Kakek dan para perserta kompetisi berkumpul di pabrik mie. Hari ini merupakan hari pertama kompetisi. Kakek mengucapkan terima kasih pada menantu dan juga anaknya. "Kalian telah rela datang kemari, meninggalkan pekerjaan demi usaha keluarga tiga generasi yang berharga dan suci ini. Ayah mengharapkan kalian akan berkompetisi dengan kasih sayang dan kerendahan hati".
Peserta kompetisi terlihat bersemangat. Kakek akan memperlihatkan tema kompetisi hari ini. Ia lalu memanggil Bo Reum. Bo Reum datang dan memperlihatkan tulusan kaligrafi yang kakek buat semalam. Tertulis, "Mie satu keluarga".
Kakek : Aku akan memberimu waktu satu minggu. Selama waktu itu, dengan semua yang telah kalian pelajari, kalian akan membuat mie 100 tahun keluarga kita dengan memilih bahan-bahannya sendiri. Garam dan tepung ada di luar. Tapi, kalian tidak boleh mengembalikan bahan-bahan yang sudah kalian ambil, jadi hati-hati saat memilih.
Segera saja mereka keluar dan mulai memelih tepung dan garam yang telah tersedia di luar. Mereka sempat binggung memilih mana yang terbaik, begitu banyak pilihan. Akhirnya mereka memilih sesuai dengan insting masing-masing. Kakek memperhatikan tingkah laku anak dan menantunya.
Proses pembuatan mie dimulai. Langkah awal mencampurkan air dengan garam, lalu menyiramkannya ke atas tepung. Mereka melakukan persis seperti yang kakek ajarkan. Do Hee merasa sakit pinggang, ketika mengaduk adonan. Kang Sook dan Ki Choon terlihat lebih santai. Sementara Ki Ok yang tidak memiliki patner, menggunakan mixer untuk mencampur adonan (Ya elah, kapan kelarnya. Adonan sebanyak itu).
Choon Hee ingat perkataan kasar Do Hee. Yang menuduhnya menjual minuman untuk memikat laki-laki, dan mengambil keuntungan dari mereka. Semakin ia memikirkannya, semakin ia merasa sangat marah dan dongkol.
Terdengar suara Hyo Dong yang memanggilnya dari luar, "Choon Hee sshi, apa kau di dalam?".
"Choon Hee tidak ada disini", jawab Choon Hee kesal, kembali berbaring dan menutupi badannya dengan selimut.
Hyo Dong masuk ke kamar, ia pikir Choon Hee sedang sakit. Choon Hee bilang ia tidak mau bicara dengan Hyo Dong saat ini.
Hyo Dong merasa heran, dan bertanya ada apa. Choon Hee berkata ipar Hyo Dong datang kemari dan membuatnya marah, "Setelah mereka mengetahui hubungan kita, mereka merendahkanku, dan menghina ketulusan hatiku".
Hyo Dong sama sekali tidak mengetahuinya, ia lalu meminta Choon Hee untuk segera bangun dan mengajaknya mencari udara segar.
Hyo Dong mengajak Choon Hee menyebrang pulau, dengan naik ke kapal feri. Perasaan Choon Hee menjadi lebih baik, ini pertama kalinya ia naik kapal. Angin laut yang segar serta burung camar yang berterbangan di sekitar kapal. Membuat Choon Hee senang, sehingga rasa stress dan kekesalannya hilang seketika.
Sol Joo duduk di kamarnya dengan santai, sambil membaca buku. Ponsel Sol Joo berdering, tertera nomor yang tidak dikenal. Ia terkejut begitu mengetahui telepon itu berasal dari panti asuhan Evergreens. Saat ini kepala panti sedang sakit keras dan ingin bertemu dengannya. Sol Joo bertanya apa yang ingin dibicarakan kepala panti. Penelpon menjawab tidak tahu pasti, "Jika anda tidak sibuk silahkan datang berkunjung".
"Ya, saya mengerti", jawab Sol Joo, mengakhiri sambungan telepon.
Telepon barusan membuat Sol Joo takut dan juga cemas. Kenapa tiba-tiba kepala panti ingin bertemu dengannya, "Mereka bilang kalau ibu kepala tidak sadarkan diri. Apa dia sudah sadar?". Sol Joo merasa semakin takut jika kemungkinan ibu kepala panti sudah sadar dari komanya. Sebenarnya, rahasia besar apa yang Sol Joo sembunyikan...?????
Se Yoon meeting bersama staff marketing pemasaran, membahas produk baru yang akan segera di pasarkan. Sebagai direktur, ia meminta pada mereka untuk berkerja sama dengan meningkatkan permintaan pasar. Se Yoon mengakhiri rapat, dan mengajak mereka untuk makan siang. Joo Ri berkata, di jam makan siang seperti ini restoran pasti sudah penuh. Mereka akhirnya sepakat untuk makan siang di cafetaria perusahaan.
Se Yoon ikut berbaris mengantri makanan. Salah satu petugas kantin bertanya pada Manager pemasaran, "Kapan kita akan mendapatkan ahli gizi kita, manager?".
Manager tidak tahu kapan pastinya. Joo Ri berkata pihak HRD sudah membuka lowongan untuk mengisi pososi ahli gizi yang kosong.
Se Yoon tertarik mendengar percakapan mereka, "Apakah posisi ahli gizi kosong?".
Manager membenarkan, "Ahli gizi kita sebelumya mengalami kecelakaan, jadi dia mengajukan permohonan diri".
Se Yoon tersenyum, muncul ide baik di dalam benaknya. Joo Ri memiringkan kepala, heran melihat Se Yoon yang akhir-akhir ini sering tersenyum, lain dari biasanya.
Chae Won menemui salah satu seniornya. Maksud kedatangannya tak lain ingin mencari info lowongan pekerjaan. Senior Chae Won ingin membantu tapi kondisi ekonomi sedang tidak baik. Ditambah lagi Chae Won sudah lama vakum kerja, rasanya tak mudah menemukan pekerjaan yang cocok.
Senior Chae Won merasa penasaran, kenapa seorang istri dari keluarga kaya tiba-tiba mencari pekerjaan, "Kau tidak mencari pekerjaan karena kau bosan, kan?".
Chae Won mengatakan sejujurnya bahwa saat ini ia sudah bercerai. Senior Chae Won meminta maaf, "Aku tidak tahu".
Chae Won tersenyum, "Tidak apa-apa. Jika kau mengetahui adanya lowongan, tolong kabari aku. Kaulah satu-satunya orang yang bisa aku mintai pertolongan".
Chae Won pulang dengan langkah lesu. Tepat pada saat itu mobil Chul Goo berhenti di depannya. Chae Won langsung sebal begitu melihat wajah mantan suaminya itu, "Apa lagi sekarang?".
Chul Goo : Jangan cemas karena aku bukan kemari untuk menculikmu. Aku datang karena ingin menanyakan sesuatu.
Chae Won : Kau ingin bertanya apa lagi sekarang? Apa kau benar-benar akan membuatku lelah seperti ini?.
Chul Goo ingin memegang tangan Chae Won. Chae Won menghindar, dan mengancam akan memanggil polisi jika Chul Goo terus berisikap seperti ini. Chul Goo mengerti, ia merasa penasaran tentang sesuatu dan berjanji akan segera pergi setelah Chae Won menjawab pertanyaannya.
Chae Won : Kau penasaran tentang apa?
Chul Goo : Apa hubunganmu dengan pria yang kemarin itu? Di Namhae juga dan kemarin juga. Apa alasannya dia terus muncul seperti Robin Hood? Aku dengar mengenai dia
dari Ibu, tapi aku tidak mempercayainya. Aku tidak mempercayainya bagaimana pun juga.
Chae Won makin kesal mendengar pertanyaan Chul Goo, "Percaya atau tidak, mengapa aku harus menjawab pertanyaan itu, Kim Chul Goo sshi?".
Chul Goo : Kim Chul Goo sshi?
Chae Won : Sudah kubilang. Kita tidak mempunyai hubungan lagi. Jadi berhentilah
mengkhawatirkanku
Chul Goo menghalangi Chae Won yang melangkah masuk ke halaman. Ia mendesak dan meminta Chae Won untuk menjawab pertanyaanya, "Jawab saja dan aku akan segera pergi. Apa kalian berdua berkencan?".
"Jadi bagaimana jika kami berkencan?", tanya Chae Won balik
Chul Goo merasa kecewa, tapi ia percaya dengan ucapan Chae Won. Chul Goo berkata ternyat firasatnya selama ini benar. Bahwa Chae Won dan pria namhae menjalin hubungan di belakangnya, "Sejak kapan kau jatuh cinta padanya?. Sejak kalian bertemu di Namhae, benar?. Bagaimana jika aku tidak setuju bercerai denganmu?".
Chae Won : Semakin lama semakin aku sadar bahwa sangatlah bagus kau dan aku bercerai. Aku bahkan lebih yakin setelah itu. Kau benar-benar anak mama pecundang. Cintaku yang besar untukmu, hanyalah sia-sia belaka.
Chae Won pergi meninggalkan Chul Goo yang terdiam tanpa kata-kata. Ucapan Chae Won barusan, benar-benar menusuk perasaannya.
Se Yoon melihat surat lamaran Chae Won sekali lagi dan memberikannya pada manager pemasaran, "Kau tadi berkata bahwa posisi ahli gizi di cafetaria sekarang kosong. Apa kau bisa memeriksa orang ini?. Dia seorang pekerja keras dan jujur".
Manager melihat lamaran Chae Won sekilas.
Se Yoon meminta manager untuk memberikan lamaran itu pada bagian HRD. Ia merasa tidak enak jika memberikannya langsung, karena tidak ingin membebani mereka. Se Yoon tidak bermaksud memberikan perintah untuk memperkerjakan Chae Won. Keputusan sepenuhnya ia serahkan pada bagian HRD. Manager mengerti dan keluar membawa surat lamaran. Dan senyum kembali menghiasi wajah Se Yoon....
Joo Ri bertemu dengan manager diluar ruangan, "Apa anda datang untuk meminta tanda tangan?".
"Bukan untuk meminta tanda tangan. Direktur meminta bantuan padaku", jawab manager
Joo Ri penasaran, dan bertanya bantuan apa yang Se Yoon minta darinya. Manager berkata, cafetaria perusahaan membuka lowongan untuk ahli gizi dan direktur merekomendasikan seseorang.
"Seorang ahli gizi!.Seorang wanita?", tanya Joo Ri makin penasaran.
Manager membenarkan. Joo Ri menarik manager menjauh, "Dapatkah aku melihatnya?"
Manager tidak keberatan dan memberikan lamaran yang ia pegang. Beruntung Joo Ri tidak sempat melihat, karena saat itu juga Se Yoon keluar ruangan. Buru-buru ia mengembalikannya pada manager. Dan bersikap biasa di hadapan Se Yoon. Manager pergi.
Joo Ri melihat Se Yoon membawa tas, lalu bertanya, "apa kau akan pulang?".
Se Yoon berkata akan pergi untuk mengurus bisnis. Joo Ri menawarkan diri untuk ikut pergi bersama. Se Yoon menolak, karena ia juga akan mengurus beberapa urusan lainya.
"Urusan apa?. Apa aku tidak bisa ikut bersamamu?", desak Joo Ri.
"Aku harus buru-buru bertemu seseorang. Maaf. Sampai jumpa besok", jawab Se Yoon, lalu pergi.
Dan...tentu saja, sikap Se Yoon itu semakin membuat Joo Ri penasaran. (Kepo banget nich orang).
Hyo Dong dan Choon Hee berjalan menyusuri pantai. Hyo Dong meminta maaf atas sikap saudara iparnya yang membuat Choon Hee kesal, "Ini bukan karena mereka jahat. Mereka berpikir bahwa mereka melakukannya demi aku".
Choon Hee merasa marah dan juga cemburu. Seumur hidupnya, ia tak pernah mengetahui siapa orang tuanya. Ia besar dipanti asuhan, dan selalu sendirian. Berbeda dengan Hyo Dong yang memiliki keluarga. Ayah dan ibu mertua yang baik, seorang putri yang cantik dan berharga. Dan saudara - saudari ipar yang kuat dan agresif.
Hyo Dong bertanya, "Kau tidak pernah memiliki keluarga?".
Choon Hee : Hanya sekali. Ketika aku masih muda, ada seorang pria yang aku suka. Setelah lulus dari SMA. Aku berkencan dengan seorang laki-laki. Dia orang yang sederhana dan baik hati sepertimu. Dia meninggal 3 bulan setelah kami mulai hidup bersama.
Hyo Dong : Kenapa dia meninggal
Choon Hee : Kecelakaan mobil.
Hyo Dong tahu pasti Choon Hee merasa sangat terpukul. Choon Hee mengangguk, terlihat sedih mengingat masa lalunya yang sulit. Choon Hee merasa sangat terpukul dan mengalami banyak penderitaan saat itu. Tapi sekarang, ia hampir tidak bisa mengingat dan melupakan semuanya.
Choon Hee merasa lapar, mengajak Hyo Dong untuk makan makanan laut mentah yang segar. Hyo Dong setuju, masih ada waktu sebelum kapal terakhir tiba, "Ayo kita makan malam dan menghabiskan waktu sebelum kita pulang".
Hyo Dong melepaskan jaket, lalu memakaikannya pada Choon Hee, "Anginnya dingin jadi kau bisa kedinginan".
Choon Hee menolak halus. Hyo Dong tetap meminta Choon Hee untuk memakainya, "aku tidak apa-apa".
Choon Hee melihat Hyo Dong yang mulai menggigil kedinginan "Apa yang tidak ada masalah. Kemarilah".
Hyo Dong mendekat. Pasangan ini lalu berjalan beriringan, berbagi jaket bersama.
Choon Hee menantang Hyo Dong untuk mengejarnya. Hyo Dong berlari mengejar, mereka berdua berlarian di pantai. Seperti pasangan suami istri yang bahagia.
Kembali ke kompetisi mie. 3 tim ini telah selesai membuat adonan. Ki Moon dan Do Hee mulai menggiling adonan mereka menjadi mie. Tapi Ki Moon kurang terampil saat menarik mie dari mesin penggiling. Sehingga mie buatan mereka banyak yang berjatuhan.
Do Hee mulai memarahi suaminya, karena membuat mie menjadi berantakan. Ki Moon juga kesal karena sejak tadi Do Hee terus menyalahkannya. Ia menyuruh Do Hee saja yang mengerjakannya. Do Hee tidak mau karena punggungnya sakit.
"Lalu, kau pikir aku sedang bermain-main", ucap Ki Moon makin kesal.
Ki Choon menghentikan pertengkaran mereka, "Kalian bertengkar di kamar saja. Jika kalian sudah selesai, minggirlah. Biarkan kami menarik mienya sekarang".
Kang Sook meminta mereka untuk berhenti memonopoli mesin penggiling. Ki Moon menyuruh Ki Choon untuk mencoba sendiri, ia telah memasukkan adonannya ke dalam dan
menekannya dengan benar. Tapi kenapa mie-nya tidak keluar dengan benar.
Ki Choon tertawa, "Itu karena kau tidak mengontrolnya dengan benar. Lihat".
Kang Sook melarang Ki Choon memberikan contoh. Anggap kompetisi ini sama dengan ujian saat sekolah. Tidak dibenarkan untuk saling mencontek dan berdiskusi.
"Lupakan saja. Kami akan melakukannya sendiri", jawab Do Hee kesal.
Ki Choon : Berikan kami kesempatan. Kami sudah menunggu dan adonan kami akan semakin keras.
Ki Ok : Aku juga. Pada tingkatan ini mie-ku akan buruk.
Do Hee mengerti, dan akan segera menyelesaikannya.
Do Hee dan Ki Moon mulai menggiling lagi, dan kali ini mereka berhasil. Beberapa jam kemudian, 3 tim ini berhasil membuat mie. Lagi-lagi Do Hee berselisih dengan Kang Sook, ketika memilih tiang untuk menjemur. Do Hee beralasan, ia yang lebih dulu memilih tiang jemuran itu. Padahal jelas-jelas Kang Sook yang lebih dulu berdiri disana. Mereka mulai berdebat.
Ki Choon menyuruh Kang Sook untuk mengalah, "Selalu ada murid nakal yang suka menindas. Kita ke sebelah sana". Kang Sook dan Ki Choon pergi memilih tiang jemuran yang lain. Tak lupa mereka menggantungkan papan nama di tiang jemuran masing-masing. Do Hee melirik mie Kang Sook yang terlebih lebih bagus dibandingkan dengan miliknya.
Nenek pergi ke dapur, disana sudah ada Chae Won yang sedang membuat lauk untuk makan malam. Nenek merasa sedikit khawatir, karena kompetisi ini telah membuat anak dan menantunya berjuang dengan berapi-api.
Nenek bertanya pada Chae Won, " Kau benar-benar tidak tertarik ikut kompetisi? Kau dan aku bisa menjadi tim, dan berbagi kemenangan kita".
Chae Won tersenyum, "Apa yang akan nenek lakukan dengan uang itu jika menang?".
Nenek berandai jika ia memenangkan kompetisi dan mendaptkan warisan 10 milyar, maka ia akan naik ke atas banguan 63 lantai dan menyebarkan uang ke udara. Nenek dan Chae Won tertawa bersama.
Hyo Dong terserang diare dan harus bolak-balik ke toilet,setelah menikmati makanan siang. Choon Hee merasa aneh, semua makanan laut yang disajikan terlihat segar. Dan ia juga baik-baik saja setelah memakannya. Hyo Dong meminta Choon Hee untuk menghabiskan sisanya, sayang jika harus dibuang. Choon Hee sudah cukup kenyang, dan ini sudah saatnya kapal terakhir berangkat.
Tiba-tiba perut Hyo Dong kembali bermasalah, buru-buru ia pergi ke toilet. Dalam perjalanan menuju pelabuhan pun, Hyo Dong berkali-kali harus mampir ke tolilet umum. Choon Hee merasa gelisah. Jika seperti ini terus mereka akan ketinggalan kapal terakhir.
Tak hanya itu saja, tiba-tiba ban mobil terperosok ke lubang. Choon Hee menyalahkan Hyo Dong yang kurang berhati-hati dalam menyetir, "Sudah hampir waktunya kapal berangkat. Apa yang akan kita lakukan sekarang?".
Saat Hyo Dong dan Choon Hee tiba di pelabuhan. Kapal terakhir baru saja berangkat. Choon Hee berteriak meminta kapal untuk berhenti, tapi tentu saja teriakannya itu tidak di dengar siapa pun. Choon Hee marah pada Hyo Dong, ia mengira Hyo Dong sengaja berpura-pura terserang diare. Agar mereka ketinggalan kapal, sehingga ia dan Hyo Dong harus tinggal di pulau dan menghabiskan malam bersama.
Hyo Dong yang polos tentu saja menyangkal tuduhan Choon Hee. Mana mungkin ia memikirkan hal hingga sejauh itu, "Kau melihat semuanya dan bagaimana bisa kau mengatakan itu? Aku bukanlah orang seperti apa yang kau bayangan".
Choon Hee : Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang. Bagaimana jika ibu mertuamu tahu ini. Ini sungguh mengerikan bahkan hanya dengan membayangkannya saja.
Hyo Dong juga sama bingungnya dengan Choon Hee. Mau tak mau mereka harus menetap di pulau malam ini.
Karena Choon Hee tidak pulang, maka terpaksa Kang Jin memasak mie ramen untuk makan malam. Berkali-kali ia menghubungi ponsel Choon Hee, tapi tak kunjung di jawab. Kang Jin terus saja mengomel sendirian, "Karena siapa aku dituduh secara tidak adil dan mengalami tangan patah, kemana mereka itu?. Haruskah pergi kesana dan menceritakan hubungan mereka!".
Ki Ok datang kerumah Kang Jin. Kang Jin bertanya apa yang membawa Ki Ok kerumahnya. "Ibuku membuat Japchae (sohun goreng) dan ibu menyuruhku membawakannya untukmu", jawab Ki Ok.
Kang Jin tersenyum senang, "Ibumu adalah yang terbaik". Kang Jin mulai memakan, tapi ia kesulitan menggunakan sumpit dengan tangan kiri.
Ki Ok berbaik hati bersedia menyuapi Kang Jin. Kang Jin berkata Japchae terasa lebih enak karena Ki Ok yang menyuapinya. Saat melihat wajah Ki Ok, Kang Jin teringat mimpinya yang menikah bersama Ki Ok. Mendadak selera makannya hilang, ia lalu membentur-bentur'kan kepalanya ke meja. Ki Ok heran melihat prilaku aneh Kang Jin.
Kang Jin marah- marah, dan menyuruh Ki Ok untuk segera pulang.
Chul Goo pulang dengan wajah murung, Young Ja telah menunggu sejak tadi dan memberikan omelannya.
Young Ja : Sekretaris mengatakan kalau kau pulang lebih awal. Dari mana saja kau?.
Chul Goo : Aku pergi kesana-kemari untuk berpikir.
Young Ja : Apa kau pergi menemui rubah betina itu?
Chul Goo menyangkal. Young Ja berkata cara terbaik untuk melupakan Chae Won adalah bertemu dengan seorang wanita yang baru. Jadi ia berharap Chul Goo bersedia untuk datang ke perjodohan. Chul Goo berkata akan melakukannya.
Young Ja kaget dengan perubahan sikap putranya, "Kau akan datang ke perjodohan putri bungsu dari Tae San Group?".
"Bukankah itu keinginan ibu. Aku hanya mengabulkannya", jawab Chul Goo singkat.
Young Ja kembali bertanya untuk memastikan, "Benarkah?. Kau tidak akan berubah pikiran?".
Chul Goo mengangguk, membenarkan.
Young Ja sedang dan memeluk Chul Goo, "Ah, terima kasih. Terima kasih, anakku. Ibumu tidak mempunyai keinginan yang lain, jika ibu memiliki putri bungsu Tae San Grup sebagai menantuku. Anakku adalah anak yang paling berbakti".
Chul Goo hanya diam saja dengan tatapan sedih. Mungkin ia merasa tidak memiliki harapan lagi untuk kembali pada Chae Won.
Joo Ri masih berada di kantor dan belum pulang. Ia merasa penasaran, siapa kira-kira orang yang direkomendasikan Se Yoon untuk mengisi posisi ahli gizi. Terlebih lagi dia adalah seorang wanita. Joo Ri meraih gagang telepon, dan menanyakannya langsung pada bagian HRD.
Chae Won sedang cucu piring, saat Ki Ok memberitahukan ada seseorang yang sedang menunggunya di luar.
"Apakah itu Chul Goo?", tanya Chae Won.
"Jika dia Kim Chul Goo, maka aku akan lebih dulu memukulnya. Apa bibimu ini akan menyuruhmu untuk menemuinya?", jawab Ki Ok.
Chae Won pergi keluar.
Nenek ke dapur, bertanya pada Ki Ok, "Kau sudah mengantarkan Japchae-nya, kan".
Ki Ok mengiyakan, "Tapi dia pasti sangat terkejut. Dia kelihatan agak aneh".
Nenek bengong, mendengar penjelasan Ki Ok.
Chae Won terkejut Se Yoon sedang menunggunya di luar, "Apa yang membawamu kemari, tanpa memberitahu terlebih dahulu?".
Se Yoon : Bagaimana cara aku menghubungimu?
Chae Won : Ah. Aku lupa untuk membeli ponsel setelah aku menghilangkannya. Tapi, ada apa kau kemari?
Se Yoon : Aku ingin memberitahumu kabar bagus.
Chae Won : Kabar bagus?
Sebuah mobil berjalan mendekat. Dan siapa pengemudinya,...tak lain dan tak bukan adalah Joo Ri. Ia benar-benar terkejut melihat Se Yoon datang ke rumah Chae Won. Tak hanya itu saja, bahkan ia melihat mereka ngobrol dengan sangat akrab, seperti sudah lama saling mengenal. Joo Ri melihat dengan tatapan tak percaya, "Bagaimana mereka bisa saling kenal?. Apa hubungan mereka?".
END
wah semakin seruu, ditunggu lanjutannya ya mbak :)
ReplyDeletemantap
ReplyDeletemb, sinop the virus-nya dong,,,hehe,,,,tengkyu
ReplyDeletesan
Tau rasa tu joori....hahaha...lanjut trs sinopsisNy ya mb,gomawo..fighting..
ReplyDelete