Pages - Menu

Wednesday, March 13, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 11 Part 2


Choon Hee menemukan surat di tangga saat akan menutupp cafe. Tak ada nama pengirim tertera, Isi suratnya lumanyan panjang, 2 lembar. Choon Hee mulai membaca, "Yang terhormat, Ny. Yang". 

Kemudian terdengar narasi suara Hyo Dong, sambil menulis surat untuk Choon Hee,
" Ijinkan aku memperkenalkan diri dengan baik. Namaku adalah Min Hyo Dong, orang yang kau panggil oppa si tukang listrik. Aku berasal dari Yoheung, dan arti dari namaku adalah "Yang paling berbakti." Alasan aku menuliskan surat ini adalah untuk menjelaskan kesalahpahamanmu. Seperti yang sudah kau ketahui dengan baik, aku adalah seorang duda.
Aku kehilangan istriku sekitar 30 tahun lalu. Orang-orang kerap kali mencoba untuk memperkenalkan seorang wanita padaku, dan aku mempunyai hubungan dengan wanita sekali atau dua kali. Tapi tidak satu pun yang bisa mencairkan hatiku yang beku. Aku bersumpah demi nama istriku di surga. Jadi aku menganggap ini sebagai takdirku untuk hidup bersama dengan mertuaku selama sisa hidupku. Itulah yang kupikirkan sampai saat aku bertemu denganmu.

"Malam itu, saat aku bertemu denganmu ketika kau memungut topiku dan memasangkannya ke kepalaku, hatiku mencair seperti gula yang dipanaskan. Aku mencoba untuk mengendalikan perasaanku, bahkan berpura-pura seperti pria yang beristri, tapi aku mengetahui bahwa diriku sudah jatuh cinta padamu. Aku menciummu pada hari itu
bukan karena aku memandang rendah padamu. Itu adalah ekspresi cintaku yang ceroboh.
Jadi berbaik hatilah terhadapku dan terimalah perasaanku ini. Aku benar-benar mencintaimu, Ms. Yang".

Choon Hee membaca baris terakhir, "Dan aku hanya akan mencintaimu saja. Salam hormatku, Min Hyo Dong". Ia tersenyum setelah membaca surat Hyo Dong, "Siapa yang di jaman ini masih menuliskan surat cinta seperti ini? Orang udik. Yah, meskipun begitu, dia sedikit berbeda dengan laki-laki lain". 

Chul Goo memberitahu Chae Won kabar baik, ia bilang Young Ja sudah membulatkan tekadnya.

Chul Goo membawa Chae Won kekamar ibunya. Young Ja memberikan perjanjian tertulis serta kartu kredit pada Chae Won, "apa ini?", tanyanya.

"Perjanjian tertulis. Ibu mengakui kesalahan-kesalahannya, dan membuat perjanjian tertulis bahwa dia tidak akan pernah menyiksamu lagi. Ibu juga akan memberikanmu hak untuk menjalankan rumah tangga", jelas Chul Goo dengan wajah cerah. 

Chae Won melirik Young Ja, bagaimana mungkin ibu mertuanya yang jahat itu bisa berubah pikiran begitu cepat. 

Young Ja berkata orang biasa memanggilnya wanita berdarah dingin, tapi ia hanyalah seorang ibu yang melalui kehidupan yang keras demi kedua anaknya. Terkadan Chul Goo seperti suami dan terkadang seperti teman baginya. Ia tak butuh keberuntungan yang besar, yang ia butuhkan hanya Chul Goo, "tolong biarkan dia tinggal bersamaku", pinta Young Ja sambill menangis, (air mata buaya).

Meskipun ia tak bisa berubah dalam satu malam, tapi ia berjanji akan menjadi ibu mertua yang baik seperti yang tertulis disurat perjanjian. Young Ja memohon pada Chae Won 
memberikannya kesempatan kedua. Chul Goo memandang sedih melihat ibunya menangis.

Young Ja berlutut di depan Chae Won, Chul Goo meminta ibunya berdiri. Young Ja menepis tangan Chul Goo memohon sambil menangis, "Aku telah melakukan kesalahan terhadapmu,
jadi aku pantas untuk memohon sambil berlutut. Aku tidak bisa hidup tanpa Chul Goo. Kumohon jangan membawanya pergi jauh dariku".

Young Ja memegang dadanya, mengerang kesakitan. Chul Goo panik, "ibu, apa yang terjadi". Young Ja tak menjawab, hanya mengeluarkan suara yang tidak jelas, membuat Chul Goo semakin panik. Chae Won ikut panik, ia berlari ke kamar mengambil kunci mobil. 

Setelah melihat hasil pemeriksaan, dokter menjelaskan tidak ada masalah dalam tidak ada masalah dengan pusat bahasa di otaknya. Dokter menganalisi Young Ja menderita gangguan konversi neurotik.
"Apa dia mengalami banyak tekanan akhir-akhir ini?", tanya dokter. 
"Kurasa dia tertekan karena aku bilang aku akan pindah ke luar negeri", jawab Chul Goo.
 (*gangguan konveri neurotik : gangguan mental yang diakibatkan stres.

Young Ja menangis, mengeluarkan suara yang tidak jelas (jelek banget mimiknya Young Ja).

Chul Goo merasa bersalah, meminta ibunya untuk tidak menangis. Chae Won bertanya pada dokter, "apa Apa dia bisa menderita aphasia saat dia benar-benar sehat-sehat saja?". Dokter membenarkan, hal itu bisa terjadi disaat seseorang mengalami tekanan berat. Young Ja mengangguk-angguk mendengar penjelasan dokter.
(*Aphasia adalah gangguan yang menyebabkan penderita kesulitan untuk berkomunikasi. Ini biasanya terjadi tiba-tiba, setelah stroke).

Chul Goo bertanya kapan ibunya bisa bicara lagi. Dokter bilang pasien harus terbebas dari stress yang memperburuk kondisinya, selain itu dia juga harus menjalani pengobatan dan konseling. Hal yang paling penting adalah untuk memperoleh kembali ketenangan jiwanya.

Chul Goo memeluk Young Ja, matanya mulai berkaca-kaca, "Ibu, kami tidak akan pindah,
jadi santai saja. Ibu, maafkan aku, aku tidak akan pindah. Kumohon jangan menangis". 

Kembali ke rumah. Chul Goo membantu ibunya kembali ke kamar, ia berjanji tidak akan pergi kemana-mana meninggalkan ibunya sendiri, "jadi santailah dan tenang saja, okay". Young Ja memakai bahasa isyarat dengan tangan meminta buku dan juga pulpen.


Young Ja menulis kata perusahaan. Chul Go mengerti ia akan kembali bekerja, dan  mengurus perusahaan. Chul Goo meminta Chae Won untuk menjaga ibunya. Chae Won mengangguk. Young Ja melambaikan tangan dengan lemas, memanggil menantunya.
"kau butuh sesuatu ibu", tanya Chae Won. Young Ja menulis, "tinggalkan aku sendiri".

Chae Won berjalan keluar, berbalik menoleh Young Ja. Ia menutup pintu, menghela napas berat.
(kenapa juga Young Ja pake sakit segala sich).

Chul Goo mengambil alih tugas Young Ja dan menandatangani semua berkas-berkas.   Asisten bertanya tentang penyakit Young Ja. Chul Goo menjawab keadaannya akan membaik setelah beristirahat beberapa hari.

"Apa kita akan mempercayakan pekerjaan gudang kita di Paju pada Young Sun Electrics?", tanya Chul Goo. Asisiten menggeleng, mereka akan memakai kontraktor lain. Young Ja telah merekomendasikan seseorang, "Presdir bilang, ia berhutang jasa pada orang itu". Asisiten menunjukkan sebuah kartu nama. Chul Goo membaca nama yang tertera disana, "oh, ini ayah mertuaku", seru Chul Goo. 

Hyo Dong menerima telepon dari Chul Goo, sedikit terkejut mendengar permintaan Chul Goo yang meminta padanya untuk untuk memperbaiki instalasi listrik gudang perusahaan di Paju. Hyo Dong berpikir perusahaan milik ibu Chul Goo sudah memiliki kontraktor tetap. Chul Goo membenarkan, tapi lebih baik memberikan pekerjaan pada orang yang ia kenal dari pada dengan orang asing. 

Hyo Dong bertanya apa ibu Chul Goo mengetahui hal ini. Chul Goo menjawab sebenarnya ibunya yang memintanya untuk menyerahkan pekerjaan ini pada ayah mertua untuk membayar hutang-hutangany, karena ia merasa menyesal. Chul Goo juga bilang, bahwa kini ibunya sedang sakit, Ibu menderita aphasia".
"aphasia, apa itu?, tanya Hyo Dong tak mengerti. 

Scene kemudia beralih pada Kang Jin yang menunggu Ki Ok di halaman rumah mie. Ki Ok bertanya kenapa Kang Jin datang menemuinya. Kang Jin berbalik bertanya kenapa Ki Ok keluar dari kelas musik secara mendadak. Ki Ok bilang ia sedang belajar membuat mie, "Pabrik mie adalah usaha keluarga kami selama 100 tahun. Ayahku ingin salah satu anaknya untuk menggantikannya". 

Kang Jin bilang seharusnya anak lelaki yang meneruskannya, bukan anak perempuan. Ki Ok mematahkan pendapat Kang Jin, anak yang paling berbakatlah yang akan menjadi penerus. Kang Jin tak tahu jika Ki Ok anak yang berbakti seperti itu. Ki Ok meminta maaf, "Bagaimanapun, maafkan aku. bekerjalah dengan orang lain".

Kang Jin membentak Ki Ok, ia tidak terima, "Sekarang kita sudah menjadi kompak.
Kau tidak bisa keluar tiba-tiba begini! Kau tidak bisa keluar sebelum kau menemukan penggantimu. Mengerti?". Ki Ok bersekeras, ia tak memiliki waktu untuk mengajar. Kang Jin tak mau tahu, "kau harus datang dan menemaniku bagaimanapun juga, mengerti!".

Nenek datang bersama Kang Sook, ia langsung mengenali Kang Jin, "Lihat siapa disini. Hai, Oppa si rumah atap". Kang Jin tersenyum lebar melihat nenek, "halo, ibu lama tidak bertemu. Kenapa kau tidak datang ke Cafe Opera akhir-akhir ini?". 

Nenek bilang ini semua karena Kang Jin yang telah mengambil Choon Hee dari menantunya. Mengetahui Kang Jin berkencan dengan Choon Hee membuat hatinya merasa lega, sehingga ia tak punya alasan lagi untuk berkunjung kesana.  


"kalau begitu cium aku ibu", ucap Kang Jin, menyodorkan pipinya
Nenek tersenyum, "aigoo....kau benar-benar lucu", nenek memberik kecupan di pipi Kang Jin. 

Ki Ok dan Kang Sook tentu saja heran melihat tingkah mereka berdua. Nenek membelai pipi Kang Jin, "jika aku memiliki anak seumuran denganmu, aku akan menikahkannya denganmu". Nenek lalu mengajak Kang Jin masuk kedalam, mencicipi kue beras yang ia buat untuk persembahan. Kang Jin tentu saja tidak menolak, mendengar makanan gratis. Ia menggandeng tangan nenek masuk ke dalam. 

Ki Ok membentangkan tangan, menghalangi Kang Jin, "tunggu, beraninya kau masuk kedalam rumahku". Nenek menyuruh Ki Ok untuk minggir. Kang Jin menarik tangan nenek, melewati Ki Ok. 
Ki Ok mengomel, "Orang itu. Dia akan menempel seperti lintah, sekali kita membiarkannya masuk. Berhenti disana!. Ki Ok berlari menyusul mereka.

Kang Sook juga ikut mengomel, "lihat dia, memanggil ibu...ibu...Oh, baru pertama kali ini aku bertemu dengan orang macam dia". 

Choon Hee melihat kembali surat dari Hyo Dong, "pria lugu. Bahkan gaya tulisannya begitu kaku". Suasananya menjadi lebih baik, ia terus tersenyum memandangi surat ditangannya. 
Terdengar suara Kang Jin yang memanggil namanya dari luar. Seperti biasa, ia selalu tidak senang dengan kehadiran Kang Jin.

Kang Jin memberikan bungkusan plastik pada Choon Hee, ia bilang makanan itu dari nenek, "Ini mendekati Tahun Baru Imlek, jadi dia mengirimkan ini sebagai hadiah". Choon Hee bertanya kenapa nenek menyuruh Kang Jin untuk membawakan ini untuknya. Kang Jin bilang itu karena mereka tinggal digedung yang sama, lagi pula saat ini mereka juga sedang berkencan.

"Apa yang sedang kau bicarakan?. Hey, kenapa kau menyebarkan rumor tak beralasan begitu?. Kita tidak sedang berkencan", seru Choon Hee sewot.
Kang Jin : Ny. Yang, apa kau punya masalah kejiwaan?. Ketika dia datang untuk memberimu makanan persembahan, bukankah kau jelas-jelas mengatakan padanya bahwa kita ada kemajuan?".

Choon Hee menjelaskan itu karena nenek meragukan hubungannya dengan Hyo Dong, ia terpaksa berbohong. Kang Jin meminta Choon Hee untuk berhenti jual mahal, seperti bermain pertunjukan tarik ulur tali tambang. Berapa kali Choon Hee harus menegaskan pada Kang Jin, bahwa ia tak tertarik sama sekali dengannya, tidak akan pernah, "kau bukan tipeku". 

Kang Jin tak mau kalah, "Kau juga bukan tipeku. Tipe idealku adalah wanita yang tinggi, langsing, dan seksi".
Choon Hee : Kita bukanlah tipe masing-masing, jadi berhenti sampai disini.
Kang Jin mengerti, pergi dengan kesal, sambil membawa bungkusan nenek titipan untuk Choon Hee.

Choon Hee menghentikan langkah Kang Jin, "Tunggu. Bukankah kue beras itu untukku?. Kau tidak boleh membawanya".
"Baiklah, baiklah. Makanlah semuanya. Geez, kau benar-benar melelahkan", ucap Kang Jin kesal melemparkan bungkusan kue beras ke atas meja. Keluar dari pintu.
Choon Hee tak kalah kesal, ia mengeluh memiliki tetangga yang menyebalkan seperti Kang Jin.

Se Yoon tidak kosentrasi bekerja, ia teringat perkataan Young Ja semalam tentang rencana Chae Won yang akan pindah ke luar negeri bersama Chul Goo.

Chae Won menyetrika baju, sejenak ia melamun. Teringat perkataan Joo Ri yang telah menunggu selama 3 tahun untuk mendapatkan Se Yoon. Bibi mencium bau gosong, "oh ya ampun..nyonya Chae Won". Chae Won terkejut melihat kemeja Chul Goo yang telah terbakar setrika.
Bibi bertanya apa Chae Won baik-baik saja. "ya, aku sedang memikirkan sesuatu", jawab Chae Won.

Chul Goo berdiri disamping Young Ja, yang menulis sesuatu di buku. Chul Goo membacanya dan bilang hari ini ayah mertuanya akan mengerjakan instalasi lisrik gudang di Paju.
Chul Goo mengucapkan terima kasih, atas perhatiannya pada ayah Chae Won, "ibu sudah berusaha begitu banyak untuk berdamai dengan Chae Won". Young Ja menganggukan kepala, sambil mengeluarkan suara yang tidak jelas.

Hyo Dong memberi intruksi pada seluruh bawahannya, untuk mengganti semua kabel dan meng-install ulang papan sirkuitnya. Kabel listrik yang kusut dapat mengakibatkan hubungan arus pendek dan kebakaran. "baik, pak", jawab mereka serempak.

Hyo Dong menelpon Chae Won, bertanya tentang kesehatan Young Ja. Ia berharap Young Ja segera sembuh, dan bisa kembali bicara. Hyo Dong juga memberitahu Chae Won, ia mendapatkan pekerjaan dari Chul Goo. Memperbaiki instalasi gudang perusahaan di Paju, gudangnya sudah tua dan berantakan, sepertinya akan memakan waktu beberapa hari. Seorang rekan kerja memanggil Hyo Dong untuk makan siang. "Ayah akan menelponmu nanti", ucap Hyo Dong memutus hubungan telepon.

Young Ja terlihat sedang mengetik pesan pada seseorang, buru-buru ia menyembunyikan poselnya dibawah bantal begitu Chae Won masuk kedalam kamar. Chae Won membawak obat herbal untuk Young Ja. Young Ja menatap Chae Won dengan tatapan sinis (takut kalau ada racunnya).

"kenapa ibu memandangku seperti itu?". 
Young Ja meminum obat yang dibawa Chae Won, ia kembali menatap menantunya dengan tatapan sinis. 

Terdengar suara dering telepon di rumah keluarga Kim. Chul Goo yang masih mengantuk menggerutu, siapa orang yang menelpon pagi-pagi begini. Chae Won keluar dari dapur, berdiri di dekat Chul Goo.

Mata Chul Goo terbuka lebar, mendengar kabar salah satu gudang mereka yang terbakar, "Apa terjadi kebakaran? Gudang yang di Paju? Itu adalah gudang yang pekerjaan listriknya sedang dikerjakan ayah mertuaku". 
 "apa", seru Chae Won terkejut mendengar pembicaraan Chul Goo.

Pintu kamar Young Ja terbuka. Sudah pasti ia mendengar perkataan Chul Goo barusan. Lihat tatapannya, pasti dialah dalang dari insiden kebakaran gudang di Paju.

Hyo Dong lewat di depan Opera Cafe, kebetulan saat itu Choon Hee berada diluar.
"apa kabarmu", sapa Hyo Dong
"Baik, lama tidak bertemu", balasa Choon Hee.

Hyo Dong berkata, akhir-akhir ini ia dengan sibuk dengan pekerjaannya, ia juga bertanya apa kah Choon Hee sudah membaca suratnya.
Choon Hee bilang surat itu begitu kekakan-kanakan, "Jangan menuliskan surat seperti itu lagi". 

Suara mobil sirine polisi berhenti di depan Opera Cafe. 

2 polisi berjalan menghampiri Hyo Dong, "permisi. apa anda benar Tuan Min Hyo Dong. 
Hyo Dong mengangguk, "ya. Saya Min Hyo Dong".
"Kami dari kantor Kepolisian Paju. Anda ditahan sebagai tersangka pembakaran gudang di daerah Paju yang terjadi kemarin malam". 
Hyo Dong dan Choon Hee terkejut bukan main mendengar ucapan polisi barusan.



END


Komenter :
Yakin 1000%, Young Ja dalang dari insiden kebakaran itu. Wanita licik, dia tahu dengan pasti kalau Chae Won sangat menyayangi ayahnya. Pastinya, ia gunakan kesempatan ini untuk menekan Chae Won. Mana pake pura-pura sakit segala lagi....
Benar-benar menyebalkan.....

4 comments:

  1. lanjutannya ,,,,dah baca pingin baca trus,,,,,,,
    thx yah mbak/....

    ReplyDelete
    Replies
    1. di tunggu ya...lagi ngerjain sinopsis lain..
      terima kasih sudah berkunjung....

      Delete
    2. Mba, koq gak dilanjutin sinopsisx sih? Duh, terlanjur kepo nih liat di DC sdh sampe eps. 23...

      Delete
  2. waaah tambah seru nih crtny...fighting ya mbak di tunggu lanjutannya..

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)