Pages - Menu

Tuesday, December 10, 2013

Sinopsis The Heirs Episode 17 Part 2

Kim Tan kembali ke apartemen pemberian Kim Won, apartemen kosong yang seharusnya menjadi tempat tinggal Eun Sang. Ia merenung menatap keluar jendela, entah apa yang Kim Tan pikirkan saat ini. Tapi yang jelas, Kim Tan berusaha menahan kesedihannya.


Kim Tan memandang dream catcher yang tergantung di atas jendela. Ia teringat ucapan Eun Sang saat di Amerika, "Hanya mimpi indah yang bisa melewati lubang itu". Dan senyum Eun Sang saat mereka bertatapan dari atas balkon. Saat itu pertama kalinya Kim Tan mulai menyukai Eun Sang. 

Tangan Kim Tan terulur hendak melepas dream catcher, sesaat terhenti seakan hatinya tak sanggup melakukan. Kim Tan teringat lambaian tangan Eun Sang di kamera CCTV, lambaian perpisahan. 


Akhirnya Kim Tan menguatkan hati melepas dream catcher itu. Pertanda apakah ia telah menyerah pada mimpi indahnya. (Background soundtrack "Paninful Love", Ost. The Heirs Part 9).


Kim Won terkejut mendengar perkataan Kim Tan, saking terkejutnya ia minta Kim Tan mengulagi perkataan yang barusan dia ucapkan. Kim Tan berkata akan melakukan semua yang Kim Won katakan.


"Jika Hyung mau aku ke Amerika, aku pergi. Aku akan memberikanmu semua sahamku jika kau mau. Jika kau tak mau aku kembali aku takkan kembali. Jika kau tak mau melihat aku selama sisa umur kita, aku tidak akan pergi menemuimu. Jadi, Hyung, selamatkan Eun Sang dari Ayah dan aku", ucap Kim Tan putus asa. 


Kim Won tertegun tak mengerti. Kim Tan merasa telah menghancurkan hidup Eun Sang. Rasa sukanya pada gadis itu malah mendorong Eun Sang kejurang. Hingga Eun Sang harus meninggalkan rumah, sekolah, dan teman-teman. Bahkan masa depannya telah ia hancurkan.

"Aku sudah berusaha yang terbaik untuk bisa bersama Eun Sang. Kenapa hanya ini satu-satunya cara bagiku untuk melindunginya?. Kenapa pergi adalah satu-satunya cara?", tanya Kim Tan marah dan frustasi.

"Kau mau minta tolong atau mengajak berkelahi?", tanya Kim Won menanggapi nada bicara Kim Tan. 

"Aku memberi Hyung kesempatan untuk mengambil semua yang bisa kau rebut dariku. Karena itu Hyung, kau hanya perlu menolong Eun Sang kembali kemana dia seharusnya berada". 

"Kau tidak akan pernah bisa melihatnya lagi. Apakah kau akan baik-baik saja?", tanya Kim Won ragu. 

"Aku hanya akan melihatnya sekali lagi" jawab Kim Tan menekan perasaannya. 

Kim Won masih tampak bingung, tapi ia bisa melihat kesungguhan di sorot mata Kim Tan. 

Eun Sang menuntup toko buku dan berdiri di depan toko. Hujan turun dan Eun Sang tidak membawa payung, jadi ia berdiri di depan toko menunggu hujan berhenti. Pandangan Eun Sang terpaku menatap ke seberang jalan. Disana ada Kim Tan berdiri dibawah payung, menatap lurus dirinya. 


Kim Tan melangkah menghampiri Eun Sang. Eun Sang tampak sedih seiring makin dekatnya Kim Tan berjalan ke arahnya. Tapi Eun Sang menekan perasaanya dan marah saat Kim Tan berdiri tepat di depannya. 


"Kau tidak seharusnya di sini. Apa yang harus aku lakukan saat kau datang seperti ini?". 

"Maaf", ucap Kim Tan lirih. 

Eun Sang menahan tangis, "Kalau begitu maka pergilah.  Aku melarikan diri darimu!. Kenapa kau malah mencariku?". 

"Maaf", ucap Kim Tan dengan nada lebih pelan, "Aku akan mengembalikan semua yang sudah kuhancurkan. Sekolahmu, rumahmu, teman-teman. Kehidupanmu sehari-hari tanpa diriku..Aku akan mengembalikan semuanya seperti semula, sebelum kau bertemu denganku.". 

Air mata Eun Sang menetes, tapi ia berusaha bersikap tegar, "Kau tidak perlu melakukan itu. Aku tidak ingin kembali. Aku menyukai tempat ini. Apa yang harus kau lakukan sekarang adalah tidak membuatku pindah ke tempat yang lainnya lagi. Jadi jangan datang ke sini lagi. Karena jika kau datang. Aku harus pergi lagi".

"Mungkinkah, sejak pertama kita bertemu hingga sekarang, aku hanya memberi masalah padamu?", tanya Kim Tan pelan. 

Eun Sang menekan perasaannya dalam-dalam, "Ya", jawabnya tegas. 

Kim Tan menunduk sedih, "Begitu rupanya. Aku tidak akan kembali lagi. Sudah memintamu untuk menerima tangaku dan memberanikan diri, aku minta maaf". 

Air mata Eun Sang semakin deras menetes saat Kim Tan berkata, "Selamat tinggal. Cha Eun Sang". 

Kim Tan meraih tangan Eun Sang, menyerahkan payung yang ia pegang ke Eun Sang. Lalu berbalik pergi.

Kim Tan jalan pergi dengan perasaan terluka, membiarkan dirinya basah terguyur air hujan.

Eun Sang menjatuhkan payung dan menangis tersedu-sedu, menatap punggung Kim Tan yang menjauh. Kim Tan pergi tanpa menoleh lagi ke belakang.  

Dalam keadaan basah kuyup, wajah pucat dan perasaan hancur, Kim Tan menemui ayahnya. Ia mengaku sudah menemukan Eun Sang, dan baru saja menemuinya. Presdir Kim membentak, "Apakah kau sudah gila?", teriaknya nyaring hingga urat-urat di lehernya menegang. 

"Tapi Ayah, aku tidak akan pernah menemuinya lagi. Ayah telah menang. Aku...sudah kalah. Jadi jangan menyentuhnya lagi". 

Presdir Kim mencibir, " Anak bodoh. Apakah masalah jika aku menjauhkan perempuan itu darimu?". 

"Itu sangat menyakiti perasaanku", teriak Kim Tan marah dan frustasi, "Rasanya berat sekali dan aku merindukannya. Hidupku terasa seperti sampah!". 

Kim Tan menghela napas, mengatur emosinya. Presdir Kim hanya menatap Kim Tan dengan tatapan terkejut mendengar kemarahan putranya. 


Usai menyampaikan apa yang ingin ia katakan, Kim Tan keluar dari ruang kerja ayahnya. Di luar ada Ny. Han yang sedari tadi menunggu dan mencemaskan Kim Tan. Ia memegang handuk dan bertanya kenapa Kim Tan basah kuyup, "Kau mempunyai mobil dan semua yang kau perlukan. Bagaimana kalau kau masuk angin?".

Ny. Han hendak mengeringkan rambut Kim Tan yang basah, tapi Kim Tan mengelak, menjauhkan kepalanya seakan tak ingin disentuh. Ny. Han terkejut dengan penolakan putranya, "Tan-ah". 

Bahkan saat Ny. Han menyentuh lengannya, Kim Tan menepis tangan ibunya. Pergi ke kamar dengan pandangan kosong tanpa semangat. 

Ny. Han mengikuti, Kim Tan membanting pintu kamar dan menguncinya dari dalam membuat Ny. Han semakin cemas, dengan nada pelan ia memanggil putranya, "Tan-ah, sebentar saja. Ibu mengkhawatirkamu". 

Tapi yang terdengar hanyalah suara teriakan kemarahan Kim Tan dan suara benda yang jatuh dan pecah dari dalam kamar. Ny. Han semakin panik, mencoba membuka pintu, "Tan-ah!. Kim Tan!. Ada apa?. Buka pintunya?". 

Terdengar suara bentakan Kim Tan yang minta ibunya pergi. Dan itu semakin membuat Ny. Han cemas, takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya, "Tan-ah, buka pintunya. Ibu mohon". 

Kim Tan mengamuk dan menghancurkan seisi kamarnya. Presdir Kim berdiri di ujung lorong, mendengarkan amukan Kim Tan. Tak bergeming, meski ia melihat bagaimana paniknya Ny. Han saat itu. (tok..tok..presdir Kim hatimu terbuat dari apa????).

Kim Tan duduk di dalam kamarnya yang gelap dan berantakan, tangan kanannya berdarah akibat menghancurkan barang-barang. Tapi ia sama sekali tak merasakan sakit. Hatinya yang lebih sakit. Kim Tan menangis dalam diam. Tangisan kemarahan dan sedih. 


Keesokan harinya, Kim Tan masuk ke sekolah dengan tangan terbalut perban. Pandanganya kosong, tak peduli pada keadaan sekitar meski ada beberapa dari teman sekelasnya bersenda gurau. Young Do yang duduk di belakang, terus mengamati prilaku Kim Tan yang tampak berbeda dari biasanya. 


Bel tanda di mulai pelajaran berbunyi. Anak-anak duduk rapi di bangku masing-masing. Tapi tak begitu dengan Kim Tan, ia langsung bangkit dari tempat duduknya, membawa tas pergi keluar kelas. Hyun Joo masuk dan menyuruh Kim Tan kembali ke tempat duduknya. Tapi Kim Tan terus berlalu, tanpa menghiraukan perintah Hyun Joo. Seolah tak mendengar. Hyun Joo hanya menatap bingung. 


Sikap Kim Tan yang berbeda menganggu pikiran Hyun Joo. Karena itu ia memanggil Hyo Shin. Mereka berbincang di perpustakaan. Sembari menyeduh kopi, Hyun Joo bertanya, "Kau tahu Kim Tan, kan?. Anak-anak yang lain bilang kau teman terdekatnya".

"Lalu?", tanya Hyo Shin.

Hyun Joo duduk di depan Hyo Shin dan memberikan kopi yang ia buat. Ia bertanya apa terjadi sesuatu pada Kim Tan. Hyo Shin bertanya apa Hyun Joo memanggilnya untuk menanyakan hal ini. 

"Apakah kau ingin membicarakan hal lain?. Kau ingin berbicara tentang ujian perguruan tinggi sekarang?", ujar Hyun Joo. 

Hyo Shin menghela napas dan berkata, "Kau melihatku mencium seorang perempuan. Kau harusnya membicarakan ini lebih dulu. Aku melakukannya untuk menunjukkannya padamu".

"Kau sudah menyukai seseorang sekarang. Apakah itu akan membuatmu sadar?. Aku merasa lega akan itu". ucap Hyun Joo membuat Hyo Shin kecewa. 

Hyo Shin kecewa, kenapa Hyun Joo harus merasa lega, "Kau sudah tahu siapa yang aku sukai". 

Hyun Joo merasa tidak nyaman dan mengalihkan pembicaraan. Bisakah mereka membicarakan tentang Kim Tan saat ini. Hyo Shin heran kenapa Hyun Joo begitu peduli pada Kim Tan, apa Hyun Joo menjadi tutor Kim Tan juga. 

"Dia adik temanku", jawab Hyun Joo.  

"Apakah kau kenal Won Hyung?", tanya Hyo Shin syok, "Bagaimana? Kampus kalian tidak sama dan...Mungkinkah...Kau pacaran dengannya?". 

Hyun Joo menyangkal, "Tidak". Tapi Hyo Shin yakin Hyun Joo pacar Kim Won, atau paling tidak Hyun Joo akan berkencan dengan Kim Won sebentar lagi. 

"Kubilang tidak", sangkal Hyun Joo sekali lagi. 


Hyo Shin merasa rendah diri, mengetahui jauhnya perbedaan antara dirinya dan Kim Won. Hyo Shin berkata pastilah ia terlihat seperti lelucon di mata Hyun Joo. Hyo Shin berdiri, dan beranjak pergi. Ia menyarankan Hyun Joo untuk bertanya pada pacar Kim Tan saja jika ingin mendapatkan informasi lebih lengkap. 


Kim Tan membolos sekolah, seakan tak mempunyai tujuan ia menonton film di bioskop sama seperti yang pernah Eun Sang lakukan. Tapi bedanya, di dalam bioskop itu Kim Tan duduk sendiri di dalam bioskop yang gelap. Air mata matanya mulai mengenang. 


Usai dari bioskop, Kim Tan berdiri di depan toko yang menjual dream catcher, sekarang toko itu telah tutup dan tempatnya di sewakan. Meski begitu masih ada beberapa dream catcher yang tergantung di elatase toko. Kim Tan memandang sedih benda itu, benda yang mengingatkannya pada Eun Sang. 


Kim Tan pulang ke rumah, tidur dengan masih memakai baju seragamnya, bahkan mantelnya pun masih menempel di badannya. Kim Tan menangis dalam tidur. Badannya bergetar menahan isak tangis. Betapa remuknya hati Kim Tan saat ini. 


Keesokan paginya. Kim Tan bertemu dengan Spy Jung di halaman depan. Ia menghadang jalan, Spy Jung membungkuk dan berlalu. Kim Tan dengan cepat merebut amplop dari tangan Spy Jung dan membuang isinya ke atas tanah. 

Berhamburlah foto-foto Eun Sang bersama ibunya di tempat tinggal mereka yang baru. Sebelum Kim Tan bertanya, Spy Jung berkata presdir Kim yang menyuruhnya untuk mencari tahu keberadaan Eun Sang. Kim Tan membuang amplop itu dengan marah lalu pergi. 

(Btw, Kim Tan ini habis berkelahi sama siapa ya?. Wajahnya lebam dan ada plester di hidungnya). 


Kim Won menghadiri kencan yang diatur untuknya, ia datang lebih dulu. Sembari menungu, Kim Won membaca artikel mengenai keluarganya dan juga Jeguk Group. Tak lama kemudian si wanita yang dijodohkan untuk Kim Won datang dan langsung duduk di depannya.


"Yang Da Kyung-shi?", tanya Kim Won.

"Kim Won-shi", balas wanita itu yang ternyata bernama Yang Da Kyung (Cameo : Wang Ji Won)

Kim Won berkata Da Kyung terlambat datang. Tapi Da Kyung tidak peduli bahkan tidak meminta maaf, ia malah bertanya apakah Kim Won tertarik untuk menikah dengannya. Atau Kim Won datang hanya karena mematuhi perintah presdir Kim. 

"Aku tidak tahu", jawab Kim Won dingin. 

Da Kyung menyerahkan kartu nama, ia minta Kim Won menghubungi jika tertarik menikah denganya. Kalau tidak tertarik anggap saja mereka sudah makan malam dan minum teh bersama. 

Da Kyung berkata pacarnya sedang menunggu. Ia hendak pergi, tapi terhenti ketika Kim Won bertanya dengan nada sinis, "Kenapa kau tidak datang bersama pacarmu. Katakan saja pada orang tuamu kita sudah makan malam, minum teh, dan bahkan menonton film. Aku akan pulang". 


Kim Won berdiri dan mengatakan alasannya pulang lebih dulu karena sikap kasar Da Kyung membuatnya muak. Kim Won pergi, Da Kyung ternganga tak menyangka sikap Kim Won sedingin itu. 

Ponsel Kim Won berdering, dan ia menjawabnya. Ia kaget karena itu adalah telepon dari kantor polisi. 


Kim Won bergegas ke kantor polisi dan melihat Kim Tan ada disana. Ia langsung memarahi adiknya ditangkap karena ngebut tanpa mempunyai SIM, "Kau pikir ini adalah Amerika?".

"Berapa lama aku harus tinggal?. Apakah aku bisa pergi sekarang?", tanya Kim Tan tak peduli. 

"Apa yang kau lakukan ini salah. Memberontak seperti ini takkan  membuatmu mendapatkan apapun", hardik Kim Won.
"Memberontak?", ucap Kim Tan sinis, "Kedengarannya menyenangkan. Hyung tidak berterima kasih?. Aku hidup seperti yang Hyung inginkan. Sekarang, tak seorangpun yang  mengancam posisimu di keluarga kita. Oh. iya...Kita bukan keluarga". 

Kim Tan berdiri dan menyuruh Kim Won mengurus masalah ini. Ia menatap Kim Won sinis, "Siapa yang tahu? Hyung mungkin membutuhkan aku lagi"

Kim Tan pergi meninggalkan Kim Won yang kehilangan kata-kata. Dari wajah Kim Won tampak rasa terkejut mendengar perkataan Kim Tan barusan. 


Kim Won melaporkan pada presdir Kim tentang Kim Tan yang mengemudi tanpa SIM. Seperti biasanya, presdir Kim hanya menyalahkan orang lain. Ia berkata Kim Tan semakin parah saja, sebenarnya apa yang dia lakukan?". 

"Apakah ayah tidak bisa melihatnya?. Pria yang belum dewasa mencoba menjadi seorang pria dewasa, dan terpuruk", ucap Kim Won seakan memberikan pembelaan untuk Kim Tan.

"Kenapa dia tidak jadi kuat dulu sebelum jatuh terpuruk?. Dia bahkan belum melakukan apa-apa", cemooh presdir Kim
"Tan mengetuk pintuku setelah 18 tahun lamanya bahkan ketika aku membencinya. Dia begitu dan jujur. Ayah tentu tidak bisa membayangkan seberapa kuat kuatnya dia bisa menjadi seperti itu. Dan sekarang dia jatuh terpuruk. Apakah Ayah tidak bisa melihat itu?', ujar Kim Won berusaha membuka "mata" ayahnya. 

Tapi presdir Kim bersikap tak peduli, menyuruh Kim Won berhenti membicarakan hal itu. Ia bertanya Kencan Kim Won dengan
Young Da Kyung, cucu pemilik BS Telecom. 

"Apakah ayah mengusir gadis yang menyukai Tan?", tanya Kim Won melanjutkan pertanyaannya. 

Seakan tak mendengar pertanyaan Kim Won, presdir Kim malah menyuruh Kim Won  mengatur tanggal pernikahan untuk musim semi depan. Ia juga berkata perusahaan mereka membutuhkan layanan komunikasi (dengan Kim Won menikahi Da Kyung, semakin membuat Jeguk Group bertambah kuat. 2 perusahaan besar bergabung dan saling menguntungkan). 

"Apakah Ayah mengusirnya?", ulang Kim Won lagi.

Setengah teriak presdir Kim berkata tidak mengusir Eun Sang keluar, "Dia pergi ke tempatnya yang seharusnya dan aku hanya mengatakan apa yang harus aku katakan".

Kim Won bertanya tak cukupkah presdir Kim melakukan hal itu padanya (memisahkannya dengan Hyun Joo). 

"Jika kau memuaskanku, aku takkan melakukan ini pada Tan. Tapi, lihatlah apa yang kau  lakukan dengan Hyun Joo!. Tidak akan kubiarkan Tan begitu juga. Kedua Ibu kalian memalukan. Tanpa mertua, bagaimana kalian akan melakukan bisnis?", hardik presdir Kim menyalahkan Kim Won. 

Kim Won bertanya tak bisakah ayahnya mempercayai ia dan Kim Tan. Tak bisakah mengandalkan ke dua putranya saja. Presdir Kim menyuruh Kim Won membawa Da Kyung ke hadapannya, dengan begitu ia akan mempercayai Kim Won.

"Ayah menyebut itu sebagai kepercayaan?", tanya Kim Won tak percaya. 

"Pergi. Aku lelah", ucap presdir Kim tak berniat mengubah pendiriannya. Ia menggelengkan kepala, mengeryitkan kening, "Aku benar-benar lelah hari ini". 


Rachel berada di UKS sekolah, karena ia merasa pusing. Di dalam UKS, Rachel menerima telepon yang membicarakan jurusan apa yang ia ambil di universitas nanti. Rachel tak peduli jurusan apa, selama ia bisa masuk Ivy League. Usai mengatakan itu, ia menutup teleponnya. 

Ponsel Rachel berdenting menerima pesan masuk, "Jangan berisik di ruang kesehatan", pesan itu dari Hyo Shin. 

Rachel kaget membaca pesan tersebut, ia berdiri menghampiri satu tempat tidur yang tertutup tirai. Ia membukanya dan Ci...luk...ba.....ada Hyo Shin disana melambaikan tangan dan tersenyum manis padanya. 

Ow..ow...tapi senyum dan lambaian tangan Hyo Shin itu membuat Rachel terbelalak dan merasa salah tingkah. Cepat-cepat ia kembali ke tempat tidurnya. Menutup tirai sampai penuh, seakan-akan tirai itu bisa melindungi dirinya dari senyum maut yang ditebarkan Hyo Shin.

Ponsel Rachel kembali berdenting, menerima pesan ke dua dari Hyo Shin. "Kenapa kau terlihat canggung bila berada di sekitarku?". 

Rachel membalas, "Aku tidak merasa canggung. Aku merasa malu". 

"Kenapa?", tanya Hyo Shin kemudian.

Rachel berpikir sebelum membalas, "Bisakah kita menganggap "hal itu" tak pernah terjadi?". 

Hyo Shin tersenyum lalu membalas, " Meskipun semua orang tahu tentang hal itu, tapi baiklah. Akan kulakukan". 

Rachel kesal membaca balasan Hyo Shin, maka ia pun membalas, "Kau bahkan tidak mengikuti tes perguruan tinggi. Kenapa kau datang ke sekolah?. Apa itu artinya kau  sudah siap untuk gagal?". 

Tiba-tiba tirai tempat Rachel terbuka, otomatis Rachel kaget karena Hyo Shin sudah berdiri di depannya dan bertanya, "Haruskah aku gagal?". 

"Apa yang akan kau lakukan jika kau gagal?", tanya Rachel menunduk malu. 

"Bukankah kau melihatku memenangkan Gold Award di Festival Asia Youth Short Film?. Aku bisa masuk ke setiap sekolah film di Korea dengan portofolio itu", ujar Hyo Shin membanggakan diri. 


Jawaban Hyo Shin itu membuat Rachel menatap dirinya, dengan sikap "sinis" seperti biasa Rachel bertanya, "Lalu, kenapa kau tetap belajar?". 

"Karena banyak tahu itu lebih baik", jawab Hyo Shin membalas tatapan Rachel...

Keduanya berpadangan beberapa saat, tampak perubahan di raut wajah mereka. Rachel tersadar lebih dulu, ia yang merasa malu pun beralasan "Kepalaku sakit". Lalu menutup tirai, melindungi dirinya dari pesona Hyo Shin. 


Hyo Shin membalikan badan, lalu menoleh lagi kebelakang. Heran bercampur bingung dengan sikap Rachel...


Myung Soo, Chan Young, Bo Na dan Young Do ngumpul di studio Myung Soo. Myung Soo mendapat undangan pesta di club untuk besok malam. Ia mengajak Young Do pergi, karena banyak DJ keren yang akan mengisi acara itu. 

Young Do menyuruh Myung Soo berpura-pura pergi kesana hanya untuk mendengarkan musik. Jika bukan karena perempuan, pasti Myung Soo takkan mau pergi ke klub. Chan Young berpendapat perempuan adalah musik. 


"Kalau begitu, musik tipe seperti aku ini bagimu, Sayang?", tanya Bo Na manis, bicara dalam bahasa inggris. 

Chan Young berpikir, "Hm...Carol (lagu natal/puji-pujian)", jawab Chan Young. 

Yang langsung di sambar Myung Soo, "Death Metal". (hahahaha). 


Bo Na langsung marah, berdiri siap menyerang Myung Soo. Tapi Myung Soo langsung menghindar dan minta Bo Na berhenti disana, "Jika kau melangkah lebih dekat lagi...Aku akan merebutmu dari Chan Young!". 

Giliran Chan Young yang marah, menarik kerah Myung Soo, berpura-pura ingin memukul. "Apa yang membuatmu berpikir kau bisa mengatakan itu?". 

Bo Na tersenyum senang, "Heol! Dia cemburu". 

Dan Myung Soo pun sadar, "Heol!. Aku diperalat". 


Young Do tersenyum geli melihat tingkah 3 temannya itu. Chan Young menyodorkan setoples kacang almond pada Myung Soo, dan menyuruh dia untuk memakannya. Chan Young berkata kacang itu bagus untuk jantung Myung Soo. Dan seperti biasa, Myung Soo langsung manut seperti anak kecil. Hehehe


Chan Young dan Bo Na duduk. Chan Young memandang Bo Na dan dengan manis berkata, "Aku khawatir bagaimana Bo Na ku bisa membuat banyak pria jatuh cinta padanya".

"Hanya kau yang berpikiran seperti itu", celetuk Myung Soo memakan almond langsung dari toplesnya. (kikiki)

Bo Na mencemaskan Kim Tan, tidak apakah mereka membiarkan Kim Tan seperti itu, "Aku dengar dia ditangkap polisi. Bahkan wajahnya luka-luka hari ini". 

Chan Young yang masih marah pada Kim Tan berkata besok hari peringatan berdirinya Perusahaan Jeguk Group, "Kuharap Kim Tan datang dengan wajah begitu dan mendapat lebih banyak masalah lagi". 

Huwa...Chan Young jahat, sampai-sampai Myung Soo berseru kaget mendengar ucapan Chan Young, meski dengan suara pelan. Young Do yang hanya mendengarkan sejak tadi, menampakan wajah khawatir ketika menyinggung tentang Kim Tan.

Dan keinginan Chan Young itu terwujud. Karena esok harinya, Kim Tan datang ke peringatan Jeguk Group dengan wajah lebam, seperti habis berkelahi. Pikiran Kim Tan melayang entah kemana, ia hanya duduk diam dengan pandangan kosong.

Di atas podium, presdir Kim berpidato bagaimana sejarah Jeguk Group bisa menjadi perusahaan besar. Disaat presdir Kim sibuk berpidato, para undangan justru berbisik-bisik melihat wajah Kim Tan yang penuh luka. 

Kim Won dan Ny. Jung yang duduk di sampingnya ikut melirik Kim Tan. Mereka hanya bisa menghela napas melihat Kim Tan seperti itu. Tampak rasa khawatir di wajah Kim Won. Dan Jae Hoo dari tempat duduknya, memandang khawatir melihat kondisi Kim Tan saat ini. 
Young Do dan 2 temannya menuju club. Di jalan ia menelpon Myung Soo, menyakan dimana keberadaannya. Di telepon Myung Soo berkata kalau ia melihat Kim Tan di club. Young Do seakan tak percaya. 


Tepat pada saat itu salah satu teman Myung Soo menunjuk ke depan. Dimana ada Kim Tan yang baru keluar dari club dalam keadaan mabuk. Kim Tan jalan sempoyongan, karena jalannya tak seimbang, maka ia menabrak orang salah satu yang berpapasan dengannya. 


Kim Tan berlalu tanpa minta maaf membuat orang yang ditabrak itu marah dan menuntut permintaan maaf dari Kim Tan. Tapi Kim Tan tak peduli dan terus berlalu. Orang itu menarik Kim Tan dan siap memukulnya. 

Tapi Kim Tan lebih dulu memukul orang itu. Young Do yang melihatnya hanya menghela napas. Begitu Kim Tan ingin memukul lagi, Young Do langsung turun tangan menghentikan. Namun, Kim Tan memberontak dan seakan ingin meladeni perkelahian. Pada 2 temannya, Young Do menyuruh mereka untuk mengurus orang yang ditabrak, sementara ia yang mengurus Kim Tan. 

Niat Young Do awalnya ingin melerai perkelahian, tapi melihat Kim Tan yang seakan ingin berkelahi membuat Young Do kesal, "Kau mau mati". Ujung-ujungnya, ia memukul Kim Tan lebih dulu. Meski terhuyung-huyung, Kim Tan membalas pukulan Young Do. Tak mau kalah Young Do pun kembali membalas, dan pukulan kerasnya membuat mulut Kim Tan berdarah. 

Young Do melempar Kim Tan ke tanah, ketika Kim Tan hendak membalas pukulannya. Keduanya tergeletak kelelahan. Young Do memadang Kim Tan yang tampak menyedihkan. Kim Tan bahkan tidak merasa sakit meski mulutnya berdarah. Seakan tahu apa yang dirasakan Kim Tan, Young Do pun berkata. 

"Jika kau sangat merindukan Cha Eun Sang, pergilah temui dia". 

"Aku takkan lagi pergi menemuinya. Kau bisa memilikinya", ucap Kim Tan dengan menitikan air mata. 

Young Do syok mendengarnya, perlahan ia menoleh dan melihat air mata yang mengalir dari sudut mata Kim Tan. Wajah Kim Tan tampak pasrah, tidak memiliki semangat hidup. 




END


Komentar : 

Menyedihkan melihat Kim Tan menghancurkan diri sendiri seperti itu. Dunia memang tidak akan runtuh hanya karena seseorang putus cinta. Tapi bagi Kim Tan, Eun Sang adalah dunianya, dan dunia itu runtuh seiring dengan kepergian Eun Sang. Betapa putus asanya Kim Tan hingga menyerahkan Eun Sang pada Young Do.

Selama 18 tahun, Kim Tan hidup dengan menanggung beban berat. Terlahir sebagai anak diluar nikah. Tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Tidak bisa mengakui ibu kandungnya di depan umum. Di benci kakak dan ibu tiri. Dijauhi teman-teman, di tinggalkan sahabat. Sebisa mungkin Kim Tan bertahan, meski sering terlihat kesepian. 

Saat bertemu dengan Eun Sang, Kim Tan seakan menemukan semangat baru. Rela mempertaruhkan semuanya demi gadis yang dia sukai. Tapi gadis itu pergi meninggalkanya. Puncaknya, Kim Tan merasa kepergian Eun Sang itu merupakan kesalahannya. Ujung-ujungnya dia menghancurkan diri sendiri. Pemberontakan yang dilakukan anak SMA usia 18 tahun. 

Ayo siapa saja, tolong bantu Kim Tan...Kim Won atau Young Do. Saatnya kalian bergerak.

1 comment:

  1. Semangat semangat nuriiiii tinggal 3 episode lagi :D

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)