Pages - Menu

Thursday, May 02, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 16 Part 2

Ki Moon marah pada Do Hee, "Apa kau tahu kekacauan apa yang sudah dibuat oleh mulutmu?. Bagaimana bisa kau memikirkan hal yang mengerikan dan memalukan seperti itu?". 
Do Hee menunduk, "Sudah kubilang, situasinya tidak dapat dimengerti"
Ki Moon tak habis pikir, bagaimana bisa istrinya itu memiliki pemikiran yang tak masuk akal, "Apa Ibuku terlihat seperti wanita yang berselingkuh di matamu?". 


Do Hee merasa curiga dengan sikap nenek, karena itu ia berpikir nenek mempunyai pria idaman lain. Ditambah lagi, seseorang tak bisa dilihat hanya dari luarnya saja. Ki Moon balik bertanya, jika begitu apa ada kemungkinan Do Hee akan selingkuh dengan laki-laki lain. 
Do Hee langsung tertawa lebar, "hihihi..Aku hanya memilikimu, sayang". 
Marah Ki Moon sedikit mereda mendengar jawaban Do Hee. Mulia sekarang Ki Moon minta Do Hee untuk menjaga ucapannya. Jangan ikut campur jika tidak tahu apa-apa. 


Kang Sook merasa yakin akan mendapatkan warisan kakek. Tiba-tiba Kang Sook tertawa, sepanjang malam Do Hee terlihat cemberut. Sungguh pemandangan yang indah. 
"Apa yang kau bicarakan di depan anak kita?", tegur Ki Choon. 
Kang Sook menyuruh Bo Reum untuk menutup telinga. Kang Sook senang karena Do Hee saat ini pasti panik karena telah membuat keributan.


Ki Choon meminta Kang Sook untuk menjaga ucapannya, jangan sampai membuat keributan yang seperti Do Hee lakukan. Kang Sook menyuruh Ki Choon untuk tidak khawatir, ia tetap menutup mulutnya meski mengetahui sebuah rahasia besar.
"Rahasia besar? apa itu?", tanya Ki Choon penasaran. 
"Tadi kau bilang untuk menutup mulutku", jawab Kang Sook. 
"Hanya di antara kita. Rahasia besar apa?", tanya Ki Choon makin penasaran. 


Kang Sook bilang jika ia membuka mulutnya, maka rumah tangga keluaga Uhm akan jatuh dalam kekacauan. Ki Choon makin penasaran dan ingin mengetahuinya.
"Ini tentang Hyo Dong", ucap Kang Sook.
Kang Sook berbisik di telinga Ki Choon, menceritakan rahasia yang seharusnya ia jaga rapat-rapat. 
"Apa?. Benarkah?", tanya Ki Choon tak percaya.


Young Ja uring-uring'an, setiap kali mencoba menghubungi ponsel Chul Goo, selalu saja tersambung nada tidak aktif. "Apa yang dia lakukan sehingga dia tidak bisa mengangkat teleponnya?. Aigo. Dia mengenakan setelannya keluar tapi dia tidak pergi ke perjodohan. Dimana dia sekarang?". 


Chae Won berdiri menghadap jendela. Chul Goo berjalan perlahan, memeluk Chae Won dari belakang. Chae Won terkejut, spontan berteriak, "Apa yang kau lakukan?".
Chul Goo terkejut menerima penolakan Chae Won. Ia membenci dirinya sendiri karena tak pernah mempercayai Chae Won. Tak pernah ia merasakan penyesalan sebesar ini dalam hidupnya.


"Aku ingin menghancurkan kaki ini yang tidak naik saja ke pesawat ke luar negeri bersamamu. Aku ingin menghilangkan jari-jari ini yang menandatangani surat cerai. Aku ingin mematahkan semuanya. Tapi lebih dari apapun, hal yang paling aku sesali adalah terlahir adalah sebagai anak Ibuku. Tapi itu semuanya hanyalah penyesalan, penyesalan".
Saat mengucapkan perpisahan, Chul Goo tak pernah berpikir wanita seperti Chae Won mampu membuatnya menjadi seperti ini. Ia pikir playboy seperti dirinya akan baik-baik saja. Seiring berjalannya waktu ia semakin merindukan Chae Won, hingga tak mampu lagi menahannya.


Chae Won meminta Chul Goo menghentikan ucapannya. Chul Goo memohon agar Chae Won memberikannya maaf. Chae Won tak peduli dengan semua perkataan Chul Goo, bagaimana pun mereka tak akan pernah bisa seperti dulu. Chul Goo tidak menyerah, mereka pernah melewati suatu waktu yang penuh dengan kebahagiaan. Chul Goo mengajak Chae Won untuk menikah lagi, ia akan berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan Chae Won. 


Chul Goo memeluk paksa Chae Won. Chae Won meronta dan menampar wajah Chul Goo. Chae Won tidak bisa lagi mentolerir perbuatan Chul Goo, "Hentikan. Berapa banyak lagi kesengsaraan yang akan kau berikan padaku. Kau menyeretku keluar seperti ini. Kau melakukan ini  hanya untuk menghancurkanku lagi. Dengar baik-baik. Apapun yang kau katakan padaku, aku tidak punya minat sedikit pun untuk memulai kembali hubungan dengan anak mama sepertimu. Tidak sedikit pun".


Chae Won pergi keluar setelah mengatakannya. Wajah Chul Goo menegang mendengar perkataan Chae Won. Entah pikiran jahat apa yang ada dalam otaknya. Chul Goo menyusul Chae Won keluar, mengandeng tangan Chae Won masuk ke dalam mobil. Mobil mulai berjalan menjauhi vila. 


Chul Goo meminta maaf atas tindakannya barusan. Ia begitu bersemangat hingga berbuat kasar. Chae Won tahu Chul Goo hanya mengikuti kata hatinya, tapi hal ini sudah keterlaluan, "Hentikan sekarang. Melakukan ini tidak akan mengubah apapun. Kau yang lebih tahu itu daripada siapa pun". 


Sorot mata Chul Goo terkesan menakutkan, mungkin saraf-saraf di otaknya mulai rusak. Chul Goo menyuruh Chae Won untuk tidur, perjalanan ini akan sangat melelahkan. Chul Goo berjanji akan membangukan Chae Won jika sudah sampai di Seoul.

Chul Goo menghentikan mobinya di dekat dermaga. Mereka tidak kembali ke Seoul. Chul Goo Memandang Chae Won yang sedang tertidur dengan sorot mata penyesalan. Chae Won bangun dan melihat kesekeliling, "Dimana tempat ini?. Kita tidak kembali ke Seoul?". 


Chul Goo diam, menancap gas mendekati tepi jembatan (jurang).
Chae Won panik, "Chul Goo ssi, Ada apa denganmu? Tenanglah. Apa yang kau lakukan?. Kau mau melakukan apa?". 
Chul Goo menginjak rem, ban depan mobil mendekati tepi jembatan, "Aku akan bertanya padamu sekali lagi. Soal memulai kembali bersamaku, apa kau benar-benar tidak tertarik sedikit pun?". 
Chae Won : Aku sudah mengatakan padamu. Aku benar-benar tidak tertarik untuk memulai kembali denganmu.


Chul Goo mengancam jika Chae Won tetap bersikeras tidak mau kembali padanya. Maka ia akan mengajak Chae Won untuk mati bersama. Tak ada lagi alasan baginya untuk hidup jika harus berpisah dari Chae Won.
"Kau yang memutuskan. Kau ingin kita kembali bersama atau kau ingin mengakhiri semuanya seperti ini?. Cepat jawablah!", tanya Chul Goo dengan air mata menetes di pipi.
Chae Won menatap Chul Goo dengan tatapan benci, "Kita akhiri disini. Aku lebih baik mati, dari pada harus kembali padamu".

Chul Goo tak mengira Chae Won tetap menolaknya hingga akhir. 
"Cepat tancap gasnya", teriak Chae Won.
Tangan Chul Goo bergetar memegang rem tangan. Terbesit rasa takut dalam hatinya. Chul Goo menoleh ke Chae Won. Wajah Chae Won sama sekali tak menunjukkan rasa takut.
Chul Goo menarik napas dalam mengurungkan niatnya mati bersama Chae Won. Ia keluar dari mobil dan berteriak frustasi.


Chae Won panik melihat Chul Goo yang bisa saja akan berbuat nekad. Ia Bergegas keluar dari mobil, menahan Chul Goo yang ingin meloncat ke jurang, "Kumohon. Aku mohon padamu. Jangan seperti ini. Berpikirlah dengan logis".
Chul Goo berontak, "Lepaskan aku. Aku lelah dengan semua ini". 
Chae Won berusaha menarik Chul Goo, sementara Chul Goo bersikeras ingin meloncat. Keduanya jatuh ke jurang yang terjal dan terluka. 

Chul Goo masih sadar, beda halnya dengan Chae Won yang tak sadarkan diri. Chae Won mendapatkan luka lebih para dari Chul Goo.
Chul Goo panik, sedih dan juga bingung, "Chae Won bangunlah. Ku mohon sadarlah Chae Won". 


Se Yoon berusaha kosentrasi pada pekerjaannya. Tapi pikirannya terus saja memikirkan Chae Won. Setiap lima menit sekali ia terus mengecek ponsel. Se Yoon kecewa, karena Chae Won belum juga menghubunginya. Jika tidak bisa menelpon, setidaknya mengirimkan sms. Se Yoon berpikir Chae Won tak menghubungi karena malu telah berbohong padanya. 

Wajar saja jika Se Yoon berpikiran seperti itu, karena dia tidak tahu keadaan Chae Won yang sebenarnya. 


Chul Goo membawa Chae Won kembali ke vila. Kaki Chul Goo terluka, hingga ia harus ngesot di lantai untuk mendekati Chae Won. Chul Goo membersihkan darah di wajah Chae Won. Chul Goo menangis, melihat wanita ia cintai tak sadarkan diri seperti ini. 


Pagi hari. Rumah mie. Do Hee dan Kang Soo merasa tak enak melihat nenek yang sudah bangun lebih awal. 
"Ibu, kau bangun lebih awal", sapa Do Hee. 
Nenek menjawab ketus, bagaimana ia bisa tidur nyenyak jika dipermalukan di depan keluarganya.
Do Hee : Haruskah aku berlutut dan mengangkat tanganku untuk menerima hukuman sampai kau merasa lebih baik?
Nenek tambah marah, "Apa kau mencoba bercanda kepadaku?".
Do Hee menunduk, tak berani lagi membuka mulut. 

Ki Ok datang ke dapur. Bukannya menenangkan nenek, Ki Ok malah meledek. Dia bilang nenek cukup terampil membuat skandal dengan pria yang lebih muda. Ki Ok mengacungkan jempolnya, "sungguh generasi terampil".
Nenek makin kesal karena Ki Ok terus menggodanya. Kang Sook dan Do Hee tertawa mendengar ledekan Ki Ok. 


Hyo Dong menghubungi ponsel Chae Won, lagi-lagi tersambung nada tidak aktif. Hyo DOng ingin tahu, apa Chae Won sudah sarapan atau belum. Ki Choon datang dan mulai meledak Hyo Dong. Ia sudah dengar hubungan Hyo Dong dengan wanita pemilik cafe. Hyo Dong menutup mulut Ki Choon, bagaimana jika yang lainya mendengar.


Hyo Dong tanya dari mana Ki Choon mengetahuinya. Ki Choon menjawab dari mana lagi, jika bukan dari Kang Sook.
Hyo Dong : Dia mengambil perhiasan dan pakaian dari Choon Hee, berjanji menjaga rahasia, tapi dia memberitahu seseorang. Aku pikir dia bukan tukang gosip. 
Ki Choon mengerti perasaan Hyo Dong. Hal ini bukanlah sebuah perselingkuhan atau sejenisnya. Sudah 30 tahun sejak kakak perempuannya meninggal. Wajar jika suatu saat Hyo Dong menyukai wanita lain.


Ki Choon bertanya sampai mana hubungan kakak iparnya ini dengan Choon Hee. Apa perlu dirinya membantu dari luar. Hyo Dong berkata tidak perlu. Ki Choon kembali bertanya, "apa kau sudah menciumnya?".
Hyo Dong tertawa malu. Mereka langsung diam saat nenek keluar dari dapur. Nenek melihat keduanya dengan pandangan heran. Nenek berlalu masuk ke kamar. 

Ponsel Hyo Dong berdering, dari Choon Hee. Lagi-lagi Kang Jin membuat ulah. Choo Hee minta Hyo Dong untuk segera datang membantunya.


Kali ini Kang Jin minta Choon Hee membasuh wajahnya.
Choon Hee merasa kesal, "Kau masih punya satu tangan yang sangat baik. Kenapa kau memintaku untuk membasuh wajahmu?. Ini sangat mengganggu".
Kang Jin beralasan ia juga ingin membasuh wajahnya sendiri, tapi dengan kondisi tangan seperti ini tidaklah memungkinkan, "Kau pikir aku merasa senang, karena kau membasuh wajahku. Basuh di belakang telinga juga. Itu sebabnya aku meminta pembantu". 

Choon Hee tak terima jika Kang Jin menghabiskan uang Hyo Dong dengan membayar pembantu pribadi. Kang Jin tetap tak mau kalah, ia menyuruh Choon Hee untuk membasuh wajahnya dengan lembut, "Jangan membasuh wajahku seperti kau melakukannya pada kucing. Tidak bisakah kau melakukannya dengan benar?".
Choon Hee menggaruk kupingnya, "Omo, aku muak denganmu". 

Hyo Dong datang, bertanya apa yang terjadi. Choon Hee bilang Kang Jin terus saja menyuruhnya untuk membasuh wajahnya. Jadi mau tak mau ia melakukannya.
Hyo Dong marah, menarik Kang Jin berdiri, "Lihat orang aneh ini. Apa yang sedang kau rencanakan terhadap Choon Hee sekarang?. 
"Rencanakan?. Bagaimana bisa membasuh wajahku disebut sebagai rencana?", tanya Kang Jin balik. 

Hyo Dong menyuruh Kang Jin untuk menggunakan tangan kirinya. Kang Jin berkata ia tidak kidal, jadi tidak tahu bagaimana cara menggunakan tangan kirinya.
"Apa yang kau katakan? Kau bisa menggaruk punggungmu dengan tangan kirimu", ucap Choon Hee dengan kekesalan menggunung.


Kang Jin berbalik pergi. Hyo Dong menarik kerah baju Kang Jin, "Kau mau kemana di tengah-tengah percakapan?".
"Apa maksudmu aku mau pergi kemana? Aku akan menemui Ibu mertuamu", jawab Kang Jin.
Choon Hee merasa pusing, "Benar-benar. Dia terus saja berkata seperti itu".
Wajah Hyo Dong mengeras, tangannya mengepal menahan emosi, "Choon Hee, kau tunggu diluar".

Choon Hee takut jika Hyo Dong akan memukul Kang Jin.
Hyo Dong mengulangi ucapannya, "Chun Hee,  tutup pintu dan tunggu di luar"
Choon Hee menurut dan pergi keluar, "Oppa.. Kau jangan pernah menggunakan tinjumu".
Kang Jin menyodorkan kepalanya, "Lakukan apapun yang kau mau. Aku orang yang tidak memiliki rasa takut".


Hyo Dong memeteng kepala Kang Jin. Hyo Dong memaksa Kang Jin untuk duduk, jika ingin melanjutkan membasuh wajahnya. 
Kang Jin : jadi, kau ingin membasuh mukaku?
Hyo Dong : kenapa kau tidak mau
Kang Jin : Lupakan saja.  Aku akan melakukanya sendiri. Aku bisa menggunakan tangan kiriku.

Choon Hee mengintip, melihat Kang Jin membasuh wajah menggunakan tangan kirinya. Hyo Dong semakin terlihat baik di mata Choon Hee.
Memang orang menyebalkan seperti Kang Jin ini sekali-kali harus diberi pelajaran.

Keluarga Uhm berkumpul. Kakek mengumumkan pelatihan dasar pembuatan mie sudah selesai. Secara resmi kompetisi akan dimulai, mulai besok kakek akan memulai evaluasi. Hyo Dong berdiri memegang papan penilaian.


Kakek : Selama kompetisi, kalian akan mendapat tantangan. Setiap kali kalian memecahkan  atau menyelesaikan tiap tantangan. Aku akan memberikan nilainya. Berapa lama waktu kompetisi ini berjalan, berapa nilai yang akan kuberikan dan bagaimana cara aku memilih pemenang, semuanya terserah padaku. Mulai sekarang, kompetisi ini dimulai secara resmi.


Para peserta kompetisi berlari menuju kamar masing-masing. Kakek bertanya apa Hyo Dong sama sekali tak mempunyai niat untuk ikut kompetisi. Hyo Dong menggeleng, ada beberapa hal yang harus ia urus. Nenek  ingin sekali menjual sebagian tanah dan memberikan uangnya pada Chae Won. Tapi kakek sama sekali tidak mendengarnya.
Kakek diam saja mendengar keluhan nenek.


Young Ja menanyakan kabar Chul Goo pada sekretaris pribadinya. Masih belum ada kabar hingga saat ini. Young Ja bertanya-tanya dimana Chul Goo saat ini. Dia tidak pulang, tidak juga ke kantor. Mungkinkah saat ini anaknya sedang bersama Chae Won. Young Ja lalu menghubungi posel Chae Won. Tersambung nada tidak aktif, sama dengan ponsel Chul Goo, "Tukang sihir kecil ini. Bagaimana jika dia mencoba merayu Chul Goo lagi?".


Se Yoon gelisah, sampai detik ini ponsel Chae Won masih saja sulit untuk di hubungi. Apa mungkin terjadi sesuatu. Perasaannya merasa kan sesuatu yang tak beres.
Joo Ri masuk, menyerahkan laporan bulanan. Se Yoon melihat laporan yang diberikan Joo Ri, tapi pikirannya melayang ke tempat lain, kemana lagi kalau bukan memikirkan Chae Won. 
"Direktur", panggil Joo Ri. 
Se Yoon melamun hingga tak mendengar panggilan Joo Ri.
"Sunbae", panggil Joo Ri ulang, sambil mengetuk meja. 


Wajah Se Yoon terlihat seperti orang bingung. Joo Ri bertanya apa yang sedang dipikirkan Se Yoon dengan begitu serius. Se Yoon tak menjawab, berdiri dan mengambil jaket. 
"Kau mau pergi kemana?", tanya Joo Ri. 
Se Yoon berpesan pada Joo Ri untuk meninggalkan laporan di meja, ia akan memeriksanya setelah kembali. 
Joo Ri heran, apa yang terjadi hingga Se Yoon terburu-buru seperti itu. 


Se Yoon pergi ke supermarket tempat Chae Won bekerja, bertanya dengan salah satu teman kerja Chae Won, "Saya datang untuk menemui pekerja paruh waktu Min Chae Won?". 
"Oh, wanita cantik itu. Dia tidak datang bekerja hari ini". 
Se Yoon mengira Chae Won libur hari ini. Mereka menjelaskan kemarin seorang pria dengan setelan rapi tiba-tiba muncul dan membawa Chae Won pergi dengan cara paksa. Sampai hari ini mereka belum mendengar kabar selanjutnya. 


Young Ja berdiri di depan rumah mie, sepertinya ini pertama kalinya ia menginjakkan kaki disana. Young Ja mencemooh papan nama pabrik mie di pintu depan, "Aigo...Bisakah tempat sebobrok dan kumuh ini disebut pabrik. Bahkan rumah ini seperti rumah permainan. Aku tidak tahu apa yang sedang mereka mainkan". 


3 wanita keluarga Uhm berada di pabrik. Kang Sook meminta kepada kedua iparnya untuk bersaing secara sehat. Jangan ada pihak yang bermain curang atau menyabotase pihak lain. Do Hee berbalik memperingatkan Kang Sook untuk menjaga sikapnya. Ki Choon bertanya dimana para pria kelaurga Uhm. Do Hee bilang para pria pergi ke pemandian umum bersama kakek. 


Mereka keluar begitu mendengar teriakan Young Ja. Do Hee langsung mengenali Young Ja sebagai mantan mertua Chae Won. Ketiganya berdiri dengan sikap menantang. Dengan pandangan melecehkan, Young Ja mengira 3 bibi Chae Won ini sebagai pekerja wanita di pabrik (ketara banget kalo Young Ja ndak pernah silaturahmi ke rumah nenek, secara 3 tahun masa gak tau siapa aja keluarganya Chae Won, parah nich nenek sihir).

Jelas saja mereka marah mendengar ejekan si nenek sihir. Do Hee menjelaskan bahwa mereka adalah bibi nya Chae Won, sekaligus bertanya apa tujuan Young Ja datang kemari. 
"Kau pastilah punya nyali yang besar. Disini adalah wilayah Chae Won. Kau melakukan hal yang buruk pada keponakan kami. Kenapa kau datang kesini?", tanya Kang Sook. 
"Kalian semua tidak punya sopan santun. Aku datang karena ada sesuatu yang harus kukatakan dan lakukan. Kenapa aku tidak boleh kesini?", ucap Young Ja dengan gaya khasnya yang selalu berteriak. 
Kang Sook : Seperti yang kudengar, kau punya gangguan syaraf. 


Young Ja mengayunkan tangannya ingin memukul Kang Sook.
Do Hee menggertak, "Sudah selesai bicara?. Kau menghancurkan orang yang sangat periang. Dan kemudian menendangnya keluar tanpa uang sepeser pun. Kau bersyukur karena adik iparku orang yang baik. Jika itu aku, kau pasti mati". 
Ki Ok : Kau harusnya senang kami tidak melaporkanmu ke polisi.
Young Ja : Apa yang kalian katakan?. Lupakan, aku tidak butuh kalian disini. Panggil saja menantuku, maksudku Min Chae Won untuk keluar sekarang juga. 


Do Hee maju dan berteriak di depan wajah Young Ja, "Kenapa kau mencari keponakan kami. Jika aku memikirkan seberapa besar penderitaan Chae Won karenamu, aku ingin menggali lubang dan menguburmu". 
Giliran Kang Sook mengacungkan tangannya di depan wajah Young Ja, "Itu cukup. Kau mengerti, kan".


Dan... taraaa...nenek datang, dan langsung nyiram kepala Young Ja dengan tepung (hahahahaha....yes....rasakan!!!!!....).
Tak hanya Young Ja yang terkejut, 3 bibi Chae Won tak kalah terkejutnya. 
"Apa kau gila???", tanya Young Ja.
Nenek : Tentu saja aku gila, dasar kau wanita jahat. Pikirmu aku tidak menjadi gila, melihat cucuku tersayang kembali kemari dengan bercucuran air mata darah. 


Tak cukup itu saja, nenek juga menarik rambut Young Ja......(hohoho...wkwkkwk)...
Young Ja berontak, mendorong tubuh nenek ke tanah. 3 bibi berlari mencemaskan nenek. 
Do Hee : Wanita ini benar-benar tidak mengerti hanya dengan kata-kata.
Kang Sook : Ayo kita tunjukkan padanya kekuatan wanita Keluarga Uhm. 

Keduanya berteriak dan menyerbu Young Ja. Young Ja mencoba berlari, tapi mereka telah menangkapnya terlebih dahulu....


Young Ja berhasil melepaskan diri, berlari dengan wajah ketakutan..... (hahahahaha...cukup puas liat Young Ja di bully ....).


Chae Won masih belum sadarkan diri. Chul Goo berusaha untuk berdiri, tapi kakinya semakin terasa sakit. Dengan susah payah, Chul Goo berhasil mendekati Chae Won, "Yobo....yobo...bangunlah....maafkan aku. Apa yang harus kulakukan".
Chul Goo tak punya pilihan lain,  mengambil ponselnya dan menghubungi Young Ja. 


Se Yoon tiba di rumah mie dan bertemu dengan Young Ja di pintu gerbang. Young Ja bertanya apa yang dilakukan Se Yoon di tempat ini, "Jadi, kau tetap berhubungan dengannya selama ini. Kau bahkan datang ke rumahnya. Kalian ini bertunangan atau apa?". 


Se Yoon berjalan masuk tanpa menghiraukan ocehan Young Ja. Tapi Young Ja terus bicara tanpa titik koma. Dia bilang saat ini Chae Won tidak ada dirumah, dan putarnya juga menghilang sejak kemarin. Ia pikir putranya datang kemari. Tapi sepertinya mereka pergi bersama. Dia juga tak tahu kenapa mereka masih saling bertemu. Young Ja menyuruh Se Yoon untuk mengurus Chae Won. Sedangkan ia akan mengurus putranya, "benar begitu, anak muda". 


Ponsel Young Ja berdering, dari Chul Goo. Ia langsung bertanya dimana Chul Goo sekarang. Se Yoon yang semula cuek, menjadi tertarik begitu mendengar nama Chul Goo. Young Ja berkata saat ini Chae Won berada dalam keadaan kurang sehat. Dengan kondisi kacau seperti ini tak mungkin baginya untuk datang kesana. Young Ja meyuruh Se Yoon pergi kesana menggantikan dirinya. 

Se Yoon berusaha secepat mungkin menuju vila yang maksud Young Ja. Saat masuk ke dalam, Se Yoon melihat Chul Goo dan Chae Won yang tertidur di kursi. Se Yoon terkejut melihat kondisi Chae Won. 
"Chae Won ssi, Chae Won ssi, sadarlah buka matamu". 
Se Yoon merasa sedikit lega, melihat Chae Won membuka mata, "Kau sadar?. Kau tahu siapa aku?".
Chae Won mengangguk lemah. 
Se Yoon : jangan khawatir, Kita pergi ke rumah sakit.

Se Yoon menggedong Chae Won. Chul Goo bangun dan marah melihat keberadaan Se Yoon, "Apa yang kau lakukan disini, Bagaimana kau menemukan kami? Turunkan Chae Won ku sekarang juga". 
Se Yoon : Kau menyeretnya secara paksa kesini. Kenapa kau penuh kebencian?. Apa kau gila?
Chul Goo berusaha berdiri, tapi terjatuh lagi karena kakinya yang cidera tak mampu menahan tubuhnya, "Jangan sentuh. Menyingkir dari wanitaku". 

Se Yoon menatap Chul Goo tajam, "Wanita ini bukan lagi milikmu".


END



Komentar : 
Oh....Se Yoon pangeran bermobil hitam...hehehehehe....
Semakin jelas kalau Se Yoon mulai menyukai Chae Won. Tapi mungkin Se Yoon nya aja yang belum nyadar kali ye.....

Cukup puas liat Young Ja dibantai sama wanita keluarga Uhm....Acungkan 2 jempol buat nenek. Meski sudah lansia, tapi masih sanggup ngerjain si nenek sihir......
Bibi Chae Won juga bersatu dan tidak terima dengan perlakuan buruk Young Ja...
Siapa juga yang rela jika melihat anggota keluarganya disakiti seperti itu.....


18 comments:

  1. terimakasih sinop.y, di tunggu selanjut.y y,, ^_^

    # wien

    ReplyDelete
  2. Asli ngakak liat Young Ja.

    Wakakaka....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, hahahaha..gak bisa nahan ketawa tiap liat adegan pem-bulyy'an young ja....
      btw..sis anis..blognya di tutup lagi ya...????. Nape, copaser berulah lagi???

      Delete
  3. huuuuu,,mantap...tiba saatnya tunggu perputaran lagi...

    ReplyDelete
  4. se yoon ssi... pangeran tampan bermobil hitam. . hahaha.. love this scene tatapan tajam se yoon sambil bilang wanita ini bukan lagi milikmu.....


    mba nuriii.... tq sinopnya....

    ReplyDelete
  5. thx mbak nuri...ditunggu kelanjutannya..ga sabar pengen liat perkembangan hubungan se yoon sama chae won...

    ReplyDelete
  6. Tq sinopy.puaaaaassss bgt dg pnderitaan young ja.btw,kalo dipikir gimana cara chul goo bawa chae won ke vila ya???
    Smgt,dtggu kelanjuty,,
    -nath-

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga tau juga gimana cara chul goo bawa chae won kembali ke vila...tiba-tiba aja mereka dah ada disana...

      Delete
  7. kereenn se yoon nya "wanita ini bukan lagi milikmu"
    thx sinopsisnya mbk nuri..

    semangat. ditunggu ep 17 nya

    ReplyDelete
  8. Seneng deh liat Young Ja di Bully. biar tau rasa dia.
    Lanjutkan aksimu Se Yoon @.@

    semangat buat sinopsisnya mbak Nuri ! Fighting!

    ReplyDelete
  9. makin ga sabar nunggu kelanjutannyaaaa dan liat perlakuan manis Se Yoon ke Chae Won. Penasaran juga ngebayangin mukanya si Young Ja yg selama ini reseh sama Se Yoon tnyt adalah org yg dicintai Joo Ri. EH, tp kemudian Se Yoon nolak Joo Ri juga pada akhirnya. Bakalan sewot pasti si Young Ja, ga jadi besanan sama keluarga kaya, tapi pasti bakal makin benci n sering cr gara2 ke Chae Won, walau uda pasti Chae WOn sekarang pny guardian angel <3 <3.

    Sebenarnya kasian juga sih sama Joo Ri, dia gak jahat tapi bertepuk sebelah tangan. Kira2 Chul Goo nanti bakal kayak apa ya?

    Aku ngikutin IoM dan AHYI di blogmu ini, tapi lebih interest sama AHYI hahahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada waktunya ntar joo ri bakal nyebelin seperti mamanya....

      Delete
    2. Ngakak abis liat young ja d bully sm tante2nya chae won.. Wkwkwkwkwk... D tggu klnjutannya y mba nuri..

      Delete
  10. terima kasih sinopsisnya^^
    menyenangkan rasanya lihat young ja d bully

    ReplyDelete
  11. Meskipun kadang2 bibi2 Chae Won menyebalkan, tapi mereka punya kepedulian terhadap anggota keluarga yang lain.,

    Aku masih belum dapet feel-nya Chae Won dan Se Yoon.,

    ReplyDelete
  12. Aduh seruuuuuu........nuri di tunggu ya kelanjutannya n jangan lama lama donk.... Hehehe....thx ya fighting

    ReplyDelete
  13. koq gx d lanjutkan sih cerita film A Hundred Years Inheritance

    ReplyDelete
  14. @agnes : pasti di lanjut kok, ditunggu aja ya.

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)