Pages - Menu

Wednesday, March 06, 2013

Sinopsis Incarnation Of Money Episode 4 Part 1


Mundur ke beberapa jam sebelum Lee Cha Don bertemu dengan Ji Se Kwang.

Karir wartawan Go mengalami peningkatan, kini dia telah menjadi reporter SBC. Dia berada di depan pengadilan, meliput berita mengenai sidang kasus mantan walikota Jeong Hae Ryong, walikota berpengaruh pada masa jabatannya, yang dicurigai menerima uang suap. Ji Se Kwang, dikenal masyarakat sebagai Jaksa Robin Hood menangani kasus ini sebagai jaksa penuntut umum berperang melawan pengacara Hwang Jung Shik.

Se Kwang berdiri bertanya kepada saksi, "Pada tanggal 4 Agustus dua tahun lalu,
saat terdakwa menjabat sebagai Walikota Seoul, anda memberinya $100.000 US dolar, benar?".
Sebelum menjawab, saksi terlebih dahulu melihat ke arah Jeong Ha Ryong. Saksi menggeleng, ia tidak menyuap terdakwa. Pada hari itu mereka hanya bermain golf.

Se Kwang menatap tajam saksi "Apa kau sadar jika bersumpah palsu di pengadilan punya konsekuensi hukum?". Pengacara Hwang Jung Shik berdiri, mengajukan keberatan. Ucapan Se Kwang barusan sama saja dengan sebuah ancaman.

Hakim mengabulkan keberatan Jung Shik, giliran dia bertanya pada saksi, "kau baru saja bersaksi tidak menyuap tersangka. Ini berbeda dengan penyelidikan jaksa penuntut umum.
Kenapa begitu?. Saksi bilang saat itu ia merasa takut. "Maksudmu, jaksa penuntut umum
melakukan penyelidikan yang memaksa?", tanya Jung Shik.

Se Kwang mengajukan keberatan, "Pengacara Jung Shik menghina jaksa penuntut umum
dengan kebohongan".
Jung Shik memotong perkataan Se Kwang "Jaksa penuntut umum yang menghina saksi dengan menunjukkan bukti palsu!. Pembela meminta vonis tidak bersalah karena kurangnya bukti".


Hakim bertanya pada Se Kwang "Jaksa penuntut umum, apa anda akan menghadirkan bukti baru atau saksi lain?".
Se Kwang : ya, ada bukti yang saat ini sedang diselidiki.
Hakim : Apa anda bisa menghadirkannya pada sidang berikutnya?
Se Kwang : ya.
Usai sidang, Hwang Jung Shik, mendorong kursi roda Jeong Hae Ryong. Mantan walikota Hae Ryong tampak seperti orang sakit mengenakan masker, dengan selang infus menggantung.


Lee Kwang Soo, asisten Jeong Hae Ryong melihat keadaan diluar, tepat di pintu masuk telah berkumpul wartawan dari berbagai media cetak dan eletronik. Jung Shik menyarankan Kwang Soo untuk membawa Hae Ryong keluar lewat pintu darurat, ada ambulance yang sudah menanti. Se Kwang berjalan berlawanan arah, melirik Hae Ryong yang terlihat lemas duduk di kursi roda.

Se Kwang memuji kerja keras Jung Shik "kau tidak menyuap saksi bukan?". Jung Shik tertawa dengan angkuh, sebelumnya ia sudah memperingatkan Se Kwang untuk tidak menangani kasus ini. 
"bukankah kau tahu, aku tidak suka menjadi seorang pengecut", jawab Se Kwang.
"oh, benar....kau robin hood dikalangan jaksa. Kupikir kau akan menjadi pengacara jahat  pengejar uang. Tapi akhirnya kau menjadi jaksa, bukan sembarang jaksa tapi jaksa yang dipercayai oleh seluruh masyarakat", ucap Jung Shik tertawa lebar dengan suara tawa mengejek.

Jaksa Kwon dan wartawan Go datang menyusul, Jaksa Kwon memuji Jung Shik yang akhir-akhir ini menjadi terkenal, "kau lintah terkuat, yang menjual hati nuranimu demi uang".
Jung Shik tertawa mengejek, melihat mereka satu persatu "Aku adalah seorang penjahat di masa lalu, dan aku masih penjahat di masa mendatang. Bukankah lebih baik menjadi konsisten sepertiku?. Pembunuh menyamar menjadi jaksa yang paling benar (Se Kwang), seorang profesor tinggi di JRTI (Judicial Research and Training Institute) (jaksa Kwon), dan wartawan yang mengungkap kebenaran!. Bukan aku yang menjual hati nuraninya, tapi kalian!.
Wartawan Go memperingatkan Jung Shik atas ucapannya. Se Kwang meminta mereka untuk tenang, ia tersenyum dingin ke Jung Shik "Mari kita minum soju bersama setelah kasus ini berakhir. Pemenang yang melayani pecundang".
Jung Shik ke Se Kwang :  Kau mendapat gajimu rutin, kan? Jika aku kalah dalam kasus ini, aku akan menjadi gelandangan. Jung Shik pergi dengan senyum penuh kemenangan.

Wartawan Go kesal melihat Jung Shik yang mendadak berubah seperti itu, "apa dia mampu melawan kita bertiga". Jaksa Kwon berkata, ia mendengar Jung Shik yang mulai berjudi dan mengalami banyak kekalahan, dia pasti mengambil kasus ini sebagai pilihan terakhir.
Se Kwang tak berkata apapun, ia terus memandangi punggung Jung Shik yang berjalan semakin menjauh. Dulu kawan, sekarang menjadi lawan.....

Di dalam ambulance, Jeong Hae Ryong melepas masker serta selang infus dari tangannya, "astaga, aku bisa sakit sungguhan jika begini". Ia meminta rokok pada Kwang Soo.
"maaf, disini tidak ada yang perokok', jawab Kwang Soo.
Hae Ryong kesal, "Hubungi jaksa Jo Sang Deuk. Apa yang dia lakukan? sebagai kepala jaksa, dia bahkan tidak mampu mengendalikan jaksa muda itu (Se Kwang).


Jaksa Jo Sang Deuk menerima telepon dari Hae Ryong. Hae Ryong mengadu soal Se Kwang yang akan menghadirkan bukti dan saksi baru dipersidangan berikutnya. Ia meminta Sang Deuk untuk menangani masalah ini, menghentikan tindakan bawahannya itu. Seung Deuk meminta maaf , ia berjanji akan mencari informasi. Hae Ryong mengancam akan, dia sendiri yang akan menggorok leher Jaksa Jo, jika sampai gagal kali ini.
Sang Deuk membanting dokumen, "Ji Se Kwang, bocah sialan itu". 

Kembali saat Lee Cha Don masuk ke lobby gedung kejaksaan, dengan suara nyaring ia menyapa seluruh orang, memperkenalkan diri sebagai jaksa magang, pergi ke ruangan Sang Deuk.

Sang Deuk membaca daftar riwayat Lee Cha Don, yatim piatu yang bercita-cita menjadi jaksa, sungguh sebuah prestasi yang luar biasa. Lee Cha Don celingak celinguk, ia bertanya dimana jaksa pembimbingnya. Terdengar seseorang mengetuk pintu, Sang Deuk mempersilahkan Se Kwang masuk.

Sang Deuk memperkenalkan Lee Cha Don sebagai jaksa magang pada Se Kwang, ia memberikan tugas padanya untuk membimbing jaksa magang. Lee Cha Don memperkenalkan diri dengan suara yang lantang, memasang senyum seramah mungkin. Berbeda dengan Se Kwang yang memandang Lee Cha Don dengan tatapan tidak suka. Dengan jelas, ia menolak tugas ini, alasannya, saat ini perhatiannya tengah berfokus pada kasus Jeong Hae Ryong, dan tak ada waktu untuk mengurus pegawai magang, "masukkan saja dia ke tim yang lain".

Sang Deuk berdalih, karena itu ia ingin membantu Se Kwang dengan memberikan tambahan orang, "Pria ini punya nilai yang bagus di Institusi!. Se Kwang tetap menolak, ia mengetahui niat Sang Deuk, yang ingin mendapatkan informasi tentang perkembangan kasus Jeong Hae Ryong dengan memasukkan Cha Don ke dalam timnya, tak lain hanya untuk mengawasinya.
"Ini adalah perintah atasanmu. Lakukan saja seperti yang kukatakan", ucap Sang Deuk. Se Kwang meminta Sang Deuk untuk mengerti, ia pergi keluar ruangan.

Cha Don berdiri bengong melihat keduanya, Sang Deuk menyuruh Cha Don untuk pergi keluar mengejar Se Kwang. "tapi dia bilang tak ingin menerimaku", kata Cha Don polos. "Aku orang yang menilaimu. Apa kau mau mendapat nilai F?, balas Sang Deuk.
Cha Don berlari terbirit-birit mengejar Se Kwang, cara larinya lucu....hehehe.


Cha Don menghalangi Se Kwang yang akan masuk lift, ia berjanji akan melakukan yang terbaik, "tolong terima aku sebagai murid anda".  Se Kwang bilang, bukankah tadi dia sudah mengatakan dengan jelas, bahwa ia tidak bisa menerima jaksa magang. 
"Kepala Jo menyuruhku mengikuti anda, dan anda bilang tidak mau diikuti. Apa aku harus mengambang di atas air?".
Se Kwang berkata ia tak akan mengubah pikirannya, "temui kepala Jo, dan cari jaksa pembimbing baru". "jaksa", ucap Cha Don memelas, memegang lengan Se Kwang.

Se Kwang memandang tangan Cha Don, tanda tak suka. Buru-buru Cha Don melepasnya. Se Kwang masuk ke dalam lift dengan angkuh. Cha Don menundukkan kepalanya hingga pintu lift tertutup, ia mengomel, "Astaga, apa aku ini kaleng rongsokan?. Membuatku harus bolak-balik seperti ini!. Perlakuan sialan macam apa ini...!".


Tiba-tiba pintu lift kembali terbuka, Cha Don kembali menundukkan kepala. Se Kwang melihat Cha Don dengan pandangan tak bersahabat, seperti melihat musuh.

Didalam lift, Jaksa muda Kwon Hyuk bertanya pada seniornya, apa tidak masalah menolak perintah dari kepala jaksa seperti itu. Se Kwang berkata, kepala jaksa Jo Sang Deuk dekat dengan Jeong Hae Ryong, mereka berasal dari kota yang sama dan lulus dari sekolah yang sama. Jika ingim memenangkan kasus ini, mereka harus memperketat keamanan.


Cha Don memainkan koin keburuntungannya, ia teringat percakapannya dengan kepala panti asuhan. Jika ia berhasil menjadi jaksa, maka pria dari Jingogae yang berjasa dalam hidupnya akan datang menemuinya. Bahkan kepala panti asuhan tidak pernah bertemu ataupun mendengar suaranya.

Cha Don mengeluh, ia telah melangkah sejauh ini. Cha Don menyemangati dirinya, "Saat mereka keras padaku, aku juga akan menanggapinya dengan keras! Siapa aku? Aku murid nakal terbaik di Institusi Pelatihan, Lee Cha Don.
Ia berteriak nyaring "satu..dua..tiga..empat...", membuat orang-orang yang berpapasan dengannya terkejut setengah mati.


Cha Don mencegat pegawai wanita yang membawa tumpukan dokumen, ia menawarkan bantuan membawa dokumen ke ruangan Se Kwang. Ia bersikap ramah pada semua tim yang bekerja.
"siapa kau?", tanya kepala bagian Yang Gu Shik.
Cha Don bersikap seperti sudah lama mengenal Gu Shik, "Senang bertemu dengan anda. Aku banyak mendengar soal anda. Aku jaksa magang, Lee Cha Don".

Gu Shik menyeret Cha Don keluar, ia telah mendapat telepon dari Se Kwang, jika ada pegawai magang datang, maka mereka harus segera mengeluarkannya.

Dari balik tanaman, seseorang memperhatikan Park Kwang Tae, Presdir Hwanghae Bank.  yang sedang berbicara dengan Lee Kwang Soo, asisten Jeong Hae Ryong.
(Hwanghae Bank, lebih berfokus pada simpan pinjam, dengan memberikan kredit pada masyarakat meski tanpa jaminan).

Kwon Hyuk melaporan hasil pengamatannya. Se Kwang menemukan sebuah petunjuk. Dana politik yang digunakan Jeong Hae Ryong kemungkinan berasal dari pencucian uang ilegal yang dilakukan oleh presdir Park Kwang Tae, hasilnya di kirim secara rahasia kepada Jeong Hae Ryong. Jika kesimpulan ini benar, maka kunci dari kasus ini ada pada Hwanghae Bank. 

Se Kwang membagi tugas dalam timnya. Kwon Hyuk bertugas menyelidiki rekening pribadi Park Kwang Tae. Petugas Park bertugas mencari daftar karyawan yang dipecat ataupun mengundurkan diri dari Hwanghae selama 2 tahun terakhir ini, mungkin diantara orang-orang itu ada yang bersedia membantu mereka. Petugas Choi bertugas mengawasi gerak-gerik Kwang Tae, dan terakhir kepala bagian Yang Gu Shik.  Se Kwang hanya memintanya untuk menutup mulutnya rapat-rapat. Gu Shik berjanji akan menjaga ucapannya. 

Gu Shik masuk ke dalam mobil, kepala Cha Don muncul di kursi belakang, "sifat macam apa itu. Bagaimana kau bisa tahan mempunyai atasan Jaksa Se Kwang yang berwatak jahat, sebagai pimpinanmu?".
Gu Shik berteriak ketakutan., jantungnya hampir copot, "bagaimana kau bisa masuk?". 
Cha Don bilang sepertinya ini mobil tua, pintunya terbuka saat ia menendangnya 2 kali. Meski begitu Gu Shik bilang ia tak bisa membantu Cha Don.

Cha Don mengajak Gu Shik pergi ke restoran korea, disana makanannya terkenal lezat. Gu Shik menolak, "Istriku tercinta sudah membuat ikan rebus yang enak dan dia sedang menungguku sekarang".
Cha Don berbisik, "Minumannya seperti minuman surga! Dan wanita-wanitanya benar-benar...".
Gu Shik berubah pikiran, ia menelepon istirnya dan bilang tidak bisa pulang cepat karena akan menghadiri pemakaman salah satu teman SMA. Cha Don tersenyum, rayuannya berhasil (hahahahaha).


Mobil Gu Shik segera meluncur, ke restoran milik Ny. Bok.
"Apa anda... sudah memesan tempat?", tanya 2 penerima tamu.
"Ha! Apa aku pernah datang ke sini dengan memesan tempat lebih dulu?", jawab Cha Don membuat 2 penerima tamu binggung. Ia berlagak seperti pelanggan tetap, merangkul 2 penerima tamu masuk kehalaman. Gu Shik mengikuti dari belakang.

Pal Do melapor pada Ny. Bok, "Lee Cha Don ada di sini, dia baru saja masuk ke kamar nomor 7".
Ny. Bok merasa heran, seharusnya bocah itu tak mempunyai uang mengunjungi tempat ini, "tunjukkan kamar nomor 7".
Pal Do membuka lemari rahasia, di dalamnya ada tivi besar perekam CCTV. Secara langsung Ny. Bok bisa melihat wajah Cha Don dan juga mendengar percakapan mereka. 

Gu Shik bilang tempat ini cukup terkenal dan juga mahal. Cha Don menambahkan para pelayan wanita disini bisa menilai pelanggan, "Jika kartu kreditmu tidak terlalu mengagumkan, mereka hanya akan memakainya sebagai tusuk gigi!".
Gu Shik menebak Cha Don sering kemari. Cha Don membual, "Aku berencana makan di sini dan datang ke sini untuk makan. Aku tumbuh di panti asuhan, karena rahasia kelahiranku. Kenyataannya, ayah kandungku meninggalkan kekayaan banyak saat dia meninggal".
Mulut Gu Shik melebar terkejut. Cha Don menutup mulutnya, anggap saja dia tak pernah mengucapkannya.
(mungkin Cha Don beniat berbohong, tanpa ia sadari ucapannya itu adalah sebuah kebenaran).

Ny. Bok tersenyum mendengar ucapan Cha Don, "Kelihatannya dia terampil menjadi penipu akhir-akhir ini!. Jika orang tidak berpendidikan melakukannya, itu artinya dia menipu. Tapi jika seorang jaksa melakukannya, itu artinya dia tengah melakukan pekerjaan".


Pal Do segera mematikan TV begitu melihat Jae In menyerbu masuk. Jae In marah-marah, ia berteriak dengan penuh kekesalan. "Ibu, apa ibu ini ibu tiriku?. Kenapa ibu membuatku menderita dengan mempekerjakanku di sana?.  Katakan sejujurnya!. Aku bukan putri kandung ibu, kan?".
(Jae In bekerja di Hwanghae Bank).

Ny. Bok :  Jika kau bukan putri kandungku, aku akan mengusirmu. Kau tidak memberitahu mereka kalau kau putriku, kan?
Jea In : Kenapa?. Apa ibu malu? Tentu saja! Ibu bahkan mengubah namaku dari Bok menjadi Gong. Aku juga malu memberitahu mereka kalau aku putri ibu.
Ny. Bok :  Tutup mulutmu dan tetap bekerja di sana sampai aku menyuruhmu berhenti.

Jae In berteriak sekuat tenaga : Tidak, aku tidak mau. Aku akan pergi.  Mulai besok, aku akan menemui pria-pria di luar sana, dan mabuk serta tidak pulang dan tidur bersama mereka. 
Ny. Bok : Pria gila seperti apa yang mau minum, menginap, dan tidur denganmu?. Lakukan saja jika kau bisa!.
Jae In berlari keluar sambil menutup kedua telinganya.

Pal Do bicara dengan suara lirih, "Nyonya. Kenapa anda tidak memberitahu Jae In, kalau anda sedang melatihnya menjadi ahli waris".
Ny. Bok menyuruh Pal Do untuk tutup mulut, bukan saatnya untuk membuat hati Jae In senang, jika Jae In tak menunjukkan kemampuan apapun, ia tidak akan mengijinkannya untuk menjalankan bisnis ini. 

Ny. Bok meminta Pal Do kembali menyalakan TV. Ia mendengar keluhan Cha Don
 "apa ada masalah dengan restoran ini?. Mereka seharusnya melayaniku dengan makan mahal saat aku di sini. Bukankah mereka tahu aku di sini?".
Ny. Bok segera menyuruh Pal Do untuk mengirimkan makanan ekstra secara gratis. 

Cha Don memohon pada Gu Shik untuk membantunya. Gu Shik bilang ia juga tengah memikirkan cara untuk membantu Cha Don. Tapi jika hal ini sampai di ketahui Se Kwang, maka dia tak akan pernah mendapatkan bimbingannya.

Seorang waitress masuk membawa makanan, "apa ini", tanya Cha Don.
"Ini layanan gratis. Silakan menikmati", jawab waitress.
"Nyonya pemilik restoran pasti tahu kalau kau di sini", ucap Gu Shik.
Wajah Cha Don terlihat binggung, "kurasa begitu. Maaf, aku permisi keluar sebentar", kata Cha Don. 

 Cha Don pergi ke mesin atm, menarik semua tabungan yang ia miliki, ia berbicara sendiri, "aku harus menggunakan kesempatan ini, tak ada yang tidak bisa dilakukan dengan uang. Ia tertegun sejenak, "dari mana aku mendengarnya, apa aku membacanya dari buku?".

Gu Shik terkejut melihat uang di dalam amplop yang disodorkan Cha Don. Cha Don memohon pada Gu Shik untuk membantunya, jika dia tidak dapat nilai yang bagus sebagai jaksa magang, maka ia tak akan pernah bisa menjadi jaksa "Aku anak yatim menyedihkan
tanpa apapun kecuali uang. Tolong bantu aku kali ini, kumohon?". 

Gu Shik memegang amplop yang diberikan Cha Don. "ah...ada satu cara. Kenapa kau menemuiku di saat yang tepat?. Sepertinya kalau aku memberitahumu karena uang ini".
Cha Don merebut amplop dari tangan Gu Shik "Ah, aku terlalu gegabah. Terlalu terburu-buru. Bagaimana bisa aku tepat waktu begini. Kalau begitu kenapa kau tidak memberitahuku dulu caranya?. Aku akan memberikan uangnya setelah itu".

Gu Shik merebut kembali amplop dari tangan Cha Don. Ia bilang saat ini Se Kwang tengah melakukan penyelidikan penting. Gu Shik berjanji akan mencarikan pekerjaan untuk Cha Don bagaimanapun caranya, tak hanya itu dia juga akan membantu Cha Don sepenuhnya. Gu Shik memasukkan amplop kedalam saku jaketnya.

Cha Don tersenyum, menemukan sebuah harapan.

Ny. Bok juga tersenyum mendengar percakapan mereka. 


Jaksa Jo menemui Jeong Hae Ryong yang tengah menikmati sarapannya, ia mendapat laporan dari seorang informan tentang gerak-gerik penyelidikan yang dilakukan tim Se Kwang berikut data yang mereka miliki. Jung Shik menebak target selanjutnya adalah Hwanghae Bank.

Jaksa Jo membenarkan, "Tidak akan ada masalah jika kita mengurus masalahnya lebih dulu. Pada sidang berikutnya, Ji Se Gwang sendiri yang akan mendapat masalah.

Hae Ryong membanting sendok dengan keras "Siapa aku? Orang paling hebat di negeri ini
tumbuh semakin disiplin berkatku. Lihat saja Saat aku dibebaskan, mulai dari Jaksa Agung hingga Ji Se Gwang, dan semua investor rendahan, aku tidak akan tinggal diam.
(Dulunya Jeong Hae Ryong adalah guru SMA, sebelum menjadi walikota).  


Gu Shik memperlihatkan foto Jae In pada Cha Don.
Cha Don memutuskan akan memaafkan Jae In, dan menarik informasi darinya. Dibandingkan dengan para pensiun yang ada di dalam daftar, lebih baik menarik informasi dari pegawai yang masih bertugas. Gu Shik membenarkan, tapi itu hal yang sulit dan berbahaya. Cha Don bilang, ia butuh pekerjaan yang sulit dan berbahaya agar Se Kwang mengakui kemampuannya.

"tapi, apa alasanmu memilih wanita ini?", tanya Gu Shik tak mengerti.
Cha Don menjelaskan panjang lebar : Lihat baik-baik. bukankah menurutmu dia butuh
sedikit kehangatan kasih sayang?. 
Gu Shik "Mungkin, tapi aku benar-benar tidak bisa memastikannya".
Cha Don : Aku juga belajar Psikologi di perguruan tinggi. Wanita ini jelas dikucilkan di tempatnya bekerja, dan sedikit mengalami depresi. Itu mengarahkannya pada Bulimia,
dan hasilnya foto seperti itu. Pasti tidak akan pria dalam hidupnya, dan aku yakin kalau dia belum pernah berciuman. Dia kemungkinan juga sangat putus asa.
Gu Shik : Kau bisa berbicara seperti itu hanya dengan melihatnya?.
Cha Don bangga dan memuji dirinya sendiri " aku pun kagum pada diriku sendiri". 

Cha Don kembali menebak asal-asal'an. Dia menebak Jae In memiliki banyak adik, dan merupakan tulang punggung keluarga. Mudah baginya untuk mengajaknya keluar. 
"bagaimana jika gagal", tanya Gu Shik. 
Cha Don:  Dengan waktu yang dibutuhkan untuk minum secangkir kopi, aku bisa membujuknya untuk sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan kita..
Gu Shik : tidak mungkin. Bagaimana bisa kau mendapatkan hati seseorang kau samakan dengan menghabiskan secangkir kopi?.
"apa harus kutunjukkan padamu sekarang?", tanya Cha Don penuh percaya diri. Ia berteriak pada pelayan, memesan cappuccino dengan tambahan simple syrup (gula). 


Mereka berdua pergi ke Hwanghae Bank. Jae In memanggil antrian nomor 74. Dengan penuh percaya diri, Cha Don memberikan Jae In secangkir cappuccino.


Dari balik koran, Gu Shik duduk memperhatikan Cha Don beraksi. Cha Don bilang pada Jae In ada yang ingin ia katakan. Jae In tidak tertarik, menekan pengeras suara, memanggil nomor antrian berikutnya. Seorang ahjuma datang mendorong Cha Don menjauh.

1 jam kemudian....Jae In memanggil nomor antrian 97. 
Cha Don muncul lagi di depan Jae In, masih dengan percaya diri meletakkan cappuccino diatas meja "Aku membelikan cappuccono baru, karena yang tadi pasti sudah dingin".
Jae In kembali menekan pengeras suara, memanggil nomor antrian berikutnya.

Cha Don menunjukkan nomor yang ia pegang "Tidak ada orang lain setelah aku".
Jae In mulai kesal, "Maaf, apa ini caramu untuk mendapatkan pinjaman?. Kau tidak tahu malu,  hanya dengan secangkir cappuccino bisa membuatmu mendapat pinjaman bahkan jika kreditmu macet?. Apa ini semacam mental perampokan?".
Cha Don tak mengerti, membela diri, ia bukan orang seperti itu. Jae In tak peduli, berteriak memanggil security, "cepat, bawa orang ini keluar".

2 petugas secutity mengampit lengan Cha Don, membawa paksa keluar.

Gu Shik yang sedari tadi hanya diam memperhatikan merasa malu, buru-buru ia menutupi wajahnya dengan koran.

Jae In merasa sangat kesal, tangannya bergerak mengambil cappuccino di atas meja, langsung meminumnya,"ah... panas".

Cha Don memukul-mukul stir kemudi mobil, melihat wajahnya di cermin "Argh! Kenapa dengan kepribadiannya?. Apa aku tampak seperti orang yang suka menunggak?".
Gu Shik merasa Cha Don terlalu percaya diri, tak ada wanita sederhana seperti perkiraan Cha Don. 
"ah...kenapa dengan mobil ini!. Kenapa kau tidak mencucinya?", tanya Cha Don. Gu Shik hanya berguman, masih untung ia meminjami Cha Don mobil.

Gu Shik melihat para Hwanghae Bank pulang, dimana ada Jae In diantara mereka.
"cepat keluar..cepat...cepat....", Cha Don mendorong Gu Shik keluar dari mobil.
(ya...ampun yang punya mobil malah di usir, wkwkwkwk).


Jae In terkejut melihat sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti di hadapannya.

Cha Don keluar, menawarkan tumpangan, "masuklah, aku akan mengantarmu pulang". Jae In terlihat ragu, Cha Don berkata dia bukanlah orang yang seperti Jae In pikirkan, dalam perjalanan ia akan menjelaskan. Jae In memperhatikan mobil tua Cha Don, tersenyum geli. 

Cha Don melangkah mendekati Jae In, "Jika kau tidak berencana pulang cepat, apa kau mau makan malam denganku? Ada restoran nasi goreng yang enak dekat sini". 

Jae In : Apa kau berusaha berjualan padaku kali ini?. Kasur batu giok? Pemijat bergetar?
Atau seperti yang terakhir kali, kasur air penurun berat badan?.

Cha Don bengong tak mengerti. Jae In mencengkram kerah baju Cha Don, mengangkatnya tinggi-tinggi, "Bukankah kau sudah cukup menipuku?. Apa masih ada yang belum kau jual padaku?". 

Di pojok jalan, Gu Shik melihatnya dengan ekspresi terkejut yang lucu, tak menyangka Jae In bisa sekuat itu
(asli, eksperesi wajah Gu Shik bikin aku sakit perut...wkwkwkwk).

Cha Don batuk-batuk, lehernya tercekik, "Tunggu sebentar, tolong tenang dan dengarkan ucapanku".

Dengan entengnya, Jae In melemparkan tubuh Cha Don, hingga jatuh ke tumpukan sampah, dengan posisi wajah mencium tanah.

Membuat ekpresi wajah Gu Shik semakin lucu melihat kejadian itu.

Jae In belum selesai mengamuk, dengan kekuatan penuh menendang pintu mobil Gu Shik yang langsung membuat engselnya lepas, jatuh kejalanan. Jae In berteriak penuh kekesalan, persis king kong lagi ngamuk....

Mulut Gu Shik semakin terbuka lebar melihat mobil tua kesayangannya menjadi sasaran kemarahan Jae In.

Jae In berjalan pergi, ia berteriak kesal di sepanjang jalan. Gu Shik berlari mendekati Cha Don, memegang lengan Cha Don, "kau tidak apa-apa. Apa yang membuat wanita itu sangat kuat?".

Cha Don batuk-batuk, badanya lemas "aku bisa gila karena wanita itu".
Gu Shik berkomentar, hal ini tak semudah perkiraan mereka. Cha Don meminta Gu Shik mencari tahu, bagaimana cara Se Kwang mendapatkan saksi.
"aku akan mencari tahu", ucap Gu Shik, langsung berdiri melepas pegangannya, membuat Cha Don kembali jatuh ke tumpukan sampah.

Kwon Hyuk bersama petugas Park dan petugas Choi mencari informasi dari salah satu pegawai yang pernah bekerja di Hwanghae Bank, kini ia berjualan makanan di pinggir jalan. Pria itu berkata ia tak bisa melupakan bagaimana Presdir Park memecat hingga membuatnya sengsara seperti ini.

Pria itu bersedia menjadi saksi di persidangan, sejauh yang ia ketahui tak ada pencucian uang disana yang melibatkan Jeong Hae Ryong dan Park Kwang Tae. Jika pun ada yang tahu, orang itu pun tak akan membuka mulut. Kwon Hyuk meminta pria itu untuk mengontaknya jika mengingat sesuatu, mereka pergi  setelah mengucapkan terima kasih.

Seorang pria bertudung membeli makanan dari kedai pria itu. Dari perawakannya sepertinya orang itu Jung Shik, ia memberikan amplop setelah menerima bungkusan makanan.

Pria itu menerimanya, lalu membukanya. Menghitung uang yang ada di amplop itu, jumlahnya tidaklah sedikit.... (sebagai bayaran, karena pria itu menutup mulut). 

Tim Se Kwang telah berusaha keras mengorek informasi dari mantan karyawan Hwanghae Bank, tapi diantara mereka tak satupun yang mengetahui tentang pencucian uang.
Kwon Hyuk merasa khawatir, sidang mereka tinggal 2 minggu lagi.
"bagaimana dengan rekening Presdir Park", tanya Se Kwang. 
Kwon Hyuk menjawab rekening tabungan pribadi Park bersih, tidak ada yang mencurigakan. Se Kwang merasa cemas, tapi ia tetap bersikap tenang. Terlalu dini baginya untuk menyerah, pasti ada seseorang yang mengetahui hal ini, "Kita harus mencari tahu sampai akhir". 

Di sebuah restoran berkelas. Jaksa Jo dan Jung Shik menertawai Se Kwang yang saat ini pasti mengalami kesulitan. Mereka menyalahkan Se Kwang yang memilih menjadi jaksa terbaik di mata masyarakat. Jung Shik menebak, seorang jaksa magang yang memberikan informasi pada jaksa Jo. Jaksa Jo menggeleng, Lee Cha Don bukan orangnya. Jika begitu, ada seorang pengkhianat didalam group Se Kwang yang terlihat sempurna itu.


Jung Shik bilang, Jaksa Jo akan akan diangkat menjadi wakil kepala Kantor Kejaksaan Agung atau Menteri Kehakiman. Jika sidang selanjutnya berjalan dengan baik. Seperti yang mereka ketahui, Hae Ryong akan memberikan imbalan yang besar jika layanan yang ia terima memuaskan. Jaksa Jo berharap Jung Shik membantunya. Jung Shik mengangguk, ia mengulang pertanyaanya, siapa orang dalam tim Se Kwang yang menjadi pengkhianat.
Scene beralih ke Se Kwang yang tengah duduk bersama Jaksa Kwon dan Kwon Hyuk. 


 Jaksa Kwon curiga ada pengkhianat di tim mereka. Se Kwang mengatakan ia mengenal orang-orang dalam timnya dengan baik, tak ada seorangpun yang berkhianat.
"hyuk", panggil Jaksa Kwon pada Kwon Hyuk.
"ya, ayah", jawab Kwon Hyuk.
Jaksa Kwon meminta Kwon Hyuk untuk menyelidiki hubungan antara Park Kwang Tae dan Jeong Hae Ryong, mungkin saja ada hubungan yang tidak baik dimasa lalu mereka.

Se Kwang memutuskan, dia sendiri yang akan mengurus Park Kwang Tae, ini kartu terakhir baginya. Jika ia tidak menghadirkan bukti yang pasti, sidang berikutnya akan berdampak buruk. Jaksa Kwon menambahkan, Park Kwang Tae bukanlah tipe orang yang setia, Jika mereka bisa mengoreknya dengan baik, akan ada peluang untuk menang.


Lanjut ke Sinopsis Incarnation Of Money Episode 4 Part 2



7 comments:

  1. kok cuma sdikit sinopnya??tyus pictnya mana??
    dtunggu ya sist

    ReplyDelete
  2. nuri_koq tanpa pict sih????u tau ga?gr2 layar tema nya itu LMH_di imajinasiQ cha don itu ya LMH bukan KANG JI HWAN::_aku ingin postingan sinop berikutnya kembali seperti semula dgn banyak pict pastinya....*maksa*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semalam belum sempat upload picnya, coz udah ngantuk banget...Tapi sekarang udah ada kan!!...:)

      Delete
  3. Teingkyuuuu sinopnya mba... Cemungudhhhhh ;)

    ReplyDelete
  4. Crita.a bguzt,pnasaran bkal ngapain tuh si lee cha don bwat dpt info dr jae in,
    unnie q kan bca.a pke hp nieh y d'opera mini,truz xlo bwat ngegeser kbwah or knan/kri lma bnget ngak kya dlu gmpang,ap mungkin krn tema.a dgnti.a. . .
    Hmmm. . .
    Gomawo unnie

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh, mungkin kali ya. Saya lagi seneng otak-atik tempalte blog,nta kalo udah bosan sama tema yang sekarang, bakal diganti ama yang lain. Thanks ya...

      Delete
  5. Crita.a bguzt,pnasaran bkal ngapain tuh si lee cha don bwat dpt info dr jae in,
    unnie q kan bca.a pke hp nieh y d'opera mini,truz xlo bwat ngegeser kbwah or knan/kri lma bnget ngak kya dlu gmpang,ap mungkin krn tema.a dgnti.a. . .
    Hmmm. . .
    Gomawo unnie

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)