Pages - Menu

Monday, December 09, 2013

Sinopsis The Heirs Episode 17 Part 1

Kim Tan kembali ke apartemen yang diberikan Kim Won. Apartemen itu kosong dan gelap. Tidak ada Eun Sang disana. Ia memandang keluar jendela dengan pandangan kosong dan sedih. Terniang kembali perkataan ayahnya. 

"Jangan lupakan hari ini. Kau kehilangan dia sebagai akibat dari pedang yang kau ayunkan".

Air mata Kim Tan tak terbendung lagi membajiri wajahnya mengingat Eun Sang. Kini gadis yang ia sukai benar-benar pergi meninggalkannya sendiri. 

Kim Tan jatuh berlutut dan menangis. Memegangi dadanya yang terasa sesak. Hanya erangan kecil yang terdengar menandakan betapa sakit hatinya saat ini.

Keluar dari apartemen, Kim Tan terus berusaha menghubungi ponsel Eun Sang. Masih sama, ponsel Eun Sang tidak aktif, panggilannya dialihkan ke kotak suara.

Kesedihan menyelimuti Kim Tan saat ini, ia bersandar di pagar pinggir jalan. Menangis dan menangis lagi.

Terlebih ketika mengingat senyum dan lambaian tangan Eun Sang saat mereka berpisah terakhir kali di apartemen. Air mata Kim Tan terus mengalir tanpa henti.
Kim Tan kembali pulang kerumah dengan langkah lemas, ia menemui ayahnya di ruang kerja. Presdir Kim duduk santai membaca buku. 

"Eun Sang tidak ada. Dia tidak ada dimana-mana", ucap Kim Tan putus asa, "Apa yang telah ayah lakukan?. Apa yang ayah katakan padanya?. Ayah mengirim Eun Sang kemana?". 

Presdir Kim mengatakan kalau semua ini adalah kesalahan Kim Tan, " Kau seharusnya tidak melakukan apa yang sudah kau lakukan. Sejak awal kau seharusnya tidak membiarkan dia untuk memperhatikanmu". 

"Aku yang memperhatikannya duluan. Aku yang menyuruhnya. Aku yang memintanya untuk berani melakukan ini semua. Seharusnya ayah mengusirku!. Seharusnya aku yang ada dalam pesawat itu. Kenapa?. Ayah tidak bisa mengusirku karena aku ini asuransi bagi kakak?. Sebenarnya siapa Ayah?. Apa hak ayah untuk menghancurkan hidup seseorang?", ucap Kim Tan marah. 
"Aku hanya menyarankan agar dia menjalani kehidupan yang cocok dengannya. Dia akan dikeluarkan dari sekolah", ucap presdir Kim tak peduli

"Kumohon jangan lakukan itu", pinta Kim Tan

Presdir Kim memberi peringatan, jangan pernah Kim Tan mencoba mencari Eun Sang, "Saat kau menemukannya, kehidupan anak itu akan benar-benar hancur. Kembali ke kamarmu".

Kim Tan kehilangan kata-kata, menghela napas frustasi dan lelah. 

Chan Young menemui ayahnya, dengan tergesa-gesa ia mengatakan kalau Kim Tan sudah seperti orang gila mencari Eun Sang kemana-mana. Telpon Eun Sang juga tidak bisa di hubungi, "Apa yang sebenarnya terjadi?".

Jae Hoo tidak terkejut, sebaliknya ia memberitahu Eun Sang tidak akan kesekolah mulai besok, "Dia sudah pergi dan ayah membantunya". 

"Pergi? Kemana? Seoul? Dimana?", tanya Chan Young terkejut bukan main. 

Jae Hoo mengatakan tidak tahu kemana Eun Sang pergi, karena Eun Sang  meminta Jae Hoo untuk tidak menanyakannya, "Ayah hanya membantunya agar dia bisa menetap di tempat yang baru. Dan ayah akan menunggunya karena itulah permintaannya". 

Chan Young cemas bercampur marah. Bagaimana bisa Eun Sang pergi tanpa memberitahunya, apa ini semua karena Kim Tan. Eun Sang tidak pergi belajar ke luar negeri, kan?.

"Ayah tidak bisa memberitahumu tentang itu. Tanyakan saja padanya langsung. Dia bilang dia akan meneleponku jika dia sudah sampai di sana. Dia juga akan meneleponku jika terjadi sesuatu.  Jadi, kita tunggu saja", ujar Jae Hoo. 

Chan Young benar-benar tak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi. 

Keesokan harinya di sekolah. Murid-murid lain membicarakan Eun Sang yang absen. Sebagian dari mereka bersikap masa bodoh. Myung Soo tanya pada Bo Na, "Kenapa Cha Eun Sang tidak masuk sekolah?. Apakah Chan Young tahu?", tanyanya berbisik. 

Bo Na menoleh ke belakang, bertanya pada Chan Young, "Apakah Eun Sang sakit?. Dia tidak membalas SMS-ku!", tanya Bo Na khawatir.

Chan Young tak menjawab, menatap sedih bangku Eun Sang yang kosong. Myung Soo berkata kenapa Bo Na tidak menelpon saja, itu lebih bagus. 

"Jika aku meneleponnya, aku merasa kami sudah menjadi teman", seru Bo Na lalu melirik tajam pada Rachel yang duduk di depannya, "Apakah seseorang menganggunya lagi?". 

Rachel yang sadar tengah di sindir beranjak berdiri tanpa berkata apa-apa. Pada saat ia hendak membuka pintu, Kim Tan menerobos masuk dan melewatinya begitu saja. Sesaat Rachel menoleh ke Kim Tan, lalu pergi. 

Kim Tan menghampiri Chan Young, "Apa Eun Sang menelepon. Dia menelepon tidak?". 

"Aku sudah bilang jangan menanyakanku tentang dimana dia", sahut Chan Young dingin.  Karena ini semua salahmu kenapa dia bisa pergi. Bukankah begitu?". 

Tak lama kemudian Young Do masuk. Sama seperti Kim Tan, kedatangannya tak lain ingin bertanya di mana Eun Sang. Tapi baru Young Do memanggil nama Chan Young. Chan Young langsung memotong jangan bertanya apapun padanya. 

Chan Young berdiri dan menggandeng tangan Bo Na keluar kelas. Young Do menyuruh semua anak-anak untuk keluar dari kelas, karena ia ingin bicara berdua dengan Kim Tan. Dengan nada mengancam ia meminta mereka untuk berkerja sama. 

Anak-anak pun menurut dan keluar kelas, termaksud Myung Soo. Tapi sebelum Myung Soo keluar ia memberi peringatan pada kedua temannya itu, "Aku akan berdiri di depan pintu! Aku tidak akan meninggalkan kalian berdua sendirian lagi. Kalian tidak boleh berkelahi lagi!". 

Myung Soo pergi, dia benar-benar teman yang baik. Unyu pula... 

"Cha Eun Sang menghilang. Kau akhirnya berhasil melakukannya. Apakah dia masih hidup sekarang?", sindir Young Do menyalahkan Kim Tan atas perginya Eun Sang. 

Kim Tan menahan sabar, "Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu Aku juga tidak punya waktu. Aku akan mencarinya dengan caraku sendiri. Kau juga bisa melakukannya dengan caramu". 
Kim Tan beranjak pergi. Young Do berkata seharusnya Kim Tan tahu dimana Eun Sang sekarang, masih berada di korea atau tidak. Kim Tan berkata jujur belum mengetahui dimana Eun Sang.

"Aku harus mencari tahu lebih dulu. Aku akan tetap menemukannya dimanapun dia berada sekarang", ucap Kim Tan lalu pergi. 

Young Do masih berdiri di kelas, melihat bangku kosong yang ditinggalkan Eun Sang. 

Hal pertama yang Kim Tan lakukan adalah menemui Ny. Ji Sook dan meminta pada ibu tirinya untuk tidak mengeluarkan Eun Sang dari sekolah. Tapi sebaliknya, Ny. Ji Sook berkata ayah Kim Tan menyuruhnya untuk segera memproses prosedur pengeluaran Eun Sang.

"Tidak. Jangan lakukan. Eun Sang akan kembali", ujar Kim Tan yakin. 

"Apa ini permintaanmu?", tanya Ny. Ji Sook sinis.

"Tidak, tapi aku ingin membuat kesepakatan. Give and take (memberi dan menerima). Ibu mungkin akan memerlukanku suatu waktu nanti", ujar Kim Tan. 

Ny. Ji Sook langsung terdiam..Ow..ow..apakah ini awal pemberontakan Kim Tan pada ayahnya. 

Sementara itu Young Do mengobrak-abrik dokumen di klub penyiaran. Hyo Shin datang dan langsung merebut kertas yang di pegang Young Do.

"Siapa yang memberimu izin untuk melakukan ini?", tanya Hyo Shin tidak suka. 

"Aku sedang melakukan penyelidikan. Apa Cha Eun Sang meninggalkan sesuatu?', jawab Young Do. 

Hyo Shin yang belum mengetahui kabar perginya Eun Sang bertanya bertanya apa maksudnya?. Penyelidikan apa?. Young Do belum menjawab saat Kim Tan masuk dan meminta bantuan pada Hyo Shin. 

"Hyung, tolong bantu aku", Kim Tan menyerahkan foto copy paspor Eun Sang. 

Hyo Shin bertambah bingung, "Ada apa hari ini?". 

Young Do langsung merebut foto copy dari tangan Hyo Shin dan berkata, "Cha Eun Sang tidak datang ke sekolah hari ini. Dia juga tidak akan datang besok". 
Hyo Shin bertanya pada Kim Tan apakah terjadi sesuatu. Kim Tan tak menjelaskan, ia minta bantuan Hyo Shin secepat mungkin memeriksa catatan apakah Eun Sang pergi meninggalkan Korea, "Jika ada kabar, telepon", Kim Tan menepuk pundak Hyo Shin lalu pergi. 

Setelah Kim Tan pergi, Hyo Shin merebut foto copy paspor dari tangan Young Do, "Apakah kau akan tetap disini sampai aku menendangmu keluar?", hardik Hyo Shin. 

"Berhentilah bersikap pilih kasih. Kau menyakiti perasaanku", ucap Young Do lalu pergi. Hahaha...Young Do merasa di anak tirikan. 

Esther dan beberapa orang tua murid berkumpul di sebuah restoaran. Mungkin perkumpulan ini biasa sering mereka hadiri untuk membahas sesuatu. Mereka duduk sembari menikmati teh. Ibu Hyo Shin berkata mereka akan istirahat sebentar, ia mempersilahkan ibu-ibu yang lain untuk pergi ke toilet. 

Tinggalah ibu Hyo Shin, Ibu Myung Soo dan Ibu Bo Na serta Esther. Ibu Bo Na (blazer ungumenguncapkan selamat atas pernikahan Esteher. Ia tak tahu apakah terlambat memberi ucapan selamat. Karena akhir-akhir ini ibu Bo Na tidak bisa datang ke pertemuan orang tua murid. 

"Tidak ada yang perlu dipersiapkan. Aku akan menyelenggarakan konferensi pers bulan depan', jawab Esther dingin. 

Ibu Myung Soo bertanya apakah Esther yakin semuanya akan lancar-lancar saja, "Hotel Zeus akan diperiksa oleh kantor kejaksaaan". 

"Diperiksa kejaksaan?", tanya Esther tak mengerti. Ia yang baru mendengar kabar ini langsung menoleh pada Ibu Hyo Shin, seolah menutut penjelasan. 

"Aku belum dengar apapun", jawab ibu Hyo Shin tersenyum sambil meminum tehnya. 
Tapi Esther tidak percaya, mana mungkin ibu Hyo Shin belum mengetahuinya (secara ayah Hyo Shin jaksa agung). Esther berkata gunanya pertemuan seperti ini adalah saling berbagi informasi, "Kau pikir berapa banyak yang sudah kuinvestasikan dalam grup ini selama 2 tahun terakhir". 

Ibu Bo Na dan Ibu Myung Soo melirik ibu Hyo Shin, yang dilirik pun tahu diri. Dengan gaya anggun, ibu Hyo Shin meletakan cangkir teh dan berkata akan pergi ke toilet. Esther langsung bisa memahami kalau itu adalah kode yang diberikan ibu Hyo Shin. Ia pun berkata akan ke toilet, menyusul sang pemberi infromasi. 

Jae Hoo masuk keruangan barunya. Mulai hari ini ia resmi menjawab sebagai wakil presdir. Kim Won masuk dengan membawa papan nama milik Jae Hoo dan meletakannya di atas meja. "Vice President, Yoon Jae Hoo". 

Kim Won terlihat senang dan berkata papan nama itu hadiah kecil darinya untuk Jae Hoo. Jae Hoo membalas papan nama ini sama dengan milik Kim Won. 

"Sekarang kau berada di pihakku. Sebagai informasi, aku tidak terima dengan perselingkuhan", ujar Kim Won. (Dengan kata lain, Kim Won tak mau Jae Hoo berkerja untuk presdir Kim lagi)

Jae Hoo berkata sepertinya Kim Won menyukai perselingkuhan. Kim Won berkata pasti Jae Ho masih mengingat apa yang terjadi pada rapat pemegang saham tempo hari, "Kalian semua milikku. Tetaplah memihakku mulai sekarang". 

Kim Won mengulurkan tangan, mengajak salaman, "Senang bekerja dengan anda, Tuan. Yoon". 

"Aku juga Tuan Kim" Jae Hoo membalas uluran tangan Kim Won. Keduanya tersenyum. Kini mereka berada di perahu yang sama. 

(Tuch Kim Won kalo senyum gitu makin keliatan gantengnya..hihihi)

Kim Tan terus berusaha menemukan Eun Sang. Kali ini ia menemui petugas security dirumahnya. Sembari mengulurkan flash disk, Kim Tan minta copy-an rekaman CCTV selama empat hari terakhir. Petugas security berkata mereka harus melaporkannya dulu pada presdir Kim. Kim Tan tak peduli, mempersilahkan mereka untuk melapor pada ayahnya. 

Kim Tan kembali ke kamarnya, memeriksa rekaman CCTV di depan pintu gerbang. Ia terus mengamati dengan seksama dari menit ke menit. Dalam rekaman itu, terekam mobil truk yang mengangkut barang-barang milik Eun Sang. 

Pada saat itu Hyo Shin menelpon Eun Sang. Hyo Shin memberitahukan bahwa Eun Sang tidak meninggalkan Korea. Dia bahkan tidak mengajukan permohonan paspor baru. Kim Tan menghela napas lega, "Syukurlah. Berarti dia masih ada di Korea".

Kim Tan bertanya bagaimana Hyo Shin bisa berhasil mendapatkan informasi itu, "Apakah ayahmu yang membantu?". 

"Ini rahasia. Kalau aku sampai diusir ini semua salahmu", ujar Hyo Shin bercanda.

Kim Tan tertawa, "Terima kasih. Lee Hyo Shin". 

Kim Tan dengan sikap sportif menelpon "rivalnya" Young Do, ia memberi kabar tentang Eun Sang yang masih ada di Korea. Young Do mengucapkan terima kasih atas informasinya. Kim Tan mengatakan itu karena menurutnya lebih baik 2 orang yang mencari di bandingkan hanya satu orang, "Kita harus segera menemukannya. Sebentar lagi ujian akhir".

Young Do menagih hutang Kim Tan, "Kapan kau akan membayarnya?. Kau tidak lupa, kan?. Aku membawa delapan pengawal dan memakai helm untukmu". 

Tapi Kim Tan tidak mendengarkan ocehan Young Do. Karena perhatiannya tertuju pada layar laptop. Rekaman CCTV menampilkan sosok seseorang yang ia kenal.

Eun Sang tersenyum meski diliputi kesedihan dan melambaikan tangan ke arah CCTV. Ucapan selamat tinggal yang ia tujukan untuk Kim Tan sebelum dia pergi. Seakan Eun Sang tahu, Kim Tan akan melihatnya.

Sekarang Kim Tan memang melihatnya, dan ucapan perpisahan itu semakin membuat hati Kim Tan terasa perih. 




Diseberang sana, Young Do heran karena tidak mendapat tanggapan dari Kim Tan. Ia pun menutup telponnya dengan kesal dan melemparkan ponselnya begitu saja, "Apa-apaan dia?". 

Mengetahui Eun Sang masih di Korea, maka terlintaslah sebuah ide jahil di benak Young Do. Ia membuka webside Hotel Zeus. Young Do membuat pendaftaran online keanggotan member Hotel Zeus atas nama Cha Eun Sang dengan ID : Young Do Lover. 

Young Do mengetik pesan dengan cengar-cengir. Pesan itu memang ia tujukan untuk para admin Hotel Zeus dengan isi pesan. 

"Perhatian Admin!. Aku di sini untuk memberitahumu beberapa rahasia tentang pewaris Hotel Zeus, Choi Young Do. Choi Young Do menggunakan wajah tampannya dan pesonanya yang tak terbatas untuk menyandungku. Dia mengancamku untuk makan mie kacang hitam bersamanya. Dia memegang tanganku, tapi kemudian dia mendorongku jatuh ke kolam". 

Young Do berhenti menulis dan tampak menyesal, mengingat semua perbuatan kasar yang pernah ia lakukan pada Eun Sang. Young Do kembali sibuk mengetik, melanjutakan isi pesannya.

"Dia sangat menyukaiku. Aku berusaha menahannya, karena Choi Young Do sangat keren. Sekarang, aku ingin hatiku kembali. Tapi aku sudah membayarnya dengan perasaanku. Membatalkannya takkan ada gunanya". 

Young Do benar-benar puas dengan isi pesan yang ia ketik. Lalu menekan tombol enter, mengirim pesan tersebut. 

Langkah selanjutnya, Young Do menghubungi pengacara Choi. Dengan gaya narsis Young Do berkata, "Wajah tampanku akhirnya membuat aku berada dapat masalah". 

Ampun....Young Do, melaporkan Eun Sang atas perbuatan tidak menyenangkan. Ajaib bener idenya...Hehehehe. 

Selanjutnya Young Do duduk sendirian di kedai tteokbokki. Ia menatap coretan di dinding denganwajah sedih.  Perhatiaannya fokus pada tulisan Eun Sang yang berjanji akan makan mie bersama Young Do. 

"Aku memanggilmu", ucap Young Do menatap tulisan itu, seakan tulisan itu adalah Eun Sang. 

Tapi yang muncul adalah Myung Soo, yang merasa heran kenapa Young Do bicara pada dinding seperti orang gila. Myung Soo lalu memasang wajah serius menoleh ke kanan dan kekiri. Setelah memastikan situasi aman terkendali. Myung Soo bicara dengan suara berbisik. 
"Hei..Aku sudah dengar dari anak-anak. Cha Eun Sang bukan hanya absen. Wush...Tapi dia menghilang. Lokernya kosong". 
Young Do memasang wajah, "Ah elo, kalo itu mah gue udah tahu kali".

Dengan penuh semangat Myung Soo berkata, "Sebenarnya dia bukan di Grup Kepedulian Sosial. Ayahnya...". 

"Ayahnya sudah meninggal", potong Young Do cepat. 

"Ibunya...", seru Myung Soo berbisik semakin pelan. 

"Makanlah", potong Myung Soo lagi tak ingin mendengarkan Myung Soo cerita. 

Dan si detektif Myung Soo langsung patuh seperti anak kecil. Makan tteokbokki dan minum supnya. Hm..enak Myung Soo?. LOL...

Myung Soo lewat di depan rumah keluarga Kim dan melihat Kim Tan yang berada di luar. 

"Omo~. Bukankah ini Oppa-ku?", sapa Myung Sook. Hahaha..LOL..ngelawak bener nich Myung Soo 

"Apa yang kau lakukan?", tanya Myung Soo kemudian. 

Kim Tan menoleh, "Aku senang melihatmu. Dimana kau parkirkan mobil ini 2 hari yang lalu?". Myung Soo menjawab ia selalu memarkir mobilnya di depan rumahnya. Memangnya kenapa. 
Sopir Kim Tan memberikan memory card black box dari mobil keluarga Kim. Kim Tan menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Ia lalu minta pada Myung Soo untuk memberikan memory card black box mobil Myung Soo, "Aku harus mencari Cha Eun Sang". 

"Cha Eun Sang ada di dalam black box mobilku?', tanya Myung Soo bingung. 

"Mungkin saja. Cepat", jawab Kim Tan seakan dikejar-kejar waktu. 

Myung Soo memang seorang teman yang baik. Tanpa bertanya lebih banyak lagi, Myung Soo menyuruh sopirnya untuk memberikan hal yang diminta Kim Tan. Sopir Myung Soo sedang mengeluarkan memory card ketika Myung Soo menerima pesan melalui dari Kakao Talk. Pesan yang berbunyi, "Kau ditakdirkan untuk berpesta". 

Myung Soo berguman heran, bagaimana orang-orang ini mengetahui dirinya. Pada Kim Tan ia berkata mendapat undangan berpesta, dan mengajak Kim Tan pergi ke pub bersamanya.

"Berikan aku kartu memorinya", ucap Kim Tan tak memperdulikan ajakan Myung Soo. Ia lalu terdiam menyadari sesuatu ketika melihat pesan Kakao Talk Myung Soo. 

Sebuah ide melintas di benaknya. 

Kim Tan berkata akan menghubungi Myung Soo lagi nanti. Ia masuk ke dalam mobil lalu pergi sebelum sempat menerima memory card yang diberikan Myung Soo. 

Ditinggal seperti itu, Myung Soo hanya bisa teriak, "Kau mau kemana?". 
 
Kim Tan pergi ke pusat ponsel. Ia ingin mendaftarkan ponselnya dengan nomor ponsel Eun Sang yang sudah tidak dipakai lagi. Kim Tan menjelaskan, nomor itu baru-baru saja tidak bisa di hubungi. Petugas minta waktu sebentar untuk mengeceknya lebih dulu. 

Setelah mengecek, petugas berkata nomor ini masih aktif dan telah digunakan orang lain. Kim Tan segera menghubungi nomor lama Eun Sang. Ia bertanya pada orang yang menggunakan nomor tersebut, apa kau mulai memakai nomor ini kemarin?. 

Kim Tan berkata ia benar-benar membutuhkan nomor ini. Kim Tan berusaha membujuk orang tersebut untuk menjual nomor itu padanya. Ia tahu ini terdengar gila, tapi Kim Tan bersedia membayar berapun harganya.

Akhirnya Kim Tan berhasil mendapatkan nomor lama Eun Sang. Ia langsung mengaktifkanya. Agar lebih menyakinkan, Kim Tan menelepon nomor lama Eun Sang menggunakan ponselnya. Ia baru mematikannya setelah yakin nomor itu benar-benar aktif dan tersambung. 

Baru saja Kim Tan bisa sedikit menghela napas lega ketika tiba-tiba muncul pesan Kakao Talk di ponsel nomor Eun Sang. Kim Tan membukanya dan terkejut ketika melihat pesan itu dari Young Do. Bukan main kesalnya Kim Tan ketika membaca isi pesan tersebut.

"Kau dimana, Cha Eun Sang?. Aku merindukanmu. Aku hanya bicara pada nomor yang tidak terpakai". 

Young Do sedang melamun ketika menerima panggilan masuk. Alangkah terkejutnya dia melihat nama Cha Eun Sang muncul di layar ponsel. Tanpa membuang waktu, ia langsung menjawab panggilan itu. 

"Cha Eun Sang!", jawab Young Do melonjak dari posisi duduknya.

"Kau mau mati?", tanya suara dari seberang sana, yang ternyata adalah suara Kim Tan...Hahaha..preview yang mengecoh. 

Young Do langsung kesal. Alih-alih berharap mendengar suara Eun Sang, eh malah suara Kim Tan yang ia dengar. Ia pun kembali menyadarkan punggungnya ke sandaran sofa dan meluruskan kakinya di atas meja. Young Do protes, Kim Tan masih saja menjawab telepon Eun Sang, bahkan saat Eun Sang tidak ada. 

"Ini adalah nomorku sekarang. Kau carilah cara yang lain", jelas Kim Tan. 

"Pintar. Apakah seseorang mengirimkanmu pesan?"

"Iya, kau yang mengirim pesan. Apakah kau mendapat informasi yang lain?", tanya Kim Tan. 

Dengan bangga Young Do mengaku sedang menunggu setelah membuat jebakan batman, "Mengakui perasaanku pada nomor yang sudah tidak aktif itu. Aku merasa kesal sekarang karena kau mengacaukan pengakuan cintaku. Aku tutup". 



Young Do lalu menghubungi pengacara Choi. Bertanya apakah pengacara Choi sudah menemukan sang korban. Young Do harus menelan kecewa ketika pengacaranya itu mengatakan belum mendapat infomasi apapun. 

Tidak ada nomor telepon baru yang terdaftar atas nama Cha Eun Sang maupun walinya, Park Hee Nam. Pengacara Choi juga mengatakan Eun Sang belum mengubah alamat lamanya, yang semakin membuat ia sulit melacak keberadaan Eun Sang. Meski kecewa, Young Do berusaha mengerti dan minta pada pengacara Choi untuk segera menghubunginya jika berhasil menemukan Eun Sang. 

Kim Tan sibuk memeriksa satu demi satu rekaman dari memory card black box mobil tetangga yang berhasil ia kumpulkan. Ia memfokuskan perhatiannya pada jalan di depan rumah. Mungkin bisa menemukan sedikit petunjuk. Tapi sekian banyak ia memeriksa tidak juga membuahkan hasil. 

Tapi Kim Tan mendapatkan sesuatu yang lain. Di ponsel nomor Eun Sang muncul sms yang berkaitan dengan penggunaan kartu kredit Eun Sang. Tagihan senilai 24.030 won, di sebuah mini markat jurusan Transportasi Hanggok. 

Kim Tan lalu melakukan pencarian di internet terkait Transportasi Hanggok. Hasil penulusuran menampilkan banyak tempat mini market. Ia menelpon satu persatu mini market tersebut. Menanyakan apakah mereka baru saja melakukan transaksi sebesar 24.030 won. 

Tanpa mengenal lelah, ia terus menelon walau tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Sampai-sampai ada pemilik mini market yang marah, karena Kim Tan menelpon di jam 22.55, jam tidur. Kim Tan meminta maaf karena tak sadar menelpon selarut ini. 

Bahkan sampai pagi Kim Tan terus menelpon, meski dengan terkantuk-kantuk. Perjuangan Kim Tan membuahkan hasil. Entah itu telpon yang keberapa, ketika pemilik toko mengatakan ada siswa SMA yang belanja di tokonya. Rambutnya panjang dan cantik. Kim Tan minta alamat dan bergegas kesana. 

Presdir Kim kaget saat mata-mata (Untuk memudahkan kita panggil saja dia Spy Jung.  Karena saya pernah mendengar presdir Kim memanggil dia dengan panggilan, "Jung") memberitahu kalau Eun Sang belum meninggalkan Korea Selatan. Dan itu atas bantuan Jae Hoo. 

Spy Jung memberikan amplop berisi foto-foto yang memperlihatkan Eun Sang dan ibunya masih ada di Korea. Presdir Kim geram seharusnya Jae Hoo tidak mencampuri urusan keluarganya. Spy Jung berkata ia sudah memeriksa CCTV. Presdir Kim tak ingin mendengarkan, ia terlalu marah dan menyuruh Spy Jung untuk diam. 

Saat ini Eun Sang dan ibunya berjalan di tepi pantai. Yang berarti sekarang mereka tinggal di daerah dekat situ. Eun Sang sedikit merapatkan mantel ibunya dan bertanya apa ibunya tidak merasa dingin. Ibu Eun Sang tersenyum dan membenarkan letak mantel Eun Sang. 

Eun Sang sekarang berkerja di toko buku. Pemilik toko buku sangat senang, penjualan naik setelah Eun Sang bekerja di tokonya, "Aku tahu kau adalah jimat keberuntunganku". Eun Sang tersenyum dan mengucapkan terima kasih (senyum yang menyimpan kesedihan). 


Dengan hati-hati, pemilik toko bertanya kenapa Eun Sang tidak pergi sekolah. Eun Sang mengatakan kalau ia sudah berhenti sekolah beberapa waktu yang lalu. Ia memutuskan akan mengikuti ujian susulan nantinya. 

"Jadi, dulunya kau bersekolah di Seoul?. Dari sekolah mana?", tanya pemilik toko ingin tahu. 

"Hanya sekolah biasa", jawab Eun Sang hati-hati, tak ingin membuka identitasnya lebih banyak. Beruntung ada pelanggan datang sebelum pemilik toko menanyakan hal lain. 
Sementara Eun Sang bekerja, Hee Nam berkeliling mencari pekerjaan. Ia masuk ke rumah makan yang membuka lowangan mencari tukang masak. Tak lama kemudian, Hee Nam keluar dengan wajah sedih. Pemilik rumah makan tidak bisa memperkerjakan Hee Nam, karena dia tidak bisa bicara. 

Sepulang kerja, Eun Sang dan ibunya pulang bersama-sama. Eun Sang menenangkan ibunya tidak perlu bersedih. Pasti ada seseorang yang akan menghargai keterampilan ibunya, "Bersemangatlah, Nyonya". 

Hee Nam mengangguk menerima semangat dari putrinya. Eun Sang mengatakan akan membeli ponsel baru untuk ibunya besok. Mungkin saja diantara mereka ada yang berubah pikiran dan akan menelpon memberi pekerjaan. 

Hee Nam kembali mengangguk, menyetujui saran putrinya. Eun Sang ingat sesuatu dan berkata akan membeli sarung tangan karet di tkoko. Ia minta ibunya pulang lebih dulu, ia akan segera pulang setelah membeli benda yang ia butuhkan. 

Hee Nam merapatkan mantel Eun Sang lalu jalan menuju rumah. Eun Sang berbalik menuju jalan besar. Disaat sendirian inilah Eun Sang baru berani menangis. Begitu banyak alasan yang membuatnya menangis. Bahkan saat bernapas pun terasa sesak baginya saat ini. 

Kim Tan dalam perjalanan menuju mini market yang terakhir kali ia telepon. Dalam perjalanan, pikiran Kim Tan melayang mengingat kenangan bahagia yang ia lalui bersama Eun Sang. Kim Tan ingat saat Eun Sang bersandar di pundaknya ketika malam camping, dan pagi harinya mereka jalan bergandengan tangan. 
 
Kim Tan juga ingat "Doughnut Kiss" di sekolah. Lalu Kim Tan juga ingat ketika ia memeluk Eun Sang dari belakang, pelukan untuk menghentikan Eun Sang berangkat kerja. Kim Tan juga ingat ketika ia menggenggam tangan Eun Sang, saat mereka jalan berpapasan di ruang tengah. 
Setibanya di mini market, Kim Tan menunjukan foto Eun Sang pada pemilik toko, "Benar dia yang datang kemari?". Pemilik toko mengiyakan, "Dia bicara dengan aksen Seoul. Dia membeli sepasang sarung  tangan karet sejam yang lalu". 

"3,300 Won", seru Kim Tan cepat menyebutkan jumlah transaksi dari kartu kredit Eun Sang untuk membeli sarung tangan karet. Dan langsung di iyakan oleh pemilik toko dengan wajah heran. 

Kim Tan menghela napas lega dan tersenyum. Sedikit lagi ia bisa bertemu Eun Sang. 

Kim Tan keluar dari toko dan berlari di lingkungan sekitar. Mungkin saja Eun Sang masih ada disekitar daerah itu. Kim Tan terus berlari meski sempat berhenti sebentar mengatur napasnya yang ngos-ngosan. Ia tak berputus asa meski tak juga melihat Eun Sang. Ia tetap maju meneruskan pencariannya. 

Dirumah, Eun Sang sedang membongkar kardus yang berisi pakaiannya. Eun Sang mulai sedih ketika melihat seragam SMA Jeguk di dalam kardus.

Ia lalu keluar untuk menjemur pakaiannya dengan tujuan menghilangkan bau apek. Satu persatu pakaian yang ia jemur malah mengingatkannya pada kenangan tentang Kim Tan. Kenangan bahagia yang ia miliki bersama Kim Tan.

Setiap helai seragam SMA Jeguk mengingatkan Eun Sang pada kenangan yang ia lalui bersama Kim Tan disekolah. Saat Kim Tan berjalan di belakangnya, ketika sekolah masih sepi. Dan saat pertama kalinya, mereka bergandengan tangan di sekolah. 

Lalu baju yang ia pakai di pesta Bo Na. Mengingatkan Eun Sang saat Kim Tan mencium keningnya. Membuatnya menjadi gadis paling bahagia malam itu.

Juga sweater yang ia pakai, ketika pertama kali masuk ke kamar Kim Tan. Mengingatkannya saat Kim Tan memeluknya dari belakang, dan janji Kim tan yang akan membantunya melewati pintu mana saja yang Eun Sang suka. 

Terakhir, Eun Sang menjemur kaos I Love California. Mengingatkannya ketika menghabiskan malam bersama Kim Tan untuk pertama kalinya. Mungkin saat itu Eun Sang sudah menyukai Kim Tan.

Semua kenangan indah sekaligus menyedihkan untuk Eun Sang saat ini.

Kim Tan yang terus mencari akhirnya sampai di sekitar rumah Eun Sang. Dari atas tangga ia melihat kaos I Love California yang melambai tertiup angin. Kaos itu tergantung di tiang jemuran di depan rumah seseorang. 

Kim Tan memfokuskan penglihatannya, melihat siapa yang berada di balik jemuran itu. Apa benar kaos itu milik Eun Sang. 

Jantung Kim Tan seakan berhenti berdetak ketika melihat Eun Sang. Itu benar-benar Eun Sang, gadis yang ia cari sejak beberapa hari yang lalu. Kim Tan memandang Eun Sang dengan pandangan sedih dan rindu. Ia bisa melihat wajah Eun Sang dengan jelas dan melihat gurat sedih di wajah gadis itu. 

Kim Tan bisa saja langsung berlari menghampiri Eun Sang, tapi urung ia lakukan. Seakan ada batu sebesar gunung yang memberatkan kakinya. Dan berbagai macam pikiran yang membuatnya tak sanggup bertemu Eun Sang. 








Kim Tan bahkan membalikan badan, ketika melihat Eun Sang jalan meninggalkan rumah. Sengaja ia lakukan agar Eun Sang tidak menyadari kehadirannya. Kim Tan berusaha menahan air matanya ketika menatap punggung Eun Sang yang jalan menjauh.

Eun Sang duduk di tepi pantai, memandang lautan dengan pandangan kosong. Hanya kesedihan yang terpancar dari wajah Eun Sang. Ia pun tak menyadari ada Kim Tan mengawasinya dari jauh.

Meski tak melihat wajah Eun Sang, tapi Kim Tan bisa tahu apa yang dirasakan Eun Sang. Hati Kim Tan merasa sakit melihat Eun Sang termanggu sedih seperti sekarang. Sama seperti dirinya yang hanya bisa memandang sedih Eun Sang dari jarak jauh.

Kim Tan menghela napas dan memberanikan diri melangkahkan kakinya mendekati Eun Sang. Tapi baru satu langkah, tiba-tiba ia langsung berhenti. Kim Tan berbalik dan memutuskan untuk pergi sana. Seakan tidak ingin mengganggu Eun Sang. 


Kim Tan pulang kerumah. Meringkuk sepi diatas tempat tidur. Hanya di saat sendirian inilah, Kim Tan menangis dalam diam, menumpahkan kesedihannya.   

Keesokan harinya, Eun Sang dikejutkan dengan panggilan telepon dari kantor polisi Gangnam. Eun Sang tak mengerti apa yang mereka butuhkan darinya. 

Beda dengan Young Do yang merasa girang bukan kepalang menerima telpon dari pengacara Choi, yang memberitahu telah berhasil menemukan keberadaan Eun Sang. Young Do langsung menebak ini pasti karena Eun Sang membeli ponsel baru.

Young Do berkata akan melihat korbannya secara langsung. Serahkan saja kasus ini pada kantor polisi terdekat, "Tujuanku hanya satu. Mencari tahu Cha Eun Sang ada dimana". 
Young Do benar-benar datang ke kantor polisi, saat ia tiba di sana Eun Sang belum datang. Dan Young Do bukanlah orang yang sabar dalam menunggu. Ia mulai berulah dan bertanya pada polisi dengan nada tidak sopan. 

"Ahjushi...Kenapa Cha Eun Sang belum datang?. Menurutmu dia kabur?. Itulah sebabnya aku ingin menemui dia!", ucap Young Do dengan nada tinggi. 


Polisi hanya memandang Young Do dengan wajah heran. Saat Young Do mengomel itulah, Eun Sang datang dengan tergesa-gesa. Young Do langsung terdiam terpaku melihat wajah Eun Sang. 

Eun Sang yang kaget melihat Young Do berguman kesal, "Ternyata benar ulah Choi Young Do".

Eun Sang ingin melontarkan protes saat Young Do jalan menghampiri dan langsung memeluknya dengan erat. Eun Sang meronta, tapi Young Do semakin mengeratkan pelukannya. 

"Terima kasih. Karena tetap selamat. Karena sudah muncul. Benar-benar terima kasih", bisik Young Do penuh perasaan. 






 

Young Do mengatar Eun Sang pulang. Mereka jalan di pinggir pantai. Selama dalam perjalanan, Eun Sang terus diam. Melihat Eun Sang diam seperti itu, Young Do pun bertanya, "Kenapa tidak kau marah padaku?. Jujurlah. Dan bicaralah padaku. Aku datang jauh-jauh. Apakah kau tidak senang melihatku?". 

Eun Sang masih diam. Young Do berkata sepertinya Eun Sang mengharapkan orang lain, "Tapi aku tidak akan pernah berbicara tentang dia, jadi jangan memikirkannya". Eun Sang menunduk sedih. Young Do akhirnya bertanya, "Apakah dia sudah datang?". 

Eun Sang tak ingin membahas masalah itu. Ia berkata cuaca dingin, mengajak Young Do pergi. Young Do menahan Eun Sang saat gadis itu hendak berbalik pergi. 

"Aku akan melepas mantelku untukmu. Tinggallah lebih lama", ucap Young Do 

"Kau bilang kau tidak menyukai tempat tanpa atap karena dingin. Ayo pergi", ujar Eun Sang. 

"Siapa yang peduli jika di sini tidak ada atapnya? Selama masih ada tanah.", ujar Young Do ngeles, "Aku sudah memastikan kau baik-baik saja. Kau sudah putus dengan Kim Tan. Sekarang aku berjalan di pantai bersamamu karena kau tidak ingin menunjukkan di mana kau tinggal. Tentu saja aku senang". 

Eun Sang mengaku takut saat melihat Young Do. Bahkan Young Do bisa menemukanya dengan mudah. Entah berapa banyak orang lagi yang mungkin saja sudah melihatnya sekarang, "Aku benar-benar takut". 

"Aku orang yang paling menakutkan yang akan datang dan menemuimu di sini", ujar Young Do. 

Eun Sang membenarkan. Young Do tanya jadi apakah Eun Sang akan tinggal disini, tidak ingin kembali ke Seoul. 

"Saat Kim Tan sudah melupakanku", ucap Eun Sang sedih. 

"Jadi kita akan segera bertemu lagi nanti", gurau Young Do. 

Eun Sang tersenyum kecil. Young Do minta Eun Sang jangan bertindak bodoh dengan mendaftarkan nomor ponselnya atas nama Eun Sang sendiri, maksudnya menyuruh Eun Sang memakai nama samaran gitu. 

"Kau tidak hebat dalam melarikan diri. Kau ingin melarikan diri bersamaku?. Anggap saja sebagai pengalaman belajar". 

"Young Do-ah", panggil Eun Sang dengan nada panggilan teman/akrab. Seakan panggilan itu meminta pada Young Do untuk berhenti bercanda.

Young Do menarik napas, "Rasanya sakit sekali. Mendengarmu memanggilku seperti itu".

Eun Sang ingin minta tolong. Young Do langsung menyela mengetahui apa yang akan Eun Sang katakan. 

"Jangan menyuruhku untuk tidak ke sini. Untuk bisa kemari, Aku sudah melakukan hal buruk yang bisa membuat ayahku  membunuhku. Aku akan datang lagi".  Young Do menepuk pundak Eun Sang pelan lalu pergi. 
Young Do pulang ke Seoul dan langsung menemui ayahnya. Dong Wook melemparkan print out dari webside Hotel Zeus, ia bertanya siapa itu Cha Eun Sang, webside hotel berantakan karena surat complain yang dikirim atas nama Cha Eun Sang. 

"Seorang gadis yang kusukai. Bukan dia yang mengirim pesan itu. Aku yang melakukannya", aku Young Do. 

Dong Wook kaget, "Apa?". Young Do berkata Eun Sang menghilang semalam. Dan itulah satu-satunya cara bagi Young Do untuk bisa menemukan keberadaan Eun Sang.

Dong Wook berdiri, seperti ingin marah, "Kau nantinya akan menjadi wajah dari hotel ini. Tapi kau malah membuat dirimu cacat hanya untuk menemukan seorang gadis?. Dan membiarkan seluruh dunia tahu?". 

"Jika aku tidak bisa menemukannya. Aku akan gila. Aku sudah siap terima resiko. Tapi, Jangan menyuruhku untuk tidak  menemuinya. Jangan mengganggu. Ayah bisa ikut campur dalam hidupku untuk urusan lain. Tapi jika menyangkut soal perempuan. Ayah tidak punya hak", ucap Young Do memberanikan diri bersiap menerima hukuman terburuk dari ayahnya. 

Dong Wook terdiam sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Itu benar (kalau ia tak berhak mencampuri kisah cinta Young Do). Young Do kaget dan seakan tak percaya pada pendengaranya, ia bertanya, "Apa ayah serius?". 

"Kau tidak bisa mengalahkanku secara langsung. Jadi, aku pikir kau sudah belajar bahwa membuat sebuah kesepakatan akan lebih mudah daripada pertarungan", ujar Dong Wook, "Aku akan makan malam dengan Esther. Ikutlah".
Young Do tertegun. Reaksi ayahnya ternyata jauh dari perkiraan. Ia menghela napas lega, mungkin tadi Young Do sempat berkeringat dingin saat mengatakan perkataan tadi. Setikdanya untuk urusan ini, Dong Wook lebih bijaksana di bandingkan presdir Kim. 

Dong Wook makan malam bersama Esther, ada Rachel dan Young Do juga ikut serta. Tampakanya ini malam special, karena Dong Wook membuka champagne untuk merayakan kemitraan antara Hotel Zeus dan Jeguk Group dalam proyek pembangunan JJ Convention Center. 
 
"Anggota keluarga baru bertambah, bersamaan dengan berita besar. Mari kita bersulang", Dong Wook mengangkat gelasnya, mengajak mereka bersulang. Tak seperti biasanya, Esther menampakkan wajah cemberut, meski begitu ia mengangkat gelasnya. Bertepatan saat panggilan masuk ke ponsel Dong Wook. 

Dong Woo berkata pada lawan bicaranya untuk menelpon lain kali. Wajahnya berubah marah saat mendengar kabar tentang penyelidikan yang dilakukan kantor kejaksaaan terkait transaksi pajak Hotel Zeus. Telpon itu dari jaksa Kim, jaksa yang bertanggung jawab atas kasus ini.
 
Esther mengawasi dengan pandangan tajam. Rachel menoleh melihat ibunya. Saking marahnya, tanpa sadar Dong Wook meneriaki si penelpon. Ia menutup telepon setelah berkata akan bertemu dengan jaksa yang bersangkutan besok. 

Dong Wook menaruh ponselnya ke meja dengan kesal. Young Do yang mulai khawatir bertanya pada ayahnya ada apa?. Dong Wook berusaha bersikap tenang dan menjawab bukan apa-apa. Jaksa Kim hanya ingin melakukan investigasi pajak perusahaan. Apa yang perlu di pusingkan. Ia hanya perlu menemui jaksa itu besok dan mengurusnya. Tidak ada hal yang perlu di khawatirkan. 

" Ada hal lain yang lebih penting. Telepon barusan baru saja mengacaukannya", omel Dong Wook, "Aku tadinya mau bilang ini setelah kita bersulang. Aku ingin memajukan pernikahan kita. Kau paham kondisinya, kan?". 

"Aku mengerti. Tapi aku tidak ingin menikah denganmu", jawab Esther melunturkan senyum di wajah Dong Wook, dan sukses membuat Rachel terkejut. 

Esther berkata Dong Wook terlalu cepat menuangkan champagne terlalu cepat untuk merayakan keberhasilan. Telpon tadi hanyalah sebuah isyarat. Esther mengaku sudah mendengar desas desus, tapi detailnya sebaiknya mereka bicarakan besok saja saat tidak ada anak-anak. 

"Ini pertolongan terakhir yang bisa kulakukan sebagai mantan tunanganmu. Jadi, temuilah aku besok. Aku pergi dulu", Esther berdiri mengajak Rachel pergi. 
Rachel tak langsung berdiri, ia menatap Young Do dengan tatapan khawatir. Karena Rachel tak mau berdiri juga, Esther harus menarik tangannya untuk pergi dari situ. 

Young Do terdiam, tak bisa menyembunyikan rasa cemas dan tegangnya. Dong Wook menyuruh Young Do untuk tidak memasang wajah seperti itu, "Bahkan jika situasi memanas itu hanya formalitas". 

Tapi Young Do mempunyai pemikiran lain, jika Esther sampai memutuskan pertunangan dan menyerah, itu bertanda situasinya tidaklah semudah itu. 

"Jangan khawatir. Hotel Zeus?. Aku akan menyerahkannya di tanganmu tanpa cacat", Dong Wook menepuk pundak Young Do, menenangkan putranya. Meski wajahnya terlihat tertekan.

"Bukan itu yang aku khawatirkan", sahut Young Do. (Ia lebih mengkhawatirkan bagaimana ayahnya bisa melalui masalah ini). 

Di lobby, Rachel menuntut penjelasan ibunya, "Apakah ayah Young Do akan ditangkap?. Apakah Hotel Zeus akan bangkrut? Apakah itu alasan kenapa Ibu ingin membatalkan pernikahan?". 

"Tidak akan bangkrut!.Tidak ada chaebol yang akan jatuh bangkrut. Rezim memang berubah, tetapi chaebol adalah untuk selamanya. Apakah kau tidak tahu itu?. Ibu hanya tak mau jatuh ke dalam lumpur bersamanya. Itulah sebabnya Ibu membatalkan pernikahan". 

Rachel lega mendengarnya. Esther tanya kenapa Rachel lega, karena ia membatalkan pertunangan?. Rachel lega karena Young Do tidak akan bangkrut. 

"Apa kau sudah mulai menyukai Young Do sekarang?", tanya Esther penuh selidik. 

"Lebih terpatnya seperti sebuah persahabatan. Choi Young Do satu-satunya orang yang mengerti, bagaimana menyedihkannya aku karena Ibu", jawab Rachel membuat Esther terdiam seperti menyadari kesalahannya. 


Lanjut ke Sinopsis The Heirs Episode 17 Part 2






11 comments:

  1. Lanjut nuri, hari ini heirs bakalan tamat :'(
    Sedih bgt" pasti deh harus pisah ama mereka :'(
    Nuri AHYInya tetep dilanjutkaaan? Kangen jg nih ama couple SY dan CW :D

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)