Pages - Menu

Friday, March 01, 2013

Sinopsis Incarnation of Money Episode 3 Part 2

Jae In memoles kuku jari kelingking Kang Seok dengan nail polish berwarna pink, sebagai pertanda dia adalah pengawal abadi Jae In. Ia bertanya "siapa aku?", Kang Seok tak menjawab, seperti berusaha mengingat.
Jae In kesal : bukankah tadi sudah aku katakan padaku, cepat jawab. Apa aku perlu memukulmu?".
Kang Seok menjawab terbata : tu..an putri
Jae In tersenyum bahagia : benar---benar. Aku adalah tuan putrimu. Lalu, siapa wanita tercantik di dunia ini?
Kang Seok : Bok....Jae.....In. 

 "benar....benar.  Mulai sekarang, jika saat kau lapar katakan padaku "aku menyukaimu". Saat kau ngantuk katakan padaku "aku mencintaimu". Dan saat cuacanya dingin katakan "tolong peluk aku'. Kau mengingatnya kan?. Ini kode rahasia kita berdua, mengerti?".

Jae In mulai mempraktekannya, Kang Seok menjawab dengan benar, meski terbata. Jae In benar-benar kegirangan. Ia bergerak ingin memeluk Kang Seok. Terdengar suara Ny. Bok "apa-apa'an kalian ini?". Jae In mendorong tubuh Kang Seok, saat melihat ibunya berdiri di depan mereka. Ny. Bok memarahi putrinya "Kau, bukankah kau terlalu muda untuk bicara soal cinta?". Jae In bilang mereka hanya main-main. Ny. Bok tak percaya, ia akan segera mengirim Kang Seok ke panti asuhan.


Jae In mengancam, ia akan menggigit lidahnya sendiri jika ibunya melakukan hal itu.
Ny. Bok semakin kesal, mengambil sapu, mengayun-ayunkannya "bocah nakal, setelah makan begitu banyak kau akan menggigit lidahmu sendiri".
Jae In melindungi tubuh Kang Seok "hentikan ibu, dia ketakutan". 
Ny. Bok : Lihat baik-baik dirimu pada cermin. Kau lebih menakutkan. Ia benar-benar akan memukul putrinya, Jae In menarik Kang Seok, lari.
Ny. Bok berusaha mengejar "Hei babi, berhenti disana" (hahahhaha, ya ampun putrinya sendiri di disebut babi).

Pal Do menghampiri Ny. Bok dengan napas tak beraturan, ia membawa koran yang berisi artikel tentang jaksa korup yang memiliki pinjaman pribadi "berita ini tampaknya mengarah pada kita", ucap Pal Do. Ny. Bok schock "omo...omo....cepat hubungi jaksa Jo Sang Deuk".

Sang Deuk menjawab telepon dari Ny. Bok. Ia meminta Ny. Bok untuk tenang dan diam. Saat ini ia sedang mengurus semuanya. Ny. Bok menyuruh Pal Do untuk menemukan siapa yang berani menulis artikel semacam ini "temukan dia, aku akan mencekiknya". 

Wartawan Go merasa khawatir, bagaimana jika nanti Jaksa Jo terbukti tidak bersalah "bukankah aku akan terpuruk selamanya". Jaksa Kwon menenangkan wartawan Go, Se Kwang tak akan melewatkan kesempatan ini untuk menangkap ikan besar. Meski begitu, wartawan Go tak mengerti, apa mungkin jaksa pemula yang baru diangkat bisa menurunkan posisi jaksa senior.

Jaksa Kwon : Seekor anak ikan tidak bisa memakan anak ikan yang lainnya,tapi hiu bisa makan hiu lainnya. Meskipun dia tampak seperti anak ikan sekarang, Ji Se Gwang adalah hiu yang ganas. (bener,,, hiu ganas,,,ganas banget malah). 

Sang Deuk menemui Se Kwang, ia merasa marah pada jakwa Kwon yang telah memfitnahnya.
Sang Deuk : kau tidak akan menemukan apa-apa. Pria dari Jingogae atau apapun itu,
aku tidak pernah bertemu dengannya".
Se Kwang : Jika begitu, maka anda tidak perlu khawatir.
Sang Deuk : tetap saja hal ini membuatku resah dan merusak nama baik ku.

Jaksa Jo Sang Deuk menepuk bahu Se Kwang, ia bilang jika Se Kwang membantunya kali ini dengan memberitahukan perkembangan penyelidikan, siapa saja yang menjadi target dan sejauh mana penyelidikan ini telah diproses. Maka ia akan membantu Se Kwang untuk meraih posisi. Sang Deuk berharap Se Kwang bukan orang bodoh yang akan membuang kesempatan yang hanya datang sekali seumur hidupnya. 

Pal Do dalam perjalanan membawa Kang Seok ke panti asuhan. Matanya tak lepas melihat papan nama toko-toko di sepanjang jalan. Ponsel Pal Do berdering, terdengar suara Jae In yang berteriak nyariang "Paman!, kau dimana?. Kau bersama tampan bodoh, bukan?. Kau tidak boleh membawanya ke panti asuhan. Paman, apa kau suka jika seseorang membuang barangmu?".
Ny. Bok datang, merampas pesawat telepon yang dipegang Jae In. Ia menyuruh Pal Do untuk tetap mengirim Kang Seok ke panti asuhan. Jae In berteriak marah "IBU!!!!".
Ny. Bok tak kalah berteriak "Kenapa kau berteriak!!. Karenamu aku tidak bisa hidup lebih lama. Apa kau orang tuanya". Jae In bilang ia merasa kasihan pada Kang Seok, "salah siapa jika pikirannya menjadi seperti itu?". Ny. Bok menyuruh putrinya lebih baik untuk diri mengurus diri dan juga wajahnya, "apa kau mau mati, bocah nakal?".

"huwaaa.....", Jae In menangis dan berteriak histeris....giliran Ny. Bok yang kalang kabut menenangkan putrinya "Diam...diam...diam...". Ia menutup wajah Jae In dengan bantal "suaramu seperti babi yang akan dibantai. Para tetangga, akan mengira kita baru saja menangkap babi"....(hahahahahaha...asli liat adegan ini, bukan aku ketawa ngakak)....

Kang Seok duduk diam melihat kesekeliling yang terasa asing baginya. Anak-anak panti bergerombol memperhatikannya. Pal Do telah menyelesaikan administrasi dengan kepala panti. Saat mereka keluar, Kang Seok sudah tak ada ditempatnya semula. Anak panti yang lain memberitahu, dia baru saja pergi.

Pal Do menelpon Ny. Bok, mengabarkan Kang Seok yang menghilang. Ia bilang pada Ny. Bok tak perlu merasa khawatir, karena hal ini akan menjadi tanggung jawab pihak panti asuhan. Lagi pula jarak antara rumah dan panti asuhan sangat jauh, tidak mungkin dia menemukan jalan pulang.

Benar begitukah?. Nyatanya tak seperti dugaan Pal Do. Kang Seok berjalan setengah terhunyung, matanya melihat ke atas papan toko. Ia hapal semua deretan nama-nama toko yang berjejer di pinggir jalan. Daya ingatnya yang luar biasa itu, akan menuntunya kembali kerumah Ny. Bok.


Jae In melakukan demotrasi, ia menangis, sambil terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya. 2 pelayan berusaha keras untuk menghentikan Jae In. Pal Do datang berusaha menenangkan, Jae In berontak, Ia memakan semua makanan yang ada diatas meja tanpa henti, meski mulut kecilnya sudah tak muat lagi menampung makanan yang terus ia jejalkan. 

Malam hari. Kang Seok terus berjalan, tanpa merasa lelah.

Semenara Jae In dikamarnya masih saja  menangis dan memakan semua yang ada dihadapannya.

"kurasa penyakit bumiliannya kembali", ucap Pal Do. Ny. Bok merasa sedih melihat tingkah putrinya itu, ia meminta Pal Do untuk mencoba membujuk Jae In. Karena ia sendiri tak bisa melakukannya " Dia makan begitu melihatku, bilang kalau aku yang membuatnya stres", ucap Ny. Bok.
(Bumilia adalah penyakit yang diakibatkan oleh psikologi pasien, yang mengakibatkan kelainan makan secara berlebihan).

 Esok hari...Pal Do mengajak Jae In barbeque di halaman. Wajah Jae In murung, tak bersemangat.
Pal Do : Meskipun kau bertingkah seperti itu, dia tetap tidak akan kembali.
Hei, Jae In? Apa kau suka steaknya?. Kau bukan tipe gadis yang berhenti makan saat kau marah. Kau ingin steak matang atau setengah matang?.
Jae In menoleh, ia tergoda wangi steak yang hampir matang di atas pemanggang "medium", jawabnya.  Pal Do tersenyum "Oke. Tapi kau berjanji, tak akan lagi melakukan hal seperti kemarin. Mengerti!". Jae In menganguk, tanda setuju. 

Diluar, Kang Seok berjalan terseok-seok. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan, ia berhasil kembali kerumah Ny. Bok. Kang Seok menghela napas, ia terduduk lemas.


2 mobil Jaksa berhenti di depan rumah Ny. Bok. Se Kwang turun dari mobil, bersama tim yang ia bawa. Ia sama sekali tak melihat, kehadiran Kang Seok yang terduduk lemas di tanah.
Jae In berlari panik keruangan ibunya,  "ibu...ibu..ibu...polisi datang, mereka akan menggeledah rumah kita".

Ny. Bok mendapat telepon dari Sang Deuk, ia memberitahukan saat ini Se Kwang tengah menuju kediamannya, dengan membawa surat penangkapan. Ia meminta Ny. Bok untuk melenyapkan bukti-bukti yang berkaitan dengan dirinya, jika hubungan mereka diketahui, mereka berdua akan jatuh. Sang Deuk menyesal karena telah berhubungan dengan pria dari Jingogae.

Tanpa membuang waktu, Ny. Bok segera membuka brankas, mengambil buku catatan. Saat akan keluar, ia melihat tim jaksa sudah masuk ke dalam rumahnya. Ny. Bok kebingungan, tanpa sempat berpikir ia melempar buku catatan keluar jendela. Jatuh tepat di hadapan Kang Seok. Jae In menutup jendela, tepat saat itu tim Se Kwang masuk.

Ny. Bok bersikap tenang, duduk santai membaca majalah "Aku ingin tahu siapa yang datang. Ternyata Jaksa baru yang kemarin datang kemari".
Se Kwang melihat Jae In terlihat gugup di depan jendela, ia menyuruh salah satu polisi untuk mencari dihalaman.

"Kau tampak sopan, tapi kau tidak tahu sopan santun", ucap Ny. Bok. Se Kwang mengeluarkan surat penangkapan "Aku tidak perlu sopan santun, bukan?". Ny. Bok mempersilahkan Se Kwang untuk menggeledah rumahnya, "lihat apa yang bisa kau temukan".

Mereka mulai menggeledah, dan mengambil semua dokumen yang ada diruangan itu. Se Kwang mengawasi para polisi. Jae In semakin gugup, Ny. Bok menyuruh putrinya untuk masuk kedalam kamar.

Pal Do berlari ke halaman, dalam jarak dekat ia melihat Kang Seok memegang buku itu, membolak-balik halaman demi halaman "hei, kau berikan bukunya padaku?". Dua polisi juga tiba disana, Pal Do menyuruh Kang Seok untuk segera lari "jangan biarkan mereka mengambilnya. Lari..cepat lari...". 

Polisi itu ingin mengejar Kang Seok, Pal Do menghalangi " Siapa kalian? Kenapa kau ribut-ribut di rumah kami?". "kami polisi, minggir", mereka mengejar Kang Seok. Pal Do semakin panik "tunggu..tunggu.., kalian tidak boleh kesana". 

Kang Seok membakar satu persatu halaman dari buku yang ia pegang, sebelumnya ia membaca dan menghapal cepat apa yang tertulis di setiap lembar kertas. Saat polisi tiba disana, Kang Seok terlihat begitu asyik membakar sosis dan daging. Mereka sama sekali tak curiga, jika bukti-bukti yang mereka cari telah hangus terbakar api.

Pal Do membenahi barang-barang yang berserakan. Ny. Bok berbicara dengan Sang Deuk di telepon. " jangan khawatir. Hal ini tidak akan mempengaruhi anda. Jelas mereka mengincar kita. Jika Pria Jingogae tahu soal ini, banyak orang akan terluka".

Sang Deuk melihat tim polisi yang membawa berkas-berkas dari rumah Ny. Bok. Ia menyindir Se Kwang yang telah mendapatkan apa yang ia cari, sekaligus memujinya akan menjadi jaksa hebat. Sang Deuk bilang ia merasa kecewa, karena Se Kwang tidak memberikan laporan padanya terlebih dahulu, "Apa sifatmu mengkhianati orang lain?. Se Kwang bilang ia hanya mengerjakan tugasnya dan tidak mengkhianati siapapun, dan tidak memihak siapapun. "Aku hanya seorang jaksa Korea", ucap Se Kwang penuh keyakinan.
Jae In tertawa bahagia melihat Kang Seok di depannya. Siapa yang membawanya ke sini?, tanya Ny. Bok. Pal Do bilang tak mungkin pihak panti asuhan yang membawanya kemari. Bola mata Kang Seok bergerak kekiri dan kekanan, ia berbicara "Restoran BBQ babi diskon 50% . Berikutnya penjahit Tailor dengan keahlian 30 tahun".

Pal Do terkejut, bukankah dokter bilang dia tidak bisa bicara. "Dia bicara dengan baik. Aku mengajarinya", ucap Jae In. Ny. Bok tak mengerti apa yang sedang dibicarakan Kang Seok. "Seperti papan iklan', jawab Pal Do. "hei, apa kau mengikuti papan iklan untuk kembali kerumah?", tanya Ny. Bok. 

Kang Seok terdiam. Hening, tak ada yang bersuara."mengingatnya...mengingatnya", ucapnya kemudian. Ny. Bok mulai marah, "Begitu kau mulai bicara, bicaramu mulai omong kosong!". Ny. Bok bertanya pada Pal Do "kau bilang dia melihat bukunya?". Pal Do mengangguk, membenarkan.
Ny. Bok ke Kang Seok :  Hei kau, apa kau melihat buku keuangannya?.  Saat orang-orang itu datang aku membuangnya, apa kau melihatnya? Buku keuangan itu. Apa kau bisa mengatakan lagi apa yang kau lihat?. Jika kau bicara omong kosong lagi aku akan mematahkan  kakimu dan mengusirmu.

Kang Seok diam, semua juga ikut terdiam, menunggu dengan wajah penasaran. Mulut Kang Seok terbuka, menguap...(hehehe).
Ny. Bok benar-benar kesal "Hei..bocah nakal, ambilkan tongkat, aku akan mematahkan kakinya". Pal Do berserta Jae In menghalanginya. 

Ia mulai bicara "27 Februari 1996 Jaksa Jo Sang Deuk 20.000.000 won. 
9 April 1996 Restoran Guk Dong Hotel 50.000.000 won.  1 Juli 1996 Rose salon pesta kepolisian 50.000.000 won.
1996 Jaksa Seoul Kim Young Jun 15.000.000 won. 18 Maret 1997 Jang Su Chang 40.000.000 won". 
Mereka bertiga memasang wajah terkejut, tapi mengira anak yang mereka anggap bodoh ternyata memiliki daya ingat yang luar biasa. 

Ny. Bok membawa Kang Seok kerumah sakit untuk mendapatkan berbagai pemeriksaan. Hasilnya mengejutkan, Bagian otak yang bertanggung jawab atas daya ingat dan pengetahuan menjadi sangat aktif sekali, dibandingkan orang normal. Dampak dari operasi itu membuat otak Kang Seok menjadi genius, meski di luar ia tampak seperti anak idiot. 

Se Kwang beserta timnya bekerja lembur, tak ada satupun petunjuk yang mereka dapat tentang pria dari Jingogae. Se Kwang membanting dokumen, ia benar-benar kesal

Ponsel Se Kwang berdering. Terdengar suara Bi Ryung yang mengucapkan selamat tinggal pada Se Kwang, hari ini ia akan pergi keluar negeri. Ia tidak tahu kapan akan kembali, atau mungkin tidak akan kembali sama sekali. Ia meminta Se Kwang untuk datang ke bandara, saat ini ia merasa sangat kesepian dan takut.
"Jika kau pernah benar-benar mencintaiku, bahkan jika hanya sekali tolong kemarilah. Aku mohon padamu. Penerbanganku jam 11 malam. Aku akan menunggumu".
"Kau tak perlu menunggu, Bersenang-senanglah dan hiduplah dengan baik", ucap Se Kwang dingin memutus hubungan telepon.

Bi Ryung menahan tangis, ia berbicara pada diri sendiri "Baik. Ji Se Kwang, cara mu sudah benar. Kita seharusnya tidak meninggalkan perasaan atau kenangan apapun. Bahkan jika itu sekecil debu. Dengan begitu, aku bisa menjadi lebih kejam".
(omo...apa Bi Ryung berniat untuk balas dendam????).

Pagi hari. Ny. Bok berniat mengangkat Kang Seok sebagai anak, tapi sebelumnya ia harus menandatangani (cap jempol) surat perjanjian kontrak. "aku punya alasan untuk melindungimu. Tapi jika kau tidak mau menjadi anakku, aku akan mengembalikanmu ke panti asuhan".
Pal Do menambahkan "jika kau menjadi anaknya, kau akan hidup enak dan makan nasi panas sepanjang hidupmu. Kau tidak suka berada di panti asuhan karena itu kau kembali ke sini. Cepat beri cap jempolmu disini.

"Aku tidak ingin menjadi putranya", jawab Kang Seok pasti. Ny. Bok bertanya apa alasannya. Kang Seok bilang, Ny. Bok bukanlah ibunya. Pal Do menyebut Kang Seok bodoh, dia akan membuang kesempatan ini untuk ibu yang bahkan tidak dia ingat sama sekali. Kang Seok bilang, ia akan menemukan ibunya. Ny. Bok merobek surat perjanjian 'usir dia sekarang".

Kang Seok keluar halaman, disana Jae In telah menunggu dengan gelisah. Ia memeriksa tangan Kang Seok yang masih bersih. Pertanda Kang Seok tidak membubuhkan cap jempolnya diatas surat perjanjian. Jae In memeluk Kang Seok, ia senang karena mereka tidak akan menjadi adik-kakak.

Jae In melihat nail polish pink di kuku Kang Seok "inilah hubungan kita, kau adalah pengawal pribadiku. Jika kau pengawal, maka siapa aku?

Kang Seok diam, tampak berpikir "kau si gendut jelek. Aku membencimu yang sangat mirip dengan babi". Kang Seok melangkah pergi. Mata Jae In berkaca-kaca. 

Kang Seok kembali ke panti asuhan. Ny. Bok memperhatikan dari mobilnya. Pal Do mewakili Ny. Bok memberikan sumbangan ke panti asuhan dalam jumlah besar. Ia ingin pihak panti memberikan pendidikan yang terbaik bagi Kang Seok. Pal Do juga memberikan data baru untuk Kang Seok "Lee Cha Don, lahir 16 Maret 1981. 

Tak hanya itu, Pal Do juga meminta pihak panti untuk merahasiakan keberadaan mereka dari anak itu, jika kepala panti bisa menghormati keinginan mereka. Sumbangan terus mengalir ke panti asuhan setiap tahun. Pal Do menyodorkan surat perjanjian, meminta kepala panti untuk menandatangninya. Di baris ahkir surat, tertera nama Pria dari Jingogae.

Pal Do bertanya pada Ny. Bok "apa dia pantas diinvestasikan?". 
Ny. Bok : Hei, aku sudah melakukan bisnis ini sepanjang hidupku. Aku tidak pernah salah menilai orang. Tunggu dan lihat. Lee Cha Don, anak itu, dia ana menjadi dasar terbesar untuk bisnisku.

Kang Seok menatap cermin dengan wajah sedih "Aku sangat merindukan kalian. Ibu dan Ayah, bagaimana wajah kalian? Siapa yang mirip denganku? Dimana kalian sekarang?". 

Scene beralih ke Lee Cha Don dewasa. Ia terpesona dengan wajahnya sendiri "Daebak...Siapa yang mirip denganku yang sangat tampan ini?" (narsis.com).

Lee Cha Don berjalan penuh semangat, masuk ke gedung kejaksaan. Sampai di lobby, ia menyapa semua orang yang ia temui dengan suara nyaring "Selamat pagi! Aku jaksa magang, Lee Cha Don!. Siap melayani".

Pal Do menuangkan teh untuk Ny. Bok, "Hari ini hari pertama Cha Don sebagai jaksa. Nyonya, akhirnya anda menjadikan anak itu sebagai jaksa".
Ny. Bok tersenyum "apa yang akan anak itu lakukan, akan penting mulai sekarang. Ngomong-ngomong Jae In sudah pergi bekerja, kan?"

Manager melihat posisi Jae In yang kosong, ia bertanya dimana Jae In. Ia masuk kedalam pantry, melihat Jae In dengan nafsu besarnya yang menghabiskan 1,5 liter coca-cola dengan berbagai makanan di meja. Manager menyuruh Jae In untuk berhenti makan dan kembali bekerja. Jae In masih sama, ia memakan apa saja saat dia merasa lapar, tubunya semakin bulat...

Jaksa Jo Sang Deuk melihat daftar riwayat hidup Cha Don, yang berasal dari panti asuhan One Heart.
"kau yatim piatu", tanya Sang Deuk.
"ya", jawab Cha Don dengan suara lantang.
"seorang yatim piatu yang bermimpi menjadi jaksa. Ini bukan hal yang mudah bagi kemenangan seorang manusia", ucap Sang Deuk.
Cha Don celingukan kesana kemari "lalu dimana jaksa pembimbingku?".

Seseorang mengetuk pintu, Se Kwang masuk ke ruangan, Apa anda memanggilku?".
Sang Deuk bilang ia ingin tim regional bertanggung jawab atas pembimbingan para peserta magang.
Sang Deuk ke Cha Don : Beri salam. Pembimbingmu, Jaksa Ji Se Gwang dari Tim Khusus Agen 2.

Cha Don menoleh, masih dengan suara kerasnya "Aku akan memperkenalkan diri! Wisudawan ke-38 dari JRTI, Lee Cha Don!". Cha Don tersenyum. Se Kwang menatap Cha Don dingin, memasang wajah tak suka.  Mereka kembali dipertemukan setelah belasan tahun lamanya.



END


Komentar : 
Siapa sebenarnya pria dari Jingogae itu? Mungkinkah, Ny. Bok memakai nama itu untuk menyembunyikan identitas yang sebenarnya, agar tidak mudah dilacak jaksa maupun polisi. Saya suka dengan karakter Jae In kecil, meski tinggal di rumah besar, ia kesepian. Saat Kang Seok masuk dalam kehidupannya ia benar-benar bahagia. Tapi sayangnya Kang Seok lebih memilih tinggal di panti asuhan.


5 comments:

  1. gak sabar nunggu sinopsis ep 4...

    ReplyDelete
  2. Salam kenal nie comment pertma ku di sni...

    Di tunggu kelanjutan'a ya
    Fighting ^^

    ReplyDelete
  3. Keren. . .
    Ditnggu lnjtan.a y,
    n' xlo bza jngan lma"
    gomawo

    ReplyDelete
  4. Jae In ngakak guling2 hahaha...

    Jae In ini dia yang jadi Lee Bom di Thank You kah ? udah gede ya hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sis anis, Jae In ini Seo Shin Ae yang jadi Lee Bom di drama thank You. Sekarang usianya menginjak 15 tahun pada tahun ini, sewaktu di thank you, umurnya baru 9 tahun. Meski kecil, tapi dah pinter akting.

      Delete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)