Pages - Menu

Tuesday, August 20, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 17 Part 1

Sipir penjara membawa Bi Ryung keluar menemui pengunjungnnya hari ini. Bi Ryung mendengus tidak suka begitu mengetahui yang datang tak lain adalah Jae In. Ia berkata tidak ingin menemui Jae In dan ingin kembali ke sel. Langkahnya terhenti saat Jae In bilang semua pemegang saham Hwanghae Bank menuntut Bi Ryung.
"Menuntutku?. Lalu apa?", tanya Bi Ryung menantang. 

Jae In berkata Semua penggelapan dana dan ijin pinjaman ilegal, bukankah Bi Ryung yang mengetahuinya dibandingkan orang lain. Sahammu yang akan digunakan untuk membayar...
"Hentikan omong kosongmu itu, Bok Jae In", potong Bi Ryung.  Apa kau punya bukti kalau aku yang melakukan semua itu?. 
Pal Do menunjukkan catatan yang ia pegang. Semua tanggal transaksi ilegal, jumlah, dan informasi lainnya tercatat di sini.

Bi Ryung tak percaya dan berkata kalau semua catatan itu hanya akal-akal'an Jae In saja. "Kau pikir kau bisa menipuku?', ucapnya lalu pergi dari situ. Bi Ryung tetap nyelonor pergi meski Jae In memanggil namanya berulang-ulang, "Angelina...Ya!. Eun Bi Ryung". Jae In kesal, "Dia tak tahu malu sekali". Pal Do tanya rencana mereka selanjutnya, dia tidak akan mungkin mengaku.

Di luar penjara, Jae In bertemu dengan Cha Don. Cha Don sedikit basa-basi dengan bertanya apa Jae In kesini untuk bertemu dengan Bi Ryung. Jae In yang masih kesal bersikap cuek, jalan pergi mengabaikan pertanyaan Cha Don. Pal Do memberi penjelasan kalau Bi Ryung tak akan menyerahkan sahamnya. Jadi Jae In sedang tak ingin diganggu sekarang. Pal Do menepuk pelan pundak Cha Don lalu pergi.

Gu Shik berkomentar sepertinya Jae In akan menyerah dengan cepat. Mereka tidak tahu bagaimana sifat Bi Ryung itu. Cha Don yakin semua bukti penggelapan ada di dalam brankas rumah Bi Ryung.
"Jadi kau ingin memberikannya pada Jae In?", tanya Gu Shik. 
"Kita manfaatkan semua keuntungan dari kesempatan ini dan ambil semua hartanya", jawab Cha Don. 

"Tapi, kodenya apa?", tanya Gu Shik bingung. 
"Kita harus mencari tahu", jawab Cha Don.

Sekertaris Hong dan Gu Shik mencoba mencari tahu kode brankas Bi Ryung. Sekertaris Hong menyapukan serbuk putih, dan terlihatlah jejak jari Bi Ryung di 4 tempat yakni angka 2, 9, 7, dan 0. Sementara butuh 6 digit kode untuk membuka brankas. Cha Don duduk diam di sofa sembari memutar-mutar koin keberuntungan. Ia berkata itu artinya 2 angkanya ada yang sama.

Genius Lee Cha Don beraksi. Cha Don mengeluarkan pulpen dan dengan otak geniusnya ia merangkai rumus-rumus di udara layaknya sedang menulis di papan tulis. Cha Don berguman menyebutkan faktor angka dan perkalian dengan cepat. Membuat Gu Shik dan sekertaris Hong nyengir kebingungan. Hahaha

Cha Don menyebutkan kemungkinan kombinasi angka-angka dari kode brankas dengan cepat, "222790, 277790, 279990, 279900, 200079, 200790,...dsb". Sekertaris Hong buru-buru mencatat, ia kewalahan karena Cha Don bicara terlalu cepat. Gu Shik membaca buku petunjuk, "Jika kau salah 3 kali, kau harus menunggu 5 menit. Sepertinya ini akan memakan waktu yang lama".
"Tak akan membantu. Teruslah menulis", ucap Cha Don lalu kembali menyebutkan kombinasi angka-angka kode. 

Gu Shik dan sekertaris Hong saling berpandangan, memasang wajah lemas. 

Se Kwang menekan tombol lift turun. Saat menunggu ia mendengar suara tawa nyaring dibelakang. Se Kwang menoleh dan heran melihat jaksa Kwon tampak akrab dengan Jae In. Jaksa Kwon bilang pada Hyuk agar lebih sering mengunjungi Ny. Bok. Jaksa Kwon menyapa Se Kwang, "Oh, Kepala Ji. Apa kau akan pulang?". Se Kwang membenarkan.
"Lama tak jumpa, Jaksa Ji", ucap Jae In. 

Se Kwang tanya kenapa Jae In datang ke kantor kejaksaaan. Jaksa Kwon menjawab Jae In dan Hyuk akan menikah.
"Ayah, jangan membuat Jae In tak nyaman", ucap Hyuk. 
Jaksa Kwon tertawa, "Jae In, apa kau merasa tak nyaman?". Pertanyaan jaksa Kwon di jawab dengan senyuman tersipu dari Jae In. Jaksa Kwon kembali tertawa. Se Kwang menatap curiga. Ia mulai mempercayai perkataan Kang Seok kalau jaksa Kwon akan menusuknya dari belakang suatu hari nanti.

Jaksa Kwon berbincang dengan Se Kwang di bar langganan mereka. Se Kwang mengaku Lee Kang Seok baru-baru ini mengirimnya pesan lagi. Jaksa Kwon tanya apa katanya kali ini. Se Kwang dengan jujur menjawab Kang Seok bilang kalau jaksa Kwon mungkin akan mengambil kesempatan. Jaksa Kwon tidak menyangkal, "Hanya karena Eun Bi Ryeong hancur tak berarti aku juga harus hancur. Semua sahammu atas namanya, tapi sahamku dan Reporter Go atas nama kami sendiri. Jadi kita harus bersiap dengan resiko apapun".

Se Kwang tampak tidak suka dengan perkataan jaksa Kwon barusan. Ia tanya kapan jaksa Kwon mulai memiliki rencana menikahkan Jae In dan Hyuk. Jaksa Kwon balik tanya, "Apa kau sudah goyah karena ucapan Lee Kang Seok?. Aku memutuskan untuk tak terlalu memikirkan dia. Jadi apapun yang dia bicarakan, siapa yang akan mempercayainya?. Kau juga harus berhenti memikirkan dia".

Se Kwang berkata kita tidak akan pernah tahu apa yang akan Bi Ryung katakan di pengadilan. Jaksa Kwon bilang karena itu lah ia ingin bicara dengan Se Kwang. Jaksa Kwon mengelurkan amplop coklat yang baru saja di kirim dari Amerika.

Se Kwang mengambil isinya, matanya terbelalak terkejut melihat foto yang ia pegang.
"Melihat reaksimu, kurasa kau juga tak tahu, kan?", tebak jaksa Kwon. Ingat baik-baik. Akulah yang memperlihatkannya padamu. Jaksa Kwon meminum minumannya dengan tenang. (Dengan kata lain, jaksa Kwon mengingatkan Se Kwang, siapa yang berjasa besar).

Jaksa Kwon dalam perjalanan pulang. Sekertaris Seo duduk di belakang kemudi. Ia bisa menebak kepala Ji Se Kwang pasti terkejut setelah melihat foto itu. Mengetahui bagaimana masa lalu Bi Ryung saat tinggal di Amerika. Jaksa Kwon menyeringai licik. 

Cha Don mengunjungi Bi Ryung, membawa lunch box untuknya. Bi Ryung makan dengan lahap.

Cha Don : Kau bilang Kepala Ji Se Gwang punya skandal dulu. Kau akan mengungkapkan semuanya di persidangan mendatang. Kudengar Hwang Jung Shik adalah pengacara dari suami Park Gi Soon apa ada hubungannya dengan hal itu?. 

Bi Ryung diam. Cha Don berkata Keberuntungan kita dalam persidangan mendatang jelek sekali. Ia minta Bi Ryung mengatakan kelemahan penting apa yang bisa merusak Ji Se Kwang. Mata Bi Ryung memerah menahan marah, ia bilang akan mengungkapnya sendiri saat persidangan berlangsung.

Cha Don sengaja memancing emosi Bi Ryung. Ia berkata Bi Ryung tidak akan mampu melakukannya, dan Se Kwang mengetahuinya dengan sangat baik, "Kau terlalu baik hati untuk melukainya".

"Aku mampu melakukannya", ujar Bi Ryung menegaskan. Karena aku mencintai Ji Se Gwang yang brengsek itu, aku ingin melindunginya. Dan saat bajin*** itu tahu kalau aku membunuh Hwang Jung Shik, dia berencana menyingkirkanku selamanya. Aku tak akan pernah memaafkannya. Tak akan pernah", ucap Bi Ryung emosi. 

Cha Don tersenyum tipis tanpa Bi Ryung ketahui, "Minumlah dulu", ujarnya memberikan segelas air putih. Bi Ryung menerima dan meminum air dengan tangan bergetar.

Seorang pria tua berpenampilan seperti tunawisma mengendap-endap di depan restoran Bolyasung Ny. Bok. Saat itu Ny. Bok tengah mengantar tamunya yang hendak pulang. Ny. Bok sempat sekilas melihat pria itu. Penampilannya yang kotor dan berantakan membuat Ny. Bok mengira pria itu seorang pengemis.

"Hei, ada pengemis yang mengintip lewat dinding". ucap Ny. Bok ke Pal Do.
"Pengemis?", tanya Pal Do mengikuti arah pandangan Ny. Bok.
"Pelanggan berikutnya akan segera datang. Cepat usir dia. Buang juga garam kasar (untuk membuang sial)", perintah Ny. Bok. Pal Do mengangguk, mengiyakan.

Ny. Bok masuk ke dalam. Pria tunawisma ini buru-buru pergi begitu Pal Do jalan mendekatinya. Pal Do heran dan berpikir sepertinya ia pernah melihat pengemis itu sebelumnya. Pal Do lalu jalan masuk ke dalam. Ternyata Pria tunawisma ini tidak benar-benar pergi. Ia masih berdiri di tembok setelah bayangan Pal Do menghilang. 

Pengadilan tinggi. Kasus pembunuhan Pengacara Hwang Jung Shik di gelar. Bi Ryung duduk di kursi sebagai terdakwa. Terlihat manager Jeong duduk di kursi saksi, memakai baju tahanan. Ia juga ikut di tangkap karena menjadi kaki tangan Bi Ryung dalam kasus pembunuhan ini.

Se Kwang sebagai penuntut umum pertama kali maju memberikan pertanyaan. "Dua hari sebelum kematian Hwang Jung Shik, pada tanggal 24 Februari, sebuah mobil dengan nomor polisi 68-2580 dicuri. Kau pencurinya, bukan?". 

Manager Jeong membenarkan. Se Kwang tanya siapa yang menyuruh. Manager Jeong melirik Bi Ryung sekilas, lalu menjawab, "Presidir Angelina yang menyuruhku melakukannya".

Se Kwang tanya lagi, diantara semua mobil kenapa kau memilih mobil jaksa Kwon. Sebelum menjawab manager Jeong kembali melirik Bi Ryung. Bi Ryung menunduk sedih. Manager Jeong menjawab, "Karena dia bilang kemungkinan untuk dicurigai sangat kecil. Karena para jaksa tak akan menyelidiki jaksa agung".

"Kau memberikan ponsel tak dikenali pada terdakwa. Apa kau juga menuruti perintahnya?", tanya Se Kwang. 
"Ya. Benar", jawab manager Jeong membenarkan. 

Se Kwang berbalik menghadap hakim, "Yang Mulia, dari mobil yang digunakan untuk melakukan kejahatan, rekaman blackbox dari mobil itu sendiri, dan darah tersangka pada syal korban, kuserahkan sebagai barang bukti". Se Kwang maju menyerahkan barang bukti yang barusan ia sebutkan. 

Giliran Cha Don memberikan pembelaan. Kali ini Bi Ryung yang memerima pertanyaan. "Pada hari pembunuhan itu, apa kau bertemu dengan Hwang Jung Shik?", tanya Cha Don. Bi Ryung membenarkan. Cha Don lalu tanya apa yang kalian bicarakan. Bi Ryung tak menjawab, menatap Se Kwang tajam.

Cha Don : Kesaksian penting mengenai motif pembunuhan, tolong katakan sejujurnya.
Bi Ryung : Orang yang mati 15 tahun lalu, putra Presiden Lee Joong Man dia bilang Lee Kang Seok masih hidup.

Se Kwang mengajukan keberatan. "Pengacara membicarakan hal yang tak ada kaitannya dengan kasus ini. Dia yang menyuruh terdakwa untuk mengatakan hal yang tak ada kaitannya". 

Cha Don menyela, "Hal itu tentu saja ada hubungannya. Dibalik kematian Hwang Jung Shik, ada kebenaran lain yang kita tak pernah tahu. Terdakwa, apa aku benar?". 
"Ya. Kau benar", jawab Bi Ryung. Se Kwang terlihat marah. Para hadirin sidang kasak kusuk sendiri. 

Cha Don kembali melanjutkan, "Kenapa kau membunuh Hwang Jang Shik?".
Bi Ryung : Dia bilang, dia akan mengungkapkan rahasia itu. Dia memerasku.

"Rahasia itu, tolong katakan pada kami", desak Cha Don. Bibir Bi Ryung bergetar. Tapi tak satupun kata yang keluar dari mulutnya. 

Cha Don : Ijinkan aku mengulangi lagi pertanyaannya. Orang yang membunuh Presdir Lee Joong Man sudah diketahui bahwa pelakunya adalah istrinya sendiri, Park Gi Soon. 
Apa ada kemungkinan ada orang lain yang yang merupakan pembunuh aslinya?. Tolong katakan. Pembunuh aslinya siapa dia?. 


Bi Ryung menggigit bibirnya, menatap Se Kwang. Matanya merah menahan marah. Se Kwang balik menatap Bi Ryung dengan wajah bengis. Sama sekali tidak ada rasa takut di wajahnya. Jaksa Kwon dan wartawan Go yang ikut menghadiri sidang ini menunggu dengan tegang. Jika Bi Ryung mengatakan yang sebenarnya riwayat mereka akan tamat saat itu juga.

Cha Don gelisah karena Bi Ryung tak kunjung menjawab. Ia cemas kalau-kalau Bi Ryung berubah pikiran. Cha Don berdiri di depan Bi Ryung sembari berbisik pelan, "Sekarang kesempatanmu. Kau harus mengungkapkannya".

Pandangan Bi Ryung tak lepas dari Se Kwang. Dan itu semakin membuat Se Kwang menambah raut wajah kebengisannya.

Cha Don merasa gemas dan tidak sabar lagi, "Tolong jawab. Orang yang membunuh Presdir Lee Joong Man, dan menjebak istrinya Park Gi Soon. Pembunuh aslinya. Orang itu, siapa dia?", desak Cha Don dengan suara nyaring. 

Air mata Bi Ryung menetes perlahan. Dengan suara terbata dan bibir bergetar Bi Ryung menjawab, "Tak ada orang seperti itu". Bi Ryung menunduk, air matanya semakin deras. Ucapannya barusan seperti bertolak belakang dengan hati kata hatinya. Seperti ada sesuatu hal yang memaksa harus berbuat demikian. 

Cha Don tercengang terkejut dan kecewa. Se Kwang menyeringai puas. Jaksa Kwon dan wartawan Go lega. Bi Ryung sesengukan. Tangisan Bi Ryung membawa kita flashback sehari sebelum persidangan di gelar. 

Se Kwang mengunjungi Bi Ryung. Bi Ryung tidak mau mengalah dan bertekad akan mengungkap perbuatan masa lalu Se Kwang, semuanya. "Kenapa?. Apa kau takut?. Jika kau takut, berusahalah untuk memohon dengan sungguh-sungguh. Kalau kau ingin diselamatkan".

Dengan santai Se Kwang menunjukkan sebuah foto. Foto yang ia dapat dari jaksa Kwon. Bi Ryung terkejut setengah mati memegang foto yang diberikan Se Kwang. Tampak dalam foto itu, Bi Ryung tengah memeluk anak laki-laki, berusia sekitar 5/6 tahun.

"Anakmu di Amerika, dibesarkan oleh pria yang tinggal denganmu", ucap Se Kwang.
"Kau. Kau mengetahuinya?", ucap Bi Ryung terbata. 

Dengan gaya pongah Se Kwang berkata Bi Ryung bukanlah satu-satunya orang yang takut jika dirinya hancur. "Jika aku kehilangan semuanya, tak ada yang bisa kulakukan lagi".
Bi Ryung murka, "Bajin*** sialan", ucapnya dengan air mata berderai. Se Kwang benar-benar monster yang tidak mempunyai hati. Se Kwang menatap tajam Bi Ryung. Bi Ryung mengetahui maksud ucapan Se Kwang. Jika sampai ia mengungkapkan kebenaran 15 tahun lalu, maka nyawa anaknya di Amerika terancanm. Flashback end. 


Kembali di persidangan. Bi Ryung memberikan pernyataan, "Pertemuan dengan Hwang Jang Shik tak ada hubungannya dengan hal itu". Cha Don tak bisa berkata apa-apa. Ia kembali dibuat terkejut dengan pernyataan Bi Ryung, pernyataan ini jauh berbeda dengan kesepatakan mereka sebelumya. Jaksa Kwon tersenyum sinis.

Se Kwang bicara, "Yang Mulia, pertanyaan yang tak ada hubungannya ini, aku minta untuk diakhiri". Hakim menunda sidang hingga pukul 2 siang. Se Kwang besar kepala dan yakin akan memenangkan kasus ini. Di kursinya, Bi Ryung menangis sedih meratapi nasibnya. 

Gu Shik dan sekertaris Hong masih berkutat di depan brankas Bi Ryung. Dimeja terhambur bungkusan bekas makanan. Mereka masih mencoba membuka brankas tapi belum ada satupun kode yang cocok. Gu Shik mengeluh, "Ini membuatku gila. Hei, masih ada berapa lagi kemungkinan kodenya?". 

Sekertaris Hong tidak menjawab. Gu Shik kesal melihat sekertaris Hong yang dengan enaknya tidur di kursi. Gu Shik menendang kaki kursi dan teriak, "Hei, Hong Ja Mong!. Aku tanya berapa banyak lagi kodenya?". Hahaha. 

Sontak sekertaris Hong terbangun, "Sampai mana tadi?. Oh, benar. 092777". Gu Shik kesal dan memperingatkan sekertaris Hong jangan sampai tidur lagi. Gu Shik mencoba kode yang disebutkan..."092777"....dan pintu brankas terbuka pelahan..Mulut Gu Shik terbuka lebar. Ekspresinya ini bikin ketawa. "Apa brankasnya terbuka, Manajer?", tanya sekertaris Hong tak percaya.

Mereka berpelukan dan berlonjak kegirangan. "Kita berhasil. Kita berhasil'. Haha seperti dora saja. Gu Shik mengeluarkan semua isinya, dan menemukan yang mereka cari, "Ini dia..ini dia". "Hubungi Pengacara, cepat", ucap sekertaris Hong.

Gu Shik meraih ponselnya, menelpon Cha Don, "Kita dapat semua dokumen keuangan Eun Bi Ryung". 
"Kerja bagus", sahut Cha Don dari seberang. Kirimkan pada Jae In diam-diam.

Cha Don menyadari kehadiran Se Kwang di belakang, ia menutup telepon. Se Kwang sejak tadi mencari Cha Don, ia tanya apa saja yang dikatakan Bi Ryung. Berapa kali dia membicarakan Presdir Lee Joong Man padamu.

Cha Don : Semua yang dia dikatakan di pengadilan hari ini. Memang benar aku ingin tahu tentang sisa ceritanya. Apa kau bisa memberitahuku bagaimana ceritanya?
Se Kwang : Aku harap kau, demi Eun Bi Ryung. Aku harap kau membelanya dengan tulus.

Cha Don sinis, "Apa orang yang suka mencuci tangan orang yang lain?. Bagimu, yang begitu bersikeras dengan prinsip-prinsipmu, mengkhawatirkan terdakwa.

Se Kwang menunjukkan dokumen berupa diagnosa kesehatan Bi Ryung. Cha Don membaca berkas itu. Di situ tertulis Bi Ryung sering menggunakan obat penenang untuk menenangkan dirinya. Se Kwang berkata akan membantu Cha Don dan Bi Ryung. Cha Don tanya apa maksudnya. 

Se Kwang memberi petunjuk pada Cha Don untuk mengatakan hal ini di persidangan, "Eun Bi Ryung terus-menerus diperas oleh Hwang Jang Shik. Itulah sebabnya dia pergi ke TKP. Secara fisik mereka agak bertengkar, dan...Tidak. Kalau dipikir-pikir, pemerkosaan itu lebih baik.

Cha Don : Jadi, memanfaatkan mentalnya yang goyah sebagai terdakwa, dan mengatakan kalau itu kecelakaan impulsif, begitukah?. 
Se Kwang : Jika jaksa tak keberatan, dalam persidangan, fakta apapun yang tak benar bisa menjadi benar.

Cha Don menyindir, "Bagi seseorang yang bersumpah demi keadilan, ide seperti itu sangat
menakjubkan. Aku tak akan pernah bermimpi.
Se Kwang : Tindak pidana pertama dengan pembebasan dari tuduhan, maksimal 3 tahun. Dari semua yang bisa kita lakukan, itu hasil terbaik yang bisa kau harapkan.

Cha Don berpikir, dan merubah rencana balas dendamnya. Ia menyetujui rencana Se Kwang, tapi Cha Don berkata hukuman 3 tahun terlalu lama. Aku ingin dia bebas secepatnya. Se Kwang tanya apa kau punya cara lain. Cha Don akan mengajukan kasus ini sebagai kasus psikologis.
"Kau ingin dia masuk rumah sakit jiwa?", tanya Se Kwang.

Cha Don membalik ucapan Se Kwang, "Diagnosa ini sudah cukup. Selama jaksa tak keberatan".

Se Kwang melamun dan ingat kejadian 15 tahun yang lalu. Ia juga pernah melakukan hal yang sama pada Park Gi Soon dengan mengirimnya kerumah sakit jiwa. "Apa yang sedang kau pikirkan?', tanya Cha Don membuyarkan lamunan Se Kwang. 

Cha Don tahu ini tidak mudah, tapi jika kita meminta pembebasan bersyarat di waktu yang tepat, dia mungkin tak akan menjalani hukuman penuh.
"Otakmu ternyata tak cukup buruk", ujar Se Kwang menepuk pelan pundah Cha Don, tanda menyetujui usulan barusan. Se Kwang pergi. 

Cha Don menatap tajam kepergian Se Kwang. Dalam hatinya ia berkata, "Aku mengganti rencanaku, Ji Se Kwang. Caramu melukai ibuku. Eun Bi Ryung akan merasakan hal yang sama seperti ibuku, dan menyalahkanmu". 

Persidangan kembali di gelar. Cha Don menunjukkan obat yang sering Bi Ryung konsumsi, "Terdakwa, ini obat yang kau minum?", tanyanya pada Bi Ryung. Bi Ryung mengiyakan. Cha Don tanya kenapa Bi Ryung mulai meminum obat penenang.

"Karena aku terus-terusan diperas oleh Hwang Jung Shik", jawab Bi Ryung. Cha Don tanya pemerasan seperti apa, lebih tepatnya.

Bi Ryung : Dia bilang dia akan mengungkap rekaman video pribadiku, dan meminta uang.
Cha Don : Kenapa kau menggunting koran dan membuat uang palsu?
Bi Ryung : Kalau begitu, niat awalmu sebenarnya bukan membunuhnya, bukan begitu?

"Tapi, orang itu berusaha memperkosaku", ucap Bi Ryung membuat suasana sidang menjadi riuh untuk beberapa saat. Bi Ryung melanjutkan, "Jadi... aku...aku sangat takut dan...". Bi Ryung mengatakannya dengan deraian air mata, tidak ada yang menyangka jika Bi Ryung berbohong saat itu. 

"Kau tak mampu menahan amarahmu saat itu, dan mendorongnya dari atap gedung itu, bukan begitu?", tanya Cha Don. Bi Ryung membenarkan.

Cha Don menghadap hakim, "Yang Mulia, terdakwa mengalami gangguan psikologis yang parah pada saat itu, jadi dia meminum obat ini. Itu artinya, ini bukan pembunuhan berencana, tapi pembunuhan tak disengaja untuk membela diri.

Aku menyerahkan obat penenang yang diminum terdakwa, dan diagnosa dokter yang menuliskan resepnya sebagai bukti.

Istirahat beberapa saat sebelum hakim membacakan hasil keputusan. Bi Ryung dan Cha Don menunggu di ruang khusus. Cha Don berkata karir Bi Ryung sebagai artis dulu sangat membantu. "Kau sangat hebat. Sudah cukup memenuhi syarat untuk pembebasan dari tuduhan". 

Bi Ryung berterima kasih, semua ini berkat Cha Don. Cha Don tanya apa Bi Ryung sudah memikirkan apa yang sudah ia katakan sebelumnya. Bi Ryung ragu jika aku masuk rumah sakit jiwa, apa aku benar-benar akan mendapat pembebasan bersyarat?

"Apa kau tak mempercayaiku?", tanya Cha Don balik.
Bi Ryung : Tentu aku percaya padamu. Jika tidak, pada siapa lagi aku akan percaya?. 
Cha Don : Ini hadiah terakhir yang kuberikan padamu, Angelina.

Bi Ryung tersentuh, mengenggam tangan Cha Don, "Aku... tak akan pernah melupakan bantuanmu, bahkan sampai aku sudah mati sekalipun".

Kisah lama terulang kembali.
Hakim membaca keputusan sidang, "Terdakwa Eun Bi Ryung melakukan pembunuhan, tapi setelah itu, dia sengaja menyembunyikan faktanya. Tapi, mengingat ini adalah tindak pidana pertamanya, dan karena riwayat psikologisnya, dan ini adalah pembunuhan tak disengaja karena membela diri. Hakim memutuskan hukuman 3 tahun penjara bagi terdakwa".

Hakim mengetuk palu 3 kali, mengesahkan keputusan. Bi Ryung menerima keputusan hakim dengan lapang dada, ikhlas. Cha Don dan Bi Ryung berjabat tangan. Bi Ryung menatap Se Kwang penuh kebencian.

Hari itu juga Bi Ryung dipindahkan ke tahanan khusus wanita. Di dalam sel, ada 4 wanita 3 diantaranya memijat badan wanita yang bertubuh paling besar. Tampaknya dia adalah bos di sel ini. Bi Ryung duduk duduk di pojok, bersandar pada dinding.

"Hei, kejahatan apa yang kau lakukan?", tanya wanita itu. Bi Ryung tak menjawab, meggerakan bibir melecehkan. 

"Hei, apa kau dengar pertanyaanku tadi?, tanya wanita itu lagi.
 "Jangan membuatku marah. Aku bisa menghancurkanmu sekarang juga", ujar Bi Ryung. 

Wanita bertubuh besar berdiri marah, "Apa?. Brengsek. Kau ini benar-benar...". Bi Ryung mulai ketakutan. Wanita bertubuh besar memukul kepala Bi Ryung beberapa kali, "Jangan membuatku marah"?. Aku baru saja melakukannya. Kenapa?. Apa yang akan kau lakukan sekarang?".

Bi Ryung teriak, "Kalian ini benar-benar...Kalian pikir aku ini sampah seperti kalian?".
"Aigoo, jadi kau ini orang kaya?. Apa pelacur ini berharap untuk mati?", ucap wanita bertubuh besar mulai memukuli Bi Ryung. 

Tanpa di komando, penghuni yang lainya ikut membully, menendang dan memukuli Bi Ryung tanpa ampin Salah satu dari mereka sengaja menutup rapat mulut Bi Ryung. Agar teriakannya tidak terdengar hingga keluar. Bi Ryung tak bisa melawan, teriak kesakitan tertahan.

Wajah Bi Ryung lebam dan memar karena pembully'an yang ia terima. Disaat yang lain tertidur Bi Ryung menerima hukuman atas sikap pembangkangnya. Ia harus memijat pimpinan bos geng di sel itu. Bi Ryung menangis dan menyalahkan Se Kwang dalam hati, "Kau yang membuatku seperti ini. Tunggu saja. Aku tak akan membuat hidupmu tenang. Aku akan membalas dendamku padamu, Ji Se Kwang".

Keesokan harinya Cha Don berkunjung ke penjara. Bi Ryung menutupi wajahnya yang lebam. Cha Don heran kenapa dengan wajahmu. Bi Ryung minta Cha Don segera mengirimnya kerumah sakit jiwa. Aku tak tahan tinggal ditempat ini. Kumohon, Pengacara Lee. Cha Don prihatin dengan kondisi Bi Ryung. 

Pal Do dan Jae In datang. Bi Ryung membelakangi mereka menutup wajahnya yang lebam, "Kenapa... kenapa kau di sini?". Cha Don berkata ia bertemu dengan Jae In di depan penjara, Jae In bilang ada hal penting yang ingin dibicarakan denganmu.
Bi Ryung teriak, "Kalian berdua (Pal Do & Jae In), cepat pergi sekarang. Aku bilang pergi!. Sekarang!!".

Jae In memegang dokumen, "Kau bilang untuk membawa buktinya, bukan?. Ini. Bukti penggelapan dana yang kau lakukan".
"Benarkah?. Kalau begitu, tuntut aku", tantang Bi Ryung. Aku tak akan kehilangan apapun sekarang. Meskipun aku harus dipenjara selama beberapa tahun, apa kau pikir aku akan menyerahkan uang itu?. Pengacara Lee, tolong jual semua sahamku secepatnya. 

Jae In : Kau tak akan pernah mendapatkan sepeserpun dari uang itu. 
Bi Ryung : Apa?. Kenapa aku tak bisa mendapatkannya?. Sahamku itu, uangku. Beraninya kau bilang begitu?. Kau pikir kau ini siapa. 
Jae In : Kalau penggelapan dana ini terungkap, perusahaan akan dihapus dan ditutup. Sebagai pimpinan perusahaan, kau bahkan tak tahu hal seperti itu?. 

Bi Ryung kaget, dengan terbata dia tanya pada Cha Don apakah yang dikatakan Jae In tadi itu benar. Cha Don membenarkan. Bi Ryung tertegun tak percaya, sebenarnya apa yang terjadi. Jae In dengan tegas mengatakan Bi Ryung harus segera memindahkan saham yang ia miliki atas nama Jae In, kecuali jika Bi Ryung ingin membusuk di penjara beberapa tahun lagi setelah jatuh miskin dan di tuntut.

Pal Do maju memberikan Bi Ryung surat pelimpahan saham dan stempel, "Kau hanya perlu cap jempol pada kontrak pelepasan posisimu".
"Pengacara Lee", panggil Bi Ryung dengan wajah memelas.
"Maafkan aku, tapi kali ini, aku tak tahu bagaimana harus menolongmu", jawab Cha Don.

Bi Ryung menangis dan teriak frustasi, "Bagaimana... caraku mendapatkan uang ini. Aku tak bisa!!!!.....Aku tak bisa menyerahkan uang ini dengan tanganku sendiri!. Tak bisa!.
Pandangan Cha Don yang semula lembut berubah menjadi tatapan tajam. Cha Don terlihat menikmati kehancuran Bi Ryung.

Di gereja Cha Don membakar foto Bi Ryung. Misinya membalas dendam dan menghancurkan Bi Ryung telah selesai. Sekertaris Hong tanya siapa target berikutnya. Cha Don menjawab Ji Se Kwang dan Kwon Jae Kyu, 2 bajin*** itu. Gu Shik kita bisa menyingkirkan Eun Bi Ryung karena menemukan bukti pembunuhannya, tapi menjatuhkan 2 orang itu tak akan mudah.

Cha Don memandangi foto Bi Ryung yang terlalap api dan berkata, "Saat aku di panti asuhan,aku punya 2 teman dekat. Suatu hari, kami ditangkap oleh penjahat, dan mereka menyuruh kami saling berhadapan dan menampar satu sama lain.
Awalnya, kami mulai menampar satu sama lain sebagai lelucon, tapi lama kelamaan, itu menjadi perkelahian yang mengerikan. Karena mengerikan itulah bisa membuat gendang telinga seseorang pecah. Ji Se Kwang dan Kwon Jae Kyu....Aku akan membuat mereka saling gigit sampai mati.

Cha Don dan lainya kembali ke apartemen. Sekertaris Hong tanya bagaimana cara Cha Don membuat jaksa Kwon dan Se Kwang bertengkar. Cha Don berkata 2 orang itu sama-sama berambisi menjadi politisi.
"Apa kau punya rencana yang terperinci?", tanya sekertaris Hong lagi. 

Cha Don berkata ada 4 orang anggota komite di Perkumpulan Sastra Chungrok. Gu Shik pernah mendengarnya 4 orang berpengaruh dalam perkumpulan itu yang membuat keputusan. Cha Don menyambung para anggota komite itu memilih politisi yang cakap dan mendukungnya. Setelah politisi ini mendapat dukungan mereka, itu seperti mendapat sayap. Mantan Presiden Korea juga mendapat dukungan dari perkumpulan ini.

Sekertaris Hong takjub, "Wowo...Kalau begitu, ini persoalan yang besar". Gu Shik berkata itulah sebabnya semua orang ingin masuk dalam perkumpulan itu. Cha Don mengatakan sesuai aturan Nyonya Bok, setiap anggota komite mengusulkan satu nama, dan setelah meninjau kualifikasinya, mereka memutuskan menerimanya.

Gu Shik menebak Cha Don berencana mengusulkan Ji Se Kwang dan jaksa dalam daftar kandidatnya. Jika begitu Cha Don harus meminta bantuan Ny. Bok. Cha Don tersenyum tipis. Memang itulah yang terlintas di dalam benaknya. 


Lanjut ke Sinopsis Incarnation Of Money Episode 17 Part 2


4 comments:

  1. Gomawo mbk ditunggu klnjutannya...

    ReplyDelete
  2. Makasih mbak nuri.. Hani

    ReplyDelete
  3. i like your post and thank's for your information

    ReplyDelete
  4. Ji se kwang.. tatapn mautnya... mmbuat prasaan mati raaasa... jengkel sama se kwang... Saya suka Kang seok jeniiuuss

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)