Ki Ok memberikan telur mentah pada Kang Jin untuk menjaga suaranya yang akan menghadari acara besok. Ki Choon datang ke dapur mengambil air putih. Pada Ki Choon, Ki Ok menyarahkan pada kakaknya untuk lebih memberi perhatian pada Kang Sook.
Kang Jin menyenggol tangan Ki Ok, isyarat agar Ki Ok tidak bicara lebih banyak. Tapi Ki Ok tidak bisa terus berdiam diri dan menonton saja. Ki Choon bertanya apa maksudnya. Ki Ok berkata semakin ia perhatikan kelihatannya Kang Sook berselingkuh dengan Presdir Kang Bong Soo, mereka adalah cinta pertama satu sama lain.
"Maksudnya, pria yang terlihat licin seperti kue beras yang di olesi minyak wijen, itu presdir dari agencymu?".
"Kelihatannya kau sudah bertemu denganya?", terka Kang Jin.
Ki Choon berkata baru sekali melihatnya dari kejauhan, dan dia tampak seperti gangster. Kang Jin tidak setuju dengan pendapat Ki Choon membela Bong Soo. pa maksdunya dengan gangster, Bong Soo adalah pria yang suci. Dia punya prikemanusiaan yang tidak bisa di temukan dalam industri ini. Ki Choon berkata pastilah Bong Soo pria yang suka menyombongkan kekayannya, tapi dia cuma tong kosong nyaring bunyinya.
"Apanya yang tong kosong?. Setiap lagu yang dia liris menjadi hit besar, jadi dia terkenal bertangan midas di industri musik. Mansion (rumah besar) pribadinya berada di daerah Gangnam", bela Kang Jin sekali lagi.
Ki Choon merasa minder. Merunduk seperti tanaman layu yang tidak di siram air.
Di kamar, Ki Choon melihat Kang Sook yang tengah melamun. Ia bertanya apa yang kau pikirkan. Kang Sook berkata memikirkan banyak hal, ini dan itu dan juga tentang kakek. Ki Choon menilai Kang Sook benar-benar wanita yang baik. Sejujurnya ketika ayah dari mantan suami meninggal dunia, berapa banyak wanita yang mau bekerja keras membantu dan berbagi kesedihan.
"Selama ini kau sudah melakukan semua yang kau bisa, jadi aku akan membiarkanmu pergi dengan nyaman. Kau boleh pergi kemanapun kau mau".
Kang Sook heran dan juga bingung, "Apa maksudnya itu?".
Mulanya, Ki Choon berniat rujuk dan mendaftarkan kembali pernikahan mereka, "Tapi tidak seperti seseorang aku tidak punya banyak uang. Aku juga tidak punya kemampuan untuk sukses. Ini cuma keserakahanku".
"Seperti seseorang?. Seperti siapa. Apa ada sesuatu yang kau ketahui tentang aku?".
"Kau...ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?".
Kang Sook menyangkal dengan terbata. Tidak mungkin, menyembunyikan apa. Apa yang bisa ku sembunyikan?.
"Jika tidak maka lupakanlah", kata Ki Choon pelan.
Di ruang tengah, Do Hee membahas siaran Kang Jin di radio tempo hari. Jika sedang siaran seharusnya Kang Jin mempromosikan diri sendiri dan bernyanyi dengan baik. Tapi apa yang terjadi, sepanjang siaran Kang Jin malah menangis seperti bayi.
"Itu karena aku sangat tersentuh. Ini siaran pertamaku dalam 10 tahun. Saat aku berpikir tentang semua kesulitan yang kuhadapi bagaimana bisa aku tidak dipenuhi dengan emosi?".
Do Hee mencibir apa gunanya memenuhi hati dengan emosi, yang ada malah mengacaukan siaran. Ki Ok tertawa. Seul Hong ikut ningbrung, ia berkata video Kang Jin menjadi topik utama di internet. Videonya juga menjadi hit di Youtube.
Memang benar perkataan Seul Hong, sedetik kemudian Kang Jin menerima telepon dari Bong Soo yang mengabarkan kalau Kang Jin mendapat tawaran siaran radio yang lain.
Chae Won memajang foto kakek dideretan para leluhur yang telah meninggal. Dengan masih menyimpan kesedihan, Chae Won berkata semua paman-paman akan membantunya, kami semua akan melakukan yang terbaik. Jadi, jangan khawatir. Beristirahatlah dengan tenang, kakek.
Choon Hee punya permintaan agar Hyo Dong merahasiakan keberadaanya di sini untuk sementara waktu. Meksi hari ini Hyo Dong pulang sendiri, bukan berarti ia menyerah, "Aku akan datang besok dan besoknya lagi dan hari-hari selanjutnya, untuk menemuimu".
"Kau pikir Paju itu ada dimana?. Hingga kau datang kesini setiap hari?".
Hyo Dong berkata itu adalah pilihannya, jangan di pikirkan, lalu berbalik pergi. Choon Hee berpesan agar Hyo Dong hati-hati di perjalanan dan juga jangan datang lagi kesini. Hyo Dong tetap keras kepala itu adalah pilihannya, lalu pergi.
Se Yoon mengemasi barang-barang yang akan ia bawa ke Amerika. Sebuah foto terjatuh dari buku agenda yang hendak ia masukan ke koper. Foto dirinya bersama Choon Hee dan Chae Won saat mencoba gaun pengantin. Di foto itu mereka bertiga tersenyum bahagia. Se Yoon menatap foto Chae Won lama, melihat foto kekasih yang dicintainya tersenyum semanis itu, membuat hati Se Yoon perih.
Dengan membuang rasa gengsinya, Young Ja menjual semua perhiasannya pada Ms. Koh. Sebenarnya ia ingin meminta bantuan, tapi ia tak bisa menemukan penipu yang telah membawa lari hartanya terlebih lagi ia harus membayar jasa detektif yang ia sewa.
"Kau tidak punya uang untuk membayar kantor detektif jadi kau ingin menjual tas dan perhiasan ini apa itu yang kau maksudkan?", tanya Ms. Koh tak percaya.
Young Ja terlalu malu untuk menjawab ya. Ms. Koh batuk-batuk tak percaya. Presdir Bang Young Ja Gloden Dragon Foods menjual semua tas dan perhiasannya karena tidak mempunyai uang, "Kurasa kau tidak bisa tahu apa yang terjadi besok". Young Ja menghentkan ocehan Ms. Koh, "Jadi kau ingin beli atau tidak?".
Ms. Koh melempar amplop putih ke atas meja, "Jumlahnya tidak besar, tapi gunakanlah sebagai uang belanja. Tak peduli seberapa banyak aku berpikir, tidak ada seorang pun selain aku yang ingin membeli barang-barang mewah bekas".
Young Ja memandangi amplop it dengan menelan ludah kecut. Ms. Koh tertawa mengejek, "Apa harga dirimu terluka?". Young Ja mengambil amplop, setelah mengintip isinya yang mungkin banyak, ia berkata apanya yang melukai harga diriku. Ia bisa saja menggugat Ms. Koh karena sudah di menjebaknya dalam pernikahan palsu.
"Ngomong-ngomong, apa kau masih berhubungan dengan mantan menantumu, presdir?", tanya Ms. Koh.
"Mantan menantu siapa?".
Yang di maksud Ms. Koh adalah putri bungsu Tae San Group, Ma Hong Joo. Young Ja langsug senewen, "Kenapa kau mengungkit-ungkit cerita yang sudah basi itu!". Ms. Koh berkata beberapa waktu lalu pergi ke Pasir dan melihat seorang wanita yang mirip dengan Hong Joo. Perutnya...Ms. Koh membuat gerakan tangan seperti orang yang sedang hamil.
Young Ja memotong tanpa mendengarkan perkataan Ms. Koh. Jika sudah selesai bicara, ia menyuruh ahjuma itu untuk segera pergi. Ms. Koh minta Young Ja mendengarkan dulu, Perutnya...perutnya...Young Ja tak peduli, menyeret Ms. Koh pergi dari rumahnya.
Chul Goo mendapatkan pekerjaan sebagai supir pengganti. Pada bos barunya, Chul Goo bertanya berapa penghasilan supir pengganti per harinya. Bos menjawab penghasilan bisa mencapai 100 ribu Won, pemula bahkan mungkin hanya mendapatkan 5 ribu Won.
Chul Goo tersenyum getir. Awalnya ia merasa harga dirinya jatuh, tapi perkataan Chae Won yang mengatakan dirinya kuat membangkitkan semangatnya. Karena Chae Won sudah menyemangatinya, ia akan melakukan yang terbaik. Ini hanyalah perkerjaan sementara sampai ia mendapatkan perkerjaan tetap.
Se Yoon menghubungi ponsel Choon Hee, tapi ponsel ibunya itu sampai saat ini masih tidak aktif. Se Yoon meninggalkan pesan suara, "Ibu, ini aku. Aku akan berangkat dengan penerbangan malam ini. Aku ingin bertemu dengan ibu sekali lagi sebelum aku pergi. Tolong hubungi aku. Kali ini saat aku pergi ke Amerika, aku tidak berpikiran untuk segera kembali. Jadi, pastikan Ibu menghubungiku.
Hyo Dong kembali datang seperti janjinya. Choon Hee yang sudah mendengar pesan Se Yoon bertanya apa artinya Chae Won akan ikut bersama Chae Won ke Amerika. Tidak, jawab Hyo Dong. Ia tak mengatakan apa-apa tentang hal itu, karena tahu Choon Hee pasti akan kecewa. Ia berkata Chae Won tak bergeming meski Se Yoon akan pergi, desakan dan penolakan dari ayah Se Yoon juga mempengaruhi.
Choon Hee tidak tinggal diam, ia segera menelpon Sol Joo menuntut penjelasan. Tidak seharusnya Se Yoon di pindah tugaskan ke kantor cabang di Amerika. Sol Joo mengaku sudah berusaha menghentikan dan membujuk, tapi presdir Lee sangat keras kepala. Dan Se Yoon juga menerimanya begitu saja.
"Maka kau harus membiarkan Chae Won pergi bersamanya. Kenapa kau membiarkan Se Yoon pergi sendirian?", tanya Choon Hee.
Sol Joo berkata Se Yoon mengambil keputusan pergi ke Amerika setelah berpisah dengan Chae Won. Choon Hee marah, "Lalu bagaimana denganku?. Aku menceraikan suamiku agar anak-anak bisa bersatu. Apa ini?".
Sol Joo mengajak Choon Hee untuk bertemu dan bicara, tapi Choon Hee merasa itu tidak perlu. Se Yoon akan berangkat malam ini, bagaimanapun juga Chae Won harus ikut pergi bersamanya, "Katakan pada kakak ipar, jika dia tidak melakukan seperti yang kukatakan aku akan mengakui Se Yoon secara hukum sebagai anakku. Itulah yang paling dia takutkan".
"Choon Hee-ah".
"Jangan membuatku mengatakannya dua kali. Chae Won dan Se Yoon harus pergi ke Amerika bersama-sama hari ini. Jika tidak aku benar-benar akan menjadi gila!", Klik..Choon Hee memutus sambungan telepon dengan marah.
Presdir Lee keluar kamar, ia bertanya apa telepon barusan dari Choon Hee. Sol Joo menyampaikan pesan Choon Hee. Jika Chae Won dan Se Yoon tidak pergi ke Amerika bersama-sama, dia akan mengakui Se Yoon sebagai anak kandungnya secara hukum.
"Apa dia mengancam kita sekarang?", tanya presdir Lee tak percaya
"Choon Hee bercerai demi kebaikan anak-anak. Namun, Se Yoon dan Chae Won akan segera terpisah satu sama lain, kau pikir Choon Hee akan diam saja?".
Presdir Lee terdiam, wajahnya berubah gelap saat Sol Joo berkata setuju dengan Choon Hee. Sol Joo berdiri, menatap tajam presdir Lee, "Jika kau menentang sampai akhir, aku akan pergi ke kantor polisi dan meluruskan apa yang kulakukan 30 tahun lalu. Aku yakin ini akan menjadi cerita spesial yang sensasional di media massa dan bagi orang sepertimu yang meletakkan kehormatan dan harga diri di atas segalanya itu akan menjadi fatal untukmu".
"Orang ini", suara presdir Lee meninggi
"Jadi kumohon, sayang, kita berdua akhiri sampai disini".
Nenek jatuh sakit, sepanjang hari ia terus menangis. Do Hee memberi ramuan herbal yang di beli oleh Kang Jin. Membayangkan nenek tidur di tanah yang dingin membuat nenek sedih hingga tak ingin meminuman ramuan itu.
"Ya Tuhan, Ibu Mertua bagaimana bisa ayah mertua ada di tanah yang dingin?. Dia mungkin duduk di kursi terbaik di surga dan ditengah-tengah mesin mie". jawab Do Hee tanpa sadar menangis.
Ki Moon : Karena mienya diproduksi oleh pemimpin generasi ke-1, ke-2 , ke-3 dan ke-4 perusahaan kita kurasa rasanya pasti luar biasa.
Ki Ok membujuk nenek agar mau minum ramuan herbal. Do Hee dan Ki Moon ikut membujuk. Nenek akhirnya meminum dengan disuapin Ki Moon. Kang Jin memberikan permen penghilang rasa pahit.
(Bersemangatlah nenek, anak-anak akan selalu menyayangimu).
Bong Soo menelpon Kang Sook untuk bertemu hari ini, ia berkata hari ini merupakan hari yang paling penting baginya, "Aku akan senang jika kau bisa bersamaku. Apa kau sibuk?". Kang Sook tentu saja bilang tidak sibuk. Kalau begitu, Bong Soo mengajak Kang Sook bertemu 1 jam lagi, di cafe terakhir kali mereka bertemu.
Usai menutup telepon, Kang Sook menerka-nerka, jika hari ini merupakan hari terpenting bagi Bong Soo, "Kurasa dia akan melamarku secara resmi". Hati Kang Sook berdebar-debar membayangkan kemungkina itu, tapi ada perasaan bersalah saat ingat perkataan Ki Choon yang akan membiarkannya pergi kemanapun dan kapanpun.
Deheman Ki Choon yang tiba-tiba membuat Kang Sook melonjak terkejut. Seakan menyelidik, Ki Choon tanya kenapa Kang Sook begitu terkejut, apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?. Lagi-lagi, Kang Sook menyangkal sekaligus memberitahu akan keluar sebentar bertemu dengan beberapa teman.
Ki Choon mengerti dengan siapa Kang Sook akan bertemu. Ia menyarankan Kang Sook memakai gaun berwarna orange. Pakailah gaun itu saat bertemu dengan teman-teman. Ki Choon tersenyum lembut lalu pergi. Kang Sook kebingungan, apa dia mengetahui sesuatu atau tidak?.
Kang Sook pergi ke tempat ia janjian dengan Bong Soo, tanpa tahu ada Ki Choon mengikutinya. Di cafe itu, Bong Soo kembali menyanyi. Kang Sook berkata dalam hati, sepertinya Bong Soo benar-benar akan melamarnya.
Tapi ia tak bisa menerimanya begitu saja tanpa mendengarkan pendapat Bo Reum. Memikirkan perpisahan membuat Kang Sook sedih, sebenarnya tidak banyak pria berkepribadian baik dan sopan seperti Ki Choon.
Selesai bernyanyi, Bong Soo menghampiri Kang Sook, "Kau suka laguku?". Kang Sook menjawab ya. Kemudian Bong Soo menyodorkan kotak cincin. Kang Sook tersenyum dan ingin menyentuhnya. Tapi, Bong Soo justru menjauhkan kotak cincin itu dari jangkauan Kang Sook.
Belum hilang rasa terkejut Kang Sook, tiba-tiba datang seorang wanita yang memanggil Bong Soo dengan panggilan oppa. Wanita cantik dan muda itu duduk di samping Bong Soo.
"Siapa dia?", tanya Kang Sook penasaran.
"Sudah kubilang padamu ditelpon tadi. Peristiwa penting dalam hidupku akan terjadi hari ini. Dia kekasihku. Aku akan melamarnya hari ini. Dengan cincin yang kau pilih sebelumnya, aku akan melamarnya".
Jeder..harapan Kang Sook yang tinggi itu jatuh terhempas ke tanah. Kang Sook syok, dengan mata terbelalak terkejut dan mulut terbuka lebar. Ki Choon yang mendengarnya ikutan syok. Pada kekasihnya, Bong Soo menyuruh dia memberi salam pada Kang Sook. Ia memperkenalkan Kang Sook sebagai cinta pertamanya saat SMA.
Kemudian, Bong Soo memperkenalkan kekasihnya pada Kang Sook, "Dia adalah cinta pertamaku saat aku berusia 30 tahun, Kim Mi Ra. Aku kebetulan kembali bertemu dengannya baru-baru ini".
"Sebenarnya, kau punya berapa banyak cinta pertama?", tanya Kang Sook kecewa.
Kang Sook hampir menangis, "Jadi kau akan melamar cinta pertamamu pada waktu kau berusia 30 tahun, itu sebabnya kau mengajakku melihat cincin. Kau bernyanyi di depanku untuk berlatih. Itu yang terjadi?".
"Terima kasih, Kang Sook. Kau banyak membantu", jawab Bong Soo membuat semuanya menjadi jelas. (Playboy juga pria satu ini).
Ki Choon yang tidak terima, menghardik Bong Soo. " Bajin*** macam apa kau ini?!. Apa kau cuma bermain-main dengan istriku?!".
Ia menarik Bong Soo berdiri dan memukulnya hingga berguling ke lantai. Kang Sook double syok.
Sol Joo kaget melihat Se Yoon turun dari lantai atas dengan membawa koper. Ia tak tahu jika Se Yoon akan pergi ke bandara lebih cepat dari perkiraan. Se Yoon berkata akan bertemu dengan Seok Joon di bandara. Sol Joo mencoba mengulur waktu, dengan meminta Se Yoon untuk makan dulu sebelum pergi.
"Aku bisa makan di bandara", jawab Se Yoon
Presdir Lee keluar dari kamar. Se Yoon mohon pamit pada "ayahnya". Sol Joo minta Se Yoon menunggunya ganti baju, ia akan mengantar Se Yoon ke bandara. Se Yoon tersenyum dan berkata sudah memesan taksi, ia akan menelpon begitu sampai di bandara. Se Yoon berusaha tersenyum, meski di dalam hatinya sedih.
Sol Joo panik melihat Se Yoon akan pergi, "Apa kau benar-benar akan mengantar Se Yoon
seperti ini?", tanya pada presdir Lee
seperti ini?", tanya pada presdir Lee
"Jaga kesehatanmu dan kembalilah dengan selamat", ucap presdir Lee keras hati lalu masuk kembali ke kamar (Dasar pria keras kepala. I hate him).
Se Yoon tersenyum, seperti bisa memaklumi sikap ayahnya yang egois, "Aku akan berangkat", pamit Se Yoon terakhir kali. Sol Joo memeluk putranya dan menangis. Se Yoon menghibur ibunya untuk tidak terlalu bersedih, "Habiskan waktu bersama ayah dan jaga kesehatan ibu".
Sol Joo mengeratkan pelukannya, seakan tak rela melepaskan Se Yoon pergi. Diam-diam, presdir melihat mereka di depan pintu. (Come on, pak presdir, sadarlah!!).
Di depan rumah, taksi yang akan mengantar Se Yoon ke bandara sudah menanti. Ia menatap lama rumahnya untuk yang terakhir kali sebelum pergi,
Dalam perjalanan yang membawanya ke bandara Incheon, Se Yoon menerima telepon dari Hyo Dong. Hyo Dong memberitahu di mana Choon Hee berada saat ini. Se Yoon yang semula ingin ke bandara, minta pada supir untuk mengantarnya lebih dulu ke Chun Ahn. Supir khawatir jika Se Yoon ketinggalan pesawat. Se Yoon menjawab penerbangannya jam 09. 40 malam, jadi ia masih punya waktu.
Tetap saja, supir berpendapat waktunya terlalu sempit untuk pergi ke Chun Ah (luar kota). Se Yoon memohon dan bersedia membayar lebih. Supir setuju, untuk menghemat waktu mereka mengambil jalan pintas.
Sama seperti Choon Hee yang tidak bisa berdiam diri. Sol Joo mengambil tindakan dengan memberi Chae Won tiket penerbangan ke Amerika. Tidak banyak waktu yang tersisa, ia menyuruh Chae Won untuk cepat berkemas dan pergi ke bandara, "Ini kesempatan terakhirmu, Chae Won-ah. Jangan khawatirkan hal lain. Serahkan semuanya pada ibu. Jadi tutup saja matamu, dan cepatlah kejar Se Yoon.
Chae Won bimbang, memandangi tiket pesawat yang terletak di meja. Seperti tidak mempunyai keberanian untuk memperjuangkan cintanya. Sol Joo mendesak, "Cepatlah pergi".
Sampai dirumah, sejenak Chae Won masih bimbang menetapkan pilihan. Perkataan Sol Joo yang kembali terniang di benaknya membuat Chae Won menemukan keberanian. Bergegas ia mengemasi barang, menyusul Se Yoon ke bandara.
Sementara itu, supir yang membawa Se Yoon ngebut semampu yang ia bisa. Mereka hampir sampai di tempat tujuan, tapi malang tidak bisa ditolak. Sebuah truk yang meluncur berlawanan arah, keluar dari jalur dan hendak menabrak mereka
Untuk menghindari tabrakan, supir banting stir ke kanan. Sayangnya malah membuat mobil masuk ke dalam jurang. Se Yoon tak sadarkan diri, dengan kepala berdarah.
Chae Won yang sudah tiba di bandara, menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Se Yoon. Ia mencoba menelpon ponsel Se Yoon, tapi tidak bisa di hubungi. Chae Won meninggalkan pesan kalau sekarang ia berada di bandara.
Miris, pria yang saat ini Chae Won tunggu berada di ruang emergency, ditangangi para dokter yang berjuang keras untuk menyelamatkannya. Se Yoon tak sadarkan diri, dengan pendarahan hebat di bagian kepala. Ketika detak jantung Se Yoon menurun, dokter memberikan kejutan listrik dari alat Defibrillator.
Tapi kejutan listrik yang diberikan tim dokter tak mampu mengembalikan napas Se Yoon. Tangan Se Yoon terkulai lemas dan monitor jantung menampilan garis lurus.
Tiba-tiba wajah Chae Won menegang, merasakan sesuatu yang membuatnya merasa cemas dan sangat takut..
END
Mba nuriii seru bingiiit.. Penasrn ama kelanjutannya. Maaf slm ini cm Ĵªϑɪ̇ silent reader άʃ㪠hehe semangat mbaaa n_n
ReplyDeletesip
ReplyDeleteLanjutkan mbak nuri.......
ReplyDeletelanjut terus mba nuri, sisa 2 episode lagi nihhh^^ besok diposting ya mba nuri ep 49 nya ^^^^
ReplyDeletetolong dilanjutin trus donk sinopsisnya. penasaran bgt.. gomawo :)
ReplyDeleteLanjut terus Eonnie...Gomawo
ReplyDelete