Pages - Menu

Friday, February 01, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 6 Part 1



{Curhat :  Huwwaaa....... saya membuat kesalahan sehingga Link dan posting'an Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 6 Part 1 terhapus...hiks...hiks..., harus ulang dari dari awal, mana tulisannya belum sempat saya salin di lepi.....hiks...hiks..hiks...
Sudah tanya eyang google, tapi tak ada satupun tips nya yang berhasil......
Otoke..otoke..otoke.....!!!!!!!!!!!!!!!.......}.


Chae Won dan Se Yoon bertemu di sebuah cafe. Chae Won percaya dengan perkataan Young Ja bahwa mereka memiliki hubungan sebelum Chae Won kehilangan ingatan. Se Yoon yang tak merasa melakukannya, menyangkal tuduhan Chae Won. Se Yoon bilang Chae Won bukanlah tipenya.


Se Yoon berbalik menuduh Chae Won yang mengarang cerita untuk mengambil keuntungan darinya. Chae Won menyangkalnya, ia bersyukur mengalami kecelakaan dan kehilangan ingatan, jika tidak mungkini ia masih menjalin hubungan gelap dengan Se Yoon. Chae Won merasa menyesal karena telah mengkhianati suami dan juga ibu mertuanya.


Se Yoon bertanya dari mana ia mendengar cerita itu, Chae Won menjawab ia mengetahui masa lalunya dari perkataan ibu mertuanya. Se Yoon tak percaya Chae Won lebih mempercayai perkataan ibu mertuanya di bandingkan dengan ucapannya. Se Yoon menegaskan sekali lagi mereka pertama kali bertemu di rumah sakit jiwa. Chae Won tak percaya dan meminta Se Yoon jujur.


Chae Won tahu ia hanya membuang waktu. Chae Won berjanji tak akan menganggu Se Yoon lagi. Ia berjalan pergi dari cafe,lalu  berhenti dan berbalik. Chae Won bilang pada Se Yoon untuk tidak hidup dengan cara seperti itu lagi.


Se Yoon menyusun Chae Won keluar, ia menahan lengan Chae Won. Se Yoon bilang mereka belum selesai bicara, Chae Won menjawab tak ada lagi yang ingin ia katakan pada Se Yoon. Se Yoon menjelaskan ia mengunjungi temannya yang bekerja di rumah sakit jiwa.


Chae Won langsung memutus perkataan Se Yoon " aku telah mengkonfirmasikan langsung ke pihak rumah sakit jiwa, tidak ada namaku dalam daftar pasein, bahkan aku telah memeriksa rekaman kamera CCTV tidak ada dirimu dan juga diriku di dalam rekaman tersebut, aku harap kita tak perlu bertemu lagi". Chae Won berjalan pergi meninggalkan Se Yoon.


Se Yoon terlihat bingung dan tak mengerti, ia bicara sendiri "bagaimana bisa tak ada namanya di daftar pasien, jelas sekali aku bertemu dengannya di rumah sakit jiwa, bahkan Sook Joon pernah melihat catatan kesehatannya".



Young Ja dan Chul Goo menghadiri rapat pemegang saham yang bertujuan memilih CEO baru Golden Dragon Foods. Chul Goo terlihat cemas saat dibacakan hasil voting.


Young Ja yang duduk di sebelahnya bersikap lebih tenang, seolah ia yakin Chul Goo akan terpilih menjadi CEO. 


Young Ja masuk ke dalam ruangannya. Chul Goo mengikuti dibelakangnnya. Mereka mengekspresikan kegembirannya. Mereka saling berpelukan. Chul Goo mengucapkan terima kasih pada Young Ja.  Young Ja berkata ia telah menggunakan seluruh kekuatannya untuk membantu Chul Goo meraih posisi ini. Young Ja meminta Chul Goo untuk lebih focus dan tidak bersikap cengeng seperti akhir-akhir ini. Mulai saat ini nasib ratusan para pekerja serta keluarga mereka berada ditangan Chul Goo.


Chul Goo mengangguk mengerti  karena ia telah belajar dari pengalaman. Young Ja bertanya apa maksud Chul Goo. 
Chul Goo menjawab : kondisi Chae Won menjadi seperti itu, aku baru menyadari telah banyak melakukan kesalahan dan menyakiti hati banyak orang. 
Wajah Young Ja langsung sewot mendengar perkataan Chul Goo.
Chul Goo berjanji akan menjadi manusia yang berbeda dari sebelumnya, bekerja keras dan juga akan memberikan cucu untuk ibunya tersayang, Chul Goo berjanji sambil mengacungkan jari kelingkingnya. Young Ja memasang wajah tak senang ia bilang "tak ada alasan untuk berjanji apapun". 


Chul Goo melihat jam dipergelangan tangannya, ia sadar sudah terlambat. Young Ja meminta Chul Goo membeli champagne untuk merayakan keberhasilan hari ini. Chul Goo senang membayangkan Chae Won yang sedang menunggunya dirumah. Chul Goo bilang mungkin ia akan pulang terlambat, karena akan pergi ke suatu tempat. Young Ja bertanya Chul Goo ingin pergi kemana. 


Chul Goo menjawab "karena aku sekarang seorang CEO, aku ingin pergi ke shopping center dan membelikan Chae Won hadiah.
Chul Goo mencium pipi Young Ja "sampai bertemu dirumah ibu, I love You".

Chul Goo keluar dari ruangan Young Ja dengan perasaan gembira, tapi tak begitu dengan Young Ja. Setelah Chul Goo pergi, Young Ja meraih ponselnya, menghubungi pengacara Kim. Karena situasi sudah tenang dan meeting para pemegang saham sudah selesai, Young Ja meminta pengacara Kim untuk menyiapkan berkas perceraian dan mempercepat proses perceraian Chul Goo dan Chae Won.


Chul Goo menelpon Joo Ri dan mengabarkan berita gembira atas terpilihnya ia sebagai CEO. Joo Ri mengucapkan selamat "selamat oppa, maksud ku CEO Kim Chul Goo". Chul Goo meminta Joo Ri mengosongkan waktunya dan merayakan keberhasilan hari ini dengan makan malam dirumah ditambah dengan minum Champagne.


Semula Joo Ri tertarik. Tapi ia langsung menutup teleponnya begitu mendengar Se Yoon memanggilnya. Joo Ri memutus pembicaraan mereka, ada sesuatu yang mendesak. Joo Ri bilang pada Chul Goo untuk merayakannya bertiga saja dengan Chae Won dan Young Ja.

Se Yoon bertanya apa Joo Ri ada janji makan malam. Joo Ri menjawab tidak. Se Yoon meminta Joo Ri untuk menemaninya minum. Joo Ri senang, tapi ia merasa sedikit aneh, Joo Ri bertanya apa ada masalah. Se Yoon menjawab tidak, ia meminta Joo Ri membawanya ke tempat bagus yang Joo Ri ketahui. 

Opera Cafe


Nenek datang ke Opera Cafe, saat Choon Hee sedang membersihkan lantai. Choon Hee merasa tidak senang dengan kehadiran nenek, ia bertanya "apa yang nenek lakukan disini?".
Nenek menjawab : apa maksudmu?, Saya kesini untuk membayar. Saya telah berjanji akan membayar 10 ribu setiap hari selama sebulan untuk pembayaran minuman yang telah di konsumsi menantuku!. 

Choon Hee bilang pada nenek tak perlu repot-repot datang kemari setiap hari, lebih baik nenek mengumpulkan uangnya, jika telah terkumpul 300 ribu won, nenek bisa membayar penuh pada Choon Hee. Karena Choon Hee tak ingin bertemu dengan Choon Hee setiap hari.

Nenek bertanya "apa kau melakukan kesalahan padaku?. Choon Hee tak mengerti dan bertanya apa maksud nenek. 
Nenek menjawab : apa alasan mu tidak ingin bertemu denganku setiap hari. 
Choon Hee menjelaskan ia hanya mengkhawatirkan kondisi. Kaki nenek bisa sakit jika selalu datang ke cafenya setiap hari. Nenek menjawab kakinya baik-baik saja, mungkin orang seusianya akan menjalani operasi atau semacamnya, tapi ia tak membutuhkannya. Nenek berkata dengan bangga, ia bahkan hanya menempelkan koyo panas sekali dalam setahun.


Choon Hee tak berdebat, ia mengangguk mengerti "araso, lakukan seperti yang nenek inginkan".  Nenek mendorong tubuh Choon Hee, ia berjalan melihat kesekeliling. Nenek melihat ke depan, kanan dan kiri, lalu berbalik berhadapan dengan Choon Hee.
Nenek bertanya "menantu ku tidak ada disini, kan?".
Choon Hee : ya, menantu anda tidak ada disini, bahkan bayangannya pun tak akan bisa bersembunyi disekitar sini, jadi anda bisa pergi dengan tenang.
Nenek berkata "okay", lalu mengambil uang selembar 10 ribu won dan mengibaskannya di depan wajah Choon Hee. 


Choon Hee menerimanya dengan wajah takut. Nenek menyuruh Choon Hee untuk mencatat angsurannya. Choon Hee memalingkan wajahnya dan mencibir, lalu menatap nenek dan memaksakan senyumnya "ya, saya mengerti". Nenek menjawab "kerja bagus", lalu berjalan pergi.


Choon Hee tentu saja kesal dengan sikap nenek. " ah...aku bisa gila. Bahkan aku belum mendapatkan pengunjung pertama hari ini, sungguh sial".  Choon Hee melihat 10 ribu won yang ia genggam, ia memegang kepalanya mendadak sakit. 


Nenek pulang kerumah, ia melihat Hyo Dong duduk bersama kakek. Kakek bertanya nenek dari mana saja. Nenek menjawab ia keluar karena ada urusan penting, bukan jalan-jalan.
Nenek bertanya pada Hyo Dong : apa perlu ibu membuat soup untukmu menantu ku?. Hyo Dong menjawab, ia akan makan apa saja yang nenek masak. Nenek bertanya lagi, apa perlu ia masak soup seperti kemarin.


Kakek yang mendengarnya, bertanya kenapa nenek terus memasak soup, tidak ada yang makan. Nenek bilang pada kakek, "menantu kita sangat menyukainya, ia bahkan menghabiskan soup sepanci penuh sendirian, bahkan pancinya pun menghilang". Hyo Dong salah tingkah mendengar ucapan nenek. Kakek meminta nenek memasak nasi agak keras. Nenek kembali bertanya pada Hyo Dong "menantu Min, apa tidak apa-apa jika makan nasi keras?". Hyo Dong mengangguk. Nenek berdehem. 


Hyo Dong menyerahkan amplop putih pada kakek. Kakek bertanya apa ini. Hyo Dong menjawab didalam amplop ini ada uang 5 juta won yang bisa kakek gunakan untuk perayaan 100 tahun pabrik mie. Kakek menolak "bagaimana aku bisa menerima uang ini?". Kakek meminta maaf karena melibatkan Hyo Dong, dan membebani Hyo Dong seperti anaknya sendiri, padahal bukan.

Hyo Dong meminta kakek untuk menerimanya. Selama 30 tahun ia tinggal bersama kakek dan nenek, dan merasa seperti anak kandung kakek dan nenek. Hyo Dong bilang ia akan marah jika kakek menolak pemberiannya. Kakek menolak karena Hyo Dong tak punya uang. Hyo Dong menjelaskan, ia mengumpulkan uang ini untuk perayaan ulang tahun kakek yang ke-80 tahun, tetapi kakek melewatkannya, jadi ia menyimpan uang ini. Sekarang saatnya ia memberikan kepada kakek. 


Kakek menerima pemberian Hyo Dong sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali. Kakek berkata dengan wajah sedih "kakek dan ayah saya sangat menghargai pabrik mie ini, bagaimana bisa aku melewatkan perayaan 100 tahun ini, setidaknya itu adalah ucapan terima kasih ku pada mereka". Hyo Dong mengerti 'tentu saja ayah, tentu saja ayah harus melakukannya".


Ki Moon membantu Do Hee duduk yang terbaring lemas di sofa. Ki Moon bertanya "kau bahkan tak berolahraga, kenapa kau menjadi seperti ini?".
Do Hee menjawab kepalanya sangat sakit. Do Hee menutup matanya dan mulai mengangis. Ki Moon bertanya "apa lagi kali ini?".
Do Hee : setiap kali aku mengingatkanya, aku merasa sangat marah dan terhina. Ini bukan karena uang 5 juta won. Ini karena seseorang yang memperlakukan aku tidak memperlakukan aku sebagai keluarga. Mereka memperlakukan kau seperti orang bodoh.
Ki Moon : kau yang terlalu sensitif. Siapa yang memperlakukanmu seperti orang bodoh?
Do Hee : ini karena kau tak tahu. Kang Sook dan Ki Choon, mereka bekerja sama mengusirku. Terutama Kang Sook, jika saja Ki Choon tak menghentikannya, dia sudah pasti memukul ku dengan tulang kaki babi.
Ki Moon tertawa : mana mungkin.
Do Hee : aku serius. kau tahu aku merasa ketakutan dan gemetar saat Kang Sook datang. Ketika aku membicarakan masalah uang, matanya menerawang. Demi ketentraman keluarga aku bertahan. Tapi, jika aku memikirkannya lagi aku merasa sangat marah dan tidak dihargai. Aku tidak bisa hidup lagi karena ini sangat tidak adil.



Do Hee terus menangis untuk menarik perhatian suaminya. Ki Moon bengong melihat Do Hee. Tapi akhirnya ia terpancing juga. Ki Moon marah dan mengeluarkan handphonenya. Do Hee melirik Ki Moon.


Ki Choon berbicara dengan seseorang melului telepon : itu fitnah, meskipun Kang Sook tidak sopan, tapi apa kau sungguh berpikir dia akan memukul kakak ipar dengan kaki babi?".  Kang Sook mendekati Ki Choon "kenapa dari tadi kau menyebut namaku, berikan padaku telponnya". Ki Choon melarang Kang Sook dan menyuruh dia untuk diam saja. Kang Sook merebut paksa "berikan padaku".


Kang Sook dan Do Hee kini berbicara "ini Kang Sook".Do Hee dan Kang Sook mulai bertengkar lewat telepon. Do Hee bilang ia tidak akan pernah nyambung bila bicara dengan Kang Sook. Kang Sook membenarkan, ia hanyalah lulusan smp yang tidak tamat, sedangkan Do Hee lulusan dari perguruan tinggi, meski begitu Kang Sook bukanlah tukang fitnah. 

Do Hee terkejut "Fitnah", begitu pula dengan Ki Moon. Do Hee mengingatkan apa Kang Sook tak tahu batasannya. Kang Sook menjawab "ya, maaf. Karena aku hanya belajar batasan kanan dan kiri, tapi aku tak belajar batasan atas dan bawah (Kang Sook tidak takut pada Do Hee meski Do Hee kakak ipar tertua).


Do Hee langsung berteriak nyaring, penuh emosi "YAaaa...GONG KANG SOOK!".
Kang Sook benar-benar marah : Ya, lihat sikapmu, meski kau kakak ipar tertua, apa kau tidak kelewatan, kau sungguh ingin berkelahi denganku!!!....
Ki Choon langsung merebut teleponnya " kakak ipar, sudah dulu. Kita bicara kan lain kali".


Ki Choon ke Kang Sook : apa kau gila?
Kang Sook : ya, aku gila, aku sudah gila. bagaimana bisa aku diam saja melihat dia yang terlalu meributkan uang 5 juta won. Kau pikir aku bisa diam saja dan tidak gila.
Kang Sook mulai menangis : 365 hari dalam setahun, aku bekerja terus keras memotong daging babi. Meski begitu aku bahkan tidak bisa membayar biaya taekwondo dan iuran sekolah tepat waktu. Harapan apa yang aku miliki?


Ki Choon merasa bersalah "aku bisa gila", sambil mengacak rambutnya kesal. Ki Choon mengambil sebotol soju dan langsung meminumnya seperti air. Kang Sook menarik botol yang dipegang Ki Choon "apa yang kau lakukan?, tenang". 
Ki Choon menangis : maafkan aku Kang Sook. Aku sangat buruk, dan kau menderita karena aku. Aku tak pantas jadi kepala keluarga. Aku tidak tahu, kenapa aku masih saja hidup. Aku banyak melakukan kesalahan.







Ki Choon membuka lemari es, mengambil botol soju dan meminumnya sama seperti tadi. Kang Sook mulai ketakutan "orang ini pasti sudah gila, kau bisa mati". Kang Sook berusaha mengambil botol soju "Ayah Bo Reum, jangan begini, aku yang salah, maafkan aku, yobo!". Kang Sook menangis memeluk Ki Choon dari belakang. Ki Choon berbalik memeluk Kang Sook "yobo..yobo...". Sambil mengusap-usap kepalanya ke pipi Kang Sook.
Bo Reum yang sedari tadi diam saja hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ke dua orang tuanya.

Mozart Piano Institute


Ki Ok mendengar suara Kang Jin diluar "Nona Uhm, apa kau ada didalam?". Ki Ok terkejut "apa ini, apa yang orang itu lakukan disini, apa dia ingin meminjam uang?". Ki Ok berdiri membuka pintu untuk Kang Jin. Kang Jin menyerobot masuk.
Ki Ok : apa ini?
Kang Jin : lagi..lagi..lagi..tidak sopan, bagaimana bisa kau bicara  "apa ini?" pada seorang tamu. Membuat aku malu saja.
Ki Ok : itu karena kamu datang tiba-tiba tanpa menelpon terlebih dahulu. Tapi ada masalah apa?


Kang Jin memberikan Ki Ok ayam yang ia bawa dari rumah makan. Kang Jin menyuruh Ki Ok untuk memakannya. Ki Ok tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Kang Jin : kau mengambil 16.000 won
Ki Ok : apa?
Kang Jin tersenyum jahil : dari 640.000 won yang aku pinjam kemarin, dikurangi 16.000 won ini. Berarti sisa 625.000 won, okay!.
Ki Ok mendengus kesal : ah, araso...araso...
Kang Jin melambaikan tangan, berniat pergi. "sampai jumpa"

Ki Ok melihat kancing jaket Kang Jin yang hampir lepas. Ki Ok menawarkan diri untuk menjahitnya. Kang Jin tentu saja tak menolak, ia justru merasa senang. 



Ki Ok menjahit kancing jaket, sementara Kang Jin tertidur di sofa."sudah selesai, ahjushi sudah selesai". Kang Jin terbangun "ah, aku tertidur". Ki Ok mendekati Kang Jin dan menyerahkan jaketnya "aku telah menjahitnya dengan kuat, tak akan mudah lepas". 


Kang Jin menerima jaketnya dan tersenyum senang "ah, kau menunjukkan sisi feminim mu, terima kasih". 
Ki Ok tersenyum nakal : tak perlu berterima kasih, ditambah biaya menjahit 3.000 won, kini kau berhutang padaku 627.000 won.
Kang Jin kesal dan berteriak : apa ini! Kapan aku memintamu menjahit kancing jaket ku, hah!
Ki Ok tak mau kalah, ia berteriak nyaring di depan wajah Kang Jin : aku tak pernah bilang aku ingin makan ayam.
Kang Jin memundurkan wajahnya, menghindari air liur Ki Ok.
Kang Jin "kau meludahi ku", Ki Ok tak mau kalah "kau yang lebih dulu meludahi ku"!....
{wkwkkwwk, pasangan ini tak pernah akur}. 


Young Ja masuk ke dalam kamar mandi, melihat Chae Won mencuci.
Young Ja : apa yang kau lakukan?
Chae Won : saya mengganti bed cover di kamar ibu
Young Ja : kau bilang ingin membayarnya dengan badanmu?
Chae Won : Apa?
Young Ja mulai bicara dengan wajahnya yang sangat2 menyebalkan : kau telah melakukan semuanya dengan pria lain. Kini kau berpura-pura tak terjadi apa-apa dan ingin menghapus semuanya. Kau ingin kembali sebelum semua itu terjadi!
Chae Won : aku akan mengatakan yang sebenarnya, dan meminta maaf.
Young Ja : kau tak tahu diri, dan ingin menyakiti hati anak ku.
Chae Won : aku akan mengatakan dan memohon maaf padanya, lalu


Young Ja memutus ucapan Chae Won : kau akan melanjutkan hidupmu, dan berakting seolah tidak terjadi apa-apa. Wow, kau sungguh hidup di dunia ini atas biaya orang lain.
Chae Won : maafkan aku, tolong maafkan aku.


Young Ja berteriak nyaring : MEMAAFKAN!!!!
Chae Won menangis bersalah : aku tahu ini kesalahanku, sungguh ini kesalahanku, tapi tolong maafkan aku kali saja ibu. Aku tak akan pernah berbohong lagi seumur hidupku. aku janji padamu. Aku akan menjadi istri yang baik.
Young Ja tertawa mengejek : hah...Wow. 

Terdengar suara Chul Goo yang memanggil mereka "ibu, aku pulang. Yobo, kau dimana". Young Ja mengakhiri pembicaraan hari ini, dan akan membahas sisanya besok.


Chul Goo pulang membawa 3 tas belanjaan.  Young Ja menyambut Chul Goo dengan wajah gembira "Omo...kau baru pulang CEO Kim Chul Goo".  Chae Won cepat-cepat bergabung dengan mereka. Chul Goo mengangkat tas kuning yang berisi champagne "sesuai pesanan ibu, aku beli champagne". Young Ja memasang wajah manis pada Chae Won "beritahu bibi untuk menyiapkan meja". Chae Won mengerti dan menghampiri Chul Goo, meminta tas yang berisi champagne.



Chul Goo memberikan tas berwarna pink pada Chae Won "yobo, ini hadiah untukmu, bukalah". Chae Won berbalik melihat Young Ja dengan takut.
Young Ja memasang wajah manis dan tersenyum "benar, bukalah. ibu ingin tahu apa isinya". 



Chae Won membuka kotak pemberian Chul Goo, isinya smartphone mahal. Wajah Young Ja langsung sewot. 
Chul Goo ke Chae Won : akhir-akhir ini kau pasti kesepian, aku begitu sibuk mengurus presntasi dan tidak sempat memperhatikan dirimu. Model ini sama dengan milikmu sebelumnya. Chae Won mengucapkan terima kasih.

Young Ja melihat tas lain yang masih dipegang Chul Goo, berharap itu hadiah untuknya. Chul Goo ke Chae Won " yang ini juga untukmu". Wajah Young Ja langsung jelek {kekeke}. Chul Goo meminta Chul Goo untuk membukanya. Chae Won melihat wajah ibu mertuanya. Young Ja masih memasang wajah palsu "ya, bukalah. apa isi didalamnya". 


Chae Won membuka kotak itu, sebuah kalung mutiara yang cantik {pasti harganya mahal}. Young Ja : oh, kalung itu sangat cantik. Chae Won menyerahkan kalung itu pada ibu mertuanya. Young Ja menolaknya "Chae Won memberikannya padamu, kenapa aku yang harus memakainya?. Aku bukanlah mertua yang tak tahu diri, ahahahahaha". 



Chul Goo bilang Chae Won tak perlu merasa bersalah, karena ibu punya banyak kalung seperti ini. Chul Goo membantu Chae Won memasang kalung di leher Chae Won. Young Ja nyengir melihatnya.
Chul Goo ke Young Ja : bagaimana ibu, dia sangat pantas memakainya, kan?
Young Ja : ya, dia sangat pantas memakainya. Tentu saja, wanita muda yang memakai perhiasan akan sangat pantas memakainya, sangat elegan, sangat elegan.
Chae Won mengucapkan terima kasih pada Chul Goo. Chul Goo menjawab ia yang merasa sangat berterima kasih karena Chae Won kembali ke sisinya. 

Chul Goo pergi kekamar untuk mengganti pakaian. Young Ja menampakkan wajah bencinya pada Chae Won. Chae Won menunduk takut, berjalan ke dapur. 



Young Ja sengaja menarik kalung Chae Won hingga talinya putus, butiran mutiara berjatuhan di lantai. Chae Won terkejut, ia berbalik menghadap Young Ja. 


Young Ja memaki Chae Won : tidak  tahu malu, murahan. Dengan memakai perhiasan apa akan menambah pesonamu? Menantu penipu, aku menghabiskan uangku untuk ular berbisa seperti mu.

Chae Won hanya menunduk tanpa bisa berkutik. Ia benar-benar lemah.


Chae Won pergi ke dapur dan mengumpulkan butiran mutiara ke dalam sebuah gelas. Bibi sedih melihat Chae Won.


Bibi ke Chae Won : dia mulai lagi. Kejadian hari ini belum seberapa jika dibandingkan dengan perlakuan buruk padamu sebelumnya.
Chae Won tak mengerti : apa maksud bibi
Bibi : jika aku, meski kehilangan ingatan dan tidak mengingat apapun. Aku tak akan pernah melupakan wanita yang berbuat jahat padaku!. Aigo...tuhan bantu dia {Chae Won}. 


Young Ja muncul di dapur, berteriak pada bibi "apa kau menyiapkan makanan menggunakan mulut atau tanganmu?". Bibi menutup mulutnya dan kembali bekerja. Chae Won memandang bibi dan Young Ja bergantian. Sebuah tanda tanya besar tergambar di wajahnya. 


Joo Ri menemani Se Yoon minum, ia benar-benar tenggelam dalam kegelisahan hatinya.
Joo Ri : apa ada sesuatu hal yang buruk terjadi?
Se Yoon : tidak, hanya ada sesuatu yang membuat hatiku sakit.
Joo Ri : apa itu, mungkin aku bisa membantu.
Se Yoon : hanya kesalahpahaman, bukan apa-apa, jangan khawatir
Joo Ri : sepertinya tidak begitu. Hanya dengan melihat mu seperti ini, apa yang kau rasakan, apa yang kau pikirkan. Aku tahu semuanya.
Se Yoon tersenyum : kau dan Eun Seol seperti saudara, selalu bersama. Kalian lebih mirip dari yang aku pikir. Apa kau ingat, perayaan 100 hari yang kau dan Eun Seol siapkan untukku.
Joo Ri : tentu saja, hari itu aku hampir mati
Se Yoon : aku melihat video itu kemarin. Kau pasti sangat menderita karena meniup 100 balon. 100 hari yang aku miliki bersama Eun Seol membuat ku sangat bahagia, aku bahkan tidak mempercainya. Saat itu aku merasa menjadi pria paling bahagia di dunia. 


Joo Ri memandang wajah Se Yoon, ia berkata dalam hati "hari itu adalah hari 101 aku bertemu denganmu, dibandingkan dengan Eun Seol, aku yang lebih dulu mencintaimu". 


Choon Hee menghitung penjualannya hari ini. Choon Hee bicara sendiri "apa karena udara yang dingin, membuat pengunjung yang datang berkurang". Choon Hee melihat uang 10 ribu won yang nenek berikan. Choon Hee ingat saat Hyo Dong membantunya membersihkan salju di jalanan. Choon Hee tersenyum "dia terlihat lebih tampan". Choon Hee tersadar, menenangkan dirinya "Yang Choon Hee kendalikan dirimu, penjaga gawang tak boleh membuat gol".


Hyo Dong menelpon Chae Won dan menanyakan kabarnya. Hyo Dong menanyakan kabar Chae Won hari ini dan apa yang dia lakukan. Chae Won mengatakan semuanya baik-baik saja, beberapa hari ini ia pergi keluar. Hyo Dong menyuruh Chae Won untuk mencari teman dan menikmati hidup, tidak berdiam diri dirumah saja. Hyo Dong bertanya hubungan Chae Won dengan suaminya. Chae Won menjawab Chul Goo sangat baik padanya, dan meminta ayahnya untuk tidak mencemaskan dirinya. Hyo Dong menjawab ia tidak khawatir selama Chae Won sehat-sehat saja, perlahan-lahan ingatannya akan pulih. 


Hyo Dong memutus pembicaraanya saat nenek masuk ke dalam kamar. Nenek merasa heran dan bertanya "kau bicara dengan siapa, kenapa tiba-tiba menutup telpon begitu melihat ibu masuk?". Hyo Dong menjawab, ia baru saja berbicara dengan Chae Won.
Nenek tak percaya : jika itu memang Chae Won, kau seharusnya membiarkan ibu bicara dengannya, apa ibu tak boleh bicara dengannya. kenapa kau langsung menutupnya.
Hyo Dong : Chae Won bilang ia lelah karena baru saja pulang dari perjalanan, aku akan menghubunginya lain kali. 


Nenek tak percaya, ia memandang Hyo Dong curiga. Hyo Dong merasa aneh dipandang nenek seperti itu "kenapa ibu?'. "tidak ada apa-apa". Nenek memberikan mangkuk berisi minuman beras pada Hyo Dong. Hyo Dong meminumnya "ah segar, buatan ibu yang terbaik" sambil mengacungkan jempolnya.


Hyo Dong meminumnya lagi, tiba-tiba nenek berceletuk "apa kau berniat menghabiskan minuman beras itu satu ceret sendirian?". Hyo Dong terkejut, tersedak dan menyemburkan minuman yang ada di mulutnya, ia batuk-batuk. Nenek hanya melongo melihat Hyo Dong {wkwkkwkkw}.



Joo Ri mengantar Se Yoon pulang dalam keadaan mabuk. Sol Joo dan bibi pergi keluar rumah menyambut Se Yoon. Sol Joo merasa heran melihat anaknya yang mabuk seperti ini. Joo Ri menyapa Sol Joo. Sol Joo meminta bibi membawa Se Yoon kedalam rumah. Secara resmi Joo Ri memperkenalkan dirinya, Sol Joo mengangguk, ia ingat wajah Joo Ri. 
Joo Ri ke Young Ja : bukan saya yang membuatnya minum banyak, mohon jangan benci aku ibu. Sepertinya sunbae memiliki masalah.
Sol Joo : apa terjadi masalah di kantor?
Joo Ri : sepertinya bukan masalah pekerjaan, tapi masalah pribadi.

Sol Joo mengundang Joo Ri masuk kedalam rumah dan minum teh. Joo Ri menolak karena taxi sedang menunggunya, selain itu juga sudah larut malam. Joo Ri bilang akan mampir lain kali jika Sol Joo mengudangnya lagi, Joo Ri pamit pada Young Ja "selamat malam, ibu". Joo Ri masuk kedalam taxi dan berlalu dari hadapan Sol Joo. 



Chul Goo memijat bahu Chae Won. Chul Goo meminta Chae Won tidak usah cemas, mereka besok bisa pergi ke toko dan memperbaiki kalung Chae Won yang rusak. Chae Won meminta maaf, seharusnya ia lebih berhati-hati. Chae Won mulai menangis, ia ingin mengatakan sesuatu pada Chul Goo.

Young Ja memanggil Chae Won dari luar. Ia meminta Chae Won keluar, ada yang ingin ia bicarakan padanya. Chul Goo mengeluh "jam berapa ini, jika ada yang ingin ibu sampaikan sebaiknya besok saja".  Young Ja berkata ini sangat penting. Chul Goo beranjak dari ranjang hendak menemui Young Ja. Chae Won melarangnya, ia akan segera kembali.


Young Ja tentu tidak akan membiarkan Chae Won mengatakannya sendiri pada Chul Goo. Young Ja menyuruh Chae Won untuk tidur di kamar terpisah dengan Chul Goo, ia tak akan membiarkan tubuh berharga anaknya tidur satu ranjang dengan tubuh kotor Chae Won. 
Chae Won : Ibu
Young Ja : jika kau hamil, apa kau tahu siapa ayah yang ada didalam perutmu? bagaimana kau mengetahuinya, hah?
Chae Won mulai menangis : bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu, ibu?
Young Ja : aku tak ingin menarik perhatian orang dengan melakukan test DNA, aku melakukan ini untuk menghindari kesialan. Aku tidak ingin mengatakan hal seperti ini. sebenarnya kau lah yang membuat aku menjadi mertua yang jahat. 



Joo Ri pulang, menyalakan lampu. Chae Won berlari keluar sambil menangis. Joo Ri mendekati Young Ja "kenapa dia?". Young Ja tak menjawab, menarik nafas dalam.
Joo Ri : ibu, kau pasti memulainya lagi, aku pikir kau akan bersikap baik padanya.
Young Ja : sampai detik ini, ibu tak pernah mengakuinya sebagai menantu.
Joo Ri : lalu apa? apa ibu akan bilang akan memperlakukan ia seperti sebelumnya?

Chae Won duduk di taman, tak ada yang bisa ia lakukan selain menangis. Apa lagi yang bisa ia lakukan saat ini selain menangis. 




Lanjut ke Sinopsis A Hunderd Inheritance Episode 6 Part 2



4 comments:

  1. sabar mbak, saya sendiri ga tahu tuh kalau udah kehapus bisa balik lagi apa ga... tapi kayaknya sih ga bisa ya...

    drama ini semakin membuat penasaran sama kelanjutannya... sebelum drama ini tayang aku pikir Se yoon ditinggal mati istrinya ternyata pacarnya hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sis anis, ga ada pilihan lain, tulis ulang dari awal.

      semakin lama drama ini semakin menarik, meski alurnya lambat. maklum 50 episode.

      Delete
  2. Ditunggu mba lnjuttnye makin menarik n kren abis jln critanya.
    Whaiting mba.....

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)