae Won, sekarang kau mengubah pikiranmu. Ibu benar-benar berubah 180 derajat. Aku tahu kalau Ayah mertuaku dibebaskan berkat usahamu. Ibu aku sangat mencintaimu".


Hyo Dong mengantar Chae Won hingga di depan pintu gerbang keluarga Kim. Ia berniat masuk, menyampaikan rasa terima kasih dan sekaligus meminta maaf pada Young Ja. Secara halus, Chae Won meminta ayahnya untuk pulang, "Aku akan menyampaikan pesan Ayah, jadi tidak perlu khawatir. Dan kondisinya tidak memungkinkan untuk bertemu dengan Ayah".
" Oh, aku lupa soal hal itu. Kuharap dia bisa segera berbicara lagi", ucap Hyo Dong tulus. 

Chae Won mengganti topik pembicaraan. Ia mulai menyinggung tentang Chon Hee, " Wanita pemilik cafe itu terlihat sangat mengkhawatirkan ayah. Dia yang mengenalkan pengacara melalui temannya. Kurasa dia adalah orang yang baik dan pasangan yang baik untuk Ayah". 
"apa yang kau katakan", ucap Hyo Dong dengan wajah memerah.
"Oh...wajah ayah memerah. Sungguh mencurigakan", ucap Chae Won tersenyum, menggoda ayahnya
"Hentikan dan masuklah. Sampaikan terima kasihku pada ibu mertuamu dan Chul Goo", kata Hyo Dong dengan wajah malu.
Chae Won tersenyum, " Baiklah, tak perlu khawatir. Sampai jumpa". 

Hyo Dong berbalik, menuju mobil. "Ayah", panggil Chae Won.
Hyo Dong berbalik, tersenyum, "Apa yang ingin kau katakan? Ada apa?".
Chae Won memandang wajah ayahnya dengan perasaan sayang, "Hati-hati mengemudi ayah".
"jangan khawatir". jawab Hyo Dong lalu masuk ke mobil.
Mata Chae Won berkaca-kaca, memandangi kepergian Hyo Dong. Begitu banyak kesedihan di yang di alami Chae Won.

 Chae Won masuk rumah. Chul Goo memijat bahu Young Ja, "Kau dari rumah kakekmu?.
"ya", jawab Chae Won malas.
Chul Goo memuji ibunya yang telah menyelesaikan masalah. Meski berdiam diri di rumah dan tidak bisa bicara, dia masih memiliki pengaruh yang kuat.
Chae Won tak berkomentar, menatap kesal pada Young Ja. Pergi ke kamar.
Chul Goo merasa aneh dengan atas sikap Chae Won barusan, pergi ke kamar tanpa mengatakan apapun.

Chul Goo menyusul ke kamar. Protes pada sikap Chae Won yang tidak berterima kasih atas kerja keras Young Ja untuk membebaskan Hyo Dong. Chae Won tak menanggapi perkataan Chul Goo. Ia sengaja membuat suaminya kesal, bertanya tentang rencana kepindahan mereka ke luar negeri. Chae Won bilang ingin pindah ke Irlandia. Chul Goo tak mengerti dengan perkataan Chae Won, karena ia telah memutuskan untuk membatalkan kepindahan mereka.
Chae Won tidak setuju karena Chul Goo memutuskannya secara sepihak. Chul Goo mulai bingung, "Lalu apa kau ingin kita meninggalkan Ibu dalam kondisi begitu dan pindah keluar negeri?". 
"Dia akan segera normal kembali. Kenapa kita harus membatalkan rencana kita karena Ibu?", ucap Chae Won sengaja membuat Chul Goo kesal.
Chul Goo menyilangkan tangan, "Aku tidak tahu kalau hatimu sedingin ini". Chae Won berkata Young Ja hanya beraking sakit, ia bahkan berkali-kali berakting seperti itu. 
"Jaga ucapanmu", ucap Chul Goo menaikkan tangannya.

Chae Won memandang dengan tatapan menantang, "Apa ini. Lagi-lagi kau menaikkan tanganmu saat kau kehilangan kata-kata. Bukan hanya kembali menjadi seorang anak mama, tapi kau juga kembali menjadi suami yang kasar".
Chae Won menegaskan pada Chul Goo bahwa dia tidak bisa tinggal satu atap dengan wanita yang memasukkannya ke rumah sakit jiwa, "Kau berjanji kalau kau akan melindungiku darinya. Kau bilang kau tidak akan pernah menyakitiku lagi, dan sekarang kau mengatakan hal yang berbeda".

Chul Goo berkata sekarang situasinya berbeda karena ibunya sedang sakit. Ia merasa ibunya telah berubah, memberikan pekerjaan listrik pada ayah Chae Won dan membantu menyelesaikan masalah kebakaran tanpa mengeluh sedikit pun. 
"Sifat manusia tidak berubah semudah itu. Dia akan menampakkan wajah aslinya dalam beberapa hari", ucap Chae Won marah. 
"Kau benar-benar berubah. Apa kau benar-benar Chae Won yang kukenal", tanya Chul Goo
"Kau tidak berada dalam posisiku. Apabila kau diperlakukan buruk dan dihina selama tiga tahun. Apa kau pikir kau akan tetap tidak berubah"
Chul Goo terdiam, tak bisa menjawab.

Chae Won menegaskan sekali lagi, bahwa dia tidak bisa tinggal satu atap dengan ibu Chul Goo. Ia meminta Chul Goo untuk memilih, tinggal bersama Young Ja atau Chae Won, "Jika kau tidak ingin pindah denganku, kita bercerai saja. Aku tidak ingin tinggal lebih lama di rumah ini bahkan untuk satu hari saja".
"hey...Min Chae Won", teriak Chul Goo
"jawab saja. Aku atau ibumu", balas Chae Won tak kalah berteriak.

Tanpa mengetuk pintu, Young Ja masuk ke kamar, berpura-pura menangis karena mendengar pertengkaran anak dan menantunya. Chul Goo tertegun. Dengan bahasa isyarat yang tak bisa dimengerti, Young Ja berpura-pura merengek-rengek memohon pada Chae Won dengan wajah memelas dan air mata palsu.

Chae Won memalingkan wajahnya, kesal dan marah campur aduk jadi satu. Hal itu membuat Chul Goo semakin membela Young Ja, tak menyangka istrinya bisa bersikap tidak berperasaan seperti ini, memintanya untuk menelantarkan ibunya yang sedang sakit.
"Ibumu yang membuatku menjadi tidak berperasaan begini", ucap Chae Won memandang marah ibu dan anak yang ada dihadapannya.

Young Ja memasang wajah memelas. Chul Goo menuduh Chae Won menumpahkan semua kekesalannya pada ibunya, "Sungguh menakutkan. Kau mengerikan. Kau benar-benar mengerikan". Tak tahan lagi, Chul Goo pergi keluar.
Chae Won menghela napas, terduduk lemas di ranjang. Young Ja melepas topengnya, kembali menjadi sosok ibu mertua yang jahat, "Aktingmu tidak buruk. Tidak akan lama lagi.
Teruslah menekannya. Mengerti?". Young Ja keluar. 
Chae Won tertawa pahit, marah dan sedih jadi satu. Ia Sungguh tak percaya ada manusia super jahat seperti Young Ja di muka bumi ini.

Alkohol menjadi teman sejati Chul Goo saat mempunyai masalah. Young Ja mengetahui kebiasaan putranya, ia masuk ke dapur membawa buku. Dengan suara terisak, ia menunjukkan tulisan tangannya, "Jangan mengkhawatirkanku dan pergilah bersama istrimu. Aku akan baik-baik saja". Hal itu membuat Chul Goo semakin sedih, ia tak akan pernah meninggalkan ibunya yang telah membesarkannya susah payah, lebih baik dia mati jika harus melakukan hal itu.

Chul Goo merasa Chae Won telah banyak berubah, Young Ja mengangguk tanda setuju. Chul Goo mulai muak dengan Chae Won, "Aku akan menceraikannya.Dia bukan satu-satunya wanita di dunia ini. Aku hanya punya seorang ibu sementara ada banyak wanita di dunia ini. Bagaimana aku bisa memilihnya daripada ibuku?". Chul Goo meminta ibunya untuk untuk tidak khawatir, "Aku tidak akan pernah menelantarkan ibu jadi jangan khawatir. Aku akan melindungimu.  Ibuku yang malang. Bagaimana kau bisa menjadi setua ini?".


Joo Ri masuk ke dapur, "Ada apa ini, seperti dalam film saja". Chul Goo menyuruh adiknya untuk diam. Joo Ri bertanya apa Chul Goo benar-benar berniat menceraikan Chae Won. Chul Goo bilang, jika Chae Won terus bersikap buruk seperti itu, tak ada pilihan lain selain menceraikan Chae Won. Alis Young Ja terangkat, rencanannya mulai berjalan seperti yang dia harapkan.



Hyo Dong datang ke opera cafe, menyembunyikan wajahnya di balik buket bunga mawar, "layanan antar bunga", ucap Hyo Dong dengan suara yang dibuat berat.
Choon Hee tersenyum, "Oh, ini indah sekali. Aku penasaran siapa yang mengirimkan karangan bunga yang indah ini. Apa ini dari Mr Park, si agen real estate?. Dari Mr. Gong, atau dari Oppa rumah atap?", tebak Choon Hee menggoda.
"Bukan, dari Hyo Dong, si oppa tukang listri", ucap Hyo Dong menunjukkan wajahnya.

Choon Hee bertanya kenapa Hyo Dong membawa bunga. Hyo Dong berkata, ia datang untuk menyampaikan perasaaanya. Penjual bunga mengatakan bahwa arti dari mawar merah adalah cinta yang membara. Hyo Dong berlutut, "tolong terimalah cintaku ini".

Choon Hee tertawa. Hyo Dong bilang, ia akan terus berlutut sampai Choon Hee menerima pernyataan cintanya. Sehari atau sebulan, tak peduli akan berapa lama, "Aku akan tetap berada disini bahkan jika aku harus dibawa di atas tandu".
"Apa itu sebuah ancaman?", tanya Choon Hee.
"Hatiku lebih merah daripada mawar ini yang menyala-nyala dengan penuh cinta untukmu. Kumohon terimalah cintaku", pinta Hyo Dong dengan wajah serius, menyodorkan bunga yang dia bawa.

Choon Hee menerima pemberian bunga Hyo Dong dengan wajah tersenyum. Hyo Dong berdiri, memeluk Choon Hee. Choon Hee menyentuh wajah Hyo Dong, "oppa, Kau pasti banyak menderita saat di tahanan. Kau terlihat lebih kurus daripada sebelumnya".
Hyo Dong berkata selain keluarganya, Choon Hee lah orang pertama yang percaya padanya bahwa dia tidak bersalah . Saat mendengar perkataan itu, ia merasakan sensasi membakar di hatinya, dan menjalar ke seluruh tubuhnya. Membuatnya seperti merasa di surga, "Terima kasih sudah mempercayaiku. Terima kasih sudah mengkhawatirkan keadaanku. Dan...Aku mencintaimu, Choon Hee-sshi".

Hyo Dong memegang wajah Choon Hee, berniat mencium. Choon Hee menahan, "Oppa, jangan mencium dengan matamu  yang terbuka lebar begitu. Tutup matamu saat kau berciuman". (wkwkwkw)
"Maaf, ini sudah lama sekali", ucap Hyo Dong malu-malu....
Choon Hee menutup mata begitu pula dengan Hyo Dong. Sedetik kemudian ia membuka matanya kembali, "Tapi jika aku menutup mataku, aku tidak tahu dimana letak bibirmu", tanya Hyo Dong dengan wajah polos.
Choon Hee : "Dengar tuan Min. Bibir sepasang kekasih seperti magnet, jadi ketika mereka mendekat, mereka bisa saling menemukan. Jangan khawatir. Apa aku harus mengajarkan ini padamu?".

Hyo Dong mengikuti perkataan Choon Hee, bibir mereka semakin dekat. Mata mereka kembali terbuka saat mendengar suara benda yang jatuh.

Kang Jin berdiri dengan wajah terkejut, "Apa yang sedang terjadi disini. Apa aku melihat sesuatu. Ini bukan mimpi. Apa yang kalian lakukan?", tanya Kang Jin dengan nada tinggi.
Hyo Dong : Apa yang kalian lakukan. Kenapa kau bertanya. Kau baru saja melihatnya. Kami tadi akan berciuman.
Kang Jin ke Choon Hee, "kenapa dia akan menciummu?".


Choon Hee ; Kenapa tidak. Apa aku tidak boleh mencium siapapun yang ku mau. Apa aku harus meminta ijinmu saat aku mau berciuman?. Kau ini suka ikut campur.
Kang Jin : Kau bermain mata denganku untuk menghabiskan waktu, dan kau memberikan bibirmu padanya. Kenapa kau membeda-bedakan orang?. Kau membodohi aku.

Hyo Dong merasa Kang Jin sudah kelewatan. Kang Jin ngambek, mengancam akan mengadu pada nenek. Mendengar kata nenek membuat Hyo Dong panik. Berdiri menghalangi jalan Kang Jin. Choon Hee merayu Kang Jin dengan minuman gratis, dan akan memasak makanan kesukaannya. Yaitu keong pedas di campur dengan mie, ditambah daging dendeng yang kenyal dengan rasa yang lezat. Hati Kang Jin luluh mendengar tawaran makanan yang lezat, gratis pula.

Kang Jin meminum banyak bir, saat mabuk dia bertanya kenapa Choon Hee lebih memilih Hyo Dong dibandingkan dengan dirinya yang lebih tampan dan kuat, "Meskipun aku lebih tua darinya, pesona intelektualku bisa menutupinya". Kang Jin merasa sangat tersinggung, ia mengancam akan melaporkan hal ini pada nenek.

Choon Hee kesal, seharusnya dia yang merasa tersinggung. Selama ini ia sudah mengatakan dengan jelas, bahwa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan Kang Jin. Hyo Dong minta Choon Hee untuk tenang, tidak ada gunanya berdebat dengan orang mabuk. Kang Jin tetap  merasa Choon Hee menyukai dirinya. Ia sudah berjanji pada arwah ke dua orang tuanya, bahwa ia akan menikah tahun ini dan menghadiahkan makana persembahan yang lezat mulai tahun depan, "Ibu, Ayah. Aku adalah anak yang tidak berbakti", ucap Kang Jin menangis.

Hyo Dong membawa Kang Jin pulang. Choon Hee melihat apartemen Kang Jin yang berantakan, dan kotor. Choon Hee mengajak Hyo Dong pergi. Kang Jin masih meracau, ia bilang tidak akan membiarkan hal ini, dan akan menghancurkan Hyo Dong dan Choon Hee. Kang Jin tidur setelah mengucapkannya.
 
Hyo Dong pamit pulang. Tak lupa, ia berpesan pada Choon Hee untuk mengunci pintu.
"Tunggu. Kau tidak bisa pergi begini. Kita seharusnya menyelesaikan apa yang kita lakukan tadi", kata Choon Hee.
"Kita tadi melakukan apa?. Oh, itu?, ucap Hyo Dong dengan wajah malu.

Keduanya menutup mata, dengan perlahan Hyo Dong mencium ke bibir Choon Hee. Mereka berciuman dibawah guyuran salju.


Lanjut Ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 13 Part 2

12 comments:

  1. lagi iseng buka,ternyata dah ada sinopini,mb Nuri,keyen banget yah

    mb, semangat yah...ditg sinop the virus...hehe....gomawo

    san

    ReplyDelete
    Replies
    1. berurut sinopsisnya,,,yg sinopsis hyi boleh 4 gak...request

      Delete
    2. request hyi sinopsisnya 2 ep baru ke lainnya ...biasanya kan per episode,berurut.....please

      Delete
    3. Baiklah...di tunggu ya....:)

      Delete
    4. yeeesssssssss,,,,,thx very much M'Nuri for your understanding and your kind..... i'm so happy...waiting for yours next ep

      Delete
  2. Pengen mencet young ja ini... Ihhhh sebell lama banget chae won nya balas dendam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Chae Won sepertinya akan melupakan soal balas dendam nya..

      Delete
  3. Aku agak riskan melihat Choon He dan Hyo Dong berciuman, apa mereka belum punya pasangan atau anak¿

    Mukanya Young Ja, dari senyumnya, ketawanya, diemnya, bahkan sampai nangisnya super evil. Errr.,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang, nich Young Ja bikin emosi jiwa....hahahhaha

      Delete
  4. drama ini bagus banget, orang tua ada ciumannya. young ja bener-bener jahat, kapan sadar ya tu emak emak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tunggu jatuh miskin, baru sadar tuch emak-emak...hihihihi

      Delete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)