Pages - Menu

Thursday, May 22, 2014

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 49 Part 1

Tim dokter berusaha menyelamatkan Se Yoon. Kejutan lisrik dari alat Defibrillator tidak berhasil mengembalikan detak jantungnya, tangan Se Yoon terkulai lema. Layar monitor menampilkan garis lurus.


Presdir Lee memarahi Sol Joo yang keluar dari rumah tanpa ijin lebih dulu, terlebih lagi handphoennya dimatikan. Selain marah ia juga khawatir. Sol Joo mengaku bertemu dengan Chae Won, “Aku menemuinya dan memberikannya tiket pesawat”.


“Tiket pesawat?”.


“Ya. Sekarang ini mereka sedang duduk berdampingan di pesawat”.


Presdir Lee marah, kenapa kau melakukan itu. Apa yang kau pikirkan. Sol Joo merasa harus melakukan itu, karena merasa bersalah pada Se Yoon dan Chae Won. Sekaligus melindungi hati nuraninya yang masih tersisa.


Presdir Lee mengaku juga merasa bersalah pada Se Yoo – chae Won, tapi dengan melakukan ini tidak akan memperbaiki semuanya. Ia menilai tindakan Sol Joo ini hanya memperburuk keadaan.


“Kita bercerai saja”, ucap Sol Joo membuat keputusan yang tidak disangka-sangka


Presdir Lee terkejut setengah mati.  Sebelum Sol Joo melakukan ini, ia sudah memikirkan resikonya. Sol Joo yang tampaknya sudah pasrah, akan melakukan apapun keinginan presdir Lee tanpa syarat. Presdir Lee terdiam, terlalu terkejut untuk berkomentar.


Telpon rumah berdering, Sol Joo mengangkatnya. Telpon itu dari rumah sakit Sae Han, mengabarkan tentang kondisi Se Yoon yang kini berada di UGD.


Rasa cemas Chae Won berubah menjadi takut karena telpon Se Yoon tak juga bisa di hubungi. Chae Won bertanya pada resepsionis bandara, apa ia bisa melihat daftar penumpang. Resepsionis tak bisa membantu Chae Won karena undang-undang perlindungan keamanan informasi pribadi.


Tak lama ponsel Chae Won berdering, telpon dari Sol Joo. Chae Won memberitahu sekarang ia berada di pintu keberangkatan, tapi ia belum bertemu dengan Se Yoon. Wajah Chae Won pias ketika Sol Joo mengatakan saat ini Se Yoon berada di UGD rumah sakit. 

Sol Joo dan presdir Lee datang ke rumah sakit, dengan panik Sol Joo bertanya apa yang terjadi dengan putranya. Dokter yang menangani menjelaskan jantung Se Yoon berhenti berdetak saat dia tiba di ruang UGD. Setelah mendapatkan pertolongan pertama, jantungnya kembali berfungsi.


Sol Joo syok, bagaimana mungkin. Presdir Lee menahan badan Sol Joo yang hampir jatuh. Presdir Lee bertanya bagaimana keadaan Se Yoon saat ini. Dokter berkata karena luka berat dari kecelakaan mobil, pembuluh darahnya pecah dan darah telah terakumulasi dalam subdural space otaknya. Jika gumpalan darahnya tidak segera diangkat dengan operasi , maka itu bisa membunuhnya.


“Lalu apa dia bisa pulih setelah di operasi?”, tanya presdir Lee kemudian


Dokter tidak bisa menjamin,  Jika itu adalah pendarahan subdural akut, maka hasilnya akan sulit. Meskipun hasilnya beragam. Bahkan dengan campur tangan operasi, 60% dari pasien bisa meninggal.


“Tidak..ini tidak boleh terjadi. Dokter tolong selamatkan Se Yoon. Ini tidak boleh,  aku memohon padamu, Dokter”, Sol  Joo memohon dengan air mata bercucuran.


Dokter berkata akan melakukan yang terbaik, lalu masuk ke ruang operasi.  Presdir Lee menuntun Sol  Joo untuk duduk. Sol Joo tak bisa lagi membendung air matanya, terlalu takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada Se Yoon.


Chae Won yang datang terburu-buru langsung bertanya keadaan Se Yoon. Dengan nada tersendat-sendat, Sol Joo berkata Se Yoon tengah di operasi.


Chae Won  melihat pintu ruang operasi yang berada di depannya dan menangis, “Maafkan aku. Aku seharusnya pergi menemuimu sedikit lebih awal, Se Yoon. Berikan aku satu kesempatan lagi. Sekali lagi, kumohon Se Yoon” . Chae Won menangis sejadi-jadinya


Melihat kedua wanita yang menangis, membuat perasaan bersalah presdir Lee semakin besar. Diam-diam ia ikut menangis. Seandainya saja presdir Lee tidak bersikeras mengirim Se Yoon ke Amerika, pasti kecelakaan ini tidak akan pernah terjadi.


Choon Hee segera pergi kerumah sakit setelah mendengar kabar tentang Se Yoon.  Ia yang tak sabar ingin segera tiba dirumah sakit, meminta Hyo Dong untuk mengemudikan mobil lebih cepat. Di sepanjang perjalanan, Choon Hee tak berhenti menangis. 

Sampai Choon Hee merasa hanya memberi beban pada putra kandungnya itu.  Hyo Dong yang paling merasa bersalah, andai saja ia tidak menelpon Se Yoon dan meminta datang untuk menemui Choon Hee, mungkin kecelakaan ini tidak akan pernah terjadi.


Choon Hee menganggap ini bukan kesalahan Hyo Dong, jadi jangan menyalahkan diri sendiri. Choon Hee terus menangis, “Tunggu ibu Se Yoon. Ibu dalam perjalanan..tunggulah”.


Diluar ruang operasi, Chae Won, Sol Joo dan presdir Lee menunggu dengan perasaan campur aduk.  Choon Hee dan Hyo Dong datang. Pada Chae Won, Choon Hee bertanya bagaimana kondisi Se Yoon, apa yang dikatakan dokter, apa dia akan baik-baik saja setelah operasi?.


Chae Won tak mampu menjawab. Choon Hee lalu bertanya pada Sol Joo, “Se Yoon akan baik-baik saja, kan Onnie?”.


Karena Sol Joo tak juga menjawab, maka Choon Hee bertanya pada presdir Lee,  “Jika dia dioperasi,  dia akan baik-baik, iya kan, kakak ipar?”.


Presdir Lee juga tak bisa menjawab. “Choon Hee”,  panggil Sol Joo pelan


Choon Hee semakin bingung dan juga cemas, tidak ada satupun orang yang bisa menjawab pertanyaannya.


Chul Goo memulai pekerjaan barunya sebagai supir pengganti. Di hari pertamanya ia mendapat pelanggan pria paruh baya yang merupakan tetangga di rumah lamanya. Chul Goo mengaku dulu pernah tinggal di daerah ini, tepat di sebelah rumah pria itu. Pria paruh baru itu menilai Choon Hee seorang pembohong. Bagaimana mungkin seorang yang pernah tinggal dirumah se’elit itu menjadi supir pengganti.


Chul Goo berkata karena alasan pribadi, akhirnya harus pindah rumah. Pria baruh paya tak peduli, masuk ke dalam rumah setelah berkata Chul Goo telah bekerja keras.


Sebelum pergi, Chul Goo menyempatkan diri melihat rumah lamanya. Ia melihat dilantai atas tepatnya di bekas kamarnya, lampu menyala terang. Chul Goo berguman apakah pemilik barunya sudah pindah. Chul Goo lalu pergi dengan berjalan kaki.


Selang beberapa detik kemudian, pemilik baru rumah Chul Goo datang. Sebuah kejutan karena pemilik baru rumah itu adalah Hong Joo. Tapi Chul Goo tidak mengetahuinya, karena itu terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.


Benar apa yang dikatakan Ms. Koh, Hong Joo kini tengah hamil besar. Ms. Park menyambut Hong Joo dan memeluknya dengan perasaan rindu. Ia sedikit khawatir jika Hong Joo mengalami kesulitan selama dalam penerbangan pesawat. Tapi untungnya Hong Joo tidak mengalami kesulitan, bayi yang di kandungnya ini seakan bisa mengerti keadaan. Hong Joo langsung tertidur begitu pesawat lepas landas.


Ms. Park sudah membersihkan rumah, pergi ke pasar dan membuat Kimchi. Hong Joo sangat merindukan kimchi buatan Ms. Park.


“Bagaimana keadaan nyonya Ma?” , tanya Ms. Park


Hong Joo menjawab keadaan ibunya jauh lebih baik pasca perceraian dengan tuan Ma. Kini ibunnya bisa tidur tanpa meminum obat. Dan bisa tertawa sesekali. (Huwa...perubahan drastis nich, Pengen liat Ny. Ma tertawa seperti apa, biasa wajahnya selalu tegang).


Joo Ri khawatir melihat ibunya yang minum obat penenang dalam jumlah banyak. Sesuatu yang buruk bisa terjadi jika ibunya terus – terus’an mengkomsumsi obat itu. Young Ja menyuruh Joo Ri meningalkannya sendiri. Seakan tak perduli dengan kesehatannya, Young Ja berkata kematian adalah hal buruk yang bisa terjadi.


Joo Ri menangis, Young Ja heran kenapa kau tiba-tiba menangis. Hati Joo Ri serasa akan meledak ketika mendengar ibunya berbicara tentang kematian, “Jika bukan karena aku, ibu dan kakak tidak akan mengalami kesulitan ini. Rasanya aku ingin mati”.


Sekarang Young Ja yang takut,"Baiklah..ibu mengerti. Ibu tidak akan marah lagi..Jangan menangis Joo Ri...jangan menangis". 

Young Ja meminta Joo Ri menangis, matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis. Chul Goo pulang membawa makanan. Young Ja memarahi Chul Goo dari mana saja seharian, kenapa baru pulang sekarang. 

Chul Goo tersenyum dan berkata mulai sekarang bekerja sebagai supir pengganti. Sampai ia menemukan pekerjaan yang cocok, Chul Goo akan menganggap pekerjaan ini sebagai pengalaman hidup. 

Young Ja menangis, "Aigo...aigo..anakku yang berharga kenapa bisa berakhir seperti ini. Karena aku sudah melakukan begitu banyak dosa, aku menerima balasan karenanya sekarang". 

Chul Goo berusaha menenangkan ibunya, ia memutuskan bekerja sebagai supir pengganti hanya untuk mencari pengalaman. Tetap saja Young Ja tidak ikhlas, ia membesarkan Chul Goo dengan susah payah bukan untuk menjadi supir pengganti. 

"Kenapa Ibu terlalu sensitif hari ini?. Keringkan air mata Ibu. Aku membeli ayam, jadi makanlah", bujuk Chul Goo. 

Chul Goo memberi satu potong paha ayam pada ibunya. Young Ja tidak mau, Chul Goo pikir apa disaat ini ia masih punya selera untuk makan. Chul Goo memaksa, rasa ayam ini tidak akan enak kalau dingin. Ia sengaja membeli ayam goreng karena itu makanan kesukaan ibunya. 

"Apa masih hangat?", tanya Young Ja, lalu mengambil ayam yang diberikan Chul Goo. Belum sampai satu gigitan, Young Ja kembali menangis nyaring. 
Joo Ri yang tadi sudah diam, ikut menangis lagi. Jadilah ibu anak ini menangis bersahut-sahut'an. Chul Goo heran, "Kenapa kali bersikap begini di depan makanan. Kalau orang mendengar, mereka akan berpikir kalau kita sedang membunuh ayam". LOL.

Chae Won, Sol Joo dan Choon Hee melihat Se Yoon yang dirawat di ruang ICU. Se Yoon masih tidak sadarkan diri, dengan berbagai alat pembantu menempel ditubuhnya. 

Choon Hee : Se Yoon buka matamu. Ibu disini. Chae Won juga disini. Se Yoon bangunlah, ibu mohon. 
Dokter datang, Sol Joo bertanya kenapa Se Yoon belum juga sadar, apa terjadi sesuatu dengan operasinya?. Dokter berkata operasinya berhasil, namun karena trauma berat di kepalanya, mungkin ada kompilasi lain. Tim dokter akan terus memantau perkembangan. 

"Apa maksudnya ada komplikasi lain?. Mungkinkah dia tidak akan pernah sadar?", tanya Chae Won takut. 

"Sayangnya, ada kemungkinan hal itu bisa terjadi", jawab dokter. 

Jawaban yang membuat ketiga wanita itu menangis sedih. Choon Hee berjongkok, meminta Se Yoon untuk bangun, "Se Yoon bangunlah, ibumu ada disini. Bangun Se Yoon, ibu mohon". 
Diluar ICU, Sol Joo mencoba menghibur Choon Hee untuk tidak terlalu khawatir, karena ia yakin Se Yoon pasti akan segera bangun setelah efek obat biusnya menghilang. Choon Hee kembali menyalahkan diri sendiri. Jika ia tikda pernah kembali ke Korea, pasti anak-anak tidak akan pernah menderita seperti sekarang. 

Sol Joo mengakui semua ini murni kesalahannya, jika ia tak menculik Se Yoon 30 tahun lalu. Kesalahan dan dosa-dosanya lah yang telah menyebabkan tragedi hari ini. Seharusnya ia yang menerima hukuman, bukan Se Yoon. 

Sol Joo menangis tersedu. Perlahan Choon Hee mendekati Sol Joo dan memeluknya. Kedua ibu ini mempunyai perasaan yang sama, mereka menangis dan berbagi kesedihan bersama. 

Chae Won duduk melamun di ruang tunggu. Penyesalan Chae Won rasakan saat mengingat pertemuan terakhir dan salam perpisahan yang Se Yoon ucapkan saat itu. Presdir Lee menghampiri Chae Won dan meminta maaf. Jika ia tidak keras kepala sampai akhir, musibah ini tidak akan terjadi, "Aku sangat malu bertemu denganmu". 

Chae Won mengeleng, menepis pemikiran yang buruk dari benaknya. Ia berkata tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Setelah Se Yoon tidur nyenyak malam ini, dia pasti akan bangun besok pagi. 

Kang Sook minum soju sendiran di kedai makan. Mengingat kejadian tadi siang membuatnya sangat malu. Ia yang selama ini berharap besar pada Bong Soo, harus menelan kecewa karena ternyata Bong Soo memiliki seorang kekasih. 

Ki Choon datang, duduk di depan Kang Sook, "Apa yang kau lakukan sehingga kau minum, istriku?".

"Memangnya aku istrimu?. Bagaimana bisa aku ini istrimu?", tanya Kang Sook nyolot. 

"Lihat dirimu. Bagaimana bisa kau meneriakiku padahal kaulah yang bersalah?".

Kang Sook merasa tak pernah melakukan hal yang benar maupun salah. Ki Choon kesal, Ttdak melakukan kesalahan?. Lalu apa yang dilakukan Kang Soo dengan menemui gigolo itu dibelakangnya bukan disebut sebuah kesalahan. 

"Katakan sejujurnya padaku?.Jika gigolo itu melamarmu, kau akan menerimanya, ya kan?".



Kang Sook mengelak, tidak bukan begitu. Ki Choon tak percaya, bukan begitu apanya. Yang terlihat Kang Sook sangat terpikat oleh lelaki itu, seakan-akan dirinya dan Bo Reum tidak berarti apa-apa lagi bagi Kang Sook.

Ki Choon memarahi Kang Sook yang tidak bisa lagi membantah, "Meskipun kita sudah menandatangani surat cerai, sebagai manusia, kau tidak seharusnya bersikap begitu. Kau harus memiliki hati nurani.

Kang Sook berkata sejujurnya ia dan Ki Choon dulu hidup bahagia. Tapi kesulitan ekonomi membuat hatinya menjadi dingi. Hatinya kembali mencari dan terbuai dengan perkataan Bong Suk yang mengatainya cantik dan sikapnya yang penuh perhatian. 

"Kau hanya memperlakukan aku sebagai seorang istri. Bong Soo oppa memperlakukan aku sebagai seorang wanita. Aku bahagia. Kupikir jika aku bisa menghabiskan satu hari saja bersama seseorang seperti dia dan mati, aku tidak menyesal". 

Ki Choon tetap menilai Kang Sook melakukan kesalahan, semuanya akan selesai jika Kang Sook memohon maaf padanya. Kang Sook tak mau, "Kenapa aku harus memohon padamu?. Aku tidak melakukan kesalahan padamu". 

Kang Sook pergi. Ki Choon mengejar Kang Sook yang jalan sempoyongan akibat pengaruh soju yang dia minum.  

Ki Choon jalan di belakang Kang Sook. Kang Sook penasaran akan sesuatu. Kapan Ki Choon mengetahui hubungannya dengan Bong Soo dan mulai mengikutinya. Apa Ki Ok yang memberitahu. 

"Tidak bukan seperti itu", jawab Ki Choon, "Di hari kau mendapatkan hadiah bunga, kau salah mengirimkan SMS padaku yang ditujukan untuk gigolo itu. Setelah itu, aku penasaran, dan mulai mengikutimu"

Kang Sook mengasihani dirinya sendiri yang terlihat sangat menyedihkan. Tapi Kang Sook heran kenapa Ki Choon bersikap seolah tidak mengetahui apa-apa. Ki Choon menghela napas, merasa rendah diri jika di bandingkan dengan Bong Soo. Ia yang tidak memiliki apa-apa dan tidak berpendidikan tinggi. Bagaimana ia bisa bersaing dengan Bong Soo dan menahan Kang Sook untuk tetap berada disisinya. 

"Jika kau bertemu seorang pria yang baik, aku seharusnya mendoakan kebahagiaanmu. Itu yang seharusnya dilakukan seorang pria". 

"Apa kau benar-benar tulus?"

"Tentu saja".

Tapi Ki Choon minta Kang Sook mengingat satu hal. Seperti halnya ia hanya mempunyai satu hati, "Cintaku hanyalah untukmu. Kau adalah cinta pertama dan satu-satunya dalam hidupku". 

Kang Sook menangis terharu, "Terima kasih, Ki Choon dan maafkan aku".

Ki Choon juga menangis, kenapa Kang Sook meminta maaf. Ia lah yang bersalah karena hanya memberikan kesulitan yang sulit pada Kang Sook selama menjadi istinya. Kang Sook tahu Ki Choon bukan orang jahat, "Kau orang baik"

Kang Sook menghambur ke pelukan Ki Choon, "Maafkan aku. Aku bersalah. Aku tidak akan pernah mengkhianatimu (lagi). Ki Choon mengeratkan pelukan. Akhirnya pasangan suami istri ini kembali berbaikan. Rujuk..rujuk...

Perawat memberikan barang milik yang dipakai Se Yoon saat kecelakaan. Kalung dengan liontin cincin pernikahan. Tangis Chae Won kembali tumpah mengingat saat ia meninggalkan Se Yoon di hari pernikahan mereka. 

Kini Chae Won menyesal, "Untuk terakhir kalinya, sekali saja berikan aku satu kesempatan lagi. Kumohon". 

Keluarga Kim makan dengan menu ala kadarnya. Baru satu suap, Young Je kembali meletakan sendoknya, tidak mempunyai selera makan. Joo Ri khawatir jika ibunya jatuh sakit, "Bahkan jika Ibu tidak menyukainya, makanlah, Bu".

Mau bagaimana lagi, Young Ja berkata tidak mempunyai selera makan. Bahkan disaat diampun, perutnya terasa mual dan berputar-putar seperti roller coaster. Chul Goo mengajak ibunya pergi ke rumah sakit. Young Ja merasa tidak perlu, penyakit ini karena tekanan pikiran, apa gunanya pergi ke rumah sakit. 

Chul Goo membujuk, penyakit pikiran atau penyakit dalam, atau apapun itu lebih baik periksakan dulu ke dokter. Young Ja bersikeras, untuk apa membuang-buang uang.

"Ibu yang benar saja!", ucap Chul Goo nyaring mengagetkan Young Ja. 

Suara Chul Goo melunak, "Tolong dengarkan aku". Joo Ri setuju dengan kakaknya, jika ibu terus membiarkan penyakit karena stres terlalu lama dapat menyebabkan penyakit serius. Young Ja akhirnya menurut, "Baiklah...baiklah". 

Chul Goo menurunkan Young Ja di lobby rumah sakit, ia minta ibunya masuk ke dalam lebih dulu, sementara ia memarkirkan mobil. Young Ja turun dari mobil seraya berguman mobil ini ukurannya seperti lubang hidung.... (wkwkw..masih untung punya mobil). 

Di dalam rumah sakit, Chul Goo berpapasan dengan perawat yang mendorong ranjang pasien. Chul Goo sempat pasien yang tidur di atas ranjang. 

"Tunggu siapa itu?. Bukankah itu Lee See Yoon?", gumannya terkejut. 

Ia mengejar perawat dan bertanya bagaimana orang ini bisa terluka. Perawat menjawab kecelakaan mobil. Chul Goo bertanya lagi kemana perawat akan membawa Se Yoon pergi. Perawat akan memindahkan Se Yoon dari ICU ke ruang rawat kelas. Perawat menyuruh Chul Goo menjauh, karena pertanyaanya hanya menganggu proses pemindahan. 

Para orang tua mendengarkan penjelasan dokter dengan seksama, dokter berkata pengurangan edema di otak berjalan lancar dan tekanan di otak sudah menurun. Hyo Dong bertanya kapan Se Yoon akan sadar. 

Edema = Pembengkakan yang disebabkan oleh penimbunan cairan di dalam jaringan tubuh.

Dokter telah menggunakan semua setiap metode perawatan medis, jadi kita tunggu dan lihat hasilnya. Hanya saja, jika kondisi koma terus berlanjut lebih dari 4 bulan, maka pemulihan akan berkurang hingga kurang dari 15 %. 

Choon Hee menangis, "Tidak boleh...Ku mohon selamatkan putraku". 

Diam-diam Chul Goo ternyata sejak tadi mengintip di jendela luar. Ia bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan dokter barusan. 

"Apa yang kau lakukan disini?", tanya Chae Won muncul di belakang Chul Goo. 

Chul Goo berbalik, "Chae Won-ah".

Selanjutnya mereka bicara diluar. Chae Won bertanya bagaimana Chul Goo bisa tahu Se Yoon sedang sakit. Chul Goo berkata datang kerumah sakit untuk memeriksakan ibunya yang kurang sehat, dan secara tak sengaja bertemu dengan perawat yang membawa Se Yoon pindah ruangan.

"Aku mendengar secara sepintas, tapi kedengarannya Se Yoon tidak bisa sadar kembali,  benar kah?". 

Seakan bisa membaca pikiran Chul Goo, Chae Won yakin Se Yoon pasti akan sadar. Entah itu satu tahun atau sepuluh tahun, ia akan tetap berada di samping Se Yoon dan melindunginya. Oleh karena itu tidak mungkin baginya untuk kembali pada Chul Goo, "Jangan bersikeras bertahan dan mengintai di sekitarku. Kumohon cari jalanmu sendiri dan pergilah. Ini permintaan terakhirku". 

Chae Won pergi meninggalkan Chul Goo yang terpaku. Bahkan disaat seperti ini, Chae Won tetap menujukan kesetiannya pada Se Yoon. 

Choon Hee menunggui Se Yoon sembari mengenggam erat tangan putranya. Sol Joo dan berkata akan pergi. Ia minta Choon Hee menjaga Se Yoon. Sol Joo berpikir pasti Se Yoon juga ingin bersama Choon Hee, karena orang yang ingin Se Yoon temui terkahir kali sebelum berangkat ke Amerika adalah Choon Hee.

"Seluruh kasih sayang antara ibu dan anak yang tidak bisa kau bagi sampai sekarang, berbagilah sekarang. Dan juga, jika kau membutuhkanku telpon aku kapan saja. Aku yakin kau bisa menjaga Se Yoon dengan baik".

Sol Joo merangkul Choon Hee sebentar sebelum pergi. Choon Hee menangis dan bicara pada Se Yoon yang belum sadarkan diri, "Anakku, kau memberiku kesempatan lebih untuk menjadi seorang ibu, kan?. Karena kau tahu kalau Ibu begitu frustasi dan marah karena dipisahkan darimu selama 30 tahun. Kau ingin memberi Ibu kesempatan, jadi kau sengaja melakukan ini, kan?". 

Choon Hee terisak pelan menyentuh wajah Se Yoon untuk yang pertama kalinya. Hyo Dong dan Chae Won masuk. Bisa merasakan bagaimana sedihnya perasaan Choon Hee saat ini.

Young Ja mencari Chul Goo kemana-mana, ia mengomel karena Chul Goo membiarkannya menjalani pemeriksaan sendirian. Chul Goo berkata bertemu dengan seseorang yang ia kenal. Tak sengaja Young Ja melihat Sol Joo jalan keluar. Ia ingin tahu apa yang dilakukan wanita itu disini. 

Chul Goo melarang ibunya yang ingin mendekati Sol Joo, "Berpura-puralah Ibu tidak tahu". Young Ja minta Chul Goo melepaskan tangannya. Terakhir kali bertemu dengan Sol Joo di rumah Chae Won, ia mengatakan sesuatu yang kasar pada Sol Joo karena ia merasa jijik dengan wanita itu. Jadi baguslah jika mereka bertemu disini 

(Ini orang mau ngajak berantem, ya?).

Chul Goo tetap menahan tangan ibunya. Young Ja heran, "Ada apa denganmu?". Akhirnya Chul Goo berkata Lee Se Yoon dirawat di rumah sakit ini. Dia mengalami kecelakaan mobil. Young Ja terkejut, "Kecelakaan mobil?. Seberapa buruk kondisinya?. Apa sangat serius?". 

Hyo Dong dan Chae Won pulang, mereka langsung diserbu pertanyaan yang menanyakan kondisi Se Yoon. Hyo Dong bilang kondisi Se Yoon masih belum sadar. Ki Choon khawatir jika kondisinya semakin memburuk apa yang harus di lakukan. 

Kang Sook menanyakan Choon Hee, kenapa kalian tidak pulang bersama-sama. Chae Won menjawab saat ini Chae Won menjaga Se Yoon, mereka akan bergantian berjaga. Nenek ingin pergi kesana menjenguk Se Yoon.

Hyo Dong berkata nanti saja. Saat ini Choon Hee ingin berdua saja bersama Se Yoon, itu sebabnya ia dan Chae Won memutuskan untuk pulang. Nenek bisa pergi saat kondisinya lebih tenang. Nenek mengerti lalu mendekati Chae Won yang menunduk sedih, "Aigo... apa yang bisa kita lakukan, untuk cucuku yang malang". 


Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 49 Part 2

5 comments:

  1. Ayeeeeee, akhirnya keluar juga AHYInyaa
    Ayo nuriiiii lanjutkan terus tinggal 1 episode lg :D

    ReplyDelete
  2. yuhuuuuuuuuuuu~~~~~~ makasih mba nur-nur akhirnya dilanjutin{}

    ReplyDelete
  3. Q jg penggemar mu mbak nuri...

    ReplyDelete
  4. lanjuttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt mbaaaaaaaaaaaaaaaaaa:d sisa 1 ep lagi sama ep 49 yg part 2 nya ini+)))))))

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)