Pages - Menu

Saturday, May 03, 2014

Sinopsis Big Man Episode 2 Part 1

Dalam keadaan koma, Ji Hyuk teringat pada masa kecilnya. Ji Hyuk kecil duduk diatas dahan pohon menatap jalan di depannya seperti menanti seseorang. Rintik hujan membuat dahan licin, Ji Hyuk terjatuh ke tanah dan merintih kesakitan.
Di masa remaja, Ji Hyuk sudah menjalani kehidupan yang berat. Ia mulai bertarung di ring tinju dan kalah.

Diruang perawatan, tangan Ji Hyuk bergerak menandakan adanya tanda-tanda kehidupan. Kembali terlihat kilasan saat Ji Hyuk dewasa yang terbatuk-batuk tergeletak diatas aspal,  dengan kepala terluka dan suara hati Ji Hyuk.

"Kenapa tidak ada yang membantuku bangun?. Mengapa?. Sudah berakhir. Ini terlalu berat. Sangat berat". 
 
Dengan menggunakan sisa-sia tenaga, Ji Hyuk berusaha bangkit. Tepat dari arah depan, sebuah bus melajut kencang kearahnya, "Tidak...Aku harus hidup. Aku ingin hidup. Seseorang... seseorang tarik aku. Siapapun itu tarik aku!".

Sebuah tangan terulur hendak menyentuh selang oksigen. Tapi tiba-tiba tubuh Ji Hyuk bergoncang hebat. Seketika itu juga Ji Hyuk membuka kedua matanya dan memegang tangan Mi Ra dengan kuat. Mi Ra menangis. 

Big Man Episode 2 

Presdir Kang turun dari sedan mewah dan menatap gedung yang ada di hadapannya. Ia bertanya pada supir, "Berapa banyak kau pikir biaya gedung ini?. Apakah kau berpikir ada seseorang di luar sana yang ingin bertukar hidup dengan gedung ini?". 

Supir tak menjawab. Presdir Kang kembali bertanya apa supir tahu tempat peristirahatan di daerah ini dimana banyak tunawisma berkeliaran. 

Terjadi keributan di rumah sakit. Para wartawan berkumpul ingin mencari informasi tentang pasien bernama Kang Ji Hyuk (Kemungkinan para wartawan sudah mendengar kabar kalau Ji Hyuk adalah anak presdir Kang, sehingga mereka memanggilnya dengan marga "Kang"). Disaat yang sama, Mi Ra keluar dari ruangan Ji Hyuk dan melihat kerumunan para wartawan.

Ponsel Mi Ra berdering, telepon dari Direktur Do Sang Ho (untuk selanjutnya saya akan memanggilnya dengan sebutan Direktur Do) yang menanyakan kondisi di rumah sakit. Ia berpesan agar Mi Ra tidak melepaskan pengawasannya pada Ji Hyk sampai ia tiba di sana.

Direktur Do dalam perjalanan menuju rumah sakit bersama presdir Kang. Saat itu juga Presdir Kang memerintahkan Direktur Do untuk segera memasukan Ji Hyuk ke dalam silsilah keluarga (Kartu keluarga). Direktur Do memberitahu banyak wartawan tengah berkumpul di rumah sakit. 

Keajaiban benar-benar terjadi pada Ji Hyuk. Ia yang awalnya di nyatakan mati otak, kini bisa berjalan sendiri keluar dari ruanganya. Kemunculan Ji Hyuk ini tentu saja langsung menarik perhatian yang sejak tadi memang menunggunya. 

"Apakah benar bahwa kau anak tersembunyi presdir Kang Sung Wook?. Bagaimana kau berpikir sebagai pewaris baru?. Kapan kau mengetahui kalau kau putra presdir Kang Sung Wook?", tanya mereka memberodong. 

Ji Hyuk terdiam dengan wajah linglung, "Apa yang kalian bicarakan?". 

"Bukankah kau Kang Ji Hyuk?". 

"Kang Ji Hyuk?. Aku Kim Ji Hyuk". 

"Ji Hyuk-ah", panggil presdir Kang dari  arah belakang mengalihkan perhatian wartawan. 

Para wartawan membuka jalan bagi presdir Kang berjalan mendekati Ji Hyuk dan langsung memeluknya, "Aku senang melihatmu baik-baik saja. Aku senang sekali melihatmu Ji Hyuk?". 

Perlakuan Presdir Kang pada Ji Hyuk membuat Mi Ra bingung, apa lagi Ji Hyuk yang terbengong-bengong tak mengerti. 

Selanjutnya, Presdir Kang dan Ji Hyuk bicara berdua. Presdir Kang berdiri membelakangi Ji Hyuk dan bertanya, "Apa kau ingat masa kecilmu". Tidak, jawab Ji Hyuk, "Aku tidak ingat apa-apa". 

Presdir Kang berbalik menghadap Ji Hyuk. Tidak apa-apa jika Ji Hyuk tidak mengingatnya. Ketika mereka bisa menahan emosi masing-masing dan membutuhkan satu sama lain. Presdir Kang yakin mereka bisa membentuk ikatan sebagai ayah dan anak, dan sebagai keluarga, "Kau mengerti apa yang aku katakan, bukan?".

Ji Hyuk menggeleng tidak mengerti sama sekali. Presdir Kang bisa memahami pasti Ji Hyuk merasa bingung, hal seperti itulah yang ia rasakan saat ini. Mulai sekarang mereka harus membiasakan diri satu sama lain. Presdir Kang menepuk pundak Ji Hyuk, menyuruhnya untuk berisirahat, lalu melangkah pergi.
"Apa pekerjaaan Anda?", tanya Ji Hyuk menghentikan langkah presdir Kang. 

Presdir Kang menjawab Ji Hyuk akan segera tahu. Ji Hyuk kembali bertanya, "Apa aku punya ibu?. Apa dia tahu?".

"Tentu saja". 

Ji Hyuk tersenyum tak percaya. Seharusnya presdir Kang tetap membiarkan saja anjing yang tertidur tetap tertidur (perumpamaan), ini hanya akan saling menyulitkan satu sama lain. Presdir Kang tidak bisa melakukan itu karena Ji Hyuk adalah putranya. Presdir Kang pergi. 

"Karena aku anakmu?. Apa gunanya menemukanku sekarang?', guman Ji Hyuk tidak suka. 

Presdir Kang terus di buru pertanyaan dari wartawan hingga masuk ke dalam mobil. Tapi dia tetap diam seribu bahasa. Dan mobil sedan hitam itu pergi meninggalkan wartawan yang merasa kecewa karena tidak mendapatkan informasi apapun. 

Presdir Kang heran kenapa tiba-tiba wartawan sangat penasaran soal daftar anggota keluarga orang lain. Direktur Do menduga mereka mendapat perintah dari para penyidik.  Mereka pasti sudah menemukan sesautu yang mungkin berhubungan dengan hal-hal ilegal. 

"Ah..kenapa sekarang", eluh presdir Kang. Tapi untuk saat ini, ia tak terlalu mengkhawatirkan hal itu, karena kantornya juga akan segera berubah. Yang lebih penting saat ini sudahkan Direktur Do menyelesaikan tugas yang ia berikan. Direktur Do sudah menjalankan, tinggal menunggu keputusan dari mereka. 
"Menurutmu ini akan berhasil?", tanya presdir Kang ragu. Dir. Do optimis memiliki peluang 90 %". 

Selesai satu tugas, presdir Kang memberi tugas lain. Ia ingin Dir. Do membuat Ji Hyuk bingung dan goyah. Berika dia uang, wanita dan sebagainya. Sehigga Ji Hyuk menjadi sibuk dan tidak sempat memikirkan hal lain. 

Keesokan harinya, Direktur Do memberikan Mi Ra daftar riwayat hidup Ji Hyuk yang harus mereka ketahui. Direktur Do bisa membaca raut wajah Mi Ra yang tampak tidak suka. Mi Ra tak mengerti kenapa ia harus mengetahuinya. 

"Karena dia bagian dari anggota keluarga (Kang). Dia seseorang yang harus kau layani". 

Direktur Do mengarang cerita dengan berkata mulai mencari keberadaan Ji Hyuk setahun yang lalu sesuai perintah presdir Kang. Dir. Do mengaku berhasil menemukan keberadaannya tak lama ini dan berhasil mencocokan data DNA-nya secara tak sengaja karena kecelakaan yang menimpa Ji Hyuk  belum lama ini. 

Mi Ra memulai tugas barunya melayani Ji Hyuk. Ia mengantar Ji Hyuk kerumah yang akan dia tinggali. Ji Hyuk berkeliling melihat sudut rumah. Mi Ra sudah menyiapkan segala sesuatu yang mungkin Ji Hyuk perlukan untuk sementara waktu ini. Jika Ji Hyuk butuh bantuan, bilang saja padanya. 
 
Ji Hyuk tak menghiraukan ucapan Mi Ra. Ia memakan anggur dan mengambil kaleng minuman dari dalam lemari pendingin. Mi Ra lalu menyerahkan kunci mobil baru. Jika Ji Hyuk tidak menyukai mobilnya, ia bisa menggantinya dengan yang baru. 

Ji Hyuk tersenyum tipis, "Kau berusaha merekrut ku sekarang?. Kau tahu bagaimana cara tim sepak bola mendapatkan pemain. Dengan memberikan tempat tinggal yang mewah dan mobil mahal". 

Mi Ra berkata tidak ada seorang pun di dunia ini yang mencoba merekrut seorang anak. Ji Hyuk tersenyum tak percaya, "Aku yakin kalian bisa melakukan semua ini karena kalian mempunyai banyak uang". 

"Ngomong-ngomong, ini bagus juga. Mendapatkan kesempatan untuk hidup di tempat yang mengangumkan seperti ini dan bertemu dengan kedua orang tua". 





Ji Hyuk membuka pintu dan melihat pemadangan malam kota seoul dari atas balkon, "Uang pasti sangat menyenangkan". 


Mi Ra memandang Ji Hyuk dengan tatapan lain. Ia teringat perkataan Ny. Choi (lebih tepat disebut perintah) untuk membawa JI Hyuk dan mengambil jantungnya. (Ini nyonya jahat banget...egois).




Ji Hyuk bertanya di lantai berapa mereka sekarang. Mi Ra tak menjawab, berjalan pelan tanpa suara. Tangannya bergerak seperti ingin mendorong Ji Hyuk. Tapi belum sempat Mi Ra melakukannya, Ji Hyuk tergelincir lebih dulu karena hendak meraih kaleng minuman yang terlepas dari tangannya. Secara spontan Mi Ra menarik Ji Hyuk agar tidak jatuh. 





Ji Hyuk mengucapkan terima kasih. Untuk beberapa alasan ia tetap akan membutuhkan bantuan Mi Ra. Mi Ra meminta Ji Hyuk menghubunginya jika membutuhkan sesuatu. Mi Ra beranjak pergi ketika Ji Hyuk bertanya apa pekerjaan Mi Ra. 

"Aku karyawan grup Hyun Sung. Aku yang mengurus keperluan keluarga presdir Kang".

Kalau begitu Mi Ra pasti sering bertemu dengan suami istri Kang. Ji Hyuk titip pesan ucapan terima kasih pada kedua orangtuanya atas pemberian rumah dan mobil mewah pada anak yang telah mereka buang 30 tahun lalu. Mi Ra pergi. Ji Hyuk mengadah ke atas dan menyadari hujan turun. 

Mi Ra keluar dari rumah dengan perasaan campur aduk. Sejenak ia terdiam di depan pintu luar memandang hujan, sebelum akhirnya memutuskan berjalan menerobos hujan. Tak lama Ji Hyuk datang memayungi Mi Ra. 


"Kau bilang untuk memberitahumu jika aku butuh sesuatu, kan?". 

"Ya. Tentu saja. Apa yang Anda butuhkan?". 

"Payung tambahan agar aku bisa melindungi seorang wanita yang basah kuyub karena kehujanan". 

Ji Hyuk menyodorkan payung itu pada Mi Ra. Mi Ra menerimanya. Ji Hyuk berlari masuk ke dalam dengan di iringi tatapan Mi Ra yang tampak tersentuh dengan kebaikan Ji Hyuk. 





Dari rumah Ji Hyuk, Mi Ra pergi kerumah sakit menjenguk Dong Suk. Ia sedih melihat Ji Hyuk terbaring tak berdaya di ranjang. Air mata Mi Ra menetes, "Aku sangat takut....Aku bahkan belum sempat mengucapkan bahwa aku mencintaimu. Jadi kumohon bangunlah dari ranjang itu. Aku tidak bisa hidup tanpamu". 

Ji Hyuk pulang kerumah ibu Dal Sook. Di pasar ia menyapa para ahjuma penjual. Ji Hyuk heran kenapa Mi Ra terus mengikutinya sampai kemari. Tapi Mi Ra berkata karena inilah bagian dari tugasnya. 

Setibanya di rumah makan Dal Sook, Ji Hyuk langsung memeluknya dengan sangat erat hingga membuat Dal Sook kesulitan bernapas, "Ibu. Ibu tahu kalau aku sangat merinduka ibu, kan. Ibu pasti sangat mengkhawatirkan aku?". 

Dal Sook menyangkal (pura-pura), "Jangan gila. Kenapa aku harus mengkhawatirkanmu. Aku sudah sibuk mengurus diriku sendiri". 

"Maaf, tapi apa Anda ibunya?", tanya Mi Ra hati-hati.  


"Ibunya?. Ibu apanya?. Dia mengira semua wanita tua di dunia ini adalah ibunya. Terlebih lagi jika ada sesuatu yang bisa dia dapatkan dari wanita itu. Aku yakin ada 30 lebih wanita di pasar ini yang dipanggil "ibu". 

Tanpa melepaskan pelukannya, Ji Hyuk berkata wanita-wanita itu hanyalah ibu biasa. Dal Sook-lah yang ibu baginya. Ji Hyuk mencium pipi Dal Sook yang membuat wanita itu kembali protes. 

Dal Sook melepaskan diri dari Ji Hyuk dan bertanya dari mana saja dan apa yang sudah Ji Hyuk lakukan selama beberapa hari ini. Ji Hyuk tersenyum karena Dal Sook mencemaskannya. Dal Sook melihat Mi Ran dan  bertanya siapa nona muda yang datang bersama Ji Hyuk, "Apa kau menyebabkan kecelakaan lagi?". 

Mata Ji Hyuk mengerling, "Kecelakaan?. Iya, tentu saja. Kecelakaan besar". 

Dal Sook terkejut, "Tidak mungkin. Bahkan sebelum kau menikah", pandangannya tertuju pada perut Mi Ra (hahaha..Dal Sook berpikir Ji Hyuk menghamili Mi Ra).

Ji Hyuk minta Dal Sook berhenti berpikir yang tidak-tidak. Dugaan Dal Sook barusan membuat Ji Hyuk terlihat buruk di depan Mi Ra. Ji Hyuk berkata pada Mi Ra untuk tidak melihat penampilan luarnya, sebenarnya ia lebih baik dari yang terlihat. 


Dae Suk tergopoh-gopoh masuk ke rumah makan dengan membawa kabar besar tentang Ji Hyuk. Kebetulan sekali, orang yang akan ia bicarakan berdiri di depannya. Tiba-tiba Dae Sub memeluk kaki Ji Hyuk dan memanggilnya dengan sebutan, "Yang Mulia. Maafkan aku karena tidak mengenalimu. Mulai sekarang aku akan melayanimu dengan baik. Aku janji akan melayanimu seumur hidupku, Yang Mulia".

Dal Sook bengong dengan sikap Dae Suk yang aneh, "Kau ini kenapa?", tanyanya seraya memukul kepala Dae Suk. 

"Sudah kubilang aku melakukan kecelakaan kecil", sahut Ji Hyuk. 

"Bibi tahu perusahaan Hyun Sung, kan?. Ji Hyuk, dia adalah putra presdir!. Beritanya ada di seluruh koran dan internet", jelas Dae Sub berapi-api. Dal Sook tak langsung percaya, "Apa dia benar?". 

Seraya melirik Mi Ra, Ji Hyuk menjawab belum pasti. Tapi banyak orang yang bilang begitu. Sadar di sindir, Mi Ra berkata ada sesuatu yang akan ia tunjukan.

Presdir Kang makan malam bersama istri dan putrinya. Jin Ah bertanya apa yang ia baca dengar dari berita itu benar. Tak ada yang menjawab. Jin Ah meledek, "Apa dia juga putra ibu, atau hanya putra ayah?". 

"ibumu yang melahirkan dia", jawab presdir Kang

"Yobo", seru Ny. Choi keberatan. 

"Ny. Choi dia keluar dari rahim mu, kau tidak ingat?". 

Jin Ah tersenyum sinis, "Ini gila", ia bangkit dari tempat duduknya. "Terima kasih, Ayah. Ayah sudah merahasiakannya selama berapa lama agar ayah bisa membuatku terkejut sampai seperti ini?. Aku benar-benar berterima kasih. Ini hadiah kejutan terbesar dalam hidupku. Kejutan!", Jin Ah membuka lebar kedua tangannya lalu pergi. 

Ny. Choi menuntut penjelasan, apa maksudnya presdir Kang membohongi Jin Ah juga. Presdir Kang mempersilahkan Ny. Choi untuk mengatakan yang sebenarnya. Katakan pada Jin Ah betapa jahatnya kedua orangtuanya dengan memukul kepala seorang pria yang sehat dan berbohong kalau pria itu anak mereka. Demi bisa menyelamatkan nyawa putra mereka sendiri. 

Ny. Choi terdiam, tidak bisa berkomentar apapun. 

Dae Suk berguman tak percaya begitu melihat hasil test DNA Ji Hyuk yang ditunjukan Mi Ra. Kejadian ini seperti adegan di dalam drama. Jadi selama ini mereka sudah mengawasi Ji Hyuk. Tapi Ji Hyuk tidak bodoh, bukankah dokumen ini bisa di palsukan jika ada pihak yang menginginkannya. 

Beda dengan Dae Suk yang percaya 100%. Memangnya apa tujuan mereka mengakui Ji Hyuk sebagai anak mereka, "Apa gunanya kau bagi mereka disaat kau tidak bisa menawarkan apapun selain tubuhmu". 

Jika Ji Hyuk masih sulit mempercayainya, Mi Ra akan membantu Ji Hyuk untuk memastikannya. Ji Hyuk menggeser lembar hasil test DNA dan berkata tidak perlu menyusahkan diri karena masalah ini. Dal Sook merasa semua hasil test DNA ini benar, Ji Hyuk saja yang terlalu curiga, "Seharusnya kau bersyukur, karena mereka masih mau mencari anak sepertimu". 

Dari raut wajahnya, Ji Hyuk tetap tidak percaya. Sejenak ia bertatapan dengan Mi Ra, sebelum akhirnya Mi Ra menunduk serba salah. 

Ji Hyuk membawa Dae Suk ke rumah barunya. Dae Suk tengah bicara dengan tuan Kim, pemilik toko daging yang merupakan bosnya. Ia minta libur besok, tapi tuan Kim tidak memberi ijin. Dae Suk tidak peduli dan menutup telepon. 

Pada Ji Hyuk, Dae Suk bercerita merasa kesal pada tuan Kim. Ia ingin meminta libur besok tapi Tuan Kim malah mengancam tidak membayar hutangnya pada Dae Suk. Dengan enteng Dae Suk berkata jumlahnya tak banyak hanya 100.000 won. (1 juta rupiah). 

(Woah...Dae Suk sudah menganggap remeh uang hanya sahabatnya kini menjadi anak dari orang kaya).

Dae Suk berpikir mungkin lebih bak jika mereka membeli toko daging Tuan Kim. 20 sampai 30 juta won yang mereka butuhkan untuk membeli toko itu. Ji Hyuk tak berkomentar fokus menatap layar televisi. Dae Suk mempunyai ide lain, apa perlu mereka menelpon para girlband untuk diajak berkencan, "Bukankah menurutmu mereka mau diajak berkencan jika kita memberi mereka kontrak iklan". 

Ji Hyuk menarik Dae Suk mendekat. Beberapa tahun ini mereka sudah sangat menderita. Ji Hyuk yang paling tahu seberapa menderitanya Sae Suk karena ulah dirinya (Ji Hyuk). Dae Suk yang terharu memeluk Ji Hyuk, "Terima kasih kau sudah menyadarinya". 

"Tidak perlu berterima kasih", Ji Hyuk melepaskan pelukan, "Bukankah kau tahu, aku sangat mengenalmu...Aku", tiba-tiba Ji Hyuk menyundul kepala Dae Suk dengan kepalanya. 

Dae Suk mengaduh kesakitan. Tak sampai disitu, Ji Hyuk memukuli Dae Suk dengan bantal, "Apa katamu membeli toko daging, hah?. Terima pukulan ini". 


Maksud dari pukulan itu untuk membuat Dae Suk sadar. Segeranya setelah sadar, Dae Suk duduk berlutut sembari menelpon tuan Kim untuk meminta maaf. Ia janji akan datang pagi-pagi sekali dan membersihkan toko daging.

"Puas", tanya Dae Suk pada Ji Hyuk usai menutup telepon.  (Kasihan, wajah Dae Suk lebam akibat pukulan Ji Hyuk).

"Tentu", sahut Ji Hyuk seraya memberikan kaleng minuman. 

Dae Suk menilai Ji Hyuk terlalu kejam. Setidaknya ijinkan ia untuk ikut menikmati keberuntungan Ji Hyuk saat ini. Seharusnya Ji Hyuk juga menikmatinya, tidakah situasi ini membuat Ji Hyuk senang memiliki orang tua yang kaya. Orang tua yang sangat ingin Ji Hyuk temui sejak kecil. 

Ji Hyuk menyangkal tidak ingin bertemu dengan ke dua orangtunya. Dae Suk menyuurh Ji Hyuk jangan bersikap bodoh, "Aku yakin kau pasti merindukan mereka. Mereka itu ayah dan ibumu". 

"Aku ingin tahu siapa mereka. Bagaimana kehidupan mereka setelah meninggalkan anak mereka di jalanan. Tapi mereka malah hidup enak. Bukan hanya itu, tapi mereka itu kaya raya. Aku benar-benar tidak ingin mencari orang tua seperti itu. Itulah sebabnya aku tidak marah. Aku benar-benar sakit hati".
Flashback, Ji Hyuk duduk di atas dahan pohon kering, menangis penuh harap ke arah jalanan besar (sepertinya ini sudah menjadi kebiasaaan Ji Hyuk). Seorang biarawati memanggil Ji Hyuk untuk turun. Dan berkata ibu dan ayah Ji Hyuk tidak akan datang hari ini. 

Ji Hyuk kecil menangis, "Ibu.....Ayah...". 

Flashback end. Ji Hyuk dewasa keluar jendela. Sementara Dae Suk sudah tertidur di sofa. Perasaan sakit hati karena di buang orang tuanya terpancar jelas dari sorot mata Ji Hyuk.

Direktur Do menyampaikan berita telah menerima telepon dari China. Semua persiapan telah selesai, "Mereka bilang mereka siap kapanpun. Kita juga sudah mengatakan kalau kita menyiapkan tim medis. Kita tinggal mengirimkan timnya begitu mereka siap". 

(Pembicaraan ini pasti berhubungan dengan operasi Dang Suk. Kabarnya, China merupakan pusat "beli" organ tubuh manusia).

Presdir Kang memuji kerja direktur Do. Direkur Do sudah membicarakan hal ini dengan para karyawan yang lain. Bagaimana jika mengirim dia (Ji Hyuk?) ke kantor cabang yang ada di Filiphina. Disana sering terjadi penculikan dan korban ditemukan sangat kecil. Presdir Kang merengung sebelum akhirnya menjawab, "Baiklah...lakukan apapun yang terbaik. Direktur Do akan mengurusnya.

Ponselnya presdir Kang berdering. Ia terkejut menerima telepon dari seberang. Presdir Kang menutup telponya dan berkata baji**** itu membuatku gila. 

Ji Hyuk berpenampilan lebih rapih dari biasanya. Ia masuk ke sebuah rumah besar dengan membawa sekotak minuman herbal. Ia bejalan perlahan dengan pandangan takjub melihat rumah seluas dan sebesar itu lengkap dengan perabotannya. Di koridor saja berjejer guci persolen yang tentu saja mahal harganya. 

Di ruang tengah, ia bertemu pandang dengan Jin Ah. Ji Hyuk lebih dulu mengenali Jin Ah sebagai pelanggan yang pernah memakainya sebagai supir pengganti. Ia lalu mengerjakan mata, berpura-pura seperti ada sesuatu yang masuk ke dalam matanya. Jin Ah menyipitkan mata seperti pernah melihat wajah Ji Hyuk. 



 "Kau!", sambar Jin Ah ketus. 

"Apa mungkin kau Jin Ah?. Senang bertemu denganmu", Ji Hyuk berlagak bloon. 

"Kau orang itu kan?. Si sampah itu". 

"Kenapa kau memanggil orang yang baru kau temui dengan sebutan sampah. Benar-benar tidak sopan". 

Jin Ah menuntut apakah Ji Hyuk tahu berapa banyak penderitaan yang ia lalui karena ulah Ji Hyuk (Hh...menderita di bagian mananya, neng. Hati?). Ji Hyuk tetap berpura-pura menganggap Ji Ah salah paham. Ia menggapai tangan Jin Ah dan mengajaknya bersalaman. 

Jin Ah menepis tangan Ji Hyuk dengan kasar, ia mengancam akan melaporkan Ji Hyuk ke kantor polisi atas tindakan pelecehan seksual. 

"Ada apa ini?", Ny. Choi keluar dari kamar. Lalu terkejut melihat wajah Ji Hyuk, "Tunggu...kau..mungkinkah kau..???". 

Ji Hyuk memberi salam. Jin Ah bertanya apa ibu kenal pria ini. "Namanya Kang Ji Hyuk", sahut presdir Kang muncul tiba-tiba bersama Dir. Do, "Dia kakakmu", sambungnya kemudian.

Jin Ah menghela napas tak percaya, "Si sampah ini kakak ku?". Jin Ah menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ny. Choi girang bukan kepalang mendengar kabar yang dibawa presdir Kang. Kini ia bisa lega. Presdir Kang berkata mereka juga akan mengirimkan dokter pribadi, jadi seharusnya operasi Dong Suk bisa berjalan dengan baik. 

"Oh tuhan...terima kasih". 

"Dan si brengsek itu, Ji Hyuk, dia tidak akan datang lagi kesini setelah hari ini. Aku berencana mengirimnya ke luar negeri". 

Presdir Kang berharap Ny. Choi bisa berakting sebagai ibu kandung Ji Hyuk malam ini agar dia tidak curiga. Untuk kali ini saja. Ny. Choi setuju.

Di ruang tengah mereka berempat berkumpul. Ji Hyuk tampak canggung dan Jin Ah tak berkedip memandang wajah Ji Hyuk. Presdir Kang dan istrinya bersikap layaknya ibu dan ayah yang senang melihat putra mereka kembali. Presdir Kang membenarkan pepatah yang mengatakan darah lebih kental dari apa air. Melihat Jin Ah dan Ji Hyuk yang tidak sengaja bertemu dengan cara seperti itu. 

Jin Ah masih tidak percaya dan tidak bisa menerima. Sungguh, hal ini tidak boleh terjadi. Kenapa harus Ji Hyuk (maksudnya???). Ny. Choi berkata seharunya ia menelpon Ji Hyuk untuk datang kemari. Ia minta Ji Hyuk mengerti karena semuanya terjadi secara tiba-tiba, jadi ia membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri. 

"Jadi, apa aku menyukai rumah yang kau tinggali sekarang?", tanya presdir Kang. 

Ji Hyuk mengangguk canggung. Ny. Choi tanya apa lagi yang Ji Hyuk butuhkan. Tidak ada jawab Ji Hyuk. Mata Jin Ah menyipit melihat tingkah kaku kedua orang tuanya. Ny. Choi ingin memastikan Ji Hyuk mendapat semua yang dia butuhkan, karena Ji Hyuk sudah menderita selama ini. Ia juga akan mengirim Ji Hyuk  berlibur keluar negeri.

"Kenapa kalian membuangku?", tanya Ji Hyuk tiba-tiba membuat kedua orang tua palsu itu terkejut. 

"Kami tidak membuangmu. Kami kehilangan dirimu", jawab Ny. Choi.

"Lalu, kenapa baru mencariku sekarang?. Kenapa tidak mencariku bertahun-tahun yang lalu".  

Jin Ah yang merasa penasaran juga ingin tahu. Selama ini ia tak mendengar kedua orangtuanya bercerita tentang sosok kakaknya yang lain, "Apa alasan kalian merahasiakannya dariku?". 

Presdir Kang menelan ludah, seperti orang yang bingung mencari jawaban, "Itu karena....."

Ji Hyuk menunggu jawaban selanjutnya tapi tak ada kata yang keluar. Ji Hyuk tersenyum pahit, "Kenapa kita malah begini?. Kita jalani saja hidup terpisah seperti ini. Daripada mencoba memaksakan perasaan yang bahkan tidak pernah ada. Kurasa lebih baik begini saja. Terima kasih tehnya". Ji Hyuk berdiri. 

"Ibu tidak ingin mengatakannya pada siapapun. Karena ibu ingin melupakan semuanya. Tiap kali ibu memikiranmu, ibu merasakan kesedihan yang mendalam dan ibu tak sunggup menahannya. Sekalipun, ibu tidak pernah berhenti memikiranmu selama bertahun-tahun. Aku hanya bisa berharap dan berdoa kalau kau masih hidup". 

Presdir Kang melihat Ji Hyuk dan istrinya bergantian. Begitu juga dengan Jin Ah. Wajah Ji Hyuk mengeras. Ny. Choi berkata setiap malam ia selalu berharap dan berdoa agar Ji Hyuk hidup di suatu tempat, dimanapun dia berada.

Ny. Choi mengenggam tangan Jin Hyuk dan menangis tersedu-sedu, "Terima kasih karena kau masih hidup.. Terima kasih...terima kasih". 

Tangisan Ny. Choi sedikit menggoyahkan hati Ji Hyuk. 

 
Ji Hyuk pulang dengan mengendarai mobil barunya. Presdir Kang dan Ny. Choi mengantar hingga keluar. Ji Hyuk melihat dari kaca mobil, sepasang suami istri itu yang melambaikan tangan. 

Ji Hyuk yang galau memilih minum soju di rumah makan Dal Sook. Tanpa bertanya, Dal Sook bisa mengerti perasaan Ji Hyuk. Ia menuangkan soju ke gelas dan bertanya apa yang orang tua Ji Hyuk katakan. 

"Wanita yang mengaku sebagai ibuku, memegang tanganku dan menangis". 

"Ya... Aku bahkan tidak bisa membayangkan betapa rindunya ibumu padamu. Apakah Kau tidak merasakan sesuatu ketika Kau memegang tangan ibu Kau?. Kau bisa merasakan kehangatan tangan ibumu, kan?

Ji Hyuk tidak yakin. Memegang tangan seorang ibu, itu sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Dal Sook tersenyum lembut dan tetap duduk disana menemani Ji Hyuk minum. 

Dan kita melihat, bingkisan ramuan herbal yang diberikan Ji Hyuk saat berkunjung kerumah presdir Kang. Di buang oleh seseroang ke keranjang sampah. 

Dong Suk diterbangkan ke China dengan helikopter rumah sakit. Yang di saksikan oleh presdir Kang dan jajaran dokter rumah sakit. Presdir Kang tersenyum tipis melambaikan tangan pada istrinya yang ikut pergi ke China menemani operasi Dong Suk.

Direktur Do meminta Presdsir Kang jangan khawatir, sudah bisa di pastikan kali ini Dong Suk akan menerima donor jantung. Tingkat keberhasilannya mencapai 100 %. Presdir Kang mendesah, menjadi orang tua sangatlah berat. 

Tanpa mereka ketahui, ada Mi Ra berdiri di sisi tembok lain mendengar perkataan mereka. Setelah rombongan presdir Kang pergi. Mi Ra berdiri tepat diatas helipad. Menatap ke atas langit.

"Aku akan menunggumu dengan senyuman di wajahmu, Dong Suk-shi".


 Lanjut ke Sinopsis Big Man Episode 2 Part 2

6 comments:

  1. Ohhh ternyata ji hyuk bkn anak mreka tp diboongin untuk dimanfaatkan bahkan berunsur penipuan dan pembunuhan... tp kok bs dna ny sama 95% ya.. apa jgn2 emg bnr saudarany, yg ortuny jg gak tau.

    Tau dechh cm mau kasih pelajaran buat org2 tsb. Klo bnran ji hyuk anak mreka psti dech nyesel smpe mau mati... huuuu

    Ditunggu part 2 ny mb...

    ReplyDelete
  2. woooow... mba nuri join sama grace yaa.. buat sinop drama ini.. baguslah.. apalagi bacanya sambil liatin pict.nya MinHo.. hehehe.. mantaaap...

    Semangat yoo...

    ReplyDelete
  3. Hehe kang ji won beda banget kaya di lie to me. Gomawo mbak.... lanjutka...

    ReplyDelete
  4. Bikin penasaran

    ReplyDelete
  5. Salam kenal Nuri...izin share postingannya ya, link aktifnya aku sertain kok...makasih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Esha... Silahkan Esha, kalau hanya share link pasti di beri ijin kok,. kecuali "Copypaste" itu sangat di haramkan..hehehe..

      Delete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)