Pages - Menu

Saturday, May 25, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 19 Part 1

 Young Ja datang ke tempat Joo Ri bekerja, tujuannya untuk bertemu dengan direktur. Tanpa tahu bagaimana wajah direktur yang akan ia temui. Young Ja bilang pada resepsionis,"katakan saja ibu Joo Ri datang dan ingin bertemu".

Chae Won dan Se Yoon jalan bersama menuju pintu masuk. Young Ja melihat dan berkomentar sinis, "Sekarang mereka berkencan secara terbuka". Diwaktu yang bersamaan, Joo Ri masuk ke lobby melalui pintu samping, ia shock melihat ibunya kini berada di lobby tempatnya bekerja. Sedetik kemudian Chae Won dan Se Yoon masuk ke lobby. Joo Ri panik, "Oh tidak..apa yang harus kulakukan?". 

Young Ja bertatap muka langsung dengan Chae Won dan Se Yoon. Young Ja menyapa Chae  "Senang bertemu denganmu lagi. Kau terlihat lebih cantik dengan potongan rambut barumu. Jadi, kenapa kau kesini?". 
Chae Won menjawab, sejak hari ini ia akan bekerja sebagai ahli gizi di kantin perusahaan ini. Young Ja mengucapkan selamat dengan mimik wajah mengejek, ia lalu bertanya pada Se Yoon, "lalu apa kau juga karyawan disini?'". Se Yoon menggangguk, mengiyakan.

Young Ja tertawa meremehkan, "Jadi, mulai sekarang  kalian bisa selalu bersama-sama, huh?. Kelihatannya dia mencarikanmu pekerjaan. Kau sungguh beruntung. Jika kau menikah dengannya nanti, kau harus mentraktirku. Kalian menjadi dekat seperti ini semua berkat bantuanku". 

Joo Ri berdiri di tempatnya dengan gelisah, mendengarkan semua ucapan ibunya. Se Yoon menampakkan wajah tidak suka menghadapi tingkah menyebalkan Young Ja. Chae Won tidak mengerti arah dari ucapan Young Ja barusan. Young Ja bilang sebentar lagi Chul Go juga akan menikah dengan pewaris kaya, "aku penasaran siapa yang akan menikah duluan?". 

Se Yoon membuka suara, "Kurasa anda datang kesini bukan untuk mengatakan itu. Ada urusan apa datang kesini?". 
Presdir Lee berdiri di depan lift, melihat Se Yoon lalu memanggilnya. "Direktur Lee Se Yoon". Young Ja menoleh mencari pemilik suara.

Se Yoon mengucapkan sampai nanti pada Chae Won, lalu menghampiri presdir Lee. Mata Young Ja mengekor mengikuti langkah Se Yoon.

Young Ja benar-benar shock hingga menjatuhkan tasnya, "Direktur Lee Se Yoon?", ucapnya setengah tak percaya. Ia lalu ingat saat minum teh bersama Sol Joo di cafe. Sol Joo pernah menyebutkan dengan jelas, nama putranya adalah Lee Se Yoon.

Joo Ri menghampiri ibunya yang masih berdiri dengan wajah bengong, "Ibu membuatku gila. Kenapa Ibu datang kesini?". Young Ja masih setengah tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, "Mungkin Ibu salah dengar. Kurasa aku mendengar orang itu memanggilnya Direktur. Apa dia adalah pria yang kau bicarakan?".
"Ya", jawab Joo Ri menahan kesal.
"Dia oranganya?", tanya Young Ja shock, wajahnya menjadi pias seketika.

Joo Ri menatap Chae Won dengan wajah jutek. Mengambil tas Young Ja, lalu menarik ibunya keluar, "Ibu membuatku gila, ayo keluar".
Tak hanya Young Ja yang terkejut, Chae Won juga terkejut. Ia sama sekali tidak mengetahui bahwa Se Yoon adalah seorang dirketur.

Joo Ri menumpahkan kekesalannya pada Young Ja begitu mereka berada di luar perusahaan, "Ibu benar-benar membuatku gila. Sama sekali tidak membantu".
Young Ja : Jadi dia adalah orang yang kau bicarakan selama ini?. Itu sebabnya namanya terdengar tidak asing. Jadi dia adalah orangnya, kan?
Joo Ri bertanya apa maksud kedatangan ibunya ke mari. Young Ja berkata tujuannya tak lain untuk membantu hubungan Joo Ri karena tidak juga ada kemajuan. Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang.

Apa lagi yang bisa mereka lakukan, Joo Ri berkata semuanya ini sudah berakhir, "kenapa ibu harus membuatnya terlibat dengan Chae Won?. Padahal dia tidak melakukan apa-apa".  Young Ja heran Joo Ri mengetahui soal itu. Sejak kapan dan bagaimana.  Joo Ri berteriak marah, "itu tidak penting?". Wajah Young Ja mengkerut mendengar teriakan putrinya, "apa yang harus kita lakukan?". 

Chae Won pergi ke dapur dan mengucapkan salam pada ke empat koki yang berada disana, "Apa kabar? Saya Min Chae Won, ahli gizi yang baru. Kelihatannya kalian sibuk. Biarkan saya membantu. Apa yang bisa saya bantu?". 
Salah satu dari mereka berkomentar sinis, "Bagaimana kami bisa meminta anda melakukan hal rendahan begini?. Bagaimana jika Direktur memarahi kami?".
"Serahkan ini pada kami, dan lakukan pekerjaan anda, Nona Muda", ucap koki 2.
"Nona muda?", tanya Chae Won heran

Disitu juga ada Manager Jung Eun Sook, salah satu penilai saat Chae Won menjalani wawancara tempo hari. Ia juga merangkap sebagai kepala koki. Manager Jung melirik Chae Won dengan pandangan tak suka, "Berhenti berbicara. Teruskan pekerjaan kita". 
"Ya", jawab lainya serempak.

Chae Won diam dengan perasaan bingung dan serba salah. Ke-4 koki di hadapannya ini sudah menunjukkan sikap permusuhan di hari pertamanya berkerja. 

Sekertaris Se Yoon memberitahukan bahwa nona Min Chae Won ingin bertemu. Se Yoon mempersilahkannya untuk masuk. Chae Won masuk dengan wajah murung. Se Yoon bertanya apa yang membawamu kemari di saat jam kerja seperti ini. 
"Kenapa kau berbohong padaku", tanya Chae Won. 
"Berbohong padamu?", tanya Se Yoon balik. 

Chae Won tidak pernah tahu jika Se Yoon berada di posisi tinggi seperti ini. Se Yoon tersenyum mendengar pertanyaan Chae Woon, ia merasa tidak pernah berbohong, "Kau tidak bertanya padaku apakah aku ini adalah Direktur".
Chae Won berkata ia sedang tidak bercanda. Se Yoon berkata kenapa itu jadi masalah jika aku adalah seorang direktur.
"Orang-orang berbisik-bisik bahwa aku masuk karena koneksimu". ucap Chae Won. 

Se Yoon menjelaskan, ia tak pernah memaksakan kehendaknya untuk mempekerjakan Chae Won, "aku hanya mengajukan lamaranmu". Chae Won tampak bimbang, haruskah aku mempercayai ucapanmu.

Se Yoon berdiri, dan menatap Chae Won sedikit menggoda, "Tidakkah kau pikir kau sudah berlebihan?. Orang-orang mungkin berpikir kalau kita ini dekat. Kita tidak sangat dekat, kan?. Aku tidak akan membantumu dengan melanggar peraturan. Dan juga, Personalia kami tidak mempekerjakan orang baru hanya semata-mata karena koneksi. Bersihkan semua kesalahpahaman dengan membuktikannya". 

Chae Won diam tak menjawab. Se Yoon kembali bicara, "apa kau tidak mempunyai kepercayaan diri sebesar itu?". Chae Won tetap diam, dari wajahnya mungkin ia merasa malu. 

Wanita keluarga Uhm kembali mendatangi Choon Hee, tampaknya mereka belum puas dengan peristiwa kemarin. Nenek menuduh Choon Hee sebagai wanita licik, karena telah menipunya seolah-olah berkencan dengan Kang Jin, tapi berkencan dengan Hyo Dong di belakangannya, "Dasar kau. Tidakkah kau takut dengan pembalasan?". Nenek menggoyangkan meja, tanda marah.

Do Hee minta nenek untuk tenang, bicara saja baik-baik. Kang Sook membenarkan, Kami sudah memberinya pelajaran, jadi silahkan berbicara saja. Nenek bertanya kenapa kau membujuknya pergi menyebrang pulau, apa yang kau rencanakan. Do Hee bisa menebak Choon Hee pasti telah merencakan sesuatu dengan mengajak Hyo Dong untuk bermalam bersama.

Choon Hee yang tadi diam saja mulai membela diri, "Jaga ucapanmu. Bermalam bersama?". Do Hee : Itu jelas. Atau apa kalian hanya melihat laut sambil bergandengan tangan?
Choon Hee : Tentu saja kami melihat laut. Aku kagum pada imajinasi tidak senonohmu.
Ki Ok : Apa kau yakin tidak terjadi apa-apa?
Choon Hee : Terjadi sesuatu atau tidak, itu adalah privasiku. Kenapa aku harus mengatakannya padamu?

Kang Sook ikut menyerang, "Apa kau akan terus begini?. Saat kami memperlakukanmu dengan baik, kau seharusnya bersikap kooperatif". 
Choon Hee : Dengar, tidakkah kau pikir kau sudah terlalu keterlaluan?.
"Apa yang telah kulakukan?", tanya Kang Sook masih dengan sikap menantang.
Choon Hee : Kau berjanji untuk merahasiakannya dan berpihak kepada kami. Itu sebabnya aku memberikanmu  gaun dan kalungku. Bagaimana bisa kau mengubah sikapmu dalam waktu semalam?

Semua mata tertuju pada Kang Sook. Kang Sook gelagapan, menyangkal, "kapan?. Kapan aku bilang aku  berada di pihak kalian?".
Do Hee ke Kang Sook, "Apa yang dia katakan. Kau menerima gaun dan kalung pemberian dari dia?". 
Kang Sook bilang, saat ia hanya mencoba bersikap baik pada Choon Hee. 
Do Hee : Apa barang-barang itu lebih berharga daripada kedamaian keluarga? Dan kau menyebut dirimu salah satu dari kami?. 

Kang Sook mencoba merayu Do Hee. Tapi Do Hee tidak mempan dengan rayuan Kang Sook, "kau bicara denganku nanti". Do Hee mengertak Choon Hee, "Jika kami menyelesaikannya melalui cara kami,  kau pasti sudah mengalami patah tulang". 

Choon Hee sudah muak di perlakukan sebagai terdakwa, "Tidakkah kalian sadar tingkah kalian yang sudah melampui batas. Hyo Dong bukanlah putramu. Dia adalah menantumu. Dia tinggal bersama denganmu cukup lama selama 30 tahun. Berapa lama kau ingin mengontrolnya?".
"Apa? Katakan itu lagi?. Apa kau ingin bilang aku tidak berhak untuk menguasainya karena dia bukanlah putraku?", tanya nenek. 
"Ya, semacam itu", jawab Choon Hee santai. 

Nenek marah, "Kau wanita kurang ajar. Bukannya kau berlutut minta maaf padaku, kau malah bicara omong kosong!". Nenek lalu berdiri ingin memukul Choon Hee. 
Choon Hee tidak takut, "Jika kau memukulku, aku akan menemui dokter dan membuat catatan medis".
Nenek makin marah, "beraninya kau".
Choon Hee : Dengar, putrimu sudah meninggal. Tidak masuk akal jika suaminya melayanimu seperti pelayan selama 30 tahun.

Tekanan darah tinggi nenek kambuh, "pelayan?", ucapnya sambil memegang kepalanya yang mendadak pusing. 
Ki Ok berkata ucapan Choon Hee sudah kelewatan. Choo Hee membalas, "Aku mengatakan apa yang kupikirkan. Kurasa dia tidak pernah merasa bebas dibawah sikap berkuasamu". 
Nenek makin lemas mendengarnya.  Kang Sook mengajak mereka pulang, karena kondisi nenek tidak sehat.

Ki Ok dan Do Hee membantu nenek berdiri. Nenek mulai menangis, ia masih tak percaya menantunya yang polos bisa tersihir dengan goyangan bokong dari penyihir itu. (hahhaha). Do Hee berkomentar, bokong Choon Hee sama sekali tidak seksi. Choon Hee membentak, jaga ucapanmu. Kang Sook dan Do Hee menunjukkan sikap menantang pada Choon Hee. Mereka lalu membawa nenek pulang.

Choon Hee merasa stress menghadapi tingkah wanita Uhm yang keras kepala, "Oh...benar-benar".

Young Ja pulang kerumah dengan wajah pucat. Bibi mengira Young Ja sakit. Young Ja minta segelas air dingin pada bibi. Young Ja ingat saat ia dengan sengaja memfitnah Se Yoon  berselingkuh. serta perkataan-perkataan tidak baik yang pernah ia katakan padanya, termaksud kejadian tadi pagi. 

Kepala Young Ja benar-benar pusing, serasa mau pecah, "Aku sudah bertindak terlalu jauh. Berapa kali aku memikirkan cara, tetap akan sulit untuk memperbaikinya. Bagaimana aku bisa membuat kesalahan besar begitu?. Sialan, bagaimana masalahnya jadi seperti ini?". 

Joo Ri mendatangi Chae Won di ruangannya. Dengan akuhnya ia minta pada Chae Won untuk mengundurkan diri, sebagai gantinya ia akan mencarikan pekerjaan lain. Joo Ri marah, "Apa yang ada di pikiranmu? Bagaimana bisa kau berpikir untuk bekerja di perusahaan ini?". 
Chae Won bertanya, "Kenapa aku tidak bisa?". 
"Kau benar-benar tidak tahu?", tanya Ri. 
Chae Won tidak tahu, karena itu ia minta Joo Ri menjelaskan alasannya.

Joo Ri : Kau menjijikan.Kau tahu perasaanku pada Se Yoon, bagaimana kau bisa bekerja di perusahaan ini?. Kau tanpa malu meminta pekerjaan darinya. Kau memanfaatkannya saat dia merasa simpati kepadamu. Itu karena kau terlihat menyedihkan. Aku merasa sangat malu karena pernah menjadi satu keluarga denganmu. 
Chae Won : Kata-katamu keterlaluan
Joo Ri : Keluar dari sini sebelum aku merasa jijik. Jangan memancingku untuk bertindak yang lebih jauh.

Chae Won ingin membalas ucapan Joo Ri, tapi terpotong karena manager Jung masuk. Menu makan siang telah selesai dimasak. Ia minta Chae Won untuk datang kedapur dan mencicipi rasanya. Chae Won pergi meninggalkan Joo Ri dengan kemarahannya.

Ke-4 koki ini masih bersikap jutek, mereka menyuruh Chae Won untuk segera mencicipinya. Chae Won mulai mencicipi satu persatu, "Tumis cumi-cuminya agak terlalu pedas. Kalian mungkin seharusnya menggunakan sedikit saja saos cabai-nya. Dan tolong tambahkan sedikit minyak di kentang gorengnya dan buat warna yang cerah".

Manager Jung tidak terima dengan masukan Chae Won, "Aku tahu selera pegawai disini Jadi pilih saja menunya, Nona. Ahli gizi sebelumnya tidak pernah menginstruksikan kami bagaimana cara memasak". 
Chae Won meminta maaf menyela, tapi aku adalah seorang ahli gizi. Tolong berbicara padaku dengan sopan.

Koki lain mulai berkomentar, "Dia benar-benar suka memerintah karena Direktur ada di belakangnya. Ayo pergi".
Para ahjuma koki itu pergi. Di hari pertama kerja. Chae Won sudah harus melewati hari yang sulit. 

Ma Hong Ju berlatih yoga. Chul Goo pergi ke tempat itu untuk bertemu dengannya. Chul Goo minta waktu sebentar untuk bicara, hanya 3 menit. Mereka lalu bicara ditempat lain. Hong Ju bertanya apa yang membawa Chul Goo kemari. 

Chul Goo memohon Hong Ju untuk membantunya, "Aku tahu kau mengatakan pada si pencari jodoh  bahwa kau menyukaiku. Aku baru saja bercerai dan aku tidak ingin menikah lagi. Kurasa kau tertarik untuk memanfaatkanku daripada untuk menikah denganku. Jadi lewatkan aku, oke?". 
Houng Ju tersenyum tipis, "melewatkanmu?".

Chul Goo juga mengatakan bahwa ibunya orang yang sangat matrealistis, "Jika kau berkata bahwa kau menyukaiku atau kau ingin menikahiku, dia akan sangat senang dan menjadi gila. Dia sudah bermimpi yang tidak masuk akal. Jadi tolong jangan membuatnya menggangguku. Carilah pria lain. Aku mohon padamu. Tepat 3 menit". 

Giliran Hong Ju yang kini bicara. Ia menganggap Chul Goo sengaja melakukan ini, dan berpura-pura bergaya sok jual mahal untuk menarik perhatiannya. Chul Goo tampak tak mengerti dengan maksud Hong Ju. Hong Ju berkata, kebanyakan pria akan bersikap lembut dan perhatian padanya, "kau berakting seperti ini untuk membuat dirimu terlihat menonjol. Terkadang, trik seperti itu berhasil untuk beberapa wanita".

Chul Goo menghela napas panjang, "Sebelumnya aku merasakan ini tentangmu, tapi kau benar-benar gila". 
"Gila?", tanya Hong Ju ulang.
Chul Goo membenarkan, ia sudah banyak bertemu dengan wanita, dan juga ia seorang pria yang sangat pemilih. Chul Goo mengatakan dengan jelas, bahwa Hong Ju bukanlah tipenya., "Di standarku nilaimu 4,5 dari 10. jadi jangan salah paham. Kuharap kita tidak akan bertemu lagi"

Chul Goo berdiri, sebelum pergi ia memuji otot Hong Ju yang pasti kuat karena banyak berlatih yoga. Hong Ju tersenyum, "Dia lucu. Aku menyukainya".
(Doeengg...aneh ini cewe...)

Keluaga Uhm berkumpul di kamar nenek. Lagi-lagi nenek harus terbaring sakit di kasur setelah mendatangi rumah Choon Hee. Ki Choon bertanya apa benar Yang madam mengatakan hal kasar pada nenek. Kang Sook membenarkan, ia adan Do Hee mendengar dengan sangat jelas. Do Hee mempergakan perkataan Choon Hee, "Dengar, putrimu sudah meninggal. Tidak masuk akal kau mempekerjakannya seperti pelayan selama 30 tahun".

Hyo Dong tidak percaya, Choon Hee mampu mengatakannya. Kang Sook menyela, "Lalu, kau pikir kami yang berbohong?".
Nenek merasa tidak ada gunanya mereka berdebat saat ini. Yang jelas ia tak akan pernah mengijinkan Hyo Dong untuk berkencan dengan Choon Hee, "jadi pergi saja kau dari rumahku".

Semua terkejut mendengarnya, termaskud Hyo Dong, "Ibu". Ki Moon berkata ucapan nenek terlalu kejam. Ki Ok minta Hyo Dong untuk tidak sakit hati, karena nenek mengucapkannya dalam kondisi marah. Nenek duduk, "Aku serius. Aku menganggapmu sebagai putraku sendiri, tapi kau menganggapku sebagai ibu dari almarhumah istrimu. Aku tidak punya alasan  untuk tinggal bersamamu".

Hyo Dong juga sudah menganggap nenek seperti ibu kandungnya sendiri, "Aku sedih jika ibu mengatakan itu".
Nenek tidak percaya, "jika apa yang kau katakan itu memang benar, kau tidak akan menemui rubah itu dibelakangku".
Ki Choon membela Hyo Dong, "ibu, itu tidak masuk akal. Ibu adalah ibu dan cinta adalah cinta, sederhana saja". 
Nenek makin marah, "Keluar. Keluar kalian semua. Aku benci melihatmu". 

Dengan pikiran kusut, Hyo Dong pergi ke opera cafe.  Choon Hee sedang menghitung bir yang tersisa di lemari pendingin. Ia prihatin melihat wajah lesu Hyo Dong "Kurasa mereka melecehkannya. Pipinya menjadi cekung".
Choon Hee mendatangi Hyo Dong dan mengadu,  "Baru saja ibu mertua dan ipar-iparmu datang kemari. Membuat kekacauan menggunakan kekerasana. Aku ketakutan sampai mau mati".

Hyo Dong bertanya kenapa Choon Hee mengatakan bahwa ibu mertua mempelakukannya sebagai pelayan. Choon Hee merasa perkataannya tidak salah. Hyo Dong tidak sependapat, "Bagaimana kau bisa mengatakannya saat kau seharusnya berlutut kepadanya?. Kau tahu sifat ibu mertuaku. Kau membangkitkan kemarahannya, jadi apa yang harus kita lakukan?". 

Choon Hee : Tidakkah kau pikir ibu mertuamu kurang ajar dan serakah?. Dia seharusnya berterima kasih karena kau sudah membantu mereka selama 30 tahun. Tapi dia selalu ikut campur masalah orang lain. Aku tidak pernah bertemu dengan wanita tua yang serakah begini.
Hyo Dong berteriak dengan penuh emosi, "Jaga ucapanmu!".
Choon Hee : Apa kau baru saja berteriak padaku?
Hyo Dong : Bahkan jika kau marah, tidak seharusnya kau jadi kelewatan. Wanita tua serakah? Bagaimana bisa kau berkata seperti itu?

Choon Hee balas berteriak, "Kau dipengaruhi olehnya karena kau selalu bersikap lembut begitu. Aku sadar kaulah orang yang bodoh, bukannya wanita-wanita di keluargamu". 
"Bodoh?. Tutup mulutmu itu', ucap Hyo Dong mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Apa? Kau kelihatannya ingin memukulku", kata Choon Hee. 


Kang Jin berdiri di pintu dan melihat pertekaran sepasang kekasih ini, "Ada apa? Apa yang terjadi?
Sebenarnya Choon Hee tidak ingin mengatakannya. Tapi keluarga Hyo Dong terus memojokkan, memprovokasi dan membuatnya marah. Choon Hee menarik napas panjang, "Baiklah. Kita akhiri saja disini".
"Kita akhiri?", tanya Hyo Dong terbata. 

Choon Hee tidak bisa percaya lagi pada pria lemah seperti Hyo Dong, "Akhiri. Kita akhiri ini". Hyo Dong tak terima, "Bagaimana kau begitu mudahnya  mengatakan itu?. Apa hubungan kita sedangkal ini?". 
Choon Hee balik bertanya, "Apa kita nanti akan menikah?. Tidak ada yang benar semenjak dari awal. Kita akhiri disini. Kita lupakan semuanya".
Hyo Dong menggertakan gigi menahan marah, lalu pergi.

Kang Jin berkata ucapan Choon Hee sudah keterlaluan, "Kau menyakiti hatinya. Kenapa kau putus dengan cara seperti ini". 
Choon Hee bertambah kesal, "Jangan ikut campur masalah orang lain. Kau urus saja urusanmu sendiri. Aku benar-benar marah". Choon Hee masuk ke kamar meninggalkan Kang Jin yang berdiri dengan wajah bingung.

Jam makan siang, para karyawan berbaris rapi mengambil jatah makan mereka. Chae Won berdiri mengawasi. Dalam antiran itu juga ada Se Yoon yang tengah tersenyum pada Chae Won. Se Yoon kecewa melihat reaksi Chae Won yang terlihat cuek dan tidak membalas senyumannya. Manager pemasaran bicara pada Se Yoon, "Kelihatannya makanan disini cocok dengan selera anda. Saya sering melihat anda di Cafetaria". 

Se Yoon berkata ia merasa cocok dengan menu makanan di cafetaria, porsinya juga. Salah satu koki minta Chae Won untuk menggantikanya membagikan soup, ia ingin pergi ke kamar kecil. Chae Won mengangguk, berjalan memutar melewati Se Yoon. Se Yoon sudah memasang senyun tapi Chae Won lewat begitu saja tanpa menyapa atau pun tersenyum. Se Yoon tampak bingung dengan perubahan sikap Chae Won. 

Chae Won selalu mengucapkan "selamat menikmati makan" pada setiap karyawan, tapi ia diam saja saat memberikan soup pada Se Yoon.
Se Yoon menyindir, "Silahkan menikmati makanannya. Kenapa kau tidak mengatakan itu padaku?". 
"Selamat menikmati makanan", ucap Chae Won kemudian sambil tetap menunduk.
"Ya. Aku akan menikmatinya", ucap Se Yoon tersenyum. Chae Won juga tersenyum setelah Se Yoon pergi. 

Se Yoon bergabung bersama staff pemasaran lainya, ia bertanya dimana Kim Joo Ri. Staf pemasaran pria berkata Joo Ri merasa tidak enak badan, jadi dia tidak makan. Se Yoon heran, lalu mengajak mereka untuk makan. Ketiga Staf pemasaran berkomentar tumis cumi-cuminya terlalu pedas. Hanya Se Yoon yang tidak berkomentar. 

Manager pemasaran lalu memanggil Chae Won, "Tumis cumi ini terlalu pedas". Chae Won meminta maaf, lain kali saya akan lebih memperhatikannya. Se Yoon makan dengan lahap. Manager bertanya, "Direktur Lee, ini tak apa buatmu?". 
Se Yoon membenarkan, "Ini cocok dengan seleraku. Enak".
"Anda tidak perlu memakannya jika pedas", ucap Chae Won. 
Se Yoon : Tidak, ini tidak pedas sama sekali. Sempurna buat seleraku

Yach, tentu saja Se Yoon tidak merasa pedas. Karena dia memang sudah kehilangan indra perasanya. Lidah Se Yoon sudah mati rasa akibat kecelakaan 3 tahun lalu yang juga menewaskan Eun Seol.

Young Ja memegangi kepalanya yang sakit. Bibi datang memberikan obat. Joo Ri pulang. Dengan lemas Young Ja bertanya kenapa kau pulang lebih awal. Joo Ri tidak menjawab, memandangi ibunya dengan tatapan marah. Young Ja tampak takut. Joo Ri lalu pergi ke kamar. Young Ja bingung "Joo Ri...Joo Ri", panggilnya lalu menyusul ke kamar. 

Joo Ri menutupi wajahnya dengan selimut, menangis sejadi-jadinya. Young Ja masuk, "kenapa kau menangis?. Orang akan berpikir kalau ibumu meninggal".
Tangis Joo Ri semakin nyaring. Young Ja menarik selimut, "Bagaimana bisa Kim Joo Ri menangis sedih begitu karena sekedar seorang pria?. Dia bukan satu-satunya pria di dunia ini".

Joo Ri sesengukan, "Tiga tahun. Aku hampir saja mendapatkannya setelah tiga tahun aku menunggunya. Bagaimana ibu bisa menghancurkan semuanya?. Bagaimana bisa ibu menurunkan hujan di acara parade-ku?". 

Young Ja tidak tahu jika masalahnya akan menjadi seperti ini. Joo Ri berkata, Ibu seharusnya memberikan tunjangan perceraian kepada Chae Won untuk mengusirnya. Tapi lihat apa ini. 
Young Ja membentak, "Dia bukan satu-satunya pria di dunia ini. Aku akan meminta Ms. Koh untuk mencarikanmu pria yang jauh lebih baik". 

Joo Ri tidak memerlukannya, "aku tidak menginginkan orang lain selain dia".
Young Ja makin pusing, "berhentilah menangis, kau bisa sakit kepala". Young Ja mendekat menyentuh Joo Ri. Joo Ri menyingkirkan tangan ibunya, "Jangan menyentuhku". Tangis Joo Ri semakin nyaring. Young Ja menatap sedih putrinya.

Ck..ck..ck... Joo Ri menangis persis seperti anak kecil yang kehilangan permen...

Sol Joo duduk dengan tenang merangkai bunga. Tak lama kemudian, ia mendapatkan telepon dari Young Ja. Young Ja sedikit berbasi-basi menanyakan kabar. Sol Joo terlihat senang menerima telepon. Ia lalu bertanya maksud Young Ja menelponya. Young Ja mengajak Sol Joo untuk bertemu. Makan siang bersama di restoran yang terkenal dengan kelezatan kepiting kecapnya. Sol Joo dengan senang hati menerima tawaran Young Ja. Mereka janji bertemu pada hari sabtu.

Sol Joo memanggil ahjuma, ia minta ahjuma untuk meletakkan bunga yang ia rangkai di kamar Se Yoon. Ahjuma menebak mood Sol Joo pasti dalam keadaan baik, sehingga bisa merangkai bunga. Sol Joo membenarkan, "aku merasa lebih sehat hari ini". Ahjuma pergi ke kamar Se Yoon.

Apa yang membuat Sol Joo merasa lebih sehat, apa lagi jika bukan karena rencana kepindahan Choon Hee. Sol Joo ingat perkataan Choon Hee, yang berencana akan kembali ke amerika. Sol Joo merasa sangat lega, berucap dalam hati, "Kau membuat keputusan yang benar, Choon Hee. Berpisah disini adalah yang terbaik untuk kita berdua. Terima kasih, Choon Hee". 


Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Epsode 19 Part 2


4 comments:

  1. Ayo mba nuri lanjut ya ahyi nya sampe episode 50 fighting soalnya drama ini bagus . Ini drama yang ku ikutin aku baru punya 3 disc drama ini 3 disc lagi pas tamat jadi sneng banget episode 19 nya udah di post jadi bisa tau ceritanya setelah episode 18 .

    ReplyDelete
  2. Ditunggu kelanjutanx !! Thank you

    ReplyDelete
  3. bonus,pas buka ada ahiy..asik..asik

    ReplyDelete
  4. asiiiikkkkk......lanjut mbak...

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)