Hyo Dong berjalan menunduk dengan wajah lesu, berkali-kali ia menghela napas berat. Wajahnya berubah cerah saat melihat Choon Hee berdiri dihadapannya.
Choon Hee bertanya kenapa Hyo Dong membohonginya, bertingkah seolah-olah memiliki istri "Aku bertemu adik iparmu kemarin, dan dia mengatakan semuanya. Kau mungkin takut kalau aku mungkin akan merayumu kalau kau seorang duda". Choon Hee menegaskan bahwa ia tak menggoda seorang pria yang tidak menyukainya, dia bukanlah tipe wanita yang tidak tahu malu. Ia juga bilang, Hyo Dong bukanlah pria idamannya.
Hyo Dong menjelaskan, ia tidak bermaksud seperti itu. Sejak pertama kali bertemu, ia telah jatuh cinta pada Choon Hee. Ia berbohong untuk menekan perasaanya, bertingkah seolah-olah pria yang memiliki istri. "Ini hampir 30 tahun sejak istriku meninggal. Kau adalah wanita pertama yang membuatku merasa begini sejak kematian istriku. Aku tidak tahu bagaimana untuk mengatakannya tapi...Kurasa..Kurasa aku...aku...Aku mencintaimu". Mata Choon Hee berkaca-kaca, Hyo Dong memberanikan diri maju mencium bibir Choon Hee.
Choon Hee terpaku sejenak, ia segera sadar dan menampar pipi Hyo Dong, "Hentikan lelucon mu. Apa aku terlihat gampangan bagimu karena aku menjual minuman pada laki-laki?. Kau pikir aku bisa menerimanya jika kau merayuku?. Ku pikir kau berbeda dengan pria lain. Tapi semua lelaki sama saja". Choon Hee meninggalkan Hyo Dong dengan wajah marah.
Hyo Dong berlari menghalangi jalan Choon Hee, ia bersumpah tak berniat merayu, dan tak akan membiarkan Choon Hee pergi sebelum mendengarkan penjelasannya. Ia mengajak Choon Hee pergi ke suatu tempat dan bicara dengan tenang. " Tidak ada yang perlu aku bicarakan denganmu", jawab Choon Hee sambil menendang tulang kering Hyo Dong.
Meski begitu, ia tetap berusaha mengejar Choon Hee meski harus berjingkrak-jingkrak menahan sakit. Di persimpangan jalan mereka bertemu dengan Ki Ok dan Kang Jin. "Kenapa kau berjalan pincang? Apakah kakimu terluka?",tanya Ki Ok. Hyo Dong menggeleng, "Kakiku baik-baik saja" . Kang Jin melihat bekas lipstick di sudut bibir Hyo Dong, ia segera tahu apa yang telah terjadi.
Choon Hee pergi setelah menyapa Ki Ok. Kang Jin mendekati Hyo Dong, "Apa yang kau makan sampai belepotan begitu?", ia menghapus noda lipstick di bibir dengan telunjuknya, memperlihatkannya pada Hyo Dong.
Ki Ok memperhatikan keduanya dengan wajah binggung. Hyo Dong mengajak Kang Jin minum kopi di suatu tempat untuk menutup mulut Kang Jin. Kang Jin tertawa, ia ingin memesan caramel macchiato dengan banyak gula. Hyo Dong mengangguk setuju, "Baiklah. Caramel atau chocolate, apa saja yang kau mau".
Ki Ok memperhatikan keduanya dengan wajah binggung. Hyo Dong mengajak Kang Jin minum kopi di suatu tempat untuk menutup mulut Kang Jin. Kang Jin tertawa, ia ingin memesan caramel macchiato dengan banyak gula. Hyo Dong mengangguk setuju, "Baiklah. Caramel atau chocolate, apa saja yang kau mau".
Kang Jin menebak, Hyo Dong mendapatkan pukulan setelah mengutarakan perasaanya pada Choon Hee. "Bagaimana kau tahu?", tanya Hyo Dong polos. Kang Jin bilang ia orang yang ahli dalam hal ini, "Apa kau mencoba untuk menciumnya sebelum dia menerimamu?". Hyo Dong bilang ia mengira Choon Hee menyukainya, "Ketika aku dipukuli oleh berandalan di cafe-nya, dia merawatku. Kemarin, kami makan siang bersama-sama, kami berkencan, dan dia kugendong di punggungku saat pergelangan kakinya terkilir".
"kau sungguh lugu", ucap Kang Jin, ia bilang Choon Hee bersikap baik pada lelaki manapun, tak terkecuali Hyo Dong, dia selalu bersikap baik kepada setiap pelanggan yang berkunjung ke cafe miliknya. Perkataan itu membuat hati Hyo Dong semakin bimbang.
Chae Won masuk ke kamar Young Ja sambil membawa bubur, tetap bersikap biasa. Young Ja mengaku kagum pada Chae Won, meski ingatannya sudah pulih, ia tetap bersikap biasa saja, pasti bukan hal yang mudah melakukannya. Chae Won tak menanggapi perkatan ibu mertua yang jahat, ia meminta Young Ja untuk makan bubur sebelum dingin. "Bukankah kau benci bertemu denganku? Jika aku menjadi dirimu, aku pasti begitu"
"Jadi kau tahu itu", balas Chae Won. Young Ja bertanya apa alasan Chae Won memilih tetap tinggal di rumahnya "Kurasa kau tidak mungkin jatuh cinta kepada Chul Goo tiba-tiba. Apa ini karena kompensasi perceraian?. Mungkin kau berpikir bahwa kau bisa menghancurkanku jika kau bertahan selama mungkin Kau salah jika kau berpikir begitu, kau tahu apa ini?". Young Ja menunjukan surat perjanjian penolakan atas kompensasi yang pernah di tanda tangani Chae Won.
Chae Won ke Young Ja "Apa yang aku punya tidaklah buruk, iya kan?. Jika aku membuka ini ke media atau pemegang saham, ini akan menyebabkan kekacauan". Young Ja mendadak pusing, ia bergerak ingin merebut handphone Chae Won, ia bertanya berapa yang Chae Won minta. "robek surat perjanjian itu, maka aku akan menghapus video ini", jawab Chae Won.
Young Ja diam, Chae Won berbalik pergi, Young Ja menahan Chae Won, "kau hapus dulu videonya". Chae Won tak bergeming, ia menatap ibu mertuanya dengan tatapan menantang. Mau tak mau, suka tidak suka, Young Ja mengalah dan merobek surat perjanjian dengan wajah geram. Begitu melihat surat perjanjian telah musnah, Chae Won segera menghapus video di ponselnya.
Chul Goo mengajak Chae Won berbelanja ke super market, membeli kebutuhan BBQ. Karena ingatan Chae Won sudah kembali, ia berniat mengajaknya pergi menungjungi Hyo Dong. "Apa tidak apa-apa meninggalkan Ibu sendirian di rumah saat dia sedang sakit?", tanya Chae Won. Chul Goo meminta istrinya untuk tidak khawatir, "ibu selalu sakit, Aku tahu tidaklah mudah bagimu untuk memaafkannya tapi, kurasa kau benar-benar orang yang baik. Chul Goo menggenggam tangan Chae Won, ia berjanji selama sisa hidupnya, akan membayar semua kesalahan yang telah diperbuat Young Ja.
Se Yoon berada disupermarket yang sama dengan Chae Won, ia melakukan riset penjualan produk. Dari jarak yang tidak terlalu jauh, ia melihat Chae Won yang sedang berbelanja bersama Chul Goo. Chul Goo berbalik pergi mengambil arang, ia meminta Chae Won untuk menunggu.
"Berbelanja keperluan sehari-hari", sapa Se Yoon. Chae Won tersenyum "lama tidak bertemu". Se Yoon melihat Chae Won terlihat lebih kurus dari terakhir kali mereka bertemu, "apa kau baik-baik saja", tanyanya. Chae Won bilang semuanya baik-baik saja. Beberapa saat mereka saling diam.
Se Yoon membuka suara : Sebenarnya, aku heran. Karena kau bilang bahwa kau sudah mendapatkan kembali ingatanmu, kupikir kau akan bercerai dan memulai hidup baru. Aku juga terkejut melihat kau berbelanja dengan suamimu.
Chae Won : Aku orang yang bodoh, bukankah begitu?.
Se Yoon : Tidak. Kurasa kau benar-benar mencintai suamimu. Aku lega melihat kau bahagia bersamanya.
Chae Won : sebenarnya, aku.....
Chul Goo datang membawa 2 bungkus arang. Seketika Se Yoon menghilang dari pandangan Chae Won. Chul Goo mengajak Chae Won naik ke lantai 2. Chae Won berjalan menoleh ke kanan dan kiri mencari sosok Se Yoon.
Dari arah belakang, Se Yoon menatap Chul Goo yang merangkul pundak Chae Won. Ia terus menatap mereka sampai menghilang dari pandangannya. Sinar mata dan raut wajahnya, menggambarkan kesedihan.
Joo Ri berkunjung ke rumah keluarga Lee, membawa bouquet bunga lili. Sol Joo menyambut hangat kedatangan Joo Ri. "Bagaimana kau tahu ini adalah bunga kesukaanku?", tanya Sol Joo. "Bunga Lily juga bunga kesukaanku. Entah bagaimana, kurasa pikiran kita sama", jawab Joo Ri. Sol Joo tersenyum, mempersilahkan Joo Ri duduk.
Bo Reum bernyanyi, menghibur kakek dan nenek. Do Hee tak suka melihatnya, ia mengajak Kang Seok berbicara di luar. Do Hee menuduh Kang Sook menggunakan Bo Reum untuk mendapatkan nilai plus di mata kakek dan nenek, menurutnya hal ini tidaklah fair. "Seorang cucu melakukan menghibur kakek dan neneknya apakah itu tidak boleh?", balas Kang Sook mendengar ucapan Do Hee.
Kang Sook menyindir Do Hee yang merasa mual tiap kali berkunjung kerumah mertua mereka, bagaimana bisa dia menjalankan bisnis keluarga, dan tinggal disini dalam waktu yang lama. Do Hee tak mau kalah, ia menilai Kang Sook tidak konsisten. Selama ini Kang Sook sama sekali tidak peduli dengan bisnis keluarga, hanya memberi kakek 500 ribu won pada perayaaan 100 tahun. "tapi lihat sekarang, ucapanmu berbeda dengan kenyataan".
Hal yang sama juga terjadi pada Ki Moon dan Ki Choon, mereka saling berdebat di pabrik mie. Ki Moon menyindir Ki Choon yang memiliki trauma pada mie, apa mungkin dia sanggup bertahan. Ki Choon menjawab, ia bisa mengatasi rasa traumanya. Ia membalas menyindir, "Apakah pegawai elit sepertimu bisa melakukan pekerjaan berat ini?'".
Ki Moon menjawab dengan santai "Sewaktu muda, aku merasa tertekan menjadi putra sulung, sehingga aku lari dari tanggung jawab. Tapi bagaimanapun juga aku kembali untuk mewarisi usaha keluarga. Kupikir ini adalah takdirku sebagai putra tertua". Ki Choon tertawa "takdir apanya? Hei Kak, aktingmu benar-benar bagus. Kenapa kau tidak main film saja?". Ki Moon terdiam, mereka saling melirik dengan tatapan persaingan.
Chae Won berkunjung ke rumah kakek, di pintu gerbang ia bertemu dengan Hyo Dong, "Apa yang membawamu kemari tiba-tiba?", tanya Hyo Dong dengan wajah cemas.
Chae Won tak menjawab, ia memeluk ayahnya, merasa rindu seolah lama tak bertemu. Hyo Dong menatap Chul Goo dengan tatapan binggung. "ingatannya telah kembali", ucap Chul Goo menjelaskan. Hyo Dong melepas pelukan Chae Won, "benarkah, itu". Chae Won tersenyum, mengangguk "ya, ayah".
Hyo Dong merasa sangat bersyukur, putri kesayangannya kini telah mengenali wajahnya, ia menunjuk mie yang dijemur diluar "Bagaimana dengan tempat ini?", tanyanya. "Pabrik mie tiga generasi, rumahku", jawab Chae Won.
Hyo Dong memeluk Chae Won, ia merasa sangat lega, "sekarang aku bisa tidur tanpa kekhawatiran, aku bangga padamu. Inilah putriku". Chul Goo meminta maaf karena telah membuat ayah mertuanya khawatir. Chae Won menangis di pelukan ayahnya, "ini semua berkat perhatian ayah. Maafkan aku karena telah membuat ayah khawatir dan terima kasih". Chul Goo ikut merasa terharu melihat keduanya.
Chul Goo duduk bersama kakek, Hyo Dong, Ki Moon serta Ki Choon. Sudah lama mereka tak melihat Chul Goo berkunjung.
Hyo Dong mengajak Chae Won bicara berdua, mereka berbicara di kamar Hyo Dong. Hyo Dong masih merasa sedikit khawatir, mengenai keputusan Chae Won yang tetap memilih hidup bersama Chul Goo, "Kau sudah menandatangani surat cerai. Apa kau yakin kau bisa melanjutkan hidup bersamanya?". Chae Won meminta Hyo Dong untuk tenang, "kami tidak mempunyai masalah. Jadi jangan khawatir".
Bagaimanapun sebagai seorang ayah, Hyo Dong tetap merasa tidak tenang. Ia tak ingin melihat putri kesayangannya hidup menderita di rumah mertuanya, ia selalu terbangun dari tidur saat memikirkan hal itu, setiap kali melihat Chae Won, ia selalu merasa sedih.
Mata Chae Won mulai berkaca-kaca, ia memeluk Hyo Dong, Chae Won berusaha meyakinkan ayahnya, bahwa kini ia baik-baik saja. Hyo Dong tak tahu harus berkata apa, berharap apa yang dikatakan putrinya itu benar adanya.
Se Yoon pulang dengan wajah lesu, ia terkejut melihat Joo Ri berdiri menyambut kedatangannya, memakai celemek lagi, "apa yang kau lakukan disini?", tanyanya. Sol Joo bilang ia mengundang Joo Ri berkunjung kerumah, bahkan Joo Ri membantu Sool Joo menyiapkan makan malam. Sol Joo menyuruh putranya untuk segera berganti pakaian, dan makan malam bersama.
Se Yoon melepas jaketnya dengan wajah kesal, Joo Ri menyusulnya ke kamar. Se Yoon bertanya apa yang dilakukan Joo Ri di sini tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Joo Ri bilang bukankah ia sudah meminta kesempatan pada Se Yoon.
"kumohon hentikan, dan tinggalkan aku sendiri", ucap Se Yoon tegas. Joo Ri meminta maaf, "aku tidak tahu kalau kau begitu tidak menyukaiku. Maaf jika yang kulakukan ini salah", usai mengucapkan itu, Joo Ri pergi keluar sambil menangis.
Sol Joo melihat Joo Ri keluar dari kamar Se Yoon sambil menangis, ia bertanya apa yang terjadi. Joo Ri meminta maaf, pamit pulang. Sol Joo pergi ke kamar Se Yoon, ia bertanya apa yang sudah dia lakukan hingga membuat Joo Ri menangis. Se Yoon meminta ibunya untuk membiarkannya sendirian. "Sesuatu yang buruk terjadi di kantor?", tanya Sol Joo.
Se Yoon bilang, Joo Ri adalah teman Eun Seol, ia hanya menganggap Joo Ri sebagai juniornya, tidak lebih. Jika ibunya terus bersikap seperti ini, maka ia akan kembali ke Amerika. Sol Joo tak bermaksud apa-apa, ia hanya mengundangnya, karena dia adalah teman Se Yoon, itu saja. Se Yoon tak ingin berdebat, moodnya sedang tidak baik, ia ingin sendirian. Sol Joo mengerti, ia mengalah dan meminta maaf.
Bibi membawa kiriman surat yang ditujukan untuk Chul Goo. Young Ja menerimanya, dan langsung membukanya. Nafasnya sesak saat melihat brosur-brosur perumahan di negara Eropa. Beberapa detik kemudian, Chul Goo dan Chae Won pulang dari rumah kakek. Young Ja melemparkan brosur ke wajah putranya, "ibu apa yang kau lakukan?", tanya Chul Goo.
Seperti biasa, Young Ja meluapkan amarahnya pada Chae Won, ia menuduh menantunya yang membujuk Chul Goo untuk pindah keluar negeri, mencuri putranya yang berharga. Chae Won meminta maaf. Chul Goo membela Chae Won, "Jangan salahkan Chae Won, dia tidak tahu apa-apa. Akulah yang membujuknya untuk pindah ke luar negeri".
Young Ja kecewa, bagaimana bisa Chul Goo melakukan hal ini padanya. Ia telah bersusah payah membesarkannya, kini putranya lebih memilih istrinya, dan menelantarkan ibunya sendiri seperti sepasang sepatu tua. Chul Goo bilang ia tidak menelantarkan Young Ja, ia hanya mencari solusi terbaik dari masalah ini. "Apa solusi terbaiknya adalah dengan meninggalkanku sendiri dan pergi jauh dariku?", tanya Young Ja penuh emosi. Chul Goo bilang, ibunya tidak sendiri, ia masih memiliki Joo Ri.
Young Ja tetap berteriak "apa aku akan tinggal bersama Joo Ri selamanya? Suatu saat dia juga akan menikah". Jika memang seperti itu, Chul Goo meminta ibunya untuk berubah bersikap baik pada Chae Won, berhenti menyiksanya. Young Ja menangkap perkataan Chul Goo dari sudut pandangnya "Jadi maksudmu, jika aku ingin tinggal bersamamu, aku harus bersikap baik terhadap istrimu?. Aku harus merangkak dihadapannya?".
Ia kembali menyalahkan Chae Won, Chul Goo berteriak "bukan begitu, berhenti menyalahkannya". Chae Won tetap bersikap tenang "Yobo, berhenti berteriak pada ibu". Young Ja tak bisa berkata apa-apa, ia memegang kepalanya yang mau pecah, terduduk lemas di sofa, merengek meminta belas kasih.
Pagi hari. Chae Won datang ke perusahaan, masuk keruangan Young Ja "apa kau mencariku ibu?", tanyanya. Young Ja bersikap lebih baik, "ya. silahkan duduk". Young Ja mulai berbasa-basi, hidup itu singkat apa gunanya hidup dalam kebencian, ia juga bercerita tentang masa lalunya yang membanting tulang menjadi pekerja kontruksi hingga penagih hutang. Ia telah bekerja keras, demi membesarkan keduanya anaknya "Chul Goo bukanlah sekedar anak bagiku. Dia adalah hidupku, segalanya bagiku. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Tidak. Aku tidak punya alasan untuk hidup tanpa kehadirannya".
Chae Won sama sekali tak tersentuh mendengar cerita ibu mertuanya. Young Ja mengajak Chae Won berdamai, "Kau masih muda. Kenapa kau tidak dan memulai hidup baru?. Ia menyodorkan amplop ke hadapan Chae Won, "ini pasti cukup untukmu". Chae Won menghitung uang yang ada di amplop, meletakkannya kembali ke meja, "maaf, tapi bukan ini yang aku inginkan".
Young Ja : kau seharusnya bersyukur dengan ini. Kau pikir, kau itu berharga. Berapa?, berapa yang kau inginkan?.
Chae Won : Bisakah kau memberiku setengah dari saham perusahaan ini?
Young Ja berteriak, dengan mimik jeleknya "apa? apa yang kau bilang?. Apa kau gila?".
Chae Won menghela napas, sejujurnya ia tak menginginkan uang, "Kau telah bersikap kejam terhadapku, bahkan kau memasukkanku ke rumah sakit jiwa. Dan aku hampir dijebak sebagai istri yang berselingkuh. Aku memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa menyengsarakanmu sebanyak yang kau lakukan padaku. Aku memikirkannya berulang-ulang kali, dan menyadari bahwa membawa Chul Goo pergi darimu adalah hal yang paling menyakitkan buatmu. Aku tidak akan meninggalkan Chul Goo. Bahkan jika kau memberiku kompensasi yang besar dan setengah dari saham perusahaan. Aku tidak akan pergi".
"Sebelum aku dibawa keluar dalam peti mati, aku tidak akan meninggalkan rumahmu satu langkah pun atau pun pergi dari sisi Chol Goo", ucap Chae Won pasti, menatap Young Ja dengan tatapan berani.
END
Komentar :
Apa Young Ja akan mengalah kali ini?, sepertinya tidak mungkin, mengingat dia adalah wanita licik nan jahat. Pasti Young Ja tidak akan tinggal diam, dan akan menyusun rencana untuk mengalahkan Chae Won.
keren..
ReplyDeletekyknya si se yoon udh mulai suka nih sm chae won..
Se yoon fighting buat chae won.. Kasihan juga sih chul go sekarang kn ud nyesel yah..
ReplyDeleteSebenarnya Chul Goo bisa jadi suami yang baik, jika saja Young Ja tidak ikut campur, dan berusha membuat mereka bercerai. Kalau dipikir2 memang kasian juga sich Chul Goo, punya ibu yang jahatnya kaya mak lampir...hehhehhehhe
Deleteiya bener!!!
Deletemantap
ReplyDeleteYa ampun, ada kissu Hyo Dong - Choon Hee. kaget saya, biasanya K drama ga ada yang mengumbar kissu pemeran tuanya... kejutan nih...
ReplyDeleteditambah lagi omongan kang jin, "Apa yang kau makan sampai belepotan begitu?" hahaha sumpah ngakak tapi ga sampai guling2...
iya betul Chul Goo bisa jadi suami yang baik, kenapa keduanya ga pindah rumah aja gitu. biar ga diresein sama Young Ja.
Iya mba kan sekarang udh nyesel chul goo nya,dikasih kesempatan kedua gitu.. Hehhe
ReplyDeletekira kira chae won juga bakal balas dendam ke chul goo gak ya???
ReplyDeleteChae Won hanya menggunakan Chul Goo untuk balas dendam ke Young Ja. Bagaimana pun, Chae Won menikah dengan Chul Goo atas dasar cinta.
Delete