Chae Won keluar dari kamar nenek.
Hyo Dong bertanya bagaimana keadaan nenek. Chae Won minta ayahnya untuk
tidak khawatir, keadaaan nenek sudah baikan setelah minum obat. Hyo Dong
merasa malu pada Chae Won karena sudah berbohong. Chae Won mengerti, "kebohongan semacam itu selalu diperbolehkan. Aku tidak suka melihat
Ayah menjadi tua dan kesepian. Jadi aku sangat senang, karena ayah telah
menemukan cinta baru".
"Kau
serius", tanya Hyo Dong kurang yakin. Chae Won menjawab tentu saja,
sepanjang Ayah menyukainya, aku juga menyukainya. Bergembiralah.
Hyo Dong merasa lega. Ia kini lebih yakin berkat dukungan dari putri kesayangannya.
Di
dalam kamar, nenek masih terbaring lemas. Do Hee dan Kang Sook memijat
badan nenek. Nenek masih terus menangis karena merasa dikhiantai
bagaimana bisa Hyo Dong membohongiku dan tidur di luar bersama wanita
itu?. Saat aku melihat wanita itu, aku tidak menyukainya. Jadi aku terus
mengamatinya. Tapi bagaimana bisa ini terjadi padaku?..huhuhuhu....".
Ki Choon merasa sikap nenek berlebihan, "Tidakkah Ibu pikir, ibu jadi egois?. Ini sudah beberapa lama sejak noona meninggal. Kita seharusnya berterima kasih padanya karena tetap setia sampai sekarang. Ibu tidak bisa mengikat kakak ipar seumur hidupnya.".
Nenek duduk, makin marah, "Beraninya. Kau membohongi Ibumu sendiri. Kau anak yang jahat".
Hyo Dong masuk. Memohon maaf, karena telah membuat kakek dan nenek khawatir. Nenek terisak, "Aku tidak pernah bermimpi kalau kau akan bermain-main dengan rubah itu".
Do Hee dan Kang Sook menenangkan nenek,
jika seperti ini terus tekanan darah nenek akan terus naik. Hyo Dong
merasa sangat bersalah dan kembali meminta maaf.
Kakek membuka suara, "kenapa kau minta maaf?. Ibu mertuamu bertingkah berlebihan. Tak perlu dipikirkan" ucap kakek. Lalu berdiri keluar kamar.
Nenek berteriak membalas perkataan nenek, "Berlebihan?. Aku hanya mencoba membimbingnya ke jalan yang benar".
Ki Moon : Ibu, hentikan
Ki Ok : Aku benar-benar tidak percaya ini. Kakak ipar, apa kau sungguh mencintai wanita itu?
Do
Hee menyahut, Ibu menangkap basah mereka. Kang Sook merasa ucapan Do
Hee terlalu berlebihan. Do Hee menyuruh Kang Sook untuk tidak banyak
bicara, fakta yang berbicara. Hyo Dong menunduk, merasa sangat bersalah.
Kali ini nenek memang sedikit berlebihan....
Chae Won membeli ponsel baru, beruntung ia masih bisa menggunakan nomor yang sama dengan sebelumnya. Begitu ia begitu mengaktifkan ponsel, ada panggilan masuk. Chae Won mendapatkan panggilan wawancara kerja pada jam 11 siang ini. Chae Won segera pulang dan mencoba beberapa baju yang akan ia pakai untuk wawancara.
Chul Goo dan Young Ja tiba di Great Hotel. Chul Goo cemberut. Young Ja berkomentar, "Hilangkan muka cemberutmu itu. Kau terlihat seperti domba yang akan disembelih. Tegakkan bahumu".
Chul Goo : Baiklah. Apa Ibu mengajakku kesini untuk menjualku?
Young
Ja : Teman kencanmu adalah putri dari Tae San Grup. Jika kita menjadi
besan dari Tae San Grup, kita akan menjadi Keluarga Kerajaan. Ini
kesempatan sekali seumur hidup. Jawab dengan jelas pertanyaan mereka.
Jangan merasa diintimidasi, oke?
Chul Goo menghela napas berat, "baiklah".
Pihak
dari keluarga Tae San lebih dahulu datang. Young Ja sedikit
berbasa-basi dan meminta maaf karena datang terlambat. Pertama-tama Ms. Koh memperkenalkan dari pihak wanita terlebih dahulu. Dari Tae San Grop, Ny. Ma dan putri bungsunya Ma
Hong Ju. Young Ja dan Ny. Ma saling bertukar salam. Young Ja lalu menoleh melihat Hong Ju.
Putri bungsu dari Tae San Grop, Ma Hong Ju menunduk dan tersenyum malu. Young Ja mengatur cara bicaranya, "Kurasa putri anda sederhana dan pemalu".
Chul Goo terlihat acuh, sama sekali tidak tertarik dengan gadis yang ada dihadapannya.
Putri bungsu dari Tae San Grop, Ma Hong Ju menunduk dan tersenyum malu. Young Ja mengatur cara bicaranya, "Kurasa putri anda sederhana dan pemalu".
Chul Goo terlihat acuh, sama sekali tidak tertarik dengan gadis yang ada dihadapannya.
Ny. Ma : Putriku, dia sangat pemalu dan pendiam.
Ms. Koh menyahut, Ma Hong Ju gadis yang sangat feminim, dia pasti bisa menjadi istri yang baik dan ibu yang bijaksana.
Young Ja : Kurasa juga begitu. Dia tampak dibesarkan dengan baik. Dia tampak anggun dan elegan, sama seperti Ibunya.
Ny. Ma : Anda terlalu bermurah hati, dengan pujian anda.
Hong Ju melirik sinis mendengar ucapan Ny. Ma. Chul Goo mengkeritkan kening, melihat perubahan mimik Hong Ju.
Hong Ju melirik sinis mendengar ucapan Ny. Ma. Chul Goo mengkeritkan kening, melihat perubahan mimik Hong Ju.
Ms.
Koh mengajak ibu dari kedua belah pihak pergi, memberikan kesempatan
pada pasangan muda ini untuk saling mengenal. Young Ja melirik Hong Ju,
tampaknya ia menyukai calon menantunya ini.
Kini Chul Goo dan Hong Ju tinggal berdua. Chul Goo mulai terlihat bosan, sejak tadi gadis yang ada dihadapannya ini tidak bicara dan terus menunduk menatap lantai. Chul Goo mengetuk meja, "Apa ada sesuatu di lantai?". Hong Ju mengangkat wajahnya.
Chul Goo sengaja membuat matanya menjadi
juling, "Kupikir mungkin terlihat seperti ini karena kau terus menatap
lantai".
Hong Ju tertawa, "Hari ini ke-14 kalinya dalam sebulan aku menghadiri perjodohan. Pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama. Aku bosan jadi aku hanyut dalam pikiran".
Chul Goo : Bagaimana menurutmu tentang berada dalam situasi ini?
Hong Ju : Ini dan itu. Cuma hal-hal yang tidak berguna.
Chul
Goo berkata ia juga merasa lelah dengan perjodohan ini. Posisi mereka
sama, terpaksa menjalani perjodohan karena desakan dari orang tua.
Chul Goo ingin pergi. Tapi Hong Ju menahan, "Aku tertarik denganmu. Aku merasa seperti baru saja menikahimu.
Chul Goo ingin pergi. Tapi Hong Ju menahan, "Aku tertarik denganmu. Aku merasa seperti baru saja menikahimu.
"Ha. Jika kau ingin menikah denganku, apa aku harus menikah denganmu?", tanya Chul Goo sinis.
"Sepanjang aku menyukaimu, itu bisa saja terjadi", jawab Hong Ju santai
Chul Goo : Hah. Kau pikir aku ini apa?".
Hong Ju hanya tersenyum tipis mendengar perkataan Chul Goo. Tampaknya ia tidak semanis penampilannya.
Chul Goo : Hah. Kau pikir aku ini apa?".
Hong Ju hanya tersenyum tipis mendengar perkataan Chul Goo. Tampaknya ia tidak semanis penampilannya.
Chae Won datang ke perusahaan Se Yoon untuk panggilan interview. Chae won bertanya pada resepsionis. Joo Ri datang menghampirinya, dengan kasar ia menarik Chae Won keluar, "Aku ingin berbicara denganmu".
Joo Ri dan Chae Won kini berada di halaman depan perusahaan. Chae Won menarik tangannya, "Ada apa denganmu? Lepaskan aku dan bicaralah".
Joo Ri : Apa yang kau rencanakan?
Chae Won : Apa maksudmu?
Joo
Ri : Jangan pura-pura bodoh. Aku tahu semuanya. Apa hubunganmu dengan
Se Yoon? Kenapa kau pura-pura bodoh saat kau mengetahui perasaanku
terhadapnya?
Chae Won : Aku tidak bisa mengungkapkannya dalam situasi seperti itu.
Joo Ri berteriak, "jangan bertele-tele. Katakan padaku yang sebenarnya".
Chae Won : Kau tahu Ibumu menjebakku berselingkuh agar aku bercerai dengan kakakmu, kan?. Pria yang dijebak Ibumu bersamaku, dia adalah Lee Se Yoon.
Joo Ri terkejut setengah mati, "Apa?".
Chae Won : Kurasa Ibumu tidak tahu kalau kau menyukai Se Yoon. Karena itu dia menjebak Se Yoon agar terlibat denganku.
Joo Ri tidak percaya, "Omong kosong".
Chae Won mempersilahkan Joo Ri untuk bertanya langsung pada ibunya jika tidak percaya.
"Maksudmu, Ibuku dan Se Yoon saling mengenal?", tanya Joo Ri dengan wajah syoknya.
Chae Won berkata, bukan hanya ibu Joo Ri saja yang mengenal Se Yoon. Chul Goo juga, bahkan mereka pernah berkelahi.
Joo
Ri hampir menangis. Chae Won berkata, semula ia sempat bimbang, apakah
harus mengatakan hal ini atau tidak. Tapi kini ia merasa lega, karena
Joo Ri telah mengetahui kebenarannya. Chae Won pergi. Joo Ri masih
terpaku di tempatnya. Sekarang baru ia menyadari dampak dari perbuatan
jahat yang pernah dilakukan oleh ibunya sendiri.
Chae
Won masuk keruangan interview. Pihak pewawancara melihat sertifikat
pengalaman kerja, salah satu dari mereka bertanya apa tugas dan
pekerjaan Chae Won selama berkerja di Golden Dragon Foods. Chae Won
menjawab, ia bekerja di bagian pengembangan produk. Pewawancara kembali
bertanya, "Anda keluar dalam 6 bulan. Alasannya?".
Chae Won menjawab, "Saya menikah jadi saya keluar".
Chae Won menjawab, "Saya menikah jadi saya keluar".
Manager wanita bertanya, "Anda tidak punya pengalaman sebagai ahli gizi. Apa anda bisa bekerja sebagai ahli gizi?".
Chae
Won : Saya mempunyai banyak pengalaman kerja saat kuliah. Dan juga,
saya bekerja sebagai ahli gizi sementara di Golden Dragon Foods.
Disaat Chae Won menjalani proses interview. Se Yoon melihat sebentar ke ruang interview, lalu keluar. Se Yoon berjalan mondar-mandir di ujung koridor, terlihat cemas "Kenapa belum selesai. Ini tidak bagus. Sebaiknya waktu wawancara dibatasi. Dia akan kelelahan karena wawancara".
Beberapa menit kemudian. Chae Won keluar dari ruang interview, berdiri di depan lift. Se Yoon sengaja bersembunyi di balik pintu kaca, tersenyum dan memegang ponselnya. Ia yakin Chae Won pasti akan segera menghubunginya. Tapi Chae Won langsung masuk ke lift, menuju lobby. Se Yoon kecewa, "Apa?. Dia akan pergi bahkan tanpa menelponku?".
Chae Won : Aku datang untuk wawancara kerja.
Se Yoon bertanya bagaimana wawancaranya. Chae Won sedikit khawatir, karena aku bicara tidak jelas. Chae Won pamit pergi. Se Yoon menahan, "Bagaimana kau bisa begitu dingin?. Kau tidak boleh pergi begitu saja tanpa membelikanku kopi ketika aku membantumu mencarikan kerja".
Chae Won : Aku tidak ingin mengambil waktumu saat kau sedang bekerja. Bagaimana jika atasanmu melihat kau sedang bermain-main disini?
Se Yoon : Aku bisa meluangkan waktu 10 menit. Dan aku bukan orang baru.
Chae Won : Baiklah kalau begitu. Aku akan membelikanmu kopi.
Se Yoon tersenyum senang.
Se Yoon tersenyum senang.
Ponsel Se Yoon berdering, dari ayah Se Yoon. Presdir Lee meminta Se Yoon untuk segera keruangannya. Se Yoon menjawab ya dan menutup telepon.
Se
Yoon berkata, ia tidak jadi pergi bersama Chae Won karena atasannya
sedang mencarinya. Chae Won mengerti dan mempersilahkan Se Yoon untuk
pergi. Se Yoon berharap Chae Won akan mendapat kabar bagus dari hasil
wawancaranya. Chae Won tersenyum, membungkuk kan badan lalu pergi.
Dari jauh sepasang mata membara melihat kedekatan mereka. Siapa lagi kalau bukan Joo Ri. Bola matanya mengekor mengikuti langkah Chae Won. Rasa marahnya semakin menjadi, tak kala melihat Se Yoon yang terus tersenyum meski hanya dengan memandangi punggung Chae Won. Tangan Joo Ri mengepal, menahan rasa marah dan kecemburuannya.
Ki Moon dan Ki Choon memeriksa mie buatan masing-masing. Ki Moon menyalahkan Ki Choon, jika semalam ia tak menuruti perkataan adiknya itu. Mungkin ibu mereka tidak akan semarah ini. Ki Choon berkata Hyo Dong bukanlah biksu, dia seorang pria. Ibu tidak berhak bersikap seperti itu. Jika aku adalah Hyo Dong, aku tidak bisa menjadi duda selama itu. Apa kau bisa?.
3
wanita Uhm pergi keluar rumah dengan terburu-buru. Ki Moon bertanya mau
kemana. Do Hee menjawab kau tidak perlu tahu. Ki Choon bicara pada Kang
Sook, "Ada pekerjaan yang harus kita lakukan". Kang Sook berkata ibu
terbaring sakit di kasur. Pekerjaan tidaklah penting sekarang. Ki Ok
menambahkan, "Putra-putranya tidak berguna. Bagaimana bisa mereka begitu
santai dalam situasi ini?".
Do Hee berkata kita tidak boleh buang-buang waktu. Kita tangani tanpa ditunda-tunda. Mereka bertiga langsung pergi. Ki Choon dan Ki Moon bertanya-tanya kemana mereka akan pergi. Ini seperti sinyal peperangan.
Choon Hee bersiap membuka kafe, terlebih daluhu ia mengepel lantai. Tapi pikirannya tidak tenang memikirkan Hyo Dong, "Semua keluarganya pasti semua kacau balau. Aku penasaran apakah Hyo Dong oppa baik-baik saja?".
Dan perang dimulai. 3 wanita Uhm datang mendatangi Choon Hee. Bahkan Do Hee menendang pintu mengibarka bendera peperangan. Berdiri dengan sikap menantang. Choon Hee dengan santai bertanya apa lagi sekarang.
Do Hee menjawab, "Sekarang apa?" Kau benar-benar tidak tahu?
Choon Hee ke Do Hee : Saya tidak menyukaimu sejak hari itu. Kenapa kau berbicara tidak formal terhadapku?
Kang
Sook : Apa kita harus menggunakan bahasa formal di situasi seperti
ini?. Keluarga kami hancur total dan ibu kami berbaring sakit di tempat
tidur.
Ki Ok : Ini tidak bermoral. Bagaimana bisa kau menduakan antara Hyo Dong dan Tuan Kang?
Do Hee berkata, mana mungkin wanita pemilik bar seperti Choon Hee, yang hidup dengan merayu lelaki memiliki moral yang baik.
Do Hee : Beraninya kau menaikkan suaramu?
Kang
Sook menyingsingkan baju lengannya, "Kita sebenarnya ingin menyelesaikan
masalah secara baik-baik. Tapi sepertinya dia tidak mau mendengarkan".
Ki Ok mulai takut, "Hei, santai saja. Ayo kita bicara".
Choon Hee tak gentar, "Perkelahian satu lawan tiga? Baiklah".
Kang
Sook berkata wanita mata duitan seperti Choon Hee memang harus di beri
pelajaran. Do Hee membenarkan, "Mata duitan biasanya adalah anak-anak.
Kau hanya seorang penyihir tua".
Do Hee menyerang Choon Hee, menarik rambutnya. Kang Sook juga ikut menyerang. Ki Ok berusaha melerai. Kang Sook mendorong Ki Ok untuk menyingkir.
"Lepaskan
aku", kata Choon Hee. Do Hee bilang tidak bisa. Choon Hee tak berkutik
di serang seperti itu, "Ibu mertuamu menarik rambutku pagi ini, dan
sekarang menantunya. Apa aku ini seperti pegangan pintu?".
Dengan tenaga kuat, Choon Hee berhasil melepaskan diri dan mendorong 2 wanita yang menyeranganya. Choon Hee bersiap memukul mereka dengan alat pel. Ketiganya mundur ketakutan. Kang Jin datang, mencoba menenangkan Choon Hee.
Choon Hee memberontak, "Ini adalah urusan wanita. Jangan ikut campur.".
Kang Jin, "Tolong tenanglah dan bicara".
Choon Hee muak, dan mendorong Kang Jin menjauh. Malangnya, lagi-lagi tangan Kang Jin
kanan Kang Jin terbentur. Parahnya Kang Jin langsung pingsan saat itu juga.
kanan Kang Jin terbentur. Parahnya Kang Jin langsung pingsan saat itu juga.
Hyo Dong tidak kosentrasi bekerja. Masalah di rumah menganggu pikirannya. Ki Choon menelpon, memberitahukan bahwa baru saja terjadi kekacauan di tempat Choon Hee. Karena ulah dari ipar-ipar Hyo Dong. Mereka membuat kekacauan dan menggunakan kekerasan. Bahkan Kang Jin ikut jadi korban, dan di bawa kerumah sakit.
"Kau sakit dimana saja?. Kau tidak apa-apa?", tanya Hyo Dong khawatir.
Choon
Hee benar-benar marah, dan tidak memperdulikan Hyo Dong, "Minggir".
Hyo Dong mengajak Choon Hee untuk bicara. Tapi Choon Hee tak perduli, memanggil taksi lalu pergi. Hyo Dong memandangi taksi berjalan menjauh.
Hyo Dong mengajak Choon Hee untuk bicara. Tapi Choon Hee tak perduli, memanggil taksi lalu pergi. Hyo Dong memandangi taksi berjalan menjauh.
Hyo
Dong balik bertanya, bagaimana dengan wawancaranya. Chae Won tidak tahu
pasti, ia melihat wajah ayahnya yang kusut, "Apa terjadi sesuatu.
Kenapa wajah ayah seperti itu?".
Hyo Dong berusaha untuk tersenyum, "tidak ada apa-apa".
Sol Joo pergi ke panti asuhan untuk bertemu dengan kepala panti. Ia bertanya pada salah satu biarawati, "Saya datang untuk menemui ibu kepala panti. Dimana saya bisa menemuinya?".
Biarawati
menjelaskan, kondisi kepala panti memburuk pagi ini. Karena itu dia
dilarikan kerumah sakit. Sol Joo bertanya apa kondisinya sangat serius.
Biarawati mengangguk, beliau mengidap penyakit keras radang paru-paru.
Sol
Joo menghela napas, merasa sedih dan juga lega. Sedih karena kondisi
kepala panti memburuk. Lega karena ia tak perlu bertemu dengan kepala
panti. Rahasia apa yang Sol Joo sembunyikan, sehingga dia selalu merasa
cemas dan ketakutan.
Choon Hee pergi ke panti asuhan untuk menenangkan diri. Di pintu masuk ia bertemu dengan Sol Joo yang akan pulang. Sol Joo terkejut, "Oh, Choon Hee. Kenapa kau kemari?. Apa ibu kepala memintamu untuk datang?".
Choon Hee : Tidak. Aku cuma berkunjung. Apa yang kau lakukan di sini?
Sol Joo : Aku datang untuk menemui ibu kepala. Tapi dia di bawa ke rumah sakit karena
kondisinya memburuk pagi ini.
kondisinya memburuk pagi ini.
Choon Hee tertawa, "Sepertinya, neraka akan membeku. Kau membenci apa pun yang berhubungan dengan panti asuhan. Sungguh kejutan kalau kau merindukannya".
"Jangan sinis begitu", ucap Sol Joo
"Tidak. Aku benar-benar penasaran", kata Choon Hee.
Sol
Joo berkata terkadang ia bersikap dingin, jika memikirkan masa lalu.
Sol Joo mengalihkan pembicaraan dan mengajak Choon Hee untuk
berjalan-jalan.
Sol
Joo mengenang masa lalu saat ia pertama kali tiba di panti asuhan.
Ketika itu ia menangis, mengejar bibinya yang pergi meninggalkannya.
Lalu Choon Hee kecil datang dan mengajaknya untuk berteman.
"Kau masih mengingatnya?", tanya Choon Hee
Sol Joo tersenyum, "Tentu saja. Aku terkejut karena kau adalah gadis yang paling ceria yang pernah kutemui.".
Choon Hee : Choon Hee yang ceria itu sekarang lemah dan rambutnya ditarik-tarik.
Sol Joo : Apa maksudmu rambutmu ditarik?
Choon Hee : Kau tidak perlu tahu. Unnie. Aku mungkin akan kembali ke Amerika seperti yang kau harapkan.
"Benarkah?", tanya Sol Joo dengan wajah bahagia.
Choon Hee tersenyum, "Bagaimana kau bisa mengekspresikan kebahagianmu tepat di depanku?".
Sol Joo sadar, " Maaf, Choon Hee. Maksudku...".
Choon Hee bisa mengerti, meskipun dulu ia marah tapi kini ia bisa memahami sikap Sol Joo. Pasti dulu kita telah mengalami hari-hari yang sulit dan keras, "Aku tahu aku mengingatkanmu pada masa lalu. Dan kau akan mengalami depresi".
Sol
Joo meminta maaf. Choon Hee berkata tidak perlu, bahkan saat ini ia
merindukan masa lalu, karena hidupnya saat ini sangat sulit, "Jika aku
menjadi seorang istri milyarder seperti dirimu, aku juga ingin
menghapus memori masa lalu. Aku memahamimu".
Sol Joo : Terima kasih sudah berkata seperti itu. Lalu kapan kau akan kembali?
Choon
Hee : Aku belum memutuskan. Aku baru saja memikirkannya. Bisnisku
berjalan lambat dan kampung halaman tempatku kembali setelah 30 tahun,
tidaklah sehangat dulu.
Choon Hee menghela napas panjang. Mungkin ia merasa lelah karena terus di tuduh dan dinilai buruk oleh wanita-wanita keluarga Uhm. Choon Hee berjalan sendiri. Sol Joo masih diam di tempatnya. Memandang punggung Choon Hee yang menjauh. Tidakkah Sol Joo merasa menyesal atas sikap buruknya selama ini?
Ms. Koh menelpon Young Ja, mengabarkan berita baik. Ma Hong Ju, putri bungsu Tae San Grop tertarik untuk melanjutkan perjodohan dengan Chul Goo, "Kurasa dia menyukai putramu. Dia terus menolak perjodohan yang bagus, tapi kali ini dia menerimanya".
Young Ja merasa sangat senang, "Aku tahu itu. Saat aku melihatnya, aku tahu dialah orangnya". Ms. Koh lalu bertanya bagaimana dengan Chul Goo. Young Ja berkata, selama ia menyukainya maka putranya pasti juga akan menyukainya. Young Ja menutup telepon, begitu melihat Chul Goo pulang.
Young Ja menari-nari bahagia di hadapan putranya. Chul Goo bertanya ada apa. Young Ja tertawa lebar, "Kelihatannya Nona Ma benar-benar menyukaimu".
"Bukankah dia gila?. Dia cukup berani. Dia tidak seperti yang terlihat", kata Chul Goo.
Young Ja tak mengerti Chul Goo bicara apa, menurutnya Hong Ju bersikap tenang dan sopan.
Chul Goo bilang itu hanya akting. Young Ja meminta Chul Goo untuk menjaga ucapannya, karena sebentar lagi putranya itu akan menjadi menantu Tuan Ma. Chul Goo protes. Young Ja tertawa lebar. Ampun dech, liat tawanya Young Ja..
Meski lampu kantor sudah padam, Joo Ri masih belum pulang. Pikirannya tidak
tenang sebelum mengetahui hasil dari wawancara. Ia lalu menghubungi
bagian HRD, menanyakan perihal keputusan ahkir wawancara. Jantung Joo Ri mau copot,
saat mendengar nama Min Chae Won yang akan mengisi posisi ahli gizi.
Manager pemasaran menemui Se Yoon. Membawa kabar bahwa Min Chae Won diterima untuk mengisi posisi ahli gizi. Para penilai terkesan padanya, karena itu dia mendapatkan nilai yang baik. Se Yoon tersenyum senang mendengar kabar bagus ini.
Ponsel Se Yoon berdering, dari Chae Won. Sebelum menjawab, Se Yoon mempersilahkan manager untuk kembali bekerja. Manager pergi. Chae Won bicara dengan gembira, "Aku lulus wawancaranya. Aku baru saja menerima telpon dari mereka dan aku menelponmu dulu".
Se Yoon pura-pura belum mengetahuinya, "Benarkah?. Itu bagus. Selamat".
Chae Won mengucapkan terima kasih berkali-kali, "Ini semua berkatmu. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu".
Se Yoon tersenyum. Ikut merasa senang....
Joo Ri masuk ke kamar dan langsung menangis. Karena terlalu kesal Chae Won di terima berkerja. Young Ja masuk ke kamar Joo Ri. Ia heran melihat Joo Ri menangis tanpa sebab, "Ada apa? Kenapa kau menangis? Apa yang terjadi?".
Manager pemasaran menemui Se Yoon. Membawa kabar bahwa Min Chae Won diterima untuk mengisi posisi ahli gizi. Para penilai terkesan padanya, karena itu dia mendapatkan nilai yang baik. Se Yoon tersenyum senang mendengar kabar bagus ini.
Ponsel Se Yoon berdering, dari Chae Won. Sebelum menjawab, Se Yoon mempersilahkan manager untuk kembali bekerja. Manager pergi. Chae Won bicara dengan gembira, "Aku lulus wawancaranya. Aku baru saja menerima telpon dari mereka dan aku menelponmu dulu".
Se Yoon pura-pura belum mengetahuinya, "Benarkah?. Itu bagus. Selamat".
Chae Won mengucapkan terima kasih berkali-kali, "Ini semua berkatmu. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu".
Se Yoon tersenyum. Ikut merasa senang....
Joo Ri masuk ke kamar dan langsung menangis. Karena terlalu kesal Chae Won di terima berkerja. Young Ja masuk ke kamar Joo Ri. Ia heran melihat Joo Ri menangis tanpa sebab, "Ada apa? Kenapa kau menangis? Apa yang terjadi?".
Joo Ri : Tinggalkan aku sendiri.
Young Ja : Tebakanku pasti benar. Dia mempunyai kekasih baru, bukankah begitu?
Joo Ri marah, "Ibu membuatku gila".
Young Ja bingung, "Kenapa kau menyalahkan Ibu, padahal Ibu tidak melakukan apa-apa?".
Joo
Ri menyahut ibunya itu telah mengacaukan semuanya. Young Ja bertanya
apa maksudnya. Joo Ri meminta ibunya itu untuk meninggalkannya sendiri.
Tangis Joo Ri makin deras, meraung-raung, dan menutupi wajahnya dengan
selimut.
Young Ja pusing, "Sekarang Chul Goo sudah tenang, giliranmu yang mengacaukan Ibu. Aku cuma punya dua anak, dan mereka bergiliran mengacaukanku. Besok ibu akan menemui pria itu".
Joo Ri mengancam, jika ibunya sampai nekad menemui sunbae-nya, maka ia akan menggigit lidahya sendiri sampai putus.
Karena Joo Ri mengancam maka Young
Ja berkata tidak akan menemui pria itu. Tapi dalam hati Young Ja
berkata, "Pikirmu ibu tidak akan menemuinya hanya karena kau
melarangnya".
Pagi hari. Chae Won bertemu Se Yoon di depan pintu masuk perusahaan. Se Yoon mengucapkan selamat, ia juga memuji penampilan Chae Won yang terlihat bagus. Se Yoon lalu mengajak Chae Won untuk masuk.
Rupanya....pagi-pagi begini. Young Ja sudah berada di lobby perusahaan tempat Joo Ri bekerja. Ia bertanya pada resepsionis, "Saya datang untuk bertemu direktur".
"Anda siapa?", tanya resepsionis.
"Bang Young Ja dari Golden Dragon Foods. Bukan, katakan padanya kalau ibunya Joo Ri ingin menemuinya".
Young Ja berbalik. Dari jauh ia melihat Se Yoon dan Chae Won jalan bersama menuju pintu lobby. Young Ja tersenyum sinis, "Hah...Sekarang mereka berkencan di depan umum. Tapi, kenapa mereka kesini?"
Joo Ri masuk ke lobby melalui pintu samping, matanya melebar terkejut melihat ibunya yang kini sudah berada di perusahaan tempatnya berkerja, "Ibu?. Ini gila. Kenapa dia datang kemari?
Joo Ri ingin memanggil Young Ja. Tapi terlambat, karena disaat yang sama Chae Won dan Se Yoon masuk ke lobby dan berhadapan langsung dengan Young Ja.
Joo Ri panik, "Oh tidak. Apa yang harus kulakukan?".
END
yes express..bolak balik baca..2 dah keluar...mantap
ReplyDeleteThanks novi, untuk kunjungannya....:)
DeleteAgak lambat y, alury mungkin krn episodey puannnjjjjaaaaaang,btw Thank sinop nya,ttp semangat y,,,
ReplyDelete-Nath-
Bener2 malang nasib Joo Ri,
ReplyDelete✽̶┉♏∂ƙ∂șîħ┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴, ya sinopnya
mbk nuri... berapa episode ya... sekarang di korea sudah sampai episode brp? gomawoyo untuk sinopsis nya
ReplyDeletedi korea sudah tayang 40 episod dari 50 episod yang direncakan...hehehhehe panjang ya....
Deletewah seru, gimana respon yong ja ya kalo tau se yeon itu pria yang disukai anaknya haha. makasih mbak nuri sinopsisnya
ReplyDeletemakasih mbak Nuri sinopsisnya. lanjutkan ke ep 19 !
ReplyDelete