Pages - Menu

Thursday, November 01, 2012

10 Museum Terbaik di Indonesia Part 2


1. Museum Taman Prasasti


Ribuan batu nisan, peti mati dan kereta, benda-benda honor inilah yang menjadi daya tarik Museum Taman Prasasti. Cagar budaya seluas 1,2 hektar ini resmi beroperasi pada 9 Juli 1977. Lebih dari 150 tahun silam, lahannya sempat dihuni pemakamam umum Kebon Jahe Kober yang menggantikan kuburan di samping gereja Nieuw Hollandsche (sekarang Museum Wayang) yang sudah penuh. Dua tahun sebelum menjadi museum, jenazah-jenazah yang bersemayam di bawah tanahnya direlokasi, namun nisannya ditinggalkan. Beberapa nisan yang masih tersimpan rapi tersebut adalah milik A>V Michiels (tentara belanda dari Perang Buleleng), Dr. H. F Roll (direktur STOVIA), dengan buku diatas nisannya), Olivia Marianne Raffles (istri Thomas Stamford Raffles, mantan gebernur Hindia Belanda), Miss Riboet (tokoh opera era 1930-an), dan Seo Hok Gie (aktivis mahasiswa di era 1960-an).

Berlokasi di Jl. Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat. Harga tiket masuk Rp. 2.000

2. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II


Jika Jembatan Ampera mewakili sosok moderan Palembang, maka Museum Sultan Mahmud Badaruddin II memperlihatkan wajah masa lalunya. Nama Sultan Badaruddin II dipilih untuk menghormati perjuangan sang sultan melawan Belanda. Diruangan yang dilengkapi pendingin ruangan, pengunjung bisa mendapatkan informasi seputar sejarah dan ragam budaya Sumatera Selatan di era Sriwijaya. Beberapa koleksinya adalah arca Buddha Sakyamuni dari abad ke enam, silsilah Kesultanan Palembang, uang kuno, serta uang pecahan Rp. 10 ribu lama yang menampilkan figur sang Sultan.

Museum ini berlokasi di Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II No. 2, Palembang. Harga tiket masuk Rp. 2.000

3. Museum Purbakala Sangiran


Wajah "nenek moyang' kita bisa di pelajari di tempat ini. Museum Purbakala Sangiran menampung sedikitnya 3.000 fosil purba dari sekitar 13 ribu yang ditemukan di kawasan Sangiran. Wilayah di sekitarnya yang di juluki "Kubah Sangiran" menyimpan 65 persen fosil hominid purba di Indonesia dan 50 persen di dunia yang berusia lebih dari 2 juta tahun. Tak heran jika pada tahun 1996 UNESCO memasukkan Sangiran dalam daftar warisan budaya dunia. Di ruang pamer, labotarium, serta gudang fosil, pengunjung bisa melihat seperti apa kehidupan di masa lalu, termaksud memperlajari misteri evolusi mahluk hidup yang terus menjadi teka-teki abadi. Film pendek tentang evolusi makhluk hidup di putar di ruang teater, sedangkan keindahan kawasan di sekitar museum bisa dinikmati dari menara pandang.

Museum ini berlokasi di Krikilan, Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah. Harga tiket masuk Rp. 3.000

4. Museum Zoologi


Jika kebun binatang menampilkan hewa-hewan yang masih hidup. Museum Zoologi memajang koleksi fauna yang sudah wafat. Bangunannya yang berjarak sekitar tiga kilometer dari Stasiun Kereta api Bogor awalnya merupakan labotarium kecil bagian dari Kebun raya Bogor . Adalah Dr. J.C Koningsberger yang kemudian menyulapnya menjadi museum. Dengan tiket masuk seharga sumbangan di toilet umum, pengunjung bisa menyaksikan sekitar 1.100 fosil burung, 650 mamalia, 600 reptil dan ikan serta 10 ribu serangga.

Salah satu daya tariknya adalah rangka hewan terbesar di laut, paus biru, yang ditemukan terdampar di Pantai Pameungpeuk, Jawa Barat, pada tahun 1916. Bobot rangkanya saja mencapai 64 ribu kilogram atau setara berat 12 ekor gajah Sumatra. Museum yang bernaung di bawah Pusat Penelitian Biologi LIPI ini buka setiap hari dengan pengunjung mayoritas siswa sekolah.

Museum Zoologi berada di Jl. Ir. Djuanda No. 9, Bogor. Dengan harga tiket masuk Rp. 1.000.

5. Museum Samudra Raksa Borobudur


Lengkapi tur di kompleks Candi Borobudur dengan mengunjungi museum yang menyimpan kapal penjelajah legendaris ini. Alkisah di Agustus 2003, Kapal Samudra Raksa memulai penjelajahannya mengarungi samudra dari Jakarta menuju Ghana. Penyelaman selama enam bulan tersebut merupakan napak tilas rute kayumanis pada abad ke delapan yang terpatri di dinding candi. Ide pelayaran ini di cetuskan Philp Beale, mantan tentara Angkatan Laut Inggris, yang datang ke Borobudur pada 1982 dan terpesona pada relief kapal. Kapal laut Samudra Raksa di buat di Madura dengan spesifikasi panjang 18,29 meter dan lebar 4,5 meter.

Museum Samudra Raksa Borobudur berlokasi di Jl. Pramudya Wardani No. 1, Borobudur, Magelang. Dengan harga tiket masuk sebesar Rp. 15.000

6. Museum House of Sampoerna


Museum ini menempati bangunan yang dibeli Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna. Di dalamnya dipamerkan kedai rokok pertama Liem, sepeda dan motor tuanya, peralatan merokok kuno, oven batu bata, dan masih banyak lagi. Sementara di Museum Shop tersaji aneka suvenir semacam miniatur alat gulung rokok tradisional, paket tembakau, buku, serta kuas. Pengunjung juga bisa belajar melingting keretek Dji Sam Soe menggunakan peralatan tradisional, bersaing dengan 3.500 pekerja perempuan yang mampu menghasilkan 325 batang per jam.

Lokasi Museum House of Sampoerna ini berada di Lokasi Taman Sampoerna 6, Surabaya. Tanpa dikenai tarif tiket masuk.

7. Museum Bank Indonesia


Museum ini didirikan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan merawat aneka benda yang berkaitan dengan perjalanan panjang Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Museum Bank Indonesia menempati gedung peninggalan De Jawasche Bank yang di bangun pada 1828. Peran Bank Indonesia sebelum invasi Barat di Nusantara hingga perkembangannya di abad ke-21 dirangkum dalam ruangan berpendingian yang dilengkapi peralatan modern, seperti televisi plasma, diorama, dan layar sentuh. Diruang peralihan, sebuah proyektor khusus menampilkan gamber keping uang logam yang seakan melayang-layang di udara. Saat keping-keping tersebut di genggam, informasi mengenai mereka tersaji secara otomatis.

Lokasi Museum Bank Indonesia berada di Jl. Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta. Pengunjung dapat mengunjungi Museum ini dengan gratis tanpa dikenai tarif tiket masuk.

8. Museum Trowolan


Rerutuhan kota tua dan berbagai artefak yang ditemukan di abad ke- 19 di Trowulan menjadi bukti pentingnya peran kecamatan di Jawa Timur ini dalam sejarah Majapahit, kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara pada abad ke- 14. Awalnya artefak-artefak tak ternilai itu disimpan di gudang yang dibangun oleh Gebernur Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles. Pada tahun 1987, status gudang ditingkatkan menjadi museum. Walaupun 8o% koleksinya merupakan peniggalan kerajaan Majapahit, ruangan-ruangan di museum juga memajang warisan kerajaan-kerjaan lain di Jawa Timur, seperti Kahuripan, Kediri  dan Singosari. Beberapa obyek koleksinya yang terkenal adalah patung Raja Airlangga yang mengendarai garuda, arca bersayap yang dianggap perwujudan Raja Blambangan legendaris Menakjinggo, serta bangunan candi yang ditemukan di Ampelgading, Malang.

Museum ini berlokasi di Jl. Pendopo Agung Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Dengan harga tiket masuk Rp. 2.500.

9. Museum Polri


Di negara dengan tingkat kriminalitas tinggi, wajar jika polisi menjadi institusi penting yang paling berkeringat. Diresmikan dua tahun silam, Museum Polri bertujuan mendokumentasikan sejarah Polri, merekam sepak terjangnya, sekaligu mengajak masyrakat mengenal institusi ini lebih dekat. Terdiri dari 3 lantai, museum ini menampilkan ratusan foto serta berbagai benda sejarah milik Polri yang dikemas rapi dan dilengkapi diorama, market, serta layar sentuh. Penyajian informasi dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Inggris sangat memudahkan pengunjung dari luar negeri. Beragam senjata turut menyemarakkan koleksi di lantai satu.

Ada Revolver, MI Garand, Mauser, serta AK-47. Sementara di lantai tiga tersaji dokumentasi tragedi bom di Indonesia, mulai dari bom Bali hingga bom Kuningan. Beberapa barang bukti yang disita negara juga dipamerkan, salah satunya kacamata milik pakar bom asal Malaysia, Dr. Azahari.

Museum yang memajang koleksi dokumentasi sejarah Polri, senjat dan barang bukti kejahatan ini berlokasi di Jl. Trunojoyo No. 03, Kebayoran Baru, Jakarta. Tanpa di kenai tarif tiket masuk.

10. Museum Siwalima


Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang mengaku nenek moyangnya seorang pelaut, Indonesia idealnya memiliki museum kelautan yang membanggakan. Berdiri di atas bukit pada bulan November 1973, Museum Sawalima menampilkan kekayaan etnologi dan kelautan Maluku dalam dua bangunan terpisah. Bangunan pertama yang menjadi favorit pengunjung berisi kekayaan laut Maluku, seperti aneka satwa laut, peralatan mencari ikan tradisional, berbagai jenis perahu,serta koleksi andalan tiga rangka paus yang terdampar di perairan ini. Dibantu panduan petugas museum yang menguasai materi dengan baik. Kunjungan ke museum ini dijamin bakal memperkaya wawasan kita tentang "The Spice Islands".

Museum Siwalima berlokasi di Jl. Taman Makmur, Ambon, Maluku. Dengan tarif tiket masuk Rp. 3.000


No comments:

Post a Comment

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)