Pages - Menu

Wednesday, March 20, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 5 Part 1


Lee Cha Don dan Gu Shik menunggu Jae In di restoran. Jae In datang dengan wajah marah Ia mengambil kue tart berlari ke arah Cha Don. Cha Don berteriak panik. Jae In berteriak marah melemparkan kue tart ke wajah Cha Don.

Tak hanya itu saja, Jae In duduk diatas tubuh Cha Don, mencekik lehernya, "Penipu! Kau bahkan mempermainkan aku dengan cara seperti itu!. Lelaki brengsek, memperlakukan
wanita seperti itu....Tidak akan pernah kumaafkan!. Tolong laporkan dia pada polisi! Dia ini seorang penganiaya selain menjadi seorang penipu".

Cha Don berteriak meminta tolong, "selamatkan aku..selamatkan aku". Mereka menjadi tontonan para tamu yang ada di restoran. Gu Shik shock melihat Cha Don di perlakukan seperti itu oleh Jae In,. Perlahan-lahan ia menyingkir meninggalkan restoran.

Disebelah meja Lee Cha Don duduk sebelumnya. Lee Kwang Soo duduk tenang membaca koran, sesekali ia menoleh melihat keributan yang disebabkan Jae In.
(mencurigakan, kenapa Lee Kwang Soo ada direstoran, pakai baju hitam-hitam).

Se Kwang menelpon Gu Shik, bertanya di mana Cha Don, ia meminta Gu Shik membawa Cha Don menemuinya sekarang, Gu Shik bilang sekarang ini sulit baginya untuk membawa Cha Don bertemu dengan Se Kwang karena beberapa kondisi. Se Kwang bertanya dimana Gu Shik berada, ia akan pergi menemui mereka.

Kantor Polisi. Jae In mengadukan Cha Don melalukan penganiayaan. Cha Don tidak terima, seharusnya dia yang mengadukan tuduhan itu.
"Aku. Pada wanita ini?", tanya Cha Don dengan nada tinggi pada detektif. Detekfit menyuruh Cha Don untuk diam. Mempersilahkan Jae In untuk menceritakan kejadian.
Jae In berkata sambil menangis "dia menyeretku ke gang kecil dan menciumku dengan brutal. Menyentuhku dengan tidak pantas".

Bola mata detektif melotot melihat Cha Don setelah mendengar perkataan Jae In.
Mulut  Cha Don terbuka lebar, "apa maksudmu brutal?, tanyanya pada Jae In.
Cha Don ke detekfit, "Itu tidak benar. Apa mungkin orang sepertiku mampu menyeretnya, meskipun aku mencobanya?. Orang yang dicium itu aku. Bahkan jika itu penganiayaan, akulah orang yang teraniaya!". 

Detektif memukul kepala Cha Don dengan buku, "Diamlah". Cha Don terkejut kepalanya di pukul,"apa kau baru saja memukulku?, kau tahu siapa aku?".
"siapa?", tanya detektif.
Cha Don berbisik di telinga detekfit, "Aku ini adalah jaksa magang di agen Khusus 2 wilayah Seoul".
Detektif tak percaya, kembali memukul kepala Cha Don berulang-ulang, "bocah tengik ini. Kau benar-benar buruk". 
Cha Don berteriak, "ah ini membuatku benar-benar gila". Lalu menatap marah Jae In.

Detektif meminta Jae In untuk menandatangani surat pernyataan, setelah itu ia boleh  pulang. Jae In bilang pada detektif untuk memastikan Cha Don membusuk di dalam penjara. Detekfit bilang Jae In tak perlu mencemaskan hal itu. Jae In lalu mengeluarkan pulpen tinta dari dalam tasnya, (pulpen tinta itu sama dengan pulpen milik presdir Park Kwang Tae). Tapi ujungnya rusak, sehingga tak bisa digunakan. Ia mengambil pulpen lain yang ada diatas meja.

Di luar kantor polisi, Lee Kwang Soo duduk menunggu didalam mobil. Ia mengoleskan obat pada lengannya yang luka akibat tusukan pulpen Park Kwang Tae, itu berati Kwang Soo yang telah membunuh presdir Park Kwang Tae. 

Flashback saat Kwang Soo mencekik leher Kwang Tae lalu membawanya ke tangga emergency. Di tangga darurat Kwang Soo melihat lengan kirinya yang terluka karena tusukan pulpen tinta Kwang Tae. Dan ingat Kwang Tae menjatukan pulpennya di depan pintu darurat. 


Kwang Soo hendak mengambil pulpen di depan pintu darurat. Ia bersembunyi di balik pintu saat melihat Jae In berjalan di koridor. Jae In melihat pulpen tergeletak dijalan, lalu memungutnya. Jae In juga melihat senter dan kertas bertuliskan "pengkhianat". Dari arah belakang, Kwang Soo berjalan pelan mendekati Jae In, sambil mengulur kawat besi yang ia gunakan untuk membunuh Kwang Tae.

Ponsel Jae In berdering. Kwang Soo berjalan mundur, kembali bersembunyi di balik pintu darurat. Jae In berbicara dengan suara lemah lembut dengan Cha Don melalui telepon. (Kejadian ini terjadi sebelum Jae In dan Cha Don ribut di restoran).

Kembali ke waktu sekarang. Kwang Soo membalut luka di lengannya, ia melihat Jae In keluar dari kantor polisi. Kwang Soo membuka pintu mobil, tapi tak jadi saat melihat Se Kwang dan Gu Shik tiba di depan kantor polisi.

Se Kwang melihat Jae In berjalan lemas, ia bertanya pada Gu Shik apa kah gadis itu yang bernama Gong Jae In. Gu Shik mengangguk, ia tak tahu jika Park Kwang Tae tiba-tiba menghilang. Ia juga meminta Se Kwang percaya perkatannya. Se Kwang terus memperhatikan Jae In, ia meminta Gu Shik untuk yang mengurus Cha Don dan membawa menemuinya besok pagi. 

Ponsel Kwang Soo berdering, dari Jeong Hae Ryong. Ia bertanya di mana Kwang Soo sekarang. Kwang Soo menjawab ia sedang berada diluar. Hae Ryong meminta padanya untuk bertemu di Villa. Kwang Soo menurut, tapi ia sedikit marah karena rencananya untuk mengikuti Jae In gagal. 

Jae In berjalan sambil menangis, berkali-kali ia menyeka air matanya yang menetes di pipi. "Aneh sekali. Kenapa aku terus menangis?". Se Kwang diam-diam membututi Jae In dibelakang. Jae In menoleh kebelakang. Se Kwang cepat-cepat bersembunyi di balik tiang listrik.

Jae In : Lee Cha Don sialan!. Aku tidak akan menangis karenamu. Kau tipe orang yang sangat kubenci. Aku membenci penampilanmu, juga caramu berbicara, dan bahkan namaku. Lee Cha Don, nama apa itu?. Tidak ada yang menarik dari ujung kepala hingga ujung kakimu". 

Se Kwang mengintip, melihat Jae In terduduk sambil menangis, "ibu...huhuhuhu...".

Jae In lalu pergi ke kedai minuman menyalurkan kesedihannya. Se Kwang duduk tak jauh darinya. Jae In yang setengah mabuk mulai mengoceh bercerita pada bibi pemilik kedai, "Aku tetap bilang "tidak", tapi dia bilang dia akan bunuh diri jika aku tidak mau menikah. Sejak TK aku hidup dengan cobaan pria yang menempel padaku. Astaga, aku sudah muak dan lelah pada pria yang melakukan hal itu".

Se Kwang tersenyum mendengar perkataan Jae In. Jae In meminta tambahan satu piring makanan lagi. Bibi pemilik kedai bilang ia sudah menghidangkan semua makanan yang ia miliki pada Jae In. Se Kwang berdiri di depan meja Jae In memberikan sepiring makanan yang belum ia sentuh, sebagai gantinya Se Kwang ingin berbicara 10 menit dengannya.

Jae In mengira Se Kwang berniat merayu. Se Kwang lalu mengeluarkan kartu identitas, memperkenalkan diri sebagai jaksa, "Aku akan langsung menjelaskan inti masalahnya.
Presiden Park Gwang Tae menghilang. Ada kemungkinan Hwanghae Bank akan ditutup. Jika kau membantu kami, maka kami akan membantumu. Pekerjaan baru atau yang lainnya, terserah".

Jae In berkata sejujurnya ada seseorang yang ingin ia jebloskan ke dalam penjara. Tapi hal itu akan sangat memalukan jika tersebar keluar. Jae In lebih tertarik pada makanan yang ada di depannya. Sebelum pergi Se Kwang memberikan kartu nama, menunggu jika Jae In akan menghubunginya. 

Jeong Hae Ryong melihat laporan berita ditelevisi tentang kasus pembunuhan,
"Mayat ditemukan di dalam mobil. Kejamnya metode pembunuhan dan kurangnya bukti sangat mirip dengan pembunuhan berantai sebelumnya, yang ditangani jaksa. Pembunuhan berantai kali ini sudah membuat seluruh negeri ketakutan, tepat saat masalah ini akan diselesaikan, masyarakat menunggu kasusnya segera berakhir". 

Hae Ryong berkata pada Kwang Soo, "Sudah kubilang agar meyakinkan
Park Kwang Tae untuk tidak bersaksi. Aku tidak menyuruhmu untuk membunuhnya seperti itu". Kwang Soo menjawab Park Kwang Tae bukan tipe orang yang tidak mudah dibujuk dengan perkataan.

Hae Ryong bertanya siapa jaksa yang menangani kasus ini. Kwang Soo bilang jaksa yang menangani kasus ini, adalah Seorang jaksa tahun kedua yang masih bau seperti bayi. Hae Ryong berkata bayi buaya tetap saja masih buaya yang bisa menggigit, mereka tak boleh menganggap remeh masalah ini. Kwang Soo bilang dia adalah seorang jaksa wanita.

Hae Ryong tampak berpikir, ia meminta Kwang Soo untuk menambahkan kayu ke tungku pemanas ruangan, entah kenapa ia merasa kedingingan.


Jeon Ji Hoo melihat Se Kwang mengusir Cha Don keluar dari ruangannya. Kwon Hyuk mendorong Cha Don dan membuang semua barang-barangnya.

Cha Don mendekati Se Kwang, memasang wajah memelas "Aku akan mengakui kesalahanku. Tapi aku tidak punya niatan lain. Jika anda bisa mengawasiku
sedikit lebih lama, sebagai jaksa aku tidak akan pernah mengecewakan".

Se Kwang menatap Cha Don tajam, "kau tak akan pernah menjadi jaksa. Aku pastikan hal itu tak akan pernah terjadi". 
"apa maksud perkataan anda?", ucap Cha Don. 
Se Kwang : Kelelawar sepertimu yang menjual penyelidikan intelijen untuk keberhasilanmu sendiri. Aku tidak akan pernah mengijinkanmu untuk melakukannya. 
Cha Don : Maksud anda, aku menjual informasi?. Menurut anda aku ini mata-mata?. 

Gu Shik juga terkejut dengan ucapan Se Kwang, "kenapa anda jahat sekali".
Se Kwang ke Cha Don : Pastikan kau menyampaikan pesan ini pada orang yang mempekerjakanmu di sini (jaksa Jo Sang Deuk). Mempekerjakan seorang mata-mata yang mengganggu penyelidikan bukanlah sesuatu hal yang bisa kubiarkan.

Cha Don menarik lengan Se Kwang, wajahnya kini berubah serius : Tolong dengarkan perkataanku baik-baik. Aku akan mendengarkan semua kritik ini. Aku akan menerima nilai "F". Tapi aku tidak akan pernah bisa terima di cap sebagai pengkhianat.

Se Kwang menarik lengannya, tersenyum sinis, "Semua yang terjadi sampai sekarang
akan menjadi nilai pelatihanmu. Kuharap kau bisa menyelesaikan latihan praktekmu. Se Kwang menarik lengannya, masuk kedalam. Kwon Hyuk menyusul, menutup pintu dengan keras. 

Cha Don terdiam mendengar ucapan Se Kwang, wajahnya terlihat sangat marah. Gu Shik berontak, ia menggedor-gedor pintu memanggil Se Kwang.
(Se Kwang menganggap Cha Don sebagai mata-mata yang dikirim jaksa Jo Sang Deuk untuk menghalangi penyelidikan kasus suap Jeong Hae Ryong). 

Jo Sang Deuk masuk keruang meeting, disana telah berkumpul para jaksa, termaksud Se Kwang dan juga Ji Hoo. Sang Deuk bertanya tentang laporan pendek yang Ji Hoo berikan padanya. Ji Hoo meminta maaf, hal itu dikarenakan penyelidikannya belum selesai, ia bersama timnya belum menemukan identitas dari korban. Otopsi juga baru akan dilakukan siang ini. Sang Deuk bertanya, "apa dengan otopsi bisa mengungkap identitasnya?". Ji Hoo menjawab itu bukanlah hal mudah.

Sang Deuk tampak tak puas dengan jawaban Ji Hoo, ia beralih bertanya pada Se Kwang, "Bagaimana dengan timmu?. Apa kau menemukan saksi?". Se Kwang menjawab ia akan memastikan menemukan Park Kwang Tae dalam waktu 2 bulan dan menempatkannya sebagai saksi.

Sang Deuk : tim kalian sama saja. Disatu sisi kehilangan saksi. Disisi lain tidak mampu mencari tahu indentitas korban. Kalian menerima gaji oleh pajak rakyat, bukankah seharusnya kalian malu?". Sang Deuk pergi meninggalkan ruang meeting.

Ponsel Sang Deuk berdering, ia menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum menjawabnya. Sang Deuk berbicara dengan Jeong Hae Ryong, ia meminta Hae Ryong untuk tidak khawatir karena Se Kwang tidak akan pernah tahu bahwa korban pembunuhan dalam kasus Jeon Ji Hoo itu Park Kwang Tae.

"Kepala", panggil Ji Hoo tiba-tiba. Sang Deuk mengakhiri pembicaraannya dengan Hae Ryong. Sang Deuk berbalik menghadap Ji Hoo, "ada apa?. Ada yang ingin kau katakan padaku?". Ji Hoo bilang ia kekurangan pegawai, meminta Sang Deuk untuk menambahkan orang dalam timnya, baik itu penyelidik atau jaksa.
"jadi penyelidikanmu tidak berjalan baik bukan karena jaksa yang bertugas tidak kompeten
tapi karena timmu terlalu kecil?", tanya Sang Deuk. 

Ji Hoo menjawab banyak kasus yang ia tangani, Kurangnya pegawai akan memperlama waktu penyelidikan.
Sang Deuk mendorong kepala Ji Hoo dengan telunjuknya, "Jika waktu yang kau punya sedikit, kau harus bisa menyelesaikannya tepat waktu meskipun dengan menggunakan sihir. Itulah jaksa Korea. Mengapa kau mengoceh disini?.
Ji Hoo meminta maaf. Sang Deuk menyuruh Ji Hoo kembali ke ruangannya, anggota barunya telah menanti di sana. Jika Ji Hoo belum juga menyelesaikan kasus ini, maka ia harus siap mendapatkan tindakan disiplin ganda.
Ji Hoo tersenyum, "terima kasih kepala. Tapi siapa anggota barunya?".

Gu Shik menyuruh Cha Don untuk membaca berkas-berkas dengan lebih serius, "jika kita di tendang dari sini, maka tak ada lagi tempat yang bisa kita tuju". 
"aku ingat semuanya", jawab Cha Don dengan malas.
"apa otakmu itu kamera. Kenapa kau bisa mengingat semuanya hanya dengan melihatnya saja", ucap Gu Shik kemudian. 


Cha Don tak mengubris perkataan Gu Shik, "ngomong-ngomong, orang seperti apa jaksa Jeon Ji Hoo itu?. Kudengar jaksa ini masih muda".
Pintu terbuka, Ji Hoo masuk ke dalam. Semua berdiri kecuali Cha Don. Ji Hoo menatap kesal melihat Cha Don yang asyik menggigit kuku.
Gu Shik ke Cha Don, "ini Jaksa Jeon Ji Hoo".
Cha Don langsung berdiri, "Halo. Wisudawan ke-38...
Ji Hoo melempar buku ke meja, melihat Gu Shik dan Cha Don "Astaga, apa ini lelucon!.  Kubilang pegawai tambahan dan dia menjatuhkan bom padaku". 

"Kau tidak bilang kalau aku ini bom, kan?', tanya Cha Don dengan mimik polosnya. 
Ji Hoo bertanya apa Cha Don bisa menyetir. Cha Don mengangguk. Ji Hoo melemparkan kunci mobil, "Ambil dokumen kasusnya dan ikuti aku". Ji Hoo meminta pada Gu Shik untuk mengurutkan dokumennya. Ji Hoo keluar lebih dulu. 

Cha Don tersenyum pada Gu Shik, "kenapa kau tak katakan kalau dia sangat cantik. Aku sangat terpesona"...
Gu Shik : Tunggu sebentar lagi dan si cantik akan berubah menjadi penyihir.
Cha Don : kenapa?. Apa sifatnya mengerikan
Gu Shik : Dia benar-benar menakutkan.

Cha Don menyetir, sambil sesekali melirik Ji Hoo yang terlihat serius membaca dokumen kasus. Cha Don mengagumi bentuk tubuh Ji Hoo. 
Ji Hoo tahu di perhatikan Cha Don, ia berbicara tanpa mengalihakan pandangannya,, "Jaksa Lee Cha Don, apa matamu juling. Jika kau tidak juling maka menyetirlah dengan benar. Jangan melihat ke samping seperti ikan halibut.".

Cha Don tertawa, "Kau pasti sangat terkenal saat kuliah. Karena kau pandai bercanda". 
Ji Hoo bertanya apa Cha Don sudah selesai mempelajari kasusnya. "ya, kira-kira dengan melihatnya aku tahu, jawab Cha Don. Wajah Ji Hoo terlihat kesal, "hentikan mobilnya".

Ji Hoo menyuruh Cha Don keluar dari mobil. "Ada apa?". Ini bukan tempat berhenti
kamar mandi darurat?", ucap Cha Don binggung. 
Ji Hoo : Apa menjadi jaksa itu adalah lelucon?. Apa maksudmu, "kira-kira"?. Apa kata itu pantas keluar dari mulut seorang jaksa?.
Cha Don : bukan begitu maksduku.
Ji Hoo :  Aku bisa memaafkan "jawaban tidak", tapi tidak soal tidak bertanggung jawab.
Kau tidak dibutuhkan dalam tim kami. Cepat pergilah.

Ji Hoo masuk ke dalam mobil, Cha Don menarik lengan Ji Hoo, "Catatan kasus itu... aku bilang "kira-kira"karena itulah caraku untuk mengetahuinya. Apa ada masalah?". 
Ji Hoo menepis tangan Cha Don, membalikkan badan.

Cha Don bicara dengan nada cepat,  "Kasus pembunuhan Shin Yoon Mi dari Anyangchun. Kasus pemerkosaan berantai dari Sanggye-dong. Kasus perjudiaan mahal dari Macau. Oh, ada satu lagi. Kasus pembebasan bersyarat Park Gi Soon karena penipuan asuransi". 

Cha Don melihat lingkaran hitam dibawah mata Ji Hoo pertanda ia stress karena kerja lembur. Cha Don bilang anggap saja Ji Hoo beruntung kerja sama dengannya, yang memiliki potensi luar biasa. Ji Hoo meminta Cha Don untuk mematuhi perintahnya tanpa syarat apapun.

Cha Don setuju,"Ya, ya. Aku akan melakukan semua yang kau minta padaku. Tolong jangan katakan "keluar", itu saja. Kurasa aku akan mati karena jantungku berdetak terlalu kencang".

Cha Don lalu mendorong Ji Hoo menjauh, sementara dia sendiri masuk kedalam mobil. Ji Hoo menghembuskan napas kesal melihat kelakuan Cha Don. 

Tim forensik mulai melakukan pembedahan. Ji Hoo serius memperhatikan, sementara Cha Don menutup muluntya, merasa mual. Ji Hoo menoleh ke Cha Don. Cha Don berlagak baik-baik saja.

Usai otopsi, dokter berbicara dengan Ji Hoo memberikan keterangan penyebab kematian.
Mayatnya pria sekitar 50 tahunan. Golongan darah AB. Penyebab langsung kematian adalah kehabisan napas karena dicekik. Bahan kimia yang merusak mayat ini menggunakan asam asetat glasial. Ji Hoo sudah menduga kasus pembunuhan kali ini sama dengan kasus pembunuhan di Sungnam bulan lalu. Dokter bilang caranya mirip. Tapi anehnya pada kasus sebelumnya wanita targetnya, tapi kali ini pria 50 tahunan yang dibunuh.

Cha Don melihat foto hasil otopsi, ia kembali merasa mual melihat organ dalam korban yang tampak mengerikan. Cha Don memegang toples, dan bertanya apa isinya. Dokter bilang itu berupa makanan yang belum sepenuhnya dicerna, mereka mengeluarkannya dari tubuh mayat. Cha Don mulai merasa mual lagi.
Ji Hoo mendekat, "Sepertinya makanan China". Dokter membenarkan, "Jajangmyun (mie dengan saus kacang hitam) dan pangsit goreng". 

"Apa tidak apa-apa jika aku memeriksanya?", tanya Ji Hoo. "ah tentu", jawab dokter. Ji Hoo membuka tutup toples, menumpahkan isinya ke mangkuk. Dokter menutup hidung menahan bau. Ji Hoo sama sekali tak terganggu dengan bau busuk, ia tampak serius memeriksa. Cha Don tak sanggup lagi berdiri, ia seger berlari ke kamar kecil.

Ji Hoo keluar dari toilet, tampaknya ia juga merasa mual. Ia kembali bersikap kuat melihat Cha Don yang duduk lemas bersandar pada dinding. Cha Don bertanya, "apa jantungmu selalu kuat. Atau saat seseorang menjadi jaksa, apa setiap orang menjadi sekuat itu?". 
Ji Hoo : Tidak bertanggung jawab, kasar, punya perut yang lemah, dan tidak bertekad kuat!
Sebenarnya apa yang kau kuasai?. 

Cha Don bilang, hanya karena Ji Hoo tidak merasa mual bukan pertanda ia seorang jaksa yang baik, "Kau harus pintar menangkap pelakunya".
Cha Don juga bilang ia telah mempunyai firasat tentang kasus ini, "Apa aku harus memberitahu kesimpulanku?. Kau akan kagum jika kau mendengarnya. Kau pasti akan berpikir "Wow! Bagaimana bisa dia memberikan kesimpulan yang luar biasa dengan
petunjuk yang sangat sedikit?. Tapi itu bukan berarti aku ini jenius atau yang lainnya, jadi tidak usah khawatir".

Ji Hoo terlihat tak percaya dengan ucapan Cha Don, karena Cha Don terlihat sama sekali tak serius dengan ucapannya. Ji Hoo bertanya apa Cha Don tidak lapar, ada restoran china di depan sana, bagaimana jika mereka makan mie dengan saus kacang hitam dan pangsit goreng. Cha Don kembali merasa mual mendengar mie dengan saus kacang hitam. Buru-buru ia pergi ke toilet dengan langkah terbirit-birit. Ji Hoo berjalan sambil tersenyum, ia berhasil mengerjai Cha Don. 

Ji Hoo mulai membagi tugas dalam timnya. Gu Shik bertugas menganalisa rekaman CCTV yang terpasang 50 km dari tempat mayat ditemukan. Petugas Kang mengirimkan informasi
korban ke setiap kantor polisi, dan buat daftar orang hilang. Cha Don bertanya apa tugas untuknya. Ji Hoo terlihat enggan memberi Cha Don tugas, tapi akhirnya ia meminta Cha untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai. 

Cha Don merasa ini bukanlah kasus pembunuhan berantai. Ji Hoo mulai kesal, bahkan tim forensik setuju dengan pendapatnya, jadi apanya yang salah, "Sepertinya belum cukup kau
menghancurkan penyelidikan jaksa Ji Se Gwang sekarang kau juga akan mengacaukan penyelidikanku?". 

Cha Don bilang itu hanya kesalahpahaman, terakhir kali ia membuat kesalahan kecil. Ji Hoo berbicara dengan nada tinggi, sebagai jaksa kesalahan kecil pun tak akan bisa dimaafkan. Jika penjahat yang bebas dari kesalahan melakukan kejahatan lain, jaksa yang melakukan kesalahan itu bisa saja merupakan kaki tangannya!, "apa kau mengerti!".

Wajah mereka mengkerut mendengar suara keras Ji Hoo. Ji Hoo keluar ruangan begitu pula dengan tim lainya, menatap Cha Don dengan pandangan tak suka. Cha Don bertanya kenapa Ji Hoo selalu bersikap keras padanya dalam segala hal, apa ada masalah. Gu Shik bilang masalahnya ada disini, matanya mengarah pada Cha Don. 

Ji Hoo berdiam diri di ruang meeting. Ia ingat kesalahan yang pernah ia lakukan dulu. Seorang ibu menuntut Ji Hoo mengembalikan putrinya yang telah meninggal. Ji Hoo berjanji padanya akan menangkap pelaku pembunuh putrinya, tapi hasil sidang menyatakan itu sebuah kecelakaan. Ibu korban menangis, memukul Ji Hoo. Ia bilang Ji Hoo yang membantu pembunuhan. 

Gu Shik jalan di koridor bersama Cha Don. Ia meminta Cha Don untuk berhenti bertengkar dengan jaksa Ji Hoo. Ji Hoo yang semula ingin keluar, kembali masuk kedalam ruang meeting dan mendengarkan percakapan mereka. 

Cha Don berkata bukan ia yang pertama kali memulai pertengkaran, ia hanya menilai  kasus ini bukan kasus pembunuhan berantai, "apa ciri utama seorang psikopat?. Tujuan mereka bukan untuk membunuh seseorang, tapi itu adalah proses untuk melakukan pembunuhannya. Mereka sangat menikmati penderitaan korban".

Kasus ini berbeda dengan kasus sebelumnya. Pelaku menyiramkan asam asetat glasial setelah membunuh korbannya. Orang yang meninggal tentu tidak akan merasakan kesakitan. Pelaku menyamar menjadi psikopat. Dia pasti memiliki hubungan yang menyakitkan dengan korban. Jika mereka tetap melakukan penyelidikan dengan cara yang sama, maka mereka tak akan pernah bisa menangkap pelakunya bahkan setelah 1000 tahun.

Gu Shik bilang Cha Don seperti sales pintar setiap kali berbicara. 
"Aku bukan sales pintar, tapi aku benar-benar pintar. Jika jaksa mempercayaiku kali ini
dan mendukungku, aku akan menyelesaikan kasus ini dengan cara yang benar!", ucap Cha Don yakin.
Gu Shik bertanya bagaimana jika Cha Don tak berhasil menyelesaikan kasusunya. Cha Don menantang Gu Shik yang kalah akan membelikan makanan dan minuman seumur hidup.
"Apa aku ini gila? Apa aku akan terus melihatmu seumur hidupku?, ucap Gu Shik pergi meninggalkan Cha Don. Cha Don berlari menyusul Gu Shik.

Ji Hoo keluar ruangan, memikirkan perkataan Cha Don barusan.

Kediaman Ny. Bok. Jae In membaca brosur tentang Seminar Mengenai Diet dan Operasi Plastik. Jae In menyembunyikan brosur yang dibacanya saat Ny. Bok. Ny. Bok membawa tas penuh berisi uang. Ia meminta Jae In untuk menabungkan uang itu ke bank. Jae In mengangguk malas.

Jae In kembali melihat brosur begitu Ny. Bok keluar. Ny. Bok kembali masuk ke kamar Jae In. Jae In buru-buru menyembunyikannya lagi.
Ny. Bok : Hei...kudengar kalau bajingan yang bertemu denganmu itu penipu. Sudah kubilang, kan?! Sebelum kau kurus, pria tidak akan pernah melihatmu sebagai wanita.
Jae In : Aku depresi sekarang. Apa ibu akan terus bermain-main denganku? 
"Ibu juga depresi, karena melihatmu. Aigoo.....", . Ny. Bok keluar dari kamar Jae In.

Jae In pergi ke klinik operasi. Dokter bertanya apa Jae In akan mengubah total dirinya. Jae In mengangguk, "Operasi tubuh lengkap, terapi obat, diet, olah raga. Semuanya". Dokter berkata Itu akan menghabiskan banyak biaya. Jae In menunjukkan tas penuh berisi uang yang ia bawa. Mata dokter terbelalak melihatnya.

Jae In bilang ia akan memberikan uangnya sebanyak yang diminta. Sebagai gantinya dokter harus membuatnya menjadi wanita tercantik di dunia. Dokter berkata Jae In datang ke tempat yang tepat. Ia langsung menyimpan uang itu, dan mulai mengukur wajah Jae In. 

Pal Do masuk keruangan Ny. Bok dengan wajah panik, "Berita buruk! Jae In kabur membawa uang. Dia tidak bekerja, dan uangnya tidak ditabungkan". Pal Do memberikan surat yang ditinggalkan Jae In.
Isi surat Jae In, "Jangan mencariku untuk sementara waktu ini. Karena ibu memaksaku melakukan pekerjaan ini dan bekerja sepanjang waktu. Aku akan mengambil uang ini sebagai imbalan".
Ny. Bok meremas surat Jae In, "Dia benar-benar gila!". Pal Do berkata akan meminta anak buahnya untuk mencari Jae In. Ny. Bok merasa hal itu tak perlu, "Hubungi Kepala Yoon di
Kantor Polisi Timur". 

Pal Do bertanya apa Ny. Bok akan melaporkan hal ini pada polisi, yang mereka bicarakan sekarang ini adalah Jae In, putri kandung Ny. Bok.
Ny. Bok berkata ia akan memberikan pelajaran pada Jae In, "dia harus tahu betapa mengerikannya uang itu. Berikan foto Jae In pada Kepala Yoon dan masukkan dia dalam daftar pencarian orang.
"baik nyonya", ucap Pal Do, lalu pergi dengan wajah khawatir.

Ny. Bok berguman sendiri, "Dia pikir dia bisa mengambil uangku?. Apa aku akan membiarkannya karena dia putriku?. Tunggu saja, bocah sialan. Aku akan membuatmu kurus dalam penjara!".

Jae In masuk ke ruangan operasi. Wajahnya telah diukur untuk mendapatkan hasil yang di inginkan. Para tim dokter bersiap melakukan operasi. Wajah Jae In tegang, matanya mulai tertutup karena pengaruh bius, sebelum benar-benar kehilangan kesadaran Jae In menguatkan dirinya, berbicara dalam hati, "Ini hanya sebentar. Tutup mata dan saat
aku membukanya kembali, Aku akan terlahir kembali sebagai gadis tercantik di dunia, Bok Jae In".


Lanjut Ke Sinopsis Incarnation Of Money Episode 5 Part 2


1 comment:

  1. akhirnya eps 5 kluar jg mb,,
    kisahnya smkin seru n membwtku tmbah penasaran, suka bgt ma jalan ceritanya..
    ditggu part 2 nya ea mb ,n makasih bwt snpsisnya ..

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)