Pages - Menu

Friday, September 27, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 22 Part 2

Mr. Jingogae rela melakukan apapun untuk Ny. Bok termaksud menjadi kuda-kuda'an bagi Ny. Bok. Jae In melihat tawa ibunya dengan miris, ia menilai pastilah ahjushi (Mr. Jingogae) sangatlah menyukai ibunya. Pal Do berkata kondisi Ny. Bok meningkat drastis semenjak Mr. Jingogae menjadi perawatnya. 

Tanpa permisi, Sek. Seo menerobos masuk ingin menyita harta benda yang ada dirumah Jae In. Karena selalu mengekor orang jahat, kelakuan Sek. Seo pun menjadi menyebalkan. Angkuh dan bertingkah seperti jaksa besar. Sek. Seo menyuruh Jae In untuk segera pindah dari rumahnya. 

Jae In yang sudah mengetahui rumahnya akan disita minta perpanjangan waktu, atau setidaknya ijinkan dia bertemu dengan jaksa Kwon. Pal Do kaget karena Jae In sudah mengetahui hal ini. Dengan angkuh Sek. Seo berkata tidak bisa mengabulkan permintaan Jae In. 

Karena permintaan Jae In ditolak, Pal Do dengan tenang meminta pada Jae In untuk membawa ibunya keluar sebenar. Biar ia yang mengurus masalah ini, "Jika Nyonya Bok melihat orang asing menyentuh barang-barangnya dia akan sangat terkejut".

Jae In tidak bisa bicara lagi, melihat ibunya yang tersenyum dengan wajah polos seperti bocah kecil. Mr. Jingogae berguman, "Apa aku ini pembawa nasib buruk...?. Kenapa hal seperti ini terjadi setelah aku kembali...?". 

Tak ada yang bisa Mr. Jingogae lakukan selain membuat Ny. Bok merasa senang, ia pun kembali berjalan dan menggerakan badanya seperti kuda yang sedang berlari. Di iringi tawa bahagia dari Ny. Bok. Jika saja Ny. Bok tidak sakit, masalahnya tidak akan memburuk seperti ini.

Jae In pergi mengajak ibunya pergi ke spa. "Hm..Enak sekali", kata Ny. Bok menikmati pijatan lembut di punggungnya. 
"Enak ya, bu!", ujar Jae In. Ny. Bok mengiyakan, "Aku datang kesini setiap hari. Setiap hari". 

"Hari ini kita akan pindah", batin Jae In sedih menatap ibunya. "Spa ini kita datang kesini untuk yang terakhir kalinya dengan kupon terakhir yang kupunya. Bukan keinginanku untuk mengecewakanmu, Bu,....aku benar-benar ingin bekerja dengan baik. Maafkan aku, ibu".

Sek. Hong dan Gu Shik mengunjungi Cha Don di penjara. Gu Shik berkata Cha Don pasti banyak mengalami kesulitan di dalam penjara. Cha Don tersenyum dan bertanya bagaimana dengan restoran kalian. Gu Shik minta Cha Don jangan khawatir, nona Hong benar-benar pandai memasak jadi banyak sekali pembeli direstoran kami.

Cha Don menanyakan kabar Jae In. Gu Shik dan Sek. Hong saling pandang. Sek. Hong berkata, "Jae In onnie, dia baik-baik saja. Bukankah begitu, Bos (panggilan baru untuk Gu Shik)?. 

"Apa?", jawab Gu Shik terbata dan melamun mengingat pertemuannya dengan Jae In terakhir kali. 

Jae In minta pada Gu Shik dan Sek. Hong untuk tidak memberitahu Cha Don mengenai keadaan keluarganya saat ini. Dia juga menitipkan uang untuk Cha Don. Gu Shik menolak, lebih baik uang itu Jae In gunakan sendiri, suatu hari nanti pasti kau akan membutuhkannya. Sek. Hong membenarkan, mereka berdua yang akan mengurus keperluan Cha Don. Jae In bersikeras, setidaknya dia ingin melakuan sesuatu untuk Cha Don.

Gu Shik tersadar dari lamunannya, lalu berkata pada Cha Don, nona Jae In melakukan semuanya dengan baik. Jadi jangan khawatir. Jae In bahkan menitipkan uang yang banyak untukmu. Cha Don ingin mereka berdua melakukan sesuatu untuknya. Gu Shik tanya apa itu, katakan saja apa keinginanmu. 

Cha Don : Dalam penjara ini, ada sopir truk yang mencoba membunuhku. Tolong cari tahu keluarganya. Seperti kata penjaga, keluarganya tampak sangat miskin saat mereka datang mengunjunginya. Kurasa, mereka tidak menerima uang dari Kwon Jae Kyu. Pasti kehidupan mereka sangat berat. Dengan uang ini, tolong temukan dan bantu mereka".

Beruntung Cha Don mempunyai pengikut setia seperti Gu Shik dan Sek. Hong yang mau melakukan apapun yang dia minta. Setelah mencari kesana kemari. Mereka berdua berhasil menemukan keberadaan keluarga supir truk. Supir truk mempunyai 3 orang anak yang masih kecil dan ibu yang sudah lanjut usia, kehidupan mereka semakin sulit setelah supir truk masuk penjara. 

Gu Shik dan Sek. Hong membawa makanan dan juga memberikan uang untuk ibu supir truk. Sek. Hong berkata, "Dengan uang itu, anda bisa membayar pajak yang terlambat, dan untuk makan".
Ibu supir sangat bersyukur, "Terima kasih. Ngomong-ngomong, bagaimana kalian bisa mengenal putraku, Bong Gun?". Gu Shik berkata, "Teman". Ibu supir heran, "Teman?. Aku belum pernah melihat kalian sebelumnya". Sek. Hong bilang buka kami, tapi pengacara kami. 

Gu Shik menambahkan, "Lee Cha Don. Ingat nama ini, Pengacara Lee Cha Don. Saat anda mengunjung putra anda, Bong Gun, dia akan tahu jika anda menyebut soal Lee Cha Don.". Ibu supir truk mengingat nama Lee Cha Don baik-baik, tidak menyangka anaknya bisa mempunyai teman pengacara sebaik ini.

Di penjara, Bong Gun atau supir truk mendekati Cha Don yang sedang membaca buku dengan takut-takut. Meski begitu ia tetap menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan Cha Don pada keluarganya, "Ibuku baru saja mengunjungiku". Cha Don bersikap dingin dan pergi dari tempat duduknya tanpa menghiraukan perkataan Bong Gun.

Sikap Cha Don yang dingin semakin membuat Bong Gun merasa bersalah dan menyesal, "Aku pantas dihukum oleh langit. Orang baik seperti dia. Aku berusaha membunuhnya hanya karena uang", ucapnya sembari memukuli kepalanya. 


Se Kwang baru saja menyelesaikan pendaftarannya sebagai kandidat walikota Seoul. Wartawan Go yang saat itu meliput menyebutkan Ji Se Kwang sudah terkenal di kalangan masyarakat dan melejit dalam kampanye ini. Memimpin di depan mengalahkan pesaing lainnya. Terbukti dari dukungan masyarakat yang meningkat setiap hari.  Partai penguasa sudah yakin jika mereka akan menang pada pemilihan kali ini.

Salah satu wartawan mengajukan pertanyaan kepada Se Kwang, "Apa menurutmu ada kemungkinan anda akan menang dalam pemilihan Walikota Seoul ini?. Tolong berikan komentar mengenai tekad anda mengikuti pemilihan ini".

Liputan ini disiarkan langsung di televisi, dan Bi Ryung menontonnya. Inilah jawaban Se Kwang, "Sejauh ini, aku sudah bekerja sebagai jaksa demi orang yang dirugikan secara sosial yang terabaikan karena tindak kejahatan (huweekkk). Meskipun aku menjadi Walikota Seoul, Aku tak berpikir untuk mengubah sikap dan pendirianku. Sebuah kota dimana ditinggali oleh orang-orang yang bisa hidup dengan baik. Sebuah negara dimana kaum minoritas bisa bicara dengan bebas".

"Konyol", cibir Bi Ryung. "Pembunuh itu menjadi Walikota Seoul?".

Hari pertama kampanye, Ji Hoo memasangkan dasi Se Kwang. Ia tanya apa Se Kwang gugup. Se Kwang berkata tidak sama sekali. Ji Hoo meminta maaf karea tidak bisa menemani Se Kwang berkeliling hari ini, karena ada sidang.

Pendukung dan tim sukses mengelu-elukan nama Ji Se Kwang. Dalam kampanye-nya Se Kwang mengumbar janji akan menciptakan kebahagiaan, memberantas korupsi dan mencipatkan perdamaian (udah kaya super hero aja). Masa depan Seoul berarti masa depan Korea.

Tapi apa semulus itu kampanye Se Kwang. Tidak, tentu saja tidak. Suara nyaring dari pengeras suara mengacaukan pidato Se Kwang. Seorang gadis dengan lantang bicara melalui pengeras suara, "Semula yang ada di sini, jangan mau ditipu!. Masa lalu Kandidat Ji Se Kwang ditutupi oleh segala macam kejahatan dan korupsi!". ". 

Ya...dia adalah Jae In, gadis yang tidak mengenal rasa takut. Teriakan Jae In membuat warga pendukung Ji Se Kwang sedikit terpengaruh. Dengan lantang Jae In berteriak, "Kalian jangan terkecoh dengan omongan Kandidat Ji Se Kwang, tolong, semuanya!. Ji Se Kwang itu penjahat!. Masa depan kita tak akan bisa ditangani oleh penjahat!!. Kandidat Ji Se Gwang!. Mundur dari pencalonan ini secepatnya!!. Mundur! Mundur! Mundur!!".

Se Kwang terkejut lalu menoleh ke Sek. Seo yang ada disampingnya. Sek. Seo dan beberapa pria segera bertindak membawa Jae In pergi jauh dari lokasi kampanye. Jae In semakin berontak dan teriak-teriak. 

Se Kwang lalu melanjutkan pidatonya dengan berkata inilah kenyataan dalam pemilihan di Korea. Teriakan Jae In barusan hanyalah bohong dan fitnah yang dilakukan kandidat lain untuk menyerang lawan. Budaya seperti ini harus diubah, bukankah begitu?. Para pendukung Se Kwang kembali bertepuk tangan dan kembali mengelu-elukan nama Se Kwang, yang semakin membuatnya merasa besar kepala. 

Dekat-dekat dengan Se Kwang sudah membuat Sek. Seo terkontaminasi dengan sifat kasar dan jahat. Tanpa rasa kasihan sedikit pun, dia mendorong Jae In hingga jatuh ke tanah. Sek. Seo mengancam akan menuntut Jae In jika melakukan hal seperti ini lagi. Sek. Seo dan pengikutnya pergi.

Pal Do datang menolong Jae In, "Hei, apa yang kau lakukan?". Jae In tak kehilangan semangat dan bertanya kampanye mereka selanjutnya akan menuju kemana. Pal Do tidak setuju dengan tindakan Jae In. "Meskipun kau melakukannya lagi, kau tak mampu mengalahkannya. Kaulah yang akan menderita!". 

Jae In berdiri, "Kau pikir setetes air bisa membuat batu berlubang, kan?. Tentu bisa!. Pasti bisa berlubang!. Tunggu saja", Jae In pergi menuju tempat berikutnya. Pal Do pusing.

Masih di hari yang sama, namun di tempat yang berbeda. Se Kwang kembali berpidato membanggakan dirinya sebagai jaksa yang adil dan bersih. Ketika terpilih menjadi walikota, dia berjanji akan menciptakan Seoul menjadi kota yang bersih dari kejatahan. Para pendukung tampak tersihir dengan janji-janji Se Kwang. 

Eits.....jangan senang dulu Ji Se Kwang, karena tiba-tiba Jae In muncul dan langsung mendorong Se Kwang menjauh dari podium. Lalu mengambil alih microphone, "Semuanya, orang itu penjahat!. Jika kita tak memilih Ji Ke Gwang, kota ini akan menjadi kota kedamaian, semuanya!". 

Tim sukses Se Kwang buru-buru mengusir Jae In, dan kali ini tindakan Sek. Seo lebih kasar dengan menarik kepala Jae In. Pal Do datang dan berkelahi dengan mereka terutama Sek. Seo, "Apa yang kalian lakukan pada Jae In-ku!. Jangan sekali-kali menyentuh Jae In-ku!".

Tapi pendukung Se Kwang jauh lebih banyak menarik Pal Do dan Jae In pergi dari situ. Dan Se Kwang memandanginya dengan geram..hohoho..sedikit banyak pasti berpengaruh pada reputasinya. 

Rasa lapar yang dirasakan bos kasino mendorongnya untuk makan kertas..hehe...gak makan beneran sich cuma dikunyah beberapa kali lalu dikeluarkan. Dengan tatapan marah bos kasino menatap punggung Cha Don yang sedang membaca buku. 

Ia bicara pada anak buahnya, "Hei, ini belum waktunya makan?. Tunggulah sebentar lagi. Jika aku tak makan lagi kali ini, aku akan mati kelaparan. Jadi, saat makanannya tiba, ikat bocah tengik itu".
"Ya", jawab anak buah. 

Sipir penjara masuk ke sel, "2458!". panggilnya.
Cha Don menoleh ke belakang, "Ya". Sipir berkata Cha Don mendapatkan waktu dua hari kunjungan khusus. Bos kasino protes, Cha Don bukanlah tahanan teladan sehingga tidak pantas mendapatkan kujungan khusus. "Dia ini orang jahat yang paling jahat. Keadilan macam apa ini?".

Sipir penjara tidak menerima protes dan menyuruh Cha Don keluar. Cha Don berdiri mengikuti sipir penjara. Bos kasino menggerutu, "Aish, brengsek. Apa-apaan ini". Manager Yoo tak mengerti apa itu kunjungan khusus. Napi yang berbadan besar menjawab itu seperti "pertemuan keluarga", dimana tahanan bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya selama dua hari.

Bos kasino meludahkan kertas yang ia kunyah, membuat orang yang disampingnya tersentak kaget (hehehe) "Tapi bukan dia. Bocah tengik itu bukanlah tahanan teladan". Manager Yoo ketakutan melihat kemarahan bos kasino. 

Selang beberapa detik kemudian, sipir penjara masuk ke dalam sel itu lagi, "2417!", panggilan untuk bos kasino. "Kau juga keluar". 
Bos kasino takut, "Apa kau akan mengurungku dalam sel hukuman lagi?". 
"Aku bilang keluar", ucap sipir penjara.
"Baik. Tapi kenapa aku?', ucap bos kasino berdiri dengan wajah bingungnya mengikuti kemana sipir penjara pergi. 

Diluar sel, Bos kasino berkata aku tak melakukan kesalahan apapun. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ada Cha Don yang sudah menunggunya dari tadi. Bos kasino marah, "Kau ini, kenapa lagi?". Cha Don diam dan hanya tersenyum dingin. 

Malam harinya bos kasino kembali ke sel, sendiri tanpa Cha Don. Tampak memikirkan sesuatu. Anak buahnya yang semula tidur langsung bangun, mereka khawatir kenapa lama sekali. Bos kasino duduk di dekat manager Yoo. "Bangunkan dia". Napi berbadan besar melakukan perintahnya.

"Ya. Apa maumu?", manager Yoo bangun masih dengan rasa kantuk. Bos kasino tanya kau bekerja di bagian menjahit, kan?. Manager Yoo mengiyakan. Bos kasino berbisik, "Aku... akan membunuh 2458. Si brengsek itu". Manager Yoo yang masih mengantuk mengangguk mengiyakan, lalu tersadar dan kaget, "Apa?", dengan suara setengah berteriak. 

Bos kasino meletakkan telunjukkan di mulut, isyarat diam. "Aku tahu kalau dia sering mengganggumu". Dengan terbata manager Yoo berkata juga sangat ingin membunuhnya, tapi bagaimana caranya. Bos kasino berkata kau bisa melakukannya. Manager Yoo takut jika hal itu bisa akan menambah masa tahanannya. Bos kasino menggeleng, "Bawakah saja aku alatnya" (benda tajam untuk menusuk). 

Manager Yoo bekerja di bagian menjahit. Setelah pekerjaan selesai dan para napi pergi, dia menggunakan kesempatan itu untuk mengambil benda tajam, berbentuk gunting dengan sisi lebih runcing. 

Diluar sel para napi lain melakukan kerja bakti. Bos kasino hanya duduk-duduk melihat anak buahnya bekerja. Tak lama kemudian manager Yoo datang memberikan benda yang diminta bos kasino. Manager Yoo lalu bertanya bagaimana selanjutnya.

Bos kasino minta manager Yoo mengikutinya. Manager Yoo menolak, kurasa aku cukup disini saja. Bos kasino mengejek, "Lucu sekali kau ini. Kau sudah menjadi bagian dari kami, bodoh. Mengerti?". 




Bos kasino dan the gank berkumpul di tempat sepi menunggu kedatangan Cha Don. Tak lama Cha Don datang, "Kau bilang kau ingin bertemu denganku. Kenapa?. Kau ingin memindahkan jemurannya?". 

"Tutut mulutmu", bos kasino berdiri menunjukkan benda tajam yang ia pegang, "Aku ingin kau mati hari ini".

Cha Don tertawa, "Hei bodoh, kita dipenjara. Bukankah kau tahu untuk siapa penjara itu?. Ini tempat untuk penjahat menyesali perbuatan mereka dan memulai hidup yang baru. Tapi, kau akan melakukan kejahatan lain?".

Bos kasino berang, "Ya. Apa bicaramu sudah cukup?. Kau bisa mengatakan yang lainnya di neraka". Bos kasino maju perlahan mendekati Cha Don, sembari menggerak-gerakkan benda tajam di tangannya. Cha Don mundur karena merasa sedikit takut, tapi rasa takutnya itu ia sembunyikan dan balik menantang, "Tusuk saja aku. Kenapa kau tak menusukku?".

Tangan Bos kasino bergetar, Cha Don mengejeknya, "Kenapa tanganmu gemetaran?. Apa kau mengalami stroke?. Hei, bukankah kau akan menusukku?". 

Jleb...bos kasino benar-benar menusuk Cha Don, tepat di perutnya. Manager Yoo syok, "Kau benar-benar menusuknya". Bos kasino yang juga syok dengan tindakannya sendiri, buru-buru menjatuhkan benda tajam itu.

Cha Don membungkuk menahan sakit, darah segar merembes dari bajunya. Manager Yoo semakin ketakutan. Perlahan Cha Don mengangkat wajahnya, menatap garang manager Yoo.

 "Yoo Jae Guk. Sekarang hidupmu berakhir".

"Apa yang kalian lihat?. Tangkap dia" perintah bos kaisno. Ke-3 anak buahnya segera membekuk manager Yoo dan mendudukannya di tanah.

Cha Don ke manager Yoo : Sekarang kau menambahkan satu daftar lagi pada catatan kejahatanmu. Percobaan pembunuhan

"Apa maksudmu?", manager Yoo menunjuk bos kasino, "Kau yang menusuknya". 

"Aku?", tanya bos kasino pura-pura tak mengerti, "Kapan aku melakukannya?. Apa kalian melihatku melakukannya?". 

"Tidak, Hyungnim", jawab yang lain. "Mereka bilang tidak", kata bos kasino santai, melipat kedua tangannya di dada.

Manager Yoo marah dan ingin menyerang bos kasino, ke-3 anak buahnya menahan. Cha Don berusaha berdiri dengan menahan sakit, "Hei, Yoo Jae Guk. Aku menahan rasa sakitku,
jadi dengarkan baik-baik ucapanku. Kau yang membawa senjata itu, dan hanya sidik jarimu yang ada dibenda itu".

Manager Yoo menoleh ke bos kasino. Bos kasino tertawa sembari menujukkan tangannya yang terbungkus sarung tangan, dan seperti bisa membaca pikiran manager Yoo, dia bertanya, "Bagaimana itu bisa terjadi?".

Oke...flashback diwaktu sipir penjara membawa Cha Don keluar dari sel karena mendapatkan kunjungan khusus. Tak lama sipir penjara juga membawa bos kasino keluar. Keduanya bertemu di lorong. Cha Don minta bos kasino mengikutinya, ada yang ingin ia bicarakan. Sipir penjara mendorong bos kasino untuk segera mengikuti Cha Don. 

Gu Shik dan Sek. Hong mengunjungi Cha Don dengan membawa makanan. Mulut bos kasino mengecak-mengecap spontan melihat makanan lezat terhampar di depannya. Cha Don mempersilahkan bos kasino untuk makan, "Kau tak bisa makan karena aku. Sekarang, makanlah". Bos kasino curiga jika Cha Don menaruh racun dalam makanan itu. 

Tanpa banyak bicara Cha Don mengambil potongan ayam dan memakannya. Setelah merasa yakin makanan itu aman dari racun, bos kasino ikut makan. Ih kasihan orang ini kelaparan banget. Cha Don berkata jika aku mau, aku bisa membuatmu mati kelaparan. Bos kasino ingin tahu kenapa Cha Don memperlakukannya seperti ini, membuatnya kelaparan. 

Cha Don : Aku butuh bantuanmu, tapi jika aku memintanya, kau tak akan mau melakukannya untukku.
Bos Kasino : Apa?. Jadi, kau melatihku selama ini?

"Tolong bantu aku. Aku mohon padamu", Cha Don memintanya dengan sungguh-sungguh. Bos kasino tersenyum menanggapi permintaan yang diajukan Cha Don. Flashback end. 

Kembali ke masa sekarang. Cha Don menekan perutnya yang terluka dan bicara pada manager Yoo, "Apa kau tahu kalau masa hukuman bagi percobaan pembunuhan lebih lama?. Sekarang, hidupmu berakhir di sini.

Manager Yoo menangis takut, "Tidak. Aku tak menusukmu. Bukan aku pelakunya. Aku tak menusukmu. Bukan aku pelakunya".
Cha Don : Kenapa?. Ini tak adil, kan?. Bagaimana menderitanya aku karena kasus penggelapan, dan pembunuhan yang tak pernah kulakukan. Betapa pahit dan tak adilnya ini, apa kau mengerti sekarang?. 

Manager Yoo memohon ampun, "Pengacara. Aku bersalah. Aku bersalah. Maafkan aku kali ini. Aku pantas mati. Aku benar-benar, sangat bersalah".
Cha Don : Jika kau melakukan apa yang kuminta, aku akan memaafkan dan melupakan kesalahanmu.
Manager Yoo : Aku akan melakukannya. Aku akan melakukan seluruh perintahmu. Tapi, tolong jangan tambah masa hukumanku. Kumohon, Pengacara Lee.

Cha Don tersenyum puas, berdiri dengan susah payah, mengerang menahan sakit. Cha Don menujuk bos kasino, "Sudah kubilang padamu agar tak menusuk terlalu dalam". Bos kasino menanggapinya dengan santai, "Kau tak akan mati karena tusukan itu. Jangan berlebihan. Jika memang sakit sekali, kenapa kau tak klinik saja?".

"Kita urus masalah ini nanti. Aku akan menyelesaikannya dulu dengan dia", kata Cha Don. Bos kasino mengangkat bahu, terserah, gitu maksudnya...hehehehe...

Setelah menerima kabar, jaksa Jo buru-buru pergi kepenjara. Menemui Cha Don diruang petugas Kim. "Bagaimana?", tanyanya tak sabaran. Petugas Kim pergi keluar meninggalkan mereka bicara berdua. 

"Pernyataan palsu Yoo Jae Gook, apa dia mengungkapkannya?", tanya jaksa Jo. Cha Don mengiyakan, "Aku tidak bersalah. Aku tak melakukan penggelapan maupun membunuh seseorang". Jaksa Jo memberi saran untuk kasus penggelapan kita bilang saja Yoo Jae Gook
melakukannya, lalu bagaimana dengan kasus pembunuhannya.

Cha Don berkata secara bertahap jaksa Jo pasti akan mengetahuinya. Tapi untuk sekarang Cha Don minta jaksa Jo mencabut kasusnya terlebih dahulu. Jaksa Jo memukul pundak Cha Don, gemas. "Akhirnya kau berhasil!. Kau hebat, Lee Cha Don".

Cha Don meringis menahan sakit diperutnya dan tersenyum, "Ngomong-ngomong, aku belum mendengar kabar Jae In". Jaksa Jo menghela napas, menyadarkan punggugnya kesandaran kursi, "Jangan bicarakan dia lagi. Akhir-akhir ini, dia menjadi pembuat masalah di Republik Korea. Pembuat masalah!".
"Apa?", tanya Cha Don tak mengerti.
Semakin sering Se Kwang berkampanye, maka semakin gencar Jae In mengacaukannya. Dimana kampanye Se Kwang digelar, maka disitu pula ada Jae In. Kali ini Se Kwang berkampanye dengan mengendarai mobil berkeliling di jalan raya. Dan Seperti biasa, dalam setiap kampanye-nya, akan ada banyak obralan janji yang keluar dari mulut  Se Kwang. Berjanji membuat kota Seoul menjadi kota yang aman sesuai harapan warga.

Jae In datang dengan skuternya, berteriak melalui pengeras suara, "Warga, jangan tertipu. Kandidat Ji Se Gwang itu penjahat!. Ji Se Kwang, cepat mundur dari pencalonan ini!. Mundur!. Mundur! Kandidat Ji Se Kwang itu penjahat!".

Jae In mengatakannya dengan menatap langsung wajah Se Kwang, membuat calon walikota itu semakin geram. Hohoho Jae In keren....

Suara jaksa Jo : Ini seperti hubungan yang harmonis antara suami istri. Sama sepertimu, kegigihannya benar-benar menakjubkan Kelihatannya dia benar-benar membuat Ji Se Kwang gila.

Cha Don tersenyum. Jaksa Jo ingat sesuatu, "Oh!. Apa kau tahu kalau Hwanghae bangkrut?". Cha Don yang tidak mengatahui apa-apa menjadi kaget. Jaksa Jo mengerti, pasti mereka menyembunyikan hal ini karena tak ingin membuat Cha Don cemas.

Jae In membuat stand di tengah jalan dan membagikan selebaran pada setiap orang yang ia temui, berisi permohonan mundurnya Se Kwang dari kandidat walikota. Ada yang menerima dan ada juga yang menolak. Jae In senagaja membagikannya di dekat lokasi Se Kwang kampanye. Tim sukses Se Kwang yang rata-rata wanita mendatangi Jae In dan menghancurkan stand-nya.

Jae In memberontak, tapi 1 lawan 6 bukanlah lawan yang berimbang. Mereka menarik rambut Jae In dan membully-nya. Sampai akhirnya Jae In pingsan karena kepalanya terhantup meja.

Se Kwang menyeruak muncul diantara para warga yang menonton. "Apa yang kalian lakukan?". Tim sukses Se Kwang menuduh Jae In yang menyerang lebih dulu. Entah karena hati nuraninya terketuk atau hanya ingin terlihat baik di hadapan publik, Se Kwang menyuruh Sek. Seo untuk menghubungi ambulance. 

Se Kwang mendekati Jae In, berusaha menyadarkannya. Menampakkan wajah cemas, "Hei?. Bok Jae In. Bok Jae In?". Banyak warga yang memotret dan merekam langsung kejadian ini.

Jae In dibawa kerumah sakit. Dokter berkata Jae In mengalami kelelahan dan kurang gizi. Alis Se Kwang terangkat sebelah mendengar penjelasan dokter. Dokter pamit pergi setelah memeriksa kondisi Jae In.

Di bawah alam sadarnya, Jae In bermimpi indah, berkeliling mobil bersama Cha Don.
Cha Don : Jae In. Aku mencintaimu.
Jae In : Kau bilang apa?
Cha Don : Aku mencintaimu.

Jae In : Apa?
Cha Don teriak lebih nyaring, "Bok Jae In!!!. Aku sangat mencintaimu!!!!". 
 Jae In : Cha Don, aku juga. Sejujurnya,...

"Aku mencintaimu, Cha Don. Sangat. Aku sangat mencintaimu. Cha Don.", Jae In mengingau. Se Kwang yang berada di samping Jae In, memicingkan mata mendengarkan.

Jae In tersentak bangun dari tidur dan menyadari dirinya ada di rumah sakit. Jae In menoleh ke samping, sungguh pemandangan yang tidak menyenangkan karena ada orang yang paling ia benci berada di sisinya. Wajah Se Kwang.

Jae In marah dan melepaskan selang infus. Se Kwang berkata Jae In harus dirawat, "Kau kurang gizi. Besok pagi, cerita yang menyentuh akan muncul. Karena aku menyelamatkanmu".

Jae In : Pada lawanmu, aku sudah memberikan semua informasi mengenai dirimu. Mungkin, mereka juga akan menerbitkan ceritanya. Ini akan menarik sekali untuk dilihat Satu cerita yang akan menggambarkanmu sebagai seorang malaikat, dan yang lainnya sebagai iblis.

Se Kwang : Kau benar-benar tangguh.
Jae In : Serangan hama menyebar, sehingga harus memakai pestisida yang kuat juga.
Se Kwang : Semakin kau bertingkah seperti ini, semakin menjadi bumerang bagi lawanmu. Kau mengerti?. Kau benar sekarang, membantuku.

Jae In mengangguk kesal, "Aku mengerti. Sampai semua tubuhku patah, aku akan membantumu". 

Jae In bergegas turun dari ranjang, jalan menuju pintu. Langkahnya terhenti ketika Se Kwang bertanya, "Apa ini karena Lee Cha Don?. Kekuatan yang membuatmu sangat galak".

"Orang sepertimu tak akan pernah bisa mengerti", jawab Jae In lalu pergi. Se Kwang tersenyum sinis. 

Ponsel Jae In berdering. Gu Shik memberi kabar Cha Don akan segera dibebaskan. Jae In kaget dan senang, "Benarkah?. Kapan?". 

Cha Don menghampiri Boung Gun yang duduk sendirian. Bong Gun sudah mendengar kabar Cha Don yang akan dibebaskan besok. Cha Don tanya apa ada yang kau ingin tanyakan padaku. Bong Gun mengucapkan terima kasih karena Cha Don mengurus ke-3 anaknya dan ibunya yang sudah tua.

Cha Don : Bukan itu. Peristiwa tabrak lari itu, kenapa kau mencoba membunuhku?. Tak diragukan lagi, tujuannya membunuh. Apa kau menyangkalnya?
Bong Gun : Aku melakukan kesalahan yang pantas dihukum mati.

Cha Don tanya siapa yang menyewa Bong Gun, "Apa Ji Se Kwang?. Jika bukan, apa Kwon Jae Kyu?. Beritahu saja siapa pelakunya. Siapa?". Bong Gun menunduk menangis menyesal, "Aku tak bisa mengatakannya. Maafkan aku, Pengacara Lee".

Cha Don berkata, "Kita semua bisa melakukan hal yang berdosa, karena kita hanyalah manusia biasa. Tapi, tak banyak kesempatan untuk memperbaiki kesalahan itu. Jika kau ingin membersihkan dosamu, temui aku kapanpun. Aku akan menunggumu". Cha Don pergi. Bong Gun semakin merasa menyesal telah melakukan kesalahan.

Selanjutnya Cha Don mendatangi bos kasino yang sedang bergantung di tiang. Dia bertanya bagaimana luka Cha Don. Cha Don menyentuh perutnya dan berkata lumayan. Bos kasino turun dari tiang. "Kau pasti senang karena besok bebas".

Cha Don mengulurkan tangan mengajak bersalaman, "Terima kasih". Bos kasino tak menanggapi uluran tangan Cha Don, "Cepat minggir, jadi aku bisa olahraga lagi". Lalu tersenyum dan menjabat tangan Cha Don. 

Keduanya tersenyum. Senyum persahabatan. Well...bos kasino punya andil yang besar dalam pembebasan Cha Don. 

Sek. Hong dan Gu Shik menyambut Cha Don yang baru keluar dari penjara, mengampakkan wajah khawatir, "Pengacara Lee. Kau pasti mengalami banyak kesulitan berada ditempat berbahaya ini". Cha Don tersenyum melihat Jae In yang berdiri menatapnya dari jauh. 

Jae In jalan mendekat, "Kau pasti banyak menderita. Lihat, betapa kurusnya kau. Aku tak membeli tahu. Kau bahkan tak melakukan kejahatan apapun. Kau pasti lapar. Kita makan yang enak".

Cha Don menarik Jae In ke dalam pelukannya. Tidak ada kata yang terucap. Pelukan ini sudah mewakili perasaan mereka. Sedih, bahagia dan semua yang pernah mereka rasakan bersama. 



END

Komentar : 
Oho..ikut bahagia melihat Cha Don kembali berkumpul bersama Jae In. Go... Jae Cha Don, Go... Jae In. Saatnya menyebar pestisida untuk memberantas hama Se Kwang....

3 comments:

  1. Ditunggu sinop epis selanjutnya...tiap hri bolak balik blognya mbak....gomawo...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk kelanjutannya besok ya, thanks aling atas kunjungannya....jangan bosan-bosan...hehehe

      Delete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)