Pages - Menu

Wednesday, May 29, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 20 Part 1

Young Ja meminta Chae Won untuk berhenti bekerja, sebagai imbalannya dia memberikan uang 5 milyar. Young Ja beralasan, Joo Ri tidak bisa berkosentrasi kerja karena kehadiran Chae Won.

Chae Won menolak, "Maafkan aku tap ini tidak cukup". Young Ja menyuruh Chae Won untuk melihatnya baik-baik, "Tidakkah kau hitung berapa banyak digit disana? Bukan 5 ribu. Itu 5 milyar, 5 milyar".
Suatu kebutulan yang tidak menguntungkan, Sol Joo melihat dan mendengar pertengkaran mantan mertua dan menantu ini.

Chae Won berteriak marah, "5 milyar?. Cuma 5 milyar untuk menutup mulutku?. Jika kau memberiku 50 milyar, aku akan memikirkannya. Jika tidak, aku tidak akan keluar".
Sol Joo menegur Young Ja. Chae Won mengembalikan amplop dan masuk kedalam.

Sol Joo bertanya apa yang terjadi. Young Ja memasang wajah memelas, "Orang berkata bahwa manusia adalah yang paling tidak tahu berterima kasih. Aku berharap aku tidak hidup lama untuk menyaksikan ini".
"Ada masalah apa?. Siapa wanita itu?", tanya Sol Joo lagi.
Young Ja : Dia menantuku. Lebih tepatnya, dia mantan menantuku.

Sebenarnya perkataan Chae Won barusan hanyalah ungkapan kekesalannya saja. Meskipun Young Ja benar-benar akan memberinya 50 milyar, sudah pasti dia tetap tidak mau menerimanya. Tapi perkataanya itu bisa disalahartikan oleh Sol Joo. Ditambah dengan bumbu penyedap dari Young Ja, akan semakin membuat nama Chae Won jelek di mata Sol Joo. 

Sol Joo dan Young Ja melanjutkan obrolan mereka di cafe. Sol Joo mengkhawatirkan keadaan Young Ja, "anda baik-baik saja". Young Ja mengangguk, memasang wajah lemas, "Ya. Minuman dingin ini menghidupkanku kembali". Sol Joo mulai bertanya mengenai kejadian yang baru saja ia lihat.

Young Ja mulai mengarang bebas, dia bercerita mempunyai seorang putra yang lembut, baik hati, seorang anak yang baik yang paling baik didunia, tapi malangnya ia menikah dengan seorang wanita yang salah, penuh dengan kesombongan. Tak hanya itu saja, bahkan wanita itu memiliki banyak pria lain dalam hidupnya. Mereka bercerai setelah 3 tahun pernikahan.

Sol Joo bertanya kenapa Young Ja menemui mantan menantunya. Young Ja mendesah, "Oleh karena semacam nasib buruk, dia mendapat pekerjaan baru. Tidak seperti Joo Ri, dia cukup buruk. Joo Ro tidak begitu menyukainya saat dia tinggal bersama kami. Tapi sekarang mereka bekerja di tempat yang sama. Ini membuat Joo Ri merasa tidak nyaman".

Sol Joo bisa mengerti bagaimana perasaan Joo Ri. Young Ja kembali bicara, "Jadi saya bertanya padanya apakah dia bisa mencari pekerjaan lain. Wanita keterlaluan itu meminta 50 milyar".
Sol Joo : Ya Tuhan, bagaimana mungkin. Siapa namanya?. Ada di bagian mana?
Young Ja : Tidak, tidak. Saya sendiri adalah pebisnis. Para Eksekutif tidak seharusnya mengurusi hal-hal sepele. Tolong lupakan apa yang sudah  saya ceritakan hari ini.

Sol Joo yang tidak mengetahui apa-apa, pasti akan mempercayai perkataan Young Ja.

Joo Ri datang ke kantor Chae Won, dengan wajah marah, "Kenapa kau tidak mengambil uangnya?".
Chae Won menjawab sambil terus bekerja, "Kukatakan pada Ibumu kalau aku akan keluar jika dia memberiku 50 milyar".
"Kenapa kau bisa begitu berani?", tanya Joo Ri.

Chae Won mengangkat wajahnya, "Kenapa tidak?. Kau dan Ibumu tidak bertindak adil, iya kan?".
Joo Ri : Apa alasan sebenarnya kenapa kau tidak akan keluar?. Kau pikir kau mengetahui sesuatu tentang kami, huh?. Jadi kau merencanakan untuk  balas dendam kepada kami?
Chae Won : Aku tidak punya niat semacam itu. Jangan khawatir dan kembali saja bekerja. Kenapa kau keluyuran disaat jam kerja seperti ini.

Joo Ri pergi dengan kesal. Chae Won menarik napas, merasa terganggu dengan prilaku buruk Joo Ri.

Kembali ke kencan buta Hyo Dong. Nenek memuji Hyo Dong, "Aku mengatakan ini bukan karena dia menantuku. Tapi dia ini benar-benar pria yang baik hati, rajin, sehat. Dia adalah salah satu orang baik  yang langka akhir-akhir ini. Jika kau bisa menikah dengannya, kau benar-benar beruntung".

Hyo Dong malu, "Ibu, kumohon hentikan". Nenek berani menjadi penjamin, menantunya ini benar-benar orang baik. Mak Comblang mengajak nenek pergi, dan membiarkan 2 orang ini untuk saling mengenal. Nenek mengerti, "Aku akan membiarkan kalian menikmati kencannya. Hyo Dong, selamat bersenang-senang".

Choon Hee melihat nenek dan mak comblang pergi. Ia terus memperhatikan Hyo Dong, "Apa mereka sedang syuting film atau apa?. Seperti pasangan yang serasi".

Pasangan kencan buta ini terlihat malu-malu. Si wanita jelas menyukai Hyo Dong, "Kelihatannya hubunganmu dekat dengan Ibu mertuamu. Ketika kudengar kau membantu mertuamu tanpa adanya istrimu, aku terkesan. Aku tidak sabar bertemu denganmu.
Hyo Dong tidak banyak bicara, ia hanya mengangguk dan menjawab "ya". Ia lalu permisi sebentar ke toilet.

Hyo Dong terkejut melihat Choon Hee. Choon Hee mendelik marah. Lalu berdiri, "Pria jahat". Hyo Dong mengatakan ini semua hanya salah paham, "Tolong dengarkan aku".
Choon Hee pergi. Hyo Dong mengejar, "Choon Hee shi, Choon Hee shi".
Teman kencan Hyo Dong memanggil namanya, "Hyo Dong shi, Hyo Dong shi".

Hyo Dong berusaha menahan, " Kita pergi ke suatu tempat dan berbicara. Jangan salah paham".
"Salah paham?. Apa aku salah paham saat aku melihatnya?", ucap Choon Hee marah. Hyo Dong bisa mengerti jika Choon Hee akan salah paham dengan situasi barusan. Tapi ia mempunyai beberapa alasan.

Choon Hee yang sangat marah malah menampar wajah Hyo Dong. Hyo Dong terkejut, "Apa yang kau lakukan?". Choon Hee berkata, "Aku bodoh sudah mempercayaimu. Aku bodoh sudah mencintaimu". Choon Hee pergi. Hyo Dong memanggil, "Choon Hee shi, Kumohon dengarkan aku".

Kang Jin berdiri menunggu di depan opera cafe sambil menggerutu, "Dimana Yang madam pergi seharian membuatku kelaparan?. Aku kesal sekali".
(ya..ampun ahjushi satu ini masih numpang makan ama Choon Hee...hedeh bener-bener).

Begitu Choon Hee pulang, Kang Jin langsung mengeluh, "Tidakkah kau pikir kau sudah berlebihan?. Aku lapar seharian. Kau tidak boleh memperlakukan orang sakit seperti ini".
"Suasana hatiku sedang buruk. Jangan menggangguku". balas Choon Hee
Hyo Dong menyusul, berteriak "Berhenti".

Choon Hee berbalik, "Kau pikir kau ini siapa, mengatakan apa yang harus kulakukan?".
Hyo Dong marah karena Choon Hee menamparnya tanpa mendengarkan penjelasan terlebih duhulu.  Choon Hee tidak peduli, "Kulihat kau menyukainya".

Hyo Dong berkata itu tidak benar, ia minta Choon Hee meminta maaf terlebih dahulu karena telah menamparnya. Choon Hee tidak bersedia, "Kau pantas mendapatkannya. Jangan menyuruhku minta maaf".
Hyo Dong membela diri, "Aku tidak melakukan hal yang salah sehingga pantas menerima tamparanmu. Kau tidak bertanya bagaimana dan kenapa aku disana. Tidakkah kau pikir kau terburu-buru menampar wajahku?".

Choon Hee tidak ingin bertengkar lagi, "Sudah cukup. Aku menolakmu mulai hari ini. Kita jangan terlibat satu sama lain".
Hyo Dong : Baik. Kau begitu kasar dan temperamental. Aku lelah denganmu.
Kang Jin menengahi, "Ada apa dengan kalian?. Kalian berdua sudah kelewatan".
Choon Hee : Benar. Kami sudah selesai. Kita putuskan hubungan".
Hyo Dong : Baiklah, kita lakukan itu.

Kang Jin bingung melihat pertengkaran sepasang kekasih ini, " Hei. Meskipun kau marah, kau tidak seharusnya mengatakan hal itu begitu mudahnya. Tolong tenanglah dan bicara".
Choon Hee mengucapkan selamat tinggal, "Terima kasih untuk semuanya. Selamat tinggal Tuan Min". 

Choon Hee masuk kedalam. Kang Jin bertanya pada Hyo Dong, "Kau tidak menghentikan dia". Hyo Dong berteriak, "Terima kasih untuk semuanya juga. Selamat tinggal Nyonya Yang".

Kang Jin mencoba untuk menenangkan, "Hei. Meskipun kalian marah, ini tidak benar. Kalian tidak seharusnya mengatakan perpisahan begitu mudah demi masa lalu". Hyo Dong tidak peduli, pergi dengan perasaan marah.

ke -4 Staf cafetaria, Se Yoon dan manager pemasaran berdiri menunggu lift. Staf cafetaria berencana pergi ke rumah makan yang menjual kulit babi. Sebagai sambutan sederhana untuk ahli gizi baru mereka. Se Yoon tersenyum mendengarkan percakapan mereka.

Setelah tiba di lobby, manager pemasaran bertanya pada Se Yoon, "Kita akan makan malam dimana?". Se Yoon mengusulkan untuk pergi kerumah makan yang menjual kulit babi. Manager pemasaran terkejut, "Kulit babi?". 
Se Yoon balik bertanya, "Kalian tidak suka?".
"Tidak. Saya suka. Apa anda makan makanan semacam itu?", tanya manager pemasaran. 
Se Yoon, "Aku sangat menyukainya. Ayo pergi". 

Se Yoon dan manager pemasaran duduk tak jauh dari meja staf cafetaria. Chae Won terlambat datang karena masih menyelesaikan beberapa pekerjaan. Manager pemasaran masih terkejut mengetahui direktur seperti Se Yoon menyukai makanan kulit babi. Se Yoon berkata sejujurnya ini adalah pertama kali untuknya.
"Tapi anda bilang anda menyukainya", ucap manager pemasaran. 
Se Yoon : Kita mengadakan rapat secara formal, jadi aku ingin tempat untuk makan dengan santai. 

Chae Won datang, bergabung dengan rekan kerjanya, "Maafkan saya, saya terlambat". Manager Jung menuangkan soju ke gelas Chae Won. Chea Won minum dalam satu kali teguk, lalu mengangkat gelasnya tinggi-tinggi. Se Yoon duduk di tempat strategis, sehingga bisa melihat Chae Won dengan jelas. Se Yoon tersenyum melihat tingkah Chae Won.

Manager pemasaran ingin menuangkan soju ke gelas Se Yoon. Se Yoon menolak halus, "Maaf, tapi kurasa aku tidak bisa minum malam ini".
"Kenapa tidak", tanya manager pemasaran.
Sebelum menjawab Se Yoon menoleh melihat Chae Won, "Itu. Aku ada janji. Sebagai gantinya aku akan menuangkan gelasmu".

Chae Won terus-terus'an meminum soju yang di isi ke dalam gelasnya. Tiap kali selesai minum, ia selalu mengangkat gelasnya. Rekan kerja Chae Won memujinya sebagai peminum yang baik. Se Yoon senyum-senyum sendiri melihat gaya Chae Won minum, "Dia minum terlalu cepat". Tapi Chae Won sama sekali tidak menyadari keberadaan Se Yoon yang duduk tak jauh darinya. 

Young Ja tiduran di sofa ruang tengah, Bibi memberitahu bahwa makan malam telah siap. Young Ja merasa mulutnya pahit, ia minta pada bibi untuk membuatkan sup nasi kerak. Joo Ri pulang dengan mulut manyun. Berdiri menatap kesal ibunya.
"Aigo...Tarik mulutmu. Kau terlihat jelek", kata Young Ja.

Joo Ri melempar tas, lalu duduk di sofa, "Ibu tidak membantuku. Apa yang akan kita lakukan?. Chae Won menolak untuk keluar". Young Ja berkata hanya tinggal menunggu waktu hingga Se Yoon mengetahui kebenarannya.
Joo Ri berteriak, "kenapa ibu melakukan hal itu".
Young Ja tak kalah berteriak, "Ibu tidak tahu kalau masalahnya akan jadi begini".
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?", tanya Joo Ri

Young Ja berkata mereka bisa mendapatkan perhatian dari Sol Joo, "Jika Ibunya ingin Se Yoon menikah denganmu, apa yang bisa dia lakukan?".
Joo Ri : Sunbae bukanlah anak mama seperti kakak. Ketika dia jatuh cinta, tidak seorang pun yang bisa menghentikannya. Dia jauh dari sebutan anak mama.

Sekilas Young Ja berpikir bagaimana jika Se Yoon telah jatuh cinta pada wanita itu, "Ibu sudah melakukan berbagai macam cara untuk menjeratnya bersama Chae Won".
Joo Ri tidak terima, "Hentikan omong kosong itu. Dia sangat pemilih kalau soal wanita. Apa ibu sudah pikun?", teriak Joo Ri nyaring.
Young Ja : Kau tidak perlu berteriak pada Ibu.

Joo Ri merasa kesal sangat jengkel. Berdiri hendak pergi ke kamar. Langkahnya terhenti ketika Young Ja minta pada Joo Ri untuk tidak menceritakan hal ini pada Chul Goo. Karena dia hanya akan membuat masalahnya menjadi semakin buruk.
Joo Ri berteriak nyaring, "Apa aku ini bodoh?, hah".

Joo Ri pergi ke kamar. Young Ja melonjak kaget mendengar teriakan Joo Ri, "aigo..emosi macam apa itu".
Ck..ck..ck... ibu anak sama aja...

Chul Goo duduk santai sambil memainkan rubik ditangannya. Ia juga mendudukan boneka beruang besar di sebelahnya. Maksudnya apa ya....sebagai pengganti Chae Won gitu..hahaha. Chul Goo ingat perkataan Hong Ju saat di cafe. Selama ini Hong Ju mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari keluarga tirinya, termaksud ibu kandungnya sendiri. Chul Goo merasa kasihan, "Kau pasti kesepian seperti aku".

Keluarga Uhm menikmati makan malam. Kakek heran kenapa banyak tempat kosong. Do Hee berkata Chae Won makan malam bersama rekan kerja, dia akan pulang terlambat. Ki Moon menoleh ke nenek, "Kelihatannya Hyo Dong bersenang-senang dengan teman kencannya".
Nenek terlihat senang, "Dia gemuk dan terlihat murah hati seperti Buddha. Dia adalah pasangan yang cocok untuk Hyo Dong".

Ki Choon tertawa, "apa mungkin Hyo Dong akan menyukai wanita yang terlihat seperti Buddha daripada yang cantik seperti Nyonya Yang?".
Wanita-wanita Uhm tidak melihat seperti itu, bagi mereka Choon Hee itu tidak terlalu cantik, wajahnya membosankan. Kang Sook bahkan bilang, "Jika aku laki-laki, aku tidak akan menyukainya".

Telepon rumah berdering, Bo Reum yang mengangkat. Telepon itu dari mak comblang yang ingin bicara pada nenek. Bo Reum memberikan telepon pada nenek. Mak comblang menanyakan apakah Hyo Dong sudah pulang. Nenek menggeleng, ia juga terkejut ketika mak comblang bilang Hyo Dong pergi di tengah-tengah kencan dan tidak kembali lagi. Nenek mengerti, dan akan menanyakannya nanti jika menantunya itu pulang.

Semua ipar Hyo Dong mendekati nenek. Ki Moon bertanya lebih dulu, "Apa dia menghilang saat kencan?". Nenek mengiyakan, "Itu aneh sekali". Ki Choon merasa hal itu tidak aneh. "Ibu menekannya, tapi dia tidak bisa mengkhianati Nyonya Yang. Itu saja".
Nenek minta Kang Sook mengambil jarum dan benang.
"Kenapa Ibu membutuhkannya sekarang?", tanya Kang Sook.
"Untuk menjahit mulut suamimu, kenapa?",  jawab nenek kesal.

Do Hee, Ki Moon dan Ki Ok menahan tawa. Ki Choon langsung menutup mulutnya rapat-rapat, takut di jahit sama nenek....hehehehe...

Nenek berdiri, "Menjengkelkan sekali".
"Kau mau pergi kemana", tanya kakek. Nenek yakin saat ini Hyo Dong pasti berada di cafe Choon Hee, "Aku akan membawanya pulang". Do Hee ikut, Kang Sook juga ingin ikut.

Hyo Dong pulang dan hanya memberi salam pada kakek, padahal nenek berdiri tepat di depannya. 
"Dari mana saja kau?', tanya nenek.
Hyo Dong hanya bicara pada kakek tanpa melihat wajah nenek, "Aku lelah. Aku butuh istirahat". Hyo Dong masuk ke kamar.

Nenek masih ingin bertanya. Kakek bisa mengerti perasaan Hyo Dong saat ini. Ia minta nenek untuk membiarkan Hyo Dong sendirian, "Dia pasti punya banyak pikiran di kepalanya. Biarkan dia istirahat".

Hyo Dong memikirkan pertengkarannya dengan Choon Hee tadi siang. Mereka telah sepakat untuk berpisah. Ditempat lain,  Choon Hee juga memikirkan hal yang sama. Choon Hee menangis, "Meskipun semua pria di dunia ini berubah, aku pikir Hyo Dong oppa tak akan pernah berubah. Dia sama saja, semua pria sama saja".

Kang Jin berada di toko dan sedang menikmati mie ramen. Ia kesal karena menyaksikan pertengkaran Hyo Dong dan Choon Hee. Sedikit banyak ia juga merasa terganggu. Kang Jin lalu melihat Ki Ok masuk ke toko bersama Bo Reum, "Nona Uhm", panggil Kang Jin. Ki Ok mendekat, "apa yang kau lakukan disini?'. Kang Jin berkata ia selalu kemari untuk membeli ramen, karena dengan kondisi tangannya yang sakit tidak memungkinkannya untuk memasak.

Ki Ok meminta Bo Reum untuk memilih snack yang dia inginkan. "Baik", ucap Bo Reum, lalu pergi. Kang Jin lalu bertanya apa Hyo Dong sudah pulang ke rumah.
"Ya, dia baru saja pulang", jawab Ki Ok. Kang Jin mengeluarkan ponselnya. Ki Ok berkata suasana hati Hyo Dong sedang buruk lebih baik tidak usah menelpon dulu. Kang Jin bilang cafe Choon Hee juga tutup.

Ki Ok heran, "Apa masalah mereka? Apa mereka benar-benar saling mencintai atau tidak?". Kang Jin berdecak, "Batu sepertimu tidak akan pernah memahami mereka".
Ki Ok : Batu? Kau pikir aku ini apa?. Jika saja cinta pertamaku tidak gagal, aku sudah punya anak seumuran dengan keponakanku.
Kang Jin tertawa, "Cinta pertama?..hahahaha, wanita sepertimu punya cinta pertama?
"Tentu saja", jawab Ki Ok. 

Flash back 20 tahun yang lalu, saat Ki Ok mengikuti kompetisi piano dengan memainkan sonata Mozart. Dipertengahan ia lupa not nadanya. Ki Ok yang panik langsung lari dari panggung. Ia menangis di bangku taman. Seorang pria memberikan sapu tangan padanya dan berkata, "Kau memainkan piano dari hati. Hal yang lebih penting daripada teknik adalah hati seorang musisi. Dan musikmu memilikinya".

(Wajah pria itu tidak tampak jelas, karena tertutupi kabut. Dari suara dan postur tubuhnya pria itu adalah Kang Jin).

Kembali ke masa kini, Ki Ok bicara dengan mata menerawang. "Dia adalah salah satu juri, tapi dia mengejarku keluar karena khawatir. Bukankah dia benar-benar bijaksana dan romantis?. Dia adalah penyanyi tenor pemula yang menyabet penghargaan dalam kompetisi internasional. Aku mengirimkannya surat dan dia membalasnya. Tapi tiba-tiba, dia menghilang. Dan surat-suratku dikirim kembali". 

Ki Ok celingak celinguk, mencari Kang Jin yang sudah pergi sedari tadi dan tidak mendengarkan ceritanya. Yang tertinggal hanyalah cup mie ramen kosong. "Kemana dia pergi saat aku sedang bercerita?. Dia benar-benar tidak punya sopan santun".

Bo Reum datang, "bibi, aku sudah selesai". Ki Ok pergi ke kasir untuk membayar. 
"Total 50 ribu won termasuk 1 cup ramen dan kimbap", ucap kasir
Ki Ok bingung karena ia tidak mengambil ramen dan kimbap. 
"Teman anda mengatakan kalau anda yang akan membayarnya bersama-sama", jelas kasir

Ki Ok melihat ke pintu, Kang Jin tersenyum, "terima kasih". Lalu pergi. Ki Ok marah, dan ingin mengejar Kang Jin. Kasir menahan Ki Ok karena belum membayar. Ki Ok kesal, "Dasar pria tidak tahu malu". 

Chae Won mabuk, tapi tingkahnya lucu. Teman kerja Chae Won mulanya mengira dia seorang yang pemalu tapi ternyata tidak. Chae Won berkata, ia bukan orang yang pemalu. 
"Kau terlihat mabuk. Apa kau tidak apa-apa?', kata salah satu dari mereka sambil menuangkan soju ke gelas Chae Won. 
Chae Won berkata ini adalah pesta penyambutannya, tak seharusnya ia merasa pemalu. Chae Won langsung meminumnya dalam satu kali teguk.

Chae Won bicara pada manager Jung, "Kumohon jangan membenciku. Aku punya banyak kelemahan tapi aku akan melakukan yang terbaik. Hormat". Chae Won berdiri memeluk manager Jung. Manager Jung berkata ia tidak membenci Chae Won. Yang lainya bertepuk tangan, "selamat datang di tim kita". 

Se Yoon menoleh dan tersenyum melihat tingkah lucu Chae Won. Senyum Se Yoon ini benar-benar terlihat bahagia gitu...

Makan malam telah selesai, kini saatnya mereka pulang. Karena satu tujuan, ke-4 teman kerja Chae Won ini akan pulang naik taksi bersama. Mereka mencemaskan Chae Won yang mabuk. Chae Won minta mereka untuk tidak usah khawatir, ia bisa mengurus dirinya sendiri. Tapi mereka tetap saja khawatir, "Kami akan pergi setelah kau pergi'. Chae Won tidak mau, "Aku adalah yang termuda. Aku tidak boleh pergi duluan. Itu akan menjadi pemberontakan melawan senior. Silahkan pulang duluan". 

Chae Won memanggil taksi untuk mereka, Ia menyakinkan mereka untuk pulang lebih dulu, "sampai bertemu besok". 

Chae Won berjalan sendiri. Karena mabuk maka jalannya tak seimbang. Maju satu langkah mundur lima langkah. Sempoyongan ke kiri lalu ke kanan. Se Yoon mengikuti Chae Won di belakang. Se Yoon geli, "Sungguh sia-sia menikmati pemandangan ini sendirian".

Se Yoon menangkap Chae Won saat dia hampir jatuh. Chae Won memicingkan mata, "siapa kau?".
Se Yoon : Kau mabuk, tapi mereka meninggalkanmu. Kelihatannya kau benar-benar dibuang.

Chae Won tertawa, "Oh, kau adalah Kapten Hong". Se Yoon bertanya siapa itu kapten Hong. 
Chae Won : Apa kau tidak menonton film?. Kapten Hong adalah orang yang keluar masuk berbagai tempat untuk menolong orang-orang yang ada dalam masalah. Kau seperti kapten Hong.
Se Yoon tertawa geli. Chae Won kembali bicara, "Kau juga keluar masuk tempat dimana pun aku dalam masalah. Oh, kalau begitu kau Kapten Lee, bukan Kapten Hong".
" Aku akan membawamu pulang. Masuk ke mobil", ucap Se Yoon.
Chae Won menghormat, "Baik, kapten Lee".

Se Yoon membantu Chae Won memasang safety belt. Chae Won bicara dengan mata terpejam, "Aku baik-baik saja. Tidak masalah". 
"Tidak masalah?. Sebenarnya kau adalah wanita yang bermasalah", ucap Se Yoon tersenyum. 
Ponsel Se Yoon berdering, dari Joo Ri. Se Yoon sengaja tidak mengangkatnya. Chae Won yang tadi tidur, langsung bangun begitu mendengar dering ponsel.
Chae Won berpikir, ponselnya yang menerima panggilan. Ia mengambil ponselnya, seolah-olah sedang bicara dengan Hyo Dong, "Ayah, aku sedang dalam perjalanan pulang. Aku sedang naik taksi.  Aku akan segera sampai di rumah. Jangan mengkhawatirkan aku dan tidurlah. Sampai jumpa".
Chae Won kembali tidur. Se Yoon tertawa geli.

Do Hee dan Kang Sook mengendap-endap di halaman depan.  Do Hee bilang ia akan memegang senternya, sementar Ki Moon yang bertugas menukar mie mereka dengan mie milik Ki Choon. Ki Moon ragu, "ini pencurian". Do Hee tetap meminta suaminya untuk melakukannya, "Bahkan di dalam film. Orang-orang melakukan hal yang lebih buruk daripada ini untuk menang. Apa ada yang harus ditakutkan saat kita mungkin kehilangan 10 milyar?". 

Ki Moon mencubit mulut istrinya, "Baiklah..akan aku lakukan". Ki Moon mulai menukar mie miliknya dengan milik Ki Choon satu persatu. Do Hee berdiri mengawasi keadaan sekitar. Mereka menghembuskan napas lega, begitu Ki Moon menyelesaikan pekerjaannya. Lalu dikejutkan dengan suara Se Yoon, "Ada orang di rumah".

Se Yoon tiba di halaman rumah mie, membawa pulang Chae Won yang mabuk. Do Hee dan Ki Moon terkejut melihat Se Yoon, "Oh. Lihat siapa ini. Kau Se Yoon, benar?. Ini aku bibi Do Hee".
Se Yoon pangling melihat penampilan Do Hee, "Oh, apa kabar?".

Se Yoon lalu menyapa Ki Moon, "Oh, manager Ki Moon. Apa yang kalian lakukan berdua disini?".
Do Hee : Oh, kami adalah paman dan bibinya Chae Won. Ngomong-ngomong, bagaimana bisa kau mengantar Chae Won pulang?. 

Ki Moon mengambil alih Chae Won, kenapa dia sampai mabuk seperti ini?.
Se Yoon : Kami ada pesta penyambutan tadi. Dia kelihatan mabuk jadi aku mengantarnya pulang. Dan juga, aku ada urusan di sekitar sini.

Do Hee menanyakan kabar kedua orang tua Se Yoon, "mereka sehat-sehat kan". Se Yoon mengangguk.
"Karena kau datang jauh-jauh, ayo masuk untuk minum teh", tawar Ki Moon.
Se Yoon menolak. Sudah larut malam, lebih baik ia pulang saja. Se Yoon berpamitan pergi. 
Do Hee mencium sesuatu yang mencurigakan. Ki Moon bertanya apa maksud Do Hee.
"Mereka tidak ada di bagian yang sama. Dan juga, bagaimana Se Yoon tahu rumah Chae Won, padahal dia baru mulai kerja kemarin. Pasti ada sesuatu yang mencurigakan". 
"Kau mulai lagi. Ayo masuk saja", ajak Ki Moon. 
Do Hee dan Ki Moon masuk ke rumah. 

Se Yoon berbalik, melihat lagi ke halaman. Dan senyum kembali menghiasi wajahnya.
Hm...akhir-ahkir ini Se Yoon sering tersenyum...mungkinkah dia mulai jatuh hati pada Chae Won.
Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 20 Part 2

8 comments:

  1. Thank you sipnosisx,dtunggu episode slnjtx ya!

    ReplyDelete
  2. Dtunggu update sinopny ☺
    Gara2 baca sinop ini jadi nguber2 cari dlnya,,, hehe anyway gomawo

    ReplyDelete
  3. wah mkin seru aja,, mkasih mba. Ditunggu part 2 nya.. Hee
    o ya mba dikoreanya sendiri dah tyang smpe episode brapa??

    ReplyDelete
  4. lanjut sinopnya....makasih nuri

    ReplyDelete
  5. gumawo... 20 part 2 sangat ditunggu

    ReplyDelete
  6. makasih Nuri.. ditunggu kelanjutannya he...he..^_^

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)