Pages - Menu

Sunday, May 04, 2014

Sinopsis Big Man Episode 2 Part 2

Ji Hyuk dan Dae Suk berada di rumah makan Dal Sook. Saat itu rumah Dal Sook di penuhi para pembeli. Dae Suk memukul nampan stainless dan membuat pengumuman. Ia berkata karena hari ini merupakan pesta perayaan Ji Hyuk yang telah bertemu kedua orang tuanya, maka Ji Hyuk yang akan mentraktir semua orang yang makan disini malam ini.

Semua orang bersorak senang, hanya Ji Hyuk yang bengong terkejut. Segera ia berdiri dan meralat perkataan Dae Suk, "Aku tidak mentraktir mereka". Dae Suk protes, orang tua Ji Hyuk kaya kenapa pelit sekali. Ji Hyuk pun membalas, "Aku ini miskin. Mereka yang kaya". 

Acara traktir batal, jadi semua pelanggan harus membayar makan dan minum mereka sendiri. Ia minta pada seluruh pelanggan untuk tidak terpengaruh pada apa yang mereka lihat dan dengar, "Aku bukanlah anak orang kaya. Aku hanyalah salah satu dari kalian di pasar Guchangdo ini. Jangan merasa sungkan padaku dan bersikaplah seperti biasa". 

Salah dari mereka tetap meminta Ji Hyuk yang mentraktir. Akhirnya Ji Hyuk menyerah dan bersedia mentraktir mereka semua. Tapi hanya minuman saja tidak termaksud makanan. 

"Baiklah, setuju", seru mereka bertepuk tangan. 

Tapi ada lagi, Ji Hyuk hanya memperbolehkan mereka minum soju sepuasnya, jangan bir. Karena harga bir sangat mahal. 

Dae Suk menggerutu, "Kalau kalian bilang ini traktiran, dan kalian puas, kalian semua sama saja!. Kalian benar-benar murahan!". 

Tanpa disangka Mi Ra datang ke rumah makan Dal Sook, Dae Suk lah yang melihat kedatanganya lebih dulu. Dae Suk pun mengadu pewaris Hyun Sung mentraktir semua orang disini karena telah bertemu dengan orang tuanya. Tapi dia hanya mentraktir soju dan tidak menginjikan mereka minum bir. Bukankah itu merupakan penghinaan bagi Hyun Sung 
Group. 

Mi Ra mengerti dan akan membayar semuanya dengan kartu perusahaannya. "Benarkah?. Semua yang mereka makan?", tanya salah Dae Suk. Mi Ra mengiyakan, tidak masalah. 

"Kalian dengar, kan. Semuanya dia yang akan bayar", ujar Dae Suk lantang yang disambut sorak mereka dengan menyebut nama Ji Hyuk.

Dae Suk menegaskan bahwa yang mentraktir disini adalah Mi Ra bukan Ji Hyuk. Jadi mereka harus bersorak untuk Mi Ra. Sorak sorai gembira terdengar riuh dari rumah makan itu. 



Mi Ra lalu duduk di samping Ji Hyuk. Dae Suk ingin menuangkan soju tapi Ji Hyuk melarang, "Hei. Kau pikir dia tampak seperti orang murahan, yang minum soju murahan di tempat seperti ini?. Kau harus memberinya yang lain". 



Ji Hyuk meminta maaf. Ia akan mengajak Mi Ra ke restoran yang mahal dan membelikan segelas red wine. Mi Ra tidak masalah, "Aku minum ini saja". Menyodorkan gelas soju minta Ji Hyuk untuk menuangkan. 

Tak hanya Ji Hyuk yang menilai Mi Ra tidak bisa minum soju, semua pelanggan juga berpikiran sama. Semua mata tertuju pada Mi Ra saat Ji Hyuk menuangkan soju ke dalam gelas. 



Kehadiran Mi Ra menarik perhatian orang-orang pasar. Bergantian mereka menuangkan soju ke gelas Mi Ra. Entah berapa puluh gelas yang sudah Mi Ra habiskan. Ji Hyuk yang duduk disampingnya hanya bisa memandang dengan wajah khawatir. 



Merasa kasihan pada Mi Ra yang mulai teler, Ji Hyuk minta mereka untuk berhenti. Ahjushi baju putih kesal, "Dasar brengsek, hanya karena dia pacarmu". Ji Hyuk menyangkal, "Dia bukan pacarku".

Ahjusi berkata jika Mi Ra ingin mulai pacaran dengan Ji Hyuk, maka Mi Ra harus mengijinkan ia menuangkan minuman. Jika tidak kau tidak akan mendapat restu. Mi Ra menyodorkan gelas. Ji Hyuk menghalangi, "Tidak. Jangan tuangkan lagi". 

Mi Ra menyingkirkan tangan Ji Hyuk dan kembali menyodorkan gelasnya, "Aku akan menerimanya sekali lagi karena anda sudah menuangkannya untukku".

Setelah menuangkan soju, ahjushi itu minta Mi Ra untuk menjaga Ji Hyuk baik-baik. Mi Ra mengangguk pasti. Segera setelah Mi Ra meminum soju dari gelas terakhirnya, Ji Hyuk langsung menarik Mi Ra berdiri untuk membawanya pergi. 

Tapi kepergian Mi Ra di halangi oleh para orang-orang pasar. Mereka tidak memperbolehkan Mi Ra pergi sebelum menyanyikan satu lagu. Ji Hyuk ingin menerobos, tapi ditahan oleh Dae Suk dan ahjushi. 



Botol soju yang telah kosong di jadikan sebagai mic. Dae Suk menutup mulut Ji Hyuk agar tidak protes. Perlahan suara Mi Ra terdengar, meski dalam keadaan setengah mabuk ia masih bisa menyanyi dengan baik dengan suara yang terdengar bagus dan lembut. 


Dal Sook tersenyum dan begitu pula dengan Ji Hyuk yang tersenyum lembut menatap Mi Ra. 


Ji Hyuk mengantar Mi Ra pulang dengan taksi. Ia yang tak tahu rumah Mi Ra berusaha membangunkan Mi Ra yang tertidur. Bermaksud menanyakan apa benar rumah Mi Ra berada di sekitar sini.

"Terima kasih", ucap Mi Ra mengingau di dalam tidurnya, "Terima kasih karena kau masih hidup". 



Sesampainya di sekitar komplek perumahan, Mi Ra keluar dari mobil dengan jalan sempoyongan. Hampir saja ia jatuh jika tidak secara menahan tubuhnya. Ji Hyuk bertanya yang mana rumah Mi Ra, ia akan mengantarkan. 

"Sudahlah. Jangan khawatirkan aku. Khawatirkan saja dirimu sendiri". 

"Aku?. Tapi aku baik-baik saja". 

"Dengar, tuan Kang Ji Hyuk. Ijinkan aku memberimu saran. Jangan terlalu membanggakan harga dirimu. Terima uangnya dan habiskan sesukamu dan lakukan apapun yang ingin kau lakukan. Belilah apa yang kau inginkan dan makanlah apapun yang ingin kau makan. Seharusnya kau begitu. Kenapa kau tidak melakukannya?. Kenapa?. Kenapa kau tidak menghabiskan uangnya saat mereka menyuruhmu melakukannya?. Habiskan sesuka hatimu!". 

Ji Hyuk tidak pernah berpikir sekalipun kalau uang mereka adalah uangnya. Karena itulah Mi Ra menilai Ji Hyuk bodoh, "Bodoh". 


Mi Ra masuk ke dalam rumah. Ji Hyuk berbalik pergi dan tersenyum kecil saat ingat perkataan Mi Ra di dalam taksi, "Terima kasih, karena kau masih hidup".

Pasti perkatan itu Mi Ra tujukan untuk Dong Suk, tapi Ji Hyuk mengira Mi Ra berbicara pada dirinya sehingga menimbulkan perasaan lain di hati Ji Hyuk. 

Keesokan harinya, Mi Ra menemani Ji Hyuk melihat-lihat travel bag. Ji Hyuk minta bantuan Mi Ra untuk memilihkan satu. Ia tak pernah keluar negeri jadi tidak tahu harus membeli yang mana. (Baik Ji Hyuk dan Mi Ra tampak canggung). 

"Ah...kenapa kau tidak bergabung dengan girlband atau semacamnya?". 

"Apa?".

Ji Hyuk berkata mungkin belum terlambat bagi Mi Ra untuk mengikuti masa training. Karena suara Mi Ra cukup bagus. 

Mi Ra tersenyum tipis lalu bertanya apa maksud Ji Hyuk. "Kau tidak ingat apa-apa semalam?", tanya Ji Hyuk. Mi Ra berkata pasti semalam ia sangat mabuk dan tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan saat mabuk. Mi Ra lalu memilihkan travel bag berwarna biru. 





Tapi yang Ji Hyuk beli travel bag warna abu-abu, ia menarik travel bag itu hati-hati dan berjalan dengan langkah pelan. Mi Ra mengatakan jika ada barang lain yang Ji Hyuk butuhkan katakan saja. Ji Hyuk merasa ini sudah cukup.

Lalu ia ingat perkataan Mi Ra semalam. Seharusnya ia menghamburkan semua uangnya di sini (Ji Hyuk berdiri di toko tas dan pakaian wanita). "Kau bilang aku bodoh dan menyuruhku menghabiskan seluruh uangku. Ayo. Aku akan menuruti permintaanmu hari ini".

"Jangan...Aku tidak menyuruh Anda menghabiskanya untuk orang lain. Aku menyuruh anda menghabiskannya untuk anda sendiri", Mi Ra langsung terdiam, sadar ia terkena pancingan Ji Hyuk.
 
"Kau ingat", hahaha...Ji Hyuk tertawa lebar. "Seharusnya kau bilang saja kalau kau ingat. Kenapa kau mencoba membohongiku". 

Ji Hyuk menarik Mi Ra kedalam toko, ia akan tunjukan bagaimana caranya menghamburkan uang. Mi Ra menahan tangan Ji Hyuk, "Tidak". Ji Hyuk berkata semua orang bisa membuat kesalahan saat mabuk, dan sekali lagi ia menarik Mi Ra untuk masuk. Tapi kali ini MI Ra menepis tangan Ji Hyuk, "Kubilang tidak", ucapnya dengan nada lebih nyaring. 

Ji Hyuk merasa tidak enak. Begitupun dengan Mi Ra, ia minta maaf. Ia harap Ji Hyuk bisa mengerti karena sekarang ia sedang bekerja. 

Reporter Bae dari kantor berita WVS yang juga ada di sekitar mal, secara tak sengaja melihat dan menghampiri mereka. Ia ingin mewawancarai Ji Hyuk sebentar. Mi Ra menarik Ji Hyuk pergi. 

Reporter Bae memblongkir jalan mereka, ia bertanya apa saja yang Ji Hyuk bicarakan dengan presdir Kang. Apa saham Ji Hyuk lebih besar dari saham Kang Dong Suk. Pertanyaan itu tentu saja membuat Ji Hyuk bingung. Mi Ra mendorong reporter Bae, tapi dorongnya terlalu kuat hingga membuat reporter Bae jatuh berguling di tangga eskalator. 

Spontan Ji Hyuk berlari menolong pria itu. Mi Ra yang tak berniat melakukannya hanya bisa menutup matanya. Hari yang kacau, Mi Ra?. 

Presdir Kang menjamu salah satu jaksa yang merupakan adik kelasnya. Sedikit berbasa-basi ia menawarkan bagaimana jika jaksa mulai meningkatkan karirnya, "Jika orang sepertimu datang ke perusahaanku, aku yakin kita akan menjadi sukses". 

Jaksa minta presdir Kang jujur saja, apa yang kau inginkan dariku. Presdir Kang bertanya kenapa jaksa terus menyelidiki perusahannya. 

"Kau tahu orang yang bernama Jung Tae Won, kan?. Dia adalah jaksa di daerah timur Seoul". 


Predir Kang mengenalnya. Jaksa berkata presdir Kang mempunyai hutang pada Jaksa Jung karena kepindahannya saat itu ke daerah merupakan kesalahan presdir Kang. Kabarnya jaksa Jung akan diangkat menjadi kepala jaksa. Meski ia baru mulai melakukan penyeledikan sekarang, dia akan bersungguh-sungguh akan melakukannya setelah dia diangkat resmi. Lebih baik presdir Kang menyiapkan diri untuk pertarungan yang serius ini. 

Ji Hyuk pergi ke panti asuhan tempat ia di besarkan. Sebelum ke sana, ia menyempatkan diri untuk berhenti di suatu tempat di mana terdapat sebuah pohon yang sering ia panjat saat masih kecil. Pohon itu masih ada dan tetap sama, tanpa daun satupun yang menghiasi dahan atau rantingnya. 


Di panti asuhan, Ji Hyuk membagi-bagikan mainan untuk anak-anak kecil disana. Suster kepala dan Mi Ra tersenyum saat Ji Hyuk membagikan mainan tersebut. Semua anak senang menerima hadiah, kecuali anak cowok yang memakai kaos putih. 


Dia ingin menukar kotak pensil yang ia terima dengan mainan robot. Ji Hyuk tak bisa memberikannya karena hanya tersisa kotak pensil. Anak itu merengek dan memberontak, "Aku mau robot!. Aku mau robot".

Ji Hyuk mulai kesal, "Dasar nakal. Kembalikan saja jika tidak mau, nanti biar aku berikan pada yang lainnya". 

Anak cowok itu marah dan menendang tulang kering Ji Hyuk. Membuat Ji Hyuk terkejut tak percaya, "Apa?. Kau menendangku". 

Bukannya takut, anak kecil itu mendelik marah. Ji Hyuk syok, "Lihat dia. Beraninya kau menatap orang dewasa seperti itu?. Kemari kau, bocah nakal", ucapnya semberi mencubit gemas pipi anak itu. 

Anak kecil itu menepis tangan Ji Hyuk dan lari ke lapangan. Ji Hyuk mengejarnya bahkan sampai jatuh karena tak berhasil menangkap. Sampai akhirnya Ji Hyuk berhasil menangkap dan mereka berguling-guling diatas tanah. Sebagai hukuman, Ji Hyuk  menciumi anak itu beberapa kali, "Beraninya kau bersikap seperti ku saat aku masih kecil". 

Mi Ra yang melihatnya tersenyum lembut. Mereka tampak seperti ayah dan anak. 

Selesai bermain dengan anak kecil, Ji Hyuk menemui kepala panti dan memeluknya dengan erat. Mulai sekarang, Ji Hyuk janji akan sering datag berkunjung. Kepala panti minta Ji Hyuk jangan khawatirkan dirinya, "Nikmati saja hidupmu". 

Puas melepas rindu, Ji Hyuk mohon pamit. Kepala panti ingat, ia menyimpan sesuatu yang mungkin bisa membantu Ji Hyuk jika ingin mencari orang tuanya. Tapi karena Ji Hyuk sudah menemukan mereka. Jadi tak ada alasan lagi bagi kepala panti untuk menyimpannya, "Kurasa surat ini ada di dalam tas saat kau dibawa kesini".

Ji Hyuk menerima selembar kertas yang bertuliskan, "Aku tahu tuhan akan menghukumku, karena sudah meninggalkan anak ku di tempat ini. Tapi terlalu sulit bagiku untuk membesarkan anak ini sendirian tanpa seorang ayah". 

Wajah Ji Hyuk langsung menegang saat itu juga. Sadar bahwa ia telah di permainkan. 

Ji Hyuk keluar dari panti asuhan dengan wajah marah, dan jalan melewati Mi Ra begitu saja. Padahal Mi Ra sudah menunggnya sejak tadi. Menyadari ada Mi Ra di dekatnya, ia berbalik dan berkata, "Kau juga sudah tahu?". 

Mi Ra bingung, "Apa?". 

"Aku yakin kau hanya mengikuti perintah mereka. Ada masalah yang harus aku urus, jadi sampai bertemu nanti". 

Ji Hyuk masuk ke dalam mobil. Mi Ra mengetuk kaca mobil dan bertanya ada masalah apa. Jika ada yang bisa ia bantu, katakan saja. Ji Hyuk tak menghiraukan atau bahkan mungkin tak mendengar pertanyaan itu. Ia menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan Mi Ra. 

Mobil Ji Hyuk melaju dengan kecepatan penuh. Ia benar-benar marah. 

Sepertinya Jin Ah mulai jatuh hati pada Ji Hyuk, karena ingat kembali saat Ji Hyuk mencium bibirnya. Wajahnya juga tidak nampak kesal, saat mengingat kejadian itu. Tiba-tiba pria yang sedang ia pikirkan berdiri di depannya. Ji Hyuk bertanya dimana kamar ibu (Ny. Choi). JIn Ah berkata ibu tidak ada dirumah.

Ji Hyuk masuk ke kamar Ny. Choi, membuka setiap lemari mencari sesuatu yang bisa menjawab pertanyaanya. Di meja rias, ji Hyuk menemukan buku agenda dan segera mencocokan tulisan tangan Ny. Choi dengan tulisan di surat yang diberikan kepala panti.  Tidak sama, kedua tulisan tangan itu berbeda. 

Jin Ah menyusul masuk ke kamar Ny. Choi sambil marah-marah. Ia berkata Ji Hyuk keliru jika merasa menjadi bagian dari anggota keluarga, "Tidak. Kau tidak akan pernah menjadi bagian dari anggota keluarga kami. Kau tahu alasannya?. Karena kau itu sampah". 

Ji Hyuk menarik Jin Ah mendekat pada cermin. Menatap dalam wajah dirinya dan Jin Ah di cermin, "Lihat..baik-baik. Apa kita mirip?. Menurutmu apa kita mirip sebagai keluarga?. 

"Tidak sama sekali", jawab Jin Ah cepat

"Benarkah?. Kau juga berpikir begitu?", wajah Ji Hyuk mengeras lalu keluar dengan cepat. 

Jin Ah berguman heran, "Apa-apa'an dia?". 


Direktur Do memeriksa setiap detail persiapan pesta ulang tahun perusahaan yang akan di selenggarakan hari ini. Saat itu juga direktur Do menerima telepon dari Jin Ah. Wajah Direktur Do menunjukan ekspresi kaget. Weleh...weleh...nona besar ini tenyata suka mengadu. 

Dalam perjalan kembali ke perusahaan, Mi Ra mencoba menghubungi telpon Ji Hyuk tapi panggilanya di alihkan ke kotak suara. Sedetik kemudian, ponsel Jin Ah berdering, dari direktur Do yang menanyakan kenapa Ji Hyuk tiba-tiba membuat keributan di rumah keluarga Kang. 

"Apa mungkin dia mengalami sesuatu?". 

Mi Ra menjawab pasti Ji Hyuk menemukan sesuatu saat di panti asuhan. Wajah direktur Do menegang, "Benarkah?". 

Direktur Do yang selalu mempunyai rencana segera bertindak. Ia menelpon salah satu bawahannya untuk mengerjakan tugas yang ia berikan jika situasinya darurat. Ia menyuruh bawahannya untuk bergerak cepat dan kirim tim ke perusahaan. 
 
Ji Hyuk, direktur Do dan Mi Ra ketiganya dalam perjalanan menuju perusahaan. Siapa yang sampai lebih dulu?. 

Ji Hyuk masuk ke lobby perusahaan dan langsung mencari masuk keruangan presdir Kang. Ji Hyuk berjalan pelan melihat sosok punggung seseorang yang duduk di kursi presdir. Kursi berputar, ternyata yang di sana bukanlah presdir Kang melainkan direktur Do. 

Kaki tangan presdir Kang ini berlagak terkejut melihat Ji Hyuk, "Tuan Kang Ji Hyuk, kenapa anda kemari?".

"Dimana presdir Kang?", tanya Ji Hyuk menatap tajam. 

Dir. Do berkata sebenarnya ia juga sedang mencari presdir Kang, mungkin beliau dalam perjalanan bisnis. 

"Kau bisa menghubunginya?"

"Entahlah", jawab dir. Do dengan senyum palsu, "Aku berusaha menghubunginya, tapi aku tidak bisa menemuinya. Mungkin presdir Kang sedang dalam rapat yang penting sekarang. Ada urusan apa sampai anda ingin menemuinya?". 

Ji Hyuk berkata ada sesuatu yang ingin ia pastikan. Dir. Do menawarkan saja, kenapa tidak bilang saja padanya. Dir. Do berjanji akan menyampaikan pesan Ji Hyuk. 

"Tidak perlu. Aku akan langsung bicara dengannya. Aku akan menunggunya". 


Ji Hyuk duduk di kursi tamu. Dir. Do menghela napas dan berdiri. Sembari mengkancingkan jasnya, ia bertanya apa presdir Kang telah membuat Ji Hyuk kecewa. Direktur Do mengaku sudah bertahun-tahun bekerja untuk presdir Kang dan keluarganya. Ada sesuatu yang sudah ia pelajari selama bekerja bertahun-tahun untuk mereka. 

"Semua anggota keluarganya merasa lelah dengan orang lain", ucapan Dir. Do terdengar seperti mengancam. 

Sama dengan orang yang keluar dari bank dengan membawa tas berisi banyak uang tunai. Orang itu pasti akan menaruh curiga pada orang di sekitarnya. Sama halnya dengan hubungan keluarga. Tidak, hubungan keluarga lebih mencurigakan. Karena orang terdekat bisa lebih berbahaya daripada orang yang menusuk dari belakang, "Anda tidak bisa mengharapkan kehidupan keluarga yang normal dengan orang-orang seperti itu", jelas Dir. Do panjang lebar.

Sikap Dir. Do berubah total, tidak lagi menaruh rasa hormat seperti tadi. Ia menyandarkan punggunya di sandaran kursi. Ji Hyuk tidak gentar ataupun takut. Ia sudah menebak, jika memang seperti itu kenapa mereka memalsukan daftar dokumen keluarga mereka. Dir. Do tersenyum, berpura-pura tidak mengerti. 

Ji Hyuk tetap bersikap tenang, "Melihatmu sekarang..kurasa kau tahu keluarga ini lebih baik dari siapa pun. Kalau begitu kurasa kau juga tahu, tujuan mereka sebenarnya". 

Direktur Do duduk tegak, "Tuang Kang Ji Hyuk, kurasa anda salah paham. Tapi anda benar-benar putra kandung presdir Kang". 

Ji Hyuk berdiri jalan menuju pintu, "Hanya ada satu alasan kenapa orang menunjukan kebaikannya pada anjing liar di jalanan. Agar mereka bisa makan anjing itu". 

Ji Hyuk menutup rapat pintu lalu menguncinya dari dalam. Kemudian berbalik menghadap direktur Do dengan tajam, "Jadi, menurutmu anjing ini harus melakukan sesuatu agar tetap hidup?. Anjing itu pasti mencabik-cabik mereka begitu mereka berusaha menyerang". 

Tiba-tiba Ji Hyuk loncat ke atas meja, menendang dada direktur Do dan memukulinya beberapa kali. "Hanya ada satu cara agar anjing itu bertahan!". 


Direktur Do jatuh terduduk di atas kursi dengan mulut berdarah. Ji Hyuk yang kalap mencengkram kuat kerah jas direktur Do, "Apa maumu?". 

"Ini salah paham", ucap direktur Do berusaha mengelak.

"Kau tahu orang macam apa yang paling kubenci di dunia ini?. Orang-orang yang menipuku
soal orang tuaku!", Ji Hyuk mengambil balpoit dan mengarahkannya ke mata direkur Do. Refleks direktut Do menutup matanya ketakutan.


Fuih....Hampir saja balpoint itu bersarang di mata direktur Do. Ji Hyuk sengaja menancapkan balpoint itu menancap di sandaran kursi, hanya berbeda beberapa centi dari posisi mata direktur Do. 

Direktur Do membuka mata, menatap Ji Hyuk ketakutan. Suara terdengar bergetar ketika meminta Ji Hyuk untuk percaya padanya. 

Ji Hyuk semakin geram, "Tampaknya apa yang kau rahasiakan lebih penting dari nyawamu sendiri. Beritahu presdir Kang, karena aku akan menemuinya dan menanyakan yang sebenarnya. Aku ini bukan orang yang murah hati, jadi lain kali kau tak akan kubiarkan begitu saja". 

Ji Hyuk mencabut pulpen, dengan posisi tangan siap menyerang. Demi menyelamatkan matanya, dir. Do akhirnya memberitahu kalau predir Kang sekarang ini menghadiri pesta perayaan ulang tahun perusahaan yang ke - 48. 


Ji Hyuk melepaskan cengkramnya lalu pergi. Di koridor luar ruangan ia berpapasan dengan Mi Ra yang baru datang. Ji Hyuk menatap tajam Mi Ra sesaat lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Membuat Mi Ra semakin merasa cemas dan bingung. 

Mi Ra bertanya pada resepsionis, apa presdir Kang ada di dalam. Resepsionis bilang tidak ada. Tapi ada direktur Do di dalam. Mi Ra hendak masuk ke dalam, tapi saat membuka pintu Mi Ra mendengar direktur Do yang sedang bicara di telepon. 

"Dia dalam perjalanan kesana sekarang. Kita tidak perlu menjelaskan apapun padanya kali ini. Cepat lakukan dan singkirkan dia secepatnya". 

Mi Ra menutup pintu perlahan dan pergi. Direkur Do yang semula duduk bersandar langsung bediri tegak saat mendengar pintu tertutup. 

Mi Ra berlari menyusul keluar, tepat saat Ji Hyuk hendak pergi. Tanpa pikir panjang Mi Ra ikut masuk ke dalam mobil, meminta pada pria itu untuk jangan pergi. Ji Hyuk yang merasa marah karena di tipu tak mengubris larangan Mi Ra dengan menyalakan mesin mobil. 

Presdir Kang bersiap menghadiri pesta. Salah satu karyawannya menyerahkan naskah pidato yang akan predir Kang bacakan nanti di pesta ulang tahun perusahaan. Raut wajahnya berubah seketika setelah melihat naskah pidato. Mungkinkan ada pesan lain di dalamnya?. 


Mi Ra terus membujuk Ji Hyuk untuk tidak pergi kesana. Ji Hyuk berkata harus kesana dan memastikannya sendiri, "Aku harus tahu siapa aku ini sebenarnya. Siapa aku sebenarnya". 

Tak sengaja Ji Hyuk melihat dari kaca sopin sebuah mobil putih yang mencurigakan. Ia mencoba berganti jalur ke kanan dan mobil putih itu mengikuti. Begitu pula saat Ji Hyuk mengambil jalur kiri. Mobil itu tetap berada di belakang. 

Secara mendadak, Ji Hyuk membanting stir dan menyalip mobil-mobil yang ada di depannya. Mi Ra memekik terkejut, lalu menoleh ke belakang. Mobil itu tetap mengikuti mereka. 

"Pegangan", ucap Ji Hyuk lalu belok ke kiri ke arah yang berlawanan. 

Supir sedan putih ini meminta bantuan pada temannya yang sudah bersiap dari tadi.

Mobil penguntit itu mampu mengejar. Ji Hyuk mengarahkan mobilnya masuk ke parkiran bawah tanah sebuah gedung lalu keluar. Memotong jalan memasuki pasar dan gang-gang kecil. Ji Hyuk tak peduli meski mobilnya menabrak beberapa benda dan membuat pejalan kaki berlarian.

Supir yang mengendarai truk hitam yang juga merupakan orang suruhan direktur Do bergerak maju. Siap memblokir Ji Hyuk di jalan lain. 



Ji Hyuk dan Mi Ra menoleh ke belakang melihat mobil penguntit yang terus mengejar. Di depan jalan, ia tak melihat ada 4 pekerja yang membawa kaca dalam ukuran besar. Ketika Ji Hyuk melihat ke depan, semua sudah terlambat. Mobil Ji Hyuk meluncur dengan cepat menabrak kaca. Ji Hyuk teriak, Mi Ra menutup mata. 

Jin Ah datang ke pesta ulang tahun perusahaan. Presdir Kang menegur pakaian yang Jin Ah kenakan. Rambut Mi Ra juga terlihat kecelakaan. Jin Ah beralasan Ji Hyuk datang kerumah dan membuat kekacauan. 

"Siapa?", 

"Menurut ayah siapa?. Anak sulung ayah". 

Presdir Kang akan membahas hal ini nanti. Jin Ah menyentuh pundak ayahnya dan bertanya dengan serius, "Dia pura-pura, kan?". Predsir Kang bisa menghindari pertanyaan Jin Ah dengan menyapa tamu-tamu yang baru datang. Sikap presdir Kang ini membuat Jin Ah semakin curiga. 

Direktur Do menuju tempat parkir. Ia mengingatkan anak buahnya jangan sampai melepaskan Ji Hyuk. Hentikan dia, hentikan dia bagaimanapun caranya. 

Aksi kejar-kejar mobil masih terus berlangsung layaknya film hollywood Fast Farious. Ji Hyuk benar-benar menggila di jalan raya, ia memacu mobil dengan kecepatan penuh. Berkali-kali Mi Ra menutup mata nyeri hampir saja mobil mereka bersenggolan dengan kendaraan lain. 

Dari arah berlawanan, truk hitam meluncur cepat ke arah mobil Ji Hyuk. Ji Hyuk berbelok berganti jalur ke  kanan. Truk hitam dan sedan putih mengikuti. Mi Ra panik, memekik sembari menutup matanya, sembari berpegangan erat saat truk hitam itu melaju ke arah mereka.

Ji Hyuk dengan cepat memutar kemudi, nyelip ke arah kanan dan berhasil menghindari tabrakan. Truk hitam tetap melaju, supir sedan putih sebia mungkin menghidar ke kiri. Tapi 2 mobil itu tetap bersenggolan. Kecelakaan tak terhindarkan, truk hitam terguling dan terseret jauh dan menyebabkan kecelakaan beruntun.

(fuih....kalau saya jadi Mi Ra sudah pasti jantungan seketika itu juga). 

Selang beberapa menit kemudian, direktur Do mengendarai mobilnya melewati jalan yang sama. Terjadi kemacetan akibat kecelakaan tadi. Direktur Do melihat truk yang terguling dan sedan putih menyadari, anak buahnya gagal menyingkirkan Ji Hyuk.  

Ji Hyuk sampai di gedung tempat acara ulang tahun perusahaan di laksanakan. Ji Hyuk keluar dari mobil, saking marahnya sampai membanting pintu mobil yang tidak bersalah. Mi Ra menahan Ji Hyuk, "Apa yang sedang kau rencanakan?". 

"Aku tidak tahu", ucapnya menepis tangan Mi Ra melanjutkan langkahnya memasuki gedung menuju tempat acara. 

Di dalam ballroom, Presdir Kang mulai berpidato. Hyun Sung bisa bertahan sampai 48 tahun ini berkat kerja keras semua orang di perusahaan. Presdir Kang berjanji akan melakukan apapun dengan segenap kekuatannya. Menumbuhkan kekuatan baru agar bisa bertahan 48 tahun lagi, dan lebih lama lagi di masa mendatang. 

Pidato presdir Kang terputus sesaat ketika melihat Ji Hyuk muncul di tengah-tengah tamu undangan. Ji Hyuk berjalan lurus tanpa ragu menuju stage. Meski terkejut, Presdir Kang berusaha bersikap tenang dan kembali berpidato. 

Presdir Kang berharap semua orang yang sudah mendedikasikan diri mereka demi perkembangan Hyun Sung bisa menyatukan kekuatan untuk mengembangkan Hyun Sung menjadi perusahaan yang bisa memimpin di masa mendatang. 

Direktur Do yang baru tiba berniat ingin mencegah Ji Hyuk, tapi Ji Hyuk lebih dulu naik ke atas panggung. Disertai tatapan cemas Mi Ra. 

"Presdir Kang Sung Wook. Katakan dengan jujur. Apa benar....aku ini putramu?", tanya Ji Hyul lantang. 

Presdir Kang bertatapan dengan Ji Hyuk, lalu melihat para undangan yang mulai berkasak-kusuk. Demi menyelamatkan kehormatannya, presdir Kang memberi pengumuman penting, yang tidak disangka-sangka.

"Aku akan memperkenalkan pada kalian semua masa depan yang cerah dari Hyun Sung Group. Dia adalah pemimpin baru yang akan menjadi pemimpin baru dari kantor cabang Hyun Sung yang baru. Seorang pria yang akan memimpin seluruh kantor cabang Hyun Sung menuju masa depan yang cerah. Ijinkan aku memperkenalkannya pada kalian semua, Presdir Kang Ji Hyuk". 

Tepuk tangan dari tamu undangan terdengar riuh memenuhi ruangan. Direktur Do menunjukan wajah tidak suka dengan pengumuman presdir Kang. Mi Ra yang sejak tadi tegang bisa sedikit menghela napas lega. 

Diantara semua orang Ji Hyuk lah yang paling bingung. Melihat para tamu undangan dan presdir Kang bergantian. Kali ini, rencana jahat apa lagi yang direncankan oleh presdir Kang?.


Dialog akhir Ji Hyuk : 

"Atas perintah Presdir Kang Sung Wook aku janji pada kalian kalau aku akan memimpin  Hyun Sung Group menjadi pemimpin di masa mendatang". 

3 comments:

  1. Waduhh ceritanya msh bikin penasarannn...
    Semangat ya mbak buat sinopnya... :))

    ReplyDelete
  2. ya...mb Nuri ...buat sinop Kang Ji hwan lagi.... YES....

    secara kenal Kang JI hwan...karena baca sinop incarnation of money di blog-nya mb Nuri...

    tengkyu mb....

    ReplyDelete
  3. Sudah nonton sampai episode 4...tapi tetap ingin baca sinopsisnya. Salam kenal.

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)