Pages - Menu

Sunday, September 29, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 23 Part 1

Jae In menjemput Cha Don yang baru keluar dari penjara. Jae In sengaja tidak membeli tahu karena Cha Don tidak melakukan kejahatan. Tanpa banyak kata, Cha Don memeluk Jae In. Melepaskan rindu, ya mereka banyak mengalami kesusahan belakangan ini. 

Dalam perjalanan, Cha Don bicara di telepon dengan jaksa Jo. Ia mengucapkan selamat atas pengangkatan jaksa Jo menjadi Direktur DPO. Jaksa Jo berkata, dirinyalah yang harus mengucapkan selamat pada Cha Don, yang baru selamat keluar dari lubang neraka. Mereka berdua janji bertemu malam ini di restoran milik Gu Shik. 
 
Setelah Cha Don menutup telepon, Gu Shik berkata jaksa Jo sungguh beruntung. Karena kasus Kwon Jae Kyu, dia diangkat secara resmi menjadi direktur. 

(Note : Sekarang Kwon Jae Kyu bukan lagi jaksa, melainkan pengacara. Untuk ke depannya saya mengganti panggilan jaksa Kwon menjadi Kwon Jae Kyu).

Cha Don menoleh ke Jae In yang sedari tadi diam. Jae In meminta maaf, selama Cha Don berada di penjara, ia mencoba yang terbaik agar Se Kwang membayar kejahatannya. Tapi tidak berhasil. Cha Don minta Jae In jangan khawatir. Pembalasan untuk Ji Se Kwang akan dimulai sekarang. Jae In tanya apa Cha Don punya rencana. 

"Aku akan menjadi jaksa lagi", kata Cha Don. 

Jae In heran, "Jaksa. Apa mungkin?". Sek. Hong menyahut itu tidak mungkin. Tidak biasanya seorang pengacara bisa menjadi jaksa lagi. Gu Shik ingat, pengajuan untuk pengangkatan khusus para jaksa adalah minggu ini. Cha Don mengaku mempunyai kartu rahasia yang bisa menangkap Se Kwang. "untuk menggunakannya secara efektif. Aku perlu kekuasaan seorang Jaksa ketimbang pengacara".

Jae In mengerti, Cha Don akan menghukum Se Kwang menggunakan jalur hukum. Kau sangat pintar. 

"Pertarungan terakhir akan bertempur dengan pedang sungguhan, Ji Se Kwang", batin Cha Don.

"Diangkat kembali sebagai jaksa?", tanya jaksa Jo bingung ketika Cha Don mengutarakan niatnya yang ingin kembali menjadi jaksa. Saat di penjara, Cha Don melihat pengumuman tentang pengangkatan khusus para jaksa. "Aku akan mengajukannya. Jadi apakah kau bisa membantuku?". 

Jaksa Jo menyahut tentu saja, "Aku menyambutnya dengan sepenuh hati. Tapi kartu rahasia apa yang kau punya untuk menangkap Ji Se Kwang?".

Gu Shik menunjuk ke televisi. "Ji Se Kwang muncul di televisi sekarang". Cha Don dan jaksa Jo menoleh untuk melihat. 

Wartawan Go mewawancarai Se Kwang, "Menurut jajak pendapat terbaru, Kau memimpin didepan. Silahkan mengucapkan sepatah kata pada para pemilih".

Se Kwang dengan penuh percaya diri berkata, "Ditengah-tengah taktik negatif berkampanye. Pemilih yang bijak yang membuatku menjadi pemimpin yang absolut. Yang terhormat para pemilih. Mohon beri aku kekuatan. 

Dunia yang ku impikan bukanlah dunia yang bisa ku gapai sendirian. Menjadi warga negara bukanlah pangkat bukan juga antomin dari penguasa. Sebuah pemilu. Sebuah perjuangan suci. Aku memintamu untuk berpartisipasi didalamnya. Aku akan menang!".

Bi Ryung melihat wajah Se Kwang di televisi dengan penuh kebencian dan dendam. Dimatanya saat ini, Se Kwang tidak lebih dari seorang pembunuh.

"Dari partai Mingook kota Seoul markas besar kampanye pemilu. Go Ho dari "Go Ho Goes" melaporkan", ucap wartawan Go menutup sesi wawancaranya. Di iringi tepuk tangan dari para tim sukses Se Kwang . Kwon Jae Kyu memuji perkataan Se Kwang sangat bagus. Prof. Jeon berkata anggota perkumpulan sastra akan segera memberi dukungannya pada Se Kwang. Kwon Jae Kyu menyambung itu akan membawa perbedaan jarak yang jauh antara Se Kwang dengan kandidat lawan.

Cha Don memberitahu jaksa Jo, bahwa Ji Se Kwang adalah pembunuh jaksa Kwon Hyuk. Jaksa Jo sampai tersedak karena terlalu terkejut, "Ji . . . Ji Se Kwang!. Kau bilang Ji Se Kwang yang membunuh Kwon Hyuk?", ucapnya terbata. Cha Don mengiyakan. "Aku secara pribadi memastikannya lewat Yoo Jae Gook".

Jaksa Jo menarik kesimpulan, "Jadi alasan Yoo Jae Gook menuduh kau sebagai pembunuh...."
"itu yang Ji Se Kwang Lakukan", sambung Cha Don.

Jaksa Jo tanya kenapa Cha Don baru mengatakannya sekarang, jika Cha Don mengungkap siapa pembunuh sebenarnya di persidangan banding, ceritanya pasti akan berbeda. Cha Don berkata itu karena manager Yoo bilang tidak bisa bersaksi untuk itu. Dia tetap menutup mulutnya untuk mendapatkan sejumlah uang dari Se Kwang. Di persidangan banding, manager Yoo hanya bersaksi bahwa Cha Don tidak membunuh ataupun menggelapkan uang.

Jaksa Jo mengerti, tapi bagaimana jika manager Yoo mengubah kesaksiannya, lagipula sidang banding bisa saja salah. Itulah mengapa Cha Don meminta bantuan jaksa Jo. Jika apa yang dikatakan Cha Don benar, jaksa Jo menilai kasus pembunuhan itu sudah menjadi kartu yang bagus untuk menangkap Ji Se Kwang. "Ayo kita lakukan!". Cha Don mengucapkan terima kasih. 

Se Kwang mengunjungi manager Yoo dipenjara. Ia marah karena manager Yoo tidak memberitahukan sebelumnya kalau Cha Don mengajukan sidang banding. Manager Yoo balik menyalahkan Se Kwang, "Siapa yang terlalu sibuk untuk menerima panggilanku, menggunakan alasan pemilu".

"Jadi. Selama persidangan, Apakah kau bersaksi kalau dia tidak bersalah?", tanya Se Kwang. Manager Yoo berkata ia tidak punya pilihan lain. "Sebaliknya, jika aku tidak menuruti perkataannya. Aku akan mendapatkan hukuman atas percobaan pembunuhan".

Se Kwang memukul meja, menatap buas, "Kau tidak mengatakan hal lainnya, kan?. Disebabkan oleh siapa Kwon Hyuk mati". 
"Jika aku mengatakannya di pengadilan, akankah.. kau baik-baik saja seperti ini?", jawab manager Yoo takut. 

Se Kwang menyuruh manager Yoo menunggu, "Setelah pemilu selesai, Dunia ini akan menjadi milikku. Bertahanlah sebentar lagi". Manager Yoo mengerti, itulah yang ia harapkan. Kemenangan Se Kwang dalam pemilu.

Se Kwang keluar dari ruangan. Ada detektif Choi yang sedari tadi menunggunya di lorong. Ia memberi perintah pada detektif Choi untuk membakar semua kwintasi transfer dari Bank Swiss yang ada di brankas rumahnya.

Kwon Jae Kyu marah besar begitu mengetahui Cha Don keluar dari penjara. Jae Kyu berkata ia harus menemui Cha Don. Se Kwang ingin tahu apa yang akan Kwon Jae Kyu lakukan setelah bertemunya dengannya. Jae Kyu tidak rela pembunuh anaknya bebas berkeliaran seperti itu. 

Se Kwang minta Jae Kyu menunggu hingga pemilihan walikota berakhir. Jae Kyu tidak bisa menunggu, "Aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Atau membuatnya kembali mendekam di dalam penjara". Setengah membentak Se Kwang minta Jae Kyu untuk tenang, "Hyuk, dia sudah seperti adik ku sendiri. Meskipun aku juga sangat ingin membunuhnya, ini bukan waktu yang tepat. Jangan membuat masalah yang tidak perlu".

Kwon Jae Kyu bertanya bagaimana jika Cha Don mengganggu kampanye Se Kwang, seperti yang Jae In lakukan. Wartawan Go berkata orang akan menganggap itu hanyalah serangan agresif negatif dari pihak lawan (kandidat lain). Tapi sebaliknya, itu bisa mendatangkan simpati untuk Se Kwang. 

Jae Kyu menarik napas berat, mereka tidak akan pernah tahu apa yang akan dilakukan oleh Cha Don. Karena itu, ia memberi perintah pada detektif Choi untuk memperketat keamanan. Dan minta pada wartawan Go untuk memantau, jangan sampai Cha Don mendekati media. 

Usai berdiskusi, detektif Choi menjalankan mobil meninggalkan parkiran. 

Cha Don bersama Gu Shik dan Sek. Hong berada di tempat yang sama dan melihat mobil Se Kwang yang jalan menjauh. Gu Shik menduga pasti mereka sudah mengetahui kabar bebasnya Cha Don. Tak masalah bagi Cha Don, selama mereka tidak mengetahui pengajuan pengangkatan khusus kejaksaan yang ia ajukan.

Gu Shik ragu apakah Cha Don bisa kembali diangkat menjadi jaksa. Meskipun jaksa Jo membantu, tapi sejarah Cha Don sebagai jaksa korup setidaknya akan menjadi nilai negatif di mata pewawancara. 

Cha Don menyadari itu catatan hitam sebagai jaksa korup adalah kesalahannya sendiri. "Aku hanya mencobanya. Aku akan melakukan yang terbaik. Dengan segenap hatiku".

Hari wawancara tiba Cha Don duduk di depan 4 pewawancara. Jaksa Jo menjadi salah satu pewawancara. Omo lihatlah...Lee Cha Don with new hair style...woah...tambah cakep nich (Kang Ji Hwan style).

Pewawancara melihat resume Cha Don yang mempunyai nilai akademik yang bagus sebagai lulusan pertama dikelas JRTI. Ketua pewawancara merasa pernah mendengar nama Cha Don sebelumnya. Dengan jujur Cha Don berkata waktu yang lalu, aku orang yang terkenal yang membuat berita utama di negeri ini sebagai jaksa koruptor. Pengakuan Cha Don membuat pewawancara terkejut, termaksud jaksa Jo. 

Jaksa Jo menanyakan alasan Cha Don mengajukan diri kembali menjadi jaksa. Cha Don menjawab karena aku ingin mengambil tanggung jawab atas kesalahanku yang lalu. Ketua pewawancara ragu, seseorang biasanya tidak akan mudah berubah, tidak ada jaminan kalau kau tidak akan menjadi jaksa korup lagi.

Cha Don berkata jika karena uang, ia tidak akan menjadi lagi. Penghasilannya sebagai pengacara jauh lebib baik dari pada penghasilannya sebagai jaksa selama 5 tahun.

"Oh, Aku bisa percaya itu!", ujar jaksa Jo. "Karena kau adalah penasehat hukum untuk berbagai perusahaan. Pendapatku, wawancara pribadi Tuan Lee Cha Don adalah yang terbaik diantara semua pelamar. Apa yang kaalian pikirkan?". 

Pewawancara wanita setuju dengan pendapat jaksa Jo. Begitu juga yang lainya mereka butuh orang yang berpengalaman di lapangan dan yang kompeten. Jaksa Jo menyarankan kenapa kita tidak memberikannya kesempatan. Pewanwancara lain berunding. Wajah Cha Don menegang menunggu hasil wawancara.

Detektif Choi membuka brankas milik Se Kwang untuk mengambil kwintasi transfer dari Bank Swiss. Ada banyak kwintasi dengan nama pengirim berbeda pada setiap bukti transfer. Terdengar bunyi bel. Detektif Choiburu-buru memasukkan kwitansi ke dalam tasnya. Tanpa menyadari ada satu yang tercecer jatuh ke lantai.

Detektif Choi menekan tombol pembuka pintu. Ji Hoo masuk kerumah Se Kwang, ia yang heran dengan kehadiran detektif Choi bertanya apa yang sedang kau lakukan disini. Detektif Choi menjawab sedang menjalankan tugas. Ji Hoo berkata seharusnya ia bertemu dengan Se Kwang disini. Detektif Choi menjawab Se Kwang akan segera datang, usai menjawab pertanyaan Ji Hoo, detektif Choi pamit pergi. 

Ji Hoo melihat kwitansi bukti transfer di lantai lalu memunggutnya. Tanpa curiga, ia pun memasukkannya ke dalam laci meja kerja Se Kwang.

Jae In sekeluarga pindah ke rumah atap yang kecil. Mr. Jingogae memainkan saksofon. Angin semilir membuat Ny. Bok ngantuk. Mr. Jingogae berhenti bermain saksofon, dan mendekati Ny. Bok, "Apakah kau ngantuk? Kau ingin masuk kedalam dan beristirahat?".

Ny. Bok membuka mata, melihat Mr. Jingogae dengan pandangan berbeda. Mr. Jingogae heran kenapa di pandangi seperti itu. "Berdiri. Kau akan kedinginan di sini. ayo, masuk ke dalam".

Ny. Bok marah, "Omo. Orang ini. Kenapa orang ini disini?!".
"Kenapa aku harus ke sini? aku telah merawatmu dari penyakitmu". Mr. Jingogae terdiam, menyadari sesuatu, "Apakau kau ingat aku?".

"Kau bajin*** busuk!. Kenapa kau muncul didepanku?", Ny. Bok yang berang menarik baju Mr. Jingogae.

"Baiklah! Baiklah, Hwa Sool. Selama kau kembali sadar, tidak apa-apa!. Oh, Tuhanku! Oh, Buddha ku! Hwa Sool ku baik-baik saja!. Dia masih hidup!".

"Sekarang karena aku sudah hidup, waktunya kau mati!". 

"Kenapa kau seperti ini, Hwa Sool? . Ku mohon, Ku mohon, tenanglah".

"Tenang? Datang lagi setelah 25 tahun, Kau menyuruhku tenang?".

Mr. Jingogae mengaku salah. Ny. Bok semakin marah, dan tanya apa yang sudah Mr. Jingogae katakan pada Jae In. Mr. Jingogae berkata aku tidak memberitahu apa apa pada Jae In. Kalau aku adalah ayahnya.

"Ayah???. Ayah, Pantatmu!. (hahahaha). Kau orang busuk! Ayah Jae In sudah mati!. Keluar dari pandanganku, Sekarang!!. Mati saja sana!. Beraninya kau mencoba berbicara padaku?". Ny. Bok memukuli Mr. Jingogae dengan gagang sapu.

Jae In dan Pal Do datang memisahkan mereka. Mr. Jingogae yang takut buru-buru pergi setelah memberitahu Jae In bahwa ibunya sudah sadar. Jae In mencoba mencegah, Ny. Bok teriak untuk membiarkannya pergi. 

Ny. Bok merasa pusing, berdiri sempoyongan sembari mengatur napasnya yang ngos-ngos'an. Jae In bengong, "Bu. Ibu sudah sadar". Ny. Bok tak menjawab tapi dari sorot matanya jelas terlihat ingatan Ny. Bok kembali. Jae In yang sangat bahagia memeluk ibunya. Dan berkata bahwa paman itu yang menjaga ibunya selama sakit.

"Orang itu merawatku?", tanya Ny. Bok tak percaya. Jae In menjelaskan, "Dia menyuapi ibu makanan enak. Bermain dengan ibu dan memijat badan ibu. Bahkan seorang suami tidak akan berbuat sebaik itu". 

Ny. Bok berguman bahkan anjingpun tidak akan menerima orang brengsek itu. Jae In menggoda, "Dia sangat cocok dengan ibu. Apa hubungan ibu dengannya". Ny. Bok marah, "Hubungan apa?. Aku benar-benar tidak punya hubungan dengannya!. Jadi jika ia kembali, Jangan pernah menerimanya lagi!. Jangan terima dia!".

Pal Do yang mengetahui sebenarnya, dengan patuh mengiyakan perkataan Ny. Bok.

Ny. Bok melihat sekeliling, tampak asing dengan tempat yang ia pijak. "Dimana aku?. Kenapa aku di tempat kumuh seperti ini?. Sangat menjijikan". Jae In minta ibunya masuk kedalam ia akan memberitahukan semuanya apa yang terjadi selama Ny. Bok sakit. Pal Do dan Jae In menuntun Ny. Bok masuk kedalam. Ny. Bok tampak takjub melihat bunga yang sudah bermekaran. Musim semi telah datang.

"Apa kau bilang? kita bangkrut?", Ny. Bok syok mendengar cerita dari Pal Do dan Jae In. Pal Do menambahkan kita kehilangan saham bank dan bahkan rumah. Ny. Bok emosi. Jae In menuangkan air, meminta ibunya untuk tenang. 

Pal Do tanya dimana Ny. Bok menyimpan buku keuangan, berisi catatan nama peminjam dan jumlah pinjaman yang kebanyakan berasal dari anggota perkumpulan sastra. Ny. Bok berkata dimana biasa, tempat ia menyimpan rahasia. Pal Do sudah memeriksanya, tapi tidak menemukan. Jae In tanya apa Pal Do yakin ada buku semacam itu.

"Ya, Aku yakin kita punya!. Bukankah begitu, Nyonya?", ucap Pal Do. 

Ny. Bok tampak bingung dan menyuruh Pal Do mendengarkan rekaman suara yang ia simpan. Jae In dan Pal Do sudah mendengarkan semuanya, tapi tidak menemukan petunjuk apapun. Ny. Bok berpikir keras berusaha mengingat dimana ia menyimpan buku itu. 

Ny. Bok ingat buku itu ia kubur di halaman rumah mereka sebelumnya. Jae In tak menyangka ibunya akan melakukan hal kuno semacam itu, mengubur benda berharga di dalam tanah. Ny. Bok geram, tak sabar ingin membalas satu persatu para anggota perkumpulan sastra yang telah mengkhianatinya. Saatnya pembalasan. 

Se Kwang datang ke makam ayahnya, membawa sekantong kenari dan sebotol soju. Setelah menyirami rumput di sekitar makan dengan soju yang ia bawa. Se Kwang kemudian berdiri di depan nisan, seolah bicara pada mendiang ayahnya. "Ayah. Aku akan menjadi walikota Seoul. Dibawah langit Seoul, Anakmu, yang tidak punya rumah tapi harus tinggal di ruang kosong milik Lee Joong man, akan menjadi kepala Seoul. Lihatlah aku. Hanya satu kota saat ini. Tapi aku akan mendaki hingga tingkat tertinggi di Korea. Aku yakin itu akan terjadi".

Detektif Choi mendatangi Se Kwang, ia baru saja mendapat kabar dari rumah sakit jiwa Kang Ho. Eun Bi Ryung benar-benar ingin bertemu dengan Se Kwang. Detektif Choi sudah mengatakan jadwal Se Kwang penuh hari ini. Se Kwang berkata akan pergi kesana. 

Bi Ryung menunggu kedatangan Se Kwang dengan gelisah. Terdengar pintu terbuka dan muncul-lah Se Kwang.
"Kau bilang Lee Cha Don adalah Lee Kang Seok, Benarkah?', tanya Bi Ryung dijawab dengan pertanyaan oleh Se Kwang, "Lalu?". 

Bi Ryung benar-benar merasa di tipu selama ini. Ia juga meminta maaf karena tidak mempercayai perkataan Se Kwang. "Aku seharusnya percaya kata-katamu sejak awal". Se Kwang memeluk Bi Ryung, "Itu bukan kesalahanmu. Orang yang telah membuatmu seperti ini, Lee Cha Don adalah orang yang harus dihukum mati. Aku senang. Walaupun telat. Akhirnya kau bisa menemukan kebenarannya".

Bi Ryung ingin kembali ke penjara. Se Kwang tidak setuju tempat ini lebih baik dari penjara. Tapi tidak bagi Bi Ryung, hatinya merasa tidak nyaman, "Biarkan aku tinggal disana. Saat kondisi yang tepat untuk pembebasan bersyarat, kau akan mengeluarkan aku segera". Se Kwang berkata alasan dia memindahkan Bi Ryung kemari agar Bi Ryung tidak bisa bertemu dengan Cha Don. 

Bi Ryung menganggap hal itu tidak penting lagi, "Aku benar-benar ingin bertemu dengan si brengsek itu!. Akan merasa lebih baik meludahi wajah pembohongnya yang tidak tahu malu!". Jika itu yang Bi Ryung inginkan, Se Kwang akan mengembalikan Bi Ryung kepenjara. Sekarang, Bi Ryung mendesak Se Kwang membawanya sekarang juga. "Aku tidak ingin tinggal disini sedetik pun!". 

Se Kwang mengatakan membutuhkan waktu untuk melakuan prosedur yang benar. Bi Ryung memohon dengan wajah memelas, "Kau bisa langsung membawaku kesana. Se Kwang-ssi, kumohon".

Hati Se Kwang pun luluh, "Baiklah", ucapnya kembali memeluk Bi Ryung.

Sepanjang perjalanan kembali ke Seoul. Bi Ryung terus memalingkan wajahnya menghadap jendela dengan tatapan dingin. Se Kwang yang sedari tadi memperhatikan bertanya apa kau sedang memikirkan sesuatu. Bi Ryung menggeleng, "Tidak. Tidak ada". 

Perlahan Bi Ryung merebahkan kepalanya ke bahu Se Kwang. Se Kwang bersikap lebih perhatian dari biasanya. Menggenggam tangan Bi Ryung, seolah memberikan kekuatan. Tapi sorot mata Bi Ryung terlihat lain. Menatap kosong jalanan yang ada di depannya. Mungkinkah, dia merencanakan sesuatu?.

Detektif Choi berhenti di sekitar supermarket. Se Kwang berpesan agar Bi Ryung jangan lama-lama pergi ke kamar kecil. Bi Ryung berkata hanya butuh waktu 5 menit, tapi ia malu keluar dengan baju pasein seperti ini. Se Kwang membuka jaketnya, lalu memberikannya pada Bi Ryung.

Bi Ryung masuk ke kamar kecil, matanya sibuk memeriksa keadaan sekitar. Di atas setiap kabin toilet, ada jendela besar. Celah itu bisa ia gunakan untuk melarikan diri. Bi Ryung kemudian memeriksa saku jaket yang ia kenakan, dan menemukan dompet Se Kwang di dalamnya. 

Detektif Choi menunggu diluar dengan gelisah. Sudah lebih dari 5 menint Ryung belum juga keluar. Se Kwang yang menunggu di mobil menyusul dan bertanya kenapa Bi Ryung lama sekali. Detektif Choi tidak tahu kenapa. Tanpa pikir panjang, Se Kwang menyuruh detektif Choi untuk memeriksa ke dalam. Tentunya perintah Se Kwang itu membuat detektif Choi terkejut, "Ini kamar mandi wanita". Se Kwang tak peduli, "Cepat". 

Detektif Choi masuk kedalam. Beberapa wanita muda mendekati Se Kwang dan mengenalinya sebagai kandidat walikota. Mereka yang senang bisa bertemu dengan calon walikota tidak menyiakan kesempatan ini untuk mengambil foto. Dengan wajah terpaksa, Se Kwang menyanggupinya. Udah kaya selebritis aja.

Detektif Choi tidak menemukan Bi Ryung di dalam toilet, yang ia temukan hanya jaket hitam yang ditinggalkan pemiliknya. Detektif Choi memeriksa kabih toilet. Dan menyadari Bi Ryung kabur melalui jendela besar yang ada disana.

Sampai detektif Choi keluar, Se Kwang masih asyik berfoto ria dengan para "fans". Matanya terbelakak terkejut ketika melihat detektif Choi yang keluar sendirian dengan memegang jaket hitam-nya

Bi Ryung keluar melalui pintu belakang, dan sudah berganti pakaian. Ia juga mendapatkan tumpangan yang membawanya ke Seoul. Supir menyalakan radio dan mendengarkan berita. Tiga hari lagi menuju pemilu, dan kandidat Ji Se Kwang di prediksi akan menang dalam pemilihan kali ini. 

Supir memuji Ji Se Kwang itu orang yang hebat, dia sudah menjadi penggemarnya semenjak Se Kwang masih menjadi jaksa. "Orang seperti dia harus menjadi walikota seoul bagi orang-orang seperti kita!. Bukankah kau berpikir seperti itu juga?". 
"Ya", jawab Bi Ryung pendek dengan tatapan dingin.

Se Kwang melanjutkan perjalanan kembali ke Seoul. Ia memberitahukan kaburnya Bi Ryung pada wartawan Go. Karena dirinya saat ini sedang sibuk dengan kampanye, Se Kwang minta wartawan Go menyewa seseorang untuk mencari Bi Ryung secara diam-diam. Usai mendapatkan jawaban "Ya" dari wartawan Go, Se Kwang mematikan telepon. 

Tak lama ponselnya berdering. Terdengar suara jaksa Kwon di seberang yang mengabarkan bahwa Lee Cha Don telah di tunjuk kembali menjadi jaksa. Se Kwang kaget, dan tak yakin dengan pendengarannya sendiri, "Apa?". Jaksa Kwon mengulangi, "Lee Cha Don telah dikembalikan ke tim khusus DPO Seoul". Se Kwang semakin marah dan berkata akan membicarakan hal ini nanti setibanya ia di Seoul. 

Bi Ryung pergi ke bank untuk mengambil simpanan rahasia yang ia titipkan di brankas bank. Petugas bank membawa Bi Ryung ke ruang penyimpanan dan pergi setelah memberikan kotak miliknya. Wah...2 kotak penuh perhiasan berharga, berlian, jamrud, mutiara. Yang kesemuanya itu bisa ia gunakan untuk bertahan hidup selama dalam pelarian. 

Bi Ryung menginap di hotel. Ia juga menelpon putranya yang berada di amerika dan bertemu dengan anaknya . Terdengar bunyi bel, Bi Ryung mengakhiri pembicaraan, lalu jalan menuju pintu dan bertanya siapa itu. Room service mengatakan ada paket untukmu. Bi Ryung membukan pintu menerima kiriman paket untuknya. 

Isi paket itu berupa 2 tabung kecil berisi kapsul didalamnya. Bi Ryung memegang salah satunya dan berkata, "Ji Se Kwang, Aku. Akan membunuhmu dengan tanganku sendiri". Sorot matanya memancarkan dendam dan kemarahan. Bi Ryung hanya berpura-pura percaya pada ucapan Se Kwang, padahal sebenarnya ia ingin membunuh pria itu dengan tangannya sendiri. Kemudian pergi ke Amerika.

Jaksa Jo minum teh bersama Cha Don. Ia berkata mayoritas pemilih mendukung Se Kwang, jika kita tidak hati-hati, mungkin kita akan dibombardir dengan kritikan para pendukungnya. Cha Don semakin semangat, Kita tidak bisa membiarkan orang-orang ditipu olehnya lebih lama lagi. 

Sebenarnya jaksa Jo khawatir menilai waktunya sangat tidak tepat. Justru Cha Don menilai inilah waktu yang paling tepat, seluruh bangsa akan melihat dengan jelas kekejiannya.

Tanpa di undang, Kwon Jae Gyu masuk keruangan jaksa Jo dan marah-marah. "Hei, Jo Sang Deuk. Apakah kau kehilangan kesadaran?. Bagaimana kau bisa mengangkat pembunuh ini sebagai jaksa?!".

"Keluar", ucap jaksa Jo meminta mantan atasannya itu untuk keluar.

Cha Don berdiri, kebetulan sekali ada pesan penting yang ingin ia sampaikan pada Jae Gyu. "Brengsek, kau", Jae Gyu menarik jas Cha Don. "Diam dan dengarkan aku!. Aku tidak tahu bagaimana kau mengatur untuk bisa menjadi jaksa lagi. Tapi akan melepas Jubahmu segera!. Aku akan menghancurkanmu, brengsek kau!". 

"Anakmu, Kwon Hyuk. Meninggalkan kata-kata terakhirnya padaku sebelum dia mati. Dengarkan baik-baik. Ini yang dia katakan: "pembunuh" "Ji Se Gwang" "Rekening Swis". Bisakah kau menafsirkannya?. Kwon Hyuk telah melacak rekening rahasia, dan karena Ji Se Kwang mengetahui itu. Dia membunuhnya".

"Bajin*** kau", Jae Gyu mengepal ingin memukul Cha Don, namun terhenti ketika Cha Don berkata, "Aku tidak peduli kau percaya atau tidak. Aku akan mengungkapkan kebenarannya segera. Aku merasa kasihan dengan Kwon Hyuk. Meskipu, dia meninggalkan kata-kata itu dengan napas-napas terakhirnya, tapi ayahnya malah tidak percaya".

"Diam brengsek", teriak Jae Gyu murka. Ingin rasanya dia memukul wajah Cha Don, tapi tangannya hanya terhenti di udara. 

2 petugas keamanan masuk. Jaksa Jo memerintahkan untuk segera menyeret Jae Kyu keluar. Saat diseret keluar, Jae Kyu teriak kalau ia tidak akan lagi percaya pada ucapan Cha Don, baginya Cha Don lah yang telah membunuh putranya, Hyuk. 

Cha Don merapihkan jasnya dan berkata dengan penuh keyakinan akan mengajukan surat perintah penangkapan untuk Ji Se Kwang. Jaksa Jo tidak yakin surat perintah itu akan disetujui. Mungkin sebaliknya, Cha Don yang akan dipecat karena ini. Cha Don tanya apa maksudnya. 

Jaksa Jo mendengar kabar yang beredar kalau Kwon Jae Kyu akan dipilih sebagai presdir Perkumpulan sastra selanjutnya. Syarat dikeluarkannya surat perintah penangkapan haruslah melalui persetujuan perkumpulan sastra, dimana para anggotanya kebanyakan terdiri para pejabat dan tokoh terkemuka. Cha Don bersikap tenang, "Jangan khawatir , Nyonya Bok Hwa Sool akan mengatasi itu". 

Setelah mendapatkan kembali ingatannya, Ny. Bok pun beraksi. Komosaris Park, Dewan Oh dan Presdir Hong. terkejut setengah mati melihat Ny. Bok melangkah masuk kerestoran dalam keadaan sehat walafiat. Mereka mengaku sangat terkejut mendapat telepon dari Ny. Bok secara mendadak.

"Kenapa kalian begitu terkejut?. Apakah kau kira aku sudah mati?", tanya Ny. Bok dengan pandangan tajam.

"Bukan itu maksudku. Bagaimanapun, senang bertemu dengamu. Silahkan duduk, nyonya", ucap mereka secara bergantian. 

"Cukup dengan basa-basinya", Ny. Bok duduk. Pal Do mengeluarkan buku keuangan. 

Ny. Bok melihatnya sebentar lalu berkata buku ini adalah catatan semua transaksi yang pernah ia lakukan dengan mereka. Di mulai dari Dewan Oh, Ny. Bok menyebutkan total uang yang dipinjam dewan Oh berjumlah 7, 430 miliar won. Ia minta dewan Oh mengambalikan uang itu sekarang juga. Dewan Oh gelagapan tidak bisa menjawab. 

Ny. Bok kemudian bertanya pada komasir park, 20 tahun lalu berapa banyak uang yang kau pinjam untuk produsen ban M&A. Komisaris Park gelagapan tidak bisa menjawab sama seperti dewan Oh tidak bisa menjawab. Memasang wajah memelas meminta belas kasih.

Ny. Bok sangat marah, "Aish, ini menyebalkan!. Setelah semua bantuanku, bagaimana mungkin kalian mengkhianatiku?".

Presdir Hong : Kami tidak mengkhianatimu, Nyonya, Kami hanya...

Ny. Bok memotong, "Dang, aku benar-benar marah, Baiklah, dari sekarang, Putriku, Pengusaha Bok jae In yang akan menanganinya. Jae In, lakukan ini. Pal Do, mari keluar sebelum aku mulai mengutuk mereka".

Pal Do dan Ny. Bok berdiri keluar. Ke-3 orang itu memanggil Ny. Bok berusaha membujuk. Tapi mereka hanya bisa menghela napas berat karena Ny. Bok tidak mau lagi bernegosiasi dengan mereka. 

"Pal Do, Kepalaku sakit dan pusing", kata Ny. Bok setelah mereka keluar dari ruangan. Pal Do memegang pundak Ny. Bok, memintanya untuk bertahan sebentar lagi. Ny. Bok menyingkirkan tangan Pal Do, "Orang-orang bisa melihat kita. Aku bisa jalan sendiri". 

Ny. Bok jalan sembari memejamkan mata, menahan pusing. Tapi, ia menahan rasa pusingnya itu, berjalan seperti orang sehat. Hal itu harus ia lakukan, agar para musuhnya tidak melihat kelemahannya.

Kembali dalam keruangan. Jae In menyebutkan total uang yang presdir Hong pinjam berjumlah 2,8 milyar won. Presdir Hong jujur mengaku jika Jae In memintanya membayar uang itu sekarang, sama saja dengan menyuruh mereka mati.

"Ketika Hwanghae Bank jatuh, tidakkah kalian mengabaikanku dan membiarkanku mati?", serang Jae In balik membuat ke-3 nya diam tak berkutik.

Dewan Oh memohon maaf setulusnya. Presdir Hong mengaku telah membuat kesalahan besar. Komisaris Park juga meminta maaf. 

Baiklah, Jae In setuju akan menangguhkan pembayaran, tapi sebagai gantinya ia punya tugas untuk mereka ber-3. "Bilang saja pada kami", ujar dewan Oh. 

Sebagai kepala komite legislatif dan pengadilan, Jae In meminta pada dewan Oh untuk memastikan dan mengeluarkan surat perintah penangkapan yang nantinya akan diminta oleh jaksa Lee Cha Don dari DPO Seoul. Dewan Oh berkata akan melakukannya. 

Jae In bertanya apa benar Kwon Jae Kyu akan diangkat menjadi presdir perkumpulan sastra. Ke-3 nya diam dengan menundukkan kepala. Jae In minta komisaris Park mengumpulkan tanda tangan pemprotes pengangkatan tersebut, "Kau harus bisa mendapatkan tandatangannya lebih dari setengah dari jumlah anggota yang ada".

Terakhir Presdir Hong. Jae In minta presdir Hong mau bekerja sama untuk mengungkap kebenaran tentang kematian Lee Jong Man 15 tahun lalu. Jae In akan memberikan informasi yang diperlukan. Presdir Hong mengiyakan tanpa bisa menolak. 


Lanjut ke Sinopsis Incarnation Of Money Episode 23 Part 2


Komentar : 
Hip...hip..hore...Ingatan Ny. Bok sudah kembali. Jika Ny. Bok sudah bertindak, maka tidak ada yang bisa menolak. Mantan walikota yang berpengaruh seperti Jeong Hae Ryong sekalipun, segan pada Ny. Bok. Apa lagi mereka yang baru menginjak dunia politik. Selanjutnya kita akan lihat aksi keren dari jaksa khusus Lee Cha Don.

4 comments:

  1. Horeeeee serangan balik dilancarkaaan, seneng rasanya liat ny bok inget lagi
    Dan pgen liat kehancuran 3 penjahat nyebelin.
    Semangat yaaa nurii tinggal 1 episode lg, abis itu AHYI dan the heirs :p hehehehe
    Paling seneng ke blog nuri, sama" suka minho oppa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah minoz juga ya. Min Ho oppa emang caem, tiada banding...^_^

      Delete
  2. Akhirnya di posting juga...hehehehe...
    Ditunggu kelanjutannya yhaaaa....

    ReplyDelete
  3. Ditunggu part 2 nya..makin penasaran

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)