Pages - Menu

Wednesday, September 25, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 22 Part 1


Se Kwang dan Ji Hoo makan siang bersama. Ji Hoo tidak selera makan karena pikirannya terganggu dengan perkataan Cha Don ketika menyerahkan diri tadi pagi. Sambil menuangkan red wine, Se Kwang berkata akan segera mengundurkan diri. "Sidang Lee Cha Don akan menjadi tugas terakhirku sebagai Jaksa".

Ji Hoo : Pagi tadi, apa maksud perkataan Lee Cha Don?. Aku tak bermaksud menguping Tapi hal itu terus menggangguku.

Se Kwang : Apa kalau hal itu mengganggumu itu berarti kau percaya pada ucapannya?. Kau sangat mengenal Lee Cha Don. Dimulai saat dia itu sebagai Jaksa yang korup, kapanpun dia membuka mulutnya, dia bicara kebohongan. Apa aku perlu menjelaskannya lebih lanjut?. 

Meski begitu, Ji Hoo menilai Cha Don bukanlah tipe orang yang akan melakukan pembunuhan. Se Kwang menahan marah dan berkata kau akan tahu saat sidang perkataan siapa yang benar. Ji Hoo diam, dari raut wajahnya jelas terlihat perkataan Cha Don masih menganjal di dalam pikirannya.

Persidangan Cha Don sebagai terdakwa digelar. Se Kwang menanyai manager Yoo yang duduk di kursi saksi, "Saksi, apa kau menggelapkan uang sebesar 41,7 milyar won dari Hwanghae Bank atas dorongan terdakwa?". 

Manager Yoo melirik Cha Don takut-takut dan membenarkan.  "Apa benar kalau terdakwa menyembunyikan uang itu?, Manager Yoo kembali membenarkan. 

Se Kwang : Kau menyaksikan sendiri pembunuhan Jaksa Kwon Hyuk dan melaporkannya. Kau bisa menjelaskan situasinya?. 

Manager Yoo : Jaksa Kwon Hyuk bilang dia tahu rekening bank rahasia tempat uang hasil penggelapan itu disimpan. Kemudian, teriakannya berubah.

Se Kwang menyahut, "Saat mereka berkelahi Jaksa Kwon Hyuk pasti mati karena terjatuh disebabkan oleh terdakwa". Manager Yoo kembali melirik Cha Don yang tengah menatapnya dengan tajam. Manager Yoo terlihat takut dan untuk ke-3 kalinya dia kembali memberikan kesaksian palsu dengan membenarkan semua pertanyaan Se Kwang. 

Se Kwang memejamkan mata sesaat, menarik napas lega. Jae In, Gu Shik, jaksa Jo dan semua yang pro pada Cha Don tampak gelisah sembari menarik napas berat, termaksud Ji Hoo. Hanya wartawan Go yang tampak senang dengan jawaban manager Yoo barusan.

Beberapa saat kemudian, hakim membacakan hasil keputusan sidang. "Kasus nomor 2013, Go-Hap #3845. Pengadilan memutuskan, Tterdakwa Lee Cha Don dihukum 7 tahun penjara". Hakim mengetuk palu 3 kali, menandakan keputusan telah disahkan.

Jae In tak kuasa menahan tangisnya. Gu Shik, Ji Hoo, Pal Do, jaksa Jo dan Sek. Hong menunduk sedih. 

Tak ada kata yang keluar dari mulut Cha Don. Dengan pandangan sedih Cha Don bertatapan mata dengan Se Kwang yang melihatnya dengan wajah penuh kemenangan. 

2 polisi mengawal Cha Don keluar dari ruang sidang. Di koridor menuju pintu keluar, ada Jae In yang telah menantinya bersama Sek. Hong, Gu Shik dan juga Pal Do.

Jae In dan Cha Don saling berpandangan. Jae In mengangguk meski air mata terus membasahi pipinya.

Cha Don : Jae In. Saat kita masih kecil, apa kau ingat yang kau katakan sambil menghiasi kukuku?. 

Jae In mengingat perkataan yang pernah ia ucapkan pada Cha Don saat mereka masih kecil, "Saat kau merasa lapar, kau harus bilang, "Aku menyukaimu.". Dan saat kau lelah, katakan, "Aku mencintaimu.". Ah! Saat kau merasa kedinginan, maka katakan, "Peluk aku.". Kau bisa mengingatnya?. Ini kode rahasia kita".

 "Apa kau ingat?", tanya Cha Don membuyarkan lamunan Jae In. "Ya", jawab Jae In.

Cha Don : Saat ini, aku lelah (Aku mencintaimu). Dan aku kedinginan (peluk aku).

Jae In terisak, "Aku juga. Aku juga... sangat lelah".

Cha Don tersenyum, polisi lalu membawanya pergi. Jae In memandangi punggung Cha Don yang menjauh dengan linangan air mata.

Ji Hoo marah mendapat kabar bahwa jaksa Kwon yang akan dibebaskan. Ji Hoo berkata ini tidak masuk akal, "Kita sudah memastikan kalau buku korupsi itu ditulis oleh dia sendiri". 

Jaksa Jo sependapat dengan Ji Hoo, memang tidak masuk akal, "Tapi, hasil dari pemeriksaan tulisan tangan itu membuktikan bahwa seseorang yang ahli meniru tulisannya. Tapi itulah yang terjadi, jadi apa yang harus kulakukan?". 

"Apa ada tekanan dari luar?", tebak Ji Hoo
"Jadi, memangnya kenapa kalau ada tekanan dari luar?. Apa kau akan menyerahkan surat pengunduran dirimu?", tanya jaksa Jo. 

"Ya", jawab Ji Hoo mengeluarkan surat pengunduran diri yang telah ia persiapkan. "Aku berhenti menjadi jaksa".

"Hei, Jeon Ji Hoo... apa kau gila?. Aku benar-benar tak bermaksud mengatakan hal itu". 

"Aku mendapat tawaran pekerjaan sebagai hakim. Terima kasih atas semua yang sudah anda lakukan sejauh ini", Ji Hoo membungkuk hormat lalu keluar.

"Hakim?', tanya jaksa Jo tak percaya, "Ah, aku tak bisa menahannya. Memalukan sekali kehilangan dia".

Se Kwang dan wartawan Go menjemput jaksa Kwon di depan penjara. Hal pertama yang ditanyakan jaksa Kwon adalah, "Bagaimana dengan Lee Cha Don?'. Wartawan Go menjawab dia seharusnya di pindahkan kepenjara (lapas) hari ini. Jaksa Kwon tidak terima Cha Don hanya dijatuhi hukuman 7 tahun karena membunuh anaknya, "Setelah dia bebas, aku akan memberi dia hukuman yang pantas".

Wartawan Go mengajak mereka makan dulu di restoran yang telah dipesan. 2 mobil meninggalkan penjara. Tak jauh dari sana ada Gu Shik dan Sek. Hong yang memantau mereka sejak tadi. "Kwon Jae Kyu membuka Kantor Pengacara?", tanya Gu Shik.

"Tepat sekali", jawab Sek. Hong kesal. "Pria jahat menjadi sukses dan Pengacara kita yang tak bersalah dipenjara!. Bukankah ini sangat tak adil?".

"Ya, ini tak adil. Saat kita merasa ini sangat tak adil, berapa banyak penderitaan yang dia rasakan?".

Sipir penjara mengantar Cha Don menuju sel barunya. Cha Don jalan dengan setengah melamun. Dalam dadanya ada sebuah tekad yang membara. Kita flashback sebelum Cha Don di pindahkan ke lapas. 

Jaksa Jo sudah bicara baik-baik dengan Kepala penjara untuk menempatkan Cha Don satu sel dengan Yoo Jae Guk. "Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya saja membuat masalah besar". Cha Don berkata hanya akan membuat masalah kecil"

"Hei. Lee Cha Don", tegur jaksa Jo
"Jangan cemas. Setidaknya, aku tak akan membunuhnya", jawab Cha Don. 

"Kau membuatku lebih takut lagi sekarang, brengsek", ucap jaksa Jo.
"Tunggu saja. Pembunuh Kwon Hyuk yang sebenarnya, pasti akan kutangkap dengan tanganku sendiri", tekad Cha Don.




Sipir membuka pintu sel dan Cha Don pun masuk ke dalam. Diantara para penghuni sel berbisik, "Ada tahanan baru". Sipir penjara mengingatkan jangan membuat masalah lalu keluar.

Sel yang kecil itu dihuni 6 narapidana, 7 dengan Cha Don. Manager Yoo duduk membaca buku, dengan posisi membelakangi Cha Don. Narapidana yang lain tampak memjijat napi yang dituakan di tempat sel itu, mereka menyebutnya dengan sebuatan "Bos".

Cha Don jalan perlahan mendekati manager Yoo, "Jadi, kita bertemu lagi di sini". Manager Yoo terkejut ketakutan seperti melihat hantu, "Kau... kau... kau, kan...", ucapnya terbata. 

"Orang bilang "kau akan bertemu dengan musuh terjahatmu ditempat dan waktu yang salah.", ucap Cha Don dengan pandangan menusuk. 

Narapidana yang dipanggil "Bos" ingin tahu siapa yang sedang bicara. "Tunggu....siapa kau?". Perlahan Cha Don menoleh, dan narapidana yang dipanggil bos itu adalah pemilik kasino yang dulu menawarkan uang suap pada Cha Don, tapi karena aksinya ini diketahui Ji Hoo. Maka Cha Don mengirimnya ke dalam penjara. (Episode 9 Part 1). 

"Benar, benar!. Wow, kau akan bertemu dengan musuh terjahatmu ditempat dan waktu yang salah".

Bos kasino tertawa, "Tapi, kenapa jaksa mulia ini dipenjara?. Ah, kau mengkorupsi uang banyak sekali, jadi, akhirnya kau menjadi alumni bersamaku (sebagai penjahat)!. Hei, teman-teman, sebelumnya aku sudah menceritakannya pada kalian, kan?. Ada musuh brengsek yang mengirimku ke penjara ini. Bajin*** brengsek itu adalah pria ini. Pegang dia erat-erat, permulaan hari ini akan kulakukan sendiri". 

3 narapidana berbadan besar berdiri, bos kasino melemaskan jari-jarinya, bersiap memukul. Tapi Cha Don lebih dulu bertindak, memukuli bos kasino tanpa ampun. Sekali, dua kali, tiga kali....mungkin lebih dari sepuluh pukulan. Narapidana lain tak kuasa melerai, Cha Don berontak sekuat tenaga tiap kali mereka mencoba memisahkan. Manager Yoo syok, menepi di pojokan dengan wajah takut.

Hingga sipir penjara datang pun, Cha Don masih membabi buta memukuli bos kasino. Bos kasino yang kesakitan hanya bisa berkata, "Selamatkan aku. Selamatkan aku", dengan suaranya lemah.

Sipir penjara membawa pemilik kasino ke sel hukuman. Pemilik kasino berontak dan berkata, "Ini tidak adil, aku baru saja dipukuli sampai hampir mati!. Penjaga, bukankah kau lihat wajahku terluka seperti kain yang rusak?". 

Sipir penjara tidak peduli, " Untuk hari ini, kau akan tinggal di sel hukuman ini selama 2 hari", ucapnya kemudian menutup pintu sel. Pemilik kasino geram, "Ah, brengsek...Aku pasti akan membunuh bajin*** itu!".

Sementara narapidana yang lain merapihkan sel yang berantakan. Manager Yoo bertanya, "Apa boleh aku menelepon sekali ini?". Sipir penjara menolak. Manager Yoo minta sipir penjara untuk menghubungi jaksa Ji Se Kwang dari DPO Seoul. 

Cha Don yang memukuli bos kasino tidak dihukum. Kebetulan hari itu jaksa Jo datang ke penjara untuk memeriksa. Ia benar-benar tidak bisa percaya di hari pertama saja Cha Don sudah membuat masalah. Petugas Kim, kepala sipir penjara akan memberikan kelonggaran dan membiarkan Cha Don hari ini saja karena jaksa Jo yang meminta. Tapi kedepannya petugas Kim tidak bisa menjamin. 

Cha Don mendengar jaksa Jo dan petugas Kim berasal satu sekolah dan kota yang sama. Jaksa Jo  bertanya, "Lalu?". Untuk selanjutnya, Cha Don minta ditempatkan juga di sel hukuman jika melakukan kesalahan. Kejadian hari ini akan terulang lagi mulai saat ini.

 Jaksa Jo kaget, "Apa?. Brengsek!. Aku bilang agar kau lebih berbeda dari yang lainnya agar tidak berlebihan!. Bukankah begitu, Petugas Kim?".

Petugas Kim tak mengerti apa maksudnya. Jaksa Jo berkata, "Pria inilah yang kuurus sejak dia masih bekerja sebagai jaksa. Aku memberinya tugas khusus. Jadi, mohon pengertiannya, Petugas Kim".

Petugas Kim diam. Jaksa Jo tanya, "Kenapa? Apa aku terlalu menyulitkanmu?". Petugas Kim menggeleng, "Tidak sama sekali, Sunbaenim". Jaksa Jo tersenyum, "Bagus kalau begitu".

Manager Yoo dibolehkan menggunakan telepon. Ia gelisah karena Se Kwang tak juga menjawab teleponnya. Tak lama Se Kwang menjawab, "Halo". Cha Don yang saat itu lewat melihanya. Jalan perlahan dan langsung memutus sambungan telepon. 

"Apa kau sedang meminta bantuan pada Ji Se Kwang?". 

Manager Yoo kaget. "Sudah kubilang, jangan percaya pada Ji Se Kwang", ucap Cha Don tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan manager Yoo yang bergetar ketakutan memegang gagang telepon.

Di Bolyasung milik Ny. Bok,  Prof. Jeon memperkenalkan Se Kwang pada para anggota dewan partai penguasa, termaksud dewan Oh Seok Go dari Partai Republik. Anggota dewan yakin dengan dukungan mereka, Se Kwang pasti akan menang pada pemilihan yang akan datang. 

Mereka juga mendengar Se Kwang yang akan menjadi menantu Prof. Jeon dan Ji Hoo yang baru-baru ini menjabat sebagai hakim. Prof. Jeon menanggapinya dengan senang, gosip memang menyebar dengan cepat

Se Kwang menerima sms dari jaksa Kwon, "Aku di Ruang 3. Temui aku jika kau bisa". Se Kwang pamit sebentar menemui jaksa Kwon yang ada di ruangan sebelah.

Jaksa Kwon duduk bersama wartawan Go. Jaksa Kwon bertanya apa semuanya lancar. Se Kwang mengiyakan, "Pencalonanku sebagai Walikota Seoul sudah dipastikan". Wartawan Go mengucapkan selamat, "Selama kita terus memeriksa Bok Hwa Sool, kau akan menjadi Walikota Seoul".

Kali ini jaksa Kwon tulus mendukung Se Kwang dan turut merasa senang. Jaksa Kwon menyahut tidak perlu takut dengan Ny. Bok. Wanita itu menderita Alzheimer. Se Kwang bertanya apa itu benar. Jaksa Kwon berkata 100% benar. Akan terjadi hal yang menarik besok di pasar saham. Wartawan Go menjadi antusias menyiapkan berita yang bagus untuk acaranya besok. 

Pal Do datang terburu-buru membawa kabar tentang saham Hwanghae Bank yang merosot tajam di pasar saham. Jae In kaget dan segera memeriksa saham. "Apa-apaan ini?. Kemana perginya uang 300 juta won dalam sekejap?". Pal Do berkata setelah pasar saham dibuka, harga saham akan jatuh. Apa yang harus kita lakukan, Jae In?

Sek. Hong menelpon, menyuruh Jae In untuk menonton TV sekarang juga. Jae In mengikuti perkataan Sek. Hong. Dan si biang kerok kerusuhan, wartawan Go tengah membawakan acara berita tentang kemorosotan saham Hwanghae Bank. Para pemegang saham menjualnya dengan harga murah. Wartawan Go mengatakan kekacauan ini karena sistem manajemen yang buruk dan penggelapan uang. Jika perbandingan aset tunai bank jatuh sampai 5%, operasi akan terhenti.

Semenjak Cha Don masuk penjara, Gu Shik dan Sek. Hong beralih profesi membuka restoran. Mereka juga tengah menyaksikan acara itu. Gu Shik sangat marah, sampai-sampai karyawannya kena semprot karena mengajaknya bicara ketika menonton tayangan tersebut. 

Para nasabah demo, melempari gedung bank dengan telur. Mereka menuntut pengembalian uang. Pal Do dan Jae In keluar meminta para demostran untuk tenang. Tapi mereka tidak peduli, melemparkan telur dan tepung kearah Jae In. Jika mereka bersikap seperti ini terus, Pal Do berkata akan memanggil polisi.

Pal Do berusaha melindungi, tapi Jae In pasrah berdiri di depan, "Lanjutkan! Lemparkan saja!. Setelah kalian selesai, setelah kemarahan kalian reda, maka dengarkan aku. Uang kalian... pasti akan kulindungi.", Jae In membungkuk meminta maaf. 

Para nasabah tidak bisa terima begitu saja, bagaimana mereka bisa mempercayai ucapan Jae In. Diantaranya ada yang mengeluh bisnisnya bangkurt, yang lain berkata tidak bisa hidup jika uang mereka hilang. Dan ada yang akan kehilangan rumahnya.

Keluhan mereka membuat Jae In sedih, "Meskipun aku harus menjual seluruh asetku, aku pasti akan mengembalikan uang kalian semua. Tolong tunggulah sebentar. tunggulah sebentar saja. Aku mohon pada kalian", Jae In kembali membungkuk. 

Devil Se Kwang melihat dari dalam mobilnya, tersenyum licik.

Untuk membuat mereka percaya, Jae In berjanji akan menulis nota, mengesahkannya di depan pengacara dan mempercepat prosesnya. Janji Jae In ini mampu meredam kemarahan mereka. Pal Do minta Jae In pulang saja, biar ia yang mengurus sisanya. Pal Do menggiring mereka ke kantor pengacara

Jae In menuju mobilnya, melihat penampilannya yang berantakan di kaca. Se Kwang muncul menawarkan sapu tangan untuk Jae In dengan wajah dan senyum licik nan menyebalkan.  

"Jangan muncul lagi didepanku!. Kau, manusia kotor!', ucap Jae In penuh kebencian. 

Se Kwang : Aku sudah memperingatkanmu agar menjauh dari Lee Cha Don".
Jae In : Tutup mulutmu!. Kau belum menang.

"Orang yang membuatmu seperti ini bukan aku, tapi Lee Cha Don. Jika kau ingin menyalahkan seseorang, salahkan saja dia", ucap Se Kwang dengan gaya pongah.

Jae In melayangkan tangannya ingin menampar wajah menyebalkan Se Kwang. Tapi sayang, penjahat itu menangkap tangan Jae In lebih dulu. Mencengkramnya kuat.

Dengan wajah bengisnya Se Kwang berkata, "Katakan sendiri, ini semua terjadi karena Lee Cha Don. Katakan kalau kau membencinya!". 

Jae In sekuat tenaga melepaskan tangannya, "Dengar baik-baik. Demi orang kotor sepertimu, kami tak akan pernah mengalah. Cha Don dan aku akan bertarung sampai akhir". Jae In masuk ke mobil, Se Kwang terkekeh menikmati kemenangannya saat ini. 

Dalam perjalanan pulang kerumah, Jae In berusaha untuk menguatkan dirinya untuk tidak menangis, "Jika kau menangis, kau kalah, Bok Jae In".  Tapi ia tak kuasa menahan tangisnya jika mengingat Cha Don, "Aku percaya padamu. Kau juga mempercayaiku, kan?. Aku merindukanmu, Cha Don. Aku sangat ingin bertemu denganmu!".

Sipir penjara berkeliling sel memastikan narapidana sudah tertidur. Manager Yoo terjaga dari tidurnya, berbalik badan dan kaget setengah mati melihat Cha Don yang sedang memandanginya lekat. 
"Setelah menghancurkan hidup seseorang, kau masih bisa tidur?", ucap Cha Don. Manager Yoo yang takut berkata akan berteriak jika Cha Don menyentuhnya sedikit saja.

"Aku tak akan menyentuhmu saat kau sadar. Tapi jangan berani-berani tidur didepanku. Karena aku akan membunuhmu saat kau tertidur. Ini adalah peringatan pertama dan terakhirku. Jangan tertidur. Saat kau bermimpi akan menjadi pemakamanmu".

Cha Don tersenyum penuh ancaman, lalu tidur. Manager Yoo ketakutan, menjauhi Cha Don dan terjaga sepanjang malam.

Pagi hari. Manager Yoo duduk terkantuk-kantuk, dia dibuat terkejut dengan kehadiran Cha Don yang berada tepat di hadapannya. Tatapan tajam dan penuh ancaman dari Cha Don yang sedang Push Up, membuat manager Yoo membuka matanya lebar-lebar dan rasa kantuknya hilang seketika.  

Setelah 2 hari, bos pemilik kasino kembali ke sel. Dia marah karena Cha Don tidak masuk sel hukuman, sementara dirinya kelaparan selama 2 hari. Cha Don menantang, "Kenapa? Apa kau ingin aku menemanimu di sana?". 

Bos kasino ingin memukul Cha Don, tapi tertahan karena sipir penjara berkeliling membagikan makanan. "Aku... aku sudah mati kelaparan. Jadi kita makan dulu.". (wkwkw...berantemnya nanti aja, urusan perut lebih utama).

Sipir penjara membagikan makanan melului celah yang ada dibawah pintu. Para penghuni sel itu duduk dengan rapih, bersiap menikmati makanan. Cha Don membagikan mangkuk nasi. Salah satu narapidana menegur, "Hei, kau harus memberikannya dulu pada bos!. 

"Biarkan saja!. Aku akan mengajarinya dengan memukulinya setiap saat", sahut bos kasino.

Cha Don sengaja membuat pekara, meletakkan mangkuk nasi di depan bos kasino, saat bos kasino ingin memakannya, Cha Don mengambilnya kembali.

"Brengsek! Berikan padaku!", bos kasino berusaha merebut

Cha Don menjauhkan, "Apa kau lapar?". 

"Brengsek! Apa kau punya pesan sebelum kau mati?!
"Aku tanya apa kau lapar".

"Perutku keroncongan brengsek, kenapa?".

"Makan yang banyak", bukannya memberikan mangkuk nasi, Cha Don malah membalik meja makan. Makanan yang tadinya bisa mengisi perut mereka, kini  menjadi sampah yang terhambur di lantai. 

Bos kasino tercenggang tak percaya melihat makanan yang tercecer di lantai, lalu berdiri marah, "Bajin*** brengsek!! Kau!!. Jika aku tak bisa membunuhmu hari ini,...maka aku yang brengsek!. Kau, brengsek!".

Bos Kasino memukul Cha Don lebih dulu, 2 kali...ya hanya 2 kali. Selanjutnya, Cha Don balas menyerang memukul lebih banyak. Manager Yoo yang ketakutan berteriak memanggil sipir penjara.

Dan sekali lagi, bos kasino di bawa ke sel hukuman. Dia protes dan berusaha menjelaskan, kalau Cha Don yang memulai pertengkaran lebih dulu dengan menghambur makanannya. Tapi tidak ada yang mau mendengarkan protesnya itu.

Cha Don juga dibawa keluar dari sel. Saat melewati sel sebelah, dia bertemu pandang dengan supir truk yang pernah menabraknya. Sama seperti manager Yoo, supir truk juga ketakutan melihat wajah Cha Don dan segera memalingkan wajahnya.

Bos kasino kembali menjalani masa hukumannya. Ia bertekad akan membalas Cha Don lebih banyak, karena ulah Cha Don, ia bahkan tidak bisa menyentuh nasi. Bos Kasino meringis memegangi perutnya yang melilit menahan lapar.

Pada hari tertentu para napi diberikan kesempatan menghirup udara bebas di luar sel. Diantara mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk berolahraga atau sekedar bersantai. Dan manager Yoo menggunakannya untuk tidur siang di kursi panjang.

Saat dia membuka matanya, tiba-tiba Cha Don sudah berdiri di depannya membuatnya melompat terkejut bukan main. Cha Don melancarkan terornya, "Jika kau menutup matamu, kau mungkin tak akan bisa membuka matamu lagi!", Cha Don pergi usai mengatakannya.

Manager Yoo mengacak rambutnya frustasi, "Ah, ini membuatku gila!, Aku bahkan tak bisa tidur selama beberapa hari!. Aku bisa gila!

Setelah keluar dari sel hukuman, bos kasino mencari keberadaan Cha Don dilapangan untuk membuat perhitungan. "Kemana bocah tengik itu?", tanyanya marah.

"Disebelah sana!', kata salah satu dari anak buah menujuk Cha Don yang sedang bergantung di tiang dengan posisi kepala dibawah.
Bos kasino mendekatinya. "Kau sudah makan?', tanya Cha Don santai.

"2458", sebut bos kasino yang merupakan nomor tahanan Cha Don.

"Bukankah waktumu di sel hukuman sudah cukup?", ejek Cha Don membuat bos kasino marah dan ingin memukulnya. Ke-3 anak buahnya memegangi, "Bos, tahan. Kau akan dimasukkan dalam sel hukuman lagi!".

Cha Don turun dari tiang. Para sipir penjara datang membagikan makanan, menu khusus hari ini, "Jajangmyun". Bos kasino yang memang kelaparan beberapa hari, langsung ngiler mendengar jajangmyun.

Selanjutnya mereka berkumpul mengambil jatah makanan. Bos kasino duduk santai menunggu, anak buah yang membawakan makanan untuknya. Ia benar-benar senang, sampai menangis karena terlalu bahagia bisa menciumi aroma jajangmyun yang lezat.

Anak buah bos kasino minta padanya untuk segera makan sebelum mienya menjadi lembek. Bos kasino berguman bagaimana bisa ia makan makanan berharga seperti ini, "Tapi tentu saja, aku harus memakannya. Benar. Biar kuhabiskan semuanya!".

Bos kasino mendekatkan sumpit ke mulutnya...lalu tiba-tiba mangkuk jajangmyun miliknya terbang dan jatuh ke tanah. Karena apa?. Karena di tendang Cha Don.

Dengan santai Cha Don berkata, "Aish! Kenapa kau menghalangi jalan dan makan di sini?!

Setelah itu, Cha Don melenggang pergi dengan santai. Kemarahan bos kasino mencapai ubun-ubun dan akan menghajar Cha Don saat itu juga. Tapi sekali lagi, ke-3 anak buahnya menghalangi dan minta pada bos mereka untuk menahan diri. Karena pada akhirnya, dia sendiri yang akan dikirim ke sel hukuman.



"Kenapa kau melakukan ini padaku?. Kenapa????, tanya bos kasino setengah menangis...(ya ampun, kasian bo...lapar).

"Apa kau mau tahu?"

"Ya, aku ingin tahu, brengsek! Jika kau kelaparan selama beberapa hari, maka kau juga ingin tahu!. Kenapa kau melakukan ini padaku?

"Karena kau terlalu jelek!', jawab Cha Don seenaknya lalu pergi. Bos kasino semakin marah dan mencak-mencak, "Brengsek!!. Lepas! Lepaskan aku!!. Lepaskan aku!".

Ke-3 anak buah melepaskan bos kasino setelah Cha Don pergi jauh. Bos kasino meratapi Jajangmyun-nya yang kini tercampur dengan tanah. "Aku tak makan apapun selama beberapa hari ini!. Hei. Kau! Berikan Jjajangmyunmu!".

Para napi yang ada didekatnya buru-buru menjauh dan menghabiskan makanan mereka, meski bos kasino memaksa tapi tidak ada yang sudi berbagi dengannya. (Susah memang kalau menyangkut urusan perut).

Di dekat gawang bola, Cha Don melihat supir truk duduk sendirian menikmati makanan. Ia pun pelan-pelan menjauh ketika menyadari Cha Don yang sedang melihatnya. Cha Don diam saja, tidak mengganggu ataupun menteror seperti yang ia lakukan pada manager Yoo. Kenapa Cha Don bersikap baik pada supir truk ini, pasti ada yang dia rencanakan.


Lanjut Sinopsis Incarnation Of Money Episode 22 Part 2


Komentar :
Cha Don sengaja bersikap brutal dengan menunjukkan sisi jahatnya untuk membuat manager Yoo ketakutan. Dan hal itu sukses, manager Yoo tidak tidur berhari-hari karena takut Cha Don akan membunuhnya ketika dia tertidur. Yach siapa yang suruh memfitnah orang yang tidak bersalah. Tapi kenapa Cha Don tidak bertindak apa-apa ketika melihat supir truk?. Pasti ada alasannya.

Cha Don benar-benar nekad, tanpa ragu memasukkan dirinya sendiri ke-2 tempat yang mengerikan. Rumah sakit jiwa dan sekarang penjara.  Bahkan mungkin ke neraka sekalipun akan Cha Don jabanin jika itu bisa menghancurkan devil Se Kwang.

Ah....kasihan Jae In, tanpa Ny. Bok pasti akan sulit menghadapi musuh besar seperti Se Kwang dan jaksa Kwon. Saham Hwanghae Bank yang jatuh itu juga pasti ulah jaksa Kwon. Jika dilihat dari drama korea kebanyakan, profesi jaksa merupakan pekerjaan yang dimuliakan. Mereka bangga menjadi jaksa Korea, meski banyak diantara mereka yang menjual belikan hukum. Sepertinya seorang jaksa memang mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan nyata di Korea. Bagaimana dengan Indonesia????...

5 comments:

  1. Thanx mbak,...ditunggu part 2 nya...kacian banget si bos kasino ¡Ώ¡,..:ehehehe...

    ReplyDelete

  2. "Cha Don : Saat ini, aku lelah (Aku mencintaimu). Dan aku kedinginan (peluk aku)." Merinding plus sedih bacanya....

    Ditunggu part 2nya yhaa

    ReplyDelete
  3. Wow tinggal 2 episode lg, semangat nurii :)
    Tapi aku kangen sama AHYI, kangen sama couple SY-CW :'(
    Tapi tetep semangat nurii, nanti kamu ada next project baru

    ReplyDelete
  4. adegan di penjara itu asli lucu bgt...sampe ketawa2 bacanya apalagi pas nonton!

    ReplyDelete
  5. Bos kasino apesss bangettt satu penjara dgn cha don.. heheheh.. seruu biiingitzzz

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)