Pages - Menu

Thursday, September 12, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 31 Part 2

Choon Hee mengantar Chae Won berangkat kerja hingga sampai pintu gerbang, ia tanya kenapa Chae Won tidak minta ijin saja beberapa hari. Chae Win merasa lebih baik setelah tidur nyenyak semalam. Choon Hee memeriksa luka di kening Chae Won. Ia marah sekali jika luka ini sampai meninggalkan bekas, aku akan menarik rambut mereka.

Chae Won tersenyum, "Aku tak apa-apa. Ibu tidak mengatakan apa-apa pada Ayah, kan?".
"Tidak. Jangan khawatir", jawab Choon Hee. 

Sebuah mobil hitam baru berhenti di hadapan mereka. Choon Hee dan Chae Won menatap heran. Dan....pangeran Se Yoon pun keluar dengan senyum menawan. Yeay... Se Yoon datang untuk menjemput Chae Won berangkat kerja...suit..suit...

Chae Won terkejut, beda dengan Choon Hee yang senang dengan kedatangan Se Yoon.  Tanpa basa-basi Choon Hee tanya ke Se Yoon, "Apa kau datang menjemput Chae Won". Se Yoon mengiyakan. Chae Won berusaha menghindar dengan bilang ayahnya yang akan mengantarnya pergi kerja.

Choon Hee mengambil alih. Semula ia khawatir, tapi karena sekarang Se Yoon menjemput hatinya menjadi lega. Ia minta Se Yoon menjaga Chae Won baik-baik. Dengan tegas Se Yoon menjawab, "Tentu". Chae Won ingin protes lagi, tapi Choon Hee minta dia menurut saja. 

Choon Hee mengundang Se Yoon lain agar berkunjunglah ke rumah lain waktu, makan malam bersama sesekali. Undangan ini membuka peluang bagi Se Yoon, tanpa membuang kesempatan Se Yoon berkata akan segera berkunjung dalam waktu dekat. 

Se Yoon menuntun Chae Won masuk ke dalam mobil. Choon Hee melambaikan tangan begitu mobil menjauh, tersenyum senang. "Sungguh pasangan yang menarik. Dia pasangan yang cocok untuk Chae Won".

Dalam perjalanan Se Yoon menanyakan kondisi Chae Won hari ini, apa kau baik-baik saja?. Tidak merasa mual atau pusing?. Chae Won tampak kurang nyaman dengan perhatian Se Yoon, "Aku baik-baik saja. Jangan khawatir". Se Yoon lega. Chae Won mengganti topik dengan menanyakan bagaimana keadaan Joo Ri. Se Yoon hanya mengetahui dari perawat kalau kondisi Joo Ri sudah membaik.

Se Yoon menginjak rem dalam-dalam, karena mobil putih di depan mereka tiba-tiba mengerem mendadak. Se Yoon refleks mengulurkan tangan, menahan bahu Chae Won, agar Chae Won tidak membentur dashboard mobil.

Chae Won kaget, melirik tangan Se Yoon di depan dadanya. Se Yoon juga kaget menyadari posisi tangannya berada di depan dada Chae Won. Se Yoon segera menarik tangannya, "Kau tak apa-apa?, tanyanya canggung, tapi masih tetap mengkhawatirkan Chae Won. 
"Ya", jawab Chae Won pendek dengan nada gugup. 

Untuk menghilangkan rasa canggungnya, Se Yoon berkata, "Mungkin aku belum terbiasa dengan mobil yang baru. Maaf". Chae Won tersenyum tipis. Menghela napas gugup. Se Yoon menginjak gas, melanjutkan perjalanan. 

Selang beberapa menit kemudian, mereka tiba di kantor. Chul Goo yang memang sejak tadi menunggu di depan perusahaan melihat mereka datang bersama. Chul Goo sembunyi di balik tembok dan berputar mengelilinginya, ketika Se Yoon dan Chae Won jalan masuk ke lobby.

Chul Goo syok tak percaya, waktu itu Chae Won dengan tegas menyangkal hubungannya dengan Se Yoon. Tapi nyatanya kini mereka ke kantor bersama-sama. 

Dengan sikapnya yang keras kepala, Chul Goo masuk keruangan Chae Won tanpa permisi. Chae Won kesal, "Berapa kali harus kuulangi?. Ini adalah tempat kerjaku, bukan rumahmu". Chul Goo menuntut penjelasan, "Kenapa kau berbohong padaku?. Kau bilang kau tidak ada hubungan
dengannya dan pembatalan pertunangan Joo Ri tidak ada kaitannya denganmu. Semuanya adalah kebohongan, hah?. Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?". 

Chae Won : Kau tidak berhak mengatakan itu. Kita sudah bercerai. Siapa yang kutemui, siapa yang kucintai, itu semua bukan urusanmu.
Chul Goo : Maksudmu kau mencintai dia?

Chae Won muak, "Ya, aku mencintainya. Apa kau mengerti?". 

(Pernyataan Chae Won ini belum jelas, apakah dia benar-benar mencintai Se Yoon. Atau hanya ungkapan agar Chul Goo berhenti mengganggunya).

Chul Goo menuduh Chae Won menjalin hubungan di belakangnya. Chae Won semakin meradang, "Di belakangmu?. Memangnya siapa kau?. Aku tidak takut denganmu!". Chul Goo bertanya satu hal lagi, "Apa kau akan menikah dengannya?", Chae Won berkata itu bukan urusan Chul Goo, lebih baik urus saja keluargamu sendiri. Karena Chae Won tidak menjawab ya atau tidak, maka Chul Goo menyimpulkan firasatnya selama ini benar. Kalian berdua akan menikah pada akhirnya. 

"Itu bukan urusanmu", ucap Chae Won dengan nada tinggi. "Jangan tunjukkan wajahmu di hadapanku lagi. Aku sudah muak terlibat dengan keluargamu".

"Baiklah!. Aku tidak akan pernah muncul di hadapanmu lagi", ucapan Chul Goo ini terdengar sungguh-sungguh. 

"Tolonglah lakukan itu. Aku mohon padamu", Chae Won keluar. 

Chul Goo mengepalkan tangan, memukul meja melampiaskan kemarahannya. Bagaimana pun ia masih tidak bisa menerima kenyataan bila Chae Won bersama pria lain. 

Young Ja menyuruh Joo Ri berhenti menangis, kau nanti bisa sakit kepala. Joo Ri merasa Se Yoon telah melukai harga dirinya, ia tak habis pikir bagaimana bisa ia kalah bersaing dengan Chae Won. Young Ja berkata kecantikan ada pada mata orang yang melihatnya, Se Yoon punya selera yang rendah. Itu saja.

Sol Joo datang menjenguk Joo Ri. Joo Ri tetap memanggil Sol Joo dengan ibu. Young Ja sebel, "Ibu?. Kenapa kau memanggilnya Ibu?".

"Ibu, kumohon", pinta Joo Ri, berharap Young Ja bersikap lebih baik pada Sol Joo.

"Aku mengerti bagaimana perasaan ibumu. Aku tak apa-apa, Joo Ri. Jangan dipikirkan", ujar Sol Joo. 

Young Ja tanya apa Se Yoon yang mengirim Sol Jo kesini untuk menjengkuk Joo Ri. Sol Joo menggeleng, "Tidak. Telpon Joo Ri dimatikan, jadi aku menelpon ke kantornya dan mengetahui kalau dia di rumah sakit". 

Young Ja tambah marah, "Jadi Se Yoon tidak mengatakan apapun tentang kecelakaan ini?". Sol Joo yang tidak mengetahuinya jadi bingung, "Kecelakaan ini?. Apa maksdunya?". Bisa dipastikan Young Ja pun mengarang bebas untuk membenarkan tindakan putrinya, dan menjadikan Joo Ri sebagai pihak korban.

Choon Hee menyiapkan minuman herbal untuk menguatkan kakek. Choon Hee berkata kakek akan merasa lebih baik setelah meminumnya. Nenek memuji Choon Hee sungguh perhatian dan bijaksana. Ia melihat kakek terlihat kurus akhir-akhir ini, dan juga berpikir tentang bagaimana mengembalikan kesehatannya. Tapi Choon Hee lebih dulu melakukannya, nenek sangat senang. Kakek mengucapkan terima kasih, lalu meminumnya. 

Kang Sook dan Do Hee masuk ke kamar kakek, membawa nampan berisi makanan kecil. Nenek berdecak tidak suka melihat sikap ke-2 menantunya itu. Kang Soo dan Do Hee heran, "Kenapa Ibu seperti itu pada kami?". Nenek minta mereka berdua berhenti bertingkah seperti penguasa, lebih baik mengurus masalah keluarga. Kang Sook tanya apa maksudnya. 

"Ayah mertuamu kehilangan berat badan, jadi semakin kurus. Tapi yang kalian pedulikan hanyalah 10 milyar, eh?', semprot nenek.

"Aku bisa mendapatkan obat herbal untuk Ayah, Bu", ucap Do Hee. 

"Kau selangkah di belakang", cibir nenek. "Choon Hee sudah mengurusnya".

Di ruang tengah, Kang Sook dan Do Hee mulai menyulut pertengkaran. Kang Sook menuduh Choon Hee melakukan penyuapan. Choon Hee tidak terima, rasa baktinya dianggap penyuapan. Ia tak menyangka Kang Sook berhati dingin begitu. Kang Sook berkata jika Choon Hee tidak mengharapkan imbalan apapun itu namanya bukan penyuapan, tapi menurut penilainya bukan itu yang terjadi. Do Hee menyahut itu sudah jelas, Choon Hee merayu kakek demi uang.

Choon Hee gemas, mendorong kepala Kang Sook dan juga Do Hee dengan jari telunjuknya. "Aigo...Aku tidak bisa percaya kalian begitu di butakan oleh uang".

Do Hee dan Kang Sook tak terima diperlakukan seperti itu, mereka merasa seperti sampah.

"Saat aku menegurmu, katakan saja, "Terima kasih.". Beraninya kau membalas kata-kataku?', Choon Hee kembali menodorong kepala Do Hee dan Kang Sook dengan telunjuknya.

"Kau pikir kau ini siapa?:", Do Hee tidak terima, mengulurkan jarinya ingin membalas. Kang Sook menghalangi, "Dia memperlakukan kita seperti lawan yang enteng". Kang Sook dan Do Hee melinting lengan baju, bersiap mengajak duel. 

 "Kalian mulai lagi", bentak nenek keluar kamar. 

"Kenapa Ibu selalu mengomeli kami?', protes Kang Sook dan Do Hee. Nenek tahu, 2 menantunya yang rese ini terus menganggu Choon Hee karena mendapat perhatian kakek.

Choon Hee bersikap manis, "Aku tak apa-apa. Kumohon tenanglah, ibu. Aku sudah terbiasa dengan kelakukan buruk mereka".

Nenek menghela napas, meminta maaf atas kelakuan Kang Sook dan Do Hee. Pemintaan maaf nenek membuat 2 orang itu kembali protes, "Itu tidak benar, ibu".

"Kalian diamlah!", bentak nenek, ke-2 orang itu pun menutup mulut. Tapi mata mereka melototi Choon Hee.

 "Berhenti melotot!", bentak nenek yang ke-3 kalinya, membuat Kang Sook dan Do Hee mengkeret. Mereka menundukkan pandangannya dalam-dalam, seperti anak kecil yang dimarahi ibu mereka. Choon Hee tersenyum geli. Ke-2 ipar yang sering menganggunya itu tidak bisa berbuat apa-apa jika berhadapan dengan nenek.

Sol Joo keluar dari rumah sakit, masuk ke mobil. Ia mengingat perkataan Young Ja yang mengatakan "Chae Won mendorong Joo Ri untuk melakukan tindakan ekstrim. Berhati-hatilah. Kurasa Se Yoon sudah masuk dalam perangkap wanita itu".

Sol Joo menghela napas, melihat ke arah depan. Matanya melebar terkejut melihat seorang wanita yang sangat dikenalnya keluar dari taksi. Wanita itu adalah Choon Hee. Setelah membayar ongkos taksi. Choon Hee jalan masuk ke lobby rumah sakit.

Sol Joo keluar dari mobil, kembali masuk ke gedung rumah sakit. Mengedarkan pandangannya di penjuru lobby, mencari sosok Choon Hee. Tapi Choon Hee tidak ada disetiap sudut. "Apa aku salah lihat?", guman Choon Hee tegang. Sol Joo menghubungi Choon Hee, tersambung nada tidak aktif. Tampak wajah Sol Joo yang ketakutan seperti baru melihat hantu. Tiap kali melihat Choon Hee, wajah Sol Joo selalu tampak tegang dan takut. Seperti menyembunyikan rahasia besar. 

Joo Ri menuntut Young Ja seharusnya bisa bersikap lebih baik pada Sol Joo. Young Ja jugat tidak suka Joo Ri memanggil Sol Joo dengan sebutan ibu, "Sadarlah, dia bukan ibumu!. Apa kau masih mempunyai perasaan terhadap Se Yoon?". Joo Ri diam, memijat kepalanya yang pening. Diamnya Joo Ri membuat Young Ja makin kesal, "Kenapa kau tidak menjawab?. Ya atau tidak?".

Choon Hee masuk ke kamar Joo Ri. Young Ja yang tidak suka dengan kedatangannya tanya kenapa kau kesini. Choon Hee berkata semula ia ingin membiarkan masalah ini berlalu, tapi ia berpikir lebih baik datang untuk memperjelas.
"Memperjelas apa?'", tanya Young Ja. 

Choon Hee memberi peringatan terakhir. "Jika kau mencoba untuk menyakiti putriku sekali lagi, aku tidak akan tinggal diam.
"Kau pikir apa yang bisa kau lakukan?", tantang Young Ja dengan gaya bicara mengejek dan wajah jeleknya.

Choon Hee : Aku sudah mengalami berbagai macam kesulitan dalam hidupku. Aku tidak akan takut jika itu demi putriku.
Young Ja : Aigo. Orang-orang mungkin berpikir kau yang melahirkannya.

Choon Hee : Dia seperti putri yang kulahirkan sendiri.
Young Ja : Sungguh menyentuh, Hentikan omong kosong ini. Kepalaku sudah penuh. Jadi keluar. Keluar saja.

Choon Hee menatap tajam Joo Ri, "Ingat kata-kataku nona. Jika kau mencoba menyakiti Chae Won lagi, kau akan menyesal".

Joo Ri bungkam tidak bisa berkata-kata.

"Beraninya kau mengancam putriku", Young Ja menggertak, menggerakkan tangannya ingin memukul Choon Hee. 

Dengan sikap tenang Choon Hee memanasi Joo Ri, "Se Yoon datang untuk menjemput Chae Won pagi ini. Tidak ada yang bisa kau lakukan untuk membuat seorang pria mencintaimu. Lupakanlah dia dan temukanlah cinta yang baru".

"Kau sangat usil dan kasar", teriak Young Ja.  "Apa kau sedang menambahkan minyak ke dalam api atau apa?".

Choon Hee tidak gentar dengan teriakan Young Ja, ia berkata hampir saja melaporkan kejadian ini ke kantor polisi. Tapi Chae Won memintanya untuk tidak melakukan. "Jagalah prilaku putrimu dan putramu juga".

"Beraninya kau!". Keluar. Keluar saja!', teriak Young Ja memekakan telinga. Choon Hee tak bergeming, mengosok kupingnya yang terasa tuli. Young Ja teriak sekali lagi, "Keluar". Choon Hee geleng-geleng kepala, menatap Young Ja dari ujung kaki hingga kepala. Rumah boleh besar mentereng tapi kelakuan seperti preman. 

Dan lihat wajah Joo Ri, senang rasanya melihat wajah kesalnya itu.. hahahaha....

Musim semi tiba, bunga bermekaran dimana-mana. Setelah mengunjungi Le Festin Se Yoon mengajak Chae Won jalan-jalan menikmati keindahan bunga Cherry blossom yang sedang mekar.

Se Yoon : Ini hari yang indah. Ayo kita bermain hoki untuk setengah hari saja.
Chae Won : Direktur Lee!. 
Se Yoon : Ya. Aku adalah atasanmu. Aku berhak untuk melakukan ini, kan?

Se Yoon menjadi malu karena Chae Won memandangnya dengan aneh, "Hei. Kau memandangku seperti seorang remaja nakal. Apa kau tidak pernah bermain hoki selama masa sekolahmu?". 

"Tidak", jawab Chae Won. 

Se Yoon menggoda, "Hei..Ayolah, kurasa tidak begitu. Jangan bersikap seolah-olah kau adalah siswa teladan. Aku tidak tahu kau bisa berbohong". 
Chae Won tersenyum kecil, "Apa?".

"Aku tidak bisa bekerja. Ayo kita beristirahat", ucap Se Yoon jalan lebih dulu. Chae Won tersenyum lalu menjajari langkah Se Yoon. 

Se Yoon menghentikan langkahnya, menghadap Chae Won, "Apa kau tidak penasaran dengan apa yang ingin kukatakan semalam?. Kau ingat?. Kau bilang bahwa aku bisa memulihkan indra pengecap dan cintaku. Dan aku bisa pulih kembali seperti aku sebelumnya. Kata-katamu memberiku semangat untuk memulai kembali. Tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri. Aku membutuhkanmu".

Chae Won tertegun, "Se Yoon ssi". 

Se Yoon : Selama 3 tahun terakhir, aku sudah terikat dalam memori Eun Seol dan tidak memiliki keinginan. Tapi aku mulai berubah setelah aku bertemu denganmu. Aku semakin penasaran tentangmu, dan aku ingin tahu lebih jauh tentang dirimu. Aku menjadi bebas dari rasa bersalah terhadap Eun Seol.

"Tapi....", ucapan Chae Won terhenti saat Se Yoon meraih tangannya. Se Yoon memohon penuh harap, "Aku membutuhkanmu. Dan aku ingin kau juga membutuhkanku".

Chae Won menarik tangannya, menunduk sedih, "Maafkan aku tapi. Aku tidak siap untuk mencintai lagi".

Se Yoon : Aku tidak memaksamu. Aku akan menunggu sampai kau siap. Aku bersungguh-sungguh. Satu tahun, sepuluh tahun...Aku bisa menunggumu.
Chae Won : Jangan. Aku tidak layak untukmu.

Se Yoon : Itu tidak masuk akal.
Chae Won : Ya. Itu tidak masuk akal. Setelah aku melalui begitu banyak badai dalam kehidupan, kurasa aku kehilangan keberanian. Aku tidak ingin mengambil jalan yang aku tahu akhirnya. Maafkan aku.

Chae Won membalikkan badan, jalan pergi. Se Yoon membeku di tempatnya, memandangi punggung Chae Won yang menjauh. Kelopak bunga Cherry Blossom berjatuhan disekitarnya. 

Omo...Se Yoon ditolak....!!!!. It's Okay Se Yoon ssi. Ini baru awal, terus berusaha. Perlahan hati Chae Won pasti akan mencair melihat kesungguhanmu. Saya bisa mengerti kenapa Chae Won menolak cinta Se Yoon. Chae Won masih trauma dengan kehidupan penikahannya yang lalu, menikah dengan pria kaya, di benci mertua dan berakhir dengan perceraian yang menyedihkan. Chae Won tidak ingin mengulang kisah yang sama, karena dia tahu orang tua Se Yoon pasti tidak akan menyetujui hubungan mereka. 

Ms. Park membawakan air putih untuk Hong Ju minum obat tidur, semalam ia tidak bisa tidur sama sekali. Hong Ju yakin akan tertidur setelah minum pil ini. Hong Ju mempersilahkan Ms. Park pergi, dan meletakkan botol pil tidur di atas meja sebelah tempat tidur.

Chul Goo masuk, Hong Ju senang melihat suaminya pulang lebih awal. Chul Goo berkata, "Jangan mengangguku. Aku lelah". Lalu merebahkan dirinya ke kasur. Hong Ju tak bertanya banyak, karena kepalanya sendiri juga pening. 

Sol Joo pergi ke Opera Cafe untuk memastikan sendiri. Disana ia bertemu dengan ahjuma pemilik cafe yang baru. Sol Joo tanya apa mungkin ahjuma pemilik cafe mengetahui keberadaan Choon Hee, apa benar dia kembali ke Amerika. Ahjuma pemilik cafe menjawab tidak tahu.

Setelah keluar dari cafe, Sol Joo menghela napas lega, "Ya. Aku pasti salah lihat. Choon Hee pasti sudah kembali ke Amerika". Secara kebetulan Sol Joo bertemu dengan Do Hee. Seperti biasa Do Hee lebih dulu menyapa Sol Joo. Do Hee tanya apa yang dilakukan Sol Joo di kota kecil ini. Sol Joo berkata baru mengunjungi seseorang, ia balik tanya bagaimana dengan Do Hee sendiri, apa yang kau lakukan disini. 

Do Hee menjawab ia pindah kerumah mertua, suamiku sedang berlatih untuk mewarisi usaha keluarga. Do Hee kesal karena Sol Joo tidak pernah menelponnya setelah mereka berpisah terakhir kali. Sol Joo beralasan sibuk, ia sedikit basa basi dengan menanyakan kabar Ki Moon, "Apa suamimu baik-baik saja?".

"Tentu saja", jawab Do Hee. Kemudian ingat sesuatu, "Oh. Keponakanku baru-baru ini mendapatkan pekerjaan di perusahaanmu".

Sol Joo memotong dengan dingin, "Maaf. tapi aku harus pergi. Aku ada janji makan malam. Telepon aku nanti". Sol Joo pergi begitu saja.
Do Hee mencibir, "Uh...wanita kejam. Dia begitu sombong". 

Tak lama Sol Joo pergi, Choon Hee jalan melewati Opera Cafe. Do Hee menatap Choon Hee dari atas hingga bawah, " Dari mana saja kau berpakaian bagus seperti itu?". 
"Aku ada sedikit urusan", jawab Choon Hee.

Bibir usil Do Hee mencibir Choon Hee pasti sangat sibuk mengurus banyak hal, menjilat kakek nenek, menguasai Hyo Dong dan mengurusi masalah pribadi. Choon Hee benar-benar membenci Do Hee yang selalu memancing masalah. Do Hee menyahut ia juga membenci Choon Hee yang tidak pernah berhenti menggunakan trik licik. (Trik licik apa sich Do Hee, kamu aja yang berpikiran terlalu picik).

Kang Jin datang ke rumah mie menemui Ki Ok dengan membawa se-buket bunga segar. Ki Ok senang menerima bunga pemberian Kang Jin, baungnya wangi. Ki Ok tanya untuk apa ini?. Kang Jin dengan malu-malu berkata ini adalah musim semi. Ki Ok menilai Kang Jin pastilah pria yang romantis.

Ki OK menyuruh Kang Jin duduk, ia pergi ke dapur membuatkan minum. Kang Jin tersenyum, mengingat ciuman selamat Ki Ok kemarin malam. Hatinya benar-benar bahagia.

Nenek masuk ke rumah dengan memanggil-manggil nama Ki Ok. Ada berita bagus yang ia bawa. "Ki Ok, kau dimana?. Ki Ok!. "Ibu, aku disini", Ki Ok keluar dari dapur membawa secangkir minuman untuk Kang Jin. Nenek menyuruh Ki Ok pergi ke salon memotong rambut. Ki Ok tanya kenapa?. Nenek telah mengatur kencan buta untuk Ki Ok besok. 

Kang Jin dan Ki Ok saling pandang. Ki Ok berkata ia tidak tertarik dengan kencan buta. Nenek memberitahu pria yang akan Ki Ok temui besok adalah orang yang sangat bagus. Dia punya pekerjaan tetap di Seoul, dia punya sebuah rumah dan dia seumuran dengan Ki Ok.

"Kubilang aku tidak tertarik", tegas Ki Ok melirik ke arah Kang Jin. Nenek marah, "Gadis bodoh, buka telingamu. Dia adalah pria terbaik yang pernah kau temui. Jangan bilang tidak. Tuan Kang, bagaimana menurutmu?. Bukankah ini kesempatan yang bagus?".

"Ya...Ya", jawab Kang Jin terbata. "Kurasa dia pastilah pria yang mapan. Jika kau tidak sibuk, temuilah dia".

"Apa kau yakin?", tanya Ki Ok kecewa. 

"Ya. Kau tidak pernah tahu siapa jodohmu. Temui saja dia", ujar Kang Jin mencoba berbesar hati meski ucapannya itu berbeda dengan kata hatinya. 

Chul Goo meng-galau ria di kamar, teringat pada kata-kata pengakuan Se Yoon dirumah sakit, "Aku mencintai Chae Won. Aku akan membuatnya jadi milikku". Dan juga kata-kata Chae Won siang tadi, "Siapa yang kutemui, siapa yang kucintai, itu semua bukan urusanmu. Ya. Aku mencintai Se Yoon. Apa kau mengerti!".

Chul Goo bangkit dari tempat tidur, membuka lemari dan mengemasi pakaiannya ke tas besar, seperti orang yang hendak berpergian dalam waktu lama. Chul Goo melihat botol pil tidur milik Hong Ju diatas meja. Tanpa berpikir panjang, ia langsung mengambilnya. Chul Goo kemudian melepaskan cincin nikahnya dan meninggalkannya disana. 

Chul Goo turun dari kamar, Hong Ju yang melihatnya tanya, "Kau mau pergi kemana?". Dengan wajah serius Chul Goo berkata, "Maafkan aku untuk semuanya. Jangan mencariku". Setelah mengatakan itu Chul Goo pergi. Hong Ju bingung, "Chul Goo, tunggu".

Mata Hong Ju melebar terkejut menyadari sesuatu, segera ia lari ke kamar. Benar saja, obatnya tidurnya menghilang bersamaan dengan perginya Chul Goo.

Young Ja lemas mendengar kabar dari Hong Ju bahwa Chul Goo pergi dari rumah dengan membawa sebotol obat tidur. Joo Ri memegangi Young Ja yang tidak bisa berdiri tegak. Young Ja menutup telepon, menangis tersedu-sedu. "Aku sudah hidup terlalu lama. Aku seharusnya mati sejak awal, sehingga aku tidak perlu melihat semua ini". Joo Ri berkata ini bukan saatnya meratapi nasib, coba telpon dia.

Dalam situasi gawat begini, Young Ja tidak tahu harus menelpon Chae Won siapa lagi. Orang yang pertama kali ia mintai bantuan adalah Chae Won. Young Ja tanya Apa kebetulan Chul Goo menghubungimu. Chae Won menjawab tidak. Young Ja berkata Chul Goo meninggalkan rumah dengan obat tidur untuk mengakhiri hidupnya. Chae Won kaget, "Apa?".

Young Ja berpesan agar Chae Won segera menghubunginya jika Chul Goo menelpon, dan tolong bujuk dia untuk tidak meminum obatnya. Young Ja mematikan telepon. 

Chae Won ingat perkataanya pada Chul Goo tadi siang, yang minta Chul Goo jangan lagi muncul di hadapannya. Dan Chul Goo menjawab, "Baiklah!. Aku tidak akan pernah muncul dihadapanmu lagi".

Chae Won tahu sekarang, apa maksud jawaban Chul Goo siang tadi. Meski ia sudah muak dengan tingkah laku Chul Goo, tapi tidak bisa untuk bersikpa tidak peduli pada mantan suaminya itu. Ditambah lagi sekarang Chul Goo berbuat nekat, dan penyebabnya berhubungan langsung dengan dirinya. 

Ponsel Chae Won berdering lagi, kali ini dari Chul Goo. Chul Goo menelpon dari kamar hotel, tangan kirinya memegang botol pil tidur. Chul Goo berkata sebelum mati, ia ingin mendengar suara Chae Won. "Aku adalah suami yang buruk untukmu. Maafkan aku, Chae Won". Chul Goo menangis menyesal.

Chae Won tanya dimana Chul Goo, katakan padaku. Kita bertemu dan bicara. Chul Goo menjawab tak ada lagi yang harus kukatakan lagi, tidak ada lagi harapan untuk hidup. "Saat aku berpikir bahwa aku hidup terpisah darimu untuk selamanya, kurasa lebih baik aku mati".

Chae Won membujuk Chul Goo jangan melakukan hal yang nekat, "Katakan saja padaku dimana kau. Aku akan segera kesana". Jika Chae Won ingin datang, Chul Goo minta Chae Won datang sendirian. "Jika kau memberitahu keluargaku, aku akan menelan semua pilnya.". Chae Won mengerti, katakan saja padaku dimana kau.

Selang beberapa menit kemudian, Chul Goo mengeluarkan semua pil itu ke dalam genggamannya. Tangannya bergetar, Chul Goo menangis seolah takut mati. Kalau takut mati kenapa berpikir bodoh. 

Chul mengangkat wajahnya mendengar bunyi bel, "Siapa itu?", tanyanya waspada. 
"Ini aku", jawab Chae Won dari luar. Chul Goo tanya apa Chae Won datang sendirian. Chae Won menjawab, "Ya. Buka saja pintunya". 

Chul Goo berdiri membuka pintu. Chae Won masuk, "Chul Goo ssi!", serunya kaget melihat puluhan pil tidur dalam genggaman tangan Chul Goo. 

"Chae Won-ah", Chul Goo menangis merengek.

"Apa yang sedang kau lakukan?. Ada apa denganmu?".

"Saat kupikir kita sudah berakhir, aku jadi muak dengan semuanya. Aku tidak punya harapan untuk hidup".

Chae Won membujuk, "Tolong  sadarlah!. Berikan saja pilnya padaku".

Chul Goo menggeleng, menggenggamnya erat, dan menjauhkan tangannya dari jangkauan Chae Won. 

Hong Ju menerima telpon dari Ny. Ma yang menemukan keberadaan Chul Goo. Wajah cemas Hong Ju berubah menjadi wajah marah setelah Ny. Ma memberitahu dimana Chul Goo berada sekarang dan dengan siapa.

Chae Won masih mencoba membujuk Chul Goo agar memberikan obat pil padanya, atau buang saja pilnya dan mari kita bicara. Chul Goo minta Chae Won berjanji lebih dulu akan berpisah dari Se Yoon dan kembali padanya, dengan begitu ia tidak akan menelan pilnya.

"Apa kau sekarang sedang bercanda?", Chae Won kehilangan kesabaran. Tangan Chul Goo bergerak ingin menelan pil. Chae Won dengan cepat menghalangi, "Baiklah, baiklah. Jangan lakukan. Tenanglah".

"Apanya yang "baiklah"? Bisakah kau berjanji kau akan berpisah dengannya?", tuntut Chul Goo. 

Ting tong, terdengar bunyi bel. "Room service", ucap seseorang dari luar kamar. 

"Aku tidak meminta layanan kamar", teriak Chul Goo dari dalam.

"Tolong buka pintunya", sahut dari luar lagi.

Chul Goo merasa terganggu, "Aku tidak memesan layanan kamar!".
Perhatian Chul Goo teralih, Chae Won menggunakan kesempatan ini untuk merampas pil dari tangan mantan suaminya yang stress itu. Chul Goo bertahan, jalan mundur hingga kakinya menyentuh tepi ranjang dan jatuh duduk diatas tempat tidur. Chae Won mengikuti, berusaha keras merampas pil itu.

Dalam posisi itulah 2 pria menerobos masuk. Salah satu dari mereka membawa kamera, dan langsung mengambil foto Chae Won dan Chul Goo dalam "posisi itu". Membuat Chae Won dan Chul Goo kaget. "Apa-apaan. Siapa kau ini?", seru Chul Goo

Hong Ju dan Ny. Ma masuk belakangan, menatap Chul Goo dengan pandangan tajam. Chul Goo heran, "Bagaimana kau tahu aku disini?".

"Maaf sudah mengganggumu", ucap Hong Ju dingin.

Pria jaket cream menujukkan tanda pengenal, "Kantor Polisi Seocho. Kim Chul Goo ssi, kau ditangkap atas tuduhan perselingkuhan".

Chae Won dan Chul Goo terkejut. Chae Won menoleh ke Chul Goo. Chul Goo menunjukkan wajah tidak mengerti. Hong Ju menatap tajam keduanya, Chae Won mendelik marah. Masalah apa lagi ini????....


END

Kali ini masalah apa lagi?. Chae Won kenapa hidupmu tidak pernah sepi dari masalah. Dan semua masalah berasal dari sumber yang sama, "Bang Young Ja", beserta ke-2 anaknya..hedeh puyeng.


4 comments:

  1. Gila ya nih drama, selalu penasaran setiap episodenya
    Semangat nuriii, lanjutkan episode 32, seneng ama drama ini
    Semangat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, bener banget. Ending dari tiap episodenya selalu bikin penasaran....

      Delete
  2. ditunggu sinopsis selanjutnya benar2 buat penasaran semangat mba nuri

    ReplyDelete
  3. emm, ternyata seo yoon itu anaknya choon hee. Ditunggu episode 32nya

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)