Pages - Menu

Tuesday, March 12, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 11 Part 1


Chae Won menegaskan pada Young Ja kalau ia tidak akan pergi dari sisi Chul Goo meski ibu mertuanya itu memberinya uang kompensasi yang banyak atau setengah dari saham perusahaan.

Young Ja kembali menuduh Chae Won menghasut Chul Goo untuk pindah ke luar negeri, Chae Won merasa itu hal yang terbaik untuk saat ini. Young Ja semakin marah mendengar perkataan Chae Won, "kau wanita licik, kelihatannya kau benar-benar menunggu untuk balas dendam, hah?".

Tak lama kemudian, Chul Goo masuk. Ia merasa heran melihat Chae Won yang berada di kantor ibunya. Ia bertanya, "ibu apa yang terjadi. Apa yang ibu bicarakan dengan Chae Won di belakangku?". Young Ja bilang apa dia harus meminta izin darinya jika ingin berbicara dengan Chae Won.

Chul Goo mengambil amplop diatas meja, melihat uang didalamnya. Ia menghela napas kesal, "Apa ibu mengancamnya untuk bercerai denganku dengan imbalan uang?".
Young Ja berteriak mengelak menyangkal tuduhan Chul Goo, berbalik menyalahkan, "Kaulah yang mengancam menelantarkan ibumu yang tua ini untuk pindah ke luar negeri".
Chul Goo meminta ibunya untuk berhenti. Young Ja menyuruh Chul Goo untuk mengundurkan diri terlebih dahulu jika ingin pindah keluar negeri.

Chul Goo mengambil mengeluarkan surat resign dari saku jasnya, meletakkannya di atas meja. Young Ja terkejut, "Chul Goo!!!", matanya beralih melihat Chae Won yang tersenyum sinis. Young Ja bilang surat resign saja belum cukup, ia kembali menggertak Chul Goo untuk mengembalikan kunci mobil perusahaan dan kartu kredit.

Tanpa pikir panjang, Chul Goo meletakkan kunci mobil dan kartu kredit diatas meja, "ibu aku melakukan ini bukan untuk menggertak. Aku serius", ucapnya tegas. Young Ja merasa tekanan darahnya naik, ia memegang belakang lehernya yang terasa tegang.

Chae Won mendekat, "ibu, kau tak apa". Young Ja memberontak, mendorong Chae Won, menyeringai dengan wajahnya yang bengis.

Chul Goo keluar ruangan dengan wajah kesal, Chae Won mengikuti dari belakang, ia mengkhawatirkan keadaan ibu mertuanya. Chul Goo bilang ibunya akan baik-baik saja, setelah sekretarisnya memberi dia obat, hal ini sudah sering terjadi.

Chae Won mengaku terkejut melihat Chul Goo yang mengajukan surat resign dan mengembalikan semua fasilitas yang ia punya. Chul Goo bilang ia harus melakukan hal ini, ia lalu mengajak Chae Won makan siang bersama.

Chae Won menolak, "aku baik-baik saja. lebih baik kau menemani ibu". Chul Goo menggeleng "tidak..tidak..tidak..ada sesuatu yang ingin aku diskusikan denganmu. Pesanlah minuman terlebih dahulu. Aku akan segera menyusul, setelah menandatangani beberapa surat". Chae Won tersenyum, "terima kasih. aku tak tahu kalau bisa setegas itu". Chul Goo meraih tangan Chae Won, "percayalah padaku". Ia berjalan kembali ke ruangannya.

Chae Won menoleh, menatap ruangan Young Ja dengan tatapan dendam.

Lalu bagaimana dengan Young Ja. Young Ja berusaha untuk mengatur napasnya, memakan permen karet untuk menenangkan emosinya, mulai menangis "Aku telah membesarkan putraku dengan susah payah. Beraninya dia mencoba untuk mencurinya dariku. Langkahi dulu mayatku!. Bahkan jika aku harus menggigit lidahku sampai putus, aku tidak akan pernah kehilangan putraku!.

Se Yoon melihat seorang pegawai pria menggendong tubuh Joo Ri. Ia bertanya apa yang terjadi. Seorang pegawai wanita bilang Joo Ri tiba-tiba saja pingsan, mobil ambulance sudah menanti diluar. Mereka segera membawa Joo Ri kerumah sakit.

Se Yoon menunggui Joo Ri dirumah sakit, tampak cemas. Joo Ri membuka mata, melihat sekeliling, "apa yang terjadi?', tanyanya. Se Yoon menjelaskan, "aku pingsan saat bekerja. Dokter berkata kau mengalami stress dan kelelahan. jadi kau mungkin harus dirawat disini
sehari lagi untuk check up dan beristirahat. Jangan berpikir macam-macam dan beristirahatlah saja. Se Yoon meminta maaf, merasa bersalah karena telah membuat Joo Ri jatuh sakit.

Joo Ri meminta Se Yoon pergi meninggalkannya sendiri, ia merasa malu karena Se Yoon melihatnya dalam keadaan menyedihkan seperti ini. Se Yoon berkta itu tidak benar. Joo Ri berkata ia mengharapkan cinta bukan simpati. Joo Ri menghapus air matanya, "aku akan memberitahu keluargaku , mereka akan segera datang, jadi kumohon pergilah".

Hyo Dong menghentikan sepedanya saat melintas di depan Opera Cafe. Choon Hee memasang wajah tak suka, ia masih marah atas kejadian kemarin. Hyo Dong bersikap ramah, "Keluargaku sedang memberikan persembahan kepada arwah-arwah hari ini, jadi aku membeli kepala babi. Apa kau ingin melihatnya?".
(tunggu dulu! itu kepala babi beneran.....creepy....).

Choon Hee memalingkan wajahnya, ia bilang tak mau memakan makanan yang dipersembahkan untuk para arwah, karena itu ia meminta Hyo Dong untuk tidak mengiriminya makanan. Ia juga tak ingin bertengkar dengan nenek. Hyo Dong mendekati Choon Hee, "jadi kau masih marah padaku karena kejadian kemarin?, Aku terburu nafsu pada hari itu. Kumohon berhentilah marah padaku!".

"lupakan, aku tidak perlu marah terhadap apa pun", jawab Choon Hee.
Hyo Dong : Aku tidak berpikir kalau kau berbuat baik terhadapku untuk menjaga agar pintu tetap terbuka. Kau mendengarkan cerita-ceritaku dan peduli terhadap putriku. Kurasa kau tidak melakukannya untuk mempertahankanku sebagai pelangganmu. Aku percaya ketulusan hatimu.

Choon Hee : Tulus atau tidak, aku tidak memiliki keinginan untuk berbagi apa pun denganmu, jadi pergilah saja kemana pun kau mau dengan kepala babi itu.
Choon Hee pergi masuk kedalam, Hyo Dong mengikutinya, ia berhenti saat melihat Kang Jin turun dari lantai atas. Memasang wajah tak suka.

Kang Jin berkata sebaiknya Hyo Dong membuang-buang waktu untuk berbaikan dengan Choon Hee, tak ada gunanya. "ini bukan urusanmu, pergilah saja", balas Hyo Dong. Kang Jin bilang ia tak ingin menyakiti hari Hyo Dong, tapi sepertinya ia merasa Choon Hee menyukai seseorang, dan orang itu lah dia.
"benarkah? siapa dia?, tanya Hyo Dong ingin tahu.
"apa kau yakin ingin mendengar ini, kau tidak akan terluka", tanya Kang Jin balik.
Hyo Dong bilang ia baik-baik saja, "cepat katakan padaku, siapa dia?".

Kang Jin menunjuk dirinya sendiri "apa kau tidak bisa menebak, kurasa dia menyukaiku!". Dia kelihatannya menyukaikutapi aku dulu tidak yakin.  Tapi kencan kami di bioskop menyakinkanku kalau dia memang benar-benar menyukaiku. Dia berpura-pura jual mahal,
tapi apa yang bisa kulakukan? Aku seorang pria, jadi aku akan menerimanya  dengan tangan terbuka".

Kang Jin menepuk bahu Hyo Dong, ia tahu Hyo Dong pasti akan sangat terkejut mendengarnya, "tapi jangan sampai hal itu membuatmu menyerah dan putus asa. Dia bukanlah satu-satunya wanita di dunia ini.". Hyo Dong menyingkirkan tangan Kang Jin, "kau hanya bermimpi". Hyo Dong mengayuh sepedanya meninggalkan Kang Jin. Kang Jin berguman sendiri "Dia mengingkari kenyataan sampai akhir. Kalau begitu dialah satu-satunya yang akan terluka.

Rumah mie. Keluarga Uhm tengah berkumpul untuk mengadakan upacara penghormatan kepada para arwah. Hyo Dong datang membawa kepala babi (ya..ampun kepala babinya gede buanget).

Ki Choon berkata wajah babi itu terlihat bahagia. Kang Sook ikut bicara, ia bilang, dirinya ahli dalam bidang babi, karena pernah bekerja di industri babi, wajah babi itu terlihat bahagia, pertanda akan membawa keberuntungan. Nenek tersenyum mendengar ucapan Kang Sook.

Do Hee mencibir, "kau hanya menjual kaki babi, kurasa kau tak bisa membaca wajahnya. Mungkin kau bisa membaca garis-garis kakinya". Ki Ok tertawa, "garis-garis kaki babi". Do Hee mengangguk sambil tertawa geli, ia tampak senang membuat Kang Sook kesal.

Kakek memulai upacara, berlutut di hadapan foto para leluhur, "Di tanggal 29 Desember ini, saya memberikan penghormatan pada kalian. Kami akan mengadakan kompetisi untuk mencari pewaris usaha keluarga kami. Semoga berkat darimu menyertai kami.

Kakek memanggil Ki Moon untuk memberi penghormatan, Do Hee maju menyelipkan uang 5o ribu won di mulut babi. Di depan para leluhur, Ki Moon berjanji sebagai putra tertua akan berusaha melakukan yang terbaik.

Kang Sook merogoh saku celananya, ia hanya memiliki 10 ribu won. Ia mendekati Ki Choon, meminta uang 50 ribu. Ki Choon bilang ia tidak punya uang. Kang Sook panik, bagaimana mungkin ia hanya memberi 10 ribu won.

Kang Sook mendekati Ki Ok, "pinjami aku uang 50 ribu, aku akan mengembalikannya nanti". Ki Ok menunjukkan uang yang ia miliki, "aku hanya punya selembar". Tanpa diminta, Hyo Dong mengeluarkan uang 50 ribu dari dompet, memberikannya pada Kang Sook. Kang Sook tersenyum, ia sangat berterima kasih. Kang Sook mendekati Ki Choon, memberikan uang yang ia dapat dari Hyo Dong.

Kang Sook kembali ke tempatnya, berjajar di samping Do Hee. Do Hee menyenggol bahu Kang Sook, hingga terpental. Mereka saling melirik dengan tatapan persaingan.
"selanjutanya Ki Choon, panggil kakek". Ki Choon maju dengan wajah cerah, memamerkan uang yang ia pegang, lalu menyelipkannya ke mulut babi.

Persaingan antara Kang Sook dan Do Hee masih berlanjut. Kang Sook tampak sibuk membungkus kue beras yang nanti akan dibagikan ke para tetangga, sementara Do Hee hanya melihat sambil terus memakan kue beras. Do Hee tersedak, ia minta Kang Sook mengambilkannya air. Kang Sook melirik sebal, memberi Do Hee segelas air putih.

Do Hee bilang ia makan terlalu terburu-buru, hingga ia merasa haus. Ia lalu meminta Kang Sook untuk membuatnya kopi. Kang Sook tidak mau, "Apa aku ini pelayanmu?Jika kau mau minum kopi, buat saja sendiri. Kenapa menyuruhku?".
Do Hee tetap memaksa, "Tidak bisakah aku meminta kopi sebagai orang yang lebih tua?".
Kang Sook : Kau lihat aku sedang bekerja. Kau hanya sibuk makan. Masih saja, kau menyuruhku membuatkan kopi. Dengar. Aku disini untuk mewarisi usaha keluarga, bukan untuk melayanimu.
Do Hee : kau tidak pernah melewatkan apapun, dasar berbisa.

Ki Choon dan Ki Moon datang mendengar pertengkaran mereka, bertanya apa yang terjadi.  Kang Sook bilang Do Hee menyebutnya ular berbisa. Do Hee membela diri, merasa telah difitnah  ia hanya menyebut Kang Sook berbisa, bukan ular berbisa. Kang Sook bertanya maksud perkataan Do Hee menyebutnya berbisa. Ki Choon menarik Kang Sook untuk pergi, Kang Sook menolak, ia ingin mendengar penjelasan Do Hee.

"anak anjing", panggil Ki Moon tiba-tiba pada Do Hee. Semua terkejut mendengarnya. Ki Moon menjelaskan Do Hee terlihat lucu dan sangat rajin seperti anak anjing. Ki Choon bertepuk tangan, "Bravo, bravo! Kau benar-benar banyak berubah. Kemampuan akting dan improvisasimu hebat. Kau benar-benar berbakat".

Nenek datang, meminta sepiring kue beras yang akan ia berikan pada seseorang. Do Hee dan Kang Sook memberikan pada nenek. Nenek menerima pemberian Kang Sook.

Hyo Dong keluar dari kamar, nenek mengajaknya untuk pergi menemaninya ke cafe Choon He, melunasi hutang dan memberikan kue beras padanya. Hyo Dong menolak, "Tidak, aku tidak ingin pergi. Silahkan ibu pergi sendiri". langsung masuk kekamar. Nenek tersenyum melihat tingkah Hyo Dong. Ki Ok berkomentar, "ibu bertingkah seperti istri yang cemburu buta".

Ki Ok mengetahui nenek yang curiga Hyo Dong menjalin hubungan dengan Choon Hee, ia memenangkan hati ibunya, "Hyo Dong bukan pria seperti itu. Jadi berhenti melakukan itu terhadapnya. Ny. Yang mempunyai teman kencan".
"siapa?", tanya nenek.
"pria yang bekerja di kelas musik di kelas musik bersamaku".
"maksudmu oppa rumah atap?, tanya nenek. Nenek tersenyum senang, mengira perjodohan yang ia lakukan berhasil.

Nenek datang menemui Choon Hee, memberikan kue beras dengan setengah memaksa. Choon Hee bilang ia tak memakan makanan persembahan untuk arwah. Nenek merasa heran, dari mana dia mengetahui makanan ini berasal dari upacara persembahan, padahal ia tak mengatakan apapun. Choon Hee berkata jujur, "aku melihat menantumu membawa kepala babi dengan sepedanya".

Nenek berteriak, "bukankah aku sudah memperingatkanmu, jika kau menemui menantuku lagi, maka kau akan menyesal". Choon Hee berbicara sendiri, tidak sopan rasanya membantah perkataan orang tua, ia juga tak ingin bertengkar dengan nenek.
Choon Hee meminta nenek untuk tidak khawatir, "aku sama sekali tidak tertarik dengan menantumu. Dia bukan tipeku. Tipe pria idealku adalah pria yang tinggi, besar dan jantan".

 "jadi kau benar-benar berkencan dengan pria rumah atap, dia tinggi, besar dan jantan. Jika kalian berkencan aku merasa tenang". Choon Hee mengangguk, "ya benar kami berkencan, jadi kau bisa pulang dan istirahat dengan tenang". Nenek memuji dirinya, yang bisa melihat mereka berdua berjodoh, ia merasa sangat lega, sekarang ia bisa tidur tanpa kekhawatiran. Choon Hee menghela napas kesal.

Sol Joo berjalan mondar-mandir, teringat ajakan Choon Hee yang mengajaknya untuk mengunjungi kepala panti pada hari minggu. Ia lalu menghubungi Choon Hee, bertanya apa dia sudah pergi kesana. Choon Hee bilang ia mengurungkan niatnya kesana, karena ada sesuatu hal yang harus ia lakukan, ia hanya mengiriminya kado lewat pos, "sepertinya dia semakin tua, untuk mengenali orang-orang. Kau pasti pernah mengunjunginya beberapa kali, kan?".

Sol Joo berkata, ia tak pernah bertemu dengannya sejak 30 tahun terakhir. Choon Hee terkejut, "apa? jadi maksudmu kau tak pernah mengunjunginya sejak aku pergi ke Amerika". Sol Joo membenarkan.
"Ya ampun. Meskipun kau adalah istri dari seorang CEO, itu bukanlah alasan. Dia seperti ibu bagi kita".
Sol Joo mengerti, seharusnya ia tak melakukan hal itu. Choon Hee kembali mengajak Sol Joo untuk mengunjungi kepala panti sebelum kesehatannya semakin memburuk. Sol Joo setuju. Ia meminta Choon Hee untuk jaga diri, mengakhiri pembicaraan.

Wajah Sol Joo tampak cemas,  "Aku penasaran apakah direktur masih mengingat apa yang terjadi pada hari itu?"
(wah,,,apa maksud perkataan Sol Joo barusan!!!!!).

Young Ja memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam. Ia tampak benar-benar pusing. Chul Goo masuk, bertanya apa ibunya sudah makan. Ia tahu pasti sampai saat ini, ibunya masih kaget dan juga sedih. Tapi hal itu adalah keputusan terbaik bagi mereka. Meski dia memutuskan pindah keluar negeri, ia tak bisa bisa selamanya tinggal jauh dari Young Ja, ia berjanji akan kembali setelah 2 atau tiga tahun, saat Chae Won lebih baik.

Young Ja tetap menutup mata, pelan-pelan ia mulai menangis. Terdengar suara pintu di ketuk, assisten Young Ja masuk, melaporkan tentang masalah pekerjaan listrik gudang mereka di Paju.
"Mr. Kim, tinggalkan kami sendiri. Tak ada lagi yang harus aku bicarakan padamu. Pergilah", ucap Young Ja pada Chul Goo. Chul Goo mengerti, berjalan keluar.

Asisten Young Ja menyerahkan buku laporan pada Young Ja, ia menjelaskan gudang makanan di Paju merupakan bangunan tua, mereka harus melakukan inspeksi keselamatan, dan pekerjaaan pemeliharaan listri, termaksud penggantian kabel-kabel tua.
"apa kau sudah memilih perusahaan yang akan mengerjakannya", tanya Young Ja.
Asisten menjawab, mereka bisa memberikan pekerjaan ini pada rekan bisnis langganan mereka, perusahaan Young Sun Electrics.

Young Ja terdiam, wajah liciknya kembali bersemangat, terlintas ide di dalam otaknya.

Chae Won melihat brosur penjualan rumah di negara-negara Eropa yang diberikan Chul Goo. Tak lama Young Ja datang. Chae Won tak peduli, ia tetap asyik dengan kegiatannya.
"tidak bisakah kau mengucapkan salam pada mertuamu?, sekarang kau pikir hubungan kita tinggal sejarah?". tanya Young Ja pada Chae Won.
"maafkan aku ibu, aku begitu asyik membaca", jawab Chae Won.

Young Ja duduk, ia mengajak Chae Won untuk menyelesaikan pembicaraan mereka tadi pagi. Young Ja mulai menyerang Chae Won dengan kata-kata. Young Ja mengetahui Chae Won yang tak lagi mencintai Chul Goo, menempel pada Chul Goo hanya untuk mengacaukan hidup Young Ja dan balas dendam padanya. Tapi apa untungnya jika Chae Won melakukan hal itu, "kau tinggal dengan seseorang hanya karena untuk balas dendam. Tidakkah kau terlalu kejam pada dirimu sendiri, dan juga bagaimana dengan putraku yang terjebak dalam situasi ini".

"kurasa kita sudah membicarakan hal ini tadi pagi", jawab Chae Won. Suara Young Ja melembut, mengaku ceroboh karena menyelesaikan masalah dengan uang "katakan. apa yang kau inginkan dariku untuk mengatasi kemarahanmu dan melupakan masalah pindah keluar negeri?".
Chae Won : meminta bantuanku dengan segenap hatimu.
Young Ja kembali berteriak : aku sudah mengatakannya berulang-ulang kali padamu.
Chae Won : kau tidak serius, tunjukkan ketulusan hatimu
Young Ja :  apa aku perlu berlutut di hadapanmu, atau apa?
Chae Won : itu bukan ide buruk.

Young Ja mulai emosi, "apa kau sudah gila?, hei... kau tidak perduli terhadap apapun setelah mendapatkan Chul Goo. Apa kau lupa kalau aku ibu mertuamu!!!!.
Chae Won berdiri "aku lelah, aku butuh istirahat".
Young Ja menahan Chae Won, merengek, "Chae Won, aku mohon padamu. Aku tak bisa tinggal terpisah dengan putraku. Kumohoh padamu, tolong bantulah aku, kumohon".

Chae Won sama sekali tak menunjukkan wajah simpati, " kalau begitu buatlah surat perjanjian tertulis. Aku ingin kau mengakui semua kesalahan-kesalahan yang sudah kau lakukan dan berjanji akan memberikan kompensasi atas kerugian psikolog yang ku derita. Tentu saja aku ingin itu disahkan di depan pengacara, benar kan!".
Young Ja : ka...mu....
Chae Won : bukankah kau menyukai perjanjian tertulis, ibu? Jika kau memenuhi permintaanku, maka aku akan mencegah Chul Goo untuk pindah keluar negeri.

Young Ja terduduk memegang lehernya yang terasa tegang, "kelihatannya singa peliharaanku, berbalik menyerangaku. Chae Won berjalan pergi ke kamar, menoleh mendengar perkataan Young Ja, menatap dengan penuh kebencian.

Se Yoon memakirkan mobil, teringat perkataan Joo Ri yang menginginkan cinta darinya bukan simpati, dan jangan membuatnya sengsara seperti ini. Se Yoon tampak melamun, sepertinya hal itu menganggu pikirannya.

Sol Joo menunggu Se Yoon di kantor, saat putranya datang ia langsung bertanya, "apa kau tidak sehat, sekretarismu mengatakan kau pergi ke rumah sakit!".
Se Yoon tersenyum "aku baik-baik saja, ibu. Joo Ri pingsan saat bekerja, jadi aku mengantarnya ke rumah sakit". Sol Joo terkejut, "dia sakit apa?". Se Yoon meminta ibunya untuk tidak khawatir, Joo Ri hanya sedikit stress dan kelelahan.

Sol Joo merasa Se Yoon yang membuat Joo Ri sakit hati, tapi ia tak ingin ikut campur jika memang Se Yoon tak menyukai Joo Ri. Hanya dengan memikirkan Se Yoon akan kembali ke Amerika saja sudah membuatnya merasa gugup,"Ibu mengundang Joo Ri kemari.
Kupikir kalian berdua terlihat serasi bersama-sama. Ibu tidak ingin kau membuang masa mudamu karena Eun Seol".

Se Yoon berbalik minta maaf, kemarin mungkin ia merasa sangat sensitif hingga bicara seperti itu. Jika ia jatuh cinta lagi pada seseorang, mungkin Joo Ri adalah oranganya, "bagaimana aku hidup, kepedihan apa yang aku miliki. Dia mengetahuinya dibandingkan lebih baik dibandingkan dengan orang lain". Sol Joo tersenyum lega, ia mendukung penuh keputusan Se Yoon. 

Keluarga Uhm berkumpul di ruang tengah. Kakek mulai bicara, "kurasa aku adalah pria tua yang diberkati, anak-anak ku berkumpul bersama meneruskan usaha keluarga. Kurasa kalian tidak datang kesini hanya demi uang 10 miliar, tanpa ketertarikan sedikit pun dengan usaha keluarga kita".

Do Hee menyahut, tentu saja itu tidak benar. Mereka tentu tidak bisa meneruskan usaha keluarga tanpa adanya rasa tanggung jawab, "Hanya ada beberapa usaha keluarga berumur 100 tahun yang masih berdiri. Kami merasa sangat bangga dan diberkati". Do Hee menyenggol Ki Moon. "benar..benar, ayah", sambung Ki Moon. 

Ki Ok ikut menyambung, "benar, kita diberkati. Dalam soal usaha, orang meneruskan usaha keluarga yang berumur 100 tahun. Kurasa ayah kita adalah pahlawan dalam hal itu". Giliran Kang Sook yang melirik ke arah Ki Choon. 

Ki Choon berdiri, membuat pengakuan, "Aku mengalami pengalaman yang sangat mistis. Bahkan pengetahuan modern tidak bisa menjelaskannya. Singkatnya, ini adalah keajaiban. Setiap kali aku melihat mie, aku biasanya sakit, mual-mual dan aku mengalami sakit kepala, menggigil dan demam. Bahkan pengobatan modern tidak mampu menyembuhkan gejala-gejalanya. Tapi kalian tahu yang terjadi. Setelah aku menonton pesan video Ayah, kupikir tak seorangpun selain aku yang bisa meneruskan usaha keluarga. Jadi aku membulatkan tekad untuk mengorbankan diriku sendiri.

Pada saat aku pindah ke rumah ini, suatu keajaiban yang luar biasa terjadi padaku. Organ-organ pencernaanku benar-benar sembuh, jadi aku bisa makan mie sepanjang hari. Dan sistem pernapasan dan sirkulasi darahku menjadi lebih kuat. Karena aku memutuskan untuk meneruskan usaha keluarga, aku bisa mengatasi traumaku", jelas Ki Choon panjang lebar. Kang Sook bertepuk tangan, "puji tuhan". 
Ki Choon berlutut, "ayah, ibu terima kasih". 
Kakek tersenyum berbalik mengucapkan terima kasih.

"Ya ampun, dia berbohong tanpa berkedip sedikit pun", ucap Ki Moon. Do Hee menatap sinis, "Dia pastilah pembohong nomor satu se-Korea". Ki Moon berkata jika Ki Choon memiliki sebuah pengakuan, Do Hee bisa memberikan pengakuan juga, "Dia biasanya mual-mual setiap kali dia mendekati tempat ini, tapi sekarang dia baik-baik saja. Hyo Dong, Ibu, tidakkah kalian berpikir begitu?". 

Nenek tertawa, ia bilang Ki Choon terlahir sebagai pembohong, mungkin orang lain akan percaya, tapi tidak dengan mereka, bahkan Bo Reum pun tertawa mendengarnya. Mereka semua menertawai pengakuan Ki Choon barusan. Ki Choon ikut tertawa menahan malu....

Se Yoon masuk ke kamar dengan wajah lesu, tampak sesuatu hal mengganggu pikirannya. Ia mengambil kamera, melihat foto kenangan dirinya bersama Eun Seol. Ada wajah Joo Ri di beberapa foto yang ia lihat, membuatnya mengingat kembali perkataan Joo Ri di rumah sakit. Ia lalu meraih handphone menghubungi Joo Ri, terdengar nada sambung tidak aktif. Se Yoon tampak cemas, "Kenapa dia mematikan handphonenya? Apa dia benar-benar sakit?".
Young Ja datang menjenguk Joo Ri, tampak sangat mengkhawatirkan kesehatan putrinya, "Kau sakit apa sampai harus dirawat di rumah sakit?kenapa kau tidak menghubungi ibu lebih awal".

Joo Ri bilang tak ada penyakit yang serius, ia hanya merasa stress dan kelelahan. Young Ja kembali bertanya jika tidak serius kenapa harus sampai di rawat dirumah sakit. "Aku hanya ingin beristirahat sejenak. Karena sudah disini, aku berpikir untuk melakukan medical check-up secara menyeluruh", jawab Joo Ri.

Joo Ri mungkin bisa membohongi hantu, tapi dia tak bisa membohongi ibunya sendiri. Young Ja menebak dengan tetap penyebab stress yang dialami Joo Ri berkaitan dengan pria yang Joo Ri bangga-banggakan selama ini sebagai tangkapan terbaik se-Korea, "dia punya kekasih?, Apa kau bodoh? Kenapa kau kehilangan priamu untuk orang lain?. Ibu akan menemuinya, Berikan nama dan nomor telepon pria itu".

Joo Ri panik, "ibu, Aku tidak ingin kau mengacaukan semua usaha yang sudah kulakukan".
Young Ja : kau mengatakan itu lagi. Apa kau malu mengenalkannya padaku?
Joo Ri : bukan begitu, ini belum saatnya untuk saling mengenalkan orang tua. 
Young Ja mengeluh, "aigoo...semuanya sia-sia mencurahkan seluruh hidupku demi anak-anakku. Kau dan Chul Goo berpikir kalian sangat hebat dan bisa tumbuh besar karena dirimu sendiri".
Joo Ri : Kenapa ibu mengatakan itu? Apa oppa membuat ibu kesal lagi?

Young Ja memberitahu Joo Ri tentang rencana Chul Goo yang akan pindah keluar negeri. Joo Ri merasa itu tak masuk akal. Lagi-lagi ia menyalahkan Chae Won yang menghasut Chul Goo untuk pergi meninggalkannya. Joo Ri tak meyangka kakak iparnya bisa melakukan hal itu. 

Chae Won kedapur, melihat bibi yang tengah sibuk memasak bubur, ia tahu bibi pasti merasa lelah setelah seharian bekerja. Chae Won bersedia menggantikan tugas bibi, mengantarkan bubur untuk Joo Ri ke rumah sakit. 

Young Ja keluar dari rumah sakit, ia bertemu dengan Se Yoon di pintu masuk, "Oh! Lihat siapa ini. Apa yang membawamu kemari?". Se Yoon menjawab ia datang mengunjungi temannya, ia melangkah maju masuk ke dalam. Young Ja yang tidak tahu malu menghalangi Se Yoon, tersenyum dan berpura-pura bersikap ramah.

"Kau pasti merasa sakit hati kepadaku?. Aku tidak melakukan itu karena memiliki dendam terhadapmu. Aku hanya ingin menyelesaikan beberapa masalah keluargaku yang rumit, jadi aku harus memanfaatkanmu meskipun itu bertentangan dengan keinginanku. Maaf karena sudah menjebakmu padahal kau tidak bersalah. Aku benar-benar menyesalinya, jadi kumohon bermurah hatilah dan memahaminya", ucap Young Ja sambil tertawa terkekeh.

Se Yoon diam saja, memasang wajah tak suka, melangkah masuk. Young Ja kembali bersuara membuat langkah Se Yoon terhenti, "Apa kau tahu kalau menantuku berencana untuk pindah ke luar negeri?". 

Se Yoon mendengarkan perkataan Young Ja, tanpa membalik badannya "Dia akan tinggal di luar negeri jauh dari ibu mertuanya yang mengerikan. Dia sangat bahagia membayangkan hidup sendirian bersama dengan anakku layaknya pengantin baru. Aku akan membiarkanmu mengunjungi temanmu. Maaf atas semua yang telah kulakukan padamu".

Young Ja masuk ke dalam mobil, memandang punggung Se Yoon dengan tatapan sinis. Se Yoon diam mematung, jelas perkataan Young Ja barusan menganggu pikirannya, "Pindah ke luar negeri? Dia akan pergi ke luar negeri bersama suaminya?".

Se Yoon mengetuk kamar Joo Ri, membuka pintu. "sunbae", panggil Joo Ri terkejut. Se Yoon bertanya kenapa Joo Ri mematikan ponselnya. Joo Ri bilang ia hanya ingin istiraha, "apa kau menghkawatirkanku?".
"tentu saja aku khawatir, terjadi sesuatu pada dirimu", jawab Se Yoon. 
Joo Ri tersenyum, merasa senang karena Se Yoon memperhatikan dirinya. 


Joo Ri mengantarkan Se Yoon sampai di depan pintu lift, Joo Ri  merasa khawatir karena telah mengakui perasaannya, apa perasaanya ini akan mengkhianati Eun Seol.
"aku memikirkannya berulang-ulang kali, apa yang akan kurasakan jika aku menjadi dia. Jika aku adalah Eun Seol aku akan merasa lega jika melihatmu menyukai diriku daripada wanita lain. Karena, Eun Seol yang paling tahu bahwa perasaanmu padanya tidak bisa dibandingkan dengan perasaanmu padaku. Bahkan aku tidak bisa cemburu padanya, karena aku hanyalah sekedar pengganti". 
"Jika kau sudah mengetahuinya, kenapa kau melakukan ini terhadapku", tanya Se Yoon. 

"Karena aku mencintaimu", Jawabnya. Dalam 3 tahun ini hanya mencintai satu pria, sulit baginya untuk bertemu dengan Se Yoon lagi. Mungkin Se Yoon berpikir ini hanyalah sebuah kebetulan, tapi ia telah menyiapakan banyak hal untuk mendekatinya secara berlahan, mulai dari bekerja di perusahaan ayah Se Yoon, hingga pertemuan mereka di rumah abu Eun Seol. Ia mendekatinya secara alami, Joo Ri takut Se Yoon akan lari, jika ia menyatakan cintanya sejak awal.

Se Yoon menghela napas, perkataan Joo Ri semakin membuatnya terbebani. Se Yoon memutuskan akan memikirkan dengan serius memulai berkencan dengan Joo Ri. Joo Ri terkejut dan juga senang, memeluk Se Yoon. Perlahan tangan Se Yoon bergerak membalas pelukan Joo Ri. Wajahnya tampak tidak bahagia.

Chae Won keluar dari taxi berjalan masuk kerumah sakit. Dari belakang ia melihat Joo Ri yang sedang berpelukan dengan seorang pria. Chae Won melangkah mundur, bersembunyi di balik tembok. "pria itu seperti Lee Se Yoon", gumannya.

Ia kembali mengintip untuk memastikan, Chae Won bisa melihat dengan jelas wajah Se Yoon, "Bagaimana mereka bisa saling mengenal".

Se Yoon menyuruh Joo Ri untuk kembali ke kamar dan beristirahat. Joo Ri mengangguk, "Baiklah, selamat malam dan terima kasih Sunbae". Pintu lift terbuka, Se Yoon masuk. Joo Ri melepas kepergian Se Yoon dengan senyuman bahagia.

Chae Won keluar dari persembunyiannya. Joo Ri bertanya apa yang dilakukan kakak iparnya disini. "aku membawakan bubur untukmu", jawab Chae Won.

Chae Won menumpah bubur ke mangkok. Joo Ri bertanya apakah kakak iparnya melihat pria yang bersamanya tadi. Chae Won menangguk. Joo Ri bertanya pendapat Chae Won, kelak pria itu akan menjadi anggota keluarga mereka, "Aku menghabiskan waktu tiga tahun untuk menunggunya. Tidakkah dia luar biasa?".

Chae Won terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu pada Joo Ri, tapi ia mengurungkannya. Joo Ri meminta Chae Won untuk merahasiakan hal ini dari Young Ja. Chae Won mengangguk, tanda setuju.

Se Yoon duduk melamun di dalam mobil, berkali-kali menghela napas berat. Keputusannya untuk mulai berpikir berkencan dengan Joo Ri sangat mengganggu pikirannya. Se Yoon memejamkan mata sehingga tak melihat Chae Won keluar dari pintu rumah sakit. Chae Won berjalan melewati mobil Se Yoon, tampak memikirkan sesuatu.

Mereka tak saling melihat satu sama lain. Se Yoon memasang safety belt, menjalankan mobilnya pergi dari rumah sakit.



Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 11 Part 2





4 comments:

  1. Mba tqq sinopsisnya... Aku ngerasa ada yg disembunyiin sol joo dari choon he. Dan sepertinya itu ada hubungannya dengan se yoon.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, saya juga mikirnya gitu...tapi ini masih abu-abu belum jelas....mungkinkah Se Yoon anak kandung Choon Hee....!!!!!

      Delete
  2. dah seru bangetttttt...................thx yah Mba Nuri

    ReplyDelete
  3. wah bener2 ya..banyak banget pemainnya..tapi tetep sangat menarik..tx ya mbak nuri sinop'nya... ^^

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)