Pages - Menu

Monday, February 18, 2013

Sinopsis A Hundred Years Inheritance Episode 8 Part 2


Kediaman rumah keluarga Kim

Hyo Dong datang menjemput Chae Won, ia minta putrinya untuk segera berkemas dan ikut pulang dengannya. Hyo Dong bilang ia telah mendengar Chae Won mengajukan surat cerai sebelum kecelakaan, "kau mungkin tidak ingat, tapi suami dan ibu mertuamu, mereka berdua sama saja. Ayah tidak akan membiarkan kau makan dari uang mereka", tambah Hyo Dong lagi. Chae Won menebak Hyo Dong bertemu dengan Young Ja "apa ibu mertua meminta pada ayah untuk menceraikan aku dan Chul Goo?", tanya Chae Won kemudian.

Hyo Dong sedih melihat Chae Won, ia bicara sambil menahan tangis. "Kenapa kau tidak menceritakannya pada ayah? Kenapa kau bilang kalau kau bahagia setiap kali ayah bertanya padamu? Aku tidak pantas menjadi ayahmu. Ayah seharusnya memperhatikannya lebih awal saat kau terlihat murung dan kurus. Karena kau bilang kau bahagia dan bahwa kau dicintai oleh suami dan ibu mertuamu, ayah mempercayai kata-katamu. Ayah tidak pernah berpikir kalau kau melewati kehidupan pernikahan yang sulit".

Hyo Dong memegang tangan Chae Won "Tinggal dengan ayah. Apa gunanya hidup dalam kemewahan?. Hidup dengan pikiran yang tenang. Itulah hal yang paling penting. Ikutlah denganku dan tinggal dengan kakek dan nenek serta ayah. Okay? ".

Chae Won menarik tangannya, "Aku tidak bisa pergi seperti ini. Tidak, aku tidak mau", ucapnya terisak. Hyo Dong tak mengerti pikiran putrinya. Chae Won bilang ia akan pergi dari rumah ini dengan terhormat setelah mendapatkan kembali ingatannya, bukan seolah-olah diusir seperti ini.

Chul Goo datang, ia berlutut di hadapan Hyo Dong "Tidak, ayah! Ini semua kesalahanku. Aku tidak bisa hidup tanpa Chae Won. Ayah". Hyo Dong menatap Chul Goo dengan tatapan benci dan marah "Sudah terlambat. Kau sudah menandatangani surat cerai!", bentak Hyo Dong pada menantunya. Chul Goo mengaku kesalahannya, tapi ia sadar Chae Won adalah satu-satunya wanita yang ia cintai. Chul Goo berjanji akan bersikap lebih baik pada Chae Won, ia memohon pada Hyo Dong untuk memberikannya kesempatan sekali lagi. Hyo Dong merasa binggung, harus bagaimana.

Choon Hee melihat Hyo Dong duduk merenung di dalam mobil box rumah mie dengan wajah lesu. Ia mengetuk kaca mobil, Hyo Dong tersenyum cerah melihat wanita di hadapannya. Ia membuka pintu mobil, mempersilahkannya masuk, Choon Hee bertanya apa yang dilakukan Hyo Dong disini. Hyo Dong tak menjawab, ia mendesah menghembus napas berat. Choon Hee mendengarkan segala kesedihan Hyo Dong yang tidak mengetahui Chae Won menjalani rumah tangga yang tidak bahagia.

Hyo Dong bercerita, "Ibu mertuanya dulu yang pertama kali menentang pernikahan mereka, Karena kami tidak cukup kaya. Tapi orang tua mempunyai titik kelemahan terhadap anak-anaknya. Jadi kupikir jika mereka tinggal bersama dan mempunyai anak, hal ini akan berubah menjadi lebih baik. Aku tidak pernah bermimpi bahwa putriku akan mengalami banyak penderitaan".

Hyo Dong menangis, Choon Hee menghapus air mata Hyo Dong. Ia ikut merasakan kesedihan hati Hyo Dong yang terisak menangis dalam pelukannya. Tiba-tiba mereka mendengar suara nenek. Hyo Dong melihat nenek dari kaca spion. Mereka panik, Choon Hee bersembunyi di balik badan Hyo Dong.

Nenek menghampiri Hyo Dong dengan wajah gembira, nenek bilang ia dari Senior Center, kakinya sakit, jadi ia menunggu taksi dan kebetulan sekali bertemu dengan Hyo Dong disini. Nenek meminta Hyo Dong mengantarkannya pulang. Hyo Dong menutup kaca jendela mobil setengah, ia terpaksa berbohong dan bilang masih punya urusan yang penting dengan tuan Park, lagi pula arah mereka berlawanan. Ia meminta maaf dan meminta nenek untuk pulang naik taxi. Nenek bengong melihat mobil box pergi menjauh.

Se Yoon pergi ke bar, menjemput Joo Ri yang mabuk. Bartender bilang ia orang yang menghubungi Se Yoon, "kelihatannya dia sedang tertekan. Dia minum semalaman", ucap bertender menjelaskan. Se Yoon berusaha membangunkan Joo Ri. Joo Ri membuka matanya "oh, sunbae, ksatriaku". Se Yoon melilitkan syal ke leher Joo Ri, "kau bisa kedinginan", ucapnya. Joo Ri tersenyum melihat perhatian Se Yoon padanya. Se Yoon membantu Joo Ri berdiri. Joo Ri pergi, sambil mengedipkan mata pada bartender. (ow....rupanya, Joo Ri pura-pura mabuk untuk menarik perhatian Se Yoon).

Chul Goo memutuskan untuk pindah keluar negeri. Hal ini terpaksa ia lakukan melihat Young Ja dan Chae Won yang tak bisa tinggal bersama-sama. Young Ja tentu saja marah mendengar hal in, Young Ja menuduh Chul Goo menelantarkan ibunya demi Chae Won, ia telah kerja keras membanting tulang demi Chul Goo, apa ini balasan kasih sayangnya. Young Ja mencekik lehernya sendiri "ibu  bisa menggigit lidahku dan mati demi dirimu sekarang juga".

Chae Won menenangkan ibu mertuanya, Young Ja berontak "apa gunanya aku hidup saat anakku menelantarkanku. Aku lebih baik mati disini sekarang juga". Young Ja berteriak-teriak meminta belas kasih. Chae Won kebingungan melihat kelakuan Young Ja. Chul Goo merasa muak, ia memilih pergi melihat tingkah ibunya sendiri.

Young Ja berhenti akting setelah Chul Goo pergi. Ia melampiaskan kemurkaannya pada Chae Won "dasar wanita rubah. Siapa yang bilang kau bisa ke luar negeri. Kau kira aku akan melepaskan putraku yang berharga kepadamu?". Chae Won bilang ia tak meminta Chul Goo untuk pindah ke luar negeri, ini ide dia sendiri.

Young Ja menyeret Chae Won keluar "kau benar-benar butuh pengalaman yang pahit, pergi dari hadapanku". Chae Won meminta Young Ja untuk tenang, Young Ja berteriak "bagaimana bisa aku tenang disaat anakku berpaling dariku, Keluar!. Aku sudah muak denganmu". Young Ja menutup pintu, menguncinya dari dalam.
(ya ampun Young Ja kasar banget, dia mendorong kepala Chae Won)

"Tolong buka pintunya! Aku tidak bisa pergi seperti ini!". Tapi teriakannya itu tak berguna sama sekali. Chae Won tak beranjak, ia tetap berdiri di depan pintu, tubuhnya mulai kedinginan.

Joo Ri tertidur dalam mobil, atau lebih tepatnya pura-pura tidur. Ia melirik ke Se Yoon, menggeliat pelan-pelan seperti orang bangun tidur, lalu mencium pipi Se Yoon. Se Yoon terkejut, Joo Ri berpura-pura kembali tidur. Se Yoon kembali bersikap biasa, ia menyangka ciuman itu sebagai kebiasaan buruk Joo Ri yang mencium siapa saja saat dia sedang mabuk.  "ciuman barusan tak berhasil. Lebih baik aku menaikkan itensitasnya, ucap Joo Ri dalam hati.

Joo Ri membuka mata meminta Se Yoon menghentikan mobil. Joo Ri berpura-pura merasa mual.
Se Yoon : Kau tidak apa-apa?. Kau ingin aku menepuk-nepuk punggungmu?
Joo Ri : tak apa-apa, aku hanya mabuk kendaraan.
Se Yoon : Apa kau tinggal di sekitar sini? Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang berjalan kaki.
Joo Ri : Tidak apa-apa. Aku akan baik-baik saja sebentar lagi.
Se Yoon : Kenapa kau minum begitu banyak saat tubuhmu tidak bisa menerimanya? Apa kau ada masalah?.

Joo Ri memeluk Se Yoon "apa kau benar-benar ingin tahu kenapa aku mabuk?. Kau ingin aku mengatakannya padamu?". Se Yoon merasa Joo Ri sungguh aneh hari ini "apa ada masalah?', tanya Se Yoon lagi. Joo Ri menjinjit ingin mencium bibir Se Yoon (eits...gak kena) sebelum hal itu terjadi, Se Yoon lebih dulu menahan tubuh Joo Ri. Se Yoon menganggap Joo Ri benar-benar mabuk. Joo Ri menyangkal, saat ini ia tidak mabuk hanya merasa tertekan. Ia ingin mengutarakan perasaanya pada Se Yoon, tapi batal karena kehadiran bibi yang kebetulan melihat Joo Ri di jalan.

Joo Ri tak mengira bibi akan menganggu disaat seperti ini. "dia sedikit mabuk, bisakah anda mengantarnya pulang?", tanya Se Yoon pada bibi. Bibi mengangguk "tentu saja, tinggalkan dia bersamaku". Se Yoon berpamitan pada Joo Ri, masuk kedalam mobil. Joo Ri melihat kepergian Se Yoon. Ia memandang kesal bibi "kenapa kau harus menggangguku, kau merusak semuanya". Ia meninggalkan bibi dengan langkah kesal.

Se Yoon menghentikan mobilnya, saat melihat Chae Won berjalan sendirian, sambil mendekap tangan kedinginan. Ia menghampirinya. Chae Won menoleh dan terkejut melihat Se Yoon yang berdiri di depannya. Chae Won beralasan ia pergi keluar karena ingin membeli deterjen. Se Yoon tak percaya begitu saja melihat pakaian tipis dan sandal rumah yang Chae Won kenakan. Ia meminta Chae Won masuk kedalam mobil. Chae Won menolak. "masuk saja", ucap Se Yoon menarik tangan Chae Won.

Se Yoon mengambil jaket di kursi belakang, dan memberikannya pada Chae Won.
Chae Won ke Se Yoon : kita akan pergi kemana?. Aku harus cepat pulang dengan membawa roti.
Se Yoon : Bukankah kau bilang kau keluar untuk membeli deterjen?. Aku bukan penculik,
jadi jangan khawatir. Ayo kita makan sesuatu.
Chae Won : makan?
Se Yoon : Aku belum makan malam. Aku tidak ingin makan sendirian. Maukah kau menemaniku?. Aku akan menaikkan suhu pemanasnya. Sebentar lagi suhunya akan lebih hangat.

Chae Won tertidur, saat mereka sampai di depan rumah makan. Se Yoon sengaja tak membangunkan, ia membentulkan letak jaket yang menutupi tubuh Chae Won. Saat Chae Won bangun, gantian Se Yoon yang tertidur. Chae Won menutupi tubuh Se Yoon, dengan jaket yang tadi ia gunakan. Tak lama, Se Yoon membuka mata. Ia mengajak Chae Won masuk ke dalam rumah makan, memberikan kembali jaketnya pada Chae Won.

Chae Won membuka pintu mobil, Se Yoon melihat sandal rumah yang digunakan Chae Won. Ia minta Chae Won untuk menunggu sebentar. Se Yoon mengambil sepasang sepatu dari dalam bagasi. Ia minta Chae Won memakai sepatu itu meski terlalu ukurannya terlalu besar. "aku baik-baik saja", ucap Chae Won menolak halus. Se Yoon menunduk memasangkan sepatu ke kaki Chae Won. Se Yoon bilang ia merasa tak enak hati membiarkan seorang wanita memakai sandal rumah dalam cuaca begini. Chae Won tentu saja terkejut melihat tindakan Se Yoon ini. Belum tentu Chul Goo memperlakukan Chae Won semanis ini.
(ya..ampun wanita mana yang gak melted melihat perhatian Se Yoon ini!).

Se Yoon memesan 2 porsi sup tulang sapi. Chae Won menunduk diam. Se Yoon membantu mencampurkan nasi kedalam soup Chae Won. Ia mulai makan dengan lahap, dan berhenti saat melihat Chae Won menangis. Se Yoon bilang orang-orang akan salah paham dan mengira dirinya adalah pria yang jahat karena telah membuat seorang wanita menangis. Chae Won tersenyum, meminta maaf. Ia mulai makan sup tulang sapi.

Se Yoon berniat mengantar Chae Won pulang, lagi-lagi Chae Won menolak niat baik Se Yoon dengan alasan tak ingin menganggu Se Yoon terlibat dalam masalahnya lagi. Ia meminta Se Yoon meminjaminya ongkos bus. Se Yoon marah, ia tak mengerti pikiran Chae Won yang tetap pulang ke rumah mertuanya meski telah diusir seperti ini. Chae Won menyangkal bahwa dirinya telah diusir, ia hanya kebetulan bertemu dengan Se Yoon saat dirinya keluar membeli sesuatu, tertidur dalam mobil Se Yoon dan makan malam bersamanya.

Chae Won tak mengerti kenapa harus menjelaskan hal ini pada Se Yoon. "Kau yang bilang kalau kita lebih baik mengurusi masalah kita masing-masing', ucap Chae Won.
"Jadi, "Jangan ikut campur urusanku dan menyingkirlah?", balas Se Yoon. Chae Won tak bermaksud seperti itu. Se Yoon memberikan ongkos bus, "Apakah kau naik bus atau tidak,
kau kembali atau tidak, aku tidak peduli. Pergilah saja, kembalilah pada ibu mertua dan suamimu yang tercinta, ucap Se Yoon kesal. Chae Won berjanji akan mengembalikan uang dan sepatu yang ia pakai. "Tidak, kau tidak perlu melakukannya. Kuharap kita tidak bertemu lagi", balas Chae Won dingin.

Se Yoon berlalu menuju mobilnya, ia berbalik melihat Chae Won berjalan berlainan arah. Ia bertanya pada dirinya sendiri "Kenapa aku mencoba untuk bersikap sebagai orang yang berhati hangat?, buang-buang waktu". 

Chae Won duduk kedinginan di dalam bis, ia teringat semua perkataan Se Yoon barusan. Sesampainya di rumah mertuanya, Chae Won menggigil kedinginan duduk di depan pintu "Aku tidak bisa pergi seperti ini. Saat aku harus pergi, aku akan pergi dengan terhormat setelah memulihkan ingatanku. Aku tidak ingin pergi seperti ini seolah-olah aku diusir keluar".
Pagi hari. Chul Goo berdiri disamping, memandang Chae Won tidur. Chul Goo menanyakan keadaan Chae Won begitu melihat istrinya bangun. Semalam Chae Won mengerang kesakitan dan bicara mengigau, jika bukan karena bibi pasti ia sudah mati kedinginan. Chul Goo mengajak Chae Won pergi kerumah sakit, atau panggil dokter untuk datang kerumah. Chae Won bilang ia baik-baik saja, menyuruh Chae Won untuk pergi ke kantor. 

Young Ja masuk, menatap Chae Won sinis, tanpa belas kasih ataupun perasaan bersalah. Chae Won memaksa untuk berdiri meski badannya masih terasa lemas. Chul Goo menahan istrinya untuk tetap berada di atas tempat tidur. Young Ja menyuruh Chul Goo untuk segera mandi dan pergi kerja. "kau menusukkan pisau ke jantungku, tapi kau khawatir berlebihan seperti itu karena dia demam?, tanya Young Ja.  Chul Goo meminta ibunya untuk diam, Chae Won baru saja bangun. Wajah Young Ja berubah semakin jelek mendengar ucapan Chul Goo.
Kakek mengirim pesan video pada Ki Moon, Ki Choon, Ki Ok dan Hyo Dong. Mereka berempat melihat video itu dalam waktu yang sama. Muncul wajah kakek dalam pesan video.
"Hyo Dong, Ki Moon, Ki Choon, Ki Ok, Do Hee, Kang Sook. Dengarlah. Orang-orang membandingkan hidup seperti papan catur. Hidupku seperti menghitung hari. Setelah pesta perayaan 100 tahun, aku membuat keputusan penting. Aku akan pensiun dan menyerahkan pabrik mie kepada kalian. Pabrik mie adalah usaha keluarga kita selama 100 tahun. Dan ladang gandum seluas 10 hentar adalah tanah yang ditukarkan dengan masa mudaku. Sebagai informasi, ladang gandum ini  didesain sebagai zona jalur hijau, tapi saat zona ini dihilangkan segera, ladang ini akan bernilai 10 milyar won. Bagi anak-anakku yang mau pindah ke rumahku  dan menjalankan usaha keluarga, aku akan mewariskan pabrik mie beserta ladang gandum. Bagi kalian yang tertarik, datanglah."

Bagaimana ekspresi mereka berempat, tentu saja terkejut. Ki Choon dan Kang Sook memutuskan untuk menyewakan rumah dan menjual rumah makan mereka. Ki Choon merasa rasa traumanya bisa diatasi. Ki Ok tertarik menjadi penerus, meski ia anak perempuan (selama ini ia selalu berdalih, anak lelaki yang seharusnya menjadi penerus). Do Hee yang semula meratapi uangnya yang lenyap di bawa penipu, dan harus menjual rumah untuk uang pembebasan, pergi ke kantor real estate dengan semangat.


Bibi menyambut kedatangan Young Ja yang baru pulang dari kantor. "Apa yang psycho (Chae Won) itu sepanjang hari", tanya Young Ja pada bibi. Bibi menjawab tidak tahu, tapi sepertinya dia sedang mencari kunci gudang basement untuk mengambil koper miliknya. Young Ja berpikir ada sesuatu hal yang penting yang Chae Won letakkan di dalam koper itu. Ia mengeluarkan kunci gudang basement dari dalam tasnya. Menuju gudang basement.

Chae Won keluar kamar dan berjalan pelan-pelan mengikuti ibu mertuanya dari belakang. Young Ja membuka gembok pintu gudang, Chae Won langsung masuk begitu melihat pintu gudang terbuka. Chae Won menyelinap masuk, Young Ja tak menyadarinya karena lampu ruangan mati. Young Ja menggunakan senter ponselnya untuk menerangi ruangan, mencari koper milik Chae Won.


Young Ja menutup pintu dan menguncinya dari luar setelah menemukan koper yang dia cari. Chae Won baru menyadari dirinya terkunci di dalam ruangan, ia memanggil Young Ja,  "Tunggu, tunggu. Ibu! Kumohon buka pintunya Aku terkunci disini!". Panggilannya itu tidak di dengar Young Ja. Chae Won berusaha membuka pintu, ia berteriak panik "Ibu! Kumohon buka pintunya! Ibu!".

Teriakan itu membuat semua ingatan Chae Won kembali. Chae Won ingat saat ia dikurung di rumah sakit jiwa, dan meminta tolong pada Se Yoon. Ia juga ingat segala perbuatan jahat Young Ja dan perlakuan kasar Chul Goo. Chae Won terdiam mengumpulkan segala memori di kepalanya. "Aku mengingat semuanya. Sekarang semuanya jelas".


END

7 comments:

  1. lanjuttttttttttttttttt
    alya

    ReplyDelete
  2. Huwaaaaa akhirnya Chae Won ingatannya balik lagi....

    inti dari drama ini belum tersentuh ya... siapakah penerus usaha Mie kakek... hmmm aku nebak kayaknya penerusnya itu Chae Won sama suami barunya deh... (berharap sih Se Yoon hehe)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba anis blognya kenapa? Ada yg copaste ya... Hiksss diprotek gk bisa baca QoA....

      Delete
  3. Tebakanku juga sama ma mba anis :-) balas dendamnya ke mertuanya lewat pabrik mie kakek. Karna mertua chae won kan bisnisnya makanan juga.

    Ni brapa episode ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. @anis : Se Yoon mesti kudu en harus jadi suami baru Chae Won, hehehheehhe
      @dwie shi : Drama ini berjumlah 50 episode, bakal panjang banget......

      Delete
  4. 50 episode?? ;-) semanggt ya mba nuri Buat sinopnya sampai episode terakhir.....

    ReplyDelete
  5. semangat nulis sinopnya y mba...

    ReplyDelete

Thanks sudah mampir di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar ya...Trims....:)