Pages - Menu

Sunday, September 22, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 20 Part 2

Menjelang sore Pal Do dan Jae In melangkah keluar dari Hwanghae Bank, mereka bertemu dengan manager Yoo di dekat pintu masuk. Jae In heran kenapa manager Yoo kembali ke kantor bukannya pulang.

Pal Do berkata akhir-akhir ini manager Yoo sering lembur. Jae In khawatir jika pegawainya itu bisa sakit karena bekerja begitu keras. Manager Yoo berkata jangan khawatir, aku baik-baik saja. 

Manager Yoo jalan masuk ke dalam. Seseorang diam-diam mengambil gambar manager Yoo.

Orang itu adalah detektif Choi yang selama ini diam-diam menyelidiki manager Yoo. Hasil penyelidikannya itu dia laporkan pada Se Kwang. Manager Yoo menjabat sebagai manager investasi yang bertanggung jawab atas penyetujuan peminjaman dana.

Dia dikenal sebagai manager yang bertanggung jawab dan bisa dipercaya, sehingga dia cukup disegani. Tapi di balik itu diam-diam manager Yoo menggunakan jam lemburnya untuk menggelapkan dana. Dengan mengalihkan uang perusahaan ke "perusahaan kertas" yakni perusahaan fiktif yang sama sekali tidak beroperasi. 

Se Kwang tanya berapa besar penggelapannya. Menurut penyelidikan, detektif menyebut jumlahnya sekitar 3 juta won. Se Kwang tersenyum senang melihat foto manger Yoo, "Orang yang sesuai sudah muncul. Bawa dia kesini sekarang juga!". 

Tanpa membuang waktu, detektif Choi membawa paksa manager Yoo ke kantor kejaksaan, tentu saja tanpa surat penangkapan. Manager Yoo meronta minta di lepaskan apa kesalahannya hingga harus di seret seperti ini. 

Detektif Choi tidak peduli, membawanya ke ruang interogasi, didalam sudah ada devil Se Kwang menanti. "Aku sudah membawanya", ucap detektif Choi.
Manager Yoo marah, "Apa sebenarnya alasan kalian membawaku kesini? Huh?!". 

Se Kwang mempersilahkan manager Yoo duduk dan mengijinkan detektif Choi pergi. Manager Yoo masih marah-marah. "Aku menolak penyelidikan. Tolong hubungi pengacaraku".

"Kau menolak penyelidikan", tanya Se Kwang. 

"Apa aku tetap bisa melakukannya secara paksa?. Aku tak punya alasan untuk tetap di sini...",

Se Kwang memukul manager Yoo dengan keras, hingga terjatuh ke lantai. Se Kwang menatap dengan tatapan buas, "Apa kau benar-benar ingin aku melakukannya secara paksa?. Duduk", perintahnya sok kuasa. Sebuah tamparan itu mampu membuat sikap manager Yoo menjadi lunak, seperti kucing yang disiram air.

Manager Yoo duduk mengikuti perintah Se Kwang. Dengan congkak Se Kwang mengatakan, "Bagi pasien, Rajanya adalah dokter. Bagi penjahat, Rajanya adalah jaksa. Dengan hak Raja, aku akan memberimu satu kesempatan. Katakan. Kenapa aku membawamu kesini?".

Manager Yoo ketakutan dan menyadari kesalahan yang telah ia perbuat, "Maafkan aku. Karena berhutang pada bank, aku kehilangan rumahku. Aku tak punya pilihan". Se Kwang menawari manager Yoo minum dan pembicaraan mereka berpindah ke restoran.

Malam itu juga mangaer Yoo kembali ke kantor dengan langkah lesu. Beberapa pegawai wanita mengajak manager Yoo pergi ke pesta perusahaan. Manager Yoo menolak dengan alasan ada pekerjaan yang harus dia lakukan.

Manager Yoo mengingat pembicaraanya dengan Se Kwang direstoran. Singkatnya Se Kwang meminta manager Yoo melanjutkan menggelapkan dana yang selama ini dia lakukan. Kali ini dengan jumlah yang lebih besar, sekitar $ 40 juta. Manager Yoo kaget, "Empat puluh juta dolar". Se Kwang mengiyakan, itulah yang aku inginkan. Sejumlah besar uang ditarik itu bisa diketahui oleh banyak orang.

Manager Yoo khawatir bagaimana jika dirinya dipenjara karena tuduhan berat dengan menggelapkan dana. Dengan entengnya Se Kwang berkata jika itu terjadi, yang manager Yoo harus lakukan hanyalah mengaku bahwa dia diperintah seseorang. Orang lain yang akan menanggung kesalahan ini. Selain itu juga Se Kwang menjamin manager Yoo akan mendapat $ 3 juta dan hukuman yang sangat ringan.

Yah...manager Yoo mengikuti perintah Se Kwang tanpa banyak bertanya lagi.

(Jaksa macam apa ini?. Menggunakan kekerasan, mengancam, menangkap orang tanpa surat perintah resmi dan mendukung penggelapan dana. Hanya jaksa devil yang bisa melakukan hal rendah semacam ini!).

Selesai dengan satu rencana, Se Kwang melanjutkan ke rencana lainya dengan menemui jaksa Kwon yang saat ini hanya berdiam diri di rumah. Hyuk yang mengantar Se Kwang ke ruangan baca untuk bertemu dengan jaksa Kwon. Se Kwang memperbolehkan Hyuk pergi. Hyuk meninggalkan mereka berdua dengan tatapan curiga.

Se Kwang langsung bicara ke intinya, dia membutuhkan beberapa peluru untuk menghancurkan Hwanghae Bank.  Jaksa Kwon tanya berapa banyak dan untuk apa. Se Kwang butuh sekitar satu juta dolar. Se Kwang berkata langkah pertama adalah merekrut "tentara" yang akan berperang untuk kita.

Siapa tentara itu, mereka adalah rakyat kecil dari kalangan menengah ke bawah. Se Kwang mengadakan kegiatan sosial dengan memberi makan gratis dan membagikan uang secara cuma-cuma senilai 200 ratus dolar. Mereka akan memakai 100 dolar untuk membuka rekening, dan 100 dolar sisanya untuk mereka sendiri.

Rakyat kecil itu pun berbondong-bondong menabungkan uang mereka di Hwanghae Bank. Terjadilah kesibukan yang luar biasa di bank itu. Semua teller terisi oleh nasabah yang ingin menabungkan uangnya dan masih banyak lagi nomor antrian menanti di belakang.

Jae In dan Pal Do tersenyum senang melihat kesibukan itu, tanpa mengetahui dampak setelahnya.

Saat penggelapan dana terungkap, semua uang yang disetorkan oleh "tentara-tentara" Se Kwang akan menarik uangnya sekaligus dalam waktu bersamaan. Nasabah lainnya mungkin akan panik dan mungkin juga akan menarik semua uang mereka.

Setelah retak, bendungan itu akan runtuh. Kebangkrutan bank itu akan terjadi. Lee Cha Don, dialah orang yang akan disalahkan karena penggelapan ini. Se Kwang memastikan hal itu akan terjadi. Dan Saat itu terjadi, jaksa Kwon-lah yang paling merasa senang.


Hari pertama yang dilakukan Cha Don setelah keluar dari rumah sakit adalah menemani Jae In minum. Cha Don masih duduk di kursi roda. Jae In minum satu gelas bir besar dalam sekali teguk. Cha Don menegur, "Hei, pelan-pelan saja minumnya!".

Jae In tertawa, "Aku sangat bahagia. Aku bisa menggila!".

"Lalu, kenapa kau tidak minum dan gila sendirian saja?. Seharusnya kau tak mengajakku keluar", keluh Cha Don.

"Kenapa? Apa kau sakit?. Dibandingkan dengan semua yang sudah kulakukan untukmu di rumah sakit, ini bukan apa-apa!", balas Jae In.

Cha Don mengalah, "Baik, baik, baiklah. Silakan, teruskan minumnya. Aku akan tetap di sini dan menemanimu".

Jae In tanya (lagi) apa Cha Don tahu apa yang sedang terjadi di Hwanghae Bank sekarang. Cha Don menghela napas dan melihat keatas, "Maksudmu banyak sekali nasabah yang masuk. Kau sudah mengatakannya tadi". (hahaha, Cha Don sebel karena Jae In terus menyebutkan hal yang sama sejak tadi).

Jae In membayangkan bagaimana kalau aku akhirnya menyapu bersih semua uang yang ada di negara kita.

"Baiklah, kau memang hebat!. Kau benar-benar sempurna, Bok Jae In!", sindir Cha Don

Jae In membuka mulutnya minta di suapin, Cha Don tidak mau. Jae In mengeluarkan sikap aslinya mengomeli Cha Don, "Aku bilang suapi aku dengan makanannya. Kenapa? Kau tidak mau?. Aku bahkan merawatmu seperti pembantu saat kau sakit, apa permintaanku ini terlalu berlebihan?".

"Baiklah, ini, ini, ini", Cha Don menyuapkan sosis mulut ke Jae In.

Jae In tersenyum, dan meminum bir dalam sekali teguk. Mulutnya penuh dengan makanan. Cha Don mengingatkan, "Ah, aku bilang pelan-pelan saja kalau minum!". Jae In menyahut, "Tidak apa-apa. Hari seperti ini, berapa banyak aku minum, aku tak akan mabuk!".

"Astaga... gadis ini benar-benar", hm...Cha Don merasakan firasat buruk....

Dan firasat buruk itu terbukti. Cha Don mendorong Jae In yang mabuk dengan kursi roda. (Sebenarnya siapa yang sakit sich..ck..ck..ck). Di sepanjang Jae In terus bernyanyi tidak jelas, membuat orang-orang yang melewati menatap heran dan tersenyum geli.

Cha Don malu, memegangi lehernya yang masih terasa sakit, "Bok Jae In! Jangan menyanyi lagi!. Aku bisa menahan rasa sakit pada tubuhku ini, tapi...!. Hanya karena dia merawatku sebentar, apa ini yang harus kulakukan!".


Jae In berhenti bernyanyi, mengeluarkan isi hatinya, "Cha Don. Karena kupikir kau hampir mati, kau tahu betapa takutnya aku?. Kau benar-benar jahat!. Apa kau tahu itu?. Kau membuatku takut, dan kau melukaiku. Jika aku memikirkan lagi hal-hal bodoh yang kulakukan karenamu, aku seharusnya tidak mengatakannya. Memalukan".

Dengan terbata Cha Don mengakui perasaan yang ia miliki pada Jae In, "Aku, juga jujur jadi, sekarang, aku harus mengatakannya padamu... Bok Jae In, kau...Aku juga..."

Cha Don mendadak diam mendengar dengkuran halus Jae In. Cha Don tertawa menyadari Jae In yang sudah tertidur. (wah...Jae In pakai tas pemberian Cha Don).

Cha Don menyelimuti Jae In dengan jaketnya. Menatap lembut Jae In lalu berkata, "Jika kau menjadi pacarku, aku tak akan mengijinkamu tersenyum pada pria lain. Aku tidak akan mengijinkanmu memakai baju seksi. Kau tak boleh pulang larut malam, dan aku akan membuatmu hanya melihatku saja".

(Oh..so sweet...)

Perlahan Cha Don mendekat dan mengecup bibir Jae In. Meski setelah kecupan itu Cha Don harus meringis memegangi lehernya yang sakit. Tapi Cha Don bahagia bisa memandang wajah Jae In yang sedang tertidur dan membelai rambutnya dengan sayang...

Ny. Bok menanyakan apa Jae In akan kembali pulang dalam keadaan mabuk malam ini. Pal Do berkata jangan khawatir, jika Jae In mabuk Cha Don yang akan mengantarnya. Ny. Bok mengkhawatirkan Cha Don yang masih belum sembuh benar. Bagaimana keadaannya sekarang.

Ny. Bok menatap kelayar Televisi, tampak disana Mr. Jingogae tengah menyantap makanan yang lezat bersama Gu Shik. Ingatan Ny. Bok dalam kondisi baik sehingga langsung bisa mengenali wajah pria itu. "Omo, hei, lihat, lihat, lihat. Bajin*** itu, bajin*** itu".

"Siapa dia?. Anda mengenalnya?", tanya Pal Do lalu tertegun mengenali wajah pria itu, "Oh. Bukankah dia?".

"Benar. Benar", sahut Ny. Bok. "Itu ayah Jae In, Gong Jae Nam".

Pal Do membenarkan, "Oh, dia memakai topi, tapi aku yakin itu dia". Ny. Bok geram, "Beraninya dia datang kesini".

Gu Shik tanya pada Mr. Jingogae, "Apa tidak apa-apa kau datang kesini?. Jika kau ketahuan, kau bilang kau akan mati". Mr. Jingogae menjawab, "Aku sudah bertemu dengannya dirumah Pengacara Lee. Dia tidak mengenaliku".

Gu Shik memperhatikan wajah Mr. Jingogae dan dengan polos bertanya, "Hyungnim, apa kau melakukan operasi plastik? (sehingga Ny. Bok tidak mengenalinya)".
"Ada masalah", jawab Mr. Jingogae. Lalu memukuli dadanya yang terasa sakit, "Aigoo, dadaku sesak".

Tentunya percakapan  itu bisa di dengar Ny. Bok dan Pal Do. Ny. Bok lupa kapan pernah ke rumah Cha Don. Pal Do menjawab beberapa hari yang lalu, anda kesana untuk menangkap Pria dari Jingogae palsu.

"Jadi, mungkin dia melihatku", ucap Ny. Bok bingung. Lalu perhatiannya kembali teralih ke layar televisi ketika Gu Shik bertanya seberapa besar Mr. Jingogae melukai hati Ny. Bok

Mr. Jingogae berkata dengan suara pelan dan penuh penyesalan, "Bermain-main dengan wanita, berjudi, dan mabuk-mabukan. Aku ini orang yang pantas untuk disalahkan. Alasan kenapa Hwa Sool menderita penyakit mengerikan itu, karena aku. Karena aku banyak menyakitinya. Jika dia mengenaliku, dan memukul serta mengutukku, hatiku akan merasa lebih baik. Aku akan tetap disisi Hwa Sool-ku sepanjang hidupku, dan terus memainkan saksofon untuknya. Dia benar-benar menyukai suara saksofon".

Ny. Bok : Hei, sekarang saat sudah tua dan sakit-sakitan, akhirnya kau datang menemuiku?. Aigoo, kapan aku pernah bilang aku menyukai suara saksofon sampah itu?".

Pal Do tanya apa Ny. Bok tidak ingin menemui dia. Ny. Bok marah, "Kenapa aku harus menemuinya?. Aku mungkin akan mencakar wajahnya jika menemuinya". Pal Do berkata Mr. Jingongae pikir Ny. Bok tidak akan mengenalinya. Ny. Bok ingin menenangkan diri, Cha Don mungkin juga ada bersamanya. Jika aku pergi sekarang, aku tak tahu akan bersikap bagaimana.

Mr. Jingogae menyeka air matanya yang jatuh ke pipi. Melihatnya membuat Ny. Bok menangis tersedu-sedu, "Pria tua. Dasar brengsek!!".  (hiks...sedih)...

Se Kwang mengunjungi Bi Ryung di rumah sakit. Bi Ryung melamun tidak menyadari siapa yang datang. Kondisinya terlihat lebih menyedihkan dari pada sebelumnya. Wajahnya pucat dengan tangan terborgol di ranjang. Bi Ryung menoleh mendengar suara langkah kaki mendekat dan menatap benci pada pria yang kini berdiri dihadapannya, "Ji Se Kwang. Aku tahu itu kau. Kenapa kau membawaku kesini?".

Se Kwang mengatakan tempat ini lebih baik dari pada penjara. Bi Ryung menyangkal, "Tidak. Aku selalu mimpi buruk setiap malam di sini. Aku bermimpi kau meracunku sampai mati. Kau berusaha menempatkanku di sini, dan seperti Park Gi Soon, kau akan mengirimku ke tempat yang mengerikan, kau pikir aku tak tahu rencanamu?".

Se Kwang : Aku tak punya pilihan. Aku tak ingin kau menemui Lee Cha Don. Maafkan aku, Bi Ryung.

"Minta maaf?. Jika kau benar-benar minta maaf, hubungi Pengacara Lee secepatnya. Hubungi dia dan biarkan dia tahu kalau aku di sini!", Bi Ryung teriak dan menangis.

Se Kwang berkata kita sudah di tipu oleh Lee Cha Don. "Lee Cha Don, bajin*** itu, adalah Lee Kang Seok. Putra Presiden Lee Joong Man, putra Park Gi Soon, Lee Kang Seok", jelas Se Kwang menegaskan. "Dia menyembunyikan semuanya. Dia yang mengganti sampel darahnya, dan membuatku memenjarakanmu!. Lee Cha Don, yang melakukannya!".

Bi Ryung tertegun, lalu tertawa tidak percaya, "Kau pasti benar-benar mengira kalau aku gila. Kau ingin aku percaya dengan semua ucapanmu barusan?. Apa aku ini seperti duri dimatamu?. Hanya karena Pengacara Lee sedikit membantuku, kau juga akan menghancurkan dia?!".

"Sadarlah. Kumohon", bentak Se Kwang.

Bi Ryung teriak tak terkendali, "Aku sudah sadar!!!. Itulah sebabnya aku tak akan tertipu lagi olehmu!. Apa kau paham?".

Se Kwang : Jika kau terus begini, aku tak akan pernah bisa membebaskanmu.

"Pergilah ke neraka!. Ji Se Kwang!", ucap Bi Ryung penuh kebencian.

Kata Bi Ryung barusan sepertinya menusuk dalam perasaan Se Kwang hingga pria seperti dia bahkan bisa menitikkan air mata. "Setelah aku menghancurkan Lee Cha Don, aku akan kembali", Se Kwang menyembunyikan air matanya dari Bi Ryung, menunduk lalu berbalik pergi. 
"Kau bukan manusia!. Kau itu setan! Setan!!", umpat Bi Ryung meledak. 
Se Kwang keluar. Berdiri dibalik pintu untuk beberapa saat. Mungkin hatinya terluka karena Bi Ryung balik membencinya. Se Kwang jalan pergi, di sepanjang koridor dia bisa mendengar teriakan Bi Ryung, "Ji Se Kwang! Ji Se Kwang!!!!!. Kau itu setan!!. Arghhhh!! Lepaskan aku!". 

Jaksa Jo menerima telepon dari kejaksaan agung berupa perintah untuk menahan jaksa Kwon selama dalam proses penyelidikan. Jaksa Jo memberitahu hal ini pada Ji Hoo yang kebetulan berada di ruangannya.

Saat Ji Hoo akan bertindak. Jaksa Kwon lebih dulu datang sendiri ke kantor kejaksaan menyerahkan diri secara suka rela. Jaksa Kwon berkata mempunyai sumber yang terpercaya dan datang sendiri untuk mengurangi beban Ji Hoo. 

Cha Don bersama Pal Do dan Jae In memeriksa berkas-berkas perusahaan. Cha Don menemukan kejanggalan, "Apa Perusahaan Bio World ini peminjam khusus?". Jae In melihat berkas yang dimaksud Cha Don, dan terkejut karena ia tak pernah menyetujui peminjaman dari perusahaan ini dengan total 41,7 milyar won. 

Cha Don berkata disana tertera manager Yoo yang bertanggung jawab. Jae In minta Pal Do untuk memanggil manager Yoo segera. Tapi Pal Do tidak terlihat manager Yoon sejak kemarin. Jae In kaget, "Apa?. Coba hubungi dia". Pal Do mencoba menghubungi ponsell manager Yoo, tersambung nada tidak aktif. 
Cha Don mencium sesuatu yang mencurigakan, "Dimana alamat perusahaannya?".

Secepat kilat mereka bertiga menuju ke alamat gedung yang tertera di dalam profile perusahaan itu. Ruangan itu terkunci, Cha Don menggunakan tabung pemadam kebakaran untuk merusak handle pintu. Pintu berhasil di buka, tapi apa yang mereka dapatkan. Hanya ruangan kosong dengan satu meja di tengah-tengah ruangan.

"Cha Don. Apa sebenarnya yang terjadi?", tanya Jae In tak percaya. 
"Ini perusahaan kertas!", jawab Cha Don. 

Jae In syok, hampir saja dia terjatuh jika tidak segera dipegang oleh Cha Don dan Pal Do. "Kau baik-baik saja, Jae In?", tanya Cha Don khawatir.

"Sekarang apalagi ini?. 41,7 milyar won!. Kemana semua uang itu pergi?", tanya Jae In linglung. 

Ditengah rasa terkejut itu, ponsel Cha Don berdering. Gu Shik yang menelpon menyuruh Cha Don untuk segera melihat acara "Go Ho Geos". Cha Don mengalihkan smartphone-nya menjadi televisi dan menyaksikan berita yang sedang dibawakan wartawan Go. Berisi tentang penggelapan dana yang dilakukan Hwanghae Bank. 

"Apa-apaan ini?. Bukan kita, tapi siapa yang membocorkannya ke media?", tanya Pal Do tak mengerti. (Yach..kerjaan siapa lagi kalau bukan Ji Se Kwang).

Tak lama kemudian ponsel Jae In berdering. Salah satu karyawan menelpon memberitahukan terjadi masalah besar di perusahaan. Para jaksa datang sedang melakukan pencarian dan penyitaan. 
Dalam perjalanan kembali ke kantor. Cha Don berpikir kemungkinan siapa yang berada di balik semua ini. 





Ketika Jae In dan lainya kembali ke kantor. Mereka melihat para petugas dari kejaksaan sudah keluar dengan membawa kotak penyitaan yang berisi berkas-berkas yang nantinya akan dijadikan bukti. Penyitaan ini dipimpin langsung oleh jaksa Kwon Hyuk.
"Jadi, sebenarnya ada apa ini?", tanya Jae In bingung. Dengan wajah sedih Hyuk menjawab Jae In akan diselidiki karena masalah penggelapan uang. Pal Do marah, "Apa maksudmu?".

"Aku... karena penggelapan uang?", tanya Jae In syok. "Siapa yang bilang aku terlibat dalam penggelapan uang?". 

Cha Don : Aku pengacaranya, aku akan menemanimu.

"Ayo Jae In", Hyuk mengulurkan tangan mengajak Jae In pergi. 
"Jangan sentuh dia", Cha Don menahan tangan Hyuk, "Sekarang aku mengerti apa yang sedang terjadi. Dia pasti sedang dijebak oleh seseorang".
Hyuk menunduk, mengetahui arah pembicaraan Cha Don. Tapi posisi Hyuk sekarang hanyalah seorang jaksa yang menjalankan perintah dari atasannya. Siapa lagi kalau bukan Devil Ji Se Kwang. 




Ny. Bok terkejut bukan main mendengar kabar dari Pal Do bahwa Jae In dibawa jaksa karena tuduhan menggelapkan dana. Pal Do berkata Cha Don mencurigai Kwon Jae Kyu dan Ji Se Kwang yang berada dibalik semua ini.

Ny. Bok emosi, "Ah, mereka mulai berperang melawan Pria dari Jingogae?. Hei kau, kumpulkan anggota perkumpulan sastra Chungrok, tidak kau tak usah melakukannya,. hubungi Blue House.

.....ah, kepalaku", mendadak Ny. Bok mengalami serangan kepala hebat hingga jatuh pingsan.

Pal Do panik, "Nyonya! Nyonya, nyonya nyonya, bangun, nyonya nyonya!". 

Hyuk menginterotasi Jae In. Cha Don menyela dengan bertanya pada Jae In, "Kau bilang jaksa Kwon Jae Kyu menjual sahamnya di Hwanghae Bank?. Jae In membenarkan. 

Cha Don ke Hyuk, "Akan lebih cepat kalau kau bertanya pada ayahmu soal kasus ini".

Hyuk : Aku sedang bertanya
Cha Don memotong, "Kau tak usah mengajukan pertanyaan lagi. 41,7 milyar won yang disetujui tanpa sepengetahuan presir dilakukan oleh manajer Yoo Jae Guk. Tangkap dia lebih dulu. Jika kau menyelidiki manajer itu, pelaku sebenarnya akan muncul. Jae In, ajukan hakmu untuk tetap diam.

Hyuk serba salah, menatap Jae In yang terus menunduk tanpa bicara apapun.

Detektif Choi menyampaikan pada Se Kwang kalau manager Yoo Jae Guk sudah datang. Se Kwang membawa masuk manager Yoo ke ruang interogasi, dan menyuruh Hyuk untuk pergi dari situ.

Hyuk enggan meninggalkan ruangan interogasi. Se Kwang mengulangi lagi, "Aku bilang pergi". Hyuk pun pergi. 
Jae In berdiri tanya pada manager Yoo apa yang sebenarnya terjadi. Cha Don menatap tajam manager Yoo. Menangkap sesuatu yang mencurigakan. Se Kwang menyuruh manager Yoo duduk disampingnya. Dengan patuh manager Yoo mengikuti perintah Se Kwang. 

"Syukurlah, kau sudah menangkap pelakunya", ujar Cha Don.

Se Kwang berkata kami tidak menangkapnya, manager Yoo sendiri yang menyerahkan diri. Cha Don tanya apa maksudnya. Se Kwang mengatakan pernyataan manager Yoo dan Jae In sedikit berbeda.

Jae In ke manager Yoo : Katakan sendiri. Aku yang menggelapkan uangnya?

Manager Yoo menggelang, "Bukan, Presdir, bukan anda.

Jae In menarik napas lega, "Dengarkan, bukan aku pelakunya", ucap Jae In ke Se Kwang. 

Dengan wajah menyebalkan Se Kwang berakting seolah tidak mengetahui apapun, "Jadi, kau mengakui kalau kau melakukan kejahatan itu?", tanyanya pada manager Yoo.
"Aku hanya melakukan sesuai yang diperintahkan padaku", jawab manager Yoo. 
Se Kwang tanya jadi seseorang memintamu melakukannya?.

Manager Yoo mengiyakan. Se Kwang tanya lagi siapa orang itu. Siapa yang menyuruhmu melakukan penggelapan uangnya. Manager Yoo menunduk lama, lalu mengangkat wajahnya takut-takut, "Pengacara Lee Cha Don. Pengacara Lee yang menyuruhku melakukannya". 

Cha Don bengong menerima tuduhan yang sama sekai tidak pernah ia lakukan. Berpikir pun tidak. Jae In yang tidak percaya memaki manager Yoo, "Hei kau bajin***, omong kosong macam apa ini?. Siapa sebenarnya yang menjebakmu?. Kenapa kau melakukannya!". 

Manager Yoo sibuk menyembunyikan wajahnya yang tampak ketakutan. Cha Don terus memperhatikan. Se Kwang teriak memanggil orang di luar. Menyuruh mereka membawa manager Yoo dan Jae In keluar. Hingga tinggalah Cha Don dan Se Kwang berdua di dalam ruangan itu.

Cha Don bingung dengan rasa terkejutnya "Mungkin....kau tak percaya dengan ucapannya?", tanya Cha Don terbata. Se Kwang menjawab tidak ada jaksa yang percaya dengan ucapan tersangka. Tunggu di sini sampai kami selesai menyelidiki tersangka.

Se Kwang keluar dari ruang interogasi, lalu masuk ke ruang sebelah. Memantau Cha Don yang diam menunduk memikirkan sesuatu.

"Mulai sekarang, persaingan yang sengit akan dimulai, Lee Cha Don".

Perlahan Cha Don mengangkat wajahnya. Matanya berkilah marah. Cha Don berdiri di depan kaca, menghadap lurus ke Se Kwang, "Kenapa kita tidak melepaskan topeng kita. Aku berakhir di sini kau berakhir di sana. Itu tak akan mengubah hubungan kita. Aku Lee Cha Don. Kau Ji Se Kwang. Nilai kita seri sampai di sini".

Se Kwang bicara melalui interkom, "Katakan sendiri. Kau, Lee Kang Seok, kan?. Kau Lee Kang Seok. Aku benar, bukan?". 

Cha Don diam meraba pantulan wajahnya di kaca, menggerakkan tangan seperti membuka sesuatu. Raut wajah Cha Don berubah dingin dan penuh dendam, berbeda dengan barusan. "Kita lepas topeng kita. Kita bertemu lagi seperti ini" . 

Terdiam sejenak lalu berkata, "Sudah lama sekali, Se Kwang hyung".

Mata Se Kwang melebar terkejut. Bibir Cha Don menyungging sebuah senyum. Senyum pemusuhan.


END


Komentar :
Apa yang terjadi selanjutnya?. Bagaimana cara Cha Don menghadapi Se Kwang setelah ini?. Karena tak mungkin lagi baginya menggunakan strategi yang sama seperti sebelumnya. Semoga tidak terjadi hal yang buruk pada Ny. Bok. Jika sampai hal itu terjadi, Jae In yang paling merasa sedih. Kenapa Se Kwang ini begitu licin seperti belut, selalu bisa berkelit dan menghindar. Mungkinkah Hyuk akan membantu Cha Don setelah mengetahui kejahatan ayahnya. Semoga Hyuk bisa memilih jalan yang baik, dengan tidak mengukuti jejak jaksa Kwon. 


3 comments:

  1. dari kemarin2 pengin komen pake HP kok susah ya mbak nuri. akhirnya nih pake lepi mudah2an bisa. makasih banyak sinopsis IOM nya banyak, fiuh... penuh dg intrik. kejar tayang nih mbak bikin sinopnya.. mudah2an cepet selesai hingga epi 24. kalo sibuk gpp, nggak usah buru2 mbak. aku setia menunggu kok (biarpun aslinya uda nggak sabar) hehe.. Hani

    ReplyDelete
  2. Iya nich Hani, saya juga gak sabar pengen cepat-cepat selesai...hehhehe, berasa di kejar deadline...

    ReplyDelete
  3. Smakin mmbuat z geramm aja in ji se kwang... sharusnya dy tuh dah lmaaa di musnahin... Kang seok fighty

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)