Pages - Menu

Sunday, August 25, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 18 Part 2

Se Kwang minum di bar sendirian, memikirkan kesempatan memenangkan posisi politisi. Ia yakin bisa mengalahkan jaksa Jo dengan mudah, dengan demikian tersisa 2 kandidat, dirinya dan jaksa Kwon. Ny. Bok dan Hae Ryong pasti akan mendukung jaksa Kwon. Se Kwang berandai jika  Prof. Jeon Hoon mendukungnya maka kedudukannya akan seri. Dengan begitu kedudukan jaksa Kwon akan lemah. 

Ji Hoo datang, duduk disebelah Se Kwang, "Aku sudah memikirkannya". Se Kwang menoleh. Ji Hoo kaget melihat bibir Se Kwang yang terluka, "Apa kau baru saja berkelahi?". 
"Tidak apa-apa", jawab Se Kwang. "Katakan saja untuk apa kau kesini lalu pergilah".

Ji Hoo : Kau tak perlu begitu dingin padaku. Ambilkan aku segelas wine. 

Ji Hoo minum lebih dulu sembari menyusun keberaniannya. Se Kwang melirik, "Kau tak perlu mengatakan apapun yang mungkin akan membuatmu menyesal nanti".

Ji Hoo : Aku sudah menyukaimu sejak lama, Kepala.
Se Kwang : Aku ini orang yang jahat. Aku tak perhatian pada wanita, aku juga bukan orang
yang baik. Kupikir cinta itu lelucon, dan menikah itu adalah akhir dari semuanya. Itulah sebabnya aku tak pernah bisa dekat dengan wanita. Karena aku tak pantas dicintai.

(Se Kwang sengaja merendahkan diri dan membuat dirinya terlihat menyedihkan di depan Ji Hoo. Bohong kalau Se Kwang tidak mengetahui perasaan Ji Hoo). 

Ji Hoo : Kau pernah bilang padaku sekali mengenai pertarungan antara sisi takut dan sisi benarku. Jika dalam dirimu sedang terjadi pertarungan itu karena aku, pilihlah rasa takutmu. Aku sendiri takut untuk mendapatkanmu.

Se Kwang : Apa maksudmu?

Ji Hoo sedih, "Karena aku tak ingin dinilai berdasarkan reputasi ayahku, aku sudah sangat teliti untuk menyembunyikan siapa ayahku. Tapi sekarang, aku ingin memanfaatkan reputasi ayahku untuk mendapatkanmu, Kepala. Aku ingin bersamamu. Itulah sebabnya, Kepala...". 

Se Kwang seperti mendapat tangkapan besar. Dia bukan pria bodoh yang tidak mengerti arah dari pengakuan Ji Hoo. Se Kwang membelai wajah Ji Hoo lalu memeluknya. Se Kwang meminta maaf dan akan mencoba menjalin hubungan dengan Ji Hoo. Ji Hoo terisak, ia rela di mamfaatkan demi cintanya yang telah lama terpendam. Tapi tatapan Se Kwang itu lho, benar-benar licik...

(OMG...Ji Hoo bisa jatuh dengan mudah dalam pelukan si jahat Se Kwang. Kemana Ji Hoo yang bermartabat, Ji Hoo yang sombong dan keras kepala. Ji Hoo yang mempunyai harga diri tinggi. Semua hilang....

Cha Don datang kerumah Se Kwang dengan membawa kardus besar, "Apa kau belum pergi
bekerja?. Aku senang aku bertemu denganmu tepat waktu. Se Kwang bingung, "Apa-apaan ini?". Bukan hanya Cha Don, tapi juga ada Gu Shik yang datang membawa tas besar seperti orang pindahan.

Dengan cueknya Cha Don berkata, "Biarkan saja Kepala yang tidur di kamar utama dan kita tidur di ruang tengah".
"Apa yang kalian lakukan di sini?", tanya Se Kwang membentak. 

Cha Don berkata sebenarnya ia juga tidak ingin melakukannya, tapi apa yang bisa ia kulakukan? Pria dari Jingogae.... Ucapan Cha Don terpotong karena ponselnya berbunyi. Cha Don menjawab,  "Ya. Aku baru saja sampai. Aku mengerti".
Cha Don lalu memberikan ponselnya ke Se Kwang, "Jawab teleponnya. Pria dari Jingogae".

Telepon itu memang dari Mr. Jingogae, suami Ny. Bok. Atas suruhan Cha Don tentunya. Mr. Jingogae menelpon sambil bermain kartu dengan sekertaris Hong. Mr. Jingogae mendengar kalau orang yang dicalonkan oleh Ny. Bok adalah atasan Se Kwang. Ia sangat cemas hingga tidak bisa tidur dengan nyenyak. Untuk itu ia mengirim Cha Don tinggal di rumah Se Kwang. Buatlah rencana yang mematikan. Aku menggaji dia, jadi suruh dia bekerja. Suruh saja dia melakukan apa saja.

Karena ini permintaan Pria dari Jingogae, maka Se Kwang tidak bisa menolak dan hanya bisa mengiyakan permintaan tersebut. Meski ia sangat amat tidak terima dengan ide itu. Yach..tapi mau bagaimana lagi..heheheh....Se Kwang mengembalikan ponsel Cha Don setelah selesai bicara dengan Mr. Jingogae. 

Cha Don tanya apa Se Kwang sudah mengetahui kelemahan jaksa Kwon. "Aku akan mulai mencarinya", jawab  Se Kwang kesal. Cha Don bilang jangan khawatir dengan jaksa Jo, "Dia sudah disingkirkan saat aku masih menjadi X-Master".

Se Kwang berkata saat jaksa Kwon dipromosikan menjadi jaksa agung, dia melakukan suap dimana-mana. Jika kita menyelidiki lebih jauh lagi, aku yakin kalau ada atasan yang dia bayar teratur. Jika begitu Cha Don menduga pasti ada catatannya. Se Kwang yakin pasti ada.

Cha Don : Ngomong-ngomong, mereka mungkin bersikeras menyelidiki masa lalumu. Bukankah kau perlu melakukan pencegahan untuk menghentikan mereka?. 
Se Kwang : Jangan khawatir. Aku bersih.
Cha Don : bersihnya dirimu, Kepala. Jika ada sesuatu yang membuatmu takut, kau bisa menyuruhku melakukannya.
Se Kwang : Tidak perlu. Selidiki saja masa lalu Kwon Jae Kyu.

Cha Don bicara pada Gu Shik, "Kau dengar, kan?. Harta, orang-orang, kehidupan pribadi, semuanya mengenai Direktur Gwon, cari semua informasinya sekarang juga.
"Ya. Pak", jawab Gu Shik nyaring. 

Se Kwang berangkat kerja. "Semoga harimu menyenangkan", ujar Gu Shik mengantar hingga ke depan pintu.

Gu Shik menilai Se Kwang sangat percaya diri. Cha Don berkata setelah mobil Se Kwang pergi, kita geledah seluruh tempat ini. Gu Shik siap melaksanakan. 

Jaksa Kwon dan wartawan Go bicara di kantor jaksa Kwon. Jaksa Kwon tanya apa wartawan Go mengetahui gerakan mencurigakan Ji Se Kwang. Bahkan mungkin ada hubungannya dengan Eun Bi Ryung.

Wartawan Go kaget tiba-tiba jaksa Kwon bertanya hal itu. Ia juga tidak tahu, seperti yang kita tahu, dia benar-benar gigih tak akan mengungkapkan kelemahannya. Jaksa Kwon merasa posisinya kurang menguntungkan, karena Se Kwang mengenalnya dengan sangat baik.

Wartawan Go bingung, "Apa terjadi sesuatu antara kalian berdua?".
Jaksa Kwon : Kami melewati batas yang seharusnya tak kami lewati. Aku tak akan bekerja sama dengan dia lagi

Wartawan Go keluar dari ruangan jaksa Kwon, lalu masuk ke lift. Ia bingung harus memilih siapa. Pihak mana yang lebih menguntungkan baginya. Lift terbuka. Se Kwang masuk, suasana sedikit canggung. Se Kwang mengajak wartawan Go bicara sebentar. 

"Sekarang?", tanya wartawan Go.
Pertanyaan itu hanya ditanggapi tatapan sinis dari Se Kwang. Wartawan Go menurut tanpa banyak bertanya lagi. 

Gu Shik dan Cha Don dalam perjalanan. Mereka tidak berhasil menemukan sesuatu yang mencurigakan di rumah Ji Se Kwang, dia benar-benar teliti. Bahkan tidak ada sedikit pun celah di temukan. Gu Shik bingung apa yang harus kita lakukan, "Kalau ini benar, setelah sidang dimulai, hal ini akan membuat rencana kita kacau".

Cha Don berkata, "Kau bisa menyembunyikan kasus korupsimu, tapi tidak dengan dosa aslimu".
Gu Shik tak mengerti, "Apa?". 
"Putar balik. Kita temui Eun Bi Ryung", ucap Cha Don kemudian memasang kaca mata bundarnya...Tampilan khas ala pengacara Lee Cha Don.

Bi Ryung dipindahkan ke rumah sakit jiwa. Sama seperti Gi Soon dulu, hari-hari ia lalui dengan memandangi foto anaknya dengan perasaan rindu. Sipir penjara masuk ke sel Bi Ryung. Bi Ryung ketakutan, "Jangan suntik aku...jangan suntik aku".
"Ada tamu untukmu", kata sipir penjara. 

Bi Ryung waspada, "Siapa?. Siapa yang datang menemuiku?

 Sipir penjara membawa Bi Ryung keruang tamu. Bi Ryung bahagia melihat wajah Cha Don.
"Kelihatannya kau kurang sehat", ucap Cha Don khawatir melihat wajah pucat Bi Ryung. 
Bi Ryung menangis, dan langsung memeluk Cha Don, "Kenapa kau lama tak kesini?. Aku sangat takut. Kenapa kau baru datang sekarang?". 

Cha Don dan Bi Ryung duduk berhadapan. Cha Don berkata sepertinya pembebasan bersyarat  Bi Rung sulit dikeluarkan. Karena Ji Se Gwang ikut campur dalam peninjauan pembebasan bersyarat. 

Bi Ryung : Aku harus membalas dendam padanya sebelum aku mati. Aku akan bebas dari tempat ini hidup-hidup.
Cha Don : Aku akan membantumu semampuku untuk pembebasan bersyaratmu.
Bi Ryung punya satu permintaan. Cha Don tanya apa itu. Bi Ryung menunjukkan foto anaknya di Amerika.
"Apa ini alasanmu tak berbicara saat sidang...?", tebak Cha Don. 

Bi Ryung membenarkan, "Ji Se Gwang memberikannya padaku. Dia memanfaatkan anakku
untuk mengancamku".
Cha Don emosi, "Biadab sekali orang itu!". 

Bi Ryung : Ada alamat dibalik foto itu. Tolong tanyakan pada ayahnya bagaimana keadaan putraku.
Cha Don : Apa menurutmu, Ji Se Kwang berusaha melukai anak ini?
Bi Ryung : Tak ada yang tahu apa yang dia pikirkan. Tolong, aku mohon padamu.

Cha Don : Jangan khawatir. Aku akan memberitahu dia untuk menjaga anak ini.
Bi Ryung mengucapkan terima kasih dari lubuk hatinya yang paling dalam. Cha Don tanya sebenarnya apa yang akan dikatakan Bi Ryung di persidangan lalu, "Tak ada gunanya lagi
kalau kau menyembunyikannya sekarang. Katakan saja".

"Pembunuh Presiden Lee Joong Man yang sebenarnya bukanlah Park Gi Soon, tapi Ji Se Kwang. Park Gi Soon juga hampir dibunuh oleh Ji Se Gwang. Pria itu menempatkannya di rumah sakit jiwa meskipun dia tak gila, dan membuatnya menjadi gila", ujar Bi Ryung. 

Cha Don menatap tajam. Puas karena Bi Ryung telah mengatakan kebenarannya. Karena apa?. Karena Cha Don merekamnya.

Gu Shik dan Cha Don pulang ketika hari beranjak malam. Cha Don memandangi foto putra Bi Ryung. Gu Shik berkomentar Se Kwang yang brengsek itu ternyata binatang. Kenapa dia bisa mengancamnya seperti itu?. Cha Don minta Gu Shik menghubungi nomor telepon yang ada di belakang foto. Dan lakukan saja permintaan Eun Bi Ryung.

"Apa?. Kenapa kita harus mengurusi masalah sepele ini padahal banyak hal penting lainnya?", protes Gu Shik. 

Cha Don sedih, "Ibuku mungkin meminta hal yang sama pada Ji Se Kwang. Bahkan kalau memang begitu, Tuhan yang menghukum mereka bukannya aku, setidaknya dia akan
memenuhi permintaan ini".

Jaksa Kwon melempar berkas-berkas dengan kesal. Sekertaris Seo bertanya apa yang akan kita lakukan. Kita tak mendapat apapun untuk sidang

Ponsel jaksa Kwon berdering, tak ada yang bicara. Jaksa Kwon hanya mendengar suara rekaman pengakuan Bi Ryung tentang pembunuh Lee Jeong Man. Jaksa Kwon bisa mengenali itu adalah suara Bi Ryung. 

"Siapa yang menelpon", tanya sekertaris Seo. Jaksa Kwon memberikan kode pada sekertaris Seo untuk diam.

"Ini pengacara Lee Cha Don. Apa kau tak mengenali suara itu?. Eun Bi Ryung", ucap Cha Don kemudian setelah rekaman suara selesai di putar. 
"Kenapa kau membiarkan aku mendengarkannya?", tanya jaksa Kwon. 

"Bukankah lebih baik kau berterima kasih lebih dulu?", kata Cha Don. 
"Aku akan menemuimu sekarang", balas jaksa Kwon kemudian. Dan sambungan telepon pun terputus. 

Jaksa Kwon dan Cha Don janji bertemu di stasiun. Ponsel jaksa Kwon berdering, dari Cha Don. Jaksa Kwon tanya kenapa Cha Don belum datang. Cha Don minta jaksa Kwon melihat ke seberang. 

Jaksa Kwon melihat ke seberang, dan memang ada Cha Don disana berdiri memegang koran. Cha Don menjelaskan ia sengaja berdiri disana agar tidak tertangkap kamera CCTV. Ia juga tahu, jaksa Kwon pasti akan bertanya kenapa ia membantu jaksa Kwon. Cha Don mengatakan, "Siapa yang memecatku sebagai jaksa, kau tahu semuanya dengan baik. Berbeda dengan penampilanku, aku ini pendendam".

"Ngomong-ngomong, aku harus berterima kasih karena bantuanmu. Rekamannya?", tanya jaksa Kwon. 
"Aku tak membawanya", jawab Cha Don.
Jaksa Kwon berdiri marah, "Apa?". 

Cha Don : Aku ada diantara kalian berdua. Bukankah ini akan mengancam kehidupanku?
Jaksa Kwon :  Apa maumu?
Cha Don : Bawalah sesuatu yang membuatku terkesan lebih dulu.

Kereta api lewat, menghalangi pandangan mereka. "Hei, Lee Cha Don?", panggil jaksa Kwon...."Apa kau mendengarku?....Pengacara Lee?.....Lee Cha Don!". Tak ada jawaban. Setelah kereta menghilang, Cha Don pun juga menghilang....Jaksa Kwon bingung.

Mr. Jingogae yang tak lain suami Ny. Bok bertemu dengan 2 anggota dari Perkumpulan Sastra Chungrok. Mereka merasa senang bisa bertemu dengan Pria dari Jingogae yang terkenal, "Anda mengenal Nyonya Bok dengan baik, kan?", tanya salah satu dari mereka.

Mr. Jingogae mengiyakan, bisa dibilang aku ini yang membesarkannya sejak masih kecil. Di Teluk Goonsan, ayahnya adalah polisi. Mr. Jingogae panjang lebar,  saat umur 17 tahun, Ny. Bok pergi ke Seoul, dia bertemu dengan pria yang bermain terompet, dan dia banyak melalui kesulitan.

Ny. Bok marah dan kaget, ketika Pal Do mendapat kabar kalau Pria dari Jingogae muncul. Presdir Park dari Perusahaan Gwang Poong baru saja menelpon, mereka mengadakan pertemuan siang ini.

"Omo, omo, omo, ada orang yang yang memakai namaku?', ucap Ny. Bok tak percaya. 

Jae In tanya dimana tempatnya, ia mengajak Ny. Bok kesana dan memasukkan orang yang mengaku sebagai Pria dari Jingogae ke dalam penjara. Ny. Bok menyuruh Pal Do menyiapkan mobil, "Aku tak akan kehilangan dia lagi kali ini, dasar licik. Cepat, cepat".

Mr. Jingogae mencuci tangan di rest room. Ia merasa aneh, "Kenapa semua orang sangat patuh, saat aku bilang aku ini Pria dari Jingogae?. Lagipula, entah bagaimana aku memang ditakdirkan untuk hidup dengan bantuan dari istriku".

Mr. Jingogae jalan balik ke ruangan, di depan pintu ia mendengar Presdir Park bilang kalau Ny. Bok akan kesini dan ingin bertemu sendiri dengan Pria dari Jingogae. Mr. Jingogae menarik diri, tidak jadi masuk ke dalam. Buru-buru pergi dari tempat itu. Takut bertemu dengan istrinya sendiri.

Mr. Jingogae turun tangga. Di depan ia melihat Ny. Bok jalan dan Jae In jalan masuk kerestoran. Buru-buru ia sembunyi agar tidak ketahuan. Ny. Bok dan Jae In naik ke lantai atas, menuju ruang pertemuan. 

Cha Don marah atas tindakan ceroboh Mr. Jingogae, "Kubilang jangan menemui siapapun selain Ji Se Kwang!".
Mr. Jingogae membela diri, "Tidak, aku hanya mendapat telepon dari manajer kantor, dan pria itu, saat mereka mendengar percakapannya, mereka bersikeras..."

Cha Don : Ahjussi!
Mr. Jingogae : Aku istirahat sebentar. Pengacara, tolong bantu aku kali ini.
Cha Don : Tapi ngomong-ngomong, kau tidak bertemu dengan Nyonya Bok, kan?
Mr. Jingogae : Jika dia melihat wajahku, aku tak akan di sini.

Bel berbunyi. "Ini Nyonya Bok!", seru Cha Don melonjak kaget melihat wajah Ny. Bok di layar monitor.
Mr. Jingogae : Aku akan bersembunyi. Aku akan melompat!
Cha Don teriak, "Ini lantai 12!". 

Mr. Jingogae bingung, Lalu, bagaimana?. Bagaimana...?
Cha Don menarik Mr. Jingogae bersembunyi di kamar mandi. 

Cha Don merapihkan jas, bersikap bisa lalu membuka pintu, " Nyonya, ada apa ke sini?"
"Hanya ingin mengunjungimu", jawab Ny. Bok. "Kau sendirian?".
"Ya", jawab Cha Don terbata. 

Ny. Bok : Hei, dimana Pria dari Jingogae palsu itu?
Cha Don : Apa?
Ny. Bok : Aku tanya dimana Pria dari Jingogae palsu itu?. 
Jae In : Dia pasti di kamar mandi. Karena sepatunya ada di sini.

Ny. Bok duduk di sofa. Ia minta Jae In mengambil air putih. Kepala terasa pusing rasanya seperti mau meledak. Ia tanya Pria dari Jingogae palsu itu, apa dia tidak pergi kemana-mana. Cha Don membenarkan, "Ya. Pasti. Hari ini, dia seharian di rumah".
"Benarkah?", tanya Ny. Bok ragu. 

Jae In mengajak ibunya pergi. Ny. Bok tidak mau, "Kita sudah di sini, kenapa kita tak menemuinya sebelum kita pergi?. Kenapa dia belum keluar juga?. Katakan padanya agar segera keluar. Dimana kamar mandinya?".

Ny. Bok mengetuk kamar mandi. Cha Don terbata-bata ingin menjelaskan. Ny. Bok tak peduli, "Maaf. Apa yang anda lakukan, kenapa lama sekali?". Teguran itu membuat Mr. Jingogae ketakutan, menahan handle pintu kuat-kuat.

"Apa dia pingsan", tanya Ny. Bok ke Cha Don. "Beritahu dia agar segera keluar. Aigoo, kepalaku sangat sakit".
"Anda tak apa-apa", tanya Cha Don cemas.
"Ya, tak apa-apa. Beritahu dia agar segera keluar. Cepat. Mungkin dia benar-benar melakukan sesuatu.".

Mau tak mau Cha Don mengetuk pintu, "Ahjussi?. Kau bisa keluar sekarang".
Mr. Jingogae menghela napas, menguatkan diri. "Baiklah".

Mr. Jingogae keluar, takut-takut mengangkat wajahnya, melihat Ny. Bok, Jae In dan Cha Don secara bergantian. Ny. Bok tidak bereaksi apapun seperti tidak mengenali sosok pria yang ada dihadapannya.

Jae In penasaran seperti apa wajah Pria dari Jingogae.

Mr. Jingogae melepas kacamata dan topi, hingga tampaklah kepalanya yang botak, dan licin, "Baiklah, aku akan bicara seperti seorang pria. Sungguh. Aku ini buruk..."

Ny. Bok tertegun, "Apa kau mengenalku?". 

Mr. Jingogae bingung.  Cha Don sedih, ia tahu apa yang terjadi pada Ny. Bok saat ini.

"Pria ini sempurna sekali", kata Ny. Bok pada Cha Don. "Jae In, kita pergi. Ambil tasnya, disebelah sana".
"Kami mengandalkanmu", ucap Ny. Bok ke Mr. Jingogae sebelum pergi.
Mr. Jingogae bingung. Ny. Bok dan Jae In jalan keluar. 

Mr. Jingogae minta penjelasan, "Kenapa Hwa Sool, ibu Jae In, kenapa dia seperti itu?. Apa dia pura-pura tak mengenalku, atau...

"Dia tak mengenalimu", sahut Cha Don.
Mr. Jingogae semakin kaget, "Apa?. Kenapa begitu?". 
"Karena penyakit. Alzheimer", jelas Cha Don. 

Mr. Jingogae terduduk lemas. Menangis menyesal, "Apa-apaan ini?. Kau ingin aku menjadi
lebih buruk lagi?. Hwa Sool!.....Hwa Sool!...Aku bersalah. Akulah yang jahat. Ibu Jae In. Aku bersalah. Aku bersalah..."

Se Kwang dan Jaksa Kwon berada dalam satu lift. Mereka bersika dingin. "Apa persiapan sidangnya berjalan lancar?", tanya jaksa Kwon. 
"Aku akan berusaha semampuku", jawab Se Kwang. Jaksa Kwon tersenyum sinis mendengar jawaban penuh percaya diri Se Kwang. 

Ponsel jaksa Kwon berdering, dari Cha Don. Cha Don mengajak jaksa Kwon bertemu. Jaksa Kwon berkata aku sudah menunggu telponmu. Dimana tempatnya. Se Kwang mendengar dan curiga. 

Pintu lift terbuka, jaksa Kwon dan sekertaris Seo keluar. Se Kwang menatap sinis kepergian mereka. 

Flashback. Pagi tadi sebelum Se Kwang berangkat kerja. Cha Don memberitahu kalau jaksa Kwon akan memindahkan buku keuangan rahasianya hari ini. Cha Don juga bilang, ia akan segera mencari tahu tempat dan waktunya, dan akan memberitahu. 

Cha Don minta Se Kwang bersiap. Ini adalah hal yang menentukan. Meskipun sedikit terlambat, Cha Don yakin permainan kali ini, Se Kwang yang akan mengalahkan Kwon Jae Kyu. Flashback end. 

Se Kwang berguman marah, "Lee Cha Don. Apa yang sedang kau rencanakan sekarang?". 

Cha Don dan Se Kwang bertemu di tepi sungai Han. Jaksa Kwon minta rekaman suara Bi Ryung. Cha Don urung memberikan. Jaksa Kwon tanya apa yang Cha Don inginkan, "Uang?. Berapa?". Cha Don ingin tahu seberapa jauh Jaksa Kwon akan terjun dalam dunia politik. 

Jaksa Kwon bilang belum memikirkannya. Cha Don tahu jaksa Kwon tidak jujur, ada sesuatu yang dia sembunyikan. Cha Don menggertak beranjak pergi. Jaksa Kwon menahan, ia mengaku mempertaruhkan segalanya demi politik. Kursi Presiden itu lah tujuan akhirnya. Saat itu terjadi Cha Don minta jaksa Kwon memberikan jabatan tertinggi untuknya. 

"Hanya itu", tanya jaksa Kwon.
"Ya", jawab Cha Don.

Jaksa Kwon tertawa, "Baiklah. Kau tahu cara membuat kesepakatan. Aku harus bekerja dengan orang sepertimu, mulai sekarang".
"Kalau begitu, kau berjanji?", tanya Cha Don memberikan flashdisk berisi suara rekaman Bi Ryung. 
Jaksa Kwon menerimanya, "Juga di masa mendatang, aku mungkin butuh banyak bantuan darimu".

Ponsel Cha Don berdering. Cha Don pura-pura terkejut menjawabnya, "Apa. Ji Se Kwang tahu keberadaan buku keuangan rahasia jaksa agung Kwon?. Surat perintah?". 
Jaksa Kwon yang mendengarnya langsung marah, "Ji Se Kwang, bajin***!"


Saat itu juga Jaksa Kwon langsung menghubungi sekertaris Seo, "Ji Se Kwang sedang mencari buku keuangan rahasiaku. Dia membawa surat perintah. Sekarang juga, pergilah ke kantor pusat Bank Korea, dan ambil semua buku keuangannya. Tak ada waktu lagi. Sekarang juga!".

Cha Don mendengarkan dengan seksama. Cha Don sungguh pintar, ia sengaja memancing jaksa Kwon mengatakan dimana dia menyimpan buku keuangannya.

Jaksa Kwon mengucapkan terima kasih atas bantuan Cha Don hari ini. Cha Don minta jaksa Kwon merahasiakan soal rekaman yang ia berikan. "Jangan khawatir", ucap jaksa Kwon lalu pergi. 

Mobil jaksa Kwon bergerak menjauh. Cha Don tersenyum puas. 

Se Kwang menunggu kabar dari Cha Don dengan gelisah. Tak lama ia menerima telepon dari Cha Don. Cha Don menyuruh Se Kwang pergi ke kantor pusat Bank Korea. "Sekretaris Seo akan keluar membawa semua buku keuangan rahasianya. Ambil secara paksa. Tak ada waktu lagi, cepat!"
Se Kwang mengikuti perkataan Cha Don. Bergegas pergi ke Kantor Pusat Bank Korea. Wajahnya seperti banteng mengamuk. 

Di jalan raya, jaksa Kwon mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Jaksa Kwon memukul stir mobil berkali-kali, menandakan ia sangat marah. 

Cha Don menghadap matahari yang terbenam, lalu berucap. 



END


Cha Don sungguh pintar, memiliki banyak rencana cadangan. Cha Don sadar, ia tidak bisa dengan mudah menghancurkan Se Kwang dan jaksa Kwon sekaligus, karena itu ia meminta bantuan Ny. Bok dan Jeong Hae Ryong. Ambisi jaksa Kwon dan Se Kwang yang ingin terjun ke dunia politik dimamfaatkan dengan baik oleh Cha Don. 

Bi Ryung walau sering mengesalkan, tapi melihatnya mendekam di rumah sakit jiwa, cukup menyedihkan. Walau penderitaanya tidak bisa di bandingkan dengan apa yang dirasakan Gi Soon selama 15 tahun. Tapi melihatnya menangis dan mencemaskan keselamatan anaknya, membuat saya terharu. Itu juga yang membuat Cha Don trenyuh saat melihat air mata Bi Ryung.

Cha Don memang membenci Bi Ryung, tapi dia tidak bisa mengabaikan permintaan Bi Ryung begitu saja, ia mampu berbesar hati dan masih memiliki belas kasih dengan mengabulkan permintaan musuhnya itu.

8 comments:

  1. Waaah, makin hari makin keren, semangat ka, bentar lagi selesai :) !!
    Kalo liat muka sekwang rasanya pengen bgt dibejek, bikin dongkol liatnya.
    Tetep semangat yaa :)

    ReplyDelete
  2. Semangat ya mbak..
    Thanks sinop nya..
    Wiga.

    ReplyDelete
  3. Wɑ̤̈̊h....hancurkan se kwang れ jaksa kwon......benar banget mbak liat bi ryung kyak gitu kacian juga..ya ¡tυ̲̣ έ♍ɑ̤̥̈̊Ώƍ pantas dia terima juga...kalo ji hoo entar gimana ya nasibnya...hmmmm...gomawo mbak...

    ReplyDelete
  4. Makasih ya sayy.. Semangat.. d(",)b

    ReplyDelete
  5. Mbak, lanjutin sinop nya dunk..dah tinggal dikit lagi mbak episode nya..tanks b4..

    ReplyDelete
  6. Nuriii....plizzzz update kelanjutanya lagi dong....
    penasaran banget sama ceritanya...
    tiap hari saya selalu cek km punya blog...berharap episode19 sudah d posting

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kelanjutan sinop incarntaion of money akan dilanjut setelah saya posting sinop hundred years episode 32 ya...maaf lama menunggu....

      Delete
  7. Incarnation of money lanjutan episodenya dong. Gak sabar nih pgen tau kelanjutannya :))

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)