Pages - Menu

Friday, February 08, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 7 Part 1


Chae Won mencoba berbicara pada Chul Goo yang setengah mabuk. Chul Goo tetap menahan Chae Won dan tak akan membiarkan ia pergi selangkah pun dari kediaman keluarga Lee. Chul Goo yang tengah emosi, melemparkan gelas ke dinding. Suara pecahan gelas itu mengembalikan ingatan Chae Won saat mereka bertengkar, serta pecahan yang gelas yang melukai lehernya.

 Young Ja mendengar keributan dan berlari ke dapur, ia panik dan menanyakan kondisi Chul Goo "oh tidak bicaralah Chul Goo, kau bisa melukai tanganmu". Young Ja menyuruh putranya untuk menceraikan Chae Won, dan keluarkan ia dari rumah. Chul Goo bersikeras tak akan menceraikan Chae Won.

Young Ja membawa Chul Goo ke kamar, tak lupa Young Ja berteriak pada Chae Won yang masih terdiam shock "Kenapa kau hanya berdiri saja disana?. Bersihkan semua pecahan-pecahan kacanya. Sepertinya tak ada yang berjalan baik".

Chae Won memungut pecahan gelas dengan tangannya, bibi datang membawa sapu, ia yang akan membersihkannya. Bibi berkata hampir saja Chae Won terluka seperti hari itu. Chae Won berpikir "seperti hari itu?", benar dulu....gelas wine, dulu ia melemparkan gelas wine padaku". Bibi terkejut "kau mengingatnya, kau terluka di bagian leher".

Chae Won melihat ke cermin, ada bekas luka tipis dibagian lehernya "Aku harus mengingat kembali. Aku tidak bisa hidup seperti orang bodoh selamanya. Ingatlah. Cobalah untuk mengingat, Chae Won. Kau harus mengingatnya".

Lee Dong Kyo, ayah Se Yoon memberikan undangan perayaan 100 tahun usaha mie 3 generasi di Paju pada Se Yoon. Dong Kyo menjelaskan kakek Se Yoon dan pemilik terdahulu adalah teman dekat. Tidak ada fasilitas produksi yang canggih, mereka membuat mie dengan tangan selama 100 tahun. Hanya dengan melihatnya saja akan sangat membantu Se Yoo. Dong Kyo meminta Se Yoon untuk menghadirinya sebagai perwakilan dari perusahaan mereka. Se Yoon mengangguk bersedia.

Young Ja duduk santai di ruang tengah membaca majalah sambil meminum ramuan herbal. Chae Won meminta izin untuk pergi ke rumah kakek menghadiri perayaan ke-100 tahun usaha keluarga dan akan segera kembali.

Young Ja bilang Chae Won tak usah kembali, ia mengejek itu hanyalah sebuah perayaan usaha kecil. Young Ja berkata Chae Won sudah bersikap berlebihan hanya karena Chul Goo tidak ingin berpisah dengannya. Ia tak bekerja untuk memberi makan dan tempat tinggal bagi menantu yang tidak setia. Young Ja mengatakan Chae Won sebagai benalu, dan lagi ia yakin Chul Goo akan menyiksa Chae Won sampai ke seluruh kulit dan tulang-tulangnya.

 Chae Won tak mengatakan apa-apa, ia mencoba untuk lebih bersabar. Chae Won bilang ia akan kembali. Chae Won pergi keluar. Young Ja berkata dengan wajah kesal "dia gigih sekali, benar-benar tangguh".

Chae Won duduk melamun di bis. Ponselnya berdering. Dari seberang sana Se Yoon meminta Chae Won untuk bertemu, ia akan membawa saksi yang bisa membuktikan Chae Won pernah di rawat di Namhae Mental Hospital. Chae Won tidak tertarik, ia menutup teleponya dan meminta Se Yoon untuk tidak menghubunginya lagi.

 Perayaan 100 tahun usaha mie. Kakek tersenyum ramah menyapa para tamunya yang datang. Ia melihat kejalanan yang kosong menanti para tamu lain dan anak-anaknya yang tak kunjung tiba.

Kakek menemui nenek di dapur, nenek bilang mereka menyebarkan 100 undangan, tapi yang datang hanya tak sampai 10 orang. Nenek bertanya mau diapakan semua makanan yang banyak ini. Kakek bertanya bagaimana dengan anak-anak mereka. Nenek menjawab Ki Moon, Ki Choon dan Kang Sook tidak bisa datang, tapi seharusnya Do  Hee dan Ki Ok sudah tiba.

Nenek teringat Hyo Dong, ia baru saja dari sini. Nenek pergi keluar memanggil nama Hyo Dong. Kakek menghela napas, wajahnya sedih memandang makanan yang ada dihadapannya.

Choon Hee membaringkan Hyo Dong di dalam kamarnya. Choon Hee memperhatikan wajah Hyo Dong. Ia merasa heran kenapa tubuh Hyo Dong begitu lemah, hanya satu pukulan membuat saja sudah membuatnya roboh. Nampaknya Hyo Dong benar-benar lelah, ia tertidur nyenyak bahkan mendengkur. Choon Hee tak tega membangunkan Hyo Dong dari tidur nyenyaknya.

Sol Joo tersenyum memandang pin-pin cantik pemberian Choon Hee. Sol Joo ingat perkataan Choon Hee yang selalu memikirkannya, ia pun seperti itu tak pernah sehari pun melupakan Choon Hee.

 Flashback ke masa lalu. Sol Joo kecil berdiri di panti asuhan. Bibi Sol Joo berjanji akan menjemput Sol Joo beberapa hari lagi, ia memberikan Sol Joo uang untuk jajan. Bibi Sol Joo masuk ke dalam taxi. Sol Joo kecil mengejar taxi, ia menangis dan terus memanggil bibinya "Bibi! Bibi! Bibi, bawa bersamamu. Aku akan menjadi anak yang baik jadi kumohon jangan meninggalkanku!".

 Sol Joo kecil duduk menangis di tanah. Anak kecil lain menepuk pundak Sol Joo "kelihatannya kau baru disini, aku datang kemari bulan lalu. Aku Yang Choon Hee, senang bertemu denganmu, ayo bersalaman". Choon Hee kecil memberikan cincin berbentuk bunga pada Sol Joo. Sol Joo bertanya "kenapa kau memberikan ini padaku?". Choon Hee kecil menjawab "karena aku menyukaimu, ayo berteman".

Hingga kini Sol Joo masih menyimpan cincin pemberian Choon Hee. Sol Joo menangis memandangnya "terima kasih Choon Hee, dan maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf".

 Rumah makan Kang Sook. Ki Choon terlihat sibuk melayani pelanggan. Kang Sook tersenyum bahagia. Ki Choon mencemaskan kakek, pasti sekarang ia sangat marah. Kang Sook menjawab "kita bisa mengunjunginya setelah kita tutup, ayah pasti akan mengerti". Ki Choon tetap merasa bersalah. Kang Sook berkata "seorang laki-laki akan mendapatkan pengaruhnya saat ia memiliki uang, tidak kah kau belajar sesuatu saat kau di bandingkan dengan kakakmu?". Ki Choon menjawab tentu ia menyadarinya. Kang Sook menyuruh Ki Choon untuk tidak berpikir banyak kemana-mana dan bekerja saja dengan giat, sambil menepuk bokong Ki Choon.

Ki Choon terharu, sudah lama sekali Kang Sook tak memperlakukannya semanis itu. Ki Choon membalik badannya, memperlihatkan bokongnya. Kang Sook berkomentar bokong Ki Choon menjadi gemuk karena bermalas-malasan saja di kasur selama musim dingin, ia menepuk bokong Ki Choon "pantat yang seksi". Ki Choon mulai menggoda Kang Sook. Ki Choon bilang air liur Kang Sook menetes saat melihat bokongnya. Kang Sook menyuruh Ki Choon kembali bekerja, jangan bicara omong kosong. Apa Ki Choon lupa kalau mereka sudah bercerai.

 Ki Ok menggigil di balik selimutnya. Ponselnya berdering, ia menjawabnya dengan perasaan malas. Nenek bertanya kenapa Ki Ok belum datang, saat ini kakek sedang menunggunya. Ki Ok berkata ia sedang flu berat, lagi pula ia merasa seperti putri yang tidak diakui, lebih baik kakek dan nenek bersenang-senang saja dengan anak laki-laki dan menantunya. 

 Chae Won turun di halte bis. Ia membawa undangan dan melihat denah lokasi. Ponselnya berdering. Tertera nama Lee Se Yoon di layar ponsel. Chae Won sengaja tak menjawab, ia tutup ponselnya, memasukannya ke dalam tas.

Kakek berdiri sendiri di halaman memandang sedih jalanan yang sepi. Nenek ikut merasakan kesedihan hati suaminya, ia bertanya kenapa kakek berdiri di luar. Nenek berpikir akan ada banyak tamu yang datang, mungkin karena cuaca dingin sehingga membuat para undangan tidak datang. Kakek menghela napas. Nenek bertanya apa Tuan Choi tidak datang, bukankah ia berjanji akan datang saat kakek berbicara di telepon. Mungkin akan merepotkan keluar rumah di cuaca yang dingin ini, hanya untuk mendapatkan semangkuk mie.


 Kakek menyuruh nenek untuk memberikan sisa makanan dan souvenir ke panti jompo. Ia melangkah masuk ke dalam rumah dengan langkah tak bersemangat. Nenek ikut merasa sedih " Dia kemarin begitu semangat dengan pestanya. Aku merasa kasihan terhadapnya". Nenek teringat Hyo Dong "dimana dia sekarang, hah...apa dia pergi kesana lagi!".
Hyo Dong terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia melihat kesekeliling "hah, dimana kau ini". Tak jauh darinya Choon Hee tertidur dalam posisi duduk. Choon Hee menguap, ia bertanya "kau sudah bangun?". Hyo Dong bertanya "dimana aku sekarang?".
Choon Hee bergerak mendekati Hyo Dong, Hyo Dong menjaga jarak. Choon Hee mengingatkan Hyo Dong jatuh pingsan begitu menerima pukulan dari pelanggannya. Hyo Dong bertanya "apa kau baik-baik saja". Choon menjawab "aku baik-baik saja, tapi kenapa kau berkelahi dengan pemuda itu?".

Hyo Dong merasa marah saat pemuda itu menganggu Choon Hee. Choon Hee tersenyum menggoda "kenapa hal itu membuatmu marah?". Hyo Dong menjauhkan wajahnya "itu karena..... kita bertetangga, dan kita adalah teman saling berbagi rahasia". Choon Hee bertanya "teman?". Choon Hee membenarkan "benar...kita adalah teman".

Hyo Dong bilang sebelumnya ia belajar ilmu bela diri di sekolah, tapi pelarjarannya kebanyakan tentang pelajaran. Sambil mengerak-gerakan tangannya memperagakan ilmu bela dirinya. Choon Hee tersenyum geli. Hyo Dong tertegun "apa kau tidak percaya padaku, aku ini sabuk merah. Aku bisa menunjukkan seragamku dan sabuk merahnya".

Choon Hee tetap tertawa itu tidak perlu, ia mengatakan Hyo Dong lucu, sambil membelai rambut Hyo Dong. Hyo Dong grogi, ia mengeluarkan ponsel dan melihat jam. Hyo Dong terkejut "oh...pestanya pasti sudah berakhir". Hari ini adalah perayaan 100 tahun usaha mie mertuanya. Ia datang kesini hanya ingin memberikan pancake kacang hijau, dan tidak tahu akan selama ini. Pasti mertuanya akan marah, apa yang harus dilakukan.

Seseorang datang, Hyo Dong dan Chae Won menyangka itu nenek. Tapi ternyata Kang Jin. Choon Hee meminta Hyo Dong untuk tetap dikamarnya, ia akan segera kembali setelah mengusir Kang Jin. 

 Choon Hee pergi keluar menemui Kang Jin, ia semakin kesal melihat Kang Jin memakan  pancake kacang hijau yang dibawa Hyo Dong tanpa izin darinya. Kang Jin tak merasa bersalah, ia merasa lapar dan malah meminta segelas beer. Choon Hee mengatai Kang Jin rakus, dan hanya menyisahkan sepotong pancake. Kang Jin protes, ia mengatakan Choon Hee kejam hanya karena pancake kacang hijau. Choon Hee bilang ini bukan pancake biasa, seseorang nyaris meninggal karena pancake ini. Choon Hee menyuruh Kang Jin pergi karena cafenya tak buka hari ini, dikarenakan ia kurang sehat dan hal lainya. Kang Jin terus memaksa, Choon Hee terlihat sehat-sehat.

Choon Hee mendengar suara nenek, ia langsung menjejalkan potongan pancake yang tersisa ke mulut Kang Jin. Nenek langsung bertanya "Apa menantuku tidak datang kemari hari ini? Tidakkah dia membawakan beberapa pancake kacang hijau?". Kang Jin bersuara, Choon Hee langsung mencubit tangan Kang Jin, ia teriak kesakitan. Choon Hee menjawab menantu nenek tidak datang dan tidak ada pancake kacang hijau. Nenek melihat ke sekitar ruangan. Choon Hee permisi masuk kedalam, karena ia sedang menyetrika. 

Choon Hee masuk kedalam kamar, Hyo Dong bertanya "apa itu suara ibu mertuaku?". Choon Hee mengangguk, ia menyuruh Hyo Dong bersembunyi di dalam lemari, bisa saja nenek masuk menerobos ke dalam sini. Choon Hee membuka lemari, ia menyuruh Hyo Dong untuk cepat masuk.

Salah satu baju dalam Choon Hee terjatuh, ia memalingkan wajahnya. Tapi begitu mencium wangi baju Choon Hee, ia membuka matanya dan tersenyum "wanginya seperti bunga". Hyo Dong mendekatkan baju Choon Hee ke hidungnya "seperti bunga apel", lebih dekat "seperti bunga peach", lebih dekat lagi "baunya enak". Tiba-tiba Choon Hee membuka pintu lemari, Hyo Dong menyembunyikan baju yang ia pegang. Choon Hee meminta Hyo Dong untuk tetap di dalam sampai ia menyuruhnya keluar. Hyo Dong mengangguk mengerti seperti anak kecil. 

Nenek takjub melihat Kang Jin yang mengunyah makanan dengan penuh semangat dalam kondisi mulut penuh seperti itu. Nenek bertanya apa yang Kang Jin makan. Kang Jin menjawab "Ka....cuma sesuatu, ngomong-ngomong anda terlihat semakin cantik". Nenek tertawa di puji Kang Jin "kau memiliki sopan santun yang bagus". Kang Jin menebak nenek pergi kesuatu tempat, dengan dandanan seperti itu, ia terlihat lebih muda 30 tahun. Nenek tersipu "keluarga ku mengadakan pesta hari ini".

Nenek bertanya apa Kang Jin tinggal disekitar sini. Kang Jin menjawab bahwa ia tinggal di lantai atas bertetangga dengan Choon Hee. Nenek menebak Kang Jin seorang dudu dilihat dari penampilannya yang lusuh. Nenek akan mengenalkan Kang Jin pada seorang wanita. Siapa wanita itu? tak lain adalah Choon Hee. Nenek mengatakan Kang Jin tampan dan tinggi, selain itu ia juga sopan dan ramah. Nenek berencana menjodohkan Kang Jin dan Choon Hee, ia akan mengatur pernikahan mereka pada musim semi tahun ini. Choon Hee dan Kang Jin sama-sama terkejut, mereka berkata "ini gila". Nenek tersenyum penuh kemenangan melihat Choon He...

Do Hee berkumpul dengan anggota Camelia. Do Hee menawarkan keuntungan investasi ditengah saham yang tidak stabil dan bisnis real estate yang berjalan lambat. Hanya dengan menawar dengan harga serendah mungkin mereka akan memenangkan uangnya. Semua ini berkat bantuan Mr. David Kim, seorang manager dana yang telah berpengalaman di Hong Kong dan Singapore.

Manager restoran memberitahukan Do Hee ada tamu yang menunggu di luar. Do Hee keluar dan bertemu dengan 2 pemuda, mereka memperkenalkan diri sebagai petugas kepolisian di wilayah Gangnam. Mereka mengeluarkan surat penangkapan Do Hee atas tuduhan kospirasi penipuan. Do Hee terkejut, karena ia tak pernah melakukannya. Petugas itu bertanya apa Do Hee mengenal Mr. David Kim. Do Hee membenarkan, dia adalah penasehat investasi di club yang ia bentuk.

Petugas itu menjelaskan, David Kim adalah seorang kriminal yang telah melakukan 4 kejahatan dan melarikan diri ke luar negeri. Do Hee terkejut. Petugas itu mengatakan Do Hee berhak di dampingi pengacara, mereka minta Do Hee ikut ke kantor polisi. Para member club keluar, mereka meminta penjelasan pada Do Hee dan meminta uang mereka kembali. Do Hee berusaha menjelaskan bahwa ia tak bersalah dan tidak tahu apa-apa,  tapi mereka tak mau mengerti, mereka mendorong tubuh Do Hee dan menjabak rambutnya.

Do Hee berteriak "tunggu.....". Ia langsung berlari dari kerumunan ibu-ibu itu. Kedua petugas polisi mengejar. Do Hee terus berteriak dan berlari, sialnya hak sepatunya patah sehingga ia jatuh tersungkur di jalanan. Petugas polisi itu dengan mudah menangkap Do Hee, ditambah lagi dengan serangan ibu-ibu membuat kondisi Do Hee semakin tidak menguntungkan.

Hyo Dong berdiri di pintu gerbang rumah mie, takut-takut melihat ke dalam. Chae Won datang memanggil Hyo Dong, ia tersenyum "tuan putriku sudah datang, Chul Goo tidak datang bersamamu?". Chae Won menjawab ada keperluan mendesak. Mereka masuk kedalam, sebelumnya Hyo Dong meminta Chae Won untuk merahasiakan kondisinya pada kakek dan nenek, pasti mereka akan sangat cemas. Chae Won mengangguk, ia akan berusaha bersikap seperti biasa.

Chae Won takjub melihat jemuran mie yang ada di depannya. Hyo Dong menjelaskan, kakek menjalankan bisnis mie keluarga 3 generasi. Chae Won seperti melihat bayangan masa kecilnya saat ia bermain kejar-kejar'an dengan kakek dan saat ia menemani kakek membuat mie di pabrik.

Hyo Dong menyadarkan Chae Won dari lamunannya, ia bertanya jadi hari ini tepat 100 tahun dari berdirinya usaha ini. Hyo Dong membenarkan, setelah kakak merampingkan usahanya para pekerja tersebar keseluruh negeri. Kakek merencanakan perayaan 100 tahun dan mengundang para mantan pekerjanya untuk merayakannya bersama-sama. Hyo Dong berkata mungkin kakek akan marah padanya karena ia sendiri tak menghadiri pesta perayaan.

Nenek memijat kaki kakek, ia benar-benar sedih bahkan tak membalikkan badan untuk melihat kedatangan Chae Won. Nenek senang melihat Chae Won, ia bertanya "jadi kau menemani Chul Goo dalam perjalanan bisnis ke luar negeri!". Chae Won menoleh ke ayahnya, Hyo Dong mengangguk. Chae Won menjawab "ya nenek". Nenek lalu bertanya pada Hyo Dong, dari mana saja kau. Hyo Dong menjawab ia pergi menemui Tuan Park mengenai pekerjaan kontruksi, tak mengira akan selama ini, ia meminta maaf. Nenek tetap merasa curiga, Hyo Dong bertanya keadaan kakek "apa ayah tidak sehat?". Nenek mengatakan kakek telah mengumpulkan uang dari anak-anaknya untuk mengadakan pesta, tapi karena tamu yang datang tak lebih dari 10 orang kakek merasa kecewa. Nenek berkata pada kakek "tak peduli seberapa keras kau mencoba, usaha mie kita sudah melewati masanya". 

Sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumah mie, mobil pemakaman. Mereka terkejut melihat foto yang dipegang oleh pria muda, nenek berkata "bukankah ini tuan Choi?". Putra tuan Choi berkata "kami disini untuk menghormati permintaan terakhir ayah kami. ayah berharap untuk menghadiri pesta perayaan 100 tahun ini meski terbaring sakit. Ayah memikirkan hari-hari indah disini saat membuat mie bersama tuan Uhm. Tapi ayah menutup matanya sebelum bisa melakukan hal itu. Ayah juga berdoa agar pabrik mie anda dapat terus berjalan berabad-abad". 

Kakek menangis, ia memegang foto tuan Choi "terima kasih Soon Cheol, terima kasih sudah datang sejauh ini". Kakek lalu membawa foto tuan Choi berkeliling di pabrik.

Chul Goo bertanya pada Young Ja, Chae Won ada dimana. Ia menebak Chae Won pergi menemui Se Yoon. Young Ja bertanya apa masalahnya jika mereka bertemu. Chol Goo bertanya apa maksud perkataan ibunya, suami mana yang diam saja melihat istrinya bertemu dan menjalin hubungan dengan pria lain. Young Ja bilang Chae Won pergi kerumah kakeknya menghadiri perayaan 100 tahun usaha keluarga. 

 Chul Goo berdiri, Young Ja bertanya Chul Goo mau kemana. Chul Goo menjawab tentu saja ia ingin menjemput istrinya bagaimana jika ia berbohong dan menemui pria itu, ia akan memastikan sendiri. Young Ja mengomel, dia akan pulang sendiri kenapa harus repot-repot menjemputnya, Young Ja mengeluh "aku bisa gila".

Nenek melihat Chae Won membawa tas, ia bertanya apa cucunya sudah akan pulang, Chae Won menjelaskan ibu mertuanya sedang dirumah, sepertinya ia tak enak badan. Nenek mengerti, ia menyuruh Chae Won untuk segera pulang. Mertua Chae Won pasti akan marah jika menantunya lama-lama disini disaat ia sakit. Hyo Dong ingin mengantarkan Chae Won pulang, Chae Won menolak ia akan naik taxi, kakek sedang tak enak badan sebaiknya ayah di rumah saja. Hyo Dong meminta Chae Won untuk menunggu, ia akan kembali. 

Chae Won bertemu dengan Se Yoon dihalaman, mereka berdua sama-sama terkejut. Chae Won mengira Se Yoon mencarinya hingga kemari, tapi ia merasa heran kenapa Se Yoon bisa menemukan ia di sini "keluargaku tinggal disini, bagaimana jika mereka melihat kita bersama-sama, tak satupun dari mereka yang mengetahui hal ini. Aku sudah jelaskan bahwa aku tak ada lagi urusan denganmu, aku benar-benar ingin melupakan masa lalu, dan kuharap kau melakukan hal yang sama". Chae Won terus bicara tanpa memberikan Se Yoon kesempatan untuk menjelaskan. 

Chae Won menarik Se Yoon pergi saat mendengar suara ayahnya, Hyo Dong memanggil Chae Won, ia ingin mengantar Chae Won pulang. Chae Won menarik lengan Se Yoon hingga kejalanan besar. Se Yoon melepaskan lengannya "lepaskan aku dan kita bicara, kau telah salah paham, alasan aku datang kemari adalah......".

Chae Won melihat mobil Chul Goo yang berjalan ke arah mereka. Chul Goo marah begitu melihat mereka berdua "aku sudah tahu ini, aku akan membunuh mereka". Chul Goo keluar dari mobil "kau brengsek, kau akan mati ditangan ku hari ini". Chul Goo memukul Se Yoon. Se Yoon terkejut mendapat serangan mendadak, ia bertanya kau siapa.

Chul Goo : aku adalah suami dia, seberapa sering kalian bertemu dibelakangku? Kenapa kau datang kesini?, apa kau ingin memperkenalkan diri pada keluarganya?, apa kau mengatakan pada mereka kau akan menikahinya?".
Chae Won menahan Chul Goo : bukan begitu, kau salah paham padaku.
Chul Goo tak percaya "salah paham, aku salah paham?". Ia menatap Se Yoon : sudah lama aku ingin bertemu denganmu, dan memberi pelajaran. Akhirnya kita bertemu.
Se Yoon : aku bersumpah tak pernah berselingkuh dengan istrimu
Chul Goo : itulah yang seharusnya kau katakan, jangan bertingkah tidak bersalah saat sudah ada buktinya.
Se Yoon : barang bukti mu akan terbukti palsu.
Chul Goo : berhenti omong kosong, kau brengsek.

Chul Goo melayangkan pukulannya ke arah Se Yoon, Chae Won menghalangi dan meminta suaminya untuk tenang.
Chul Goo : hey, apa kau berpihak padanya, sekarang kau berani berpihak padanya di depanku?". 
Chae Won : tidak begitu, yobo. ayo kita bicara, ku mohon. 

Chul Goo mendorong tubuh Chae Won, Se Yoon refleks memegang bahu Chae Won. Chul Goo semakin kesal "kau sampah tidak tahu malu, tak bisa dipercaya". Ia masuk kedalam mobil, Chae Won mengikutinya. 

Chae Won berusaha menjelaskan kalau Chul Goo salah paham, ia tak bermaksud membela Se Yoon. Chul Goo menyetir dengan perasaan marah, ia menyuruh Chae Won diam. Ia menepikan mobilnya menyuruh istirinya keluar. Chae Won memanggil Chul Goo "yobo". Chul Goo : jangan menyebutku seperti itu, kau menjijikkan. Ia membentak "keluar! sekarang!".

Chae Won keluar dari mobil, ia menghela napas melihat Chul Goo yang meninggalkan dirinya.


 Lanjut ke Sinopsis A Hundred Years Inheritance Part 2



















7 comments:

  1. di tunggu episode selanjutnya

    ReplyDelete
  2. trims sinopsisnya m.nuri

    ReplyDelete
  3. mb, chae won ini pernah maen film apa aja yah ? tengkyu sinopnya yah....semangat...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Chae Won nama aslinya Eugene Kim (Kim Yoo Jin, pernah main di film
      TV Series

      A Hundred Year’s Inheritance (MBC, 2013)
      Ohlala Couple (KBS2, 2012)
      Princess Hwapyung’s Weight Loss (KBS2, 2011)
      King of Baking, Kim Tak Goo (KBS2, 2010)
      Creating Destiny (MBC, 2009)
      One Mom and Three Dads (KBS2, 2008)
      I Really Really Like You (MBC, 2006)
      Wonderful Life (MBC, 2005)
      Save the Last Dance for Me (SBS, 2004)
      Loving You (KBS2, 2002).

      Di indonesia sendiri, 2 drama yang ia bintangi telah di putar di indosiar, yakni wonderful life, dan king of baking, Kim tak Goo (Bread, love and dream).

      Delete
  4. Replies
    1. Sama apanya???, tiap sinopsis mempunyai jalan cerita yang berbeda. Tolong dibaca dengan lebih teliti..Thanks....

      Delete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)