Se Yoon pergi ke vila dan melihat Chul Goo tidur. Ia juga melihat
Chae Won yang terluka, "Chae Won sshi, Kau bisa mengenaliku?". Chae Won
mengangguk lemah.
Se Yoon segera menggendong Chae Won dan ingin
membawanya kerumah sakit.
Chul Goo bangun dan marah begitu melihat Se
Yoon ingin membawa pergi Chae Won.
Se Yoon menatap Chul Goo tajam, dengan mantap mengatakan, "Wanita ini bukan lagi milikmu".
Chul Goo : Kau bilang apa? Apa kau mengatakan sekarang kau adalah kekasihnya?
Se Yoon pergi keluar tanpa menghiraukan ocehan Chul Goo. Chul Goo terus saja berteriak meminta Se Yoon berhenti. Se Yoon membawa Chae Won ke dalam mobil dan menyelimuti badan Chae Won dengan jaketnya. Chul Goo memaksakan diri menyusul keluar, berjalan dengan langkah terpincang-pincang, "Hei! Berhenti disana. Apa kau ingin mati di tanganku?".
Se
Yoon memandang Chul Goo sekilas, masuk ke dalam mobil. Lalu
Meninggalkan vila. Chul Goo terus saja berteriak seperti orang gila. Se
Yoon memaju mobilnya secepat mungkin, "Bertahanlah. Ada rumah sakit di
dekat sini". Se Yoon tampak sangat cemas, melihat Chae Won yang mulai
menggigil kedinginan.
Young Ja menerima kabar dari
sekertaris Kim. Saat ini sekertaris Kim berada di rumah sakit bersama
dengan Chul. Mereka akan segera kembali setelah Chul Goo mendapatkan
perawatan. Young Ja bertanya perawatan apa. Sekertaris Kim menjelaskan,
kaki Chul Goo terluka, tapi tidak serius. Young Ja mengerti dan meminta sekertaris Kim untuk berhati-hati di jalan.
Bibi membawa baju Young Ja yang kotor karena siraman tepung. Young Ja kesal, "Aish. Wanita tua kecil itu. Mereka benar-benar melakukan pertunjukan yang sebenarnya". Bibi berkata akan membawa baju Young Ja ke tempat laundry. Bibi lalu menunjukkan tas Young Ja yang rusak, "saya rasa anda harus membuangnya, nyonya".
Young Ja melihat kondisi
tasnya, "Aigo...Ini tas kulit buaya yang sangat mahal. Lihatlah
sekarang, apa ini. Ini rusak. Benar-benar rusak". Bibi lalu pergi
membawa pakaian Young Ja. Young Ja merinding mengingat kejadian saat ia
dibully di rumah nenek, "Mereka tidak berpendidikan, tidak sopan, dan
hina. Ibu mertua dan juga menantu-menantunya. Mereka tidak berbeda
dengan preman".
(Hahahha, ga salah nich, kamu kan juga preman Young Ja)...
Rumah Mie. Do Hee dan Kang Sook meminjat pundak nenek. Do Hee khawatir dan menyarankan nenek untuk pergi kerumah sakit. Nenek berkata tidak perlu, ia baik-baik saja. Kang Sook memuji nenek memiliki fisik bagus, ia saja merasa badanya pegal-pegal setelah perkelahiannya dengan Young Ja.
Nenek mulai tertawa
lebar, "Seluruh tubuh wanita itu ditutupi tepung. Dia cuma bisa terus
berteriak dan mengedip-ngedipkan matanya. Saat aku memikirkan hal itu,
aku merasa sangat senang". Do Hee dan Kang Sook juga ikut
tertawa geli mengingat kejadian itu.
Kang Sook bertanya kenapa mantan ibu mertua Chae Won datang ke
rumah mereka. Do Hee tidak tahu, mereka tidak mempunyai kesempatan
untuk menanyakannya. Karena Young Ja sudah lebih dulu merendahkan dan
membuat mereka marah.
Pria keluara Uhm kembali dari pemandian umum. Nenek bertanya kenapa lama sekali. Ki Moon berkata setelah mandi, kami pergi makan sop sosis. Nenek bertanya di mana Hyo Dong. Ki Choon menjawab, "kakak ipar tidak ikut dengan kami ibu". Kakek meminta anak dan menantunya untuk beristirahat. Kompetisi akan di mulai besok, dan itu akan membuat lelah fisik dan mental.
Nenek mengajak salah satu menantu untuk ikut ke rumah Kang Jin, mengantarkan sup tulang sapi dan beberapa lauk.
"Kenapa Ibu pergi kesana lagi?", tanya Ki Choon.
"Ibu
ingin menari dengan gigolo tua. Kenapa?. Kau mematahkan tangan seorang
pria yang sehat. Paling tidak kita memberikannya sup tulang. Jadi
tulangnya bisa sembuh dengan baik", jawab nenek kesal.
Kang
Sook berkata Ki Choon sangat menyukai sup tulang sapi. Jika begitu
nenek menyuruh menantunya itu untuk memasaknya sendiri. Nenek
pergi ke dapur, menyiapkan makanan yang akan ia bawa.
pergi ke dapur, menyiapkan makanan yang akan ia bawa.
Kang Sook ke Ki Choon : Ibu mertua tidak boleh pergi kesana sekarang ini.
Ki Choon ingat, "kakak ipar (Hyo Dong) sedang berada disana". Ia mencoba untuk menghubungi ponsel Hyo Dong.
Do Hee melihat gelagat yang mencurigakan, ia lalu mengajak Kang Sook bicara dengannya di lantai 2. Ki Choon panik, karena Hyo Dong tidak juga menjawab teleponya. Apa terjadi sesuatu, "Oh, tidak dia harus mengangkatnya sekarang".
Ki Moon ikut penasaran, "Apa terjadi sesuatu pada saudara ipar?".
Ki Choon menggeleng, untuk membuat kakaknya tidak curiga.
Lagi-lagi Kang Jin bersikap manja dan menyusahkan Choon Hee. Makan pun ia minta Choon Hee yang menyuapinya. Mau tak mau, Choon Hee melakukannya meski dengan menahan kesal. Kang Jin protes, "Kenapa kasar sekali? Lakukan dengan lembut".
"Makan saja apa yang kuberikan. Berhenti mengeluh", jawab Choon Hee.
Bukan Kang Jin namanya jika tidak pintar berdebat, ia kembali protes karena Choon Hee hanya menyediakan ikan teri sebagai lauknya, "Bukankah kau punya daging sapi?. Untuk seorang pasien, lauk ini saja tidak cukup".
Choon Hee : Ah, kau benar-benar membuatku kesal.
Kang Jin : Makanya, bantu aku mendapatkan pembantu pribadi. Aku juga tidak mau bicara denganmu seperti ini.
Hyo Dong masuk, dan mendengar teriakan Kang Jin, "Kenapa kau mulai berdebat lagi?".
Kang
Jin : Aku tidak tahan diperlakukan begini, jadi carikan aku pembantu
pribadi. Jika tidak, aku akan pergi menemui Ibu mertuamu sekarang,
dan....
Terdengar suara nenek yang memanggil nama Kang Jin dari luar. Hyo Dong mengenali suara nenek, dan panik. Kang Jin yang menyebalkan ini justru menyuruh nenek untuk masuk. Dia memang sengaja ingin menyulitkan Hyo Dong. Choon Hee menyuruh Hyo Dong untuk segera sembunyi. Hyo Dong memilih bersembunyi di bawah piano. Choon Hee bersikap tenang dan kembali menyuapi Kang Jin.
Nenek
beserta Do Hee dan Kang Sook masuk ke dalam. Kang Jin bertanya kenapa
nenek datang. Nenek merasa khawatir dengan tangan Kang Jin yang patah.
Ia merasa sedikit lega karena melihat Choon Hee telah merawatnya dengan
baik.
Do Hee juga meminta maaf setulus hati atas
kejadian kemarin, dan memberikan lauk yang ia bawa. Kang Jin tidak begitu saja menerima permintaan maaf Do
Hee, dan terus menyudutkan Do Hee dengan melebih-lebihkan keadaan, "Aku sangat frustasi dan terkejut hingga orang tuaku yang sudah meninggal bisa terbangun dari kuburnya".
Nenek mulai gerah mendengar ocehan Kang Jin, "Itu sedikit terlalu didramatisir. Anak-anakku meminta maaf dengan tulus, jadi biarkan ini berlalu. Membesarkan masalah dari masa lalu, hanya akan membuat orang yang bicara atau yang mendengar jadi malu".
Kang Jin berkata akan membiarkan masalah ini, karena nenek.
Kang Sook mengerti, "Ya..ya..Sup ini kami buat dengan bersusah payah semalam, jadi silahkan makan dan maafkan kami".
Nenek berkata sebaiknya Kang Jin segera menikah, sambil melihat ke Choon Hee.
Do Hee terkejut melihat kepala Hyo Dong menyebul dari bawah piano, "Oh, tuhan". Dengan cepat Kang Sook langsung menutup mulut kakak iparnya itu. Hyo Dong memberi isyarat agar Do Hee diam. Choon Hee menggeser duduknya, menutupi kepala Hyo Dong.
Setelahnya, Kang Sook dan Do Hee mengikuti Choon Hee masuk ke opera cafe. Choon Hee berbalik, "Ada masalah apa? Kau ingin mengatakan sesuatu padaku?".
Do Hee menjawab ada sesuatu yang ingin dia katakan, karena itu ia mengikuti Choon Hee kesini, "Aku dengar dari Kang Sook bahwa kau berkencan dengan Hyo Dong, benarkah itu?".
Choon Hee menatap kesal Kang Sook. Kang Sook merasa tidak enak dan meminta maaf, "Maafkan aku. Biasanya aku bisa menutup mulutku. Kakak iparku benar-benar memaksa".
Choon Hee bertanya, "Jika aku ingin berkencan dengan Hyo Dong, apa aku harus meminta ijin dari saudara - saudara iparnya?".
Do Hee berkeliling melihat bar, ia berkata Hyo Dong merupakan adalah orang yang begitu suci dan polos. Sehingga mudah untuk ditipu, bahkan jika Choon Hee menyuruh Hyo Dong untuk mati. Hyo Dong pasti akan melakukannya.
Kang Sook merasa ucapan Do Hee barusan terlalu kasar. Do Hee menyuruh Kang Sook untuk diam. Choon Hee merasa tersinggung, emosinya mulai terpancing. Sejak tadi ia sudah kesal menghadapi Kang Jin dan kini Do Hee membuat emosinya kembali naik. Choon Hee bertanya apa maksud dari perkataan Do Hee barusan.
"Mungkin, dalam pikiranmu kau tidak berniat untuk menikah dengannya, benar kan?", tebak Do Hee asal.
Choon Hee balik bertanya, "Apa maksudmu? Apa ada alasan kenapa aku tidak boleh menikah dengan Hyo Dong?".
harus memberitahumu? Apa kau tahu kau berhadapan dengan keluarga seperti apa? Kami menjalankan usaha keluarga selama lebih dari seratus tahun.
Choon Hee : Jadi?
Do Hee : Jadi, Pada keluarga dengan tradisi dan nama seperti itu bisakah kau membenarkan usahamu dengan menjual minuman kepada pria-pria dari latar belakang macam itu, dan mengambil keuntungan dari mereka?
Choon Hee tidak terima dan mengayunkan tangannya di depan wajah Do Hee, "Kau pikir kau boleh bicara sembarangan begitu? Apa kau pernah melihat aku mengambil keuntungan dari pria-pria itu?".
Do Hee tidak mau kalah, ia tak perlu melihatnya karena ia sudah tahu tipe wanita seperti apa Choon Hee itu.
Kang Sook berusaha menenangkan Choon Hee. Akhir-akhir anggota keluarganya sangat sensitif, dan mulai menyinggung usaha mie yang bernilai 10 milyar.
Do Hee menutup mulut Kang Soo, "sungguh tidak berguna". Choon Hee merasa sangat kesal, dan ingin rasanya menarik rambut Do Hee sepuluh kali. Tapi ia menahan diri karena ingat Hyo Dong. Ia menyuruh Do Hee untuk segera keluar dari cafe.
Do Hee menantang dengan menyodorkan kepala, "Silahkan. Coba saja tarik rambutku. Jika kau menarik rambutku, apa kau pikir aku akan diam saja?".
Choon Hee benar-benar akan melakukannya, tapi Kang Sook menghalangi dan berdiri diantara mereka.
Kang Sook berbisik pada Do Hee, mereka baru saja berkelahi dengan mantan mertua Chae Won. Rasanya berlebihan jika Do Hee juga ingin berkelahi dengan Choon Hee saat ini.
Do Hee memberi peringatan Choon Hee untuk segera meninggalkan Hyo Dong. Ia lalu mendorong Choon Hee.
"Benar-benar, beraninya kau memberi peringatan padaku seperti itu. Menghilang atau tidak itu urusanku", ucap Choon Hee, lalu membalas mendorong Do Hee.
Kang Sook berusaha untuk melerai. Tapi justru Kang Sook yang sakit sendiri karena berada diantara mereka. Do Hee dan Choon Hee beradu pandang, dengan sorot mata permusuhan.
Rumah sakit. Se Yoon duduk dengan sabar menunggu hingga Chae Won sadar. Ponsel Se Yoon menerima panggilan dari Joo Ri, ia tampak ragu ingin menjawabnya atau tidak. Detik itu juga Chae Won mulai mulai membuka mata. Se Yoon mengabaikan panggilan Joo Ri, dan lebih mengkhawatirkan keadaan Chae Won, "Apa kau sudah sadar?. Demam-mu sudah turun, jadi setelah diinfus, kau akan baik-baik saja".
Chae Won duduk, ia bertanya bagaimana Se Yoon bisa mengetahui keberadaannya. Se Yoon menceritakan dokumen Chae Won yang tertinggal di Coffee Shop. Ia mencoba untuk menghubungi Chae Won. Dan pergi ke rumah mie untuk mengembalikannya. Tapi disana ia justru bertemu dengan Young Ja.
Chae Won menunduk sedih, "Kau kecewa terhadapku, kan? Karena aku berbohong bahwa aku pindah ke luar negeri".
"Bukan karena kau ingin berbohong, kau mungkin tidak ingin mengatakan kebenarannya", ucap Se Yoon.
Chae Won : Aku terlihat menyedihkan setiap kali kau melihatku. Aku tidak ingin bertingkah
seperti orang bodoh.
Se Yoon : Aku tidak pernah berpikir kalau kau orang yang bodoh. Aku serius. Aku tidak pernah berpikir kalau kau orang yang bodoh. Aku mungkin pernah berpikir kalau kau menyedihkan dan kasihan, aku tidak pernah berpikir kau orang yang bodoh.
Chae Won berpikir tidak akan pernah bertemu dengan Se Yoon lagi. Karena itu ia tidak ingin menceritakan tentang perceraiannya. Meskipun berbohong tidak memberikan hasil seperti yang ia harapkan. Se Yoon berkata tidak sengaja melihat dokumen Chae Won. Ia memuji Chae Won yang memiliki banyak potensi karena memiliki banyak sertifikat. Dengan nilai-nilai diatas rata-rata. Se Yoon berkata, "sertifikat yang kupunya hanyalah SIM-ku".
Chae Won tertawa, "Kau tidak perlu mengatakan hal ini untuk menghiburku". Se Yoon bilang, ia mengatakannya bukan untuk menghibur. Mereka tertawa bersama. Se Yoon merasa tenang bisa melihat Chae Won tersenyum. Ia lalu melihat infus Chae Won yang sudah habis, dan pergi sebentar untuk memanggil perawat.
Young Ja meminta maaf pada mak comblang. Ia beralasan putranya tidak datang keperjodohan karena ada pekerjaan mendesak soal pekerjaan, sehingga dia harus segera berangkat ke Jepang. Mak comblang melampiaskan kemarahannya pada Young Ja. Senator Park memarahinya habis-habis'an hingga ingin menangis. Ini pertama kalinya terjadi selama 20 tahun ia menjadi mak comblang.
Young Ja kembali meminta maaf, karena itu ia menelpon dan menjelaskan situasinya. Ia berjanji mengajak mak comblang untuk makan siang besok, dan berjanji akan membelikan mak comblang makanan yang enak. Young Ja berjanji akan menghubungi mak comblang nanti, lalu menutup telepon, begitu melihat Chul Goo pulang.
Sekertaris Kim membawa Chul Goo pulang. Young Ja langsung marah-marah pada putranya, "Lihat apa yang sudah kau lakukan. Bahkan jika kau mengalami gangguan mental, bagaimana kau bisa menyebabkan masalah besar seperti ini? Apa kau kehilangan pikiranmu?".
Chul Goo berterima kasih pada sekertaris Kim dan mempersilahkannya untuk pulang. Setelah sekertaris Kim pergi, Young Ja kembali mengomeli Chul Goo. Ia bertanya apa yang dilakukan Chul Goo, bukankah seharusnya kau pergi ke perjodohan. Kenapa kau malah menyeret wanita itu ke vila. Apa dia merayumu?.
Chul Goo berkata ingin memuli hidup baru bersama Chae Won, "Jadi aku membawanya ke rumah itu, sebagai upaya terakhir untuk bisa kembali bersamanya".
Young Ja menyindir putranya melakukan perkerjaan hebat, "kau bodoh sekali". Ia benar-benar kesal dan memukuli pundak putranya, "Kenapa kau mencari wanita sialan itu?. Apa bagusnya melakukan itu?".
"Berhentilah", jawab Chul Goo tanpa semangat, melangkah ke kamar.
Young Ja mengatakan Chae Won sudah lama melupakan Chul Goo. Saat ia pergi ke rumah mie, ia bertemu dengan pria namhae (Se Yoon). Ia merasa yakin mereka memiliki hubungan yang special.
"Ibu pergi ke rumah Chae Won?", tanya Chul Goo.
Young Ja membenarkan, "Ya. Ibu tidak bisa menghubungimu atau pun Chae Won. Ibu jadi curiga, jadi ibu pergi kesana tapi ibu dipermalukan oleh orang-orang seperti orang rendahan dan tidak lebih baik dari preman.
Young Ja juga mengatakan ia yang memberitahu Se Yoon untuk pergi ke vila. Chul Goo marah, kenapa ibunya melakukan sesuatu yang tidak ia minta. Young Ja menyuruh putranya untuk mengendalikan diri, "Chae won bisa bertemu seorang pria baru dan memulai hidup yang baru. Tapi bagaimana bisa kau jadi begitu bodoh dan hanya memperhatikan Chae Won? Jadi orang itu harus hidup dengan cerdik".
Chul Goo pergi ke kamar karena tidak tahan lagi mendengar lebih lama kicauan ibunya. Young Ja bertanya kenapa langkah Chul Goo pincang seperti itu. Chul Goo tidak menjawab. Joo Ri keluar dari kamar. Young Ja merasa sangat stress, lagi-lagi ia menyalahkan Chae Won, "Mereka belum lama bercerai dan dia sudah membawa pria yang baru ke rumahnya. Bagaimana bisa kakakmu merasa menyesal terhadap wanita seperti itu hingga membuat ibu menderita?".
Young Ja berkata dari awal ia sudah curiga ketika bertemu dengan pria itu di Namhae. Perasaanya sangat kuat. Jika ia membayangkan bagaimana Chae Won merayunya, pastilah pria itu berlevel rendah.
(Oke, kita lihat bagaimana nanti reaksinya Young Ja saat mengetahui bahwa pria Namhea yang tak lain adalah Se Yoon, ternyata pria yang selama ini dipuja-puja oleh Joo Ri).
Chul Goo teringat perkataan Se Yoon, yang mengatakan bahwa sekarang Chae Won bukan lagi wanita milik Chul Goo. Jika kata-kata ibunya benar, maka mereka berdua benar-benar memiliki hubungan. Chul Goo diam dan berpikir.
(Btw itu boneka beruang itu buat apa ya...sebagai pengganti Chae Won?).
Mobil Se Yoon berhenti di depan pintu gerbang rumah mie. Chae Won tertidur. Saat bangun, ia melihat boneka kucing yang tergantung manis di mobil Se Yoon. Se Yoon membuka jaketnya dan ingin memberikan pada Chae Won. Tapi Chae Won menolak, "Aku baik-baik saja". Se Yoon terlihat khawatir, "cuaca dingin, kau bisa kena demam".
Chae Won merasa malu karena selalu menyusahkan Se Yoon. Bahkn sekarang ia tidak bisa mengucapkan "terima kasih" karena ia merasa keadaannya menyedihkan. Chae Won lalu tersenyum, "Kau selalu mengalami kesulitan karena aku. Kau pasti sudah melakukan hal yang sangat buruk terhadapku di kehidupan sebelumnya. Coba berpikir seperti itu".
Se Yoon : Baiklah, aku akan berpikir seperti itu
Chae Won : Terima kasih
Se Yoon : Jangan berkata begitu. Aku akan membalas semuanya di kehidupan ini.
Keduanya tersenyum bersama mendengar candaan Se Yoon.
Hyo Dong mendorong sepeda keluar, ia berniat pergi ke terminal bis untuk menjemput Chae Won. Di gerbang depan ia berpapasan dengan Chae Won. Hyo Dong mengira putrinya pulang kerja lebih awal. Ia juga melihat luka di wajah Chae Won dan bertanya apa putrinya terluka. Chae Won tak ingin membuat Hyo Dong cemas. Ia bulang wajahnya tergores ketika memindahkan kotak saat bekerja.
Tapi tetap saja Hyo Dong cemas, "seharunya kau lebih hati-hati. Apa kau sudah ke rumah sakit?".
Hyo Dong sibuk bertanya pada Chae Won hingga tidak menyadari keberadaan Se Yoon. Se Yoon menyapa Hyo Dong lebih dulu, "Apa kabar. Kita pernah bertemu sebelumnya di kantor polisi bersama pengacara Park".
Hyo Dong ingat dan mengucapkan terima kasih atas bantuan Se Yoon. Waktu itu ia terlalu sangat sibuk hingga lupa berterima kasih. Bahkan mereka berpisah tanpa sempat mengucapkan salam. Hyo Dong lalu bertanya, bagaimana bisa Se Yoon mengantar putrinya pulang.
Chae Won buru-buru meminta Se Yoon untuk pulang, karena sudah larut malam. Se Yoon mengerti dan pamit pada Hyo Dong dan juga Chae Won. Hyo Dong mengajak Se Yoon untuk masuk ke rumah dan makan malam. Se Yoon menolak halus dan mengucapkan terima kasih. Se Yoon pergi.
Hyo Dong kembali bertanya pada Chae Won sebenarnya apa yang terjadi. Ia tidak bisa menghubungi putrinya sejak kemarin. Sebelumnya ibu mertua Chae Won datang kemari dan membuat kekacauan besar, "Dan kenapa kau pulang dengan pria itu?".
Chae Won mengajak ayahnya untuk masuk kedalam, ia akan menjelaskannya nanti.
Hyo Dong masuk ke kamar Chae Won, dan ingin mengajaknya bicara. Tapi Chae Won sudah tidur lebih dulu di lantai, meringkuk tanpa alas. Hyo Dong mengira putrinya itu tertidur karena kelelahan. Hyo Dong lalu mengambil bantal dan selimut untuk Chae Won. Dengan penuh kasih sayang, Hyo Dong menyelimuti Chae Won, dan mengelus rambut putri kesayangannya. Hyo Dong menyetuh luka gores di wajah Chae won, "Bagaimana jika luka ini berbekas di wajah cantiknya?. Dia harusnya lebih hati-hati".
Hyo Dong keluar kamar dengan langkah pelan. Chae Won tadi hanya pura-pura tidur untuk menghindari pertanyaan ayahnya. Chae Won terisak, menanggis tertahan. Hiks...
"Aku akan keluar, jadi tutup saja pintunya dan pergilah", jawab kakek.
Nenek berjalan mendekat, merasa penasaran kenapa tiba-tiba kakek membuat kaligrafi. Kakek membentak, "Aku tidak pernah berkata kau boleh mendekat".
Nenek terkejut, mundur selangkah dengan wajah takut, "Kau menakutiku".
Kakek menjelaskan, ia sedang membuat kaligrafi untuk besok, jadi tutup pintu dan pergilah.
Nenek menurut dan pergi keluar.
Nenek terkejut, mundur selangkah dengan wajah takut, "Kau menakutiku".
Kakek menjelaskan, ia sedang membuat kaligrafi untuk besok, jadi tutup pintu dan pergilah.
Nenek menurut dan pergi keluar.
Anggota keluarga Uhm berkumpul di meja makan. Ki Ok bertanya, "Ibu, ayah tidak makan malam?". Nenek menjawab kakek sedang sibuk membuat kaligrafi untuk pertandingan besok, "Ayahmu akan segera keluar, jadi tunggu saja". Ki Ok kembali bertanya, apa nenek tidak bisa mengintip apa yang sedang kakek tulis. Nenek bilang tidak bisa melihat apa pun karena terlalu jauh.
Nenek lalu bertanya pada Hyo Dong, "Bagaimana dengan Chae Won?".
Hyo Dong : Dia pasti sangat lelah setelah kembali dari tempat kerjanya. Dia tidur, jadi aku tidak membangunkannya. Saat dia bangun nanti, aku akan menyuruhnya makan.
Saudara ipar Hyo Dong melirik dengan wajah panik. Hyo Dong menolak dengan cara halus, baginya cukup saudara-saudara iparnya saja yang mengikuti kompetisi ini. Nenek memuji Chae Won dan Hyo Dong yang tidak bersikap egois, meski ia mengetahui sejak kecil Chae Won sudah menunjukkan ketertarikannya dalam membuat mie.
Hyo Dong tersenyum malu, sambil mengelus-elus kepalanya. Gerakan ini sering dia lakukan jika merasa malu. (hahaha).
Hyo Dong tersenyum malu, sambil mengelus-elus kepalanya. Gerakan ini sering dia lakukan jika merasa malu. (hahaha).
Se Yoon masuk kamar dengan wajah lebih cerah. Ponsel Se Yoon berdering, dan lagi-lagi dari Joo Ri. Kali ini Se Yoon menjawab telepon Joo Ri. Joo Ri berkata ia menelpon karena merasa cemas, baru saja ibu Se Yoon menelponnya, "Apa terjadi sesuatu yang buruk?".
Se Yoon berkata ada seseorang yang ia kenal dan membutuhkan bantuan. Ia pergi keluar kota dan baru kembali.
Joo Ri bertanya siapa. Se Yoon menjawab, dia bukanlah seseorang yang Joo Ri kenal. Joo Ri diam dan tidak bertanya lagi, tapi wajahnya mulai terlihat cemas. Pastinya di takut jika pangeran idamannya itu diambil wanita lain.
Menjadi kebiasaan Chul Goo yang selalu melarikan diri ke minuman alkohol jika pikirannya sedang kalut. Ia terus mengingat perkataan Se Yoon, "Wanita ini bukanlah milikmu lagi". Sejak awal ia sudah menduga hal seperti ini akan terjadi, "Seperti duri di jariku, aku terus memikirkannya. Tapi apa instingku benar?".
Pagi hari. Chae Won kembali bekerja, dan bersiap ganti pakaian di loker. 2 teman kerja Chae Won datang, dan mereka sangat cemas, "Apa yang terjadi? Setelah kau pergi seperti itu, kami tidak bisa menghubungimu".
Chae Won meminta maaf, tapi kemarin situasinya sangat mendesak. Pasti sekarang ini supervisor sangat marah. Teman kerja Chae Won berkata bukan hanya supervisor, bahkan manager sudah mengetahuinya dan benar-benar marah.
Tak berapa lama, manager masuk ke dalam loker. Dia langsung marah begitu melihat Chae Won, serta mengabaikan permintaan maaf Chae Won. Manager berkata sekalipun kau
hanya pekerja paruh waktu, bagaimana bisa kau bekerja tanpa rasa tanggungjawab?.
hanya pekerja paruh waktu, bagaimana bisa kau bekerja tanpa rasa tanggungjawab?.
Chae Won menjelaskan itu karena situasinya sangat mendesak. Manager tidak ingin mendengar penjelasan. Saat itu juga ia memecat Chae Won, dan menyuruhnya untuk mengambil gaji di bagian keuangan.
Manager keluar. Rekan kerja Chae Won ikut sedih melihat Chae Won. Chae Won keluar dari mall dengan wajah lesu. Kini ia harus kembali mencari pekerjaan baru.
Mak Comblang menemui Young Ja di kantor. Ia membawa kabar baik. Mulut Young Ja terbuka lebar, begitu mendengar bahwa putri bungsu dari pemilik Tae San Group tertarik ingin melakukan perjodohan dengan Chul Goo. Pertemuan ini mak comblang dapatkan dengan susah payah.
Young Ja begitu senang dan memuji mak comblang, "Aku pernah mendengar kabar yang bagus tentang dirimu, tapi aku tidak tahu kalau kau luar biasa seperti ini. Jika perjodohan ini berjalan dengan sangat baik. Aku akan mentraktirmu makanan yang sangat enak".
"Kau tidak bisa menarik kembali kata-katamu nanti, Presdir Bang", ucap mak comblang.
Young Ja berkata mana mungkin ia melakukan hal itu. Jika putranya menikah dengan putri bungsu dari Tae San Group, ia akan mentraktir mak comblang dengan makanan yang benar-benar luar biasa.
Chul Goo masuk ke ruangan Young Ja. Young Ja memberi kode pada mak comblang. Mak comblang pergi dan pamit pergi.
Chul Goo berjalan dengan langkah timpang, lalu duduk di kursi. Young Ja bertanya apa yang dikatakan dokter. Chul Goo berkata terjadi peregangan ligamen, tapi kata mereka tidak apa-apa. Young Ja tersenyum bahagia, "Tebak siapa wanita yang baru saja pergi?".
"Mana aku tahu", jawab Chul Goo acuh.
Young Ja tertawa terkikik, "Perjodohan antara kau dengan putri bungsu dari Tae San Grup baru saja datang. Jika berjalan lancar, kau akan menjadi menantu bungsu dari Tae San Group.
Chul Goo terlihat kesal, "Apa ibu bahagia?".
Young Ja : Tentu saja. Ibu sangat bahagia, tak apa jika aku mati sekarang juga. Kau tahu perusahaan macam apa Tae San Group itu?. Di negara kita, itu adalah perusahaan yang kekayaannya tidak bisa kau hitung bahkan dengan 10 jari. Kau akan pergi ke perjodohan itu, kan?
Chul Goo diam, wajahnya terlihat tidak bersemangat. Young Ja bertanya kenapa Chul Goo tidak merespon. Chul Goo berkata, ia baru saja bercerai bahkan tintanya pun belum kering. Tapi kini ibunya sudah mencoba menyuruhnya untuk menikah lagi. Young Ja tidak mau kalah, selagi ada kesempatan Chul Goo harus mengambilnya.
Chul Goo kesal, lalu berdiri, "Aku tidak peduli, Semua ini membebaniku". Chul Goo pergi. "Hei...hei...hei...Chul Goo..hei", panggil Young Ja.
Chul Goo tetap nyelonor pergi tanpa menoleh. Young Ja tidak ambil pusing dengan sikap keras kepala Chul Goo. Young Ja tertawa lebar, "Tae San Group...Wow...."
Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 17 Part 2
ohh pic nya nyusul..thx yah..spy bisa membayangkan
ReplyDeleteSudah bolak balik ke blog ini akhirnya muncul juga.......di tungguya kelanjutannya
ReplyDeletetunggu2 akhirnya sdh ada
ReplyDeleteakhirnya...mb,kalo the virus udah tamat lom di korea ? kpn buat lanjutan sinop virus nih...hehe...ditg loh...gomawo...
ReplyDeletesan
The virus udah tamat san, kan cuma 10 episode aja....lanjut'an sinop the virus dibuat setelah AHIY.
Deleteditunggu kelanjutannya :)
ReplyDelete