Pages - Menu

Friday, March 22, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 5 Part 2


Se Kwang berencana makan malam bersama dengan para anggota timnya. Kwon Hyuk merasa heran dengan hal ini, bukankah mereka terlalu sibuk mencari Park Kwang Tae dibandingkan harus makan malam. Se Kwang bilang mereka tak perlu mencari Park Kwang Tae, ia ingin memanfaatkan mata-mata yang dipekerjakan Kepala Jo dalam tim, dan menyelesaikan kasus Jeong Hae Ryong dengan caranya sendiri.

Kwon Hyuk bertanya, maksud anda Lee Cha Don bukanlah mata-mata, Lalu, siapa kemungkinan diantara Detektif Park atau Detektif Choi?. Se Kwang tak menjawab, hanya tersenyum sinis menanggapi pertanyaan Kwon Hyuk.

(Sejak awal Se Kwang tahu kalau Lee Cha Don bukanlah mata-mata, jadi alasan dia mengusir Cha Don hanya karena dia tidak menyukainya? Ck..ck..ck...bener-bener jahat Se Kwang). 

Se Kwang bersama timnya pergi ke kedai minuman. Ia sengaja membuat para timnya setengah mabuk. Deteftif Park bilang bukankah mereka belum menemukan Park Kwang Tae, tapi kenapa dia  justru mentraktir mereka. Kwon Hyuk bilang ia yang menyarankan hal ini, karena semangat tim sedang menurun. Se Kwang membenarkan karena sudah ada mata-mata yang mengacaukan kerja tim, sehingga semangat tim menurun.

"Kalau begitu gosip soal Lee Cha Don itu mata-mata benar?", tanya detektif Choi. Kwon Hyuk menyahut mereka masih beruntung karena belum mengeluarkan senjata terakhir mereka, Seorang saksi penting yang akan menghancurkan Jeong Hae Ryong. Detektif Park bertanya siapa orangnya. Se Kwang bilang mereka kemari bukan untuk membicarakan masalah pekerjaan, lebih baik mereka menikmati malam ini dan minum sampai puas.

Jaksa Jo Sang Deuk sedang bersama Hwang Jung Shik, ia menerima telepon dari informan bayarannya, bahwa saat ini Se Kwang mempunyai seorang saksi baru yang bisa menjatuhkan Jang Hae Ryong. Jaksa Jo meminta padanya untuk bertindak hati-hati, jangan sampai  ketahuan. Jung Shik terlihat sedikit cemas, sepertinya Se Kwang telah mempersiapkan dengan baik kali ini. Sang Deuk bertanya apa mereka perlu memberitahu Hae Ryong tentang masalah ini.

Jung Shik bilang itu tidak perlu, semenjak pengkhianatan Park Kwang Tae, Hae Ryong terlihat lebih hati-hati. Saat mereka mengetahui dengan pasti siapa saksi yang akan digunakan Se Kwang, saat itulah mereka bisa bertindak dengan tepat.

Setelah makan malam, Se Kwang bersama timnya pergi ke karaoke. Kwon Hyuk dan detektif Park bernyanyi ditemani dua wanita. Se Kwang hanya duduk dan memperhatikan mereka. Ia menoleh ke samping dan melihat detektif Choi tertidur di kursi. Se Kwang lalu mengambil handphone milik detektif Park yang tergeletak di meja, membuka daftar panggilan, tertera momor yang tidak dikenal di panggilan terakhir.

Se Kwang lalu menghubungi nomor tersebut. Ia tak bicara dan hanya mendengarkan suara diseberang sana. Dengan pasti ia mendengar suara yang berbicara di telepon adalah suara Jaksa Jo Sang Deuk. Se Kwang tersenyum puas, rencananya membuahkan hasil.

Bi Ryung tiba di restoran Ny. Bok, ia menerima telepon dari Hae Ryong. Lewat telepon Hae Ryong memberi kabar akan datang terlambat untuk itu ia minta Bi Ryung untuk tidak menunggunya dan makan saja duluan. Pal Do mengantar Bi Ryung masuk kehalaman. Bi Ryung mencibir selera Hae Ryong yang memilih restoran kuno seperti ini.

Di pintu depan Ny. Bok menyambut kedatangan Bi Ryung. Pal Do memperkenalkan Ny. Bok sebagai pemilik restoran ini. 
Ny. Bok menyapa Bu Ryung dengan senyum ramah, "selamat datang di Boolyasung-ku. Aku mendapat pesan dari mantan Walikota Jeong bahwa ada orang yang sangat penting dan kami harus melayani dia dengan baik". 
"benarkah?", ucap Bi Ryung dengan wajah jutek.

Bi Ryung telihat melecehkan penampilan Ny. Bok yang memakai hanbok.  Ia tak menanggapi perkataan Ny. Bok dan langsung masuk kedalam.  Ny. Bok lalu bertanya pada Pal Do, "apa dia itu artis?". Pal Do membenarkan, "Ya. Aku juga penggemar beratnya. Astaga, dia tidak banyak berubah!". Ny. Bok bilang air liur Pal Do mulai menetes, semua pria sama saja tanpa memandang posisinya.

Tersaji berbagai macam makanan diatas meja. Bi Ryung mulai bertingkah, ia mendadak merasa mual karena mencium bau yang tak sedap. Ny. Bok bilang itu bau ikan fermentasi dari Heuksando, sangat jarang didapatkan dan bagus untuk kulit wanita. Bi Ryung menutup hidungnya, "Jauhkan makanan ini dariku!. Sungguh, kupikir mungkin ada selokan di sini. Eww, bau sekali!".

Ny. Bok tersinggung dengan ucapan Bi Ryung, "selokan!. Kau berlebihan, ini makanan yang sangat special". Bi Ryung bilang jika itu memang makanan special, kenapa Ny. Bok tak menyimpannya saja di kulkas, berhenti mencemari udara. Bi Ryung kembali menutup hidungnya, dengan wajah menyebalkan.

"Apa kau hanya makan steak berpiring emas di Amerika?. Kenapa kau menjelekkan makanan tradisional kami?', ucap Ny. Bok.
Bi Ryung : Dengar!. Aku ini pembeli. Jika pembeli bilang singkirkan, lakukan saja tanpa mengomel!
Ny. Bok : Dan kenapa perkataanmu kasar sekali?. Apa karena wajahku kelihatan masih muda kau pikir aku lebih muda darimu?. Mau kulempar dengan ikan fermentasi ini?. Untuk mengeluarkan sifat orang Amerika yang melekat padamu?

Mata Bi Ryung melebar melotot, berbicara dengan nada tinggi "omo...omo...Beraninya kau bicara padaku seperti itu?. Aku ini Angelina!.  Pemenang penghargaan presiden sebagai pendatang baru terbaik tahun ini!".
Ny. Bok : Terserah apa katamu, keluar saja dari sini!.  Kau tidak pantas bahkan untuk
kuah dari kimchi lobak, wanita murahan!.

Wajah Bi Ryung semakin jelek, mendengar ucapan Ny. Bok, "wanita murahan....wanita murahan.... Oh, kurang ajar, kau menghinaku. Apa otak nenek ini waras?. Kenapa mantan walikota Hae Ryong membawaku ke lubang tikus ini?".
"apa lubang tikus", tanya Ny. Bok.
Bi Ryung berteriak dengan seluruh tenaganya, "benar, lubang tikus".

Pal Do masuk, memberitahukan Ny. Bok bahwa mantan walikota Jeong Hae Ryong baru saja tiba. Ny. Bok meminta Pada Pal Do untuk mengantarnya masuk. Bi Ryung melirik kesal Ny. Bok, "Walikota menyelamatkanmu kali ini. Undangan makan malam macam apa ini?". Ia lalu mengambil kaca, "oh. Rambutku! Bagaimana ini?".
Pal Do  yang semula memuji Bi Ryung, memasang wajah tak suka setelah mendengar teriakannya barusan. Ny. Bok hanya tersenyum kesal melihat sikap buruk Bi Ryung.

Suasana berubah setelah Hae Ryong bergabung. Sifat Bi Ryung berubah 100%, ia memasang wajah manis dan bersikap manja pada Hae Ryong. Tak ada lagi sikap kasarnya barusan. Ny. Bok memperhatikan semua gerak-gerik Bi Ryung. Bi Ryung meminta Hae Ryong untuk membantunya menjadi anggota club Chung Rok Literary Society. Hae Ryong bilang itu bukanlah hal mudah. Bi Ryung merengek, karena itulah ia meminta bantuan Hae Ryong. Uang bukanlah hal yang paling dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Bagaimanapun juga, relasi itu hal yang paling penting.

Ny. Bok ke Bi Ryung : Apa kau belum memulai debutmu?. Entah itu puisi atau esai. kau harus memulai debutmu dulu.
Bi Ryung tertawa kesal, "ah..itu bukan urusanmu". 
Hae Ryong memandang Ny. Bok dengan wajah terkejut. Bi Ryung kembali bersikap manja pada Hae Ryong, "Kudengar presiden dari perkumpulan tersebut benar-benar berkuasa. Tolong perkenalkan aku padanya. Ya?".
Hae Ryong beralih bertanya pada Ny. Bok "Apa yang akan dipikirkan presiden?. Apa anda akan menerimanya sebagai anggota?".

Ny. Bok tertawa, ia bilang klub ini bukan hanya sekedar club buku lokal, bagaimana ia bisa menerima anggota baru begitu saja.
Bi Ryung bertanya pada Hae Ryong, dengan wajah binggung sambil menunjuk Ny. Bok, "Lalu. Orang ini adalah presiden Chung Rok Literary Society". 
"ya, Itulah sebabnya aku bilang padamu untuk menemuiku di sini", jawab Hae Ryong.
Bi Ryung terkejut, menutup mulutnya, "omo..
Ny. Bok berteriak pada pelayan untuk membawakan ikan fermentasi lagi, dimeja mulai habis.
Bi Ryung merasa malu, "bagaimana ini. Aku tidak tahu kalau anda adalah presidennya".
Ny. Bok : kenapa? Apa kau malu sekarang?. Kau tidak seperti sebelumnya, Nona Angelina. Ny. Bok kembali berteriak meminta ikan fermentasi, ia butuh sesuatu yang kuat. Bi Ryung langsung bersikap baik pada Ny. Bok mengajaknya bersulang wine. Ny. Bok menolak, ia tidak minum wine. Tatapan tajam Ny. Bok semakin membuat Bi Ryung salah tingkah, menyesali perkataannya yang tidak sopan pada Ny. Bok.

Saat perjalanan pulang, Bi Ryung bertanya kenapa Hae Ryong tidak memberitahunya bahwa nyonya pemilik restoran itu adalah presiden Chungrok Literary Society. Bagaimana pun juga ia harus menjadi anggota Chung Rok Literary Society.
"Lalu kenapa kau menyinggung perasaan Bok Hwa Sool?, tanya Hae Ryong. Bi Ryung bilang itu karena ia tidak tahu siapa Ny. Bok. Hae Ryong bertanya pada Kwang Soo yang sedang menyetir, "kapan penggalangan dananya?". "akhir pekan ini", jawab Kwang Soo.

Hae Ryong menyuruh Bi Ryung untuk datang pada akhir pekan ini, "aku akan mengundangmu, jadi datanglah". "benarkah?", tanya Bi Ryung senang, memeluk Hae Ryong. Hae Ryong lalu bilang, ia harus membujuk Ny, Bok untuk menerimanya sebagai anggota, keputusan itu mutlak milik Presiden perkumpulan, ia tak bisa melakukan apa-apa.

Bi Ryung, mengerti, ia akan melakukannya. Bi Ryung kembali meremehkan Chung Rok Literary Society, adalah perkumpulan yang tidak berkelas sama sekali karena memiliki presiden seperti Ny. Bok.

Hae Ryong berbicara pada Kwang Soo, ia menyuruh Kwang Soo untuk mengirimkan undangan ke Se Kwang atas namanya. Kwang Soo bertanya, apa Se Kwang akan merespon undangannya. Hae Ryong menjawab dengan penuh keyakinan, "Dia akan datang dan berlutut dihadapanku memohon pengampunan. Aku akan memastikan hal itu terjadi, jadi ingatlah hari itu baik-baik". Ekspresi Bi Ryung berubah saat mendengar nama Se Kwang

(Bi Ryung ini seperti parasit, selalu menempel pada pria tua dan kaya. Bisa jadi Hae Ryong mengalami nasib buruk seperti Lee Jeong Man. Saya penasaran, pembalasan dendam seperti apa yang akan Bi Ryung rencanakan untuk membalas rasa sakit hatinya pada Se Kwang). 

Pagi hari. Ponsel Se Kwang berdering, Jaksa Kwon mengajaknya untuk bertemu, ada sesuatu yang ingin ia sampaikan. Kwon Hyuk masuk, memberikan undangan dari Jeong Hae Ryong. Acara penggalangan dana Chung Rok Literary Society. Kwon Hyuk menjelaskan Chung Rok Literary Society adalah Perkumpulan artis sastra amatiran yang melakukan layanan masyarakat. Mantan walikota Jeong Hae Ryong menjadi salah satu sponsor.

Beralih ke pertemuan Jaksa Kwon dan Se Kwang. Jaksa Kwon memperingatkan Se Kwang karirnya berada dalam masalah, dia terancam akan dipindahkan ke kantor daerah. Jeong Hae Ryong punya kewenangan di Blue House.

Jaksa Kwon bercerita pada hari sebelumnya, ia bertemu dengan Hae Ryong di galeri seni. Hae Ryong bertanya hubungan Jaksa Kwon dengan Se Kwang, yang bersikeras untuk  memasukannya ke dalam penjara. Jaksa Kwon bilang Se Kwang adalah junior yang ia sukai, sifatnya pantang menyerah dan tak tahu cara untuk mengalah. Hae Ryong berkata ia adalah seorang politis.

Seorang Politisi sama dengan pengusaha. Seorang pengusaha tidak bisa memilih pembelinya. Meskipun dia marah pada mereka, membenci mereka, atau mengira mereka berbahaya, dia harus punya pendirian kalau mereka adalah investasi terbaik di masa depan agar mendapat keuntungan. Jaksa Kwon bertanya, "Anda ingin Ji Se Gwang melayanimu?". Hae Ryong mengetahui Se Kwang memiliki ambisi yang kuat. Tentu saja ia ingin memilikinya, tapi sebelumnya melayaninya, Se Kwang harus berlutut di hadapannya terlebih dahulu, dan menguji tingkat kesetiaan Se Kwang. 

Jaksa Kwon berkata pada Se Kwang ini seperti ancaman, "Jika kau tidak berlutut dihadapannya, dia akan menghabisimu. Dia punya kekuatan yang cukup besar untuk melakukannya di bawah pemerintahan saat ini. Apa yang akan kau lakukan?". 

Se Kwang berkata dengan mimik dinginya, "Menurut dia, jaksa yang lemah cukup
merasa terancam oleh terdakwa. Aku akan meledakkan gelembungnya".
Jaksa Kwon berkata, "Menanggalkan pakaian jaksa lebih mudah dibandingkan membuka baju seorang istri. Tidak banyak jaksa yang bisa bertahan setelah mendapat promosi dan terus-terusan ditugaskan di kantor terpencil". Se Kwang lalu meminta pendapat Jaksa Kwon. 

Apapun pilihannya, Se Kwang harus bersikap tegas. Berlutut di hadapan Hae Ryong dan menjadi kesetnya atau berperang sampai akhir dan menghancurkan diri sendiri, "mana yang akan kau pilih", tanya Jaksa Kwon kemudian. Se Kwang berkata Jeong Hae Ryong mengirimnya undangan Chung Rok Literary Society, "kurasa acara itu akan menarik".

Jaksa Jo Sang Deuk memerintahkan Jeon Ji Hoo untuk menghentikan penyelidikan dan menutup kasus yang sedang ia tangani. Ji Ho tidak setuju kasusnya sedang diselidiki sekarang. Sang Deuk mencibir, "penyelidikan apa?. Kau bahkan tidak mampu menemukan
bukti baru lagi, apalagi mengidentifikasi korban!". Ji Hoo merasa bangga sebagai jaksa meskipun di pecat, ia tak akan menghentikan penyelidikan begitu saja.

Sang Deuk berteriak, "hey...Jeon Ji Hoo. Sebelum akhir bulan ini, setidaknya cari tahu siapa korbannya. Jika kau gagal, aku akan menugaskan kasus ini pada Tim Kasus Unsolved. Mengerti?. Apa kau mau tahu cara bertahan seorang jaksa yang tidak berkompeten?. Taat. Kau hanya bergantung pada belas kasihan kepalamu". 

Ji Hoo berkata, ia tidak akan menurunkan martabatnya untuk bertahan. Sang Deuk mengoreksi perkataan Ji Hoo, "Bukan menurunkan martabat bagi seorang yang tidak berkompeten untuk bertahan. Mengeluarkan seseorang yang tidak berkompeten, itulah artinya menurunkan martabat".
Ji Hoo : maksud anda, saya tidak berkompeten?. Sang Deuk tak menjawab, keluar dari ruangan Ji Hoo.

Telepon kantor berdering, Cha Don yang menjawab. Stasiun televisi SBC meminta waktu untuk wawancara media. Gu Shik bertanya, "Apa itu dari stasiun TV?. Ah orang-orang itu benar-benar gigih. Tutup saja teleponnya. Apa mereka tidak bisa melihat tempat ini sudah seperti pemakaman?. Cha Don seolah tak mendengar perkataan Gu Shik, ia memandang Ji Hoo dengan tatapan iba. Sudah pasti Ji Hoo teluka dengan perkataan Sang Deuk barusan.

Keesokan harinya. Stasiun televisi SBC. Cha Don setuju untuk melakukan wawancara. Pastinya tanpa persetujuan Ji Hoo. Ia berada di ruang rias, meminta pada juru rias untuk memudarkan lingkaran hitam di bawah matanya. Salah satu Crew memberitahu waktu tersisa 10 menit, meminta Cha Don untuk bersiap. Cha Don terlihat senang dan gugup sekaligus. 

Acara Live di mulai, Kamera merekam, tapi Cha Don masih sibuk minum. Ia baru sadar saat wartawan Go mulai membuka acara, "Hari ini, kami mengundang Jaksa Lee Cha Don dari DPO Pusat Seoul untuk membahas soal kasus pembunuhan berantai yang terjadi akhir-akhir ini". Cha Don terlihat gugup, ia memasang wajah sebaik mungkin, dengan terbata-bata memperkanalkan diri sebagai jaksa DPO Pusat Seoul.

Ji Hoo bersama Gu Shik dan anggota tim yang lain makan siang di restoran. Gu Shik mencium bau alkohol, ia menebak Ji Hoo minum  banyak tadi malam. Gu Shik lalu bertanya, apa Lee Cha Don tidak bekerja. Detektif Kang menunjuk ke televisi yang kebetulan ada di restoran, "lihat, itu Lee Cha Don". Mereka berempat melihat ke televisi. "kenapa dia disana, tanya Gu Shik.

Terdengar Wartawan Go memuji Cha Don yang sangat tinggi dan tampan, sehingga membuat suasana studio menjadi lebih cerah. Ia bertanya tentang kasus yang terjadi akhir-akhir ini, "Siapa yang mungkin melakukan ini, .dan kenapa mereka melakukannya?". Cha Don menjawab jika ia mengetahuinya, ia tak akan berada disini, "aku akan menangkap mereka". "itu hanya lelucon", ucap Cha Don, tertawa lebar. 

"Selera humormu cukup tinggi", ucap wartawan Go. Ia lalu menungkit tentang kasus pembunuhan berantai yang telah terjadi sebanyak 5 kali. Cha Don membenarkan, 4 korban adalah wanita dan korban terbaru pria berumuran 50 tahun.

Ji Hoo naik pitam mendengar pernyataan Cha Don. Gu Shik meminta Ji Hoo untuk tenang. "Stasiun TV. Kita ke sana, sekarang!!!", ucap Ji Hoo dengan penuh emosi. Gu Shik mengeluh, "Ah astaga, dia selalu menyebabkan masalah saat tidak kelihatan".Gu Shik mengikuti Ji Hoo pergi ke stasiun TV.

Mobil Jeong Hae Ryong berhenti di lampu merah. Ia melihat wawancara Cha Don dari televisi besar yang terpasang di sebuah gedung. Hae Ryong Membaca tulisan yang di tertera dilayar televisi, "Lee Cha Don, Jaksa yang menangani Kasus Pembunuhan Anyang Chunbyun". Hae Ryong bicara pada Kwang Soo, "Anyang Chunbyun,...bukankah Park Gwang Tae".

Kwang Soo membesarkan volume, mendengarkan wawancara Cha Don melalui saluran radio. "Apa kita bisa menemukan buktinya?", tanya wartawan Go. Cha Don berkata di tubuh korban di temukan sedikit bukti. Hae Ryong mulai panik, "Apa maksudnya itu?. Mereka menemukan bukti dari mayat Park Gwang Tae?". Kwang Soo tak menjawab, ia fokus mendengarkan ucapan Cha Don.

Di tempat lain, wanita dengan wajah terbalut perban berjalan diatas treadmill. Dia adalah Jae In yang telah menjadi langsing. Jae In juga tengah mendengarkan siaran langsung itu, dan melihat wajah Cha Don, "omo,  penipu itu jaksa", seru Jae In dengan wajah terkejut. Ia tak memperhatikan langkahnya, hingga terjatuh dari treadmill.

Wartawan Go bertanya apa bukti yang Cha Don miliki. Cha Don tak bisa mengatakannya, karena penyelidikannya masih berjalan. Wartawan Go berharap pembunuhnya bisa segera ditangkap, ia lalu mempersilahkan Cha Don untuk memberikan kata-kata penutup.
Cha Don ke wartawan Go : Dalam kesempatan ini jika pembunuhnya juga mungkin menonton TV, apa tidak apa-apa aku mengatakan sesuatu pada pembunuhnya?
"tentu saja", jawab wartawan Go. 

Cha Don menatap kamera, dengan wajah serius, "Tidak ada kejahatan yang sempurna. Meskipun kau menghapus sidik jari atau kau membuat alibi, itu adalah kesalahan alami yang dibuat manusia. Satu kesalahan yang kau buat aku tidak perlu mengatakannya, karena aku tahu yang terbaik. Jangan bermimpi bisa bebas. Karena aku akan muncul didepanmu
dengan bukti yang sempurna. Akan kupastikan kau menebus dosamu dengan benar".

Wajah Kwang Soo terlihat sangat marah, mendengar ucapan Cha Don barusan. Lampu hijau menyala, Kwang Soo menjalankan mobilnya.

Hae Ryong bertanya pada Kwang Soo, kesalahan apa yang telah dia buat. Kwang Soo tak menjawab, ia ingat pulpen Park Kwang Tae yang diambil Jae In.
"Apa kau tidak mendengar ucapanku?. Kesalahan apa yang kau buat?', tanya Hae Ryong ulang. Kwang Soo menjawab tidak ada.
"tidak ada?. Lalu apa bocah sialan itu berbohong didepan seluruh penonton?", ucap Hae Ryong tidak yakin.

Cha Don berada di ruang rias, membersihkan sisa riasan wajahnya. Ji Hoo masuk dengan wajah marah, "Apa yang kau lakukan sekarang?". Cha Don bilang ia menyiapkan jebakan untuk menangkap pelakunya. 
Ji Hoo bicara dengan nada tinggi, "Dengar, Jaksa Lee!.
Cha Don menyambung perkataan Ji Hoo "Menunggu dibawah pohon dengan mulut terbuka tidak akan membuatmu mendapatkan buahnya. Kau harus menggoyangkan pohonnya atau memanjat pohonnya dan mengambilnya sendiri".

Ji Hoo berteriak, "Lee Cha Don". Cha Don berdiri, "aku tahu Kalau aku akan mendapatkan
nilai F jika aku melakukan ini. Tapi pegawai magang juga jaksa. Aku tidak menjadi jaksa untuk mendapat nilai bagus, tapi untuk menangkap penjahatnya".

Ji Hoo menampar Cha Don dengan keras, "keluar dari timku saat ini. segera". Lalu berbalik pergi, langkahnya terhenti mendengar ucapan Cha Don, "Setidaknya, penjahatnya tidak akan mampu melakukan kejahatannya lagi. Siapa yang tahu, penjahatnya mungkin muncul
dihadapanku".
 
Ji Hoo tetap pergi setelah mendengar perkataan Cha Don. Cha Don mengelus pipinya yang terasa sakit. 

Penggalangan dana Chung Rok Literary Society. Pal Do dan Ny. Bok menyambut para tamu yang datang. Mantan walikota Jeong Hae Ryong datang bersama Bi Ryung, Jung Shik dan Kwang Soo. Ny. Bok tidak suka dengan kehadiran Bi Ryung, "Kenapa Jeong Hae Ryong membawa serigala itu?".

Ny. Bok menyambut Hae Ryong dengan ramah. Bi Ryung menyapa Ny. Bok, memujinya terlihat cantik malam ini. Ny. Bok tak memperdulikan Bi Ryung, bahkan memandangnya pun tidak. Ny. Bok meminta Hae Ryong untuk membacakan puisi diakhir acara. Hae Ryong bilang Bi Ryung yang akan membacakannya. Ny. Bok tampak tidak setuju, "Apa maksudnya?. Dia bukan anggota".

Bi Ryung berkata ia tidak tidur semalam, untuk membuat puisi, lagi pula dari amerika ia memiliki ijazah. Ny. Bok dan Hae Ryong bicara serempak, "bukan ijazah, tapi kau harus memulai debutmu".
"Bagaimanapun juga, aku sangat sibuk untuk menulis puisi. Tolong ijinkan dia yang membacakan, Presiden Bok, pinta Hae Ryong.
Ny. Bok tak menjawab, ia pergi menyapa wartawan Go yang baru datang.

Jaksa Kwon dan Se Kwang dalam perjalanan. Jaksa Kwon berkata sekilas acara yang akan mereka hadiri terlihat seperti seperti acara perkumpulan sastra biasa, tapi orang yang diundang dalam acara itu sama sekali tidak biasa. Tokoh terkemuka dari berbagai daerah berkumpul di sana. perkumpulan orang-orang kelas atas. Sebuah grup penekan dengan topeng klub sosial. Jika mereka bisa masuk ke lobi, mereka bisa mendapatkan tagihan apapun untuk melewati Majelis Nasional.

"Anda tidak berniat berlutut didepan Jeong Hae Ryong kan, sunbaenim?", tanya Kwon Hyuk kemudian. Dari kaca spion Se Kwang melihat detektif Park yang mengikuti mobil mereka., "jika ini taktik untuk mengelabui musuh, berlutut bisa menjadi pilihan".

Ponsel detektif Park berdering, dari Jaksa Jo Sang Deuk, "Saksi yang didapat Ji Se Gwang, apa kau sudah tahu siapa dia?, tanyanya. Detekfit Park menjawab ia sedang menguping pembicaraan mereka. Ia memasang penyadap suara di mobil Se Kwang. Setelah mengetahui siapa orangnya, ia akan segera menghubungi Jaksa Jo Sang Deuk.

Acara penggalangan dana dimulai. Ny. Bok membacakan puisi diiringi musik tradisional. Bi Ryung terlihat mengantuk mendengarnya. Di meja belakang, Kwang Soo duduk sendiri. Ia keluar saat menerima panggilan telepon. .

Kwang Soo marah saat mendengar laporan orang suruhannya yang tidak berhasil menemukan Gong Jae In. Ia meminta orang suruhannya itu untuk menemukan Jae In bagaimanapun caranya. Ia lalu teringat saat Jae In membuat keributan di restoran, dan juga teringat perkataan Cha Don di televisi yang akan menangkap pembunuh Park Kwang Tae. Kwang Soo memerintahkan orang suruhannya untuk mencari jaksa Lee Cha Don.

Penjara rumah sakit jiwa. Sipir wanita memberikan makanan pada Park Gi Soon melalui celah pintu. Park Gi Soon bertanya bukankah hari ini pertimbangan pembebasan bersyarat untuknya. Sipir wanita bilang pembebasan bersyarat Gi Soon ditunda bulan depan. Gi Soon terlihat sangat kecewa. Sipir wanita meminta Gi Soon untuk tidak bertingkah gila seperti kemarin, bagaimanapun dia tak bisa pergi dari tempat ini jika bertingkah seperti itu.

Park Gi Soon memohon dengan wajah iba, "Tunggu, pengawas. Tolong, bantu aku. Aku harus keluar dari sini. Aku harus menemukan Kang Seok. Tolong, kepala penjara. Tolong bantu aku. Kang Seok. Aku harus menemukannya. Kang Seok. Kumohon". 

Kwang Soo memakai baju hitam dengan masker menutupi wajahnya. Ia mengikuti Cha Don yang keluar dari kedai minuman dalam keadaan setengah mabuk. Jalannya tak tegap, serta limbung kekanan dan kekiri. Cha Don tampak tak peduli, tapi sebenarnya ia mengetahui sedang diikuti seseorang.

Cha Don masuk ke gang kecil, Kwang Soo segera berlari menyusul Cha Don masuk ke gang kecil. Saat di tikungan, Kwang Soo terkejut melihat Cha Don yang berdiri menantinya.
Cha Don : Kau pembunuhnya, kan?. Kau pasti menonton TV. Mencariku setelah tahu kalau aku ini jaksa. 
"kau pasti salah orang", jawab Kwang Soo, berjalan menghindari Cha Don. 

Cha Don menghalangi jalan Kwang Soo, "Lepaskan topengmu. Aku ingin melihat wajahmu",
Kwang Soo maju selangkah, Cha Don menahan bahu Kwang Soo, "Kau tertangkap basah. Kau pembunuhnya".  Mata mereka bertemu dengan tatapan permusuhan. 


END


7 comments:

  1. wah endingnya bwt aq penasaran,pngen lihat jae in dg tbuh barunya..
    makasih bwt snpsisnya mb n ttp smgt,,
    d tggu eps 6 nya mb..

    ReplyDelete
  2. ntar kalo dah ada dvdnya mau beli ahh...sekalian ma the virus..hehe...soalnya rame deh...ditunggu lanjutannya yah mb....kamsa

    san

    ReplyDelete
  3. sekarang sudah sampai episode 16,, semakin seru untuk episode selanjutnya,, untuk kasus2 awal episode aq gak tertarik,, tp semakin memasuki episode akhir mulai mengungkap tentang lee kang soek,, jadi seru,,, :)

    lanjutkan mb,,,!!! :)

    ReplyDelete
  4. ditunggu episode selanjutnya mbakk...
    seruu bgt , jadi gak sabar buat nunggu dvd'a kelua >,<

    ReplyDelete
  5. Kwon Hyuk, biarpun scene nya dikit tetap mempesonaku hahaha....

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)