Pages - Menu

Sunday, May 31, 2015

Sinopsis My Brilliant Life Part 4 (Final)

Kondisi Ah Reum semakin memburuk. Ia harus di pindahkan keruang rawat isentif dan memakai vefilator sebagai alat bantu pernapasan. Mi Ra dan Dae Soo tampak lega melihat Ah Reum yang perlahan membuka mata. Dae Soo memberitahu hari ini adalah hari natal. 

Dae Soo memberikan Ah Reum hadiah natal, yaitu buku rekening bank atas nama Ah Reum. Saldo rekening yang dulu hanya berjumlah 700.000 ribu, selama 3 tahun kini telah menjadi 2.597.000. Dae Soo mengatakan semua uang itu milik Ah Reum dan bertanya apa yang ingin Ah Reum beli dengan uang ini.

"Kau tahu betapa sulitnya ayah menabung semua ini?. Bukan hal mudah bagi pria Korea memotong uang sakunya sebesar 70.000 untuk di tabung setiap bulan".

"Ya. Ibu juga terkesan. Ibu tidak tahu. Ayah memang hebat". 

"Apa yang ingin kau beli?. Ayah akan menggunakan uang ini untuk mengabulkan permintaanmu. Katakanlah". 

"Dari pada hadiah, aku ingin pergi ke suatu tempat"

"Kau mau kemana?", tanya Mi Ra

"Aku ingin mendengar lonceng tahun baru". 
Mi Ra dan Dae Soo ragu. Akan sulit bagi Ah Reum untuk mendengar lonceng di tengah kota. Terlalu ramai di sana. Dae Soo membujuk mereka pergi lain kali ketika kondisi Ah Reum membaik.

Ah Reum tidak mau, "Selalu lain kali. Aku ingin mendengarnya tahun ini. Tidak bisakah ibu dan ayah mengabulkan permintaanku sebelum meninggal?". 

Dae Soo dan Mi Ra saling pandang (saya saja merinding mendengarnya). Ah Reum mengajukan satu permintaan lagi. Ah Reum minta Dae Soo mencetak file yang ada di komputernya dan membawanya. Nama filenya "Cosmos". 

Dae Soo menyanggupi. Ah Reum berpesan agar Dae Soo tidak membacanya. Dae Soo mengerti. Ah Reum minta Dae Soo berjanji dengan menautkan jari kelingking mereka. 

"Jika ayah membacanya. Aku akan menghantui ayah selamanya". 

Ancaman itu membuat Dae Soo kaget sekaligus geli, "Ayolah, nak", ucapnya seraya menautkan jari kelingkingnya membuat janji. 

Dae Soo pergi ke warnet untuk mencetak file permintaan Ah Reum. Sembari menunggu, tanpa sengaja Dae Soo melihat email file "Lee Sun Ha". Dae Soo merasa penasaran dan membacanya. 

"Ketika ayah menceritakan masa saat ayah ingin menjadi Atlet, ayah terlihat sangat bahagia. Ayah menyerah karena aku. Ayah mungkin tidak pernah membayangkannya bahwa anaknya, lebih cepat tua darinya". 

Tulisan itu membuat Dae Soo menangis.


Saat kembali ke rumah sakit, Dae Soo berkata pada Ah Reum bahwa ia mencetak file yang di minta Ah Reum dan menaruhnya di dalam tas, "Ayah tidak membacanya. Katakan saat kau membutuhkan file itu". Ah Reum mengerti dan mengucapkan terima kasih dengan lirih. 

Dae Soo lalu berkata kalau Ah Reum mendapat email dari Sun Ha. "Benarkah?", tanya Ah Reum tak percaya. Meski begitu ia mengangguk saat Dae Soo menawarkan diri untuk membacanya. 
Dae Soo berpikir sebentar lalu mulai mengarang bebas, seakan-akan perkataan yang ia katakan adalah email dari Sun Ha. 

"Ah Reum, Korea sangat dingin sekarang, kan?. Amerika juga di tutupi salju dan sangat dingin. Kuharap kita berdua cepat sembuh dan bertemu di musim semi. Orang tua kita pasti sangat senang. Kondisiku semakin membaik. Jangan sakit dan jaga kesehatan. Tolong jangan pernah putus asa. Selamat tinggal".

Ah Reum tersenyum, "Ternyata di Amerika juga turun salju". 

"Ya, sangat banyak salju". 

"Sekali lagi. Bacakan sekali lagi?", pinta Ah Reum
Dae Soo jadi gelagapan mendengar permintaan Ah Reum yang tak terduga. Dae Soo tak kuasa menolak, karena sama sekali tidak mencatatnya Dae Soo salah-salah saat mengulangnya. Beralasan ada telpon masuk, Dae Soo pergi keluar sebentar. Ah Reum tersenyum mengetahui ayahnya yang hanya mencari alasan. 

Dae Soo kembali dengan catatan siap di ponselnya. Saat ingin membacakannya kembali, Ah Reum justru meminta Dae Soo untuk membalas email Sun Ha. 

"Baiklah tunggu sebentar", ucap Dae Soo

"Beritahu jika bicaraku terlalu cepat. Dan tanya padaku, jika ayah tidak tahu ejaannya". 

"Kau meremehkan ayah lagi, nak. Ayo kita mulai". 

Dae Soo mulai mengetik di ponsel dan Ah Reum mengejakan balasan yang ia tujukan pada Sun Ha.

"Halo, Sun Ha. Terima kasih atas emailmu. Aku ingin menceritakan tentang masa kecilku. Kata ayahku, aku suka bermain cilukba saat balita. Ketika ayah muncul dari belakang pintu dan melakukan cilukba, aku akan tertawa dan ayah akan bersembunyi lagi setelahnya. Dan ketika ayah muncul kembali, aku tertawa lebih keras. Bisakah bocah itu tumbuh dewasa menjadi sarjana dan insinyur".

"Saat itu, kupikir aku tumbuh besar sendiri. Tapi kini aku tahu, begitu banyak orang yang membesarkanku dan menyayangiku. Jika di pikirkan semua pengorbanan kedua orang tuaku, aku terkejut dan merasa bersyukur".

Scene memperlihatkan bagaimana perjuangan Mi Ra dan Dae Soo dalam membesarkan Ah Reum. Dae Soo yang harus bekerja keras setiap harinya dan Mi Ra yang harus melupakan cita-citanya menjadi seorang penyanyi.

"Aku mungkin tidak bisa menulis email untuk sementara waktu. Walaupun kau tidak melihatku jika ku katakan "cilukba dan menghilang, tolong jangan lupakan aku. Satu hal lagi, jangan pernah sedih karena aku. Seperti biasa, semoga beruntung".

Dae Soo menangis tanpa suara. Perkataan Ah Reum membuat hatinya sedih. Sebisa mungkin Dae So menahan isak tangsinya agar tidak terdengar Ah Reum. Meski begitu, Ah Reum tahu apa yang di lakukan ayahnya saat ini.

"Walaupun aku tidak bisa melihatnya, tapi aku tahu ayah sedang menangis. Ayahku yang baik. Ayahku yang malang".

Keesokan harinya, Dae Soo meminta ijin pada Dr. Lee untuk membawa Ah Reum pulang. Tentu saja Dr. Lee langsung menolak permintaan itu. Mereka tahu bagaimana kondisi Ah Reum saat ini, sangat berbahaya jika hal itu di lakukan.

Dae Soo berkata mereka hanya mengulur waktu. Pada masa terakhir Ah Reum, Dae Soo ingin mereka bertiga bersama-sama, "Aku ku lakukan apapun permintaan Ah Reum. Aku tahu kau juga menyayangi Ah Reum, aku berjanji tidak akan menyulitkan posisimu. Aku akan menandatangani surat pernyataan jika di perlukan. Tolonglah, dokter".

Hati Dr. Lee menjadi luluh, tepat malam tahun baru Dr. Lee memberi ijin Ah Reum untuk di bawa pulang. Bahkan dia ikut mengantar Ah Reum hingga di depan rumah sakit. Dr. Lee berharap perjalanan Ah Reum menyenangkan dan berharap dapat bertemu Ah Reum tahun depan.

Dae Soo mengendarai taxinya menuju pusat kota. Seperti biasa, jalanan dan pusat kota ramai dipenuhi orang-orang yang ingin merayakan pergantian tahun baru. Berbagai macam acara perayaan di gelar pada malam itu. Taxi Dae Soo terjebak di macet panjang.

Mi Ra menidurkan Ah Reum di pangkuannya dan berkata sebentar lagi umur Ah Reum akan bertambah. Dengan suara lirih Ah Reum bilang masa keemasannya sudah berakhir, dan memuji aroma tubuh Mi Ra tercium wangi. Ah Reum menyentuh perut Mi Ra lalu berkata, "Ibu. Sampaikan pesanku nanti pada adikku. Kalau kakaknya memegang kepalanya".

Mi Ra terkejut ternyata Ah Reum mengetahui dirinya sedang hamil. Dae Soo juga terkejut sekaligus sedih.

"Di malam ayah dan aku melihat bintang jatuh. Aku membuat permintaan. Aku membuat permintaan untuk kesehatan adikku".

Mi Ra menangis dan meminta maaf, ia tidak bermaksud menyembunyikan kehamilannya pada Ah Reum. Ah Reum mengerti, ia meminta Mi Ra mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Ah Reum ingin memberikan hadiah itu di hari ulang tahunnya ke -17. Sebagai hadiah tahun baru untuk ayah dan ibunya. 

Mi Ra mengambil hadiah yang di maksud Ah Reum, sebuah cerita berjudul "Detak Jantung Musim Semi". Ah Reum meminta Mi Ra untuk membacanya agar ia juga bisa mendengarkan.

Mi Ra mengikuti permintaan Ah Reum dan mulai membaca, "Detak Jantung Musim Panas. Oleh Han Ah Reum".

"Angin bertiup, pohon sangat menikmati angin. Mereka menyambut musim baru dengan cabangnya".

"Angin bertiup. Ayah tahu jika hari berangin adalah hari untuk mencari pasangan hidup".

Flashback.

Dae Soo berada di atas bebatuan dan menatap ke atas langit. Ia berteriak meminta di kirimkan seorang pacar. Teriakan itu seakan di jawab oleh suara angin yang menerpa pepohonan. Dae Soo lalu berbalik, sadar kalau permintaannya itu hal mustahil.

Wajah murung Dae Soo berubah cerah begitu melihat air sungai di depannya, segera saja dia melompat ke dalam air yang jernih itu. Dae Soo lalu melepas celananya dan melemparkan celana itu ke atas batu, lalu berenang sesuka hati.

"Angin bertiup. Di hari berangin, ibu tahu dia harus pergi".

Mi Ra berjalan sendiri di tengah hutan. Mi Ra memotong jalan agar segera sampai di halte bis, tapi dia justru tersesat. Mi Ra yang merasa lelah berhenti sejenak dan mengeluh seharusnya halte bis berada di dekat sini.

Lalu ia kembali berjalan dan tersandung. Malangnya Mi Ra malah terjatuh tepat di hadapan sarang lebah.

Mi Ra teriak panik dan secara spontan berlari di ikuti lebah-lebah yang mengejarnya.

Saat melihat sungai, Mi Ra langsung melompat ke dalamnya. Di mana di dalam sungai itu ada Dae Soo yang sedang berenang. Dae Soo terpana melihat seorang gadis yang berlari dan terjun ke arahnya.

Refleks, Dae Soo menangkap Mi Ra yang menjatuhkan diri ke sungai. Mereka sempat berpandangan di dalam air, sebelum akhirnya kembali ke permukaan. Saat di permukaan mereka kembali berpandangan.

"Beberapa saat yang lalu ayah meminta seorang gadis dan kini dia tidak percaya pada apa yang di lihatnya. Ayah berpikir "Dia cantik". Ibu berpikir "Siapa dia?. Dan menjaga jarak".

Mi Ra menatap Dae Soo dengan heran, lalu pandangannya tertuju ke arah bawah. Sadar tidak memakai celana, Dae Soo langsung menenggelamkan badannya ke dalam air hingga hanya kepalanya yang tampak dan bertanya, "Siapa kau?".

Flashback end.

"Ibu, apa ibu menyukainya?", tanya Ah Reum. "Ayah, bagian mana yang membuat ibu tertawa?".

Mi Ra kembali membaca, "Musim panas itu, mereka mengobrol banyak. Itu hal wajar yang bisa di lakukan dan tak banyak yang bisa mereka lakukan".

Flashback.

"Kau tahu di siang hari juga ada bintang?", tanya Dae Soo pada Mi Ra.

Saat ini mereka tengah mengobrol santai di pinggir sungai. Dae Soo merebahkan badannya di atas rerumputan dan Mi Ra duduk di sebelahnya. Mi Ra setengah tidak percaya ada bintang di malam hari. Dae Soo meyakinkan ada bintang di siang hari tapi karena sinar matahari mereka tidak terlihat.

Mi Ra yang baru mengetahui hal itu memuji Dae Soo sangat pintar dalam ilmu pengetahuan. Dengan banggan Dae Soo mengiyakan pujian Mi Ra. Tapi Dae Soo kurang yakin ketika Mi Ra bertanya akan ada bintang jatuh di siang hari. Karena menurutnya bintang jatuh hanya ada malam hari.

Dae Soo minta Mi Ra menyanyikan sebuah lagu. Mi Ra tidak mau. Dae Soo membujuk, bukankah Mi Ra ingin menjadi seorang penyanyi. Sekali saja. Mi Ra tetap tidak mau karena ia merasa malu. Tapi pada akhirnya, Mi Ra bernyanyi dan menjadikan dahan pohon sebagai microphone. Dae Soo tersenyum mendengarkan suara lembut Mi Ra.

"Angin bertiup. Riak di permukaan air, seperti keriput karena tertawa lepas".

Setelah itu, mereka duduk berdekatan dalam diam. Dae Soo menatap lekat Mi Ra, bergerak mendekat dan mencium gadis itu. Mi Ra tak menolak, tapi beberapa detik kemudian Mi Ra terdiam dan menjauhkan wajahnya.

"Ibu berhenti mencium dan melihat kejauhan".

Dae Soo yang heran bertanya ada apa?. Mi Ra tersenyum dan menjawab tidak ada apa-apa, lalu kembali mencium Dae Soo.

"Seakan angin tahu jika ada sesuatu yang membelai kepala Mi Ra dan Dae Soo. Saat itu kami menginginkannya. Saat itu kami sangat membutuhkannya. Kami sangat menyukainya. Itulah awal dari musim panas".

"Ayah....ibu...Aku akan merindukan kalian", ucap Ah Reum dalam hati, air matanya mengalir dan matanya tertutup rapat.

Mi Ra menghapus air matanya yang mengalir dan memuji Ah Reum sangat hebat. "Cerita yang luar biasa, kau sendiri yang menulis ceritanya?". Dae Soo yang berada di belakang kemudi juga ikut memuji Ah Reum hebat.

Mi Ra menjadi panik karena Ah Reum tidak merespon meski ia memanggil nama Ah Reum berkali-kali. Meminta putranya bangun. Dae Soo yang bisa merasakan apa yang terjadi, mendadak menghentikan mobilnya.

Mi Ra menangis, memeluk Ah Reum sembari menyebut nama putranya berkali-kali. Pada Dae Soo Mi Ra bertanya bagaimana ini dan meminta suaminya melakukan sesuatu. Tapi Dae Soo hanya diam tanpa bisa berbuat apa-apa, hanya air matanya yang jatuh membasahi pipi.

5...4...3...2...1... tepat pukul 12.00 malam, semua orang bersorak bahagia menyambut datangnya tahun baru. Suara lonceng, dan letupan kembang api turut memeriahkan suasana. Pijar warna warni kembang api mempercantik langit malam.

"Ah Reum-ah, bukankah kau ingin mendengar suara lonceng itu. Ah Reum-ah. Ah Reum-ah", Mi Ra menangis sesengukan. Sadar bahwa putranya tidak akan pernah membuka mata kembali.

Di tengah orang-orang bersuka ria, Dae Soo dan Mi Ra justru di rundung sedih dan duka mendalam. Malam itu mereka harus kehilangan putra kesayangan mereka. Ah Reum yang baik, Ah Reum yang malang.

Epilog. 

Ah Reum bernaung di bawah pohon cherry blossom yang tengah bermekaran, membacakan puisinya berjudul, "Ayah". 

Ayah bertanya padaku, "Kau ingin jadi apa jika terlahir kembali?"
Kujawab dengan pelan, "Ayah, aku ingin menjadi seperti ayah". 
Ayahku bertanya padaku, "Masih banyak yang lebih bagus, kenapa kau ingin menjadi seperti ayah". 
Kujawab dengan pelan, "Ayah, jika aku seperti ayah memiliki anak seperti aku, maka aku bisa mengerti bagaimana rasanya perasaan ayah. Tangisan ayah".

Ah Reum tertunduk sedih usai membacakan puisinya. Dae Soo yang berada di sana tampak terharu begitu pula dengan Mi Ra. 

"Nona, Kim hanya sampai disitu saja, tidak ada lagi", ucap Ah Reum menyelesaikan syutingnya. 

Seung Chan dan lainnya bertepuk tangan. Dae Soo yang merasa bangga memuji Ah Reum hebat dan mengendong Ah Reum yang melompat ke arahnya.

Karena syuting telah selesai, Ah Reum pamit pergi. Nona Kim mengijinkan, Ah Reum telah bekerja keras hari ini dan berpesan pada mereka untuk hati-hati di jalan. Nona Kim dan Seung Chan tersenyum melihat ketiganya berjalan menjauh. 

Mi Ra, Ah Reum dan Dae Soo jalan bergandengan tangan. Ah Reum merasa lapar dan bertanya kita makan apa hari ini?. Baru beberapa langkah, mereka berbalik. Mi Ra dan Dae Soo tersenyum seraya membungkuk hormat. Ah Reum pun tersenyum dan melambaikan tangan tanda perpisahan.

Di bawah guguran Cherry Blossom, keluarga kecil ini kembali berjalan bergandengan tangan dengan bahagia.


THE END

1 comment:

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)