Pages - Menu

Tuesday, September 10, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 31 Part 1

Joo Ri yang gelap mata membawa mobil Se Yoon dalam kecepatan tinggi. Se Yoon yang melihatnya mengejar dengan menggunakan taksi. Chae Won panik dan tanya apa yang ingin Joo Ri lakukan. Joo Ri menyuruh Chae Won menutup mulut.

Chae Won bicara pelan, berusaha membujuk Joo Ri, ia tanya kemana mereka akan pergi. Joo Ri menjawab kemanapun, ke tempat dimana Chae Won tidak bisa bertemu dengan Se Yoon.
"Apa kau sudah gila?", tanya Chae Won dengan suara putus asa
"Ya. Aku sudah gila", jawab Joo Ri. Bagaimana mungkin aku bisa bersikap normal dalam situasi begini?

Chae Won memohon Joo Ri jangan bertindak emosi, sadarkan dirimu. Joo Ri berkata Chae Won bisa memiliki Se Yoon setelah melangkahi mayatnya, "Dia tidak bisa mencampakkanku seperti ini!".

Chae Won bertambah panik. "Hentikan mobilnya. Hentikan saja mobilnya", Chae Won mengoncang tangan Joo Ri, membuat mobil oleng ke kanan dan kekiri.

Se Yoon yang melihat dari belakang semakin panik, ia minta supir menyalip dan menghentikan mobil di depan.

Chae Won masih mencoba menenangkan Joo Ri, kau tidak akan mendapatkan apa-apa jika begini. Joo Ri berkata akan mengakhiri semuanya, ini adalah hari terakhir kita.

"Jika kau ingin mati, matilah sendiri!", ucap Chae Won dengan nada tinggi. "Aku tidak pantas mati!". 

"Kau tidak ingin mati padahal kau mencuri kekasihku?. Apa kau bercanda denganku?". 

Se Yoon menelpon Joo Ri, ia minta Joo Ri menghentikan mobil dan mengajaknya bicara. Joo Ri bersedia bicara jika Se Yoon berjanji akan melanjutkan pertunangan, jika tidak makan tak ada yang harus ia katakan.

Sebelum Joo Ri menutup ponselnya, Se Yoon sempat memanggil nama Chae Won, "Chae Won ssi!". 
"Ya", jawab Chae Won. 
"Apa kau baik-baik saja!. Kau tidak apa-apa? " , tanya Se Yoon penuh nada cemas dan takut.

"Sungguh menyedihkan", sahut Joo Ri lalu menutup telepon membuang ponselnya ke jok belakang. (Ya...kamu memang menyedihkan, Joo Ri).

"Itu adalah pembicaraan terakhirmu dengannya", ucap Joo Ri lalu menginjak pedal gas lebih dalam. Mobil meluncur dengan kecepatan penuh. 

"Tidak. Jangan!. Tidak!. Jangan lakukan ini". teriak Chae Won, menarik tangan Joo Ri. 

Mobil kembali oleng ke kiri dan ke kanan hingga akhirnya keluar jalur dan menabrak tiang beton di pinggir jalan. 

"Oh...Oh...AAaaa....''Se Yoon berseru panik ketakutan. 

Se Yoon segera turun dari taksi. Mengedor-ngedor kaca mobil tempat Chae Won berada. Chae Won tak sadarkan diri. Se Yoon trauma, hal ini mengingatkannya pada kecelakaan 3 tahun lalu, yang merenggut nyawa Eun Seol.

Se Yoon berhasil membuka pintu mobil, "Chae Won, buka matamu. Bangunlah!. Sementara supir taksi berusaha membangungkan Joo Ri.

Joo Ri membuka mata lebih dulu, "Sunbae", panggilnya pelan. Tapi Se Yoon tak mendengar panggilan Joo Ri, ia begitu sibuk mencemaskan kondisi Chae Won. "Buka matamu, Chae Won".

Perlahan Chae Won membuka mata, "Se Yoon ssi", panggilnya pelan. 

"Aku disini. Jangan khawatir", kata Se Yoon. Lalu menggendong Chae Won keluar dari mobil. Joo Ri memandangi mereka dengan air mata berlinang. Se Yoon sama sekali tidak memperdulikannya. 

Young Ja kelimpungan mendapati Joo Ri tidak ada dirumah. Dia pada bertanya pada Ms. Park, apa kau tahu kemana Joo Ri pergi. Ms. Park menjawab nona Joo Ri pergi beberapa hari yang lalu. Chul Goo yang ada disitu menyahut, mungkin Joo Ri pergi keluar mencari udara segar. Jangan khawatir. Young Ja memarahi Chul Goo, "Bagaimana bisa kau begitu tidak peduli pada adikmu satu-satunya?". Chul Goo menunjukkan wajah tidak mengerti. 

Hong Ju keluar dari dapur dengan senyum merekah. Young Ja terkejut heran melihat Hong Ju memakai celemek. Sunggu kejutan. Sama halnya dengan Chul Goo, "Apa yang sudah merasukimu?". 

Hong Ju berdesis pelan, "Jangan kasar begitu!. Makan malam sudah siap. Apa Ibu tidak lapar. Silahkan masuk ke dapur".
"Terima kasih", jawab Young Ja terbata, ia terlalu terkejut melihat perubahan sikap Hong Ju. Hong Ju membungkuk, lalu kembali ke dapur.

Young Ja bicara pada Chul Goo, "Dia tidak biasa hari ini. Ibu takut".
"Aku takut. Ini menakutkan melihatnya berubah begitu banyak", tambah Chul Goo. "Mungkin dia memasukkan racun ke dalam makanannya".

Di meja makan, Ms. Park menyajikan vegetable salad buatan Hong Ju. Young Ja tak menyangka Hong Ju bisa memasak. Hong Ju berkata ia pernah mengikuti kelas memasak sebelumnya. Ia menyiramkan dressing salad. Chul Goo mendekat, menciumi aroma salad dengan curiga. Siapa tahu Hong Ju memasukkan racun di dalamya. 

Young Ja mencicipi salad buatan Hong Ju, dan memuji menantunya pandai memasak. Memiliki cita rasa tinggi. Chul Goo tersenyum meremehkan. Hong Ju minta Chul Goo juga mencicipinya. Ia meletakkan beberapa lembar lettuce ke piring Chul Goo. 
"Aku tidak suka salad", ucap Chul Goo ketus, menyingkirkan piring salad. Lebih memilih makan soup. 

Young Ja berkata Chul Goo kejam sekali. Ia minta Hong Ju jangan sedih, Chul Goo hanya pura-pura bersikap acuh tak acuh. Hong Ju menilai justru di situlah letak pesonanya. Di depan matanya, Chul Goo terlihat manis dengan sikap acuhnya. Chul Goo tersedak, "Orang ini!".

Tak lama kemudian, Young Ja menerima telepon dari pihak rumah sakit. Serta merta ia dan Chul Goo segera meluncur ke sana. Young Ja menangis panik melihat Joo Ri tak sadarkan diri di ruangan UGD. Kaki kanannya terbalut gips. 

Chul Goo melihat ke ranjang di sebelah Joo Ri, ada Chae Won disana. Kondisinya sama, tidak sadarkan diri. Mata Chul Goo melebar terkejut, "Yobo". Ia langsung lari ke sisi ranjang Chae Won, "Apa yang terjadi. Kenapa kau disini?". Chul Goo teriak nyaring memanggil perawat, "Apa yang terjadi dengannya?. Kenapa dia disini?".

Perawat mengatakan wali Chae Won barusan berada disini. 2 wanita ini mengalami kecelakaan mobil bersama-sama. Perawat pergi setelah menjelaskan. Chul Goo syok, "Yobo. Bangunlah!", teriaknya nyaring. 

Suara bising itu membuat Chae Won terbangun. Perlahan ia membuka matanya. "Sayang, ini aku. Kau bisa mengenaliku?", tanya Chul Goo. Chae Won memandang tidak suka, lalu menoleh ke sisi ranjang, melihat Joo Ri.

Young Ja tanya apa yang dilakukan Chul Goo disana, "Kemarilah ke dekat adikmu. Kemari!. Kemari saja. Dia adalah orang asing bagimu sekarang.". Suara bawel Young Ja itu membuat kepala Chae Won semakin pusing. Chul Goo tidak mau pindah, "Joo Ri mempunyai Ibu disisinya".
"Hei. Kemarilah!", Young Ja ngotot. 

"Ibu", panggil Joo Ri pelan. Young Ja khawatir, "Oh. Joo Ri...Kau tak apa-apa?". Kata selanjutnya yang keluar dari mulut Joo Ri "Dimana Se Yoon". Young Ja kesal, "Kau mulai lagi. Kenapa kau menyebut-nyebut dia?. Lupakan dia".

Orang yang dicari Joo Ri pun datang. Se Yoon tidak suka melihat Chul Goo duduk disisi ranjang Chae Won. Chul Goo dan Young Ja belum menyadari kehadirannya.

Chul Goo yang menunduk, mengangkat wajahnya dan bertatap mata langsung dengan Se Yoon. "Apa-apaan. Apa yang kau lakukan disini?", Chul Goo mulai emosi. Young Ja berbalik dan kaget melihat Se Yoon berdiri di belakangnya. 

Chul Goo menarik kerah jas Se Yoon,  "Bajin***".
"Lepaskan", ucap Se Yoon.
"Tolong hentikan", pinta Joo Ri. 
"Aku seharusnya menghancurkanmu hari itu!", kata Chul Goo melepaskan cengkramannya.

Young Ja ikut melerai, "Apa kau tidak bisa diam?. Kita ada di rumah sakit". Young Ja tanya pada Se Yoon apa yang terjadi, bagaimana mereka bisa kecelakaan bersama-sama.

Belum sempat Se Yoon menjawab, dokter lebih dulu datang. Young Ja tanya bagaimana dengan kondisi putrinya. Chul Goo tidak mau kalah, ia tanya bagaimana dengan keadaan Chae Won-ku. Meski dia kelihatan baik-baik saja, tapi bagaimana keadaan sesungguhnya.

Dokter menjelaskan Chae Won tidak mengalami luka yang serius, dia bisa pulang setelah mendapat IV injeksi. Chul Goo dan Se Yoon menarik napas lega. Young Ja menyela bagaimana dengan dengan putriku. Dokter berkata Joo Ri mengalami retak di pergelangan kaki kanan. Dia harus membatasi kegiatannya di luar. Dengan keadaan seperti itu, dokter menyarankan Joo Ri harus dirawat. Dokter mohon pamit.

"Oh. Tidak. Bagaimana ini bisa terjadi padamu. Sungguh seperti petir di siang bolong.", tangis Young Ja tersedu-sedu. 

Se Yoon pindah ke sisi ranjang Chae Won, saat jalan ia menyenggol pelan bahu Chul Goo.  "Apa kau tak apa-apa?", tanya Se Yoon khawatir. Chae Won mengangguk pelan. Se Yoon lega, memandangi wajah Chae Won dengan penuh kasih sayang. 

Pandangan mata Joo Ri tak lepas dari Se Yoon. Tapi, perhatian Se Yoon hanya tertuju pada wanita lain. Seolah-olah Joo Ri tidak ada disana. Joo Ri memandangi mereka dengan perasaan cemburu. Sekali lagi, ia dihadapkan pada kenyataan yang pahit. Seharusnya, ini sudah cukup membuat Joo Ri sadar. 

Bukan Joo Ri saja, ada pihak lain yang tidak suka. Siapa lagi kalau bukan Chul Goo. Ia menjentikkan jarinya di depan Se Yoon, "Hei. Kita bisa bicara?. Keluar". Chul Goo jalan keluar lebih dulu. Se Yoon menyuruh Chae Won tidur sebentar. Aku akan segera kembali. 

Setelah Se Yoon pergi, Young Ja mulai nerocos menyalahkan Chae Won. Seharusnya Chae Won yang pantas mengalami patah tulang bukan-nya Joo Ri. "Apa yang kau lakukan padanya. Kau sungguh wanita yang gigih".

"Tanya pada Joo Ri apa yang sudah dia lakukan", jawab Chae Won dengan pandangan marah. 

"Beraninya kau menjawab kata-kataku!", sentak Young Ja. (Aish, tadi juga yang nanya siapa, dasar nenek sihir). 

Young Ja baru berhenti ngomel ketika mendengar suara tangisan Joo Ri. Apalagi kalau bukan karena sakit hati dan cemburu. "Kenapa kau menangis?. Jangan menangis, sayang", bujuk Young Ja menenangkan. Justru bujukan Young Ja itu makin membuat tangis Joo Ri semakin nyaring. Di rumah sakit yang seharusnya tenang, ia malah membuat keributan dengan suara tangisannya.

Chae Won memejamkan mata, pusing menghadapi tingkah ibu dan anak yang terus memberikan masalah dalam kehidupannya. 

Se Yoon dan Chul Goo bicara di halaman parkir rumah sakit. Se Yoon menjelaskan, Joo Ri berniat bunuh diri bersama Chae Won dengan menyebabkan kecelakaan ini. Ia berpikir Joo Ri terganggu secara emosional. Ia minta Chul Goo menjaga Joo Ri baik-baik. Chul Goo ingin tahu, "Kenapa Chae Won-ku berada di dalam mobilmu?. Kalian mau pergi kemana?". 

"Kau mengatakan "Chae Won-ku"?. Itu membuatku jengkel", jawab Se Yoon. Dia tidak ada hubungannya denganmu sekarang. Berhentilah memanggilnya seperti itu".

Chul Goo tertawa mengejek, "Hah. Kau bersikap keras. Jangan katakan padaku apa yang harus kulakukan. Kau pikir kau ini siapa?. Kau pikir dia adalah wanitamu atau apa?". 

"Segera dia akan menjadi wanitaku", jawab Se Yoon yakin. 

Chul Goo terkejut, "Barusah kau bilang apa?". Ia menggorek kupingnya, minta Se Yoon mengatakan sekali lagi dengan lebih jelas. 

Se Yoon menatap Chul Goo tajam, lalu berucap, 


"Beraninya!", Chul Goo marah, menarik jas Se Yoon. "Apa?. Kau akan membuat siapa jadi milikmu?". 

Se Yoon menyingkirkan tangan Chul Goo, "Berhentilah bersikap sombong. Dia tidak ada hubungannya denganmu. Menjauhlah darinya".

Chul Goo kembali menarik jas Se Yoon, "Kau brengsek". Se Yoon mencengkram pergelengan tangan Chul Goo dengan kuat, menurunkannya perlahan. Chul Goo merintih kesakitan. Se Yoon menatap tajam, "Mulai dari sekarang, dia berada dibawah perlindunganku. Menyingkirlah. Jika kau masuk ke dalam kehidupannya lagi, aku tidak akan tinggal diam".

Se Yoon berbalik pergi. Chul Goo tertegun, "Hei, berhenti disana. Berhenti disana!", teriaknya jalan mengejar, karena terburu-buru Goo malah tersandung, jatuh tersungkur. Bukannya berdiri Chul Goo malah berguling di lantai, "Kelihatannya dia sudah menyadari perasaannya terhadap Chae Won. Bukan ini yang seharusnya terjadi. Tidak!". 
 
Hyo Dong pulang, Choon Hee tanya dimana Chae Won, kenapa kau pulang sendirian. Hyo Dong juga bingung, "Aku menunggu Chae Won di halte bis, tapi dia tidak muncul. Dia juga tidak menjawab teleponnya. Apa mungkin dia sedang sibuk?". 

Choon Hee ingat kejadian saat Young Ja dan Joo Ri datang melabrak, "Apa mungkin mereka mengganggunya lagi!", guman Choon Hee kesal. Ponsel Hyo Dong berdering, ia sedikit lega melihat nomor ponsel Chae Won dilayar. Hyo Dong tanya dimana kau, ayah sudah menunggumu di halte bis. Wajah Hyo Dong berubah terkejut, "Apa?. Rumah sakit?". 

Di ruang UGD, Chae Won kembali tertidur. Se Yoon dengan setia duduk di samping Chae Won, membelai rambutnya dengan sayang. Chae Won bangun, memegang kepalanya yang terasa pusing. Se Yoon menawarkan akan memanggil dokter. Chae Won menolak, merasa baik-baik saja. 

Chae Won menoleh ke samping, melihat ranjang yang kosong. Chae Won tanya dimana Joo Ri. Se Yoon menjawab Joo Ri dipindahkan ke kamar rawat. Dia harus menjalani perawatan beberapa hari. 

"Chae Won-ah", panggil Hyo Dong panik begitu masuk ke ruang UGD. Melihat ranjang satu persatu, mencari keberadaan Chae Won. Hyo Dong datang bersama Choon Hee yang juga panik. Chae Won menatap heran. Se Yoon mengaku bahwa ia yang menghubungi mereka. Chae Won mendesis pelan, "Mereka pasti akan sangat mengkhawatirkan aku".

Bukannya Chae Won tidak suka Se Yoon berinisiatif menghubungi orang tuanya, tapi ia tak ingin membuat orang tuanya cemas. Setiap orang tua pasti akan mencemaskan keselamatan anaknya, begitu pula dengan Hyo Dong dan Choon Hee.

Begitu menemukan ranjang Chae Won, mereka memberondong pertanyaan,  "Apa yang terjadi?. Bagaimana bisa terjadi?. Bagaimana keadaanmu?". Chae Won menenangkan mereka dengan bilang keadaannya baik-baik saja.

Se Yoon membungkuk hormat ke Hyo Dong menjelaskan kalau Chae Won mengalami memar, tapi selain itu dia baik-baik saja. Choon Hee mengenali Se Yoon, "Apa yang kau lakukan disini?". Se Yoon balik tanya, "Kenapa anda kesini?". Choon Hee menjawab, "Aku adalah Ibunya Chae Won".

Se Yoon kaget. Hyo Dong tanya apa kalian berdua saling kenal. Choon Hee menjelaskan ke Hyo Dong, Se Yoon dulu duduk disampingnya dalam penerbangan ke Korea. Choon Hee merasa pertemuan itu seperti sudah ditakdirkan. Se Yoon tidak pernah membayangkan kalau Choon Hee adalah ibunya Chae Won. Choon Hee menjawab jujur, baru-baru ini ia menikah dengan ayah Chae Won. Hyo Dong tersenyum malu. Mengelus-elus rambut belakang.

Choon Hee : Aku tidak pernah membayangkan kalau kau adalah temannya Chae Won. Jadi, apa kaulah orang yang hampir bertunangan dengan...

"Ibu", panggil Chae Won memotong, menggelengkan kepala sebagai isyarat jangan mengungkit hal itu di depan ayahnya. Choon Hee tersenyum mengerti, "Baiklah". Se Yoon menunduk, mengetahui arah pembicaraan Choon Hee. Chae Won diam. Hyo Dong bingung, menatap mereka satu persatu.

Young Ja ingin mendengar jawaban langung dari Joo Ri, "Jadi kau mau mati bersamanya?". Joo Ri menjawab, "Sudah kubilang. Aku tidak ada alasan untuk hidup". Di ruangan itu juga Chul Goo, orang satu ini hanya sibuk mondar-mandir seperti setrikaan.

Young Ja mengomeli Joo Ri, "Apa itu adalah sesuatu yang bisa kau katakan pada ibumu?. Apa masalahnya dengan dia sehingga kau mencoba untuk menyerahkan hidupmu?. Tidakkah kau lihat bagaimana sikapnya tadi di ruang UGD?. Dia bahkan tidak melihatmu. Yang dia pedulikan hanyalah Chae Won!". 

Joo Ri teriak, memukuli kepalanya sendiri, "Tolong hentikan!. Kepalaku akan meledak!. Aku akan jadi gila!". 

"Baiklah, baiklah. Ibu akan berhenti. Ibu akan menutup mulutku. Tenanglah, tenanglah, Joo Ri. Tenanglah".

Selesai Joo Ri, giliran Chul Goo yang kena omel. Young Je kesal melihat Chul Goo yang terus saja mondar mandir. Kau menganggu ibu. Chul Goo tidak mengubris, berguman sendiri, "Aku benar-benar tidak bisa membiarkan mereka". Chul Goo keluar. Young Ja teriak-teriak memanggil. Tapi panggilannya itu hanya diacuhkan begitu saja. 

Joo Ri masih tidak percaya, "Bagaimana bisa sunbae melakukan ini padaku?. Bagaimana mereka bisa memainkan permainan itu". Joo Ri memukuli kepalanya, lalu membenamkan wajahnya ke kasur. 

Young Ja menghela napas frustasi, "Aigo...aigo...Bagaimana bisa kedua anakku membuatku sangat khawatir?".

Hyo Dong dan Choon Hee membawa Chae Won pulang, mereka  bertemu dengan Chul Goo di lobby. Chul Goo membungkukkan badan, memberi salam, "Apa kabarmu, Ayah?".

"Siapa kau memanggilku ayah", sahut Hyo Dong. Tidak suka karena Chul Goo masih memanggilnya dengan sebutan ayah.

"Ini aku, Kim Chul Goo. Ayah". 

"Berhenti memanggiku Ayah", nada bicara Hyo Dong meninggi. "Kau sudah bercerai dengan putriku. Aku bukan Ayahmu!. Kenapa kau disini?".

"Tidakkah Anda mendengar dari Chae Won?. Adik ku juga...". 

Chae Won menyela ucapan Chul Goo. "Ayah, biarkan saja dia. Ayo pergi". Choon Hee membenarkan, "Kenapa repot-repot berbicara dengannya?". Choon Hee mencibir Hyo Dong tampak normal, (tapi kelakuannya tidak). 

Se Yoon keluar dari apotik, memberikan obat untuk Chae Won. Se Yoon juga bersedia mengantarkan mereka pulang. Hyo Dong berterima kasih, kami berhutang padamu. Mereka ber-4 jalan pergi.

Chul Goo memandangi mereka dari belakang, "Dia bersikap seperti suaminya. Tidak bisa. Aku harus melakukan sesuatu".

Setelah mengantar, Se Yoon pulang kerumah. Sol Joo yang sejak tadi menunggunya tanya tanya kenapa Se Yoon baru pulang, padahal dia tidak kerja lembur. Se Yoon menjawab, "Aku bukan anak kecil". Sol Joo marah, "Bagaimana bisa kau begitu berani?. Saat kedua orantuamu masih membersihkan masalah setelah kekacauan pertunanganmu, bagaimana bisa kau begitu tenang?". Se Yoon meminta maaf. 

Presdir Lee ikut nimbrung, "Mengatakan maaf tidaklah cukup. Apa kau tidak bertanggungjawab seperti ini?",

"Aku membatalkan pertunanganku bukan untuk bersikap tidak bertanggungjawab", jawab Se Yoon. "Aku akan membicarakan apa yang ada di pikiranku saat aku siap". Se Yoon jalan pergi ke kamar. 

Sol Joo tertegun. Presdir Lee masih marah-marah, tak mengerti apa maksud perkataan Se Yoon. Sol Joo menenangkan suaminya, takut kena serangan jantung lagi. Sol Joo jelas mengerti maksud ucapan Se Yoon.

Hyo Dong menyarankan lebih baik Chae Won dirawat selama beberapa hari dirumah sakit. Chae Won menolak, merasa keadaannya baik-baik saja. Hyo Dong ingin tahu bagaimana kecelakaan itu terjadi. "Apa pria itu yang menyebabkan kecelakaannya?".

Chae Won bingung menjawab, panggilan Ki Choon yang memanggil Hyo Dong dari luar kamar menyelamatkannya. Sebelum keluar Hyo Dong tanya pada Choon Hee, "Apa kau benar-benar harus ikut kompetisi?". Choon Hee menekankan sekali lagi, harus ikut dalam kompetisi, dan Hyo Dong sudah janji akan bergabung dengannya. 

Hyo Dong membenarkan, tapi ia benar-benar bosan terus diganggu oleh ipar-iparnya itu. Choon Hee minta Hyo Dong jangan bersikap lemah. Kita harus ikut dalam kompetisinya. Hyo Dong mengerti, ia menyuruh Chae Won istirahat lalu keluar kamar. 

Setelah Hyo Dong pergi, Choon Hee ingin memastikan jadi pria yang mereka temui di rumah sakit itu adalah pria yang membatalkan pertunangannya?. Dan kecelakaan ini berhubungan dengan hal itu. Chae Won diam yang berarti membenarkan. 

Ki Moon dan Ki Choon menuduh Hyo Dong bermain rekayasa. "Kau tidak ingin masuk ke dalam kompetisi, kan?. Tapi karena istrimu memaksa, kau memutuskan untuk melakukannya demi kedamaian dalam keluarga". Hyo Dong mengiyakan. Mereka sepakat tidak menentang jika Hyo Dong mau berjanji dengan tidak berusaha semaksimal mungkin. Selama Hyo Dong tidak memenangkannya, itu tidak menjadi masalah bagi mereka.

Hyo Dong tanya, "Apa yang ingin kalian belanjakan dengan uang sebanyak 10 milyar sehingga kalian nekat begini?". 

Ki Choon menghayal, jika mendapat uang tunai 10 milyar. Ia akan meletakkan lembaran uangnya di lantai. Berenang didalamnya, dan menikmati aroma uang baru.

Hyo Dong berkata aroma uang baru tidak enak, kamar Ki Choon akan bau. Ki Choon tidak peduli, aku punya uang 10 milyar. Hyo Dong tanya bagaimana dengan Ki Choon.

Ki Moon menghayal, memakai setelan jas rapih seperti konglomerat. Di sampingnya Do Hee berdandan ala nyonya kaya, sanggulnya seperti perannya sebagai ibu Kim Joo Won dalam drama Secret Garden. Ki Moon menghayal, jika ia menabung uangnya di bank, manager bank sendiri yang akan datang menemuinya. Menghitung uang tepat di hadapannya, seperti yang sering terjadi dalam film-film. Ki Moon tertawa lebar, "Do Hee pasti sangat senang".

Ki Choon menilai Ki Moon bodoh, hanya menabung uang di bank tanpa menikmatinya sepeser pun. Ki Moon berpendapat bank adalah tempat yang paling aman, tidak akan seorang pun yang bisa mencuri uangnya. Mulanya Hyo Dong berpikir iparnya itu memiliki rencana besar, ternyata tidak. 

Kang Jin tiduran di kasur, punggungnya sakit karena memaksa menggendong Ki Ok kemarin. Ia tersenyum mengingat kedekatannya bersama Ki Ok belakangan ini. Kang Jin sadar kalau dirinya terlalu tua untuk Ki Ok, tapi ia pun tak bisa menghentikan perasaan cinta yang mulai tumbuh dari dalam hatinya.

Terdengar panggilan suara Ki Ok dari luar. Kang Jin mengeluh, "Oh. Tidak. Kenapa dia datang lagi disaat aku hampir menenangkan diri?. Kenapa dia terus menempel padaku?. Kang Jin pura-pura tidur saat Ki Ok masuk. 

Ki Ok membawa koyo untuk Kang Jin. Mendengar dengkuran Kang Jin, Ki Ok berpikir pasti pria Kang Jin sangat lelah. Ki Ok duduk disamping Kang Jin, membetulkan letak selimut, mengagumi wajah Kang Jin yang sedang tertidur. "Dia terlihat seperti  bayi yang sedang tidur". 

Cup...Ki Ok mencium pipi Kang Jin. Kang Jin membuka mata terkejut, kemudian menutup matanya kembali. Pura-pura tidur. Bagi Ki Ok ini adalah keajaiban bisa bertemu lagi dengan cinta pertamanya. Keajaiban yang lebih besar daripada memenangkan warisan 10 milyar. "Selamat malam", ucap Ki Ok lalu pergi.

Kang Jin mencubit pipinya sendiri, seolah tak percaya ini bukan mimpi. Ia tak mengerti, "Ada apa ini?. Situasi yang membingungkan apa ini?". Kang Jin tersenyum senang, ciuman selamat malam dari Ki Ok membuat perasaannya melambung tinggi.

Chae Won menerima sms dari Se Yoon, "Bagaimana keadaanmu?. Aku sangat khawatir denganmu sehingga aku tidak bisa tidur".

Dikamar, Se Yoon gelisah menunggu balasan dari Chae Won. Bunyi pesan masuk, ia segera membukanya, "Aku baik-baik saja", balas sms Chae Won pendek. 
"Psh. Itu saja?", Se Yoon tersenyum kecil. Maunya dapat sms yang lebih panjang gitu...hehehe

Chul Goo minum-minum di dapur. Pernyataan cinta Se Yoon membuatnya tidak bisa tenang. Hong Ju masuk ke dapur, merebut botol minum dari tangan Chul Goo. "Kenapa kau minum seperti seorang alkoholik?".

Chul Goo duduk dimeja, meraih tangan Hong Ju, "Bantulah aku. Kumohon bantulah aku. Selamatkan aku, Hong Ju".

"Apa kau mabuk!", Hong Ju menepis tangan Chul Goo.

Chul Goo memukul wajahnya, "Tidak. Aku sadar!". Hong Ju tanya, lalu omong kosong macam apa ini?.

"Kembalilah ke orang tuamu", ucap Chul Goo asal. "Hanya jika kau menyerah terhadapku, aku bisa mendapatkan kembali kehidupan lamaku. Sebelum masalahnya semakin buruk, ayo kita berpisah. Ibu tidak ada di rumah. Waktu yang sempurna. Kau bisa pergi sekarang juga. Aku akan mengijinkan Nyonya Park pergi bersamamu. Tunjangan perceraian? Sebutkanlah. Aku akan memberi sebanyak yang kau inginkan.".

Hong Ju menarik napas, "Maafkan aku". 

"Kau tidak perlu meminta maaf', sela Chul Goo.

Hong Ju belum selesai bicara, "Aku tidak bisa meninggalkanmu. Aku baru saja mulai menyukaimu".

AAhhhhh!!!!...Chul Goo teriak meremas rambutnya. Syok dengan pengakuan Hong Ju. Hong Ju tidak peduli, tersenyum dingin. Hak Hong Ju untuk mempertahankan suaminya. Seharusnya Chul Goo yang menyerah...Pria satu ini sungguh keras kepala.


Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 31 Part 2


5 comments:

  1. CeritaNy makin keren aj,suka ngeliat joo ri yg kena karma gara2 jahat bgt..ditunggu sinopsis selanjutNy,makasih mb nuri

    ReplyDelete
  2. seru, makasi sinopsisnya

    ReplyDelete
  3. suka bgt sm drakor ini, mkasih ya nuri sinopnya....
    ditunggu next partnya....moga bs smp tamat...
    semangka....semangat kaka

    ReplyDelete
  4. palung penasaran sama drama ini daripada drama yg lain.. lanjutkan mba..samangaaat

    ReplyDelete
  5. makasih sinopsisnya mba, lanjutkan yaaa ke episode 31 part 2

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)