Young Ja mengaku stress dan sering mengkonsumsi obat penenang selama 3 tahun terakhir semenjak kehadiran Chae Won dirumahnya. Chae Won mendekat dan berbisik di telinga ibu mertuanya "Kalau begitu, ibu harus dirawat dirumah sakit jiwa, haruskah aku mengantarmu kesana?". Young Ja terkejut, "apa ingatanmu sudah kembali, benarkah?".
Chae Won tak menyangkal, "Kau berharap aku diusir keluar rumahmu tanpa mengetahui apa-apa. Tapi sayangnya, semua ingatanku sudah kembali. Kenapa kau melakukan hal itu padaku?".
Young Ja bilang ia harus melakukannya, karena tak yakin Chul Goo akan duduk di kursi CEO jika kasus perceraian mereka sampai di dengar oleh para pemegang saham, selain itu ia juga tak ingin kehilangan uangnya yang berharga dengan memberikan uang kompensasi kepada Chae Won "Untungnya, kau mempunyai riwayat masa lalu mengalami depresi. Tidaklah sulit untuk memasukkanmu ke rumah sakit jiwa. Dan aku bisa dengan mudah menemukan rumah sakit yang tepat", tambah Young Ja lagi.
Chae Won bertanya tidak kah Young Ja merasa simpati padanya, memikirkan bagaimana takutnya ia berada di rumah sakit jiwa tanpa tahu alasannya. Young Ja bilang itu adalah hal yang pantas Chae Won terima. Ia juga merasa kasihan pada Chae Won yang kehilangan ibu di usianya yang masih muda. "Kau bisa bertemu dengan ibu mertua yang baik dan mendapatkan kasih sayangnya, seharusnya itulah yang patut kau terima. Tapi hal itu adalah cerita di keluarga lain, ceritanya menjadi berbeda saat kau menjadi menantu ku. Jika bukan karena wajah cantikmu, kau tidak ada nilainya bagi putraku".
"Aku seorang wanita pebisnis. Aku tidak pernah melakukan bisnis yang tidak menguntungkan. Kau tidak ada gunanya bagi putraku. Sebaliknya, kau akan membuatnya menyokong keluargamu seumur hidupnya. Kau benar-benar buruk. Jika demi anak-anakku, aku tidak perlu takut, tak ada yang harus ditakutkan, tidak perlu malu". Young Ja langsung jatuh tertidur setelah mengatakannya. Chae Won mengeluarkan ponselnya, ia telah merekam semua percakapan mereka.
Chae Won membawa Young Ja pulang. Chae Won bilang pada Chul Goo ia pergi menemui Young Ja saat tubuhnya merasa baikan, saat tiba disana ia melihat ibu mertuanya telah menghabiskan satu botol minuman. "kau memang menantu yang baik, tidak seperti yang lainya, ucap Chul Goo. Ia segera membawa ibunya yang mabok masuk ke kamar. Young Ja mengoceh, ia tak butuh siapa-siapa, bahkan anaknya sekalipun.
Se Yoon tak bisa membalas perasaan Joo Ri, ia belum bisa membuka hatinya untuk wanita lain, ia juga mengucapkan terima kasih pada Joo Ri karena telah menyukainya. Joo Ri bertanya apa 3 tahun tidak cukup bagi Se Yoon untuk melupakan Eun Seol, jika begitu ia akan tetap menunggu meski 10 atau 20 tahun lagi.
Selama ini ia selalu melihat pria yang dicintainya bahagia bersama wanita lain, dihari perayaan 100 hari, perayaan satu tahun dan dihari saat Se Yoon melamar Eun Seol, ia selalu bersama mereka. Meski hal itu sulit baginya, ia tetap bersyukur karena masih bisa melihat Se Yoon, "Aku begitu takut kehilanganmu selamanya, jika kau mengetahui perasaanku ini. Apa kau tahu bagaimana sakitnya aku?", Joo Ri menangis.
Se Yoon menghapus air mata Joo Ri, ia meminta maaf, dihatinya tidak ada tempat bagi Joo Ri. "Lalu apa kau tidak akan pernah jatuh cinta lagi, dan akan terus dihantui oleh bayangannya?", tanya Joo Ri. Se Yoon menjawab tentu saja ia akan mencintai lagi pada waktunya, tapi untuk saat ini hatinya belum siap.
Joo Ri minta Se Yoon berjanji padanya, jika hatinya merasa siap untuk mencintai lagi, maka dirinya yang pertama kali mengetahuinya. Joo Ri memohon pada Se Yoon untuk memberikan dia kesempatan pertama menduduki tempat di hatinya. Se Yoon diam, ia tak mengangguk ataupun menggeleng.
Sol Joo merasa tak enak badan. Dong Kyo merasa heran melihat istrinya yang tiba-tiba sakit, ia menebak Do Hee datang kerumah mereka, mengajukan complain terkait gagalnya promosi Ki Moon. Sol Joo meminta suaminya untuk melupakan hal itu, anggap tak pernah terjadi.
Pintu terbuka, "apa ibu sakit?", tanya Se Yoon. Sol Joo menjawab ia baik-baik saja, stresnya hilang karena melihat 2 pria tampan berdiri mengkhawatirkan dirinya. Dong Kyo tersenyum, "Dia melihat aku setampan dirimu. Rasanya senang sekali", mereka tertawa bersama. Sol Joo permisi pergi ke kamar kecil.
Ponsel Sol Joo berdering, Dong Kyo menjawab panggilan. Terdengar suara Choon Hee yang langsung mengenali suara Dong Kyo, ia memanggilnya dengan sebutan kakak ipar. "ah, teman Sol Joo yang cantik itu!, kudengar kau tinggal di Amerika?", tanyanya. Choon Hee membenarkan, ia menjelaskan telah kembali ke Korea dan menjalankan bisnis cafe di Paju.
Sol Joo kembali dari kamar kecil, ia bertanya siapa yang menelepon. "Yang Choon Hee", jawab Dong Kyo. Sol Joo merebut ponselnya, pergi keluar. Se Yoon dan Dong Kyo saling pandang dengan tatapan binggung. Sol Joo bertanya kenapa Choon Hee menelponya malam-malam begini. Choon Hee bilang bukan hal yang penting, hanya saja dalam waktu dekat ini, dia akan pergi ke panti asuhan dan mengajak Sol Joo pergi bersama.
Sol Joo beralasan ia mempunyai pertemuan penting pada hari itu. Choon Hee lalu bertanya kapan Sol Joo akan mengundang dirinya untuk berkunjung kerumahnya. Sol Joo bilang ia akan mencari waktu senggang, dan langsung memutus sambungan telepon.
Dong Kyo dan Se Yoon menyusul Sol Joo, Dong Kyo bilang ia ingin berbicara dengan Choon Hee bertanya tentang kabarnya, ia juga merasa penasaran seperti apa wajahnya sekarang.
"apa ayah mengenalnya juga", tanya Se Yoon. Dong Hyo membenarkan, "dia sudah seperti adik bagi ibumu". Se Yoon merasa penasaran, ia baru mengetahui jika ibunya memiliki teman dekat, ia ingin bertemu dengannya lain kali. Sol Joo mengangguk, raut wajahnya tidak tenang, ia selalu cemas jika berhubungan dengan Choon Hee.
Choon Hee membersihkan riasan wajahnya, ia berguman sendiri, "Sol Joo sungguh beruntung, ia memiliki suami kaya dan penuh kasih sayang". Ia melihat hak sepatunya yang patah, teringat pada Hyo Dong. Choon Hee menggeleng, ia tak mengerti kenapa Hyo Dong berbohong padanya, bersikap seolah-olah memiliki istri.
Hyo Dong berdiri di luar Opera Cafe, melihat pintu yang tertutup. Hyo Dong bicara sendiri "Kami makan siang bersama-sama dan bahkan dia kugendong di punggungku. Bagaimana bisa prilakunya benar-benar berubah dan memperlakukanku dengan begitu dingin?. Ny. Yang, apa aku melakukan kesalahan? Jika kau kecewa terhadap sesuatu, tolong katakan padaku".
Kang Jin berjalan lesu, Hyo Dong memanggilnya "Hey, pria rumah atap". Kang Jin merasa Hyo Dong merendahkannya dengan panggilan itu, tak mau kalah ia memanggil Hyo Dong dengan sebutan tukang listrik. Hyo Dong bertanya pada Kang Jin, hubungan apa yang ia miliki dengan Choon Hee. Kang Jin menjawab hubungan mereka hanya sebatas tetangga biasa. Hyo Dong tak percaya "bagaimana dengan kencan kalian?".
"Masa bodoh dengan kencannya! Dia hanya menonton film dan aku menyuapinya popcorn. Itu saja", jawab Kang Jin. "Popcorn? Siapa yang menyuapi siapa?", tanya Hyo Dong lagi. "kubilang aku yang menyuapinya", jawab Kang Jin. Hyo Dong marah, mencengkram kerah baju Kang Jin "apa kau seorang playboy, kenapa kau mendekatinya, kau menyukainya atau tidak?". Kang Jin bilang ia tak mendekati Choon Hee, dan tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
"oh, Apa yang membawamu kemari saat hari gelap dan jalanan licin? Apa kau kemari untuk mencari menantumu lagi?", Kang bicara seolah-olah melihat nenek. Hyo Dong kalang kabut, ia berusaha menyembunyikan dirinya. Saat berbalik tak ada nenek di sana. Kang Jin menertawain Hyo Dong yang tertipu 2 kali. Giliran Hyo Dong yang marah-marah...hehehehehe...
Pukul 2 dini hari, Young Ja terbangun dari tidurnya, merasa haus, berjalan ke dapur. Matanya setengah terpenjam, ia terlojak kaget melihat Chae Won yang lebih dulu berada didapur.
Young Ja bertanya apa yang dilakukan Chae Won disana. Chae Won bersikap seperti biasa, "Aku membuatkan air madu untukmu. Silahkan minum", ucapnya sambil menyodorkan gelas. Young Ja membanting gelas yang diberikan Chae Won."Kenapa aku harus minum ini?. Siapa yang tahu kalau kau memasukkan racun ke dalamnya, Bukankah kau mencari-cari kesempatan untuk menyakitiku?".
Chae Won menjawab apa yang ia lakukan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang telah Young Ja lakukan padanya. Young Ja menganggap ucapan Chae Won itu sebagai ancaman untuk balas dendam, meski ingatannya telah kembali, dia tetap memasang wajah lugu dan tinggal dirumahnya. Chae Won melihat sosok Chul Goo, ia kembali menawarkan air muda madu ke pada Young Ja. "singkirkan itu", bentak Young Ja.
Chul Goo menghampiri mereka, "ibu, apa yang kau lakukan?". Young Ja mengadu pada putra kesayangannya, "Ingatannya sudah kembali, jadi dia mencoba untuk balas dendam terhadapku, dan dia memasukkan racun ke dalam minuman itu". Chul Goo terkejut, "Benarkah itu?, Ingatanmu sudah kembali?. Chae Won mengangguk, tiba-tiba ia ingat semuanya.
Tapi Chul Goo tak percaya dengan ucapan Young Ja yang menuduh istrinya memasukkan racun ke dalam minuman. Chul Goo meminum air madu itu, "ibu lihat, ini hanya air madu biasa", ia lalu meminta maaf pada Chae Won atas sikap ibunya. Chae Won bisa memahaminya karena pasti Young Ja merasa sangat gugup saat ini.
Chul Goo duduk berlutut di depan Chae Won, ia mengaku salah. Chul Goo selalu merasa gelisah dan tak tenang. Chae Won bertanya apakah Chul Goo ikut terlibat saat Young Ja mengirimnya ke rumah sakit jiwa. Chul Goo menggeleng "aku mendengarnya setelah ibu mengirim mu kerumah sakit jiwa". Young Ja bersikeras, meski Chul Goo berulang kali meminta padanya untuk membawa pulang Chae Won.
Chul Goo meminta Chae Won memberikannya kesempatan kedua, ia juga berjanji akan berubah dan menjadi suami yang lebih baik. Chae Won mengangguk. Chul Goo memeluk istrinya,"terima kasih, aku akan benar-benar bersikap baik padamu". Chae Won bilang akhir-akhir ini sikap Young Ja sedikit aneh, seperti terlalu sensitif dan gelisah. Chul Goo juga merasakan hal yang sama, ia berpikir untuk membawa ibunya konsultasi ke psikolog.
Ki Choon dan Kang Sook mengemasi barang, bersiap pindah ke rumah kakek. Sebelum pergi, mereka berdiri memandangi rumah untuk terakhir kalinya. Kang Sook terharu mengingat kenangan saat membeli rumah pertama mereka meski secara kredit, banyak suka dan duka telah mereka lalui bersama.
Ki Choon menyemangati Kang Sook dan juga Bo Reum, mereka akan memulai babak ke dua dalam kehidupan mereka dengan gemilang, memenangkan perlombaan dengan berbagai cara untuk mendapatkan warisan. Mulai sekarang mereka bertiga harus saling bekerja sama dan berpegang teguh satu sama lain. Sebelum pergi, mereka meneriakkan slogan penyemangat yakni "Sepuluh milyar, sepuluh milyar, Fighting".
Kesedihan tengah meliputi Do Hee. Ia menangis sedih di lantai, apartemen mewahnya telah kosong tak ada lagi perabotan mahal kesukaan Do Hee. Ki Moon mengajak Do Hee segera berangkat. Tapi Do Hee merasa tak rela meninggalkan semua perabotannya mahal yang ia beli dengan susah payah, ia minta Ki Moon berjanji untuk mendapatkan harta warisan kakek, dan mengembalikan perabotan berharganya. Do Hee memeluk suaminya, suara tangisnya semakin keras, Ki Moon berjanji akan melakukannya.
2 mobil truck pengangkut barang bertemu di depan gerbang rumah mie. Ki Choon meminta Ki Moon memundurkan mobilnya, ia akan masuk lebih dulu. Do Hee mengomel dari dalam mobil, seharusnya Ki Choon membiarkan yang lebih tua untuk masuk terlebih dahulu. Diantara mereka tak ada yang mau mengalah. Mereka saling berperang membunyikan klakson mobil, membuat keributan, jarak kedua mobil semakin dekat.
Tak lama kemudian Ki Ok datang, berjalan diantara jarak kedua mobil, masuk kedalam halaman tanpa bebam. Do Hee, Ki Moon, Kang Sook, Ki Choon tak mau kalah, mereka buru-buru turun dari mobil, berlari menyusul adik mereka. (ada-ada saja tingkah mereka ini).
Kakek merasa tersentuh, melihat ke-3 anak serta menantunya yang bersedia pindah ke Paju dengan niat menjalankan bisnis keluarga, awalnya kakek merasa pesimis melihat anak-anaknya yang menolak menjadi penerus. Tapi kedatangan mereka kini, membuat kakek merasa lega. Kakek mempunyai 3 kualifikasi yang diajukan sebagai penggantinya "pertama, seseorang yang mencintai mie, kedua seseorang yang membuat mie dengan baik, dan ketiga seseorang yang menjual mie dengan baik". Kakek pergi ke kamar setelah mengucapkannya.
"Kupikir kau berada di kantor. Bagaimana kau bisa berada disini?", tanya Ki Choon pada Ki Moon. Ki Moon bilang ia telah mengundurkan diri dan akan fokus pada usaha keluarga. Do Hee menambahkan Seul Hoong juga akan segera pulang ke Korea untuk bergabung dengan mereka. Kang Sook tak mau kalah mengarang cerita tentang Ki Choon yang menolak perkerjaan dari perusahaan besar, demi meneruskan usaha keluarga. Ki Ok ikut membuka suara, ia berhenti dari mengajar piano meski mendapatkan banyak murid. Nenek bilang ia merasa beruntung karena memiliki anak-anak yang berbakti.
Chul Goo masuk keruangan kerja Young Ja. Young Ja mengeluh sakit kepala, "aku merasa lemas, seperti mau mati". Chul Goo mengajak ibunya pergi keluar, berkencan dengannya. Young Ja bertanya mereka akan pergi kemana. Chul Goo menjawab mereka akan pergi kesuatu tempat, makan malam dan juga berbelanja. Young Ja senang, ia seperti mendapatkan kembali putranya yang selama ini menghilang. Sudah lama sekali mereka tidak pergi berdua, dan bersenang-senang.
Rupanya, Chul Goo membawa Young Ja ke sebuah klinik. Chae Won telah lebih dulu menunggu. Young Ja bertanya apa yang Chae Won lakukan disini. Chul Goo bilang akhir-akhir ini ibu sering mengalami stress dan sensitif, karena itu ia membawa Young Ja kemari untuk bertemu dengan psikolog yang kompeten. "Ibu, aku melakukan konseling disini dan mendapatkan banyak pertolongan. Aku yakin ibu akan lebih baik juga", ucap Chae Won meyakinkan.
Young Ja naik darah, "Aku cukup normal. Jangan memperlakukanku seperti pasien". Nafasnya naik turun menahan marah. Chul Goo membela Chae Won, mereka hanya ingin menolong Young Ja untuk menenangkan pikiran. Young Ja mengatai Chae Won sebagai wanita licik, ia tahu menantunya saat ini sedang berusaha balas dendam padanya, tapi ia yakin tak akan jatuh semudah itu. Young Ja pergi meninggalkan mereka.Chae Won memasang wajah menyesal, "Mungkin kita tidak seharusnya membawanya kemari". Chul Goo menghela napas, ia keluar menyusul Young Ja.
Chul Goo susah payah berusaha membawa ibunya masuk ke dalam mobil, Young Ja berontak, ia tak menyangka putra kesayangannya tega melakukan hal ini terhadapnya dan menganggapnya sebagai orang gila.
Chul Goo akan mengantar Young Ja pulang, ia minta maaf pada Chae Won, meminta istirnya untuk pulang naik taxi. Chae Won mengangguk "Jangan mengkhawatirkanku. Jagalah saja ibu". Dari dalam mobil, Young Ja menatap Chae Won dengan tatapan buas.
Chae Won menatap mobil yang berjalan meninggalkan parkiran, ia berkata dalam hati "ini baru permulaan. Aku akan membalas semua yang telah kau lakukan padaku. Kau akan melihatnya".
Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 10 Part 2
lanjut yah mbak nuri,,trim,,
ReplyDeleteseru sinopsisnya, lanjut ya.. thank you
ReplyDeleteMakin. . Makin.. Penasaran. Teingkyuuuu mba nurii sinops A hyi dan IOM nya kerennn
ReplyDeleteLnjutkan. . .
ReplyDeleteUnnie btw kpn nieh IOM eps 4.a dposting?
Q tnggu y
gomawo
Lnjutkan. . .
ReplyDeleteUnnie btw kpn nieh IOM eps 4.a dposting?
Q tnggu y
gomawo