Pages - Menu

Tuesday, February 12, 2013

Sinopsis Incarnation of Money Episode 2 Part 1


Hakim membacakan hasil sidang Kasus nomor 1998-Go-Hap-4576. "Saya akan membacakan keputusannya. Pengadilan ini membebaskan, terdakwa, Park Gi Soon". Disahkan dengan suara ketukan palu. Tok..tok..tok...

Park Gi Soon membuka mata, menghembuskan napas lega. Kang Seok berdiri bahagia bertepuk tangan. Ia memeluk ibunya dan mengacungkan jempolnya pada Ji Se Kwang dan Hwang Jung Shik. Keduanya membalas senyuman Kang Seok, beberapa detik kemudian senyuman Se Kwang hilang berganti dengan tatapan sinis. Jaksa Kwon Jae Kyu yang telah kalah keluar ruang sidang dengan perasaan marah.

Reporter dari berbagai media cetak dan eletronik berebut mewancarai Se Kwang dan Jung Shik. Se Kwang menjawab pertanyaan reporter, ia tak akan tak takut meski jaksa Kwon akan mengajukan banding, meski harus melalui 2 atau 3 kali persidangan, ia akan menjamin Park Gi Soon terbukti tidak bersalah. Reporter menanyakan komentar Se Kwang mengenai kemampuannya sebagai pengacara magang yang telah berhasil mengalahkan jaksa veteran seperti Kwon Jae Kyu. Se Kwang menjawab ini bukan kompetisi kemampuan antara pengacara magang dan jaksa veteran, tapi ini adalah pertarungan antara kebenaran dan kebohongan, sambil menatap tajam jaksa Kwon.

Jaksa Kwon semakin merasa frustasi dengan kekalahannya, terlebih saat atasannya memarahi dia yang telah dikalahkan oleh seorang pengacara pemula seperti Se Kwang. Jaksa Kwon bilang ia akan mengajukan banding. Tapi atasannya tak memberi ia izin. Jaksa Kwon membanting pesawat telepon dengan kesal.

 Setelah dinyatakan tak bersalah, Gi Soon mengunjungi Joong Man yang terbaring tak berdaya di tempat tidur, ditemani Jung Shik yang berada disebelahnya. 
Gi Soon ke Jung Shik : aku ingin memeriksa surat wasiat yang baru
Jung Shik : surat wasiatnya akan segera di sahkan, sebelum itu, seharusnya kita melepas alat bantu pernapasan presdir Lee Joong Man. Setelah acara pemakaman selesai, kita harus mengumumkan surat wasiatnya secara terbuka. Sepertinya itu cara yang lebih baik.
(ya..ampun padahal saat itu Joong Man masih bernapas). 
Gi Soon : bagaimana dengan Kang Seok?
Jung Shik : Se Kwang telah menjelaskan padanya, untungnya dia bisa memerima semuanya dengan baik.
Gi Soon merasa ragu, lalu ia memantapkan hatinya dengan suara pelan, ia menyuruh Jung Shik untuk memberitahu pihak rumah sakit tentang niat mereka. Jung Shik mengangguk mengerti, ia pergi keluar ruangan sambil memandang Joong Man.

 Jaksa Kwon mengalihkan kekesalan atas kekalahannya dengan minum sojo di kedai. Rekan kerja jaksa Kwon datang, ia menebak jaksa Kwon yang dimarahi habis-habis'an oleh atasannya. Rekan jaksa Kwon menyarankan ia untuk naik banding. Jaksa Kwon "kau yang membayarnya kali ini, bisnis istriku sedang menurun, jadi dia mengambil gajiku untuk menutupinya".

Rekan jaksa Kwon memberikan paket untuknya tanpa perangko ataupun alamat. Ia membuka amplop tersebut yang isinya kaset tape.

 Di dalam mobil, jaksa Kwon bersama rekannya memutar kaset yang ia terima. Mereka mendengar suara Gi Soon yang sedang berbicara tentang perubahan surat wasiat dan rencananya untuk melepas alat bantu pernapasan presdir Lee Joong Man. Jaksa Kwon menebak ini adalah motif pembunuhan yang telah disusun oleh Gi Soon. Sebelum bertindak, mereka akan melakukan otopsi terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab kematian.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Se Kwang memperhatikan mereka dari dalam mobil. Rencananya berhasil, ia telah membuat Jaksa Kwon berpikir Park Gi Soon membunuh Lee Joong Man karena perubahan surat wasiat.

Keesokan harinya, Jaksa Kwon bersama timnya memasuki rumah sakit.

Sesuai dengan permintaan keluarga Joong Man, dokter Park mematikan alat bantu pernapasan. Bunyi "tit..."dan garis lurus yang muncul di laris monitor menandakan tak ada lagi napas kehidupan dari Joong Man. Catatan medis menyatakan waktu kematiannya pukul 2.30 siang hari. Para tim medis mulai melepas alat bantu yang menempel di tubuh Joong Man.

Air mata Kang Seok dan Gi Soon tak kuasa mereka bendung.  Kang Seok menangis sedih, ia memeluk tubuh ayahnya "ayah...ayah..ayah...". Meski Gi Soon telah mengetahui hal ini sebelumnya, tetap saja ia menangisi kematian suaminya. Se Kwang menatap dingin tubuh Joong Man yang sudah tidak bernyawa. Jaksa Kwon masuk ke ruangan, melihat kematian presdir Lee Joong Man, ia juga melihat Gi Soon yang menangisi kematian suaminya.

Jenazah Lee Joong Man dibawa ke ambulance untuk diotopsi setelah mendapat izin dari keluarga Joong Man. Jaksa Kwon memuji keputusan Gi Soon, jika ia tak mengizinkan jenazah Joong Man di otopsi, dirinya akan langsung mencurigai Gi Soon sebagai pelaku pembunuhan. Gi Soon meminta jaksa Kwon untuk menangkap pelaku sebenarnya.


 Jaksa Kwon berbalik pergi. Kang Seok mengatakan sesuatu "ayahku punya pacar. Namanya Eun Bi Ryung". Jung Shik dan Se Kwang menoleh terkejut. Gi Soon menegur putranya, Kang Seok bertanya pada ibunya, wanita itu harus juga dicurigai. Kang Seok melanjutkan "dia punya pacar rahasia". Gi Soon bertanya dari mana Kang Seok mendengar berita itu. Kang Seok menjawab seorang wartawan yang mengatakannya.

Jung Shik mendekati Kang Seok "wartawan itu, apa kau tahu siapa dia?". Kang Seok menjawab ia tak mengenalnya, tapi secara pasti ia mendengar hal itu dari wartawan.
Jaksa Kwon ke Kang Seok : jadi maksusmu, Eun Bi Ryung dan pacar rahasianya yang telah membunuh ayahmu?
Kang Seok : pasti
Jaksa Kwon : Aku akan mempertimbangkan hal itu dalam penyelidikan. Terima kasih atas informasinya. 

Gi Soon dan Kang Seok melayani para tamu yang hadir pada pemakaman Lee Joong Man. Se Kwang datang dengan tenang memberikan penghormatan terakhir.

Jung Shik mendatangi Se Kwang yang duduk di kursi belakang.
Jung Shik : Kita akan mengumumkan surat wasiatnya setelah pemakaman. Laporan otopsinya seharusnya diumumkan lebih dulu. Jika tidak, aku akan berada dalam situasi yang aneh.
Se Kwang tetap bersikap tenang "Apa kau mencari wartawan sialan itu?"
Jung Shik : sulit mencari pria hanya berdasarkan dengan keteranganmu. Apa mungkin jaksa Kwon Jae Kyu tidak menyelidiki wartawan itu?
Se Kwang :  Tidak, karena dia mendengarkan rekamannya. Dia menggila karena ingin memenangkan kasusnya.

Asisten jaksa Kwon membawa hasil otopsi. Laporan otopsi menyatakan penyebab kematian presdir Lee Joong Man disebabkan karena racun tetrotoxin. Jaksa Kwon segera memerintah asistennya untuk mengeluarkan surat penangkapan dan menangkap Park Gi Soon.

 Rumah kediaman keluarga Lee. Seluruh anggota dan sanak saudara Lee Joong Man berkumpul untuk mendengarkan pembacaan surat wasiat. Mereka saling berebut menunjukkan perhatian mereka pada Gi Soon, bahkan memberi hadiah ginseng terbaik dari Odaesan (propinsi Gangwon-do). 

Pengacara Hwang Jung Shik datang bersama Eun Bi Ryung. Gi Soon terkejut melihat kemunculan wanita simpanan suaminya "kenapa dia disini?". 
Bi Ryung ke Gi Soon "Apa maksudmu, "kenapa"? Bukankan kau dengar kalau Presiden
menyisakan warisan untukku?".
Gi Son semakin terkejut, begitu pula dengan saudara Joong Man. Salah satu dari mereka mengatakan Bi Ryung tak tahu malu. Jung Shik mereka untuk tenang dan kembali duduk, ia akan mulai membacakan surat wasiat Lee Joong Man.

 Jung Shik membuka koper, mengeluarkan surat wasiat "aku akan mengumumkan surat wasiat almarhum Presiden Lee Joong Man".  Seluruh anggota Joong Man mendengarkan dengan seksama dan berharap-harap cemas. Gi Soon menggenggam tangan Kang Seok, tersenyum dan yakin warisan Lee Joong Man akan jatuh ketangan putranya.

" Saya, Lee Joong Man, akan meninggalkan wasiatku sebagai berikut dan akan berlaku setelah kematianku. Pertama, mengenai harta milikku, rumah-rumah milikku. 16% saham di Perusahaan Samil, 14% saham di Industri Haedong, mansion di Pyeongchang-dong, dan uang tunai 17.6 milyar won di rekening Bando Bank Donggook Bank. Aku wariskan pada kekasih hatiku, Eun Bi Ryeong".
 Bi Ryung tersenyum licik. Kang Seok dan Gi Soon terkejut tak percaya, tak jauh beda dengan saudara Lee Joong Man "apa-apa'an ini, pasti ada kesalahan". Gi Soon bertanya apa yang terjadi, Jung Shik berdalih dan memasang wajah tak berdosa " aku hanya mengumumkannya saja". Gi Soon benar-benar tak percaya "cepat kemari, pengacara Hwang".

Diluar, Asisten jaksa Kwon menerobos masuk dan mengeluarkan surat penangkapan Park Gi Soon karena telah membunuh Lee Joong Man. Gi Soon panik, ia memegang tangan Kang Seok. Bi Ryung mengulum senyum penuh kemenangan.

Kang Seok berusaha melepas tangan ibunya dari para petugas kejaksaan, ia terus berteriak "ibu...ibu...ibu..". Mobil kejaksaan membawa Park Gi Soon pergi. Kang Seok menatap nanar kepergian ibunya.
Bi Ryung melepas berada di atas angin, ia meminta Jung Shik untuk segera mempercepat proses, setidaknya bersihkan rumah ini dahulu. Saudara Joong Man menatap kesal Bi Ryung, ia keluar dengan langkah congkak. Ia berpapasan dengan Kang Seok, penuh kebencian pada wanita didepannya. Bi Ryung menepuk wajah Kang Seok "kau segera persiapkan kepindahanmu, mengerti". Kang Seok berdiri terpaku di tempatnya.
Adik Joong Man menuduh Hwang Jung Shik menipulasi surat wasiat. Jung Shik meminta mereka untuk melihatnya sendiri, surat wasiat itu telah disahkan oleh pengacara. Mereka melihatnya dan memastikan sendiri, semua harta Joong Man diserahkan pada Eun Bi Ryung, Mereka mengeluh kenapa Gi Soon membunuh kakak mereka. Mereka terus saja meributkan harta warisan. Kang Seok berteriak "kalian tidak mau berhenti? Ibuku tidak akan pernah melakukan hal itu". Adik Joong Man mengejek Kang Seok yang hanya membela ibunya. Kang Seok berteriak marah meminta mereka meninggalkan rumah ini. Mereka pergi dengan kesal sambil menggerutu, tak lupa membawa kembali hadiah yang mereka bawa. 

Jung Shik memberikan beberapa lembar uang pada Kang Seok " Kau tidak akan bisa
mengambil uangnya di bank. Jika kau sangat membutuhkannya...". Kang Seok tak mengubris bahkan memandang Jung Shik. Dengan wajah dingin, ia pergi meninggalkan Jung Shik, menaiki tangga ke lantai 2.

 Di kantor polisi, Gi Soon duduk menunggu dengan gelisah. Se Kwang datang sebagai pengacara yang akan membela Gi Soon. 
Gi Soon ke Se Kwang : kurasa aku tahu siapa pria lain yang dicintai Bi Ryung.
Wajah Se Kwang shock "siapa pria itu?"
Gi Soon : pengacara Hwang Jang Shik. Saat aku memikirkannya sekarang, kurasa aku sudah dimanfaatkan. Apa kau tahu orang macam apa Ayah Kang Seok itu?. Dia tidak akan pernah memberikan harta warisannya pada orang asing. Hwang Jung Shik memanipulasi surat wasiatnya.
Se Kwang merasa lega "bisa saja itu terjadi".
Gi Soon :Bukan bisa saja terjadi. Itu sudah terjadi! Cari tahu dulu siapa pacar Eun Bi Ryeong. Jika kau menyelidiki prosedur pengesahannya,kau pasti akan menemukan fakta kalau surat wasiatnya dimanipulasi. ika kau menemukan kedua fakta itu, maka kau bisa menangkap pembunuhnya.
Se Kwang : saya mengerti nyonya.

Sidang kasus pembunuhan Lee Joong Man kembali dibuka. Park Gi Soon duduk di kursi terdakwa. Terdengar suara jaksa Kwon yang mengumunkan hasil otopsi jenazah Lee Joong Man, pada jaringan dalam organ korban ditemukan tetrodotoxin dalam jumlah besar. Jaksa Kwon mulai mengajukan pertanyaan pada Gi Soon "apa ini obat rematik yang biasa kau konsumsi?". Gi Soon mengangguk membenarkan.
Jaksa Kwon melanjutkan "Tetrodotoxin, yang bisa sangat fatal bagi tubuh manusia. Jika disalahgunakan atau salah pakai, itu terkandung dalam obat rematik ini".

 Se Kwang berdiri mengajukan keberatan "terdakwa mengkonsumsi obat rematik itu sesuai petunjuk dokter. Itu saja. Itu tidak bisa dijadikan barang bukti kalau terdakwa melakukan pembunuhan. Hakim meminta jaksa Kwon mengajukan pertanyaan lain. Se Kwang kembali duduk di kursinya.
Jaksa Kwon ke Gi Soon : Apa terdakwa tahu kalau almarhum, Lee Joong Man, memberikan seluruh kekayaannya pada wanita simpanannya?
Gi Soon menjawab terbata : Aku tahu setelah surat wasiatnya dibacakan.
Jaksa Kwon : Kalau begitu kau benar-benar tidak tahu apapun sebelumnya.
Gi Soon terdiam, melihat ke arah Se Kwang, ia menjawab "benar".

Jaksa Kwon menunjukkan kaset rekaman yang berisi percakapan terdakwa Park Gi Soon dengan pengacara Lee Joong Man yang direkam jauh sebelum surat wasiat itu di bacakan. Jaksa Kwon memutar kaset yang ia pegang, para hadirin yang berada di ruang sidang mendengarkan suara Gi Soon yang telah terekam. Gi Soon tentu saja shock mendengarkan suaranya sendiri. Bibirnya bergetar melihat Se Kwang seolah meminta tolong padanya. Ia menangis dan tak pernah menyangka perkataannya waktu itu bisa menjadi bumerang bagi dirinya. Se Kwang memasang wajah terkejut.  Di deretan kursi belakang Hwang Jung Shik memasang wajah menyebalkan.

Jaksa Kwon mematikan tape recorder, ia mengatakan rekaman ini jelas berisi motif terdakwa untuk membunuh, dan obat rematik yang mengandung tetrodotoxin akan diserahkan sebagai barang bukti. Se Kwang mengajukan keberatan " Fakta kalau rekaman itu direkam sebelum pembacaan surat wasiat, bagaimana kau membuktikannya?". Jaksa Kwon akan menghadirkan pengacara Hwang Jung Shik sebagai saksi. (OMG...bener-bener nich orang).

Gi Soon tentu saja terkejut bukan main, ia menoleh ke deretan kursi belakang tempat Jung Shik berada. Menatap marah pada pengacara pengkhianat itu, tanpa pikir panjang ia berlari dari tempat duduknya, dan mencengkram kuat jas Jung Shin "Kau merencanakan semuanya! Kau juga yang mengubah surat wasiatnya! Kau bekerja sama dengan Eun Bi Ryung agar aku bertanggung jawab atas kasus pembunuhan ini! Mengakulah! Mengakulah kalau kau membunuhnya!".

Petugas menarik Gi Soon. Se Kwang terkejut dan tak menyangka Gi Soon akan bertindak seperti itu. Hakim memutuskan sidang akan di tunda sebentar. Gi Soon meronta dan berteriak "Hwang Jung Shik, kaulah yang melakukan semua itu! Lepaskan aku! Hwang Jung Shik! Hwang Jung Shik!.....". 

Hwang Jung Shik terdiam terpaku di tempatnya, tapi itu hanya akting beberapa detik ia mengangkat kepalanya dengan bangga. Jaksa Kwon tersenyum sinis menatap Se Kwang yang memasang wajah lemas. Dari wajahnya, jaksa Kwon sangat yakin akan memenangkan persidangan kali ini. 

Se Kwang menemui Gi Soon di ruangan tunggu, Gi Soon bertanya apa Se Kwang sudah menemukan pacar rahasia Bi Ryung. Se Kwang mengatakan orang itu bukan Jung Shik, pengesahan surat wasiat telah sesuai dengan prosedur. Gi Soon merasa yakin dengan pemikirannya, ia meminta Se Kwang untuk memeriksanya sekali lagi dengan lebih cermat. Se Kwang mengatakan saat ini sangatlah sulit untuk membuktikan Gi Soon tidak bersalah. Ia menawarkan pilihan terbaik bagi Gi Soon masuk ke rumah sakit jiwa bukan ke penjara, hal itu sangat mungkin karena Gi Soon memiliki riwayat depresi.

Gi Soon menolak ia tak mau mengakui pembunuhan yang tidak dia lakukan. Se Kwang mengetahui kelemahan Gi Soon, ia menyinggung masalah Kang Seok "berapa lama anda akan meninggalkan Kang Seok sendirian?. Mengurangi waktu hukuman anda adalah prioritas utama. Ini hal terakhir yang bisa saya lakukan untuk Kang Seok". Gi Soon terduduk lemas, matanya berkaca-kaca memikirkan nasib anaknya.

Sidang kembali dibuka, Kang Seok menatap sedih ibunya. Hakim membacakan hasil keputusan sidang "Terdakwa Park Gi Soon dihukum karena membunuh suaminya karena
kekayaannya. Tapi selama semua proses persidangan, dia terus berbohong dan tidak menunjukkan sikap bersalah maupun mengendalikan diri. Jadi, pengadilan merasa perlu meningkatkan tanda bahaya dalam melawan materialisme dan sifat yang salah karena menghilangkan nyawa orang lain. Jadi, sesuai Pasal 250, Bab 1 dari KUHP, pengadilan memutuskan hukuman kurungan selama 12 tahun penjara".

Gi Soon terduduk lemas mendengar vonis bersalah dirinya. Kang Seok menangis sedih,"ibu..ibu.." ia berusaha dengan susah payah menyentuh ibunya yang dibawa pergi petugas.

Tak beda dengan Gi Soon ia pun menangis pilu melihat wajah putra kesayangannya "Kang Seok...Kang Seok...".

Se Kwang berdiri, melepas genggaman Kang Seok dan memeluknya. Suara tangis keduanya semakin nyaring. Tangan Kang Seok melayang di udara berusaha mengapai Gi Soon yang dibawa pergi menjauh oleh petugas.
Bahkan wanita jahat seperti Bi Ryung pun menangis melihat perpisahan Kang Seok dan Gi Soon. Se Kwang memperhatikan Bi Ryung sedang menghapus air matanya. Bi Ryung sadar dirinya tengah di perhatikan, ia bersikap biasa dan tersenyum pada Se Kwang. 

 Kang Seok pulang dengan lemas dan wajah menunduk. Ia terkejut saat melihat beberapa pekerja mengangkut barang-barang dari rumahnya ke truk barang. Kang Seok merebut kotak yang dipegang salah satu pekerja "Siapa kau? apa yang kau lakukan di rumah orang lain?". Frame foto Kang Seok bersama kedua orang tuanya jatuh dan pecah di lantai. Seorang pria keluar, ia mengatakan rumah ini telah dijual pada seseorang. Kang Seok bertanya "di jual? pada siapa?. "kau tak perlu tahu. Barang-barang di rumah ini kami yang akan mengurusnya, hanya itu yang perlu kau ketahui", pria itu menjawab sambil menyuruh para pekerja melakukan tugas mereka dengan cepat. Kang Seok terpaku diam di tempatnya, ia memandang sedih foto frame yang pecah dilantai.

Kang Seok menunggu di luar gedung SBC selama berjam-jam. Kang Seok ingin menemui wartwan yang datang ke rumahnya beberapa hari lalu. Ia tak memperdulikan hawa dingin yang menembus kulitnya. Hingga larut malam, wartawan yang ingin ia cari tak kunjung kelihatan. Kang Seok tertidur dan menutupi tubuhnya yang menggigil dengan selembar plastik. Petugas keamanan membangunkan Kang Seok. Tepat pada saat itu wartawan yang ia cari kembali dari perjalanannya.

Kang Seok menghampiri wartawan Go Ho, ia bertanya "anda mengenalku bukan. Anda datang kerumah kami sebelumnya". Wartawan Go Ho mengenali Kang Seok sebagai putra presdir Lee Joong Man. Mereka berbicara di dalam kantor. Kang Seok menceritakan harta warisan ayahnya yang jatuh ke tangan Bi Ryung. Wartawan Go Ho terkejut tak percaya menganggap ayah Kang Seok mengalami demensia. Kang Seok berpendapat hal itu bisa saja terjadi, jika seseorang telah merencanakan sebelumnya.

Kang Seok menyinggung perkataan wartawan Go Ho tentang kekasih gelap Bi Ryung. Wartawan Go Ho bilang ia hanya mengingat wajahnya, tanpa mengenali siapa nama pria itu. Wartawan Go Ho berpikir ini adalah peluang bagi karirnya, ia bersedia membantu Kang Seok. Ia memberikan kartu namanya pada Kang Seok "jika ada sesuatu muncul cepat hubungi aku. Kau akan membantuku saat aku menulis beritaku, kan!". "tentu saja, terima kasih, pak wartawan", jawab Kang Seok tersenyum senang menemukan harapan baru.
Kang Seok memberanikan diri mengunjungi ibunya. Gi Soon merasa bahagia sekaligus sedih melihat wajah Kang Seok dari balik kaca yang memisahkan mereka.
Gi Soon : biar kulihat wajah putraku. Kau pasti kesulitan, bagaimana kabarmu?
Kang Seok menyembunyikan kesedihannya, ia bersikap ceria seperti biasa " Jika ibu ingin tahu yang kulakukan. Saat aku bangun pagi aku makan sarapan yang dibuatkan Ajumma. Aku berlatih golf. Aku les bahasa Inggris. Jika ada sisa waktu, aku sedikit memikirkan ibuku. Hanya sedikit". Gi Soon menangis, ia tahu kalau putranya berbohong.
Kang Seok "Kenapa ibu menangis lagi? Apa ibu sedih. Aku baik-baik saja?
Gi Soon : Ahjuma datang tadi pagi, kudengar rumah kita di jual. 
Kang Seok tertawa lebar "ah, ah begitu. Ibu seharusnya memberitahuku kalau ibu sudah tahu. Kebohonganku sia-sia. Oh, ini aneh.
Gi Soon : Kang Seok tinggallah dengan adik ayahmu untuk beberapa waktu, dengan bibi atau paman Woo Jon.

 Kang Seok meminta ibunya untuk tidak khawatir "aku bukan anak kecil lagi, jadi khawatirkan saja diri ibu. Apa ibu mau melihat ototku?". Kang Seok mengepalkan tangan, memperlihatkan otot lengannya "lihat aku sangat kuat kan?". Kang Seok berusaha untuk tetap tersenyum "Tunggu sebentar lagi. Aku akan membebaskan ibu dari sini. Aku akan menangkap pembunuhnya dengan tanganku sendiri dan membalas dendam untuk ayah. Aku juga akan memulihkan nama baik ibu. Oke?".

Gi Soon meletakkan tangannya ke kaca, ia menangis "maafkan ibu Kang Seok, ibumu merasa sangat menyesal, maafkan ibu".
Kang Seok berusaha menahan air matanya "lihat..ibu menangis lagi". Gi Soon meminta maaf berulang-ulang. Kang Seok memandang sedih ibunya. 

Kang Seok menekan bel pintu rumah pamannya dengan ragu-ragu. Istri paman  terkejut melihat kedatangannya. Istri paman menyiapkan makanan untuk Kang Seok. Paman menyuruh Kang Seok untuk makan, ia bertanya maksud kedatangan Kang Seok kemari. "ibu bilang agar aku kerumah pamanku!", jawab Kang Seok dengan takut-takut.

Paman tertawa " Pamanmu? kau bilang pamanmu?. Kang Seok kau tahu apa yang dikatakan ayahmu sewaktu ia masih hidup?. Saudara dan orang tua mereka hanya bisa menjadi keluarga saat mereka berada pada tingkatan yang sama. Kau menemuiku sekarang setelah kehilangan semuanya, lalu apa? Habiskan semua makanamu sebelum pergi. Juga temui ibumu dan bilang.....

Kang Seok meletakkan sendok, ia permisi pergi tanpa menyentuh makanan didepannya. Paman berteriak "Bukankah kubilang habiskan dulu makanamu sebelum pergi". Paman tak menyangka diusia Kang Seok yang masih muda, ia sudah berani dan mewarisi sifat keras kepala ayahnya.

Wartawan Go Ho mendatangi studio pemotretan Bi Ryung. Bi Ryung menolak wawancara karena ia tak memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan wartawan. Di luar, Se Kwang menunggu Bi Ryung di dalam mobilnya, ia sedang berbicara dengan seseorang menanyakan keberadaan Kang Seok yang tiba-tiba menghilang.

Se Kwang melihat Bi Ryung bersama wartawan Go Hoo, ia keluar dari mobil. Bi Ryung berakting menganggap Se Kwang sebagai sopirnya. Tapi Se Kwang tak ingin berpura-pura, ia menyapa wartawan Go Ho "lama tidak bertemu, kita pernah bertemu sebelumnya, bukan?". Wartawan Go mengenali Se Kwang "kau merawat kamera ku dengan baik, bukan?". Se Kwang mengajak wartawan Go untuk pergi dan minum bersama di suatu tempat. 

Kang Seok berjalan tanpa arah tujuan. Tak punya tempat tinggal, kesepian, kedinginan dan kelaparan. Ia berdiri di depan sebuah rumah makan, melihat seorang ibu yang memberi memberi makanan kepada ke dua anaknya. Kang Seok melihat dengan pandangan sedih.
Se Kwang menuangkan minuman untuk wartawan Go. Tak ada percakapan, tapi itu sudah cukup menggambarkan wartawan Go yang bersedia bekerja sama dan berdamai dengan Se Kwang. Sudah tentu Se Kwang akan memberikan imbalan uang yang tidak sedikit, mengingat harta warisan Lee Joong Man yang tak habis dimakan 7 turunan. 

Kang Seok mengedor pintu apartemen Se Kwang "Hyung....Se Kwang Hyung....Buka pintu....Se Kwang Hyung". Meski berkali-kali ia memanggil nama Se Kwang, pintu itu tak kunjung terbuka. Kang Seok duduk meringkuk kedinginan di depan pintu. Kan Seok mengelus foto kedua orang tuanya, ia tertidur dan bermimpi saat ayahnya membawa ia pergi kesuatu tempat rahasia.

Flashback.

 Joong Man mengajak Kang Seok pergi ke suatu tempat rahasia. Kang Seok tertidur di dalam mobil. Joong Man menyuruh Kang Seok untuk membuka matanya, ia menguap lebar. Joong membalik badan Kang Seok dan menyuruhnya menutup mata saat ia memasukkan kode lemari besi dihadapannya. Pintu terbuka, mata Kang Seok melebar terpana melihat tumpukan uang yang luar bisa banyak hadapannya. Berbagai barang berharga juga tersimpan di dalamnya.

Joong Man mengambil segepok uang, menyerahkannya pada Kang Seok "coba pegang dan rasakan". Kang Seok berseru ia tak pernah melihat uang sebanyak ini. Joong Man mengatakan ini bukanlah uang melainkan dewa, dan menyebut tempat ini sebagai kuil suci tuhan. Joong Man menambahkan tak ada pemintaan yang mustahil selama Kang Seok memiliki uang ini. 

 Joong Man bercerita saat dirinya seumur Kang Seok, ia pergi dari Busan dengan membawa uang 30 dollars. Tapi pencuri mengambil dompetnya. Saat itu ia menyadari, meski ia memiliki uang bukan berarti ia adalah pemiliknya. Pemilik uang itu bukanlah orang yang memperolehnya tetapi orang yang menghabiskannya. Joong Man selalu merasa gemetar setiap kali memakai uang, meski itu hanya 10 dollars. Ia merasa akan meninggal tanpa memakai uangnya sepeser pun.
 
Lalu untuk apa ia mengumpulkan uang sebanyak ini, tak lain untuk Kang Seok, tak masalah di masa depan putranya akan menjadi Presdir atau Chaebol. Kang Seok bisa dengan bebas memakai semua uang ini. "kau mengerti maksud ayah Kang Seok", tanya Joong Man. Kang Seok tersenyum "ya, ayah".

Joong Man mengambil uang koin yang tersimpan didalam kotak, memberikannya pada Kang Seok "Ini, simpan ini sebagai jimat. Uang ini lebih menakutkan dari pada hantu. Pastikan kau menjaganya dengan baik". Kang Seok menerimanya, ia memutar kedua sisi koin yang bergambar berlawanan. Satu sisi bergambar angel, disisi lainya bergambar devil.


Bersambung ke Sinopsis Incarnation of Money Episode 2 Part 2


3 comments:

  1. Semoga ibunya kang seok segera dibebaskan.. Makin seruuuu
    Semangat mba nuri buat sinopsnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya lama, karena ibu Kang Seok bakal masuk rumah sakit jiwa dalam waktu yang lama.

      Delete
  2. mb' ..AHYI nya tolong selesaikan yah ? tanggung.. dari episode 41 part 2, makasih,,,,,,

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)